>>
Anda sedang membaca ...
Catatan Dahlan Iskan, PLN

Sehari Satu Juta Sambungan: untuk Apa?

Selasa, 26 Oktober 2010

Tidak ada lagi upacara bendera untuk memperingati Hari Listrik Nasional (HLN) tahun 2010 yang akan jatuh pada Rabu besok. Direksi PLN sudah sepakat hari listrik yang jatuh pada 27 Oktober itu akan diberi makna yang lebih substansif: memberikan pelayanan kepada masyarakat secara nyata dan luas.

Apa bentuknya? Di antara berbagai ide yang muncul, dipilihlah satu ini: gerakan penyambungan listrik sebanyak-banyaknya. Seberapa banyak? Muncullah angka 1 juta sambungan yang harus diselesaikan dalam satu hari, tepat di Hari Listrik Nasional itu.

Mengapa satu juta?  Dasarnya adalah daftar tunggu yang sudah amat panjang di seluruh Indonesia. Konon, sudah 2,5 juta. Panjangnya antrean untuk mendapatkan listrik itu menjadi isu yang besar di negeri ini. Setara dengan isu korupsi, isu krisis listrik,  dan isu buruknya pelayanan. Nama negara jatuh. Juga nama PLN. Panjangnya daftar tunggu itu sendiri  tidak lain akibat krisis listrik yang berkepanjangan di masa lalu. Perumahan terus dibangun, tapi pembangunan pembangkit listriknya diabaikan. Pendapatan masyarakat terus bertambah, tapi kemampuan daya PLN justru menurun.

Digambarkan bahwa daftar tunggu itu bukan hanya panjang, tapi juga ngeri: ada yang sudah lima tahun lamanya. Bayangkan orang minta listrik saja sampai harus menunggu lima tahun. Padahal, di bidang lain, telepon misalnya, perusahaan teleponlah yang justru berlomba cari pelanggan. Kalau enam bulan pertama 2010 lalu teman-teman PLN di bagian pembangkit listrik yang tegang (karena harus bisa mengatasi krisis listrik), enam bulan kedua 2010 ini ganti bagian distribusi yang kalang-kabut.

Tidak gampang menyiapkan sambungan 1 juta sekaligus dalam satu hari. Tapi harus bisa. Toh daftar calon pelanggan sudah tersedia. Tiap hari saya melakukan mengecekan. Sudah seberapa siap gerakan penyambungan 1 juta sehari itu. Dari Jawa Timur, saya mendapat laporan mengejutkan. General Manajer PLN Jatim Sulastyo memastikan, dengan gerakan satu juta sambungan ini, daftar tunggu di Jatim sudah bisa menjadi nol sama sekali.

Pimpinan PLN Wilayah Jabar Taufik Haji juga menyatakan demikian. Di Jateng dari daftar tunggu 170.000, memang masih akan tersisa 40.000, tapi bukan akibat kelemahan pimpinan Wilayah Jateng Ferry Krisna. Sisa 40.000 itu terjadi karena si calon pelanggan belum memiliki uang untuk membayar biaya sambungan.

Di Jakarta, saya mendapat cerita dari Kepala Divisi Niaga PLN Benny Marbun. Dia baru keliling ke rayon-rayon di Jakarta. Tiga hari sebelum tanggal 27 Oktober, ada satu rayon Ciputat yang sangat tertinggal. Di antara target yang dibebankan, baru 14 persen yang siap disambung pada hari itu. Ini bukan salah pimpinan di Ciputat.

Daftar tunggu di rayon itu ternyata memang tidak sebesar yang tercatat selama ini. Dari laporan berbagai daerah memang ditemukan kenyataan ini: daftar tunggu itu ternyata tidak sebesar kenyataannya. Daftar tunggu 2,5 juta orang itu, misalnya, sangat mungkin nanti ternyata hanya sekitar 1,5 juta. Mengapa? Rupanya, selama ini banyak orang yang mendaftar melalui tiga jalur. Satu orang mendaftar ke perusahaan instalatir,  tapi juga sekaligus mendaftar ke rayon.

Ada pula yang masih mendaftar lagi ke PLN cabang. Banyak juga instalatir yang mendaftarkan ratusan perumahan baru, tapi sampai sekarang rumah-rumah tersebut belum jadi dibangun. Tentu ada juga penyebab lain. Ketika mendaftar dulu, dia sudah punya uang. Namun, ketika program 1 juta sambungan ini diluncurkan, uangnya sudah habis untuk keperluan lain.

Berapa sih biayanya sampai ada yang tidak punya uang? Ternyata, seperti calon pelanggan di Ciputat itu, banyak yang mengira biayanya sampai Rp 1 atau Rp 2 juta. Itulah angka yang selama ini memang beredar di masyarakat. Sebuah angka yang jauh dari daftar resmi yang ada di loket-loket PLN. Inilah angka yang selalu menjadi perdebatan dan menimbulkan kesan negatif pada PLN.

Berapa sih sebenarnya biaya penyambungan itu? Di sini memang masih terjadi perbedaan pendapat. Di antara unit PLN sendiri masih belum seragam. Banyak unit yang pemikirannya sudah sangat maju. Yakni hanya mengenakan biaya penyambungan yang memang menjadi tanggung jawab PLN.

Tapi, memang masih ada yang belum berubah. Yakni menagihkan biaya-biaya yang sebenarnya bukan biaya untuk PLN. Yakni biaya untuk instansi lain seperti  konsuil dan instalatir. Ini  mungkin karena kebiasaan lama yang sudah mendarah-mendaging.  Mereka menjadi gamang ketika harus berubah.

Banyak unit, seperti Jatim, Jabar, dan Sulsel, yang untuk gerakan 1 juta sambungan ini hanya mengenakan biaya yang khusus untuk PLN. Mereka ini sudah bisa memisahkan mana biaya yang untuk PLN dan mana biaya yang sebenarnya bukan untuk PLN. Tapi,  masih ada unit yang menarik semua biaya itu sehingga konsumen mengira semua biaya tersebut diterima PLN. Jatuhnya juga kelihatan mahal.

Padahal, untuk menyambung listrik, biaya yang dikenakan oleh PLN sangat murah.  Untuk 450 VA (volt ampere) hanya Rp 337.000. Untuk 900 VA hanya Rp 675.000. Tapi masih ada unit yang menagih ke calon pelanggan dengan nilai jauh lebih besar dari itu. Ini karena biaya untuk instansi lain seperti konsuil dan instalatir dia tagih sekaligus di situ.

Calon pelanggan jadi banyak yang mengira bahwa PLN mengenakan biaya sangat mahal. Di Jatim, untuk gerakan ini, PLN hanya menagih biaya yang harus dibayar ke PLN. Biaya untuk instansi lain diserahkan ke pelanggan untuk membayarnya sendiri. Sulastyo berprinsip kalau calon pelanggan sudah membayar biaya penyambungan kepada PLN, kewajiban PLN-lah menyambung  listriknya. Setelah listriknya tersambung, pekerjaan lain menjadi urusan pelanggan itu dengan konsuil dan instalatir. Jatim menempuh cara begini: setelah PLN menyambung listriknya,  di dekat kWh meter itu ditempeli stiker dengan bunyi: (kira-kira) PLN telah selesai menyambung listrik Anda.

Untuk menyalakannya,  Anda harus menghubungi konsuil dan instalatir Anda! Selesai. Kewajiban PLN tuntas sudah. Nama PLN menjadi harum karena bisa melayani dengan cepat dan murah. Pelanggan juga sudah harus mulai tahu bahwa PLN serta konsuil dan instalatir itu instansi yang berbeda. Kewajiban maupun tanggung jawabnya!

Kewajiban PLN adalah mengalirkan listrik ke rumah-rumah pelanggan. Kewajiban konsuil adalah menilai apakah jaringan listrik di rumah pelanggan itu sudah memenuhi syarat atau belum. Jangan sampai nanti, setelah listrik menyala, rumahnya terbakar. Kewajiban instalatir adalah memperbaiki jaringan listrik di rumah pelanggan itu kalau konsuil menyatakan masih harus ada yang diperbaiki. Dua instansi tersebut juga mengenakan biaya kepada pelanggan yang selama ini dijadikan satu di loket PLN.

