>>
Anda sedang membaca ...
Catatan Dahlan Iskan, Manufacturing Hope

Tempat Bersandar Harus Kukuh

Senin, 02 Januari 2012

Tentu ini bukan rahasia negara –karena yang saya kemukakan hanya suasananya. Dalam beberapa sidang kabinet belakangan ini Presiden SBY begitu keras –dalam ucapan maupun mimik wajahnya. Terutama ketika menyangkut pelaksanaan program-program kabinet yang lambat. Bahkan, Presiden SBY sampai masuk ke persoalan yang detail. Belum pernah presiden memimpin rapat kabinet begini keras dan detail.

Misalnya, ketika membahas birokrasi yang menurut penilaian presiden ternyata menjadi salah satu penyebab utama keterlambatan banyak program. Dalam hal kelambanan birokrasi ini boleh dibilang presiden sudah sampai tahap marah –benar-benar marah.

Misalnya, begitu banyak pejabat pusat dan di daerah yang mengatakan bahwa rancangan keputusan sudah di meja presiden. Padahal, masih entah di mana. Ini bisa menimbulkan anggapan presiden yang lambat.

Walhasil, keterlambatan birokrasi seperti itu tidak boleh lagi terjadi pada 2012. Bahkan, entah sudah berapa kali presiden meminta agar para menteri ”bekerja dan berpikir dan bertindak out of the box”. Tidak boleh lagi bekerja seperti biasanya dan mengambil jalan yang biasa. Bahkan, presiden sendiri seperti menantang birokrasi untuk beradu cepat. ”Hari ini sampai di meja saya, esok harinya sudah saya tanda tangani,” tegas beliau.

Tentu kemarahan presiden seperti itu tidak akan sampai terlihat di publik. Presiden terlalu santun untuk urusan seperti ini. Tapi, ke dalam, terlihat jelas bahwa Presiden SBY berubah. Dia ingin mewujudkan ucapannya di depan publik beberapa waktu lalu bahwa gaya kepemimpinannya akan lebih tegas dan cepat.

Perubahan itu juga terasa saat melakukan perjalanan dengan naik kereta api ke Cilacap pada 28 Desember lalu. Itulah perjalanan darat 6,5 jam untuk meresmikan dimulainya pembangunan kilang minyak Pertamina. Inilah pembangunan kilang minyak pertama dalam masa setelah Orde Baru.

Sepanjang perjalanan itu berbagai agenda dibahas. Mirip rapat kabinet terbatas yang sangat intensif. Soal kemiskinan, energi, pangan, teknologi, perdagangan, sampai ke soal konsep mendasar perlunya Polri menyesuaikan diri dengan tantangan baru: terjadinya ketegangan di masyarakat seperti di Mesuji dan Bima. Sudah tentu dibahas pula program BUMN –termasuk perlunya struktur beberapa BUMN diubah.

Dalam hal kemiskinan juga dibahas kondisi berbagai daerah. Saya sempat menyampaikan terobosan yang dilakukan beberapa bupati dari daerah tertinggal. Misalnya, bupati Lebak yang berambisi menuntaskan ketertinggalannya pada akhir 2013. Juga bupati Ngada di Flores yang sampai mengancam mengundurkan diri kalau DPRD setempat menolak pengalokasian dana APBD untuk program pemberian sapi bagi 18.000 penduduk miskin di kabupaten itu.

Bupati ini memang istimewa. Mobil dinasnya Kijang tua karena dia memilih APBD untuk mengurangi kemiskinan daripada untuk membeli mobil dinas baru. Dia melihat tidak ada cara lain yang lebih cepat mengentas kemiskinan di Ngada kecuali lewat pembagian sapi dan pembangunan bendungan untuk irigasi di Bajawa.

”Rapat sambil menyusuri rel kereta api” itu juga berlangsung sangat intensif karena kami berada dalam satu gerbong yang tempat duduknya berhadap-hadapan sangat dekat. Waktunya juga sangat cukup. Tidak diburu acara lain. Siang itu peralatan karaoke yang ada di gerbong tersebut tidak laku. Presiden seperti tidak kehabisan agenda untuk dikemukakan. Presiden seperti benar-benar tidak sabar ingin menuntaskan semua program besar kabinet.

Setelah mengikuti beberapa kali sidang kabinet dan juga perjalanan ke Cilacap ini, tampaknya reformasi birokrasi akan jadi salah satu fokus presiden. Tampaknya, reformasi birokrasi tidak bisa ditawar lagi. Presiden terlihat tidak puas mengapa reformasi birokrasi selama ini hanya lebih banyak dikaitkan dengan perubahan sistem gaji.

Mengingat reformasi birokrasi akan menjadi salah satu agenda utama 2012, reformasi birokrasi di BUMN juga harus berjalan, bahkan lebih cepat. Tidak boleh BUMN yang sifatnya lebih korporasi tertinggal oleh kementerian lain yang orientasinya bukan korporasi. Kalau birokrasi yang instansional saja bertekad melakukan reformasi, apalagi BUMN yang korporasional.

Wajah korporasi jelas harus lebih cair dari wajah instansi. Masa lalu BUMN yang lebih dekat dengan sifat instansional benar-benar harus berubah. Itulah sebabnya, pelimpahan begitu banyak wewenang menteri kepada setiap korporasi menjadi jantung dari reformasi birokrasi di BUMN. Dengan reformasi kewenangan itu, rentetannya akan panjang: komisaris tidak bisa lagi asal-asalan, direksi tidak bisa lagi main politik dan sekaligus kehilangan peluang untuk menjilat.

Persetujuan dewan komisaris, misalnya, kini harus tegas: setuju atau tidak setuju. Tidak bisa lagi ada dewan komisaris yang memberikan persetujuan dengan catatan.

Selama ini terlalu biasa dewan komisaris dalam memberikan persetujuan atas program direksi disertai catatan-catatan –yang kesannya dewan komisaris ingin cari selamat sendiri. Secara berseloroh sering saya kemukakan, sifat persetujuan dewan komisaris itu harus seperti wanita yang habis bercinta: hamil atau tidak hamil. Tidak ada istilah ”agak hamil” dalam kamus wanita. Karena itu, ke depan persetujuan dewan komisaris harus tegas: setuju atau tidak setuju. Tidak ada istilah ”agak setuju”.

Bagi saya, disetujui atau tidak disetujui tidak masalah. Yang penting keputusan itu diberikan dalam waktu cepat. Korporasi memerlukan kecepatan. Speed. Banyak sekali peluang yang lewat karena unsur speed diabaikan. Pengadaan MA 60 Merpati menjadi contoh nyata hilangnya kesempatan itu.

Katakanlah dewan komisaris tidak setuju atas usul program direksi. Kemungkinannya masih banyak. Direksi merevisi usulnya, direksi menyadari bahwa usulnya memang kurang bagus, atau direksi tetap merasa usulnya sangat bagus. Dalam hal yang terakhir itu direksi diberi peluang untuk appeal ke Kementerian BUMN. Kementerian BUMN-lah yang akan memberikan penilaian siapa yang sebenarnya kurang entrepreneur. Kementerian tidak akan memberikan kata putus karena kementerian tidak boleh intervensi kepada korporasi. Tapi, kementerian bisa mengambil kesimpulan untuk menilai personalia di kepengurusan BUMN tersebut.

Untuk itu, kuncinya adalah speed. Tidak disetujuinya sebuah program pun tidak masalah asal keputusan diberikan dengan cepat. Tidak digantung. Dengan demikian, direksi bisa segera menyusun langkah baru lagi: merevisi, melupakannya, atau membuat program yang baru sama sekali.

Tentu tidak hanya jantungnya yang berubah. Kulit-kulitnya juga perlu berubah. Karena itu, saya sangat menghargai langkah Dirut PT Kereta Api Indonesia (KAI) I. Jonan, yang pada 2012 ini akan mengubah seragam karyawan PT KAI agar tidak lagi sama dengan seragam pegawai negeri Kementerian Perhubungan.

Soal seragam, sebenarnya tidak terlalu penting. Ini hanya kulit-kulitnya. Tapi, soal kulit kadang lebih menarik daripada isinya. Sewaktu di PLN pun saya pernah menghapus baju seragam. Ini gara-gara baju seragam dinilai dijadikan objek korupsi. Toh, kinerja tidak terpengaruh oleh atau tanpa baju seragam. Tentu saya tidak antibaju seragam. Silakan berseragam, hanya jangan dijadikan objek korupsi!

Gaya-gaya instansional BUMN yang lain juga harus berubah. Dan, ini akan lebih banyak ditentukan oleh CEO-nya, oleh direktur utamanya. Sangat tidak bernada korporasi kalau dalam acara-acara intern pun seorang direktur utama memberikan sambutan dengan cara membaca sambutan. Berpidato dengan cara membaca hanya boleh untuk acara yang melibatkan pihak di luar perusahaan.

Karena itu, tim yang pekerjaannya membuatkan pidato direktur utama sebaiknya juga dibubarkan. Tidak pantas di BUMN ada pegawai yang pekerjaannya membuatkan pidato direktur utama –seolah-olah sang direktur utama begitu tidak menguasai masalah perusahaan yang dipimpinnya.

Keberadaan staf ahli di sekitar direktur utama, kalau masih ada, juga harus dihapus. Direktur utama haruslah orang yang paling ahli di perusahaan itu. Saya tahu tidak semua direktur utama BUMN memiliki staf ahli. Saya juga tahu bahwa banyak staf ahli yang sebenarnya tidak ahli, melainkan hanya sebagai penampungan para senior yang harus ditampung.

Saya sendiri akan menghapus staf ahli menteri BUMN tahun ini. Kebetulan beberapa staf ahli memang memasuki masa pensiun. Saya tidak akan mengisi lowongan itu dengan orang baru. Penghapusan staf ahli menteri BUMN ini merupakan langkah kedua. Langkah pertama sudah saya lakukan dua bulan lalu: menghapus jabatan staf khusus menteri BUMN. Meski tidak ada staf khusus, rasanya tidak ada sesuatu yang hilang.

Memang, masih ada satu orang yang selalu bersama saya, yakni A. Azis. Tapi, dia bukan staf khusus. Jabatannya segera jelas bulan ini setelah penataan di kementerian dilakukan. Tidak adanya staf khusus menteri BUMN ini perlu diketahui –agar masyarakat jangan sampai ada yang tertipu. Kementerian BUMN memang harus agak berbeda. Kementerian ini harus lebih bernuansa korporasi.

Setelah tidak ada staf ahli dan staf khusus, saya akan lebih bersandar kepada wakil menteri dan para deputy menteri BUMN. Saya harus memercayai struktur sepenuhnya sampai personalia di struktur itu diketahui tidak bisa dipercaya. Deputy-lah staf ahli dan staf khusus saya yang sebenar-benarnya.

Tentu saya juga lebih bersandar kepada para direksi dan komisaris. Terutama kepada direktur utama dan komisaris utama. Saya harus percaya sepenuhnya kepada mereka dan mengandalkan sesungguh-sungguhnya mereka. Lantaran merekalah tempat sandaran yang utama, orangnya harus kukuh. Harus bisa diandalkan sebagai tempat bersandar. Tempat bersandar yang rapuh hanya akan membuat orang yang bersandar kepadanya, seperti saya, ikut roboh.

Maka, tidak ada pilihan lain. Begitu saya mengetahui tempat sandaran saya itu ternyata tidak kukuh, pilihannya tinggal dua: membiarkan diri saya ikut roboh atau saya mengganti sandaran tersebut dengan sandaran lain yang lebih kukuh. Prinsip out of the box memang sudah waktunya benar-benar dilaksanakan. (*)

Dahlan Iskan
Menteri  BUMN

Diskusi

191 respons untuk ‘Tempat Bersandar Harus Kukuh

  1. Si Pembuat Berita Itu Kini Jadi Target Pemburu Berita (1)

    31 Dec 2011

    Bagi rata-rata pemimpin koran di dalam jaringan Jawa Pos Grup, Pak Dahlan naik kereta atau ojek itu tidak mengandung keanehan samasekali. Jelas sangat jauh dari hasrat bikin sensasi, apalagi membangun citra. Itu hanya kebiasaan lama.

    Tahun 2011 diakhiri dengan gonjang-ganjing keseharian Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (Meneg BUMN) Dahlan Iskan. Terakhir adalah kehebohan, ketika dia naik kereta api (KA), sarana transportasi umum rakyat jelata, lalu naik ojek menuju Istana Bogor, untuk menghadiri rapat kabinet yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

    Sebenarnya itu ‘kejadian biasa’. Artinya, biasa dilakukan Pak Dahlan. Bahkan sudah terjadi untuk kesekian kali, sejak dilantik menjadi Meneg BUMN Oktober 2011. Namun hari itu rencananya naik KA rupanya tercium wartawan di Jakarta. Maka Pak Dahlan pun mereka kuntit sejak di Stasiun Manggarai Jakarta.

    Para wartawan dari media cetak, online maupun stasiun televisi nasional mengikutinya sampai di Stasiun Bogor. Sebagai orang yang sangat akrab dengan dunia kewartawanan, tentu Pak Dahlan tak berusaha menghindar. Apalagi sebagai Ketua Serikat Perusahaan Pers (SPS) Pusat, Pak Dahlan tahu para wartawan itu memburunya karena ada yang menarik untuk diberitakan.

    Bagi para wartawan, yang menarik diberitakan tentulah ini: seorang menteri negara yang mengurusi BUMN beromset Rp 3.000 triliun, yang mau rapat di Istana Bogor, naik kereta api bersama rakyat jelata, berdiri pula, lalu melanjutkannya dengan naik ojek!

    Maka kehebohan pun terjadi begitu berita itu disajikan di media online hari itu juga, lengkap dengan fotonya. Apalagi kemudian stasiun-stasiun televisi nasional juga menayangkannya.

    Memang sangat banyak respon positifnya. Bisa dilihat dari komentar-komentar di jejaring sosial hari itu. Termasuk yang masuk ke telepon genggam, maupun yang disampaikan langsung kepada saya ketika bertemu kenalan. Seolah masyarakat Indonesia sedang sangat menantikan hadirnya pemimpin yang benar-benar merakyat.

    Tapi ada juga yang merespon negatif, yang menganggap Pak Dahlan sedang tebar pesona untuk kepentingan suksesi kepala negara, dua tahun lagi.

    Saya berada di dekat Pak Dahlan sejak 30 tahun silam, sampai sekarang. Kejadian naik kereta bersama rakyat jelata dari Jakarta ke Bogor maupun sebaliknya itu hal biasa saja. Saya sudah beberapa kali diajaknya, ketika mengunjungi kantor surat kabar dalam jaringan Jawa Pos Grup yang terbit di Bogor, yakni Radar Bogor.

    Terakhir, tiga tahun lalu. Di kereta itu kami ya berjejalan bersama penumpang yang membawa ayam dagangan, yang membawa sayur-mayur, menyelip di antara pedagang rokok, dan pedagang kacang goreng yang berseliweran menjajakan dagangan saat kereta berjalan. “Dengan naik kereta ini kita lebih cepat sampai ke tujuan, kareta bebas dari kemacetan lalulintas Jakarta,” kata Pak Dahlan ketika itu.

    Bahwa sejak diamanahi sebagai Meneg BUMN menjadi lebih sering naik KA, saya yakin, ya karena ada yang hendak dipahaminya. Memang begitulah kebiasaan Pak Dahlan dengan pekerjaannya. Semuanya diselami dengan sangat dalam, untuk kemudian dicarikannya solusi-solusi terbaik.

    Pak Dahlan tidak pernah setengah-setengah belajar tentang apapun. Terakhir, untuk memahami operasional pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), Pak Dahlan tinggal berhari-hari di lokasi PLTU Embalut, di Tenggarong Seberang. Tengah malam terbangun dari tidurnya, Pak Dahlan “bertahajud” menemui para operator PLTU Embalut. Menanyakan detil operasionalnya. Berhari-hari ini dilakukannya, dan berkali-kali pula di kesempatan bulan lainnya.

