>>
Anda sedang membaca ...
Catatan Dahlan Iskan, PLN

Pembukaan SEA Games dan Ayam Mati Itu

Meski bukan lagi direktur utama PLN, saya masih berdebar-debar saat menonton siaran langsung pesta pembukaan SEA Games kemarin malam. Terutama setelah menyaksikan begitu gemerlapnya pesta pembukaan itu.

Begitu mandi cahayanya pembukaan itu. Begitu besar listrik yang diperlukan untuk pembukaan itu. Begitu vitalnya pasokan listrik malam itu. Betapa kacaunya bila listriknya bermasalah.

Sambil mengagumi pesta cahaya pembukaan itu, saya terus berdoa agar tidak ada masalah dengan listriknya. Maklum, dua tahun lalu Palembang adalah salah satu daerah yang paling berat krisis listriknya.

Provinsi Sumsel merupakan salah satu di antara lima provinsi yang selalu diejek sebagai “ayam mati di lumbung”. Bagaimana bisa provinsi yang begitu kaya dengan gas, minyak, dan batu bara mengalami krisis listrik berkepanjangan.

Saya menonton siaran langsung itu di tempat yang jauh. Di Kota Ruteng, pedalaman Flores. Sebuah kota di atas gunung dengan suhu udara 20 derajat Celsius yang sangat sejuk. Nonton bareng itu dilakukan di ruang tamu Kantor Bupati Manggarai Tengah. Bupati, wakil bupati, ketua DPRD, ketua pengadilan, Kapolres, Dandim, dan pejabat tinggi setempat ikut nonton bareng.

Semuanya menyatakan kekaguman atas kemegahan acara pembukaan yang dihadiri Presiden SBY itu. Mereka tidak menyangka bahwa pembukaan SEA Games bisa semeriah dan segemerlap itu.

Yang membuat saya ikut kagum adalah ini: Pesta megah itu berlangsung bukan di Jakarta. Bukan pula di Bandung atau Surabaya. Bukan di Makassar atau Medan. Tapi, kemegahan itu terjadi di Palembang!”

Orang yang belum pernah ke Palembang mungkin memang mengira bahwa Palembang hanya punya Jembatan Ampera. Atau hanya punya pempek. Tapi, orang yang sering ke Palembang seperti saya bisa menjadi saksi betapa pesatnya kemajuan kota itu. Sejak sepuluh tahun lalu pun, saya sudah mengira bahwa Palembang akan menjadi kota terpenting di Sumatera. Bahkan, akan bisa mengalahkan Medan. Kecuali, Sumut memiliki pemimpin yang punya ambisi mempertahankan kebesaran Medan.

Sayang, gambaran seperti itu masih jauh dari harapan. Saya ikut merasakan betapa sulitnya mengurus perizinan listrik di Sumut. Kalau saya saja mengalami kesulitan, logikanya, alangkah sulitnya pihak-pihak lain berusaha di sana.

Itu sangat kontras dengan yang terjadi di Sumsel. Gubernur-gubernur Sumsel selama ini dikenal bekerja dengan penuh gairah untuk kemajuan Sumsel. Apalagi, Alex Nurdin yang sekarang ini.

Pesta pembukaan SEA Games kemarin malam telah menimbulkan kepercayaan diri yang besar di hati bangsa Indonesia. Ternyata, kita juga bisa. Bahkan, pesta kemarin malam akan menggugah banyak pemimpin daerah untuk bangkit bersama-sama. Kalau semua pimpinan daerah terjangkiti semangat kemarin malam, alangkah majunya Indonesia secara keseluruhan. Bukan hanya seperti gambaran selama ini, Indonesia hanya maju di Jakarta-nya.

Sumsel sendiri akan tercatat sebagai provinsi pertama di antara lima provinsi “ayam mati di lumbung” yang bisa keluar dari ejekan memalukan itu. Akhir tahun ini produksi listrik di Sumsel sudah melebihi keperluan wilayah tersebut. Sumsel sudah bisa “mengekspor” listrik dalam jumlah yang besar ke Lampung, Bengkulu, Jambi, dan Riau.

Pesta kemarin malam secara tidak langsung juga merupakan deklarasi bahwa krisis listrik di Sumsel telah berakhir. Jangan gunakan lagi ejekan “ayam mati di lumbung” untuk menghina Sumsel.

Zaman memang berputar. Pada zaman dulu Palembang memang menjadi kota terbesar di seluruh Sumatera. Palembang yang dalam bahasa Mandarin lebih dikenal dengan nama Jigang (berarti bandar yang sangat besar) lama-lama mengalami kemunduran atau dikalahkan wilayah lain. Barangkali kini giliran roda Palembang kembali berada di atas. (*)

Diskusi

75 respons untuk ‘Pembukaan SEA Games dan Ayam Mati Itu

  1. Siapa sih pemimpin di sumut yang suka mempersulit perijinan?

    Posted by Deasy | 13 November 2011, 7:32 pm
    • paling2 orang sekitar MEDAN situ Deasy…Deasy.. disini saja orang Batako juga bikin sulit orang sekampung tuh Des…ia bangga kalo orang lain kesulitan, gak dinyana dikampung orang juga bawa budaya yg kayak gitu, cape deh Des….tapi gak semua org Batak o gitu loh.
      Salam sejahtera semoga pak Dis tetap sehat dan peduli pada rakyat jelata seperty kami dengan cara kerja keras, cerdas dan iklas dimanapun berada
      Salam Dayakindo penganut DAHLANISME

      Posted by DAYAKINDO | 15 November 2011, 4:48 pm
    • ini masih ada satu ayam paling besar hasil tambang batu-baranya,konon mampu menyuplai semua keperluan PLTU Jawa-Bali,,,disini masih sering byar-pet,,,daerah pedalaman masih banyak yang gelap gulita,,,PJU yang setengah2,,,inilah si SARABAKAWA, Tanjung-Tabalong…

      Posted by i-cen | 24 November 2011, 5:53 pm
  2. Terbukti tidak semua harus di jakarta.semoga palembang membawa semangat merebut kembali piala sepakbola n juara umum seagames 2011.
    seneng bisa baca tulisan pak dis lagi.smga akan banyak cerita ttg gebrakan p dis di bumn.ayo beli lagi bumn kita yg dijual pak.

    Posted by misterdemang | 13 November 2011, 9:17 pm
  3. Membaca 3 paragraf pertama membuat saya senyum-senyum sendiri 🙂
    Semoga pemimpin-pemimpin daerah lain akan merasa iri dengan sumsel dan termotivasi juga pak.
    Amiiiinnnnnn…….

    Posted by Leo Ari Wibowo | 13 November 2011, 9:19 pm
  4. Saya yakin semua daerah di Indonesia bisa seperti itu…. Jakarta hanyalah salah satunya…. dan memang spesial untuk Indonesia selalu akan berjuang sampai mati-matian untuk merayakan pesta…. karena rakyat Indonesia selalu haus akan hiburan…. pesta dsb….. tapi untuk kegiatan yang ordinary??? alasan ga jalan krn kesulitan inilah itulah…. hemmmm

    Posted by biokimia | 13 November 2011, 9:45 pm
  5. Sudah saatnya indonesia bangkit ,Sumatra bisa,Kalimantan Bisa dan Bali sudah bisa…………….ayo berlomba bangkitlah indonesia Ku

    Posted by Jaya Kusuma Hoo | 13 November 2011, 9:56 pm
  6. ternyata secara tak langsung pak dis punya andil yang sangat besar pada sea games di palembang, terima kasih pak, paling tidak pembukaan sea games sukses pak, sekali lagi terima kasih pak dis

    Posted by ismaydp | 13 November 2011, 10:01 pm
  7. Terima Kasih Pak,
    kami selalu merindukan tulisan-tulisan anda yang inspiratif,,

    Posted by fhadiningrat | 13 November 2011, 11:11 pm
  8. Kalau para pemimpin pemda di Indonesia cerdas-cerdas semua, kemungkinan besar semua ibu kota provinsi bisa jadi kota metropolitan secara serentak. Sayangnya cuma sedikit diantara pemimpin itu yang memang cerdas, lebih banyak yang nggragas.

    Posted by Aircraft | 14 November 2011, 1:08 am
  9. Terus Semangat DIS demi NKRI..Kami Generasi Muda Rindu Pemimpin Sepertimu dan Semoga Kami Bisa Meneruskan Perjuanganmu…Kerja Ikhlas,Kerja Keras & Kerja Cerdas.

    Posted by @D3D1_A | 14 November 2011, 1:24 am
  10. Terus Semangat DIS demi NKRI..Kami Generasi Muda Rindu Pemimpin Sepertimu dan Semoga Kami Bisa Meneruskan Perjuanganmu…

    Posted by @D3D1_A | 14 November 2011, 1:27 am
  11. Menanti gebrakan-gebrakan Pak Dahlan di kementrian BUMN. Semoga bisa mengubah kultur ke arah yang positif seperti yang bapak lakukan di PLN 🙂

    Posted by Berlin Sianipar | 14 November 2011, 6:27 am
  12. Betul Pak, Sumsel khususnya Palembang memang luar biasa pesat kemajuannya. Gubernur dan walikota nya memang pro dengan terobosan-terobosan. Saya yakin kalo Kepala2 Daerah di Indonesia bekerja cerdas dan outbox thinking pasti bisa seperti Sumsel dan Palembang.
    selamat bekerja pak dis….sehat dan sukses !!