Rincian tugas dan kewajiban seperti itulah yang selama ini tidak dibedakan. Orang-orang PLN terlalu “baik” untuk ikut mengurus urusan instansi lain. Ibaratnya seperti contoh berikut ini: Sebuah mobil datang ke SPBU untuk mengisi bensin.  Sebelum mengisikan bensin, petugas SPBU bertanya kepada pemilik mobil: apakah mobil Anda sudah dikir? Mana surat kirnya? Apakah mobil Anda sudah sesuai dengan hasil kir itu? Apakah mobil Anda ada STNK-nya? Apakah BPKB mobil Anda ini sah? Kalau mobil Anda belum menunjukkan bukti sudah dikir, petugas pompa bensin tidak mau menuangkan bensin ke mobil Anda. Lucu kan?

Begitulah PLN selama ini. Dia jadi “petugas pompa bensin” yang sangat rewel! Sampai sekarang masih banyak orang PLN yang berpikiran bahwa dirinya adalah juga sekaligus orang konsuil dan instalatir. Akibatnya, nama PLN ancur-ancuran. Inilah yang kita coba kita ubah. Tapi, masih banyak yang memang belum bisa berubah. Begitulah di PLN selama ini. PLN belum mau menyambung listrik ke rumah pelanggan kalau rumah itu belum diperiksa konsuil. Akibatnya,  pelanggan mengira bahwa pelayanan PLN yang payah. Biaya pun dikira mahal, melebihi ketentuan. Apalagi kalau memang ada yang memanfaatkan situasi tersebut.

Bahwa pelayanan selama ini payah, itu memang sudah menjadi kenyataan. Bahwa biayanya selama ini mahal, itu juga satu kenyataan. Sulit dibantah. Apalagi kalau keruwetan tersebut dimanfaatkan oleh banyak orang: orang dalam maupun orang luar.

Maka, gerakan penyambungan 1 juta sekaligus ini adalah usaha untuk mencoba melakukan terobosan semua itu. Dengan gerakan 1 juta sambungan satu hari, daftar tunggu itu menjadi lebih pendek. Dengan gerakan 1 juta sambungan satu hari, transaksi-transaksi gelap mestinya akan hilang.

Dengan gerakan 1 juta sambungan satu hari, teman-teman PLN kembali memperoleh kepercayaan diri bahwa program-program besar bisa dilakukan dengan sukses. Kalau dengan gerakan satu juta sambungan ini transaksi-transaksi gelap masih belum hilang sama-sekali, kami bertekad untuk melakukan gerakan satu juta sambungan lagi bulan April atau Mei tahun depan! Saya tentu mendengar banyaknya transaksi gelap yang melibatkan orang dalam dan orang luar PLN.

Jumlah mereka sebenarnya tidak banyak jika dibandingkan dengan jumlah pelanggan yang ada. Namun,  transaksi gelap itu telah menjadi nila setitik. Tidak mungkin bisa dilawan  satu per satu. Akan memelahkan, memakan energi, dan belum tentu berhasil. Gerakan satu juta sambuangan ini adalah “mitraliur” atau kemoterapi yang bisa membasmi transaksi-transaksi gelap itu secara luas dan sekaligus.

Kelak, kalau daftar tunggu sudah habis dan PLN bisa terus maju, jangan-jangan justru teman-teman PLN yang mengalami kesulitan mencari calon pelanggan sehingga petugas PLN harus keliling dari kampung ke kampung sambil berteriak:  listrik?listrik?listrik!!! (**)

Dahlan Iskan
CEO PLN

Diskusi

77 respons untuk ‘Sehari Satu Juta Sambungan: untuk Apa?

  1. salut buat program Sehari Satu Juta Sambungan-nya pak.
    mungkin selama ini PLN berenang di blue ocean (w.chan kim), pasar tanpa pesaing, sehingga mentalitas kawan-kawan di PLN (oknum) menjadi semaunya.
    jualan listrik mungkin bakal terjadi jika kemampuan PLN lebih besar dibanding waiting list saat ini.
    Semoga, indonesia segera bebas dari byar-pet.

    Posted by rezki | 27 Oktober 2010, 9:06 am
  2. Indonesia adalah negara besar yang menjadi kecil karena diam dalam kebekuan. Demikian halnya dengan PLN. Perusahaan yang demikian besarnya namun, tampak begitu kerdil, karena beku. Seperti dalam rapat-rapat, kebekuan hanya bisa dipecahkan dengan gebrakan, bisa gebrak meja, gebrak kursi atau gebrak yang lain. Satu hari satu juta sambugan adalah gebrakan, salut, saya ucapkan selamat menggebrak kebekuan pelayanan di PLN, buat pak Dahlan, BAPAK PENDOBRAK ENERGI NUSANTARA!!!

    Posted by budi al sunardi | 27 Oktober 2010, 9:21 am
  3. saya selalu terkagum – kagum dengan program anda pak Dahlan, selalu ada yang baru. saya ingin menerapkan itu dalam hidup saya !!!!

    Posted by selamet hariono | 27 Oktober 2010, 10:36 am
  4. salut untuk PLN

    Posted by Zaenur Rohman | 27 Oktober 2010, 11:09 am
  5. Koq g dri dlu2 pk dahlan jdi dirut pln,, coba dri dlu, pasti skarang pln udah bsa ekspor listrik..

    Posted by Sohib | 27 Oktober 2010, 11:17 am
  6. Akhirnya, tidak salah PLN dipimpin seorang enterpreneur sejati yang hebat dan berani.

    Posted by kusumakomp | 27 Oktober 2010, 2:59 pm
  7. salut buat pak dahlan dgn program yg subtantif,km mnuggu program2 inovatif berikutnya. Namun ada satu cattan pak dahlan,tegangan d tempat km d perawang -kab siak,riau sangat2 memprihatinkan krn rata2 hanya 100-120 volt dan juga fluktuatif,bahkan pd beban puncak hanya 80-90 volt dan sesekali 160 volt, mhn bantuanya pak dahlan agar mslh ini ada solusinya krn km sangat mendambakan arus yg normal sehingga pelayanan pln jd lengkap tidak hanya kuantatif tp jg secara kualitatif. Trm ksh sblmnya pak.. Bravo pln

    Posted by martunus | 27 Oktober 2010, 3:35 pm
  8. pak tolong pak listrik tempat saya mati dari semalam..ketika telp PLN mereka baru bisa perbaiki besok alasannya karena PLN Ultah….wah ternyata gara2 mau pasang baru kita dua hari mati listrik…air jadi harus nimba..cadangan lauk di lemari es terpaksa harus di masak..blm puanasnya karena ga bisa ngidupin kipas angin…ga ada tv ga bisa ngikutin lanjutan ‘merapi’ ni…mbok ya di sisain orang untuk perbaikan juga kan pelayanan PLN bukan cuma pasang baru toh….piye iki……..

    Posted by fay | 27 Oktober 2010, 3:37 pm
  9. Semoga yang menjadi niat baik, bis aterlaksana dengan baik. apa-apa yang belum terlaksana dengan baik, mari bersama-sama benahi. Buat Bapak, semoga sehat dan buatlah kebijakan-kebijakan yang memiliki ‘manfaat’ buat rakyat kecil.

    Posted by choerozak | 27 Oktober 2010, 4:12 pm
  10. salut pak Dahlan, mudah – mudahan saya termasuk di 1 juta pelanggan itu ya Pak.Soalnya saya udah daftar dari tahun 2008, tetapi sampai sekarang rumah saya masih gelap gulita. Padahal saya tinggal di Balikpapan bukan di kota terpencil.

    Posted by hendra | 27 Oktober 2010, 7:21 pm
  11. Bravo PLN…Semoga PLN tetap menjadi Perusahaan Listrik Negara yang senantiasa meningkatkan mutu pelayanan.
    Salut buat Bapak Dahlan Iskan, salam hormat dari saya.

    Posted by Gilang Jr | 27 Oktober 2010, 7:47 pm
  12. Tetap semangat untuk merealisasikan program “berani” bapak!!
    Hanya saja, analogi pemasangan listrik n spbu agak kurang pas pak. Karena pd kasus spbu, bpkb n bensin tdk berhubungan langsung.
    Lebih pas snmptn dg bimbel pak..panitia snmptn memberi tiket masuk saja, untuk lulus, anda harus belajar. Belajar bisa sendiri, atau di bimbel. Jika itu tidak dilakukan, ada kemungkinan anda tidak lulus..