    Maka jika anda sekarang bertanya kepada pak Dahlan tentang proses kerja PLTU, saya yakin anda akan mendapatkan penjelasan yang tidak kalah dari penjelasan profesor ahli listrik.

    Soal Pak Dahlan naik ojek, pun tidak ada yang aneh bagi para pimpinan surat kabar di jaringan Jawa Pos Grup. Sering kali saya ingatkan mereka, jika dapat kabar Pak Dahlan akan datang, jangan terlambat menjemputnya. Sebab bisa bikin Pak Dahlan naik ojek. Kejadian itu sudah pernah terjadi di Banjar Baru (Kalimantan Selatan), Palu (Sulawesi Tengah), Palangka Raya (Kalimantan Tengah), tiga wilayah yang langsung di bawah kendali saya.

    Kantor pusat koran kami di Kalimantan Selatan berada di kota Banjar Baru, tidak jauh dari Bandar Udara Syamsudin Noor.

    Ketika itu Pak dahlan mengabarkan rencana ke Banjar Baru. Karena saya sedang padat kegiatan di Kalimantan Timur, tidak bisa menemani. Maka saya sampaikan kepada pimpinan koran Radar Banjar untuk menjemputnya di bandara, dan jangan terlambat. Ternyata pimpinan koran Radar Banjar terlambat datang. Sampai penumpang terakhir pesawat itu meninggalkan ruang kedatangan, dia tidak bertemu dengan Pak Dahlan. Apa yang terjadi? Ternyata Pak Dahlan sudah berada di kantor Radar Banjar. Siapa yang mengantarnya ke situ? Tukang ojek.

    Tidak ada kemarahan pada si penjemput. “Pesawat yang saya tumpangi tadi kelajuan, makanya saya datang lebih awal,” kata Pak Dahlan sembari melepas senyum khasnya. Demikian dikisahkan pimpinan koran Radar Banjar kepada saya. Sejak peristiwa itu, sampai berminggu-minggu berikutnya, pimpinan Radar Banjar mengaku merasa terhukum secara batiniah, karena teledor terlambat menjemput Pak Dahlan.

    Meski saya tegaskan bahwa Pak Dahlan bukan pemarah dan bukan pula pendendam, toh pimpinan Radar Banjar yang masih remaja ketika itu, merasa sangat bersalah.

    Demikian pula ketika pertama-tama saya bertugas di Balikpapan. Ketika itu Bandara Sepinggan masih buruk, jaraknya dari kantor kami hanya tiga kilometer. Setiap mengunjungi kantor Kaltim Post, Pak Dahlan malah tidak pernah memberi kabar. Tiba-tiba muncul di ruang tamu kantor Kaltim Post. Ketika saya tanya “Siapa yang jemput?” – Pak Dahlan dengan enteng menjawab, “Naik ojek”.

    Begitupun saat di Makassar telat dijemput, Pak Dahlan jalan kaki menuju jalan raya lalu naik pete-pete (angkot) ke kantor Fajar. (Zainal Muttaqin / bersambung)

    sumber : http://www.batampos.co.id/index.php/2011/12/31/si-pembuat-berita-itu-kini-jadi-target-pemburu-berita-1/

    Si Pembuat Berita Itu Kini Jadi Target Pemburu Berita (2-Habis)

    1 Jan 2012

    ”Saya jadi yakin Pak SBY sebenarnya menginginkan adanya terobosan-terobosan menuju kebaikan negara kita. Sayangnya, banyak yang tidak bisa melihat keinginan itu,” kata Pak Dahlan suatu ketika.

    DAHLAN Iskan Capres. Demikian judul berita utama Pikiran Rakyat, surat kabar terbesar di Jawa Barat dan Banten, edisi Jumat 30 Desember 2011. Ini untuk kesekian kalinya media cetak, online maupun stasiun televisi nasional menghubung-hubungkan Pak Dahlan dengan suksesi kepala negara.

    Simaklah jawaban Pak Dahlan ketika ditanya Sys NS, yang memandu salah satu acara di TV One. “Apakah Pak Dahlan siap jika dicalonkan sebagai presiden oleh parpol pada pilpres yang akan datang?”

    “Waduh, saya jangan ditanya soal itu. Nanti membuat saya tidak lagi bekerja dengan ikhlas, karena ada target jadi presiden,” jawab yang ditanya.

    Kepada banyak orang yang bicara capres, Pak Dahlan selalu bilang: “Itu bahaya! Bisa-bisa orang menilai bahwa saya kerja keras itu karena ada maksud politik. Itu bahaya. Bisa mengganggu keikhlasan saya dalam mengabdi. Astaghfirullah!”
    Sebagian orang bisa tidak percaya dengan jawaban itu. Siapa sih yang tidak ingin jadi presiden? Tapi saya yang 30 tahun lebih bersama Pak Dahlan, sampai sekarang meyakini jawaban Pak Dahlan itu bukan basa-basi.

    Prinsip kepemimpinan yang diajarkan Pak Dahlan kepada kami di jaringan surat kabar Jawa Pos Grup adalah: jika kita tidak bisa menjadi bawahan yang baik, tentu kita tidak akan bisa menjadi atasan yang baik.

    Saat ini Pak Dahlan sedang menjadi bawahan Presiden SBY. Tentu tabu baginya membicarakan pengganti SBY, sekalipun secara undang-undang SBY tidak bisa lagi menjadi presiden karena sudah menduduki posisi itu dua periode. Maka sebagai bawahan SBY, Pak Dahlan berusaha dengan segala kemampuan untuk mendukung SBY sukses besar di akhir kepemimpinannya.

    Sejak masih menjabat Direktur Utama PT PLN, Pak Dahlan sudah dihubung-hubungkan dengan suksesi kepala negara. Pernah salah satu lembaga survey di Jakarta merilis: “Popularitas Dahlan Iskan sudah di atas Megawati”. Padahal hasil-hasil survey sebelumnya menyebutkan Megawati teratas, disusul Parbowo Subianto, Wiranto, Hatta Rajasa dan lain-lain.

    Ketika itu pula saya langsung meminta Ketua Forum Pemimpin Redaksi Jawa Pos Grup untuk mengadakan pertemuan, dan sudah dilakukan di Jakarta pertengahan Desember lalu. Kami ingin semua media di grup Jawa Pos tidak memberitakan Pak Dahlan dalam kaitannya dengan suksesi kepala negara.

    Kami mengambil inisiatif itu, karena kami paham Pak Dahlan pasti tidak berkenan diberitakan seperti itu, tetapi punya keseganan menyampaikannya. Pak Dahlan tidak biasa melarang-larang wartawan memberitakan sesuatu. Biasanya Pak Dahlan sebatas mengajak diskusi wartawan tentang suatu berita. Hasil akhirnya: terserah si wartawan akan menulis seperti apa.

    Ketika masih menjadi salah satu redaktur di Jawa Pos, saya pernah menurunkan artikel yang membuat perusahaan penerbangan Garuda sangat marah kepada Jawa Pos. Akibatnya, Garuda dan Merpati ketika itu tidak mau mengangkut koran Jawa Pos ke luar Jawa. Maka berhari-hari Jawa Pos menumpuk di Bandara Juanda Surabaya.

    Direktur pemasaran Jawa Pos ketika itu sangat marah kepada saya. Bahkan sampai mengusulkan saya diberhentikan saja. Namun Pak Dahlan justru membela saya. “Apa yang dilakukan Zainal Muttaqin itu bagian dari otoritas wartawan. Saya sudah mengecek ke Zainal, artikelnya itu sudah sesuai fakta. Ya sudahlah, kalau koran kita memang tidak diangkut oleh pihak yang marah karena berita kita,” kata Pak Dahlan. Saya tak bisa melupakan kejadian ini.

    Dengan tidak diangkut keluar Jawa ketika itu, Jawa Pos tentu mengalami kerugian puluhan juta rupiah setiap hari. Demikian pula para agen koran di daerah, yang praktis juga kehilangan sebagian rezeki.

    Kami meyakini semua yang dilakukan Pak Dahlan dalam menjalankan tugasnya sebagai orang pemerintahan adalah melakukan yang terbaik untuk kemajuan republik ini. Tidak ada hasrat untuk mendapatkan popularitas-popularitas pribadi maupun kelompok.

    Dari sering kali ngobrol, saya bisa menangkap kesan, bahwa Pak Dahlan sangat menghormati SBY. Diungkapkannya, apapun yang dilakukannya di PLN, yang bisa jadi membuat tidak nyaman orang-orang dekat SBY, ternyata tidak pernah mendapat teguran. “Saya jadi yakin Pak SBY sebenarnya menginginkan adanya terobosan-terobosan menuju kebaikan negara kita. Sayangnya, banyak yang tidak bisa melihat keinginan itu,” kata Pak Dahlan suatu ketika.

    Maka, jika saja membaca berita utama koran Pikiran Rakyat itu, saya yakin Pak Dahlan tidak berkenan. Pendek kata, jangan kaitkan kerja “habis-habisan” sebagai Meneg BUMN itu dengan suksesi kepala negara. Pak Dahlan hanya mau bekerja kaffah untuk republik yang dia cintai ini. Ai guo, kata orang Tiongkok. ***

    Catatan Zainal Muttaqin, Wakil Dirut JPNN

    sumber : http://www.batampos.co.id/index.php/2012/01/01/si-pembuat-berita-itu-kini-jadi-target-pemburu-berita-2-habis/

    Posted by administrator | 2 Januari 2012, 4:15 pm
    • mantabb boss, mudah2an bisa membawa bgsa indonesia lbih maju lagi,

      Posted by mbah sho | 2 Januari 2012, 10:09 pm
    • walaupun tidak kenal secara pribadi, insyaAllah saya yakin bahwa apa yang dilakukan pak dahlan bukan untuk mencari sensasi atau pamer citra pada masyarakat luas. apalagi dikait-kaitkan dengan ambisi untuk menjadi RI1. yang mengatakan bahwa beliau cuma cari muka di mata rakyat indonesia adalah orang-orang culas yang takut kesaing dengan pak dahlan. atau orang-orang yang takut kedepak dari kursi empuknya oleh pak dahlan. atau orang-orang yang justru mengatakan itu, biar diliput media, lantas jadi terkenal. ajing mumpung lah istilahnya. maju terus pak DIS!!

      Posted by Nur Ali Muchtar | 2 Januari 2012, 11:51 pm
    • http://www.rajaprediksi2.com
      Thanks sobat tempatnya

      Posted by MASTER PREDIKSI | 3 Januari 2012, 10:54 am
    • pak dahlan jangan jadi presiden dulu..banyak yang belum berpikir rasional, kalau ada apa tahu2 yang disalahkan presidennya. mending tetep jadi men. BUMN biar BUMN semakin kuat. selain itu pak dahlan biar bisa menularkan budaya pengabdiannya pada pejabat yang lain..
      smoga yang dilakukan pak dahlan diridhoi oleh Allah SWT

      Posted by farid hanafi | 3 Januari 2012, 1:18 pm
    • Saya harap apa yang sudah bapak lakukan di PLN dan Kementerian BUMN akan menjadi bola salju kebaikan bagi Indonesia. Semoga bapak tetap sehat dan bisa mengabdi bagi bangsa ini. Seperti pepatah Harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama.

      Juga info bagi bapak untuk makanan sehat. Ada shabu-shabu dari Korea yang tidak pakai vetsin di Gandaria City lantai dasar, namanya Chaesundang. Resto ini sangat terkenal di Korea.

      Posted by David B Mihardja | 3 Januari 2012, 8:47 pm
    • Adalah sebuah kebaikan dg apa yg dilakukan Jawa Pos utk tidak menampilkan berita yg berkaitan Pak DI jadi Capres. Saya harap ini tidak hanya untuk Pak DI seorang saja karena hal ini berkaitan dg adanya kewajiban antara sesama kita untuk saling menjaga isi hati kita supaya dpt bekerja dg ikhlas – sebagai pengabdian kita kepada Tuhan dan masy. sekitar.

      Semoga Jawa Pos bisa menjadi teladan bagi media yang lain. ^^

      Posted by kalingga | 4 Januari 2012, 10:07 am
      • betul bozz, bahakan banyak raja media sekarang ini dengan sangat vulgar mencitrakan kebaikan dan iklan2 dirinya dan kelompoknya untuk tujuan politik (kekuasaan)… mudah2n rakyat indonesia tidak terjebak dalam iklan semu orang2 yg menyebut dirinya calon pemimpin ini…

        Posted by bandung bondowoso | 10 Februari 2012, 8:08 am
    • Allahu Akbar, terimakasih ya Allah engkau turunkan pemimpin seperti pak dahlan iskan kepada negeri ini.
      bagi yg ingin gabung grup Pak DIS jadi presiden disini http://www.facebook.com/groups/dahlaniskangroup/

      Posted by deden hapsari | 4 Januari 2012, 11:43 am
    • Pak Muttaqin yang cerdas,

      saya sungguh sangat percaya dengan apa yang dilakukan pak Dahlan adalah murni dari hati dengan penuh ketulusan tanpa pamrih, dan percaya dengan seluruh apa yang anda tulis….karena sesungguhnya jika seorang manusia berasal dari Allah maka orang itu akan taat atas seluruh firmanNYA.

      dan yang dilakukan pak Dahlan adalah melaksanakan firman Allah di-dalam kehidupan sehari-hari….dan melaksanakan firman Allah di-dalam kehidupan harian adalah sangat sulit dan langka dilakukan manusia; yang saking sedikitnya termasuk kelompok minoritas dalam hal bertindak ketulusan dan kebenaran…; maka tidak heran jika sebagian pembaca tidak percaya atas yang dilakukan pak Dahlan sebagai kutulusan dan bercita untuk merubah negeri tercinta ini menjadi lebih baik, dan hanya menjalani seperti apa yang diperintahkan Allah yang dia percayai….

      Memang; ketika kita berlaku tindak BEDA dari kebanyakan laku tindak sesama disekeliling kita, beda dalam arti lebih mengikuti arah kebenaran dan sesuai firmanNYA maka akan ada dua hal: 1) disuka dan dipercaya, 2) tidak disuka/dimusuhi dan tidak dipercaya sehingga dikaitkan-kaitkan dengan berbagai issue yang memojokkan orang berlaku positif. Sebagai manusia. pak Dahlan, tentu tidak sempurna dan pasti ada kelemahannya juga.

      Sesungguhnya mereka yang tidak percaya ketulusan pak Dahlan itu mencerminkan kepribadian orang itu sendiri (you are what you say) singkatnya justru dialah yang apabila berposisi spt pak Dahlan akan berlaku tindak hanya untuk Tebar Pesona, bukan ikhlas;

      Maju teruuuuussss pak Dahlan….kami mendukung…banyak orang yang alami perlakuan seperti yang pak Dahlan terima…karena kami juga sering alami hal serupa, lingkungan tidak (belum) paham akan apa yang kita kerjakan sebagai sebuah persembahan untuk negeri tercinta…

      sebenarnya pendapat kontra kebenaran pak Dahlan itu semua hanyalah salah persepsi, atau sebuah kebenaran subyektif sang penilai pak Dahlan; belum menjadi sebuah kebenaran inter-sebyektif karena mereka sesungguhnya belum mengenal siapa pak Dahalan dan belum ada dialog dengan pak Dahlan.

      saya ingat betul terobosan pak Dahlan ketika ada krisis, kertas menjadi lebih mahal, tetapi harga tidak dinaikkan dan koran Jawa Pos mau tetap terbit 32 halaman; apa yang dilakukan seorang Dahlan Iskan? MENGECILKAN UKURAN KORAN, dari super lebar menjadi agak kecil….dan sekarang justru menjadi trend size daily news di negeri ini… inilah tindakan “out of the box” yang seharusnya diterapkan di “era reformasi” ….

      salam hormat dari kami Theresia Ronny Andayani;
      “belajar dan melayani”

      Posted by Theresia Ronny Andayani | 4 Januari 2012, 12:17 pm
    • membaca dua buku Pak Dahlan yaitu “ganti hati” dan “dua tangis dan ribuan tawa”, mengikuti tulisan2 di blog ini membuat siapapun begitu mengenal beliau. Alangkah bahagianya negeri ini jika banyak orang2 seperti beliau. Indonesia pasti akan lebih hebat dari Malaysia, Cina bahkan Amerika…. Hidup pak Dahlan… Teruskan berjuang untuk negeri ini…

      Posted by saswiyanti | 4 Januari 2012, 1:19 pm
    • pokoknya aku pingin Pak Dahlan Iskan mau jadi jadi presiden…………….titik. sudah jelas kualitasnya tidak perlu diragukaan nlagi……………..