    Posted by iwan | 14 November 2011, 8:41 am
  13. kinerja Alex Nurdin beda jauh yah sama Nurdin Halid.
    *ups
    wakakakkk

    Posted by silentreader | 14 November 2011, 12:21 pm
  14. wekdut preet tetap aji sering byar pet, pak dahlan giman nich PLN kok ngabisin APBN yampai 45 Triliun dan cos paling gede beli listrik swasta tapi ggk beli dari pembangkit bapak khan

    Posted by Viandra Heriv | 14 November 2011, 1:15 pm
  15. saya aja yang ga liat berarti pak… sebab Sumpek se liat pak BY… bosen & gak minat..

    Posted by heri | 14 November 2011, 3:22 pm
  16. saya aja yg ga liat….bosen liat bos sampyn …Pak Beye ..hehehe

    Posted by heri | 14 November 2011, 3:25 pm
  17. Itulah efek dari tidak meratanya pembangunan dinegeri kita,terutama indonesia bagian timur.Rasanya kita kurang PD pada negeri kita sendiri,coba bayangkan kalo perhelatan akbar itu terjadi di Papua,NTT,Maluku….atau dipropinsi indonesia timur lainnya…….,Sampai Presiden yang ke berapa ….masyarakat indonesia timur dapat merasakan pemerataan…atau jangan-jangan sampai Cak Dahlan jadi presiden…….

    Posted by jonoantik | 14 November 2011, 3:55 pm
  18. Semenjak PLN ditinggal pak dahlan, Banjarmasin dan Kalimantan Selatan jadi sering byar pet pak. Status “Ayam Mati di lumbung” kembali lagi nih pak. Sedih nih ditinggal pak dahlan… tp mimpi besarnya semoga BUMN-BUMN kita semakin kreatif dibawah komando pak dahlan

    Posted by muhammadrezki | 14 November 2011, 5:02 pm
  19. semoga di indonesia tidak ada lagi yang namanya ayam mati di lambung padi.. semoga tidak hanya listrik dan PLN. tapi juga BUMN yang lain.

    Posted by wibisono | 14 November 2011, 5:08 pm
  20. pak dahlan tolong dong jalan pekantua-pengalihan di kab inhil riau di bangun kasihan anak2 sekolah kalau musim hujan harus jalan kaki dengan jarak 7 km. Terima kasih pak.

    Posted by feri | 14 November 2011, 5:17 pm
  21. wah semoga hal yang sama juga terjadi pd daerha yang masih krisis lisstrik dan yang belum terjamah listrik ya pak dis 😀

    Posted by leegundi | 14 November 2011, 7:41 pm
  22. Assalamu’alaikum Sir Dahlan Iskan (selevel dengan Sir Alex, semoga…Aminn)…Kalo di Jepang ada GTO (Great Teacher Onizuka) di Indonesia ada real great yaitu GMD (Great “man” Dahlan Iskan). Sukses dan sehat selalu Sir Da I, semoga kami yang masih muda ini bisa mengcopi paste (jika mungkin) pikiran Sir Da I, apapun itu, Sir Da I layak jadi panutan seluruh orang yang ingin sukses dengan cara yang disukai orang lain.

    Posted by Jack | 14 November 2011, 11:24 pm
  23. sebab :
    1.Pak Dahlan Iskan ( DI ), bisa jadi target utama orang-orang yang merongrong, menggerogoti Negara ini.
    2.DI bisa terpengaruh secara negatif.
    3.Banyak orang lain sekelas DI, tetapi belum / sudah muncul selama ini yang bergerak di berbagai sektor.
    4.Dll.

    Dengan demikian perlu kiranya membuat keseimbangan bagi pembaca blog ini, dengan cara :
    1.Perbuatan baik itu wajar( bukan hal yang istimewa )
    2.Orang yang jahat dan berbalik berbuat baik itulah yang istimewa dan perlu lebih dipublikasikan.
    3.Menghimbau orang-orang yang sekelas dengan DI agar kompak dan saling membantu bergandengan tangan. Hanya 10% orang baik ,10% orang jahat dan 80% orang hanya ikut-ikutan (mengutip pernyataan DI ).
    4.Dll.

    Terima kasih saya ucapkan kepada pembaca budiman, semoga diberikan Tuhan berkat yang melimpah, agar maksud dan tujuan ini terus terpelihara untuk kebaikan kita semua.

    Posted by t4070ba | 15 November 2011, 9:20 am
  24. ayo pak Diz…..gebrakan2 baru bapak sudah kami natikan…..Dizmania bnyak menaruh harapan kpada bpak….semoga sehat dan kuat dalam mengemban amanah pak DIz…

    Posted by bagus | 15 November 2011, 11:21 am
  25. Dahlan Iskan for President……………………..!

    Posted by bersyukuri | 15 November 2011, 11:54 am
  26. Kami tunggu gebrakan Bapak untuk membangkitkan BUMN yang mati suri dan meningkatkan laju BUMN yang sudah berlari kencang 🙂
    Maju terus Pak!

    Posted by riyantoro | 15 November 2011, 12:49 pm
  27. satukan hati, indonesia bisa !!

    blog walking.
    http://www.fokusstan.com

    Posted by programatujuh | 15 November 2011, 3:00 pm
  28. Biasanya pake CEO….. sekarang gak ada lagi embel embel Minister(di jpnn), Opo o cak? kelihatannya kok kurang sreg menerima tugas baru, seng penting iklas kerja cak yo. Selamat bertugas.

    Posted by Erust | 15 November 2011, 5:29 pm
  29. Dahlanisme selamanya…! Merdeka..!! Maju Terus Indonesia…!

    Posted by Jhon Mugi | 16 November 2011, 9:33 am
  30. Kalau Sumsel berhasil membangun,tinggal persoalan di semua daerah adalah bagaimana berhasil memelihara,tapi di Sumut saat ini membangunnya aja udah gagal score 0-2 , Semoga Pak Dis walaupun di luar PLN masih bersama-sama kita gedor agar PLTA Asahan 3 bisa cepat terrealisir,seterusnya Pump Storage Danau Toba/P.Samosir bisa terwujud,
    Horas,ojolali Listrik di Indonesia masih krisis………………………… karena mesin-mesin yang beroperasi itu memerlukan istrirahat dan maintenance,sama seperti manusia koq !

    Posted by Surya Tarmizi Kasim | 16 November 2011, 10:14 am
  31. Pak Dahlan !!!!, maaf seribu maaf..bukan maksud hati tidak bangga, bukan pula tidak mendukung hajatan pemerintah ini, saat ini saya menulis komentar ini…listrik di desa kami desa muara meo kecamatan tanjung agung kabupaten muara enim sumsel sudah 2 minggu ini byar pet…byra pet !!! nggak karuan sehari bisa mati lampu 10 kali…dengan jarak antara 1 – 2 jam bahkan bisa lebih…!!! ( terpaksa pakai genset dengan harga bensin 7000 / liter ).

    Pak Dahlan !!! disaat banyak orang memuji Bapak..justru saat ini saya akan mengkritik Bapak habis2an :
    1. Sekarang Bapak telah menjadi Menteri…saya harapkan Bapak Lebih Power Full mengurusi maslah listrik di”lumbung energi ini”.! kenyataannya sejak saya menjadi warga muara enim 5 tahun yang lalu sampai sekrang masalah listrik tidak ada perubahan.

    2. Bapak jangan berbangga dengan suskesnya Pembukaan Seagames di palembang, justru dengan adanya seagames kami rakyat desa di pelosok jadi korbannya!!!

    3. Bohong Besar !!! kalo sumsel sudah bebas masalah listrik…bukti mengatakan..bahwa kami masyarakat desa masih sering jengkel dengan ulah PLN yang seenaknya ngurusi listrik untuk kami…!!!!

    4. Saya jadi menanyakan kembali motivasi Bapak menjadi menteri? Buat apa jadi menteri klo masalah listrik di lumbung energi saja tidak bisa tuntas?

    5. Kami rakyat desa juga punya hak yang sama dengan penduduk-penduduk kota tentang kebutuhan listrik, kami rakyat desa juga pingin maju, berwiraswasta di desa dengan nyaman. Harusnya pemerintah bersyukur mempunyai rakyat seperti saya yang mau berwiraswasta di desa, tapi pemerintah lebih memperhatikan penduduk-penduduk kota yang hidup gemerlap dengan berbagai masalahnya. Coba klo semua orang desa tidak lagi mau berusaha membangun desanya, semua akan berlari ke kota….saya cuma bisa berteriak pemerintah GUOBLOK !!!!