    Posted by Ina R | 27 Oktober 2010, 10:17 pm
  13. Dua jempol buat Pak Dahlan. Sejak awal saya percaya kalo PLN akan berubah ke arah yg baik ketika anda terpilih. Kagum saya bertambah sejak mendengar kisah anda dengan penyakit kanker hatinya. Mudah- mudahan kedepan bapak juga bisa menyembuhkan penyakit hati para birokrat di negeri ini.Sukses selalu Pak Dahlan !

    Posted by Didik | 28 Oktober 2010, 12:56 am
  14. SAYA BARU BIKIN RUMAH..DI DSN. BLIMBING REJO, DS KARANG TENGAH, KEC.KANDANGAN, KAB. KEDIRI. JAWA TIMUR.. RUMAH TSB. SDH SAYA PASANG INSTALASI KABEL SENDIRI UTK DI DALAM RUMAH. SAKLAR..STOP KONTAK.& PRESTO..INSTALASI SEMU PAKAI PARALON..PENDEK KAT.. KALAU UPAMA PLN MAU NYAMBUNG…TINGAL PASANG METERAN TOKK… TAPI SAAT SAYA DAFTAR KE PLN.. SAYA KAGET.KARENA PLN MENYEBUTKAN ANGKA YG CUKUP BESAR..YAITU Rp.3.200.000. DARI SINI SAYA TAHU BAHWA KORUPSI DI PLN MEMANG BUKAN OMONG KOSONG….

    Posted by eddy suyitno | 28 Oktober 2010, 9:27 am
  15. SAYA BARU BIKIN RUMAH..DI DSN. BLIMBING REJO, DS KARANG TENGAH, KEC.KANDANGAN, KAB. KEDIRI. JAWA TIMUR.. RUMAH TSB. SDH SAYA PASANG INSTALASI KABEL SENDIRI UTK DI DALAM RUMAH. SAKLAR..STOP KONTAK.& PRESTO..INSTALASI SEMU PAKAI PARALON..PENDEK KAT.. KALAU UPAMA PLN MAU NYAMBUNG…TINGAL PASANG METERAN TOKK… TAPI SAAT SAYA DAFTAR KE PLN.. SAYA KAGET.KARENA PLN MENYEBUTKAN ANGKA YG CUKUP BESAR..YAITU Rp.3.200.000. DARI SINI SAYA BERPIKIR BAHWA PUNGLI DI PLN MEMANG MUNGKIN ADA BENARNYA..UTK BAPAK DAHLAN ISKAN..SAYA YAKIN SEYAKIN YAKINYA..BAHWA BAPAK AKAN BISA MEMBAWA PT PLN LEBIH MAJU, LEBIH BERSIH, DAN LEBIH TRANSPARAN..

    Posted by eddy suyitno | 28 Oktober 2010, 10:02 am
  16. Emang harus dirubah “budaya” dan mind set itu pak. Ngisin- Ngisini Rek!Saya dukung Ndan! FORZA PLN……

    Posted by Yogy Miftah M | 28 Oktober 2010, 10:46 am
  17. Sebelum ide sehari sejuta pelanggan sebenarnya saya sempet pesimis terhadap PLN, alasanya..
    Pertama, saya merasa ada yang aneh dengan listrik PLN di kampung orang tua saya. Dimana satu desa hanya sebagian yang terdapat jaringan PLN saya tidak tau masalahnya apa..?

    Kedua, Critanya saya baru membeli rumah RS type 36 kredit lewat BTN (maklum orang kecil), namun saya berpikir kapan ya rumah saya dapat di aliri listrik karena pengalaman dari teman saya beli rumah tahun 2008 bulan April dan sampai saat ini listrik di rumahnya belum tersambung sudah 2 tahun lebih, nah.. bagaimana dengan saya yang baru beli rumah 4 bulan yang lalu, kapan mau masuk listriknya..? tahun 2011..? ..2012..?…2013..? atau justru tahun 2014.. nunggu setelah pemilu..??
    Namun saya bersyukur dengan ide Pak Dahlan Iskan sehari sejuta pelanggan saya tidak perlu nunggu lama seperti teman saya untuk mendapatkan aliran listrik dari PLN, walaupun harus menunggu beberapa hari setelah tanggal 27 oktober (tidak Pas tanggal 27 Oktober pada saat ulang tahun PLN) namun saya mungkin saya tidak masuk di urutan 1 juta dan masuk urutan 1 juta 1 daftar tunggu jadi tidak harus pas di tanggal 27 oktober atau mungkin tenaga lapangan PLN kurang jadi belum mampu menyelesaiakan sambungan yang katanya untuk pekanbaru mencapai + 13.000 sambungan baru, tapi saya masih bersyukur tidak harus menunggu bertahun-tahun, salut buat Pak Dahlan atas ide cemerlangnya.. Pak Dahlan saya salut kepada bapak berdua karena pemikiraan2 dan prinsip2 hidup bapak yang menginspirasi saya.. sukses dan maju terus buat PLN Bersama Pak Dahlan, seperti Buku yang pernah bapak tulis ”Tidak Ada Yang Tidak Bisa”

    Posted by sujarwo | 28 Oktober 2010, 4:07 pm
  18. salut untuk pak dahlan yang mampu membenahi listrik diIndonesia ini yang sejak dulu kacau balau, saya cuma mau nanya pak…. apa benar ongkos masang listrik 900 va di murung raya kalteng Rp.4,5 – 7 juta? mudah-mudahan itu hanya perbuatan oknum2 konsuil dan instalatir bukan dari orang2 PLN. TERUSKAN PAK MEMPERBAIKI KINERJA PLN, KAMI MENDUKUNGMU……..terima kasih.

    Posted by lampok | 29 Oktober 2010, 11:03 pm
  19. Dedy Amril Ismail Lihat Profil Jadikan teman Kirim Pesan
    GURU. Om Dahlan Iskan, Dalam Sehari Saya Dikunjungi Sampai 4 Kali Lho….! (Surat Terbuka Buat Dirut PT PLN, Refleksi Menyambut Hari Listrik Nasional 27 Oktober 2010)
    OPINI Dedy Amril Ismail| 28 Oktober 2010 | 11:441926Belum ada chart.

    Belum ada chart.

    Nihil.

    Tidak ada maksud untuk membuka konfrontasi antara Kompasiana (Kompas Group) dengan Jawa Pos (Jawa Pos Group), jika tulisan ini dimuat di Kompasiana, bahkan jadi HL. Bukan pula sekedar ikut-ikutan tulisan salah seorang kompasianer tentang perseteruan Metro TV (Surya Paloh) dengan TV One (Aburizal Bakri) sehingga memperoleh rating yang baik di rumah sehat ini. Pun bukan dibuat karena materi tulisan berkaitan dengan Om Dahlan Iskan sebagai Pemimpin Umum Jawa Pos Group, tetapi sekedar surat terbuka buat Om Dahlan Iskan sebagai direktur PLN sekaligus sebagai refleksi menyambut Hari Listrik Nasional yang jatuh pada tanggal 27 Oktober 2010.

    Tulisan ini hanya sekedar curhat, mudah-mudahan bisa didengar oleh Om.

    Tepat sebulan yang lalu, merupakan tahun ketiga saya menjadi pemohon penyambungan baru untuk listrik di rumah saya. Saya termasuk calon pelanggan perusahaan Om dengan nomor daftar tunggu (nomor agenda) 07091034. Saat ini untuk menerangi rumah, terpaksa saya menumpang colok ke rumah tetangga yang mau berbagi listrik. Ke kantor perusahaan Om? Rasanya saya sudah capek bolak-balik untuk mengecek, kapan kiranya saya mendapat sambungan. Setiap saya menghadap pada staf perusahaan Om, jawaban yang saya dapat selalu sama: SABAR. Dalam kesabaran saya itu, saya kadang iri juga dengan bangunan-bangunan baru di sepanjang jalan yang belum kelar sementara dalam tahap pengerjaan tetapi di bagian depan bangunan itu telah bergantung dengan kokoh meteran listrik yang sudah dicat dengan warna menyolok, warna khas perusahaan Om. Hebat amat si pemilik bangunan itu, melebihi kehebatan Kakek Alexander Graham Bell si penemu listrik, apalagi yang empunya listrik di negeri ini, gerutu saya. Pikirku, Kakek Alexander Graham Bell saja butuh waktu bertahun-tahun untuk dapat menemukan listrik loh Om!!