      Posted by agus s | 5 Januari 2012, 3:49 pm
    • i’m agree with you bozz…sejak pak DIS jadi Men BUMN saya jadi takut…kalo banyak orang akan menanggap beliau cuma merendah agar bisa dekat dengan orang kecil. TAPI PERCAYALAH pak DIS-ku tidak seperti itu. Apalagi nanti kalo isunya pak DIS jadi Capres…saya gak tau parpol2 mana yang akan siap dengan inventasi yang besar pada beliau. Jangan ikut Parpol yaaa pak DIS…parpol ga ada yang jujur. mereka cuma mau enaknya sendiri kalo ga enaknya pasti dikasih ke orang2 yang bener2 mau berlaku jujur….Sampaikan salam untuk pak DIS agar tetap sehat dan jaga stamina karena AREK-AREK SUROIBOYO selalu mendukungmu….

      Posted by yani | 12 Januari 2012, 11:12 am
    • Saya dr dulu suka membaca catatan2 pak dahlan di harian jawapos,syukurlah skarang ada internet yg bisa mmbuat sya bisa menyalurkan komentar2, trutama via blog ini. Pak dahlan dlm catatan2nya sllu menyoroti efektifitas &kemubaziran2 dlm suatu sistem, yg paling sya ingat adalah ttg manajemen dewamabuk utk mgatasi krisis di jawapos sbg dampak resesi ekonomi th 1997. Saya dulu tdk mngira pak dahlan bs jadi mentri,krn beliau alergi dgn birokrasi. Tp trnyata SBY tertarik utk menunjuk beliau mmbenahi BUMN, waow super !, inilah sbuah sinergi trbaik, SBY Ketemu DI. TApi sya tak mmpunyai perkiraan PAK DAHLAN Akan jd presiden,sya jg s7 media2 itu mnyetop soal suksesi, biarlah pak dahlan bekerja. Parpol2 please, jangan ganggu dia

      Posted by Jafar sodiq | 13 Januari 2012, 10:02 am
    • pribadi-pribadi yang luar biasa. semoga pak Dahlan sehat selalu. bangsa ini memerlukan sosok seperti pak Dahlan Iskan.

      Posted by gede agus | 21 Maret 2012, 8:33 pm
    • Semoga Allah Swt…senantiasa memberi pak Dahlan Iskan kesehatan di sisa umurnya….Amin

      Posted by Mukhtar Yusuf | 1 Mei 2012, 4:17 pm
    • salut untuk Jawa Pos Group…..jangan seperti sebuah stasiun TV yang menayangkan lama sekali acara salah satu ormas yang kebetulan ketua umum nya adalah pemilik stasiun tv tersebut…

      Posted by bramanto | 4 Juni 2012, 1:43 pm
    • Beda banget dengan Metro TV dan Groupnya ya..

      Posted by iniakunku | 17 September 2012, 3:43 pm
  2. mantap pak.
    saya daridulu baca tulisan-tulisan bapak tapi jarang komen. hehe,, numpang ninggalin jejak dulu deh.
    🙂

    Posted by dhimasln | 2 Januari 2012, 4:22 pm
    • begitulah keadaan bangsa kita,blum bisa berfikir objektif.trlalu cpat memponis tanpa melihat pakta.pak dahlan kan emang dari sönonya begitu,bersahaja n unik jauh sblm jadi pjabat.buktinya baca catatan dahlan iskan sejak tahun 90-an

      Posted by lukman | 2 Januari 2012, 6:58 pm
  3. +1 seperti komen saudara dimas di atas,

    luar biasa pak dahlan…
    semoga senantiasa diberi kesehatan,,,

    Posted by Fajar Zaki Al Faris | 2 Januari 2012, 4:35 pm
  4. Saluuut….Semoga selalu istiqomah Pak Dahlan Iskan, dan tidak terganggu oleh godaan dunia popularisme…..

    Posted by eko | 2 Januari 2012, 4:38 pm
  5. semoga bisa terlaksana dengan baik pak,
    kami hanya bisa mendoakan semoga bapak terus diberi kesehatan..

    Posted by fhadiningrat | 2 Januari 2012, 4:38 pm
  6. Salut Pak ,,,, semoga Bapak diberikan kesehatan dan kemudahan oleh Alloh untuk memimpin menuju kemajuan positif untuk bangsa yang kita cintai ini.

    ,,, yang pernah melihat Bapak secara langsung di PLTU – Bolok – NTT

    Posted by Cak Broden | 2 Januari 2012, 4:57 pm
  7. Pak DIS, jangan terpancing oleh ide Pak Ulil yang ingin menjadikan anda sebagai capres, jangan terbuai oleh pujian pak SBY yang mengatakan Bpk bisa bekerja cepat selalu melebihi target… yang ternyata minta BUMN tiga atau lima di privatisasi… saya harap keputusan privatisasi BUMN benar-benar keputusan korporasi, bukan keputusan politik atau yang lain. perlu dikaji lebih mendalam keuntungan dan kekurangan privatisasi saya kira dibawah komando Pak Dis sbg Meneg BUMN perusahaan BUMN bisa dikelola dengan baik, berkurang tekanan politiknya, iklim korporasinya sudah mulai tumbuh, saya jadi ingat kata – kata Pak Dis, “Jauhi Politik, Bekerja,Bekerja, Bekerja”

    Posted by ade wienardi | 2 Januari 2012, 5:00 pm
  8. waduh….moga2 gak jadi tambah buruk deh kejadiannya….
    semoga ALLAH selalu melindungi pak DI dlm setiap langkah aaammiiinnn…!!!!!!

    Posted by RYAN | 2 Januari 2012, 5:05 pm
  9. birokrasi berbelit adalah buah dari budaya bangsa indonesia sendiri,merubh budaya amat sulit karna sngat kronis.mulai dari tingkat istana sampe RT.butuh gebrakan yg luar biasa dan ekstrim…

    Posted by lukman | 2 Januari 2012, 5:14 pm
  10. kerja … kerja …. kerja ……. plus semangat

    Posted by sugeng riyanto | 2 Januari 2012, 5:27 pm
  11. Saya setuju dengan Pak Dahlan soal penghapusan staf ahli dan staf khusus di kementrian. Meskinya keputusan seperti itu di ikuti oleh mentri2 lainnya. Apalagi di BUMN, meskinya staf ahli dan staf khusus tidak di perlukan lagi. Karena direksi2 perusahaan biasanya kan punya sekretaris sebagai pembantu utk bekerja. Kalau merasa membutuhkan staf ahli berarti direksi tersebut bukan ahli yg bisa menduduki jabatan direksi. Kalau pun merasa gak membutuhkan staf ahli, berarti selama ini staf ahli hanya makan gaji buta yg mengakibatkan pemborosan anggaran BUMN. Kalau ingin maju memang harus memiliki pemimpin yg berkualitas bukan ber kuantitas banyak. Perampingan struktur di BUMN pasti akan memberikan hasil positif. SEMOGA. Buat Pak Dahlan jangan jadi presiden dulu ya, lanjutkan dulu membenahi perusahaan BUMN negara kita tercinta ini. Agar laporan BUMN setiap tahunnya tidak rugi melulu. Perusahaan yg terus merugi mendingan di tutup kalau tidak ada yg berani membuat terobosan utk kemajuan perusahaan tersebut.

    Posted by desmal | 2 Januari 2012, 5:28 pm
  12. sosok yang ditunggu demi negeri ini 🙂

    Posted by Pandu Aji Wirawan | 2 Januari 2012, 5:34 pm
  13. Akhir2 ini saya lihat di tv+media cetak…dr bpk Hatta Rajasa,pengamat2 di tvone,trus skarang SBY…terinspirasi dr smangat kerja pak Dahlan,dr komen2nya Hatta Cs ttg harapan,kerja keras,birokrasi,menejemen…,kliatannya pengen ngerasa’in momentum dg pak Dahlan dlm menelurkan ide2 gila…buktinya dg cara ala pak Dahlan,SBY membahas mslh dlm KA ke cilacap..padahal jarang2 SBY lakukan itu,,,tp bagus jg pak dahlan SBY mulai sadar akan posisi dan mau kerja out door…trus maju pak dahlan…rubahlah paradikma yg ada ttg negri ini…buat komisaris2 BUMN jgn buat malu negri ini,

    Posted by Kholil lasso | 2 Januari 2012, 5:45 pm
    • setuju mas kholil kayakx semangat dan gaya pak Dis telah menular ke tempat2 lain termasuk ke presiden. maka hari2 ke depan kita akan menyaksikan mentri2 akan berbuat demikian yang mereka itu entah sungguhan ato ya …cari sensasi ato tebar pesona. kalo pak Dis g pake basa basi.

      Posted by andre007 | 3 Januari 2012, 6:46 am
    • Setuju sekali….Suasana yg cenderung lesu membuat kinerja pemerintah bekerja kurang maksimal….
      Namun melihat situasi sekarang ini rakyat lebih optimis dan pemerintah lebih bekerja dengan serius.

      Posted by ahm_taufiq | 3 Januari 2012, 8:16 am
    • iya setuju bro…budaya yang baik yang tercipta dari bawahan biasanya akan terbentuk lebih kuat dari pada budaya yang diterapkan dari atasan…terpaksa gitu maksudnya

      Posted by farid hanafi | 3 Januari 2012, 1:22 pm
    • Untuk menelorkan ide2 kreatif, tempat memang sangat mempengaruhi. Ruang rapat yang formal dan kaku cenderung mematikan kreativitas. Karena itu kalau kita perhatikan Pak DI sangat senang meeting di tempat yang tidak biasa. Untung SBY juga terpengaruh dengan kebiasaan Pak DI.

      Posted by Hengki Setiawan | 11 Maret 2012, 2:03 pm
  14. super banget pak.. kalo semua mntri kayak bapak.. bisa lebih jaya indonesia

    Posted by vicky | 2 Januari 2012, 6:07 pm
  15. tetap bekerja secara istiqomah ya pak dahlan

    Posted by jashujanaxio | 2 Januari 2012, 6:32 pm
  16. Bagian ini yang penting ” Deputy-lah staf ahli dan staf khusus saya yang sebenar-benarnya.”,
    Kita semua pasti setuju, terlalu banyak kekisruhan yg muncul dari apa yang dinamakan ‘staf khusus’, dari kasus staf khusus yang lebih ‘menteri’ dibanding menterinya sendiri, sampai kasus terkelam bangsa ini, yaitu bahan bakar dari air.

    Posted by Aji | 2 Januari 2012, 6:43 pm
  17. USUL / MASUKAN BUAT PAK DAHLAN :
    “Jika memang dirasa perlu untuk mengurangi atau bahkan menghapus staf ahli, mengapa tidak memakai SK Menteri BUMN pak Dahlan dan itu berlaku di semua BUMN. Selain itu juga memaksimalkan peran deputy, komisaris dan tentu saja direktur utamanya, jangan hanya terima laporan di atas kertas, tetapi juga ikut turun ke lapangan seperti yang bapak sudah contohkan. Usul yang lainnya, bagaimana jika diberlakukan sistem reward and punishment untuk pegawai BUMN. Jadi jika pegawai tersebut kreatif, inovatif dan memiliki etos kerja bagus mempunyai kesempatan kenaikan jenjang karier sebagai rewardnya, sedangkan sebaliknya jika malas dan bekerja asal-asalan perlu dipertimbangkan untuk mutasi atau menunda kenaikan gaji misalnya.”
    Hanya usul yang tidak penting sebenarnya, tapi paling tidak jadi bahan masukan buat bapak dari rakyat biasa seperti saya.

    Tuhan Berkati

    Posted by danny | 2 Januari 2012, 6:46 pm
  18. Salut deh buat Pak Dahlan.Sebenarnya kata kuncinya kan kemauan untuk berubah menjadi lebih baik dan keberanian untuk berubah.Selama ini yang banyak berjalan di birokrasi adalah rutinitas yang meskipun keliru,korupsi,nepotisme,kolusi dan banyak lagi “cap” yang lain seperti dipelihara terus menerus karena bisa menguntungkan oknum.Jangan heran maka yang muncul adalah kalau bisa dipersulit kenapa dipermudah.Karena dari situlah uang mengalir ke oknum birokrat,.Tapi saya yakin entah kapan era tersebut harus berakir karena rakyat tidak akan rela uang negara dikorupsi.Mungkin saat ini dengan dijadikanya pak Dahlan sebagai menteri BUMN, arah ke sana ( reformasi birokrasi tanpa korupsi,kolusi,nepotisme) sedang berjalan.Doa rakyat Indonesia menyertaimu pak

    Posted by antok | 2 Januari 2012, 7:01 pm
  19. Pak Dahlan Iskan memang sang pembuat berita sekarang menjadi target berita, namun kita harus mencermati pemberitaan ini terutama mengenai capres mendatang, mari kita hormati sikap beliau (terutama para politisi).

    Saya ingat dari beberapa wawancara dgn beliau di televisi, beliau selalu tidak mengiyakan kesimpulan presenter tentang dirinya terutama mengenai prinsip kerjanya. Satu-satunya yang agak disetujui adalah membenahi seperti air yang mengalir, itupun beliau menambahkan air mengalir tapi harus deras kalo bisa deras sekali.

    Semangat ini tentu perlu dicontoh agar cara kerja dan produktivitas kerja tidak begitu-begitu saja.

    Semoga berhasil Pak Dahlan Iskan. Selamat Tahun Baru 2012.

    Posted by Zulkifli Iskandar | 2 Januari 2012, 7:08 pm
  20. Di blog ini (dari dulu sampe sekarang) buaaanyak yang doain pak DI sehat selalu. Mudah2an dengan niat tulus (sy yakin tulus) diterima doanya para komentator ini.

    Posted by optimis_indah | 2 Januari 2012, 7:10 pm
  21. Mantab banget ide bapak menjadikan BUMN bernuansa korporasi. Dimulai dari Kementrian, diikuti oleh BUMN2. Gaya penulisan njenengan benar-benar memukau, seandainya saya seorang Dirut di salah satu BUMN anda pastilah saya bersiap menjadi sandaran yang kokoh bagi Anda. Semoga 2012, segalanya siap berout of the box ria!! Ini saatnya perubahan!!

    Posted by ayip.eiger | 2 Januari 2012, 7:35 pm
  22. ini cerita tentang budaya pemuja birokrasi berbelit bangsa kita:
    ahir tahun 2011 dinas kpndudukan n catatan sipil kab.Lombok timur diserbu ribuan masyarakat yg ingin membuat akta lahir.pasalnya mulai 2012 anak yg umurnya lbih dari 1 tahun tidak bisa membuat akta lahir langsung, tapi harus melalui penetapan pngadilan lbih dulu. tapi masalahnya dinas catatan sipil tidak cerdas untk mengantisipasi keadaan ini.malah terkesan rada2 idiot.bukannya memangkas birokrasi agar prmintaan pmbuatan akta lahir bisa dilayani dg cpat. mendapati antrean beribu2 orang, dinas catatan sipil smakin memperpanjang birokrasi.yg smula org hanya perlu 2x datang yaitu saat mengantar berkas,perifikasi,pmbayaran skaligus registrasi dan saat mengambil akta yg sudah jadi, di atur sedemikian rupa sehingga org harus datang 4x bahkan sampe 10x.proses memasukkan berkas,perifikasi,membayar,registrasi dan pngambilan akta di pisah2 waktunya.akibatnya org smakin brtumpuk2.padahal kalo org2 dinas catatan sipil bukan pnganut birokrasi berbelit2,masalah permintaan akta yg brjumlah ribuan itu gampang di atasi.misalnya keluarkan ptugas dan bangku 10
    Ato bila perlu 20 di halaman kantor.proses perifikasi n registrasi berkas skaligus pmbayaran bisa di lakukan langsung.tinggal membuat jadwal kapan pngambilan akta.bukan mempertahankan petugas registrasi tetap 1 orang. Sebenarnya tidak perlu ada antrian ribuan orang tidak perlu masyarakat bolak balik hbiskan transport ratusan ribu rupiah…

    Posted by lukman | 2 Januari 2012, 7:44 pm
  23. Jaya Baya….Jaya Baya….
    Berujar – ujar dalam
    Seorang Ksatria yang menyelamatkan negeri besar yang hampir poranda

    Jaya Baya ….pendustakah dia?
    Kalau kita semua berpikiran sama
    …….