    6. Dengan potensi sungai arus deras, pemerintah harusnya bisa memanfaatkan potensi ini, saya baru saja mendapat info untuk membangun PLTMH skala kecil tidak sampai mengeluarkan biaya 200 juta, coba Bapak bandingkan dengan mobil harga mobil para pejabat!!! Belum fasilitas lainnya???

    7. Saya lebih sakit hati lagi ketika mendengar Sumsel sudah bisa mensuply listrik ke Bengkulu, Jambi, Lampung, dan Riau…lah daerah saya saja masalah listrik belum becus kok malah ekspor listrik..piye tho iki!!!

    terserah Bapak mau tersinggung apa tersungging…kenyataan pahit ini sudah sampai ubun-ubun Pak!!!

    Mohon maaf sekali lagi…

    Posted by samtacom | 16 November 2011, 11:31 am
  32. Pak Dahlan !!!!, maaf seribu maaf..bukan maksud hati tidak bangga, bukan pula tidak mendukung hajatan pemerintah ini, saat ini saya menulis komentar ini…listrik di desa kami desa muara meo kecamatan tanjung agung kabupaten muara enim sumsel sudah 2 minggu ini byar pet…byra pet !!! nggak karuan sehari bisa mati lampu 10 kali…dengan jarak antara 1 – 2 jam bahkan bisa lebih…!!! ( terpaksa pakai genset dengan harga bensin 7000 / liter ).

    Pak Dahlan !!! disaat banyak orang memuji Bapak..justru saat ini saya akan mengkritik Bapak habis2an :
    1. Sekarang Bapak telah menjadi Menteri…saya harapkan Bapak Lebih Power Full mengurusi maslah listrik di”lumbung energi ini”.! kenyataannya sejak saya menjadi warga muara enim 5 tahun yang lalu sampai sekrang masalah listrik tidak ada perubahan.

    2. Bapak jangan berbangga dengan suskesnya Pembukaan Seagames di palembang, justru dengan adanya seagames kami rakyat desa di pelosok jadi korbannya!!!

    3. Bohong Besar !!! kalo sumsel sudah bebas masalah listrik…bukti mengatakan..bahwa kami masyarakat desa masih sering jengkel dengan ulah PLN yang seenaknya ngurusi listrik untuk kami…!!!!

    4. Saya jadi menanyakan kembali motivasi Bapak menjadi menteri? Buat apa jadi menteri klo masalah listrik di lumbung energi saja tidak bisa tuntas?

    5. Kami rakyat desa juga punya hak yang sama dengan penduduk-penduduk kota tentang kebutuhan listrik, kami rakyat desa juga pingin maju, berwiraswasta di desa dengan nyaman. Harusnya pemerintah bersyukur mempunyai rakyat seperti saya yang mau berwiraswasta di desa, tapi pemerintah lebih memperhatikan penduduk-penduduk kota yang hidup gemerlap dengan berbagai masalahnya. Coba klo semua orang desa tidak lagi mau berusaha membangun desanya, semua akan berlari ke kota….saya cuma bisa berteriak pemerintah GUOBLOK !!!!

    6. Dengan potensi sungai arus deras, pemerintah harusnya bisa memanfaatkan potensi ini, saya baru saja mendapat info untuk membangun PLTMH skala kecil tidak sampai mengeluarkan biaya 200 juta, coba Bapak bandingkan dengan mobil harga mobil para pejabat!!! Belum fasilitas lainnya???

    7. Saya lebih sakit hati lagi ketika mendengar Sumsel sudah bisa mensuply listrik ke Bengkulu, Jambi, Lampung, dan Riau…lah daerah saya saja masalah listrik belum becus kok malah ekspor listrik..piye tho iki!!!

    terserah Bapak mau tersinggung apa tersungging…kenyataan pahit ini sudah sampai ubun-ubun Pak!!!

    Mohon maaf sekali lagi…

    Posted by Lilik Suharto | 16 November 2011, 11:39 am
    • semoga indonesia terang benderang, amin

      Posted by danang | 16 November 2011, 1:20 pm
    • listrik kan dah melimpah, tinggal distribusinya yang bermasalah ne..dah berkomunikasi denga PLN cabang setempat?

      Posted by lukman | 18 November 2011, 7:56 pm
      • oalah mas danang, lapor ke pln setempat sudah nggak keitung lagi, petugasnya sering ganti nomer HP, klo telpon ke kota jawaban sama..nggak ada lebihnya.

        ditambah daerah kami banyak mafianya, jadi mereka saling melindungi. susah !

        klo nggak dari SDM-nya atau Manajemen-nya yang kacau…

        Listrik sering mati alasannya..jalur kabel banyak melewati kebun.
        Listrik sering mati alasannya..tiang patah..ketabrak Truk Fuso Pengangkut Batubara (yang ini masih bisa maklum)
        Listrik sering mati alasanya mesin rusak
        Listrik sering mati alasanya …trafo meleduk

        Semua masalah klo menurut pola Pak Dahlan semua itu bisa diatasai, tinggal keberanian dan kreativitas masing-masing cabang..dan cara pandang tentang Pemerataan Pembangunan Yang Adil dan Merata.

        Menurut saya manajemen bangsa ini sudah kacau balau, jadi kita tinggal menerima saja sebagai wong ndeso.

        Didaerah lain masalah-masalah di atas bisa diatasi kok, kenapa di daerah saya tidak bisa????

        Kembali ke SDM-nya tadi mas…mau berubah apa tidak?

        Mungkin di daerah lain Pak Dahlan bisa merubah sistem kerja orang-orang PLN…nah di sumsel ini saya menilai belum berhasil secara menyeluruh.

        Daerah saya terletak di Kabupaten Muara Enim, klo mas danang mau tahu..50%-nya sumber energi sumatera selatan ada di kabupaten muara enim, mulai dari batubara ( PTBA ada di Muara Enim) , Panas Bumi ( terbesar kedua di dunia), Minyak, dll.

        jadi kesimpulannya kab. muara enim bisa dikatakan sebagai sapi perah energi untuk daerah2 disekitarnya termasuk jakarta atau Jawa.

        Gimana mas, apa ndak kaya kabupaten saya?

        Posted by Lilik Suharto | 18 November 2011, 9:41 pm
  33. “Saya Pakai Sepatu Kets Supaya Lari Kencang”
    Dahlan blak-blakan mengungkap rahasia membenahi PLN dan rencananya merestrukturisasi BUMN.
    Rabu, 16 November 2011, 09:39 WIB

    VIVAnews – Senin pagi, 14 November 2011, pk. 07.50 WIB. Sebuah sedan Mercedes Benz hitam berpelat nomor L 1 JP merapat ke pelataran lobi Menara Standard Chartered, Jakarta, di mana VIVAnews berkantor.

    Pintu sopir terbuka.

    Dari baliknya keluar sesosok laki-laki yang tampak seperti orang biasa—mengenakan kemeja putih dengan lengan digulung, pantalon hitam yang sedikit kegombrangan, dan sepatu kets hitam.

    Dia bukan sopir. Dia adalah Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang baru diangkat Presiden, Dahlan Iskan. Tiga penumpang yang disopirinya, adalah para staf anak buahnya di Kementerian.

    Di lift menuju kantor VIVAnews, Dahlan mendadak keluar begitu ia mendengar di gedung ini juga berkantor salah satu anak perusahaan Pertamina. Sempat dicegat petugas satpam yang bahkan tak mengenalinya sebagai menteri, pria kelahiran Magetan, 17 Agustus 1951 ini, melakukan “sidak” ke ruang-ruang kantor di situ.

    “Tidak, tidak ada masalah apa-apa, kok. Saya cuma mampir sebentar,” katanya kepada sejumlah karyawan Pertamina yang gelagapan.

    Dahlan memang petinggi Republik yang unik. Di kabinet sekarang, barangkali dialah salah satu pejabat yang paling santer dibicarakan publik—dengan nada positif. Dua tahun memimpin PT Perusahaan Listrik Negara, wartawan senior ini dinilai sukses menerapkan sejumlah gebrakan dan langkah terobosan.

    Berikut petikan perbincangan Dahlan, mantan CEO Jawa Pos Group, dengan redaksi VIVAnews.com, yang dipenuhi gelak tawa dan guyon khasnya itu:

    Bagaimana awal mula penunjukan Anda menjadi menteri?

    Begini, pertama kan Menteri Negara BUMN saat itu, Mustafa Abubakar, sakit. Karena Beliau sakit, rupanya Pak SBY mencari siapa penggantinya. Periode kabinet masih tiga tahun, kan nggak mungkin ad interim. Ketika mencari pengganti, dipilih-pilih, didapatlah saya.

    Sebenarnya prestasi Pak Mustafa cukup bagus. Saya saksinya. Sebagai Direktur Utama PLN, saya merasa happy di bawah Pak Mustafa. Pak Mustafa tidak banyak intervensi, termasuk bersih, dan tidak memanfaatkan PLN untuk kepentingannya sendiri.