    Om Dahlan, beberapa waktu yang lalu dalam sehari sampai 5 kali dengan orang berlainan datang bertandang ke rumah saya. Orang itu mengakunya dari kantor Om dan AKLI, menawarkan pemasangan instalasi listrik dengan jaminan sampai menyala dalam 1 hari. Kompensasinya, saya harus membayar kira-kira 9 sampai 10 juta untuk ongkos itu. Padahal kalau saya ke kantor perusahaan Om, saya sudah disambut dengan baliho bertuliskan begini:

    BIAYA INSTALASI LISTRIK BARU PLN

    Daya 900, Pasca Bayar Rp 765.000; Pra Bayar Rp 765.000.

    Daya 1300, Pasca Bayar Rp 1.133.600; Pra Bayar Rp 1.115.000. dst.

    BIAYA PEMASANGAN INSTALASI (AKLI)

    Daya Out Bow (rumah papan): Rp 3.173.250.

    Daya In Bow (rumah permanen): Rp 3.373.250.

    Kata staf di kantor perusahaan Om, untuk pemohon 1300 Watt seperti permohonan saya, maka biaya yang dibutuhkan untuk Pasca Bayar adalah Rp 1.133.600 ditambah Rp 3.373.250 atau berjumlah Rp 4.506.850. Ini berlaku bagi tipe pemasangan 4-2-1, maksudnya untuk 4 mata lampu, 2 stop kontak dan sebuah arde. Jika ada penambahan titik, maka pelanggan menambah biaya Rp 481.800 per titik. Saya asumsikan, rumah saya memiliki 8 mata lampu, 3 stop kontak dan 1 arde, maka saya harus menambah 5 titik dikali Rp 481.800 atau sebesar Rp 2.409.000. Total biaya yang dibayar adalah Rp 4.506.850 ditambah Rp 2.409.000 menjadi Rp 6.915.850, walaupun instalasi rumah sudah dipasang secara mandiri oleh saya. Duh! Uang sejumlah Rp 6.915.850 bagi saya bukanlah nilai yang kecil, karena saya harus membanting tulang (walaupun tidak pernah juga patah) selama 4 bulan untuk mengumpulkannya, apalagi sebesar 9 sampai 10 juta yang diminta!

    Om Dahlan, saya bingung. Di surat kabar mengatakan saat ini negara kita mengalami krisis listrik berakibat adanya pemadaman bergilir. Tapi rasa-rasanya aneh, di satu sisi orang-orang di kantor perusahaan Om mengatakan krisis listrik tapi di sisi lain juga menawarkannya bak menawarkan kacang goreng di bus malam, sampai 4 kali!

    Menyambut hari listrik tanggal 27 Oktober kemarin, perusahaan Om mencanangkan sambungan baru bagi satu juta pelanggan dan akan dinyalakan serentak. Di daerah saya kebagian 1500 pelanggan. Menilik nomor agenda yang saya miliki dengan 4 digit terakhir (1034) maka seharusnya saya sudah menikmati listrik, nyatanya lagi-lagi saya harus SABAR. Lagi-lagi tanpa bosan saya ke kantor perusahaan Om untuk menanyakan itu, tapi orang di perusahaan Om dengan enteng menjawab, itu bagi pelanggan yang BERUNTUNG! Terus terang, saya jadi kaget Om. Perusahaan besar yang Om kelola ternyata masih menerapkan MANAJEMEN KEBERUNTUNGAN untuk menangani masalah seperti yang saya hadapi. Lantas, buat apa adanya nomor agenda yang sudah diberikan?

    Om Dahlan, mungkinkah saya harus lebih agresif lagi ke kantor perusahaan Om dengan cara ‘jemput bola’ sambil menenteng ‘dompet’? Rasanya tidak mungkinlah, sebab saya tidak pernah melihat pemain bola menjemput bola di lapangan sambil membawa dompet segala. Atau mengikuti saran teman supaya mengubah desain rumah tinggal saya menjadi model ruko (rumah toko) agar diprioritaskan untuk memperoleh sambungan seperti gambar tadi, rasa-rasanya juga tidak mungkin. Tidak mungkin karena mencari dana sebesar biaya penyambungan listrik saja rasanya sudah semaput, apalagi mau mengubah desain rumah! Om, dengan terpaksa saya hanya bisa berharap…….!

    Hari ini setelah sehari pencanangan, rumah saya tetap belum memperoleh sambungan. Saya hanya bisa berharap, curhat dan berpesan. Pesanku buat orang-orang di perusahaan Om, Perusahaan Om Ibarat Kapal, Janganlah Merusakkan Kapal ini dengan menambah besar kerusakannya. PISS OM.

    Posted by toha | 30 Oktober 2010, 7:33 am
  20. Mudah2an apa yg d beritakan PLN sesuai yg terjadi d lapangan… Walaupun sebenarnya banyak yg dsangsikan kebenarannya… Bravo PLN

    Posted by Bimo | 31 Oktober 2010, 12:41 am
  21. PLN membuat saya gelap!

    Tgl 29Okt’10, jumat malam sekitar pukul 2 malam, listrik dirumah tiba2 padam karena saklar di MCB turun. setelah saklar sy naikan, ternyata listrik tetap padam. Sy telp 123 untuk permohonan bantuan teknis. no pengaduan #1378.

    Tidak sampai setengah jam, team mekanik PLN dipimpin bp adi tiba. hasil pengecekan di MCB utama, sungguh mengejutkan. Ditemukan bukti: segel abal2 (bukan resmi PLN) dan kabel biru tambahan didalam MCB (juga bukan milik PLN) bukti2 ini mengarah kepada tuduhan pencurian listrik. Kami lemas, ini sungguh sangat mengejutkan. saya, istri dan ibu mertua (sambil menangis) hanya bisa bersumpah “DEMI ALLAH” berkali2 atas ketidak tahuan alat2 pencurian itu. Saya menyadari ini negara hukum, dimana “DEMI ALLAH” yg kami junjung tinggi tidaklah ada maknanya.

    Memang, amat tidak rasional, saya, istri dan ibu mertua sebagai penghuni tidak mengetahui dan menyadari bukti2 tersebut ada di MCB utama di rumah kami sendiri yg kami tempati selama bertahun2. Tapi sekali lagi kami hanya bisa bersumpah “DEMI ALLAH” kami tidak mengetahui alat haram tersebut. Saya tidak akan berani minta PLN datang untuk meriksa rumah kami.

    Bulanan pembayaran kami berkisar 360rb-380rb/bulan yg kami rasa masih reasonable (tidak murah) untuk alat2 di rmh. 1 AC di kamar yg hanya nyala pd saat tidur siang atau malam. 1 kulkas, 1 komputer, 1 TV, 1 mesin cuci dan selebihnya lampu rumah.

    Hari ini, ibu mertua datang kekantor PLN raden inten dan mendapati hasil keputusan denda pembayaran sebesar Rp 10 juta! segala demi ALLAH dan ungkapan kebingungan kami seperti tidak ada artinya. Tentu saja barang bukti dan ucapan pejabat pandai di PLN (tanpa melihat dan mempercayai dari sisi kami) hanya bisa membuat ibu sy menangis ditempat.

    Saya sebagai tulang punggung rumah ini, hanya bisa duduk lemas. marah sekali, tp marah kepada siapa? pikiran saya gelap!

    kemana sy cari 10jt untuk sesuatu yg bagi orang luar adalah sebagai hukuman untuk cerita yg tidak masuk akal!
    Demi Allah sy hamba Allah yg taat, tp mungkin bila sy lompat dr gedung PLN yg tinggi tersebut akan membuka sisi manusiawi para petugas penganut barang bukti tsb.

    Ya Allah, airmata ini hanya Engkau yg rasakan..

    Posted by alex | 1 November 2010, 5:02 pm
  22. BERSIHAR LUBIS
    Senin, 01 November 2010 , 14:28:00
    Gaya Dahlan Patut Ditularkan

    PROBLEM solving ala PLN ini menarik disebar-luaskan ke berbagai institusi publik. Direktur Utama PLN Dahlan Iskan di Jakarta, Rabu (27/10) silam berkata bahwa PLN meraih dana segar sekitar Rp 1 triliun dari program Gerakan Sehari Sejuta Sambungan. Logikanya, jika saban pelanggan rata-rata membayar Rp 1 juta dan dikalikan 1 juta sambungan, hasilnya, ya, Rp 1 triliun.