    Biarlah waktu yang menjawab
    Penasarannya Jaya Baya.

    Posted by Davis Busin | 2 Januari 2012, 8:17 pm
  24. Pak Dahlan mari kita menuju perbuahan untuk lebih maju, dan maju demi adanya perbuahan…terimakasih salut selalu dengan ketulusan dan pengabdian anda

    Posted by massarr | 2 Januari 2012, 8:32 pm
  25. Bapak Dahlan Iskan YTH,
    Berbuatlah kebaikan sebanyak-banyaknya untuk kemaslahatan orang banyak / bangsa ini, karena saat ini sebahagian kecil “orang-orang” sedang sakit keras, sakit yang mereka lakukan sendiri demi kesenangan mereka sendiri, namun menyengsarakan orang banyak.
    ‘Orang-orang” ini seperti sekumpulan tikus yang rakus selalu menggrogoti dinding KAPAL bangsa yang sudah mulai bocor besar sekali, dan oleh karena itu jika dibiarkan maka KAPAL bangsa ini bisa tenggelam sebelum sampai ke Pulau Tujuan, Pulau Harapan yang Indah dan menjanjikan dalam kehidupan “GEMAH RIPAH LOH JINAWI” ( maaf saya bukan orang jawa).
    Bapak sebagai pemimpin di sebuah Toko besar pusat perdagangan dalam penghasil uang untuk Majikan bapak yang bisa disebut BANGSA atau Negara sebutlah kerennya BUMN(Badan Urusan Milik Negara), yang mestinya menjadi sumber pendapatan Negara yang besar, akan tetapi bukan tempat lahan penggrogotan oleh “TIKUS-TIKUS” Got yang duduk di dalam DECOM/Dewan Direksi BUMN ( Semua orang tahu seperti Rahasia tapi umum ).
    Oleh itu berjuanglah dan kami siap berdiri dibelakang Bapak untuk memberantas TIKUS-TIKUS busuk bau got.
    Insya Allah Tuhan bersama Bapak “La tahaf Wala Tahzan Innalallah ha ma ana ( Bapak )

    RP Mugnie ALWI

    Posted by RP Mugnie H Alwi | 2 Januari 2012, 9:37 pm
  26. saya yakin, sanjung puji tidak akan melenakan Pak Dis. Semoga semakin banyak petinggi-petinggi negara ini yang terinspirasi oleh keteguhan hati dan semangat Pak Dis.
    Masak cuma Pak Dis aja yg bisa.. Mana yg lainnya? Yang katanya pintar?
    semoga sehat selalu ya Pak..

    Posted by vita | 2 Januari 2012, 10:02 pm
  27. Inilah bagusnya ada pejabat dengan latar belakang pers, melek teknologi lagi. Jadi lebih komunikatif dengan masyarakat. Maju terus Pak DI ! 🙂

    Posted by Berlin Sianipar | 2 Januari 2012, 10:30 pm
  28. mantapks atas keberaniannya pak. maju terus!!

    Posted by Nur Ali Muchtar | 2 Januari 2012, 11:12 pm
  29. Reblogged this on Warung Informasi Inayah and commented:
    sangat setuju..semoga benar benar terlaksana….

    Posted by Nurul Inayah | 2 Januari 2012, 11:54 pm
  30. Semoga bisa terus jadi problem solver.

    Posted by Butik Naufal | 3 Januari 2012, 12:19 am
  31. Tak ada pilihan lagi. Bila sandaran tak lagi kukuh, pilihannya tinggal dua: ikut roboh atau ganti sandaran dengan yang lebih kukuh. Prinsip out of the box memang sudah waktunya benar-benar dilaksanakan. Seharusnya inilah yang harus jadi pola oikir sejak 1999, reformasi memang mesti dimulai dari birokrasi, karena pada birokrasilah rakyat belajar, bravo pak Dahlan kita tak lagi punya pejabat yang …”buruk muka cermn dibelah”…. selamat bekerja, selamat tahun baru!!

    Posted by iwanchairulhermannasution | 3 Januari 2012, 5:32 am
  32. menurut saya pak, yang membuat birokrasi ini terlihat lamban ya karena pak sby sendiri. Buat apa memaksakan ada 34 kementerian dengan sistem otonomi daerah. Kita bayangkan kalo gerbong kereta itu kebanyakan gerbongnya, ya sudah pasti :
    1. Jalannya lamban
    2. Lebih boros bahan bakar (apbn)
    3. Lebih banyak penumpangnya (pegawai)
    4. Ngawasinnya sulit
    5. Akhirnya membentuk banyak tim untuk mengurusi teknis (saat ini banyak badan badan yg kerjanya balapan sama kementeriannya)
    Salahsatu contohnya :
    ada kementerian pemberdayaan perempuan, yg tupoksinya cuma satu, yakni kesetaraan gender, kenapa ga d buat saja undang undang yg mengatur itu lalu kita awasi bersama, jadi ga akan keluar lagi dana (450 milyar) per tahun dari apbn, dan lumayan untuk bikin jalan saja.
    Kemudian contoh lain, ada badan kepegawaian negara, badan koordinasi keamanan laut dll. Ngapain buat badan segala, toh kementerian pendayagunaan aparatur negara dan menko polhukam sangat ahli menangani hal tersebut.
    Kemudian kementerian koperasi dan ukm, kementerian perdagangan, kementerian perindustrian. Isinya sama sama roti, tapi topingnya aja yang berbeda. Di kementerian koperasi ada usaha mikro kecil dan menengh, di perdagangan ada perdagangan mikro kecil dan menengah dan di perindustrian ada industri mikro kecil dan menengah.hmmmm
    Dan belum lagi ditambah struktur gemuk di setiap kementerian yg tugasnya balapan dengan kementerian/badan sejenis. Tambah lengkaplah kegendutan ini.. Sehingga lamban, santai dan leyeh leyeh.
    Masalah korupsi yang sering terjadi, saya tidak akan mengomentari lebih banyak, krn hal tersebut terjadi dari pengaturan gerbong gerbong itu sendiri, ada gula pasti ada semut, jadinya menteri pun butuh gula, apaboleh buat partai yg mengusungnya pun butuh gula, dan semutnya kebetulan para pns yg ada d kementerian gendut itu. Saya kutip y pernyataan pak bibit “korupsi itu ga akan hilang selama gaji pegawai tidak masuk akal, dan partai politik tidak di dukung oleh apbn”. Salah satu pernyataan pentolan KPK itu benar juga kok, ga usah munafik lah parpol butuh uang juga, tapi caranya sekarang tinggal transparan ja kok. Ga usah ngisi menteri menteriparpol yg sebetulnya juga jadi ajang bagi bagi gula. Yang pidato-pidatonya disiapkan oleh stafnya. Hehehehe negara ini harus dirubah secara fundamental.
    5.
    5.

    Posted by Andika | 3 Januari 2012, 5:39 am
  33. Ternyata boss buesar juga korban birokrasi para pembantunya, syukurlah sang boss besar dah mulai ikutan cara kerjanya pak DI, klo pak DI rapat dimanapun kapanpun pada saat apapun jangan ditanya lagi, coba klo pak BY mau bikin catatan juga pasti ciamik.

    Weleh ternyata buanyak juga ya jabatan yg seharusnya gak ada salah satu contoh: wakil menteri, staf ahli apa bedanya dengan staf khusus kayaknya jabatan tsb ada sejak presidennya pak BY, tapi sukurlah klo pak DI mau menghapusnya dan saya heran tuh pak BY gak pernah protes ke pak DI.

    Menurut Pendapat saya pak DI ini kelihatannya nyinggung wamennya yg punya posisi/jabatan ganda (komisaris sebuah BUMN juga) sampai ditekankan”Setelah tidak ada staf ahli/staf khusus saya akan lebih bersandar kepada wakil menteri dan deputi menteri. Saya harus mempercayai sepenuhnya sampai personalia di struktur itu diketahui tidak bisa dipercaya. deputilah staf ahli/staf khusus yg sebenar benarnya.”

    naik kereta api…. tut….tut….tut…. semuanya boleh ikut….kebogor dan cilacap,,,,, selamat mengarungi 2012 dengan speed yg lebih wuzzzzz wuzzzz wuzzzz mencapai finish dng sukses aamiin.

    Posted by erust | 3 Januari 2012, 5:44 am
  34. Dalam tulisan ini saya menangkap sebuah prinsip pak DIS utk tetap menghormati struktur organisasi instansi dan korporasi yg sdh berjalan, tdk begitu saja melakukan perubahan yg ‘asal berubah’, sangat penuh perhitungan. Mungkin pak DIS msh percaya kondisi yg ada dan msh menunggu smp organisasi dan personel yg menjadi sandarannya betul2 terbukti tdk bisa diandalkan dan bahkan berkhianat thd kepercayaan yg beliau berikan.
    Memang tidak mudah mereformasi lembaga yg sangat besar dan sdh terbangun sekian lama, melalui strategi dan program yg jitu saja lah perubahan akan efektif, massif dan cepat. Pak DIS msh membiarkan dan mengamati bagaimana proses kerja yg ada berjalan spt sebelumnya smbl tetap peka n siaga kalau2 ternyata proses tsb berjalan tak benar. Ini sebuah warning bagi para sandsaran CEO BUMN, yaitu Wamen, para pejabat eselon 1, Komut n Dirut BUMN. Kalau ternyata kepercayaan CEO BUMN tdk dijalankan atau bahkan dikhianati, maka CEO BUMN dapat melakukan review thd pejabat2 tsb.
    Saat ini bbrp BUMN msh memiliki permasalahan kultur birokrasi dlm menjalankan bisnisnya. Dan salah satu biang yg menjadikannya spt itu adalah menyangkut Kepemimpinan dan Budaya-nya. Mohon bapak dpt lebih memantau ketat dan peka terhadap proses pemilihan direksi BUMN yg sdg berjalan. Bbrp budaya lama yg tdk profesional dan sarat KKN mungkin saja masih dilakukan oleh oknum2 yg nekat.Kelangsungan BUMN dan perekonomian negara dipertaruhkan di setiap proses pemilihan pimpinan di perusahaan plat merah. Sekali terjadi kesalahan, maka pertaruhannya sungguh luar biasa. Semoga Pak DIS selalu dlm bimbingan dan lindungan Allah SWT utk menegakkan amar ma’ruf nahi munkar dlm mengemban amanah saat ini. Amin.

    Posted by Aris Kadarisman | 3 Januari 2012, 6:40 am
  35. sekali lagi membuka katup yg mahal di republik ini………, perasaan takut, sungkan dsbnya justru sering dipelihara….

    Posted by budi shohibuddin | 3 Januari 2012, 8:18 am
  36. Kegiatan Super… entah kebaikan atau keburukan memang dapat dilihat dan dirasakan… jadi lanjutkan perjuangan, Semoga Pak DIS selalu dlm bimbingan dan lindungan Allah SWT utk menegakkan amar ma’ruf nahi munkar dlm mengemban amanah saat ini. Amin.

    Posted by Maston | 3 Januari 2012, 8:37 am
  37. ini dia sedikit diantara pejabat yg berpikir paling rasional dan paling waras di negara kita……saya pernah membayangkan dan setengah berimpi,berandai-andai apabila pak Mahfud Md di duet’kan dengan pak Diz gmna ya…?alangkah beruntung’ny rakyat di negeri ini…punya dua peminimpin yg berjiwa seorang negarawan sejati,mengerti apa yg di inginkan rakyat.pak mahfud md dengan keberanian dan ketegasan’ny dalam menegak’kan hukum dan konstitusi di dampingi oleh Pak Diz yg selalu bersikap sederhana,selalu mempunyai semangat kerja yg begitu tinggi dan berapi api dalam mengelola sektor perekonomian.sungguh seperti duet maut’ny Messi dan iniesta.sedikit memang tokoh di negeri ini yg saya kagumi..seperti pak Diz dan pak Mahfud…tpi saya bangga bisa jdi saksi sejarah negeri ini bahwasanya di republik yg kita cintai ini di tengah berbagai macam karut marut persoalan dan ketidak pastian hukum dan kehidupan sosial masyarakat.hadir dua sosok manusia manusia pilihan TUHAN……….

    Posted by wahyu | 3 Januari 2012, 9:08 am
    • Itu pasti kejadian mas Wahyu, sudah saatnya the dream team memimpin bangsa ini. Pak Dahlan cocok sebagai satria piningit di ramalannya Jayabaya. Ibunya keturunan panglima pangeran Diponegoro, yang terusir dari keluarga besar karena menikah dengan abdi (pembantu). Tanggal lahir pak Dahlan juga tidak jelas, karena ditulis di balik almari yang kemudian dijual. Itulah arti satrio piningit, seseorang yang berdarah satria dengan latar belakang yang ada unsur rahasianya.

      Posted by Sigit | 11 Januari 2012, 12:27 am
  38. Alhamdulillah…negeri ini ternyata masih banyak stok pemimpin yang baik….tuk pak dahlan, sebaiknya bapak tetep fokus aja pak, jangan ambil peduli pada orang2 yang ingin menjerumuskan dengan pujian dan sanjungan…toh tinta sudah kering smua sudah tertulis. Kalo memang Alloh yang Maha berkehendak telah memutuskan,mau apa lagi…mengalir sajalah. Barokalloh pak.

    Posted by gus war (nama kecil: nanang waskito) | 3 Januari 2012, 9:22 am
  39. Staf ahli presiden atau staf khusus presiden ? 🙂 Jangan gitu gitu amat atuh Pak…kan gaji mereka yg senior masih bisa ditanggung perusahaan… yang penting korupsinya babat tuh… kasihan kan para senior yg masih bisa dimintakan pendapatnya…:)

    Posted by hampura | 3 Januari 2012, 9:43 am
  40. Pak, langkah yang telah bapak ambil, itu realitas yg seharusnya di laksanakan oleh penerima amanah rakyat, saya senang dibalik ratusan berita korupsi, kolusi, nepotisme, ketidakbecusan abdi negara, pengadilan tentang kasus tipu menipu masih ada seorang “putra Indonesia” se ideal bapak, sepintar bapak dan memiliki wawasan, leadership serta keinginan untuk memajukan negara ini. Lanjutkan perjuangan bapak, kami doakan bapak selalu diberikan kesehatan dan panjang umur, kami tidak sabar menanti hasil jerih payah bapak yang sudah mulai tampak hasilnya !! kami salut Pak

    Posted by harry | 3 Januari 2012, 9:51 am
  41. setiap kali baca catatan Pak DIS dan atau membaca ulasan para sejawatnya tentang catatan pak DIS….jujur menetes air mata ini…….Semoga Allah SWT memberikan keteguhan iman, keikhlasan tindakan, Ksehatan Jasmani dan Rohani dan memanjangkan umur pak DIS.

    Posted by Wahyu | 3 Januari 2012, 9:55 am
  42. Semoga Pak DI diberi perlindungan Allah….