    Saya orangnya husnuzon (berbaik sangka). Artinya begini, jika saya menjadi Pak SBY, saya akan mencari orang non partai untuk menangani BUMN. Jika Pak SBY memutuskan Menteri BUMN dipegang oleh orang Partai Demokrat, tentu Pak SBY jadi bulan-bulanan–dituduh akan dijadikan kas untuk 2014. Untuk yang non partai saja ada anggapan begitu, apalagi yang dari partai.

    Saya kira ini suatu kewajaran. Saya kan orang non partai. Pak SBY akan memilih orang non partai untuk Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan. Saya kira, setiap orang yang memiliki sensitivitas tentu akan melakukan langkah itu.

    Kalau boleh memilih, saya pilih di PLN. Pak SBY tahu saya di PLN belum selesai. Tapi, Pak SBY rupanya berkepentingan ada orang non partai yang punya pengalaman di BUMN. Di PLN saya sekolah banyak banget tentang memahami BUMN. Saya ini dianggap orang yang tahu BUMN, tapi belum terkontaminasi oleh BUMN, sehingga dianggap Beliau cocok.

    Apa reaksi Anda pertama kali ketika Presiden mengangkat Anda sebagai menteri?

    Yang terucap adalah saya bilang ke Beliau (SBY), “Pak, saya ini nangis kalau ditunjuk jadi Menteri BUMN. Saya pilih di PLN. Biarlah saya mengawal program-program PLN sampai selesai, satu tahun lagi. Saya ingin mengawal sendiri program-program yang begitu besar di PLN.”

    Beliau bilang, kan PLN masih di bawah BUMN. BUMN ini asetnya Rp2.500 triliun, tapi hasilnya kok begitu kecil. Presiden juga kelihatan merasa terhina kalau BUMN Indonesia kalah bersaing dengan negara tetangga, terutama Malaysia. Sehingga, SBY mencari orang yang Beliau anggap bisa membawa BUMN maju.

    Tapi ini belum tentu, kan? Saya kan belum tentu bisa… hehehe.

    Kemudian, dia bilang begini, “Saya percaya Pak Dahlan bisa. Di mata saya, Pak Dahlan itu man of idea dan man of action.” Itu yang Beliau ucapkan. Jadi, Beliau rupanya memerlukan orang yang idenya banyak dan berani melangkah, berani action. Ketika mengangkat saya menjadi Dirut PLN, kata-kata itu juga yang Beliau ucapkan. Berarti kan Beliau sudah tahu sebelum di PLN, saya di mata Beliau seperti itu.

    Bahkan, ketika ditunjuk jadi Dirut PLN, saya terang-terangan lagi, “Pak, saya orang sakit, saya bukan insinyur listrik, tidak mengerti listrik.”

    Tapi, waktu itu Beliau bilang begini, “Saya tahu semua itu, Pak Dahlan. Tetapi, saya perlu leadership dan manajemen dari Pak Dahlan.”

    Beliau tahu saya tidak ahli di bidang tertentu, tidak ahli di bidang engineering. Tapi memang yang diperlukan Beliau bukan keahlian di bidang itu, tetapi leadership dan manajemen. Saya kira di Kementerian BUMN juga masih diperlukan leadership dan manajemen–bukan keahlian saya di bidang keuangan, telekomunikasi, perikanan, atau perkebunan. Meski Kementerian BUMN membawahi bidang-bidang itu, tapi muaranya kan pada leadership dan manajemen.

    Anda lama menjadi wartawan dan pengusaha media, tiba-tiba diangkat jadi Dirut PLN, lalu Menteri Negara BUMN. Kenapa Anda mau?

    Awalnya saya tidak mau dengan alasan sakit.

    Siapa yang mengusulkan nama Anda?

    Saya tidak tahu. Tapi begini, ketika saya sakit begitu parah, sehingga dua tahun berada di luar negeri, mondar-mandir ke China, praktis saya tidak bisa mengurus perusahaan. Kemudian, perusahaan diurus anak saya, yang laki-laki, Azrul Ananda. Saya amati, saya tinggal kok perusahaan berjalan baik. Setelah dua tahun saya sembuh, perusahaan kok lebih baik dibandingkan waktu saya sakit.

    Common sense saya mengatakan untuk apa saya balik lagi ke perusahaan? Pertama, berarti saya akan mengecewakan generasi baru yang ternyata mampu. Dan kedua, kalau saya balik, saya merusak kultur yang dia bangun selama dua tahun.

    Saya menganggur. Kemudian saya bertekad bergerak di bidang pendidikan. Saya mendirikan madrasah internasional di desa. Saya ingin madrasah internasional ini berkembang karena keluarga saya sebelumnya sudah punya 120 madrasah tradisional dan kondisinya jelek. Sebelumnya saya tidak pernah mengurusi madrasah keluarga karena sibuk di perusahaan.

    Ketika saya menganggur, saya mencoba mengurusi madrasah keluarga dengan cara melakukan pembaruan dengan mendirikan satu madrasah internasional. Nanti, kalau sudah jadi, saya akan copy ke 120 madrasah lainnya. Praktis saya mencurahkan diri ke sana sambil menulis buku.

    Mungkin Pak SBY tahu saya lagi nganggur. Seandainya saya kelihatan aktif di Jawa Pos, saya pasti tidak diminta. Tapi, ketika Beliau lihat saya menganggur, mungkin Beliau berpikir, “Nah, ini ada orang yang menganggur, saya kasih pekerjaan saja”… hehehe.

    Anda sudah lama kenal SBY?

    Sudah lama sekali, tapi tidak intensif, sekadar sebagai wartawan. Misalnya ketika saya di Jawa Pos, ikut kunjungan Beliau keluar negeri. Kemudian Beliau pernah berkunjung ke Jawa Pos, ke koran-koran anak perusahaan Jawa Pos, seperti ke harian Fajar di Makassar. Ya begitulah, kenal dalam pengertian saya sebagai wartawan atau pemimpin redaksi, saya sebagai Ketua Serikat Penerbit Suratkabar (SPS).

    Kenal mendalam tidak, kenal pribadi non formal tidak pernah. Beliau kenal saya karena reputasi saya membesarkan media. Mungkin Beliau mencatat karakter dan integritas saya. Tapi, kenal pribadi dalam artian persahabatan, tidak.

    Anda dinilai berhasil memimpin PLN dan menerapkan good governance di perusahaan yang dikenal sangat korup. Apa kuncinya?

    Di PLN saya agak berbeda karena mendapat keistemewaaan. Ketika diangkat menjadi Dirut PLN, saya mengajukan syarat. Saya harus diperbolehkan menunjuk direktur-direktur PLN atas pertimbangan saya sendiri, sehingga direktur diangkat tidak atas rekomendasi pejabat ini dan itu. Saya pilih sendiri siapa saja yang jadi direktur PLN, dan saya bertekad untuk tidak membawa satu pun orang luar.

    Saya sangat percaya bahwa di semua organisasi, termasuk di BUMN, sebetulnya yang betul-betul tidak baik itu cuma 10 persen. Tapi, yang betul-betul baik juga hanya 10 persen. Sisanya, yang 80 persen itu ikut-ikutan saja. Kalau mendapat pemimpin dari kelompok 10 persen yang tidak baik itu, sikap yang 80 persen itu akan begini, “Ya, zamannya memang lagi begini, kita ikut saja, deh. Yang penting karier saya tidak terganggu, gaji saya utuh.”

    Tapi, kalau yang memimpin adalah dari kelompok 10 persen yang bagus tadi, maka sikap mereka jadi begini, “Ya, begitu dong jadi pemimpin, jadi kita semangat, bisa maju perusahaan.”

    Karena saya percaya di PLN ada 10 persen orang yang sangat baik, maka saya pilih direktur dari kelompok tadi. Dengan demikian, maka integritas direktur PLN baik dan yang 80 persen akan ikut.

    Dari program-program good governance yang Anda terapkan, berapa uang yang berhasil dihemat?

    Dalam hal uang, dari tahun pertama pengadaan strategis saja kami berhasil menghemat Rp2,4 triliun. Bisa bikin VIVAnews berapa banyak, tuh… hehehe.

    Angka itu dari mana?

    Pengadaan strategis itu begini. Dulu, gardu induk itu ditenderkan begitu saja. Padahal, di dalam gardu induk ada unsur trafo dan macam-macam lainnya. Akhirnya, yang jadi pemenang tender selalu pedagang, arranger. Bisa saja pedagang minta ke rekanannya pabrik trafo agar jangan mengaku harga trafo murah, karena nanti harga bisa rusak. Pabrik trafo kan tergantung kepada pemenang tender.

    Sistem itu kami ubah. Tender tidak boleh begitu lagi. Leader sebuah proyek harus pabrikan langsung. Yang lain harus ikut pabrikan itu. Hasilnya, tender gardu induk harganya jadi murah sekali. Sebagai contoh, trafo IBT 500 KV dulu harganya Rp120 miliar, sekarang hanya Rp40 miliar. Ini karena sistem tender yang diubah.

    Di PLN banyak proyek besar yang jadi rebutan kelompok penguasa. Di masa Anda bagaimana?

    Tender bebas.