    Masalah yang membelit konsumen selama ini adalah antrean para calon pelanggan lebih dua tahun tercatat 1,5 juta orang. Jumlahnya lebih banyak lagi jika dihitung dengan yang antre 3 sampai 5 tahun. Inilah akibat kultur calo yang belum terkikis, yang jangan-jangan selama ini “dipelihara” oleh berbagai lembaga publik lainnya.

    Saya taksir, inilah yang dibaca oleh Dahlan Iskan. Dia tak mau terjebak oleh “permainan” lama yang berkarat, tetapi mencari solusi cerdas.

    Dengan sendirinya, tradisi sogok agar sambungan listrik bisa masuk ke rumah konsumen, menjadi mati kutu. Dahlan rupanya lebih memilih tindakan pencegahan ketimbang penindakan.

    Bukannya penindakan tidak penting, tetapi praktek percaloan itu sudah merasuk di mana-mana, sehingga jika harus diboyong ke meja hijau, agaknya penjara yang sudah padat akan semakin penuh sesak lagi, dan otomatis menambah anggaran negara.

    Tentu saja sangat diapreasiasi, jika gerakan ini berlanjut tahun demi tahun. Barulah disetop setelah daftar antrean mencapai titik nol, yang berarti budaya calon pun sirna dari tubuh PLN.

    ***
    Semestinya, gebrakan ala PLN ini bisa menular ke berbagai institusi yang mengurusi kepentingan orang banyak. Modal utamanya adalah political will dari para bos saban instansi. Dia mau mengubah keadaan yang sudah berurat berakar dengan sebuah gebrakan yang mematikan tradisi buruk selama ini.

    Bukannya malah sang bos memelihara kultur lama, yang sangat mungkin merupakan “mata pencaharian” para anak buah, yang tentu saja sang bos memperoleh setoran paling lezat. Bos macam ini tentu saja tak menyukai perubahan, karena kepentingan pribadinya terganggu.

    Sang bos dan seluruh jajaran hingga ke hirarki yang berhadapan dengan publik harus mengubah mindset, bahwa mereka adalah “pelayan masyarakat”. Bukan sebaliknya harus dilayani dengan berbagai suap dan sogokan.

    Sejak era reformasi 1998 sesungguhnya proses reformasi dan demokratisasi menjadi niscaya. Berbagai UU dan regulasi telah menganut asas itu, sehingga para pejabat di berbagai departemen, lembaga pemerintahan dan institusi publik wajib harus melayani publik. Tidak lagi dengan gaya birokrasi lama yang cenderung feodalistik.

    Seorang dirut BUMN dan BUMD, juga para menteri di berbagai kementerian, termasuk para gubernur, bupati dan walikota sudah harus mengubah tekanan dari gaya birokrasi ke gaya bisnis. Bukan “membisniskan” kewenangan untuk kepentingan pribadi. Tetapi justru demi kepentingan negara dan masyarakat.

    Saya membayangkan, sang bos selalu mendengar kebutuhan stake holdernya di tengah-tengah masyarakat sebagaimana pebisnis mendengar suara pelanggan atau konsumen. Dia selalu berikhtiar agar masyarakat puas dengan pelayanan lembaganya.

    Semestinya, warga yang mengurus KTP, kartu keluarga, paspor, SIM, surat IMB dan surat izin usaha dan lain sebagainya bisa dilakukan dengan system “sapu bersih.” Sepanjang data dan syaratnya sudah lengkap dan akurat, hari itu juga bisa keluar. Formatnya harus serba computerize, sebab administrasi yang manual sudah ketinggalan zaman.

    Beberapa kota di Indonesia sudah dapat melakukannya, seperti urusan KTP di Solo. Sudah banyak pula kota dan kabupaten yang memberlakukan pelayanan satu atap, walaupun masih lebih banyak yang belum memberlakukannya.

    Kemudahan berurusan dengan dana pungutan resmi yang terjangkau akan membuat iklim usaha bergairah. Waktu yang dicurahkan untuk urusan adminstratif ini haruslah merangsang dunia usaha, dan bukannya kapok sehingga beralih ke daerah lain, atau bahkan negara lain.

    Langkah pemerintah yang membebaskan surat IMB (izin mendirikan bangunan) khususnya kalangan menengah ke bawah, agaknya bisa meneladani gaya PLN itu. Jangan mentang-mentang gratis, urusannya malah dipersulit.

    Alasan bahwa akan banyak kota dan kabupaten kehilangan pajak karena digratiskan justru pandangan yang keliru. Justru karena gratislah maka dunia usaha menengah ke bawah akan bertumbuh luar biasa. Belakangan, pemerintah kabupaten dan kota tinggal memungut pajak dan retribusi.

    Jumlah pajak dan retribusi akan berlangsung terus menerus, ada yang saban bukan dan ada yang saban tahun, pasti jauh lebih besar ketimbang pemasukan dari biaya surat IMB yang justru hanya sekali pungut saja.

    ***
    Seperti yang dilakukan PLN, kata kuncinya adalah pelayanan. Institusi dan badan yang dipimpinnya diandaikannya bagaikan sebuah perusahaan. Ada yang diandaikannya bagai para direksi, manajer, komisaris dan pemegang saham – untuk menyebut para menteri, DPR-DPRD, dunia usaha dan masyarakat. Kantor yang dipimpinnya bukan milik privat.

    Dia tahu bahwa rakyat membayar Pajak Bumi dan Bangunan. Pengusaha terkena kewajiban legal. Tidak ada warga Negara yang tinggal gratis. Punya kenderaan roda dua dan empat, kena lagi Pajak Kenderaan bermotor.

    Semua juga membayar rekening listrik, penerangan jalan dan air minum. Ngopi-ngopi di kafe saja dibebani PPN. Belum lagi pajak penghasilan, kekayaan, biaya ekspor impor, bahkan hingga retribusi parkir.

    Nah, kinerja para menteri, para direksi BUMN-BUMD, pejabat daerah serta staf dan pegawai juga diukur dengan seberapa jauh mereka melakukan pelayanan publik yang maksimal, praktis, hemat waktu dan dana. Bukannya malah penuh dengan pungutan illegal dan birokrasi yang alot.

    Sudah pasti dengan tatacara yang demikian, dunia usaha akan berkembang. Jika untung sudah diraih, mereka pasti sudi menyumbang pemasukan kepada negara. Tidak lagi kepada kepentingan para “calo” jalanan atau malah “calo berdasi” yang jangan-jangan lebih besar ketimbang dana resmi yang masuk ke kas Negara.

    Laiknya sebuah Perseroan Terbatas, lembaga dan institusi yang dipimpinnya bukanlah sebuah Yayasan Sosial. Tapi sebuah “korporat” yang berprinsip efisiensi, efektif dan ekonomis. Pegawai dan karyawan yang tak memenuhi syarat, lebih baik ditawari “pensiun dini” saja.

    Para bos di pemerintahan berparadigma CEO memang punya keistimewaan. Mereka terbiasa membuat problem solving yang menggairahkan masyarakat dan dunia usaha. Berbeda dengan pejabat publik yang terlalu birokratik dan feodalistik selalu memikirkan keuntungan pribadi sehingga peluang dan laba yang hendak diraih negara pun melayang. (*)