    Posted by pekepeke | 3 Januari 2012, 10:04 am
  43. Saya bc artikel di detik, ada kabar bahwa bapak ada peluang untuk dicalonkan pada pilpres 2014.
    saya sangat mendukung bapak untuk maju di 2014.
    Kerja, kerja, kerja

    Posted by candra nugraheni | 3 Januari 2012, 10:08 am
  44. Pak Dis YSH,

    Ijinkan saya berkomentar :
    Salah satu tujuan birokrasi adalah penataan dan peletakan aturan2 main dalam sistem pelaksanaan pemerintahan (eksekutif). Selain itu, ada juga ‘porsi’ melayani yang harus dijalankan, dalam ber-birokrasi.
    Sedangkan korporasi, lebih mengedepankan perumusan strategi dalam melaksanakan pencapaian-pencapaian tujuan. Saya tidak ingin mendebat, konsep korporasi yg dibawa dalam sistem birokrasi , yang bapak canangkan, tetapi akan lebih arif jika ‘speed’ yang diharapkan membawa gerbong perubahan , tidak serta merta merubah tatanan birokrasi yg ada. Ketakutan saya, jika ‘speed’ korporasi terlalu digenjot di dalam sistem birokrasi yg masih rigid, gerbong akan menjadi tidak stabil, layaknya engine yg digeber menjadi overheat, atau pesawat terlalu cepat take-off menjadi ‘stall’ dan jatuh.
    Ketakutan kedua, dalam menjalankan management of change, secara radikal dan ‘serabutan’, hanya akan meninggalkan siistem yg ‘kurang’ sustain dalam perjalanannya kelak, ketika bapak harus ‘bergerak’ ke tempat lain. Kalau boleh urun saran (mumpung ada saluran bisa berkomunikasi dg menteri), semangat korporasi yg bapak tawarkan, dilakukan secara terbatas dalam kerangka perumusan strategi-strategi operasional kepada BUMN-BUMN yg profit oriented. Rasanya , ada juga BUMN yg non-profit oriented, yg perlu penataan ala birokrasi.
    Penetapan KPI (Key Perfomance Indicator) seperti yg lumrah didalam korporasi, juga perlu dirumuskan lebih detail untuk setiap BUMN, dan jelas dipahami seluruh stake holder BUMN.
    Yg terakhir, sistem penilaian investasi dan approvalnya, perlu dilakukan berjenjang serta melibatkan para pakar yang independen dalam sebuah komisi penilaian investasi BUMN yg independen, dan ini harus mempunyai payung hukum yang kuat. Jika tidak, para eksekutif BUMN gak akan terlalu berani ber-entrepreuneurship, jika resiko kegagalan investasi ditarik ke ranah tindak pidana korupsi.
    Waktu berjuang bapak yg terbatas (+/- 2 tahun) , juga harus menjadi constrain tersendiri, sehingga ikhlas tidak ikhlas, bapak harus memilih, BUMN andalan mana yg harus disehatkan dengan cepat dan kuat. Sisanya, hanya diberikan warisan semangat dan do’a , semoga kelak, pengganti bapak akan punya visi dan keteguhan hati yang lebih baik.

    Mohon maaf , jika opini saya yg naif ini, mengganggu bapak.
    Wassalamu alaikum.

    Salam,

    Posted by Adrian | 3 Januari 2012, 10:18 am
    • sebagai pengamat baru…ini adalah wacana yang baru..bagusss…kapan2 dipanjangin tulisannya biar lebih paham..

      Posted by farid hanafi | 3 Januari 2012, 1:42 pm
    • Dr tulisn pak dis sblumnya
      Pak dis memposisikn sbg CEO yg bs terjun&urusi lgsg soal teknis shg prubahn mnuju kbaikn bs cepat
      Dan pak wamen bumn yg jd “rem”nya btugas urusi soal birokrasi-administrasi. Pak dis lbh bnyk d luar kantor smntara pak wamen lbh bnyk stand by d kantor
      Nurut sy sih kombinasi/pembagian yg baik spy “gerbong” tdk oleng
      Smoga pak dis slalu sehat&tetep dlm lindungn ALLAH SWT

      Posted by Fia | 6 Januari 2012, 12:49 pm
  45. Presiden mimpin rapat sampai detail, banyak birokrasi, pengambilan keputusan berjalan lambat, masak para menterinya kagak ahli dan lelet, wuaduh gimana nih padahal baru di reshuffle. Apa mau nambah staff ahli atau staff khusus lagi biar gerbongnya berjalan cepat? Akan asinergy tentunya dengan Pak Dahlan yang mau ngurangi beban di gerbong, biar langsing dan cepat jalannya. Kalau Bapak sebagai men BUMN harus fully trust kepada para Direktur dan Komisaris sebagai sandaran yang kokoh, bagaimana Presiden harus bersandar dengan kabinet seperti tsb. Lho apa juga tidak jadi hukum timbal balik, aksi reaksi kata Newton, artinya saling sandar menyandar gitu lho, tak boleh ada satupun yang rapuh.

    Posted by Achmad Saifullah | 3 Januari 2012, 11:19 am
  46. Negara kita butuh speed untuk mengejar ketertinggalan untuk menjadi negara makmur tapi rakyat makmur, bukan negara makmur tapi rakyat miskin.
    Mudah-mudahan gaya pemecahan masalah pak Dahlan Iskan yang tidak mewarisi gaya feodal dan lebih merakyat menular bagi pemimpin kita baik di Legislatif, Eksekutif maupun Legislatif.

    Posted by Fajar | 3 Januari 2012, 11:20 am
  47. Saya g muluk2 comentnya pak. cuman mau bilang kalo pak dahlan mohon menerima amanah rakyat untuk benar2 jadi pemimpin jika memang untuk kemakmuran rakyat.
    seorang muslim kan gak boleh menolak amanah yang datang kepadanya.

    Posted by tria oktaria surabaya | 3 Januari 2012, 12:06 pm
    • jangan dulu…lebih baik memnularkan budaya kerja dan pengabdian dikalangan para menteri..kalau menteri kerjanya bagus semua, kan rakyat jadi optimis ..lah disitulah saatnya pak dahlan maju..pemimpin optimis yang memimpin rakyat yang optimis…sekarang masih banyak yang sakit hati dan pesimis…nanti pada ga sabar nunggu hasil kerja pak dahlan, sudah demo minta presiden turun…

      Posted by farid hanafi | 3 Januari 2012, 1:49 pm
  48. Hebat nih orang, dari seluruh BUMN dari LIstrik hingga otomotif berusaha dibenahi beliau. Kita butuh 100 orang seperti beliau ini sbg pemimpin

    Posted by automaxz | 3 Januari 2012, 12:26 pm
  49. semoga bapak selalu di beri kesehatan oleh Allah swt. amien….ya rabbal alamin
    go ahead

    Posted by Tedi Soerya | 3 Januari 2012, 12:32 pm
  50. semoga sehat wal afiat pak….amien

    Posted by aihq | 3 Januari 2012, 1:18 pm
  51. JAGA KESEHATAN PAK DAHLAN…… ! SEMOGA ALLAH SWT SENANTIASA MEMBERIKAN BIMBINGAN ….. AMIIN

    Posted by ZAENAL | 3 Januari 2012, 1:40 pm
  52. pak DI selama bapak jadi dirut PLN ,kami daerah perbatasan khususnya di sambas tidak pernah pemadaman bergilir,kalau dulu sblm bapak menjabat hampir tiap malam mati lampu pak,dari jam 17.00-20.00 bahkan sampai jam 22.00,kasian anak2 mau belajar orang mau sholat,semoga bapak sehat selalu n tetap berjuang untuk rakyat,kalau bisa lagi bapak jadi RI1 or RI2.

    Posted by Maman Lages | 3 Januari 2012, 2:43 pm
  53. Smoga Dalam Pak DIS slalu dalam lindungan Allah SWT. Amin..

    Posted by Wawan | 3 Januari 2012, 3:02 pm
  54. Makin kelihatan, mana menteri yg bekerja dg tulus & mana yg ingin mendapatkan ‘sesuatu’ dikemudian har. Tetap istiqomah pak Dis.

    Posted by areks | 3 Januari 2012, 3:36 pm
  55. Selasa, 03/01/2012 15:04 WIB
    Dahlan Iskan Wajibkan BUMN Diberi Peringkat
    Whery Enggo Prayogi – detikFinance

    Jakarta – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mewajibkan seluruh perusahaan plat merah diberi peringkat oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Tujuannya agar manajemen lebih profesional dan mampu meningkatkan kinerjanya.

    Demikian disampaikan Dahlan usai berbincang dengan wartawan di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (3/1/2012).

    “Seluruh perusahaan BUMN harus di-rating. Hari ini diputuskan agar lebih banyak lagi keleluasaan kepada korporasi-korporasi BUMN,” ungkap Dahlan.

    Ia menambahkan, langkah tersebut juga bertujuan agar manajemen perusahaan plat merah lebih profesional. Dengan rating, Kementerian BUMN tidak perlu lagi melakukan kontrol secara penuh.

    “Peringkat oleh lembaga rating, harus nasional. Pefindo. Dia kan sangat dipercaya. Jadi Kementerian (BUMN) lihat dari segi rating-nya. Apakah masih TK, nol besar, nol kecil, SD, SMP atau SMA,” tegasnya.

    Sedangkan bagi BUMN terbuka (Tbk), atau yang telah menerbitkan obligasi, tentu tidak diwajibkan. Karena mereka sudah diperingkat sebelumnya. Rating dilakukan setiap tahun.

    “Kalau sudah diperingkat, intern akan lebih tertata. Tidak perlu lagi maksa-maksa, marah-marah, desak mereka, diobrak-obrak. Rating dilakukan mulai tahun ini,” tegasnya.

    “Rating untuk acuan (Kementerian) BUMN, manajemen, investor. Bahkan ada yang ambisi, target masa jabat selesai harus demikian,” tuturnya.

    (wep/ang)

    sumber : http://finance.detik.com/read/2012/01/03/150443/1805661/4/dahlan-iskan-wajibkan-bumn-diberi-peringkat?991101mainnews

    Posted by administrator | 3 Januari 2012, 3:57 pm
  56. Dahlan Iskan Masuk Kandidat Ketua Umum PSSI
    La Nyalla Mattaliti yang menyampaikan gagasan ini.
    Selasa, 3 Januari 2012, 07:11 WIB

    VIVAnews – Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI yang diserukan Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI) baru akan bergulir 6 Maret mendatang. Tapi rencana suksesi kepemimpinan PSSI ini telah menyeret beberapa nama menjadi kandidat ketua umum.

    Kali ini, Pengrov PSSI Jatim yang berniat mengusung Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan dan Menteri Perhubungan EE Mangindaan sebagai nakhoda baru di PSSI. Adalah Ketua Umum Pengprov PSSI Jawa Timur, La Nyalla Mattaliti yang menyampaikan gagasan ini. Bahkan, La Nyalla juga berniat mencalonkan Dahlan Iskan sebagai presiden AFC.

    “Kita mencari figur yang betul-betul mempunyai level di Asia,” kata La Nyalla, sosok yang dipecat dari Exco PSSI pimpinan Djohar Arifin.

    Menurut La Nyalla, baik Dahlan maupun Mangindaan dianggap berpengalaman karena sebelumnya pernah menjadi pengurus klub sepak bola. Seperti diketahui, Dahlan adalah mantan manajer Persebaya dan pernah mengurus Mitra Surabaya. Begitu pula dengan Mangindaan yang juga pernah mengurus Persebaya.

    Tapi lebih lanjut La Nyalla mengatakan dua nama ini belum final. Selain Dahlan dan Mangindaan pihaknya masih akan mencari figur lain. “Nama lainnya dari situ masih dipikir. Kita mencari ketua umum PSSI yang bisa menjadi ketua AFC,” tegasnya.

    Namun La Nyalla mengakui pihaknya belum meminta secara langsung kepada Dahlan Iskan dan Mangindaan. “Mudah-mudahan Pak Dahlan mau. Saya ingin mempersatukan orang Jawa Timur,” katanya.

    Terkait diragukannya KLB oleh beberapa pihak, pria yang juga menjabat sebagai Ketua Kadin Jawa Timur ini menyatakan bahwa KLB akan tetap digelar. Gambarannya, pada saat kisruh kepemimpinan Nurdin Halid banyak yang meragukan isu pelengseran. Namun pada kenyataannya, Nurdin Halid tetap bisa dilengserkan.

    La Nyalla menilai harapan untuk mengganti Djohar Arifin Husin sebagai ketua PSSI cukup besar. Apalagi, KLB kali ini didukung oleh empat mantan anggota Exco.

    Sebagaimana diberitakan sebelumnya, desakan agar kepengurusan Djohar segera lengser semakin kuat seiring pertemuan anggota PSSI di Jakarta, 18 Desember 2011 lalu. Laporan: Adi Yoga | Surabaya (adi)
    • VIVAnews

    sumber : http://kanalbola.vivanews.com/news/read/276809-dahlan-iskan-masuk-kandidat-ketua-umum-pssi

    Posted by administrator | 3 Januari 2012, 3:59 pm
    • “Mudah-mudahan Pak Dahlan mau. Saya ingin mempersatukan orang Jawa Timur,” katanya.

      Cukilan kata-2 di atas sangat menyakitkan kami-2 yang berjiwa Bhineka Tunggal Ika!

      Pak DI milik bangsa Indonesia. Anak cucu menantikan “sumbang-sih” tangan dingin beliau untk memajukan Indonesia secara keseluruhan.

      Posted by DEPO BANGUNAN | 4 Januari 2012, 8:34 pm
    • Rugi…..Rugi…..Rugi……Rugi……Klo pak dahlan jadi ketua PSSI,Jangan coba2 ganggu beliau yg sedang berjuang menyelamatkan BUMN2 kita demi mendongkrak APBN ….Ngapain ngurusin sepak bola??????????????………….

      Posted by Andi hamid | 17 April 2012, 3:45 pm
  57. Selasa, 03/01/2012 14:24 WIB
    Ditantang SBY IPO 3 BUMN, Dahlan Siapkan 8 Perusahaan
    Whery Enggo Prayogi – detikFinance

    Jakarta – Menteri BUMN, Dahlan Iskan diam-diam menyiapkan lima perusahaan negara (BUMN dan anak usaha) baru untuk mencatatkan sahamnya di pasar modal Indonesia. Dengan tiga yang sudah siap, maka totalnya yang akan disiapkan delapan BUMN.

    Kelima perusahaan ini diluar tiga BUMN yang ditargetkan IPO tahun ini, yakni Pegadaian, Waskita Karya dan Semen Baturaja. Sebelumnya, Presiden SBY sudah meminta sedikitnya ada tiga IPO BUMN tahun ini.

    Hal ini disampaikan Dahlan saat berbincang dengan wartawan di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (3/1/2012).

    “Kan sudah pasti ada tiga, Baturaja, Pegadaian dan Waskita Karya. Yang antri ada lima lagi. Dari lima itu ada yang anak usaha BUMN,” ucap Dahlan.

    Meski telah menyebut lima perseoan baru, Dahlan enggan merinci identitas BUMN yang dimaksud. “Itu dulu. Dalam satu minggu ini akan kita olah lagi,” tegasnya.

    Berdasarkan catatan detikFinance, ada beberapa anak usaha BUMN yang siap menjual sebagian sahamnya kepada publik. Diantaranya anak usaha PT Krakatau Steel yaitu PT Krakatau Wajatama, anak usaha Perusahaan Listrik Negara (PLN) PT Prima Layanan Nasional (PLN) Enjiniring.

    (wep/ang)

    sumber : http://finance.detik.com/read/2012/01/03/142436/1805628/6/?991104topnews

    Posted by administrator | 3 Januari 2012, 4:00 pm
  58. Saya suka baca blog pak DI dan juga pak hasnul.
    Keduanya sangat informatif dan anti politik
    Keduanya pernah membicarakan hal pilar yang kokoh ini.
    Pak DI, kembalikan P Hasnul ke telkom/telkomsel.

    Posted by Pri | 3 Januari 2012, 4:42 pm
  59. Semoga keteguhan hati kita dan pak dahlan dalam berusaha di dunia dengan ikhlas mencari ridho Alloh selalu di Mudahkan oleh Allloh Amiin …………!!!!