    Anda pasti pernah ditelepon orang ini dan itu…

    Saya tidak peduli. Yang membahagiakan saya di PLN adalah: telepon-telepon semacam itu ada, yang mengajak makan siang ada, mengajak ketemu ada, dan semua saya layani. Saya bukan tipe orang yang nggak mau diajak makan siang. Kalau makan siang, ya makan siang. Ditelepon saya terima. Tapi, di situ saya tidak tergoyahkan sama sekali. Semua harus mengikuti prosedur. Saya happy di PLN bisa seperti itu.

    Apa pencapaian terpenting Anda selama memimpin PLN?

    Krisis listrik teratasi. Krisis listrik beda dengan mati lampu, lho. Krisis listrik itu kekurangan listrik di Indonesia. Itu saya happy, dalam waktu enam bulan semua bisa teratasi. Yang bikin happy lagi karena PLN ternyata mampu mengatasinya, bukan karena saya.

    Dengan mengatasi krisis listrik dalam enam bulan itu, confidence orang PLN naik luar biasa. Berarti, PLN mampu mengatasi hal-hal lain yang sama besar atau lebih besar. Krisis listrik itu membuat karyawan PLN sempat tidak berani menggunakan seragam PLN, didemo di mana-mana. Bahkan, ada Kepala Cabang PLN yang dijemur oleh masyarakat di Tanjung

    Pinang. Orang mungkin menyangka kalau kepala cabangnya dijemur, listriknya bakal keluar … hehehe. Padahal, mau dijemur dua bulan pun kan listriknya nggak akan keluar-keluar.

    Kemudian, PLN bisa menghabiskan daftar tunggu pemasangan listrik dari 2,5 juta orang. Mereka sudah mengantre 3 tahun, 5 tahun, bahkan 7 tahun nggak dapat listrik. Saat itu, semua dapat.

    Tapi, pencapaian yang terbesar adalah saat saya bisa membentuk tim yang saya sebut “The Dream Team” di PLN. Titik beratnya adalah integritas dan antusiasme. Orang PLN itu pintar-pintar, kok.

    Dulu pemadaman listrik terjadi berkali-kali, sekarang hampir tidak pernah. Apa yang dilakukan PLN?

    Banyak sekali pertanyaan seperti itu. Tidak ada pemerintah drop uang, kok bisa? Ini belum pernah saya ungkapkan dari mana PLN dapat uang untuk membiayainya.

    Jadi begini, ada satu proyek, sudah ditenderkan, nilainya Rp15 triliun. PLN harus menyediakan uang Rp1,5 triliun. Pemenangnya sudah ditentukan. Kebetulan, tendernya bermasalah. Proyek itu di Muara Tawar. Seandainya diteruskan akan selesai 2013.

    Menurut hitungan saya, pada 2013 itu akan ada banyak sekali pembangkit listrik yang jadi. Untuk apa membangun lagi? Lalu, proyek saya batalkan. Dengan pembatalan itu, PLN akan menghemat Rp15 triliun dan dalam bentuk cash Rp1,5 triliun. Uang itu yang saya pakai untuk memperbaharui sistem distribusi trafo.

    Jakarta itu sekarang kuat sekali. Seandainya terjadi seperti kebakaran gardu induk, seperti di Cawang, Jakarta Timur beberapa tahun lalu, takkan ada pemadaman karena sudah di-backup oleh Bekasi, Gandul, Kembangan, dan lain-lain. Dulu tidak ada backup sama sekali, apalagi di luar Jakarta.

    Lalu, saya benahi pengadaan trafo distribusi, yaitu trafo yang ada di pinggir-pinggir jalan yang melayani 200 rumah. Di tahun pertama saya beli 10 ribu trafo. Tahun kedua 15 ribu dan tahun depan 15 ribu lagi.

    Dulu, banyak trafo yang saya sebut “trafo menangis”, yang sudah meleleh, tanda hampir mati, dan lama tidak pernah diganti. Juga ada “trafo hamil”, karena sudah melengkung. Itu tanda-tanda mau meledak, juga tidak diganti. Sekarang saya bilang, masih “hamil muda” trafo sudah harus diganti, sudah mulai menitikkan air mata harus diganti. Cabang-cabang harus punya stok trafo baru, sehingga tidak harus meledak dulu baru diganti.

    Akibatnya apa? Tidak ada pemadaman. Karena kalau meledak baru diganti, apalagi tidak ada trafo pengganti, pemadaman bisa berlangsung lama. Pemadaman yang di tiap kota biasanya terjadi 100 kali, sekarang tinggal 5 kali.

    Resep keberhasilan Anda membangun PLN sekarang akan diterapkan juga di BUMN lain?

    Tidak semua BUMN bisa menggunakan satu resep. Akan beda-beda resepnya. Misalnya, perkebunan, tidak bisa begitu. Perkebunan itu, 60 persen biayanya untuk membeli pupuk. Nanti akan kami lihat bagaimana cara membeli pupuknya, kemudian cara penggunaannya. Kiat tidak hanya satu, tapi ada seribu kiat.

    Salah satu terobosan yang akan diterapkan di BUMN nanti seperti apa?

    Begini, ada galangan kapal IKI (PT Industri Kapal Indonesia) yang sudah dua tahun tidak bisa menggaji karyawan dan direksinya. Saya ke sana. Mental manajemennya sudah mental menunggu pertolongan dari luar, terutama minta uang dari PPA (PT Perusahaan Pengelola Aset).

    Tanpa uang itu, menurut manajemen perusahaan tidak bisa beroperasi. Karena itu, manajemen hanya berharap-harap, uang kok nggak turun-turun. Sepertinya itu uang dia, sehingga menyalah-nyalahkan PPA.

    Saya datang ke sana, melihat sendiri, memang parah sekali. Dripping dock sudah rusak, pintu air sudah bocor semua, dan pompa airnya sudah tidak bisa memompa. Memompa air dari dripping dock perlu waktu satu minggu, padahal seharusnya cuma empat jam, sehingga kapal yang mau diperbaiki tidak selesai-selesai. Dermaga sudah hancur, slipway rusak tidak bisa dipakai. Tanpa perbaikan, ini semua tidak bisa jalan. Biaya yang dibutuhkan Rp90 miliar, ya itu tadi, menunggu-nunggu uang dari PPA.

    Saya lihat, di sana pasarnya besar. Di Indonesia ada 6 ribu kapal, dan ada peraturan setiap beberapa bulan sekali harus diperbaiki.

    Jadi, pasarnya ada. Yang sulit itu buat perusahaan kan kalau pasarnya tidak ada. Kalau pasarnya ada, apa saja bisa jalan. Tapi, karena mental manajemen sudah terlanjur berharap-harap, mereka sudah tidak kreatif lagi. Saya lalu malah datang ke PPA dan minta agar mereka sama sekali tidak kasih uang ke BUMN itu, karena itu akan membuat BUMN menjadi manja saja.

    Bagaimana solusi Anda?

    Saya bilang pintu air bisa diperbaiki, misalnya bekerja sama dengan PT Hutama Karya, yang biasa membuat bendungan. Nanti pembayarannya bulanan, kan sesama BUMN. Tidak akan merugikan, pembayaran mahal sedikit tidak apa-apa. Lalu, pompanya bisa minta ke supplier pompa, pembayarannya juga bulanan. Perbaikan dermaga bisa minta dikerjakan Adhi Karya atau siapa, agak mahal sedikit tidak apa-apa, pembayarannya sama, bulanan.

    BUMN yang seperti ini banyak banget, seperti Iglas, Kertas Leces, dan perusahaan perikanan. Mereka harus disiplin, sampai kelak situasi berubah. Mereka selalu beranggapan, tanpa uang tidak bisa jalan. Kan rusak mental manajemen seperti itu. Nanti kami perbaiki dari sini.

    Untuk merestrukturisasi PT Leces apa solusi Anda? Bukannya ini BUMN yang pernah besar dan cukup mendominasi pasar kertas?

    Pasar kertas tidak akan sebesar dulu. Di sana sedang membangun boilerbekerja sama dengan PT Waskita Karya. Ini tidak pakai uang, karena uangnya dari Waskita Karya. Boiler ini menghasilkan steam 240 ton. Dulu rencananya steam ini untuk menjalankan seluruh mesin. Ada lima mesin di sana. Karena steam paling banyak dipakai buat memanasi mesin, maka steam untuk membangkitkan listrik tidak cukup–hanya bisa membangkitkan paling banyak 25 MW. Listrik 25 MW ini tidak cukup menghidupkan mesin-mesin itu.

    Jadi, dari mesin steam 240 ton itu separuh untuk memanasi pabrik kertas, separuh untuk membangkitkan listrik yang digunakan untuk menjalankan mesin. Tapi, belum tentu kertas yang dihasilkan terjual semua dan belum tentu ada margin. Sumber kesulitan Leces adalah pasar.