    sumber : http://www.jpnn.com/read/2010/11/01/76033/Gaya-Dahlan-Patut-Ditularkan-

    Posted by pramudyaputrautama | 2 November 2010, 12:10 am
  23. Saya sangat menaruh harapan dengan terpilihnya Dahlan Iskan memimpin PLN, dan itu sedikit demi sedikit sudah terbukti dengan langkah dan gebrakan yang jenius ala CEO Jawapos Group ini. Saya yakin niat baik ditambah kemampuan membaca permasalahan dan mencari pemecahannya akan mampu menerbangkan PLN menjadi Perusahaan setrum terbesar se Asia. Amiin saya sangat terinspirsi dengan gaya kepemimpinan Dahlan Iskan selama ini.
    Tetapi pada saat ini saya juga menaruh kecewa yang sangat besar, walau ini adalah permasalan pribadi saya tentang pendaftaran sambungan listrik PLN yang telah saya daftarkan semenjak tahun 2006. Tahun demi tahun saya mencek ke kantor PLN, dan jawabannya sama… “daya tak cukup, travo terdekat overload” dan lain lain alasan. Pada tahun 2006, 2007 dan 2008 memang kondisi PLN dalam keadaan defisit daya listrik jadi saya memaklumi kondisi itu. Tetapi saya sangat kecewa karena pada tahun 2009 ketika saya menanyakan kembali no registrasi pendaftaran istrik saya, jawabannya sunggh aneh.. “data sudah dihapus karena kadaluwarsa… jadi no pendaftaran saya dari tahun 2006 sudah diputihkan alias raib..” Je mana sya harus mengadu? maka pada tahun 2009 itu juga bulan Oktober, saya mendaftar kembali untuk sesuatu yang perah saya daftarkan tiga tahun yang lalu. Segala upaya untuk mendapatkan sambungan istrik ternyata nihil, hampa tanpa ada kepastian dan jawabannya selalu sama “sabar pak daya tidak cukup, travo sudah over kapasitas”.
    Dan sampai saat ini ketika kota pekanbaru mendapatkan jatah 13.000 (tigabelas ribu) sambungan (mohon maaf kalo salah). maka saya yang sudah menanti dari tahun 2006 dan mendaftar ulang di blan Oktober 2009…. juga tidak diberi kesempatan untuk mendapatkan sambungan listrik. Pak Dahlan sya harus mengadu ke mana lagi…. bahkan sangat menyedihkan karena rumah saya belum bisa saya huni maka beberapa waktu yang lalu Kabel instalasi listrik rumah saya itu sudah dibongkar oleh maling yang masuk dengan cara membobol tralis besi jendela belakang, sudahlah tak dapat listrik… kabel dibongkar orang…. Tapi memang mungkin saya harus sabar… dan semoga saya masih diberi kesabaran oleh Yang Maha Kuasa. Saya masih menaruh banyak harapan dari Dahlan Iskan untuk mendongkrak kinerja PLN…. termasuk doa saya agar saya juga segera mendapatkan sambungan listrik untuk rumah saya yang telah saya tunggu sejak tahun 2006

    Posted by arif | 3 November 2010, 10:42 pm
  24. senang dengan program pak dahlan iskan tapi sedih dengan oknum2 pln d daerah saya singkawang kalbar.program yang baik ini jadi lahan bisnis bagi mereka,banyak masyarakat yang dirugikan karena biaya sambungan baru sangat mahal dan lucunya harga tersebut bervariasi,masing2 orang lain2 harga tergantung punya hubungan apa orang tersebut dengan oknum pegawai pln. untuk daya 1300va dari hrg 3,5juta s/d 6juta, daya 900va dari hrg 2,5juta s/d 4,5juta. kasihan masyarakat yang udah nunggu bertahun2 harus menanggung biaya yang tidak masuk akal ini. hal ini sudah menjadi rahasia umum,kalau konsumen banyak bertanya maka tidak dilayani untuk penyambungan baru dengan alasan yang macam2,jadi hanya bisa pasrah ditipu dengan oknum pln yang berwajah malaikat berhati iblis menghisap darah masyarakat yang lagi butuh listrik.sampai pada suatu hari kesabaran seorang masyarakat udah habis mereka mempublikasikan masalah ini dikoran pontianak post,kepala cabang pln singkawang pun kebakaran jenggot dan langsung menepis hal itu di koran yang sama dengan mengatakan tarif penyabungan baru daya 900va s/d 1300va dibawah 1,1juta udah termasuk uang jaminan,semua masyarakat singkawang terkejut dan ketua asosiasi instalatir listrik singkawang pun angkat bicara mengatakan masyarakat salah paham,biaya tersebut mahal karena ditambah biaya instalasi rumah maka jadi mahal dan bervariasi karena tergantung jumlah saklar dan stop kontaknya.masyarakat pun membantah karena 90% pemohon sambungan baru sudah memasang instalasi rumahnya sendiri karena mana mungkin membangun rumah baru yang notabene rumah beton yang kabelnya harus ditanam biar rapih tidak dipasang saat membangun rumah,jadi 90%pemohon sambungan baru sudah memasang instalasi rumahnya sambil nunggu meteran listrik selama 5tahun.lalu pihak pln dan asosiasi instalatir listrik mengatakan bahwa itu dilakukan oleh para calo bukan dari pihak pln.lagi2 masyarakat tidak bodoh dan buta,memang benar ada calo tapi calo tersebut adalah oknum pln itu sendiri dan karyawan koperasi pln singkawang jadi tangan kanan utk mencari pemasang listrik baru ( masyarakat yang akan dihisap darahnya ).inilah yang terjadi pada kami bapak dahlan iskan,kalau kami banyak bicara maka tidak dapat sambungan baru,kalau diam darah kami di hisapnya jadi kami hanya bisa pasrah demi penerangan rumah kami.kalau bapak berkenan e-mail ke kedaubro@yahoo.com maka saya punya bukti kwitansi setoran tersebut

    Posted by kedau | 5 November 2010, 9:57 am
  25. program pak dahlan ok,bagus dan itu semua bisa dijalankan tetapi dengan sdm pln yang sekarang ini kalau pak dahlan tidak tegas dan kokoh dalam pendirian yang tidak hanyut dengan arus prosuduran saya yakin pln bisa maju, walaupun pak dahlan bukan orang yang berlatarkan pendidikan teknik tapi pak dahlan mengerti akan kondisi listrik dinegara kita, bravo pak dahlan maju terus dengan gebrakan2 baru yang tidak terkukung dengan pagar2 politik dan kemauan elit-elit dinegara kita, berjuang demi kemajuan bangsa dan rakyat yang sangat membutuhkan listrik

    Posted by H.Hutabarat | 5 November 2010, 11:01 am
  26. Pak Dahlan Iskan Yth,

    Sebelumnya saya minta maaf dengan amat sangat kepada Bpk karena saya sangat tidak setuju dengan penyambungan baru sebanyak2nya ini. Ada beberapa hal yg dalam kesempatan ini ingin saya sampaikan antara lain:

    1. Bagaimana dengan nasib para pelanggan lama yg telah Bpk janjikan tdk akan mengalami pemadaman dan pada kenyataannya masih banyak daerah2 di Jkt saja yg hampir setiap kali hujan dg petir selalu mengalami pemadaman dan pemadaman tersebut bisa berlangsung lebih dari 2 jam

    2. Saya tahu bahwa peringkat PLN terhadap Pelayanan Publik dimata KPK sangat jelek, mmg saya menilai hal tersebut sangat pantas, karena tidak adanya transparansi mengenai biaya2 sehingga para calon konsumen/konsumen lama tdk mengetahui brapa sih besarnya biaya penyambungan baru, biaya tambah daya maupun biaya2 lain yg PLN pungut. Hal ini sangat memungkinkan untuk para oknum mempermainkan para calon konsumen/konsumen lama dengan mengenakan biaya yg cukup tinggi yg mgkn tdk sesuai dg ketentuan dan uang tsb masuk ke kantong2 pribadi.

    3. Saya sangat menyayangkan untuk memenuhi target 1 juta pelanggan ini Bpk berani menginstruksikan seluruh jajaran Bpk untuk melanggar aturan yg sdh ditetapkan oleh Pemerintah dalam hal ini UU No. 30 tentang keselamatan instalasi listrik

    4. Pada awal Bpk diangkat mjd CEO PLN besar harapan saya bahwa hadirnya Bpk akan memberikan pencerahan terhadap PLN secara keseluruhan dg berbagai pengalaman Bpk mengelola Jawa Pos Grup, tp saya sangat kecewa dengan semua kebijakan yg telah Bpk hadirkan krn itu semua hanya proyek pencitraan diri Bpk saja untuk mencapai keinginan Bpk yg lebih tinggi secara kasar boleh saya sampaikan Bpk menggunakan PLN sebagai sarana untuk memenuhi kepentingan Bpk.