    Posted by ary | 3 Januari 2012, 4:50 pm
  60. “Saya tertular budaya Tiongkok. Orang Tiongkok kalau tidak disebut Ai Guo atau cinta negara, merupakan cacat besar, seperti sudah kiamat,”kata Dahlan.Presiden merupakan lambang personifikasi negara. Menjadi menteri BUMN merupakan perintah Presiden yang merupakan bagian dari Ai Guo.–Fajar Online – Kamis, 20 Oktober 2011
    “Saya jadi yakin Pak SBY sebenarnya menginginkan adanya terobosan-terobosan menuju kebaikan negara kita. Sayangnya, banyak yang tidak bisa melihat keinginan itu,” kata Pak Dahlan suatu ketika.–
    Thanks pak DIS. saya sempat khawatir dengan hingar bingar minggu2 belakangan ini, upaya menyeret wacana publik untuk menjadi RI1 atau RI2 betul2 membuatku jadi was-was, Sungguh. Saya menunggu pernyataan / tulisan bapak untuk menyanggah pernyataan2 menjadi RI1 atau RI2. Lega rasanya setelah keluar tulisan ini.
    Saya yakin 1000% bukan itu yang bapak inginkan, terbersit pun tidak, insya Allah. Saya menyimpulkan dari tulisan di atas, semoga benar, bahwa SBY itu presiden, pemimpin indonesia saat ini, hormati pemimpin, dan apa yg bpk lakukan adalah refleksi dari Ai Guo – Cinta Negara – yaitu membantu Presiden untuk membangun negeri. Karena Presiden tidak bisa membangun sendirian.
    Semoga semangat bapak cepat beranak pinak di negeri yang tercinta ini.

    “Aku Masih Sangat Hapal Nyanyian Itu” ambil dari judul puisi Gus Mus

    Indonesia tanah air beta
    Pusaka abadi nan jaya
    Indonesia sejak dulu kala
    Selalu di puja-puja bangsa

    Disana tempat lahir beta (disini tempat lahir beta, he he biar membumi)
    Dibuai dibesarkan bunda
    Tempat berlindung di hari tua
    Sampai akhir menutup mata

    Posted by toto | 3 Januari 2012, 5:45 pm
  61. ayo doakan saja semoga beliau tetap sehat walafiat…biar tetep terus berkarya….

    Posted by bowo mursito | 3 Januari 2012, 5:57 pm
  62. Semoga pak Dahlan selalu diberi kesehatan dan kedermawaan hati dalam memimpin departemennya.

    Posted by ken | 3 Januari 2012, 6:28 pm
  63. Sebetulnya yang pertama kali harus dilakukan Pak DIS adalah depolitisasi BUMN. Sudah rahasia umum kalau BUMN itu adalah sapi perah dari Parpol, terutama Parpol yang sedang berkuasa (atau setidaknya, kebagian jatah karena ikut ngathok sama Parpol berkuasa). Karena sapi ini gak selamanya diperah itu menghasilkan berliter-liter susu, kadang-kadang cuma segelas atau sesendok, maka volume perahan Parpol juga bisa berbeda-beda Volume. Dari mulai “sumbangan” rapat akbar maupun kampanye, sampai ke yang sesendok-sesendok seperti fasilitas tiket gratis pesawat sampai kereta api. Jauhkan BUMN dari Parpol. Orang sekaliber Pak DIS pasti sudah khatam bagaimana cara memilih SDM yang berkualitas tanpa memperhatikan “jimat” berbentuk surat sakti dari pejabat-pejabat lainnya. Jika seorang PNS harus mengundurkan diri untuk masuk Parpol, maka orang Parpol pun harus pensiun berpolitik jika ingin masuk jadi PNS. Jabatan menteri memang jabatan politik. Begitu juga Menteri BUMN. Tapi kerjaannya tidak ngurusin politik berikut orang-orangnya. Siapapun yang mau masuk BUMN harus bermental Pelayan Publik dan bukan Pelayan Parpol.

    Yang kedua disposisi jabatan dalam BUMN. Kembalikan BUMN ke struktur kerja yang jelas. Banyak sekali anak-anak muda yang memiliki integritas, tersingkirkan karena dianggap “radikal” atau dianggap terlalu lurus. Ada seorang kepala bagian keuangan di sebuah BUMN yang disinisin habis2an oleh seniornya karena hanya mengambil “jatah” 300 ribu rupiah untuk menutupi uang bensin dan pulsa (karena tidak dianggarkan), dalam rangka mengejar anggaran senilai 12 Miliar rupiah. Dan ia kemudian dianggap “membahayakan”. Pilihan untuk orang-orang idealis seperti ini sayangnya cuma 2 yaitu: 1) Kembali ke “jalan yang benar” (bagi-bagi duit, gemukkin kantong rame-rame), atau 2) Minggir o ..! Pak DIS harus memikirkan cara bagaimana memproteksi bibit-bibit unggul ini dari karat-karat di sekelilingnya.

    Yang ketiga, pola pikir. Seperti yang pak DIS sudah kemukakan di catatan tentang Merpati, saya sungguh miris bahwa ide-ide baru bisa keluar ketika diiming-iming Avanza ! Saya melihat pak DIS menulis seperti itu sesungguhnya adalah sebuah tamparan buat orang-orang yang bersangkutan. Dan memperlihatkan kebobrokan yang utama yaitu : pelumas otak yang mereka tahu adalah DUIT. Betul Pak DIS bilang, gimana jakarta nggak mau macet ?? Bayangkan pak… otak-otak seperti ini mudah sekali digeser ketika ide-idenya yang cemerlang itu ada yang mau “ngelebihin” (membelokkan) dengan tawaran yang lebih tinggi, Fortuner mungkin ?

    Memang, kondisi Ideal memang tidak terbayangkan bisa terjadi di Indonesia, atau di dunia sekalipun. Tapi sungguh setidaknya ada harapan ketika pak DIS mau memulai nya 🙂

    Posted by JW | 3 Januari 2012, 7:01 pm
  64. Aku bangga padamu pak Dahlan. Semoga jadi contoh buat para pemimpin lainya.

    Posted by rakyat biasa | 3 Januari 2012, 8:32 pm
  65. seandainya banyak lagi menteri2 yang berpola pikir seperi sampean pak indonesia pasti sudah kaya beneran nggak kaya tapi miskin seperti sekarang ini. Kata mantan kepala puskesmasku ” oleh galak nanging ojo cluthak” ayo sapu bersih kroni2 di BUMN pak saya sak keluaga mendo’akan semoga sampeyan sehat jasmani dan rohani untuk merubah Republik ini Amiin

    Posted by Adi Mulyono | 3 Januari 2012, 8:45 pm
    • pak DIS emang ‘TOP MARKOTOP’ aksinya emang buat orang terkesima,presiden aja ikut2an naik KA..para petinggi parpol pun sama mendekati tuk d jadikan Capres . Pokoke pak DIS muantab banget…..!!.mudah2an pak DIS selalu d bawah lindungaNYA……amiiiinn!!

      Posted by ahmad | 3 Januari 2012, 10:28 pm
  66. waduh, baru gak liat sehari comentnya udah 85 aja. keren banget dah blog catatan dahlan iskan
    http://alymerenung.wordpress.com/2012/01/03/distro-online/

    Posted by Nur Ali Muchtar | 3 Januari 2012, 9:39 pm
  67. Pak Dahlan Iskan yang terhormat,

    Saya bekerja di sebuah perusahaan pelayaran. Saya prihatin dengan nasib rekan-rekan seprofesi saya di Djakarta Lloyd, baik itu yg bekerja di manajemen darat, maupun yg di kapalnya.
    Dari informasi yg saya dapat, mereka sudah tidak di gaji untuk sekian lama, hanya di bayar tunjangan transpor dan makan.
    Beberapa karyawannya yg beruntung bisa cuti di luar tanggungan perusahaan, dan diterima bekerja di perusahaan lain, entah apakah yg lain seberuntung itu.
    Mohon bapak dapat menyelesaikan masalah ini, nama Djakarta Lloyd terlalu besar untuk mati suri seperti sekarang ini.
    Kalau saya boleh usul, mungkin Djakarta Lloyd bisa mulai dibangun menjadi suatu Ship Management Company di bawah BUMN, dan tugasnya mengurus kapal2 milik BUMN.
    Beberapa perusahaan BUMN juga menguruskan kapal2nya ke perusahaan asing joint venture. Kenapa kita tidak mengidupkan Djakarta Lloyd dengan cara yang sama. Ini bukan konsep yg baru, negara tetangga kita, Malaysia sdh melaksanakannya dengan MISC Sdn. Bhd.
    Maaf kalau saya terlalu lancang, tp saya yakin dengan semangat bersama kita bisa menghidupkan kembali Djakarta Lloyd, dan mengharumkan nama bangsa dengan mengibarkan bendera merah putih di tujuh samudera.

    Hormat saya,
    Susetyo Tjiptadi

    Posted by Susetyo Tjiptadi | 3 Januari 2012, 10:09 pm
  68. Pak DIS, Prestasi bapak sudah tidak diragukan lagi. Silahkan lakukan perbaikan seoptimal-optimal nya. Saya sangat senang dengan attitude bapak dan saya yakin banyak masyarakat Indonesia yang menyukai prestasi bapak. Dulu pernah ada orang yang seperti bapak, yang sangat disukai masyarakat dan dicintai karena berhasil menunjukkan kerja yang bagus, namun sayang tergelincir.

    Teruslah bekerja dengan ikhlas Pak. Dan jangan lupa. Indonesia butuh lebih banyak Dahlan Iskan, Jadi mohon ciptakan kader-kader sehebat atau lebih hebat dari bapak yang akan melanjutkan kiprah bapak.

    Bapak, mirip Senior Executive Director ditempat saya bekerja, yang disela-sela kesibukan beliau, beliau masih sempat dan tidak letih-letihnya mendidik kami dengan memo internalnya setiap minggu.

    Mudah-mudahan saya dapat belajar banyak dari sikap bapak melalui tulisan-tulisan bapak ini.
    Mudah-mudahan pula tidak salah persepsi.

    Salam kenal pak Dis

    Posted by Agung A | 3 Januari 2012, 10:14 pm
  69. saya sependapat dengan konsep CEO yang belum tentu direktur atau orang yang ada di posisi puncak sebuah organisasi ( kalo gak salah pak DIS pernah ngomong kayak gitu di media).
    untuk membangun kultur bangsa gak usahlah jadi presiden pak, jadilah CEO bangsa ini, bangun budayanya. amggap aja jabatan presiden hanya icon busuk yang diperebutkan orang-orang gila yang nanti tinggal kita sikat kalo bangsa ini membaik.
    mereka-mereka yang calonkan pak dis bisa2 lagi pasang perangkap untuk menjatuhkan generator reformasi mental yang sekarang lagi diapresiasi banyak org ini. manfaatkan momentum, cuekin aja omongan org tentang presiden 2014.. Kerja..Kerja..Kerja. jauhi Politik Busuk

    Posted by pratamasigit | 3 Januari 2012, 10:18 pm
  70. Mantap pak…. Bapak pas banget memberikan kita semua sebuah inspirasi….

    Posted by budi revianto | 3 Januari 2012, 11:30 pm
  71. Assalamualikum Pak Dahlan Iskan

    Pak Dahlan sudah pernah berkunjung ke penyebrangan merak propinsi banten, saya masih ingat waktu tahun 1996 saya kerja di lampug dan sering bolak2 lampung jakarta, terminal penyebarangan merak sampai sekarang ya begitu2 aja, waktu sebelum bulan romadhon tahun 2011 saya kesana, dan coba masuk ke toilet ..maaf saya bilang itu bukan toilet tapi tempat sampah Pak DIS, homon bapak kalau ke saya bisa lihat ..saya berharap sih sudah baik sekarang

    Posted by lnukman | 4 Januari 2012, 7:18 am
  72. cocok P’Dahlan…. saya suka statementnya… tinggal 2pilihan… “membiarkan diri kita ikut roboh atau saya mengganti sandaran tersebut dengan sandaran lain yang lebih kukuh” tidak ada pilihan abu-abu… harus tegas.. cepat bersikap…

    Posted by Marto | 4 Januari 2012, 9:14 am
  73. seandainya saja sebagian besar pemimpin bangsa kita seperti Pak Dahlan, InsyaAllah negeri ini akan makmur dan kemiskinan tidak akan setinggi sekarang……

    Posted by ike deswita | 4 Januari 2012, 10:49 am
  74. salut pak….
    oh ya pak kalo ada yg prlu souvenir kipas modern d bumn saya produsennya pak dahlan
    semoga bpk sehat slalu….

    Posted by deden hapsari | 4 Januari 2012, 11:03 am
  75. lanjutkan pak dahlan..smoga pejabat lain terketuk hatinya, bisa menterjemahkan kemauan bpk presiden. rakyat menunggu hasil nyata-nya..amin

    Posted by johan | 4 Januari 2012, 11:31 am
  76. Alangkah baik baik ide bapak dapat juga diterapkan di Pemerintahan Propinsi dan Pemerintahan Kota/Kabupaten…karena banyak para gubernur dan walikota/bupati bersandar di yang rapuh.

    Posted by Alfiandi | 4 Januari 2012, 1:01 pm
  77. saya tiap kali baca tulisan bpk bulu kuduk saya ikut berdiri pak.,alhamdulillah indonesia msh ada orang seperti bapak..maju terus pak ,jgn hiraukan ocehan2 orang R1…R2…sya walau tak knl bpk saya yakin yg bpk lakukan murni demi bangsa ini,tdk ada tendensi apapun…………..

    Posted by david sunarko | 4 Januari 2012, 1:33 pm
  78. Jiwa entrepeneur sejati, cepat, tanggap, out of the box, tangguh,leadership kuat dan satu lagi jago menulis…. mungkin itu penilaian saya pada pak DI.

    Bravo pak!!
    roy

    Posted by bung_roy | 4 Januari 2012, 1:49 pm
  79. Mengapa pemimpin kita nggak ada yang mau mencontoh Bupati Ngada? Malahan ada berita ada yang mau bangun WC 2milyar, buat apa? Mengejar yang sedikit tapi yang banyak, banyak juga yang lupa?
    Banyak juga pemimpin yang sudah kehilangan ‘jiwa’nya, harapan saya Pak Dahlan nggak jadi salah satu yang kehilangan ‘jiwa’ sebagai salah seorang pemimpin kami. Buat orang yang suka bergosip dan membuat kegaduhan, dimohon untuk segera menghentikannya, agar Pemerintah dapat berkonsentrasi dan bekerja dengan baik sesuai amanat.

    Posted by syahrulbayuadi | 4 Januari 2012, 3:18 pm
  80. Semoga perjuangan Bapak bisa membuahkan hasil nyata. Amien..

    Posted by lukmandeanLukman | 4 Januari 2012, 4:05 pm
  81. Bapak juga harus melihat langsung “budaya komisi” yang sangat merugikan, merajalela, dan sangat diskriminatif dan mengarah koruptif di BUMN industri perasuransian pak. Karena bila masalah ini bisa teratasi secara benar insya Allah saya yakin industri asuransi kerugian BUMN akan semakin terus maju secara signifikan. Silahkan Bapak melakukan kroscek sendiri atas masalah ini, insya Allah Bapak akan mengerti kenapa ini menjadi masalah krusial di BUMN yang bergerak di bidang / industri asuransi kerugian. Terima kasih atas perhatiannya pak. Wassalam. #PIPI (Pecinta Industri Perasuransian Indonesia)

    Posted by PIPI (Pecinta Industri Perasuransian Indonesia) | 4 Januari 2012, 7:29 pm
  82. pak dahlan……… ikut calonkan jd president ya …. dijamin byk yg dukung nich……..