    Saya malam Idul Adha kemarin tidur di pabrik kertas. Karena saya harus Lebaran dengan keluarga, keluarga saya ajak ke sana. Jadi, kerjanya dapat, Lebaran dengan keluarga juga dapat. Setelah saya lihat marketing-nya, saya sarankan tidak boleh lagi memproduksi semua jenis kertas. Saya minta mereka memilih dua saja yang yakin pasarnya bagus. Akhirnya, satu mereka pilih kertas tisu untuk ekspor ke Amerika, dan kedua memproduksi kertas security printing yang persaingannya masih relatif kecil. Tak boleh memproduksi selain itu. Harus fokus.

    Karena hanya memproduksi dua tipe kertas, maka steam yang digunakan juga tidak banyak. Cuma 10 ton. Listrik yang digunakan juga tidak banyak, mungkin cuma 10 MW. Sehingga mereka masih punya kelebihan steam– karena dari kapasitas semula 240 ton, yang terpakai 10 ton.

    Nah, steam sisa ini bisa memutar turbin hingga 60 MW. Mereka punya turbin. Daripada steam-nya menganggur, maka lebih lebih baik untuk memutar turbin. Katakanlah paling kecil 50 MW. Yang dipakai oleh pabriknya sendiri sekitar 10 MW. Masih ada 40 mega, saya minta mereka jual ke PLN. Jadi, Leces tak hanya jualan kertas, tapi juga listrik. Kalau dia jual 40 MW ke PLN, paling tidak bisa menghasilkan uang Rp100 miliar.

    Kemudian, bahan bakunya kelebihan juga. Jual barang baku itu. Saya tanya: laku tidak? Laku, bisa dapat Rp100 miliar. Jual saja, daripada bahan baku diproduksi gak laku atau malah marginnya tidak ada, mending jual saja bahan baku itu.

    Jadi, nanti dari listrik dapat Rp100 miliar, bahan baku Rp100 miliar, jualan tisu Rp100 miliar, dan jualan kertas sekuriti Rp50-60 miliar. Sudah, itu solusinya. Harus disiplin.

    Apa sikap Anda soal kepemilikan asing di BUMN telekomunikasi?

    Itu sudah terjadi. Ada baiknya, ada tidak baiknya. Baiknya kita jadi sangat familiar dan welcome terhadap dunia internasional. Kurang baiknya, kita menyesal saja. Ternyata, perusahaan ini bagus banget, tapi kok ya dijual. Tetapi, kita kan nggak boleh menyesal terus, tidak habis-habisnya sampai masuk rumah sakit jiwa… hahaha.

    Ada kemungkinan buyback saham?

    Terserah manajemennya. Saya serahkan kepada kebijakan korporasi perusahaan tersebut. Nanti, banyak hal akan kami serahkan kepada manajemen BUMN yang bersangkutan untuk melakukan aksi korporasi, termasuk soal Serikat Pekerja.

    Kemarin, saat demo di Telkom, saya instruksikan kepada seluruh jajaran Kementerian BUMN untuk tidak ikut turun tangan. Serahkan sepenuhnya kepada manajemen Telkom. Kami tidak boleh memanggil manajemen, jangan menegur, jangan bertanya. Karena kalau itu dilakukan, nanti Serikat Pekerja akan merasa persoalan telah diambil alih. Padahal, belum tentu kami mampu mengambil alih dan belum tentu mengetahui persoalan mikronya. Yang tahu persoalan mikronya adalah manajemen setempat.

    Sewaktu di PLN Anda rutin menulis catatan untuk karyawan, akan diteruskan sekarang di Kementerian BUMN?

    Waktu di PLN saya menulis dua-tiga kali sebulan, sehingga ide-ide saya bisa diikuti oleh seluruh karyawan—ada 100 ribu, termasuk yang outsourcing. Misalnya, ketika saya pergi ke Halmahera, dengan membaca tulisan saya, mereka tahu apa yang saya pikirkan, yang saya kerjakan, semuanya mengikuti karena ditaruh di website PLN. Kemudian, beberapa koran mengambil itu, dikutip, silakan. Saya anggap itu komunikasi yang efektif dengan karyawan yang begitu besar. Berkomunikasi dengan 500 karyawan mungkin gampang, tapi kalau 100 ribu dan tersebar di seluruh Indonesia itu susah. Saya menulis karena itu.

    Sekarang, setelah saya jadi Menteri BUMN, saya lagi mikir-mikir apakah akan menulis atau tidak. Saya akan putuskan dalam 1-2 minggu ini. Saya ingin sebagai menteri, seluruh karyawan BUMN tahu. Karyawan BUMN itu banyak sekali. PLN saja 100 ribu karyawan, Telkom 20 ribu, Kereta Api 18 ribu, belum lagi perkebunan. Saya perlu media komunikasi.

    Sebetulnya, kenapa Anda selalu mengenakan sepatu kets?

    Banyak yang bilang, “Pak Dahlan itu sederhana, ya.” Lho, padahal sepatu kets ini mahal, lho… hahaha. Ya, ini pertama karena dulu kelamaan di media. Orang media itu kan cuek. Itu sudah kebiasaan saja. Yang saya khawatirkan adalah kalau tiba-tiba saya pakai jas, sepatu mengkilat… hehehe. Kan Pak SBY berpesan supaya menteri baru berlari kencang. Jadi, saya pakai sepatu kets dalam rangka supaya bisa berlari kencang itu … hehehe. (kd)

    • VIVAnews
    sumber : http://analisis.vivanews.com/news/read/264601–saya-pakai-sepatu-kets-supaya-lari-kencang-

    Posted by administrator | 16 November 2011, 4:38 pm
  34. Pak Dahlan,
    Saya tinggal di Belanda, dan kami mencari mitra di Indonesia untuk kerja sama di bidang perencanaan dan pengadaan / penyambungan listrik tenaga surya.
    Saya dan teman saya bekerja sama dengan pabrik listrik tenaga surya Prancis dan Spanyol mempergunakan subsidi E.U untuk negara berkembang seperti Indonesia.Bagaimana caranya untuk menawarkan produk / ide ini kepada bapak?,..

    Posted by Nakman Manurung | 16 November 2011, 8:55 pm
  35. Sidak Hotel, Dahlan Iskan Disebut Menteri Aneh
    Kamis, 17 November 2011

    KUTA–Dahlan Iskan tidak langsung masuk ke kamarnya begitu ia tiba di hotel ketika waktu di Bali sudah pukul 18.30. Mandi dan pergi makan malam ke sebuah restoran pun ditundanya karena harus menginspeksi beberapa tempat di Hotel Inna Kuta. Ini inspeksi sangat mendadak.

    Karyawan yang sedang bekerja di beberapa bagian yang diinspeksi menyatakan kaget melihat menterinya tiba-tiba ada di antara mereka. Beberapa karyawan yang diajak bicara pun bahkan baru tahu bahwa lawan bicaranya tadi adalah menteri setelah Dahlan Iskan meninggalkan ruang kerja mereka.

    Menteri yang penampilannya selalu tidak formal itu masuk ke dapur, ke tempat parkir sepeda motor dan beberapa ruangan lain. “Aneh. Ini menteri aneh. Dia masuk sampai ke dapur. Dirut kami saja belum tentu sampai ke sini,” ujar seorang karyawan rendah di Hotel Inna Kuta, Bali, Kamis malam.

    Dahlan memilih menginap di Inna Kuta selama ia di Bali sampai 18 November nanti, sebagai salah satu menteri yang diperintahkan nongkrongin KTT ASEAN. Beberapa stafnya pernah menyarankan supaya Dahlan menginap di hotel lain saja yang lebih bagus karena Inna Kuta masih dalam proses pengembangan dan pengerjaannya belum selesai.

    “Gak, saya mau nginap di Inna Kuta. Jelek gak apa-apa, biar sekalian saya tahu apa yang menyebabkan proyek itu tidak selesai-selesai,” kata Dahlan, menolak.

    Dahlan adalah menteri pertama yang menginap di Inna Kuta setelah Susilo Sudarman, salah satu menteri pariwisata di zaman pemerintahan Orde Baru. Menteri-menteri lain kalau ke Bali menginap di hotel-hotel esklusif.

    “Sekarang Pak Menteri BUMN nginap di sini, kami sangat senang. Apalagi tadi Beliau langsung memutuskan nasib proyek ini. Semuanya selesai, kami jadi jelas, jadi lebih percaya diri mengembangkan bisnis hotel ini,” ujar seorang pejabat Inna Kuta, kemarin.

    Yang bikin pusing pejabat-pejabat Hotel Indonesia Natour (HIN) dan Inna Kuta adalah keinginan Dahlan untuk menginap di sebuah kamar yang kamar mandinya belum selesai, masih proses finishing. “Saya nanti malam nginap di sini,” kata Dahlan ketika menginspeksi proyek hotel Inna Kuta yang nantinya berganti nama menjadi Grand Inna Kuta itu, pagi kemarin. “Ampun..ampuuun. Bapak ini luarbiasa,” kata Plt Dirut HIN, Agus Suharyono.

    Dahlan memang manusia “aneh”. Sudah sejak lama dia aneh, bukan setelah menjadi menteri. Keanehan manusia satu ini antara lain: penampilan selalu apa adanya, tidak suka yang formal-formal, selalu pakai sepatu kets, kaos, jaket dan tidak mau menggunakan fasilitas jabatan negara, tidak mau dikawal. Keanehan yang paling wajib adalah pakai sepatu kets.