    Sekali lagi mohon maaf kalo saya kasar. Tp setidaknya itulah yg ada di hati saya
    Atas pehatiannya diucapkan terima kasih

    Posted by Aning | 5 November 2010, 2:32 pm
  27. SALUT BUAT BOS PLN ,GEBRAKAN YG JITU & berani melawan birokrat2 PLN UTK MENERANGI RAKYAT YG LAMA DLM KEGELAPAN SERTA PLG NGGAK MENGURANGI TIKUS-TIKUS PERUSAHAAN

    Posted by AJENG | 5 November 2010, 3:24 pm
  28. Pak apa benar biaya sambungan listrik baru untuk 450V Rp 337.000 dan untuk 900v Rp 675.000? kenapa di daerah saya Kec Kencong Kab Jember sangat mahal banget. Untuk sambungan listrik 450v di hargai rata2 Rp. 2jt an dan untuk 900v di hargai Rp. 3jt an. tolong di tindak tegas oknum2 pln seperti itu Pak. kalau perlu Bapak turun ke sini Pak biar mereka tidak menarik biaya segitu besar nya. padahal masih banyak masyarakat yang belum mempunyai meteran listrik sendiri dan biasa nya mereka ngampung ke tetangga nya. dengan biaya segitu besar nya mereka jelas tidak mampu untuk pasang listrik sendiri. Mohon perhatian dari Bapak untuk masalah ini

    Posted by Anton | 8 November 2010, 5:52 pm
  29. Pak, Dahlan ketika dilantik menjadi dirut PLN, harapan kami sangat besar agar listrik di daerah perbatasan mendapat perhatian, tapi sampai hari ini sama sekali tidak ada, jangan daerah perbatasan hanya dijadikan wacana pak, apa tidak malu ke negara tetangga? apa kita mau rakyat kita lebih bangga bercerita tentang Malaysia dibanding negaranya sendiri? apa kita mau rakyat kita kehilangan kepercayaan diri karena selalu dianggap remeh oleh rakyat negara tetangga?
    Pak Dahlan…
    Di Nunukan Daftar tunggu sudah melampau batas pak, kalau seperti ini caranya,sampai kiamat tidak akan terpenuhi kebutuhan listrik masyarakat, pemasangan baru ada 1 atau 2 sambungan tapi itupun sudah jadi bisnis anak buah bapak, bayangkan pak kalau pemasangan meteran baru harus dibaya sampai 15 jt.
    Jadi yang bisa pasang ya orang yang berduit aja, tolong pak tindak anak buah bapak yang sudah kelewatan…. kami mohon pak…..

    Posted by Hasruni | 9 November 2010, 11:31 am
  30. Salut Untuk Pak dahlan Iskan, Orang seperti bapak sudah menjadi langka di negeri ini, sejak di pimpin bapak kelihatan pln berubah 180 derajat. sebagai bentuk apresiasi kepada bapak izinkan saya usul bapak adlah the next president 2014, sy siap jadi relawan tanpa harus dibayar sepeserpun

    Posted by ahmad syarif husain | 11 November 2010, 6:43 pm
  31. Pak Dahlan yang saya hormati, saya tidak menyangsikan integritas dan kompetensi bapak memimpin PLN, namun apa yang bapak canangkan sehari sejuta sambungan, telah di manfaatkan oleh anak buah bapak untuk meraup UANG HARAM dari menipu rakyat, inilah yang terjadi Pak :
    di PLN RANTING PUTUSSIBAU, CABANG SANGGAU, WILAYAH V KALIMANTAN BARAT, mendapat alokasi 230 Sambungan Baru (menurut Pimpinan Cabang Sanggau), walaupun menurut Plh Manejer Ranting (sdr Suparyono) cuma 200, di sini yang mendapat sambungan tidak berdasar nomor antrian, banyak yang belum pernah mendaftar sebelumnya dapat sambungan baru dengan membayar 7 s/d 10 juta (tanpa instalasi dlm rumah), biaya penyambungan ( BPUJL) yg seharusnya 765 rb untuk 900 VA di kenakan tarif 5,5 juta sementara untuk 1300va yg seharusnya 1,2 juta menjadi 7 s/d 10 juta. calon pelanggan yang mendapat jatah sambungan tidak di umumkan dan tarif resmi sesuai peraturan menteri ESDM juga tidak di umumkan, anehnya lagi pembayaran tidak di layani di kantor PLN melainkan di arahkan ke oknum-oknum pegawai PLN. calo-calo baik oknum karyawan PLN maupun instalatir berkeliaran menawarkan sambungan dengan biaya selangit akibatnya mahalnya biaya banyak pelanggan yg sudah menunggu sekian tahun mengundurkan diri karena tak punya uang sebanyak itu. SEBAGAI SEORANG MUSLIM SAYA BERSUMPAH “DEMI ALLAH” APA YANG SAYA SAMPAIKAN BENAR ADANYA DAN MOHON KEPADA BAPAK DAHLAN ISKAN TURUNKAN TIM UNTUK MENYELIDIKI HAL INI, DAN MENINDAK OKNUM-OKNUM KARYAWAN PLN YANG TERLIBAT, DAN SAYA MEMILIKI BUKTI-BUKTI MENGENAI HAL INI.

    Posted by MOHAMAD SAINIHADI | 13 November 2010, 8:24 pm
  32. Pak Dahlan, memang benar bahwa harga instalasi memang bukan ranah PLN sehingga yang diterima PLN memang hanya BP UJL. Tetapi yang lucu sekali adalah banyak unit PLN yang masih menerapkan ijin operasi instalatir sehingga timbul istilah “instalatir resmi”…inilah yang kemudian menjadi cikal bakal mafia pasang baru di PLN. Tolong Pak Dahlan…hapuskan ketentuan nggak jelas itu, kenapa sih intalatir yang bergerak dalam instalasi pemanfaatan masih harus ijin ke PLN. Padahal PLN bukan lagi berperan sebagai regulator

    Posted by ridwan | 20 November 2010, 4:01 am
  33. mantap

    Posted by aro mullah nasruddin | 20 November 2010, 12:59 pm
  34. kelak kita selangkah didepan malaysia

    Posted by aro mullah nasruddin | 20 November 2010, 1:14 pm
  35. pln musti banyak berbenah, karena di daerah ciputat pinggir jakarta pun sering mati lampu

    Posted by r10 | 23 November 2010, 9:40 am
  36. Yaa, 1.000.000,- sambungan…

    khususnya daerah Gorontalo, setelah sehari pemasangan 1 juta, pemadaman bergilir semakin intens, alasan klasik dr pihak PLN ialah perbaikan Jaringan (dr dulu gitu koq..!! :-/)

    kenyataan yang ada, seharusnya wilayah Gorontalo jumlah total sambungan baru adalah = 4000 (faktanya lebih dari 4000..!?!?)
    ~ Dari biaya pemasangan aja brmasalah (antara kabupaten dg kota untuk pemasangan 450-900 berbeda2 trgantung pimpinan ditiap wilayah)
    ~ katanya PLN sering merugi, (yupz.. PLN yg rugi but Oknum PLN-nya untung)
    sbb solar genset jd hemat, lap pembukuan habis trpakai
    ~ kasus pencurian solar utk genset PLN bantuan dr pmerintah provinsi Gtlo mandek (kasusx dibekukan) ANEH..!!?
    ~ konon kata org PLN, setelah PLTU Anggrek beroperasi, Porvinsi Gtlo surplus listrik cuman 2 taon.. setelah itu bkal ada pmadaman lg krn tinggix pembangunan di Gtlo (jgn2 bakal = PLTU di Palu cuman aktif setaon trus rusak..?!!)

    PLN Gorontalo serim padam (dr pagi hingga malam) sehari bisa 10x pemadaman..! parahnya lg bisa br-jam2 (paling sering pukul 03.00 sd 05.00)
    jangankn listrik rumah/prumahan padam, prkantoran pun sering padam pada saat jam kerja dan itu SETIAP HARI…!!! dalam sehari bisa 10x PADAAM..!!

    Posted by Iswan Daud | 1 Desember 2010, 9:02 pm
  37. Bagaimana Dgn Konsuil Pak…, Khususnya Konsuil Wilayah Sultanbatara…???
    Yg Bekerja tdk Profesional….
    Apalagi ada istilah PPn 10% yg Disinyalir tdk disetorkan Ke Ditjen Pajak….
    Jangan Sampai “Karena Nila Setitik Maka Rusaklah Susu Sebelangan Senior..”
    Maju Terus Pak….