    Posted by MENONE | 4 Januari 2012, 9:37 pm
  83. sulit mencari pembanding SBY setelah era reformasi memang. terlalu banyak yang dibenahi sampai2 prestasinya tidak terlihat. pilihan dahlan iskan sebagai meteri adalah kejelian SBY !! semoga Allah senantiasa memberikan kesehatan yang baik sehingga gebrakan dahlan iskan bisa terasa bahkan oleh rakyat kecil

    Posted by agung muhatdi | 4 Januari 2012, 11:26 pm
  84. negeri ini butuh banyak orang kanan kayak pak Dahlan ini….

    Posted by ylabdo | 5 Januari 2012, 7:57 am
  85. Pak DIS…seperti biasanya…santai, percaya diri, jelas dan tegas

    Salam sukses ya pak DIS

    (http://teguhsunaryo.wordpress.com) tks

    Posted by Teguh Sunaryo | 5 Januari 2012, 11:16 am
  86. Memang Pak, tempat untuk berpegang itu harus kuat. Apabila pegangan kita tidak kuat maka kita bisa terjatuh.
    Kadang susah juga kalau ditanya pendapat kita apabila jawabannya setengah-setengah.

    Terima kasih.

    Posted by Udin W | 5 Januari 2012, 12:42 pm
  87. Good job pak…saya suka dengan kinerja bapak karena sangat inspiratif.

    Posted by Alex | 5 Januari 2012, 12:52 pm
  88. Semoga yg dikerjakan spt yg diucapkan, kepemimpinan memang dibutuhkan konsistensi dan kosekuensi

    Posted by handaryo | 5 Januari 2012, 12:55 pm
  89. alangkah baiknya kalau kegiatan sehari-harinya pak dahlan selalu dimuat di jawa pos tiap hari… biar jadi inspirasi
    terima kasih ….

    Posted by agus | 5 Januari 2012, 1:15 pm
  90. Sungguh Inspiratif..Insya ALLAH Indonesia menjadi lebih baik…Lanjutkan Pak DIS..

    Posted by ifado | 5 Januari 2012, 2:20 pm
  91. pak dahlan itu very smart….

    Posted by faisalbobby | 5 Januari 2012, 2:38 pm
  92. Salut, bisa jadi teladan pejabat lain yang ingin serba dilayani.

    Posted by samsuhartoyesoke | 5 Januari 2012, 2:53 pm
  93. like

    Posted by raditya | 5 Januari 2012, 3:07 pm
  94. sandaran lain yang dimaksud pak Dahlan disini yang setara dengan sandara sebelumnya yang rapuh, atau yang lebih tinggi?

    Salam,

    Posted by Fajar Zaki Al Faris | 5 Januari 2012, 3:31 pm
  95. A Passion at work ,Prinsip out of the box ,Satu kata dan perbuatan pasti rakyat senang dan sabar menenti Indonesia ke depan akan pasti lebih baik dari tahun 2011..
    Pak Dis orangnya komitmen dan mencintai negeri ini sepenuh hati,Insya Allah BUMN tahun2012 sudah on track jika Nahkodanya yang dipilih macam2 3 bulan ganti aja karena dia ke BUMN misi lain.
    Ikan sepat,ikan gabus makin cepat makin bagus ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, jayalah Indonesia mu,ku dan milik kita semua

    Posted by Surya Tarmizi Kasim | 5 Januari 2012, 6:24 pm
  96. Pak Dahlan Iskan, nitip pesen untuk Pak Menteri lainnya,untuk ber pola pikir “out of the box”, style management lapangan “check and balance”,jangan management office (duduk,tunggu report,banyak meeting),tetapi tidak “plan do and check”. Harus ada trik-trik lain untuk management by pass, artinya perlu ada lintas komunikasi segala arah. Satu lagi harus fokus 100%, apalagi 2014 fokusnya ya.. 99% nggak papa lah…, 1% untuk urusan partainya.

    Posted by Anang Rohmad S | 6 Januari 2012, 11:17 am
  97. doa saya satu cuma satu unt pak dahlan iskan : Allah menjaga bapak, memberikan kesehatan, keberkahan di setiap umur bapak., keberkahan yg tidak putus unt keluarga dan org2 yg disayangi.

    Bapak figur nyata, betapa Allah memang pemegang mutlak “umur”, saat IA berkehendak memberikan bapak kesembuhan agar bapak mjd manfaat unt org banyak..

    sy speechless bc tulisan bapak, sy berusia 26 th , seketika baru kali ini sy ingin 5 th lbh muda…agar bisa bergerak cepat, bekerja ikhlas dan kaffah.
    semoga bapak senantiasa dilindungi dr berbagai mcm keburukan..baik lahir maupun batin…

    Posted by menik85razief | 6 Januari 2012, 11:48 am
  98. Pah Dah sekali sekali cek pelabuhan penyebrangan kita seperti di merak dan bakauheni fasilitasnya tidak manusiawi kelihatannya Direkturnya tutup mata perlu dilengserkan tu Pak.

    Posted by mengurai | 6 Januari 2012, 12:15 pm
  99. Yups, benar, kita jangan cuma baca n komen, dukung DI di fb!!!

    Posted by Ikhsan Permana | 6 Januari 2012, 3:57 pm
  100. Luarrrrrr biasa Pak DI.. Semoga tetap menjadi CEO BUMN yang sehat dan hebat.. Gbu.. :))

    Posted by Ruth | 6 Januari 2012, 4:47 pm
  101. Tulisannya menarik, pak. Btw yang nulis bapak kan, bukan juru tulis. hehehe
    Sering-sering ya pak melaporkan kejadian ataupun suasana di sana ya pak.

    Posted by betahita | 6 Januari 2012, 6:19 pm
  102. Menarik sekali Notes-nya, Pak DIS. Saya pribadi setuju Staf ahli dan Staf khusus di BUMN dihapuskan. Memang yang paling tahu semestinya, ya, CEO berikut Direksinya. Saya juga sangat kagum kalau Pak DIS kapan2 melakukan cross-check ke beberapa BUMN yang strategis, apakah Direksi dan Komisarisnya memang telah melakukan aksi korporasi dengan cepat. Saha khawatir, jangan2 aksi korporasipun harus menunggu kajian staf khusus, karena utk berpidato ke karyawan saja harus dibuatkan oleh staf khusus tadi. Bravo, Pak DIS.

    Posted by yoesoef | 7 Januari 2012, 9:02 am
  103. sebagai pecinta bola, saya juga ingin sepak bola kita maju. tapi sebagai orang yang ingin negerinya maju, saya koq khawatir kalo pak bos juga ngurusi bola. jangan2 orang yang gak suka sama pak bos akan manfaatin sepak bola untuk ‘mengahancurkan’ namanya. membuat kerusuhan dsb. yang mengakibatkan konsentrsinya di BUMN menurun. yang akan berimbas pada 2014. padahal pak bos harus hjadi CEOnya ibu pertiwi.

    ah, tapi bukan Dahlan Iskan namanya kalo gak bisa!! hehe

    Posted by yudex | 8 Januari 2012, 12:33 pm
  104. Buat Admin, tolong semua komentar2 kawan kita ini diapresiasikan ke pak DI.

    Posted by optimis_indah | 8 Januari 2012, 4:59 pm
  105. Pak DIS maju terus biarkan orang berkomentar apa , pencitraan kek apa kek yang penting jalan terus, sekaligus untuk pak Jokowi gak usah gagas omongan Gubernur jateng Bali deso mbangun deso tapi bali deso mbangun Mall maju terus pak Dis dan Pak Jokowi , kalau perlu saatnya nanti maju capres dan Wapres , saat ini pegang teguh amanha dari rakyat semoga kesehatan dan keimanan tercurah Untuk Pak Dis dan Jokowi amin

    Posted by hari | 9 Januari 2012, 8:31 am
  106. Pergantian masa adalah siklus yang biasa dan pasti ada, dan pergantian masa pasti diikuti pergantian pemimpinya
    Kalau pada masa lalu pergantian pemimpin tidaklah nyata, semua masih abu2 bahkan kelabu.
    Tetapi dimasa yang datang, langit sudah terasa cerah dari sekarang, karena sudah terang benderang, CALON
    PEMIMPIN BARU SUDAH DATANG.
    Pak Dis sekarang tidak boleh mengelak, apalagi menolak, siklus langit telah bertolak dan bergerak semuanya mengarah dan menuju ke bapak.
    Bersiaplah………karena 2014 nanti rakyak Indonesia sudah siap.

    Salam
    Adjipar

    Posted by suwadji mahadi haris parayungan | 9 Januari 2012, 2:29 pm
  107. Alangkah baik nya kalau jubir nya presiden seperti pak DI ini, apa yang di lakukan presiden itu akan di mengerti oleh rakyat nya…..Saya selalu mengikuti catatan pak DI ini dan sangat menghormati semua yg beliau lakukan utk bangsa ini. Saluut buat pak DI.

    Posted by agusrizal | 9 Januari 2012, 3:00 pm
  108. semua menteri-menteri terlihat kurang gereget, kecuali pak dahlan, segala tindakanya membuat msyarakat yakin kementerian bp, akan lebih baik dari yang sebelumnya.

    Posted by anto | 10 Januari 2012, 8:18 am
  109. Gak perlu jadi presiden RI pak DIS,jadi sekjen PBB saja….

    Posted by misterluthfi | 10 Januari 2012, 9:24 am
  110. Sindiran halus buat para dirut dan kom ut, kerja yang bener kalo ngga ntar di ganti.. Siip maju terus pak DI

    Posted by andarasj | 10 Januari 2012, 1:19 pm
  111. Setuju 1000% dengan cara-cara pak DIS, karena memang yang menciptakan GURITA BIROKRASI yg gemuk, tidak efisien dan lambat itu salah satunya karena para pimpinan atau atasan yang tidak mau tegas serta mungkin juga yang sebenarnya tidak mau bekerja keras. Sehingga dibuatlah jaring-jaring disekitar dirinya untuk menjadi bemper, kalau berhasil DIA TAMPIL kalau gagal dilempar kena bempernya.Semoga dengan diawali dilevel kementerian terus akan bergulir sampai di semua BUMN, bahkan anak-anak perusahaan BUMN. Dengan berani mengganti orang yg tidak kompeten dan tidak bisa menjadi sandaran, maka akan membuka semua pihak, khususnya generasi muda menjadi profesional, bersaing sehat dan berlomba untuk maju. Terima kasih pak DIS atas semua terobosan2nya, semoga menjadi bola salju yg terus bergulir di negeri tercinta ini, doa kami pak DIS senantiasa diberi kesehatan dan kekuatan serta dimampukan untuk menangkal negatif feedback dari orang2 yang mungkin kurang setuju apa yang Bapak lakukan. Amin Salam hormat Roberts Suryatno

    Posted by Roberts Suryatno | 10 Januari 2012, 4:32 pm
  112. Salut buat pak Dis, “keikhlasan adalah energi”…. Sukses selalu pak Dis…

    Posted by Agung Adi Putra | 11 Januari 2012, 6:46 pm
  113. maju erus,, kerja kerja kerja

    Posted by Arief Fianto | 11 Januari 2012, 7:45 pm
  114. Begh….ada penantang saya nih di 2014…

    ditunggu

    Posted by beyond-steel Indonesia | 13 Januari 2012, 2:49 pm
  115. Dari sekian banyak tokoh cerdas dinegeri ini, hanya sedikit yang mengaplikasikan kecerdasannya melalui kerja keras yang tulus ikhlas. Dahlan iskan sosok dari sedikit tersebut, mampu menjadi inspirator sekaligus tetes air ditandusnya sahara di negeri yg perlu banyak berbenah

    Posted by Wayan Sukadana | 14 Januari 2012, 6:30 am
  116. Kamis, 05 Januari 2012
    Sang ‘KHALIFAH’ Bernama Dahlan Bin Iskan
    Fakhrunnas MA Jabbar

    KHALIFAH dapat diartikan sebagai pemimpin atau kepala negara dalam ruang lingkup dan kapasitas berbeda. Khalifah fil ardh (pemimpin di muka bumi) dapat ditujukan bagi setiap umat manusia yang berperan memimpin kelompok termasuk keluarga sebagai kelompok sosial terkecil. Sebagai pemimpin, pastilah ada hak dan tanggungjawab. Hak merupakan ‘senjata’ untuk memudahkannya dalam memimpin. Sedang tanggungjawab merupakan ‘early warning’ bagi seorang pemimpin bahwa tugas kepemimpinannya perlu dipertanggungjawabkan pada konstituen atau orang-orang yang dipimpin. Lebih-lebih lagi pada Allah Yang Maha Kuasa, pencipta segala alam semesta baik lahir maupun bathin.

    Komitmen tanggungjawab seorang pemimpin –terutama pemimpin formal pemerintahan- selalu diucapkan dalam bentuk sumpah jabatan. Sumpah jabatan itulah sebenarnya fakta integritas yang diharapkan dapat memagari tugas-tugas kepemimpinan seorang pemimpin (baca:pejabat) publik. Namun, tak banyak pemimpin yang mampu memegang amanah dan sepenuh hati mempertanggungjawabkan kepemimpinannya. Buktinya, banyak pemimpin yang mengakhiri tugas-tugas di balik terali besi.

    Dalam perjalanan berbangsa dan bernegara di negeri kita, hanya sejumlah kecil pemimpin saja yang patut dikenang karena kelurusan, kerja keras dan memiliki integritas yang luar biasa. Ada Mohammad Hatta, wakil presiden yang mendampingi Bung Karno namun menyatakan mundur setelah merasa tidak cocok sebelum masa tugas berakhir.

    Ada pula Jenderal Hoegeng, Kapolri yang sangat sederhana dan jujur sehingga benar-benar pantas jadi suri-tauladan bagi orang-orang yang dipimpinnya. Termasuk dalam kelompok pemimpin jujur dan berkepribadian luhur adalah Adam Malik (mantan Menteri Luar Negeri yang juga Wakil Presiden). Atau BJ Habibie yang pernah menjadi Menristek dan terakhir Presiden RI. Masih ada juga nama Baharuddin Lopa (seorang jaksa) yang dikenal karena obyektifitas dan kejujurannya dalam menegakkan hukum di Indonesia. Tentu masih banyak nama-nama lain yang tak sempat muncul karena keberadaannya jauh dari sorotan lampu gemerlapan (spot light).

    Boleh jadi, munculnya Dahlan Iskan –wartawan senior yang juga pebisnis bertangan dingin- yang mengembangkan bisnis media di bawah bendera Jawa Pos Group dan berhasil mengelola sejumlah BUMD sekarat di Jawa Timur, menjadi perpanjangan halaman sejarah pemimpin jujur dan pekerja keras di negeri ini. Etos kerja yang ditunjukkan Dahlan sejak awal menggeluti dunia bisnis media memang bukan ‘basa-basi’ karena sikap itu sudah menjadi ‘inner beauty’ dalam menopang keberhasilan tugas-tugasnya.

    Saya beruntung, beberapa tahun silam, sempat menjadi moderator sesi seminar Pak Dahlan di sebuah hotel di Pekanbaru. Gaya bicara Dahlan yang ceplas-ceplas dan lugas benar-benar meyakinkan para peserta seminar. Terkan sekali bagaimana Dahlan bertutur apa adanya dengan bahasa yang sederhana.

    Gaya kepemimpinan Dahlan yang sederhana dan ‘apa ada’nya (bukan ‘ada apa-apa’nya) sewaktu dipercaya menjadi Dirut PLN dan kini sebagai Menteri Negara BUMN, benar-benar menyadarkan orang bahwa masih ada pemimpin jujur dan pekerja keras di negeri ini. Pemimpin yang patut menjadi suri-tauladan bagi orang lain dalam menjalankan tugas dan amanah membangun negara dan bangsa ke depan.