    Suatu waktu ketika HM Jusuf Kalla (JK) baru beberapa bulan menjadi wakil presiden, bos Jawa Pos dan Jawa Pos grup ini meminta waktu untuk bertemu. “Hazairin saya sudah di Bandara, nanti langsung ke kediaman. Boleh tidak ya saya pake jaket, pake sepatu kets,” katanya kepada saya (melalui telepon) waktu itu. “”Khusus buat Pak Dahlan, bisa,” jawab saya.

    Mulanya ada staf di kantor Wapres tidak mengizinkan ada tamu yang pake sepatu kets bertemu wakil presiden. “Rasanya tidak pas,” kata staf tersebut. “Pak Dahlan pake sepatu kets bukan karena dia tidak punya uang atau tidak menghormati. Dia itu orang kaya, dan pake sepatu kets itu sudah karakter dia,” kata saya ketika menjelaskan kepada staf yang kemudian begitu mengagumi Dahlan Iskan itu.

    “Saya kalau bertemu Saudara Dahlan, yang pertama saya liat kakinya dulu. Apakah dia pake sepatu kets atau tidak. Begitu saya liat dia pake sepatu kets baru saya yakin ini benar Dahlan Iskan,” kata JK waktu itu.

    Dahlan dengan JK memang sudah sangat lama saling mengenal. Dua tokoh ini memiliki karakter yang mirip, terutama dalam hal common sense dan kecepatan mengambil keputusan. Keanehan yang terbaru dari Dahlan Iskan adalah dia tidak ingin disebut sebagai menteri.

    “Saya bukan menteri. Jangan panggil saya menteri. Menteri yang sebenarnya adalah wakil menteri. Karena itu saya tidak pakai tanda jabatan menteri,” katanya kepada peserta rapat di Inna Kuta kemarin.

    Saya ingin jadi CEO atau chairman saja di BUMN. Kalau menteri tidak sampai ngurusin yang teknis seperti ini,” ia melanjutkan.(*)

    sumber : http://www.jpnn.com/read/2011/11/17/108319/Sidak-Hotel,-Dahlan-Iskan-Disebut-Menteri-Aneh-

    Posted by administrator | 17 November 2011, 9:31 am
  36. ha..ha..ha…hari ini saya hampir saja bertindak anarki…untuk jemur kepala cabang…hemmm..bisa jadi inspirasi tuh….!!!

    hari ini dan dua minggu yang lalu kondisi listrik di desa saya masih…panceetttt aeee….ora ono perubahan…

    ” ANAK AYAM MATI DI LUMBUNG” masih berlaku….belum berakhir !!!!

    Wajar kalo Papua ingin merdeka, ternyata begini rasanya…tinggal di lumbung energi tapi listrik mati terussss

    Posted by Lilik Suharto | 17 November 2011, 3:26 pm
  37. Terima kasih Pak…

    Posted by Fx | 18 November 2011, 11:01 am
  38. Indonesia LUAS bung…. Target Pak DIS kan sebenarnya sampai 2012 membenahi PLN, semoga di 2012 daerah anda sudah bisa diatasi, smoga Pak DIS masih bisa memantau PLN amiiin

    Posted by mahmudarifien | 20 November 2011, 1:19 pm
  39. Perjuangan yang kini membuahkan hasil, terima kasih pak DIS, semoga sehat selalu.

    Posted by Agus Setya Fakhruddin | 21 November 2011, 1:27 pm
  40. Akhirnya, Masyarakat Ulumbu, Manggarai, NTT Bisa Menikmati Listrik
    Sabtu, 12 November 2011

    Untuk yang pertama, masyarakat Ulumbu, Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), bisa menikmati listrik. Tidak heran bila mereka begitu mengelu-elukan menteri BUMN dan mantan Dirut PLN Dahlan Iskan yang kemarin datang meresmikan beroperasinya proyek tersebut.
    —————————————
    Hazairin Sitepu, Manggarai
    —————————————
    Ribuan orang berdiri di sepanjang jalan sambil melambaikan tangan dan mengucapkan, “Selamat datang Bapa.” Beberapa undangan menitikkan air mata. Para pemuka adat pun menangis di tengah hujan yang terus turun.

    Itulah suasana menyambut kehadiran Dahlan Iskan, menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), di Desa Ulumbu, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, kemarin (11/11).

    Dahlan disambut bagai seorang pahlawan. Dia kemarin datang ke Ulumbu untuk membuktikan sumpahnya setahun yang lalu, ketika menjadi direktur utama (Dirut) dan CEO PLN.

    “Saya bersumpah bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu harus selesai sebelum Natal 2011 dan akan menjadi hadiah Natal terbaik bagi masyarakat Manggarai,” tulisnya dalam buku tamu PLN Kabupaten Manggarai ketika itu.

    PLTP Ulumbu sebenarnya sudah dibangun sejak 1994, tetapi tidak pernah selesai alias terbengkalai. Setelah Dahlan meninjau PLTP tersebut tahun lalu, baru dimulai lagi pembangunannya. Lantas, tidak sampai setahun, pembangunan selesai. Kemarin Dahlan meresmikan proyek itu. PLTP Ulumbu tahap pertama berkapasitas 2 x 2,5 megawatt akan benar-benar selesai sebelum Natal 25 Desember nanti. Setelah ini, akan dibangun 2 x 2,5 megawatt berikutnya sehingga semua menjadi 10 megawatt. Kalau ini selesai semua, seluruh kebutuhan listrik di Flores akan tercukupi.

    Di depan Gubenur NTT Frans Leburaya, para bupati, pejabat penting, dan sekitar 300-an undangan, Dahlan mengatakan bahwa dia datang untuk memenuhi sumpahnya. “Saya bersumpah rakyat di sini harus menikmati listrik dari proyek ini sebelum hari Natal. Dan ini sebagai hadiah Natal terbaik,” katanya.

    Banyak yang terharu sampai menitikkan air mata sambil menatap Dahlan yang lagi bicara di podium. “Pak Dahlan kasih kami listrik. Rumah kami sudah terang pake listrik. Kami sudah puluhan tahun menunggu dan hari ini listrik sudah manyala,” kata seorang pemuka adat Ulumbu.

    Bupati Manggarai Cristian Rotok pun terharu. “Tuhan, mengapa Engkau terlambat mengirim seorang lelaki yang bernama Dahlan Iskan ke sini. Kami sudah terlalu lama merindukan orang seperti ini,” kata Rotok ketika memberikan sambutan pada acara makan malam di kantornya tadi malam. “Tapi, tadi sore saya berdoa, saya mengatakan begini: Terima kasih Tuhan atas kebaikan-Mu mengirim Pak Dahlan ke sini.”

    Dahlan kemarin memang disambut luar biasa oleh masyarakat dan pemerintahan Kabupaten Manggarai. Sambutan terjadi sejak pagi ketika mendarat di Bandara Franssaleslega sampai tadi malam. Empat upacara adat di empat lokasi terpisah khusus dipersembahkan kepada mantan CEO Jawa Pos dan Jawa Pos Group ini.

    Di sepanjang jalan pada setiap desa mulai dari Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai, sampai dengan Desa Ulumbu, masyarakat dan siswa, mulai dari SD sampai SMA, berdiri di pinggir jalan sambil melambaikan tangan kepada Dahlan Iskan dan rombongan. “Selamat datang Bapa,” kata beberapa siswa sambil melambaikan tangannya.

    Beberapa pemuka adat pada uapacara adat mengatakan, “Kami sudah kehabisan kata-kata untuk menyampaikan terima kasih dan rasa syukur kepada Pak Dahlan yang begitu ikhlas membantu kami.”

    Oleh para tokoh adat, Dahlan dianggap sebagai orang Jakarta yang paling berpihak kepada rakyat kecil di Manggarai. Dahlan dinilai pejabat yang paling memegang teguh janjinya. Dahlan dinilai tidak pilih kasih dalam memberikan pelayanan kepada rakyat.

    Mereka menganggap banyak pejabat di negara ini sering mengobral janji, tetapi sangat sedikit yang bisa memenuhinya. Apalagi janji-janji pada musim pemilu, banyak yang tidak bisa diwujudkan. (c1/nw)

    Posted by administrator | 24 November 2011, 10:06 am
  41. ini masih ada satu ayam (sekarat) paling besar hasil tambang batu-baranya,konon mampu menyuplai semua keperluan PLTU Jawa-Bali,,,disini masih sering byar-pet,,,daerah pedalaman masih banyak yang gelap gulita,,,PJU yang setengah2,,,inilah si SARABAKAWA, Tanjung-Tabalong…

    Posted by i-cen | 24 November 2011, 5:57 pm
  42. Maju terus..selamat bekerja…

    Posted by Sam Budi Sampurno | 27 November 2011, 1:05 pm
  43. Betul sangat bagus, sy pernah membaca pertama kali soal pelistrikan yang mengupas jual beli antara swasta dan PLN thn 1998 di jawa pos tanggalnya lupa, isi tulisan tersebut intinya memberi harapan kepada rakyat Indonesia, listrik akan murah tanpa subsidi dg catatan transaksi jual beli listrik antara swasta dan PLN wajar. Penjelasan itu komplit plit dan detail harga kwhnya. Sampai sekarang sy belum tahu siapa penulisnya. Walau blm terwujud sebagai rakyat punya harapan. Salam

    Posted by hening | 3 Desember 2011, 9:45 am
  44. Sisa pengabdian pak Dahlan masih kerasa di kota saya, Mataram, Lombok. Berkat perbaikan kinerja PLTD disini, kota yang dulunya juga “ayam mati di lumbung”, dah sering menyala kembali.