    Posted by Chandra | 9 Desember 2010, 2:41 pm
  38. Pak Dahlan, saya adalah karyawan swasta berpenghasilan kecil di daerah Samarinda, Kaltim. Saya telah membayar 3juta rupiah dari 6,5 juta biaya pemasangan listrik rumahtangga di Perum Solong Durian Sempaja Samarinda. Itu saya bayar pada bulan Januari 2010. Sampai saat ini jangankan kabel PLN nya disambung, meterannya pun belum ada dipasang. Pada awal Oktober 2010, saya disuruh memasang instalasi rumah sendiri dengan janji PLN nanti pada 27 Oktober 2010 akan diikutkan dalam program pemasangan sejuta sambungan. Tapi sampai sekarang belum ada realisasinya Pak. Mohon dibantu..

    Posted by dwi s. harsono | 13 Desember 2010, 3:10 pm
  39. salut dengan program sejuta menyala yang sudah berjalan, kami masyarakat di wilayah PLN APJ Purwokerto merasa surprise dengan terobosan bpk. daftar listrik yang sebelumnya tidak pasti menjadi lebih pasti akan proses penyalaannya….semoga ini tetap diteruskan sebagai program yang permanen sehingga pelayanan bagi masyarakat di pedesaan akan lebih optimal sehingga geliat pertumbuhan ekonomi akan terus berjalan, hanya saja PLN harus serius menghilangkan pungli yang di lakukan oleh oknum pada saat proses pasang baru…..tks dan salut!!!!!

    Posted by sudaryadi | 14 Desember 2010, 8:22 am
  40. bpk dahlan iskan yth.

    Apakah program 1 juta sambungan – 1 hari benar-benar terlaksana ? Saya tinggal di perpetak-bukit sangkal-palembang, sudah hampir 3 thn ini kami menunggu sambungan baru, blm juga terpasang dgn alasan ketiadaan KWHmeter. Mengapa PLN belum bisa seperti PDAM yang bisa menerapkan biaya tertentu sambungan baru dlm waktu yg tdk terlalu lama.

    Posted by gendrowalujo | 1 Januari 2011, 2:41 pm
  41. kayaknya nih komen gak dibaca yang punya situs deh, buktinya gak ada respon balik. menyoroti masalah 1 juta pelanggan. terus terang di lapangan jauh bara dari api. yang lancar tuh order pasang dari pelanggan. sementara pemasangannya… entah kapan dipenuhi. Lha sekarang ada kabar mau bikin 2 juta pelanggan baru….
    gimana yang dah ikut 1 juta pelanggan beberapa bulan yang lalu sampai saat ini gak nyala-nyala…
    tolong cek lagi kelapangan pak. atau paling mudah cek rekening listrik baru… dari 1 juta yang dicanangkan, apa ada 1 juta tambahan rek pembayaran listrik…?

    Posted by edy | 23 Januari 2011, 8:03 pm
    • Mas, sampeyan ga baca halaman kesan, saran dan komentar yah… ini bukan blognya Dahlan Iskan.. ini blognya penggemar DI yang suka ama tulisannya trus ditampilin disini… jadi DI ga bakalan baca nich blog…

      Posted by dul | 24 Januari 2011, 4:28 pm
  42. mohon dijelaskan rincian biaya pemasangan barus listrik prabayar,apakah di Solo kita bisa memilih untuk pemasangan meteran saja? karena disini biaya pemasangan baru untuk 900 watt 24000000 kami orrang miskin tentulah keberatan.Sebab dengan tarif yang sudah ditentukan pln sekitar 600 – 700 ribu saja kami haru berjuang untuk mendapatkannya. Mohon bapak meninjau daerah kami dimana masih banyak penyimpangan yang terjadi disana. Terima kasih

    Posted by soeganx | 5 September 2011, 8:24 pm
  43. beranikah?!!? Mengumumkan ke semua rakyat indonesia tarif pasang baru listrik ! Kenyataan di lapangan rakyat diperas alias dirampok oleh oknum2 pegawai pln. Biaya pasang baru berkisar 2,5 jt sampai 5 jt tanpa instalasi.
    Berani???!

    Posted by ahmad em. | 20 Oktober 2011, 2:17 pm
  44. “Sehari Sejuta Sambungan Untuk Apa”….?

    “Gebrakan” DAHLAN ISKAN dari kondisi PLN yang sangat “Krodit”,
    baik dari kemmpuan Jumlah Listriknya,maupun dari kemampuan Distribusi Listriknya,
    dan tidak ketinggalan kemampuan Ketertiban Administtasinya..

    Hanya dilakukan dalam waktu satu hari,TERNYATA PLN BISA….!!!!
    Walau memang harus Kita akui, masih ada sempat tertinggal sebagian kecil saja.,
    belum sempat tersambung….
    Insya Allah,sekarang su tersambung semua dgn berbagai kondisi di Lapangan…

    Kalau boleh usul,harusnya Judul diatas sbb : SEHARI SEJUTA SAMBUNGAN UNTUK SIAPA…?

    Untuk siapa lagi kalau bukan untuk Rakyat-banyak seperti Kita2 ini….

    Semanhat,Optimis selalu bersama DAHLAN ISKAN???
    Salaaam Dahlanis…

    Posted by N. SORRI.. | 24 April 2013, 8:13 pm
  45. apakah calon pelanggan pln harus mempunyai SLO?

    Posted by cakrabirawa900@yahoo.co.id | 6 Juni 2013, 12:07 am
  46. If you are born in a poverty it’s not your fault But if you die in a poverty it’s being an absolute mistake you have made

    Posted by MUNIARTI | 15 Juni 2014, 7:34 pm
  47. annonces legales en ligne

    Posted by Brande Whidby | 1 Juni 2016, 10:45 am

Trackbacks/Pingbacks

  1. Ping-balik: Pelangan Mengeluh Listrik Byarpet, | Cakrawala Interprize - 15 Maret 2011

  2. Ping-balik: Sosok Dahlan Iskan dan Mahfud MD Pantas Jadi Peminpin RI | TubanAkbar.com - 11 Desember 2011

  3. Ping-balik: Dahlan Iskan « Tia's Blog - 25 Desember 2011

  4. Ping-balik: BIOGRAFI DAHLAN ISKAN « Abdul Majid - 26 Desember 2011

  5. Ping-balik: thisismerisnando - 27 Desember 2011

  6. Ping-balik: Profil Dahlan Iskan « jebeje - 15 Februari 2012

  7. Ping-balik: Dahlan Iskan « daffirbale - 5 Maret 2012

  8. Ping-balik: // Profil Dahlan Iskan « negerisatukeajaiban - 23 Maret 2012

  9. Ping-balik: Mohammad Roem Rahman – Dahlan Iskan - 9 April 2012

  10. Ping-balik: Biografi Dahlan Iskan « sepetik - 2 Mei 2012

  11. Ping-balik: Dahlan Iskan | danangmirza - 4 Juni 2012

  12. Ping-balik: Biografi Dahlan Iskan - 5 Juli 2012

  13. Ping-balik: Biografi Dahlan Iskan » info cari tau - 13 Juli 2012

  14. Ping-balik: My Spirit of Change (Dahlan Iskan) « Deny Endhe - 26 Agustus 2012

  15. Ping-balik: Dahlan Iskan | Pusaka Jawatimuran - 1 September 2012

  16. Ping-balik: Profil Dahlan Iskan | cholidapolhaupessy - 26 September 2012

  17. Ping-balik: Biografi Dahlan Iskan, Menteri BUMN « .::Madesumitre blog's - 11 Oktober 2012

  18. Ping-balik: Profil Dahlan Iskan | astriianaputri - 20 Oktober 2012

  19. Ping-balik: Menteri BUMN « haricahyadi - 2 November 2012

  20. Ping-balik: Dahlan Iskan | Imam Syahdani - 7 Maret 2013

  21. Ping-balik: Profil Dahlan Iskan - 12 Maret 2013

  22. Ping-balik: dahlan iskan | rizkipe - 24 April 2013

  23. Ping-balik: Profil Idolaku [Dahlan Iskan] | Nanda Danu Lukita - 4 November 2013

  24. Ping-balik: Dahlan Iskan dan Syamsudin ternyata…saudara…percaya? | rosid.com - 28 Juni 2014

  25. Ping-balik: Belajar Hidup dari Pengalaman Pak Dahlan Isklan | catatan-IS - 1 Januari 2016

  26. Ping-balik: Profil Tokoh Kita : Baca Dahlan Iskan pemimpin Jawa Pos News Network (JPNN) | Radio START FM Panyabungan - 22 Februari 2016

Tinggalkan komentar