    Orang-orang dibuat kaget ketika baru saja usai dilantik sebagai Menteri BUMN, Dahlan langsung menyupiri wakilnya dari Istana Negara. Komunikasi emphatik itu dilakukan Iskan tanpa protokoler dan basa-basi karena memomentum sepertilah yang dapat menjadi ice-breaking mengawali kerjasamanya dalam menjalankan tugas-tugas di Kementerian BUMN. Dalam memahami secara langsung situasi pembenahan dan restrukturisasi di sejumlah BUMN, Dahlan melakukan incognito (inspeksi mendadak yang sebenarnya) dengan naik KRL Jabodetabek untuk melihat langsung dan merasakan bagaimana kondisi perkeretaapian yang dikelola oleh PT KAI –salah satu BUMN yang sering disoroit publuk. Hal itu dilakukan tidak hanya sekali melainkan jauh sebelum itu, Dahlan ternyata sudah terbiasa melakukan hal-hal kecil tapi berdampak besar bagi orang-orang sekitar yang dipimpinnya. Begitu pula, lelaki yang pernah berganti hati –dalam arti yang sebenarnya- ini tak segan-segan naik ojek ke kantor demi mempercepat ruang-geraknya. Bahkan, sepeda motor di mata Dahlan menjadi alat transportasi penting dalam memacu ketertinggalan rakyat dalam menjangkau mimpi dan cita-citanya. Ia juga sudah terbiasa ke kantor dengan sepatu ket, baju lengan panjang yang digulung atau mengantongi kantong kresek. (Amboi, betapa sederhananya…)

    Apa yang dipikirkan dan ditindaklanjuti Dahlan di tempat tugasnya –mulai Jawa Pos, SPS hingga PLN dan Kementerian BUMN- ternyata cukup ampuh dalam memacu produktifitas banyak orang. Pemangkasan birokrasi sehingga proses surat-menyurat dan pertizinan menjadi kebih sedserhana dan memakan waktu singkat –sekaligus memperkecil ruang gerak tindakan korupsi- telah menempatkan nama Dahlan Iskan sebagai pemimpin (baca: pejabat) yang diidolakan rakyat. Hasil survei sejumlah lembaga telah pula menempatkan nama Dahlan Iskan sebagai tokoh yang pantas dicalonkan sebagai presiden atau wakil presiden sejajar dengan nama-nama seperti Megawati, Mahfud MD, Hatta Radjasa, Prabowo, Aburizal Bakrie, Khofifah Indar Parawangsa dan Anies Baswedan.

    Cara-cara incognito yang dilakukan Dahlan Iskan dalam menjalankan tugasnya benar-benar mengingatkan banyak orang pada cara-cara khalifah setelah ditinggalkan Nabi Muhammad SAW. Analogi khalifah yang ditimpakan pada diri Dahlan tentu saja dalam kapasitas integritasnya yang mendekati pada apa yang diinginkan rakyat banyak. Masih ingat kan dengan cara incognito khalifah Umar bin Khatab atau khalifah Umar bin Abdul Aziz yang pernah menguji keimanan seorang anak penggembala domba atau mematikan lampu saat sang anak berurusan pribadi di kantor pemerintahannya? Atau pula, saat seseorang memuji keelokan jubah yang dipakai kemudian langsung menghadiahkan jubahnya.

    Tentu saja, ‘khalifah’ Dahlan bin Iskan masih harus menunjukkan integritas dan etos kerja yang lebih dari apa yang sudah dilakukan selama ini. Tapi, setidak-tidaknya kini rakyat memiliki sebuah ruang baru untuk menmghamburkan mimpi dan cita-citanya melalui sosok Dahlan Iskan. Krisis pemimpin dan kepemimpinan di negeri ini berlangsung cukup lama. Oleh sebab itu, perlu kehadiran seorang pemimpin yang memiliki integritas agar masa depan Indonesia bisa cepat berubah sebagaimana sedang dialami rakyat India dan China menuju bangsa besar di muka bumi. [***]

    Posted by BlackBeard | 15 Januari 2012, 7:56 pm
  117. SEMOGA INI MENJADI PENCERAHAN BAGI RAKYAT KITA JANGAN ASAL MEMILIH PEMIMPIN DARI TENAR/BEKENNYA DOANG, TAPI DARI TRACK RECORD-REKAM JEJAK KINERJANYA…..NEGARA LAGI KRISIS TELADAN….SEMOGA BPK DIS MENJADI TELADAN BAGI PEMIMPIN2 LAINNYA…..PEMIMPIN YANG MELAYANI RAKYAT BUKAN SEBALIKNYA PEMIMPIN YANG GILA HORMAT DAN DILAYANI RAKYAT.. SUXES SLALU PAK DIS SEMOGA ALLOH SWT SELALU MELIMPAHKAN KEBERKAHAN DAN KESEHATAN .

    Posted by sunar | 16 Januari 2012, 9:38 am
  118. MENURUT SAYA ORANG2 YANG LAHIR DIMAGETAN EMANG KERJA SANGAT IKHLAS… GAK MIKIRIN MATERI BROOOO HDUP ANAK MAGETAN

    Posted by ciptoooo | 16 Januari 2012, 12:51 pm
  119. Seandainya ada Dahlan-Dahlan lain yang menduduki jabatan penting di negeri ini, maka….. Berkibarlah Benderaku……..

    Posted by siti | 16 Januari 2012, 3:36 pm
  120. BELAJARLAH UNTUK “HIDUP” DARI KEHIDUPAN PAK DAHLAN ISKAN…

    Posted by Pa' Kris | 19 Januari 2012, 5:32 am
  121. Pak Dis jika kita pernah belajar ilmu Ma’rifat PUJIAN itu adalah RACUN yang akan membunuh kita, karena tujuan hidup kita hanya Untuk beribadah kepada ALLOH SWT, dengan cara-cara yang di RIDHOI ALLOH, Bekerja dengan Ikhlas tanpa pamrih demi kemaslahatan orang banyak termasuk salah satu ibadah. Saya yakin Bapak bukan type seperti itu, kalo saya baca tulisan-tulisan bapak bapak sangat memahami ilmu Ma’rifat apalagi dengan kedekatan bapak dengan Alm.GUS DUR. Orang awam bahkan termasuk pejabat/intelektual susah memahami pemikiran GUS DUR, karena pemikiran GUS DUR udah meloncat jauh kedepan, sebagai contoh GUS DUR dulu pernah mengibaratkan DPR seperti sekolahan TK, tapi sekarang terbuktikan, DPR bisanya berantem, menjelek-jelekan teman sendiri, merengek minta uang, emang seperti anak kecil kan ???, sedangkan kerjanya NOL BESAR.

    Posted by Karyadi | 20 Januari 2012, 10:26 am
  122. Salam hormat Pak Dahlan.
    Saya selalu kagum dgn Bapak. Sosok sederhana tapi luar biasa..
    Masih akan selalu belajar dari Pak Dahlan.
    Terimakasih.

    Posted by fitra | 21 Januari 2012, 2:43 pm
  123. Dari awal Pak Dis jadi menteri saya langsung nge-fans sama bliau, setiap ada kesempatan saya baca artikel bliau di Jawa Post, sungguh mencerahkan. Mau beli bukunya belum sempat, syukurnya bisa baca artikel beliau di internet.
    Keep going Pak, Bapak memang orang aneh karena dijaman sekarang ini orang baik di anggap aneh

    Posted by Koyan | 23 Januari 2012, 10:07 am
  124. Tadinya saya sangat tidak respek sama sekali dengan Bapak Presiden SBY. Jujur saya bahkan tidak memilihnya waktu pemilu kemaren. Saya anggap Pak Presiden orang yang tidak tegas, kelemar-kelemer, lembek. Namun membaca artikel – artikel dari blog ini, saya jadi menyadari Pak SBY bekerja keras dgn memilih pembantu yang layak seperti Pak Dahlan Iskan yang saya Kagumi.

    Posted by Purwanto | 30 Januari 2012, 12:14 pm
  125. sip buat pak dahlan, saya rindu pembaharu2 seperti bapak.

    Posted by sukrastuti | 1 Februari 2012, 6:00 pm
  126. Seandainya menteri gw juga seperti bapak…*berandai-andai*

    Posted by RhinoplastyHealing | 9 Februari 2012, 9:04 am
  127. Pak Wartawan Menteri BUMN adalah seorang yang melakukan apa yang seharusnya dilakukan, dimana orang lain yang tahu dan memegang jabatan hanya diam duduk terpaku hanya memandang bahkan pura pura tidak tahu. Selamat bekerja bekerja dan bekerja Pak Wartawan Menteri BUMN, tapi tetap jaga kesehatan, karena negara ini masih membutuhkan. Negeri ini pasti lebih banyak memujimu.

    Posted by happi | 12 Februari 2012, 11:37 am
  128. Sukses untuk pa Dahlan Iskan… Keren sekali cara anda menjalani pengabdian anda kepada negara.

    Saya punya usulan agar proyek BUMN merata di semua daerah, tentunya disesuaikan dengan potensi daerah tersebut. Salah satu potensi negara yang sebaiknya dikembangkan secara lebih dalam adalah peternakan sapi.
    Pengalaman saya dan kawan-kawan mahasiswa UT ketika kami mengadakan sosialisasi pentingnya minum susu sapi murni dan menjualnya di kota Subang, ternyata banyak yang masih belum kenal susu sapi murni.
    Sayang sekali bangsa kita ini lebih kenal susu yang sudah berbentuk bubuk, kental manis, atau pun susu yg sudah diawetkan dan tidak segar. Padahal di negara maju seperti Australia, Amerika, Israel dll susu yang dikonsumsi adalah susu segar atau susu murni, yang kandungan gizinya masih tinggi.
    Nah, jadi menurut saya ada baiknya peternakan sapi ini menjadi fokus perhatian, agar paradigma susu ini bisa berubah dengan ketersediaan peternakan sapi perah yg mumpuni diberbagai daerah.
    Ayo sehatkan Indonesia dengan susu sapi murni!!!

    We ♡ u pa Dahlan!!

    azkadaulia17@yahoo.com
    http://www.hockeywomen.com

    Posted by Azka Daulia | 15 Februari 2012, 9:14 am
  129. semangat reform dari BUMN tidak akan membawa negeri ini pada kesejahteraan kalau tidak diimbangi dg reformasi pada lembaga pemerintah (kementerian/non kementerian). di satu sisi (BUMN) berupaya mengumpulkan kekayaan buat negeri ini tapi di sisi lain kementerian menghamburkan dengan sejuta pemborosan anggaran. Buat apa anggaran HUT kementerian, pelantikan sejuta pejabat, ataupun buletin bulanan yg super duper mahal……. dianggarkan buat pengentasan kemiskinan wae lahh….. isek akeh wong susahhhh!

    Posted by ummu azkia | 17 Februari 2012, 2:07 pm
  130. semangat reform dari BUMN tidak akan membawa negeri ini pada kesejahteraan kalau tidak diimbangi dg reformasi pada lembaga pemerintah (kementerian/non kementerian). di satu sisi (BUMN) berupaya mengumpulkan kekayaan buat negeri ini tapi di sisi lain kementerian menghamburkan dengan sejuta pemborosan anggaran. Buat apa anggaran HUT kementerian, pelantikan sejuta pejabat, ataupun buletin bulanan yg super duper mahal……. dianggarkan buat pengentasan kemiskinan wae lahh….. isek akeh wong susahhhh!

    Posted by ummu azkia | 21 Februari 2012, 1:16 pm
  131. Masyha Alloh… Jantung saya terasa diiris, getir, dan terharu, mau menangis rasanya membaca semua comment teman-teman. Mudah mudahan Alloh senantiasa melindungi bapak dari apapun ujian, godaan dan berbagai ancaman di negeri ini. Semangat bapak, menjadi motivasi tersendiri bagi kami rakyat kecil. Ing ngarso sung tulodho, Ing madyo mangun karso, Tut wuri handayani. Go Ahead Pa’ Dahlan!

    Posted by Rahman Sutanto | 25 Maret 2012, 1:19 am
  132. sebagian memuji sebuah ketulusan Bapak dalm Berkarya, Bertindak Dan Berbuat dan masih banyak lagi isi hati rakyat yg tak terucap.. Saya dan Rayat Indonesia Lainnya Yakin akan Ada hasil Akhir yang sangat menentukan, dimana Bapak Benar2 harus berada di posisi teramat “ATAS” dalam memecahkan seluruh kesimpangsiuran Permasalahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.. Amin.. Maju ya pak..

    Posted by dq | 4 Juni 2012, 11:58 am
  133. luar biasa tulisanya sangat mendalam dan ada ciri khasnya

    Posted by cara menguruskan badan | 8 Juni 2012, 9:01 am
  134. Produk dijamin asli orginal.
    Natalia Shop : Barang yang Kami Tawarkan Semuanya Barang ASLI ORGINAL Ada Garansi Resmi Distributor dan Garansi TAM 2 bebas resiko bebas penipuan.
    Semua Produk Kami Baru dan Msh Tersegel dLm BOX_nya.
    BERMINAT HUB-SMS 0857-1721-2287 ATAU KLIK WEBSET RESMI KAMI http://natalia-shop7.blogspot.com/
    BlackBerry>Samsung>Nokia>Apple>Acer>Dell>Nikon

    Ready Stock!
    BlackBerry 9380 Orlando – Black.Rp.900.000,-
    Ready Stock!
    BlackBerry Curve 8520 Gemini.Rp.500.000,-
    Ready Stock!
    BlackBerry Bold 9780 Onyx 2.Rp.800.000,-
    Ready Stock!
    Blackberry Curve 9320.Rp.700.000,-
    Ready Stock!
    Samsung Galaxy Note 10.1.Rp.2,500.000.
    Ready Stock!
    Samsung Galaxy Tab 2 (7.0).Rp. 1.000.000
    Ready Stock!
    Samsung Galaxy S III Mini.Rp.1.800.000.
    Ready Stock!
    Samsung Galaxy Nexus I9250 – Titanium Si.Rp.1.500.000,-
    Ready Stock!
    Samsung Galaxy Note N7100.Rp.2.500.000.
    Ready Stock!
    Samsung Galaxy Note N7000 – Pink.Rp.1.700.000.
    Ready Stock!
    Samsung Galaxy Y S5360 GSM – Pure White.Rp.500.000,-
    Ready Stock!
    Nokia Lumia 800 – Matt Black.Rp.1.700.000,-
    Ready Stock!
    Nokia Lumia-710-whiteRp. 900.000,-
    Ready Stock!
    Nokia C2-06 Touch & Type -Dual GSM-Rp.450.000,-
    Ready Stock!
    Nokia Lumia 710 – Black.Rp. 900.000,-
    Ready Stock!
    Apple iPhone 4S 16GB (dari XL) – Black.Rp.1.200.000,-
    Ready Stock!
    Apple iPhone 4S 16GB (dari Telkomsel).Rp.1.200.000,-
    Ready Stock!
    Apple iPod Touch 4 Gen 8GB.Rp.700.000.
    Ready Stock!
    APPLE iPod Nano 8GB – Pink.Rp.500.000,-
    Ready Stock!
    Acer Aspire 4755G Core i5 2430 Linux Blue.Rp 1.700.000.
    Ready Stock!
    Acer Aspire One AOD270 10.1.-Rp. 1.000.000,-
    Ready Stock!
    Acer TravelMate TM8481-2462G32.Rp. 1.400.000
    Ready Stock!
    Acer ICONIA Tab W500 10.1″ Tablets Notebook.Rp. 1.100.000,-
    Ready Stock!
    Nikon D7000 kit 18-105mm.Rp.1.700.000.
    Ready Stock!
    Nikon D90 Kit 18-105mm Vr.Rp 1.300.000.
    Ready Stock!
    Nikon Coolpix L 120 Red.Rp. 900.000
    Ready Stock!
    Nikon Coolpix P 500 Black.Rp 1.000.000.

    Posted by natalia shop | 24 Juni 2013, 1:54 am
  135. Mendengarkan musik favorit akan melebarkan pembuluh darah sehingga meningkatkan aliran darah

    Posted by yanasuryana52@gmail.com | 16 Maret 2015, 12:52 am

Trackbacks/Pingbacks

  1. Ping-balik: Inspiring blog : Dahlan Iskan – Gadeblazz.com - 5 Januari 2012

  2. Ping-balik: TEMPAT BERSNDAR HARUS KUKUH | pabrikgulasemboro - 1 Februari 2012

Tinggalkan Balasan ke optimis_indah Batalkan balasan