    Smoga pemimpin PLN slanjutnya bisa sebaik bapak yaa

    Posted by Reza Bachtiar | 5 Desember 2011, 12:29 pm
  45. Kembali air mata saya menetes, mencoba merasakan dan membayangkan masyarakat Manggarai sewaktu menyambut kedatangan Pak Dahlan Iskan.
    Saya kebetulan seorang Muslim, tapi membaca tulisan tentang sambutan kedatangan Pak Dahlan Iskan di Manggarai, dan mencoba merasakan perasaan masyarakat di sana yang akan merayakan Natal dengan dilengkapi daya listrik yang sekian lama ditunggu-tunggu.
    Dan itu dijanjikan untuk kemudian dibuktikan oleh Pak Dahlan Iskan !!!!!!!!
    Subhanallah………semakin kagum dan jatuh cinta kepada sosok Pak Dahlan Iskan.

    Posted by widhi | 6 Desember 2011, 1:42 pm
  46. jujur apa yg dikerjakan pak DI saya salut,tapi kelihatannya orang2 di sumut tidak ingin maju termasuk semua pengambil keputusan,untuk PLTA Asahan 3 kenapa bisa berlarut larut izinnya padahal semua sdh jls program PLN dan dana sdh tersedia mestinya usaha itu disambut dan dibantu agar cepat beroperasi Asahan 3,atau Pak DI gak mau kasi uang ipit2 seperti swasta he he,tks

    Posted by wendy gunadi | 6 Desember 2011, 4:22 pm
  47. Sampai saat ini yang terbaca pak Dahlan orangnya baik, semoga memang baik dan akan mewabah kepada yang lain menjadi baik. Tapi ngurus Indonesia yang luas ini juga perlu banyak hal. Masih banyak yang perlu hadiah natal, idhul fithri, waisak dll dll yang kondisinya berbeda beda. Harapan saya pak Dahlan Iskan tetap istikomah dan saudara saudaraku juga bersabar.

    Posted by Mulyono | 8 Desember 2011, 12:59 pm
  48. Ada satu rumor yg beredar, kl kerja di BUMN itu seperti masuk ke kerajaan, dikerjaan atasan kita maka diluar sampai istri beliau pun akan menjadi atasan istri kita di komunitas, dan keterbukaan atas suatu ide akan sangat di batasi oleh senioritas dan jika sekolah anda rendah walaupun anda memiliki potensi maka tidak akan ada penjenjangan, itulah yg beredar dan membuat beberapa orang lebih memilih berkarir di swasta asing (seorang lulusan SMK di swasta asing bisa sampai ke level management jika ia mampu). Entah itu benar atau tidak.

    Posted by Erry | 17 Desember 2011, 8:03 pm
  49. sebelumnya saya mau minta maaf dan mohon izin untuk meminta artikel bapak sebagai tugas dari dosen saya.
    terima kasih pak atas artikel” bapak yang bermanfaat ini.

    Posted by BiebieDeby Cii Debora II | 6 Januari 2012, 9:49 pm
  50. Pergantian masa adalah siklus yang biasa dan pasti ada, dan pergantian masa pasti diikuti pergantian pemimpinya
    Kalau pada masa lalu pergantian pemimpin tidaklah nyata, semua masih abu2 bahkan kelabu.
    Tetapi dimasa yang datang, langit sudah terasa cerah dari sekarang, karena sudah terang benderang, CALON
    PEMIMPIN BARU SUDAH DATANG.
    Pak Dis sekarang tidak boleh mengelak, apalagi menolak, siklus langit telah bertolak dan bergerak semuanya mengarah dan menuju ke bapak.
    Bersiaplah………karena 2014 nanti rakyak Indonesia sudah siap.

    Salam
    Adjipar

    Posted by suwadji mahadi haris parayungan | 8 Januari 2012, 9:12 am
  51. Betul itu pak Sumsel utamanya Palembang memang mengalami perubahan drastis dalam 12 tahun terakhir, pada tahun 2000, pembangunan belum begitu banyak atau masih dalam perencanaan desain dan anggaran, tahun 2004 ketika PON XVI di Palembang telah menyulap rawa-rawa Jakabaring menjadi komplek olahraga bertaraf nasional, luar biasanya penunjukan tuan rumah SEA Games XXVI telah meningkatkan kualitas nasional komplek jakabaring menjadi kawasan olahraga berstandar internasional, terjadi pembangunan besar-besaran di Palembang, jalan-jalan kota dilebarkan, kota juga lebih bersih, fasilitas transportasi publik juga lebih baik, sekarang ada bus transmusi (semacam transjakarta), bus-bus tua yg kalo jalan suaranya menggangu plus asapnya kemana-mana skarang sudah sangat jarang terlihat. Bandara SMB II pun sudah jadi bandara internasional. Sumatera Selatan juga bakal memiliki pelabuhan internasional Tanjung Api-api.

    Ruko-Ruko mulai dibangun sepanjang jalan yang dapat dilewati mobil, jika sebelumnya pusat belanja dan keramaian di Palembang hanya dominan di sepanjang jalan Jenderal Sudirman & Pasar 16, dahulu kawasan pertokoan hanya berpusat di Kilometer 0 hingga Kilometer 5 saja, kini telah bergeser hingga keluar kota Palembang, Kecamatan Talang Kelapa yang berbatasan langsung dengan Palembang dahulunya seperti desa saja, sekarang di sini sudah banyak berdiri perumahan, ruko, sekolah-sekolah, pabrik, hingga mall sudah berdiri dalam dekade ini. Artinya pembangunan tidak hanya di Palembang tapi ngefek hingga ke wilayah sekitar.

    hebatnya juga dalam periode 1 dekade terakhir Palembang mampu mengubah kawasan pabrik pemintalan (Patal) yang sudah bangkrut dan tidak produksi lagi menjadi kawasan bisnis, perhotelan, dan perkantoran yang ramai yaitu PTC (Palembang Trade Center), kawasan GOR-Kampus Palembang yang dahulunya rawan dan tidak seramai sekarang kini berdiri Palembang Square, Lippo Undermall, Rumah Sakit Internasional, & Palembang Sport Convention Center (PSCC), kawasan KM 10-KM 12 yang dahulunya kawasan pinggiran kota kini jadi pusat pertokoan dan bisnis yang ramai, hadirnya investor Ciputra yang membangun perumahan & pusat bisnis elite Citra Grand City di km 12 semakin menyemarakan pembangunan di wilayah ini, Jalan Soekarno-Hatta yang dahulunya sempit kini mulai dibangun jadi 2 jalur, pertokoan, sekolah, hingga pabrik berdiri satu per satu di sepanjang jalan ini.

    Satu hal yang penting bahwa semua pembangunan dan perubahan yang terjadi di Sumatera Selatan khususnya Palembang dipengaruhi oleh para pemimpinnya yang berjiwa pembangunan besar, di daerah lain mungkin hanya memiliki pemimpin berjiwa besar saja.

    Semangat untuk maju hadir di semua kalangan, dari pemerintah, pengusaha, masyarakat, dan dari kami pemuda-mahasiswa di sumatera selatan selalu terbuka dan menyambut hangat setiap tawaran yang menawarkan kebaikan
    dan perubahan yang lebih baik untuk sumatera selatan, untuk kami masyarakatnya.

    Posted by Bayu | 13 Februari 2012, 11:22 am
  52. Ya Indonesia ku yang jaya….
    Semoga Saja kasusnya cepat terselesaikan..
    Rakyat Indonesia membutuhkan keadilan.

    Posted by Puisi | 2 April 2012, 9:26 am
  53. Memang bang Dahlan Iskandar Cocok untuk menjadi Seorang Presiden mendatang…
    Dengan Kritik dan pandangannya yang sangat Inovatif dan sangat jernih…

    Posted by Cerpen | 2 April 2012, 9:28 am
  54. If you want to get something that you never own you must do something that you never done before

    Posted by ROSMIATI | 10 Februari 2015, 6:53 am

Trackbacks/Pingbacks

  1. Ping-balik: Pembukaan Sea Games ke-26 di Palembang (11-11-2011) « It’s just something on my mind! - 14 November 2011

  2. Ping-balik: Indonesia, Olahraga, dan SEA Games 2011 « my third life - 16 November 2011

Tinggalkan Balasan ke Lilik Suharto Batalkan balasan