>>
Anda sedang membaca ...
Catatan Dahlan Iskan, Manufacturing Hope

Di Jatitujuh RNI Terbang Tinggi

Senin, 10 Desember 2012
Manufacturing Hope 55

Hari sabtu yang panas di Jatitujuh, Majalengka. Para penari yang cantik mengabaikan matahari yang sedang terik-teriknya. Seribu pekerja dari 11 pabrik gula di lingkungan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) sedang berkumpul di situ. Mereka mengadakan syukuran. Musim giling 2012 sudah selesai. Hasilnya: top markotop.

Mereka bertepuk tangan tidak habis-habisnya ketika diumumkan bahwa seluruh karyawan akan mendapatkan jasa produksi sampai enam kali gaji. Ini tahun pertama karyawan menikmati bonus sebesar itu setelah lebih enam tahun tidak pernah lagi merasakannya.

Pabrik gula di lingkungan PT PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Grup memang sudah lama merugi dan merugi. Berbagai jalan keluar sudah diusahakan, tapi gagal dan gagal. Kambing hitam pun dicari. Tidak jauh-jauh mencarinya. Kambing hitam itu ada di dalam pabrik. Mesin-mesin pabrik gula yang sudah tua dijadikan tertuduh tunggal.

Kata mereka: Kalau tidak ada penggantian mesin, kalau tidak dibangun pabrik baru, kalau tidak dilakukan revitalisasi, mustahil pabrik-pabrik gula itu bisa keluar dari kesulitan. Kepada saya pun dikemukakan hal-hal seperti itu. Bahkan, ketika saya dikerubungi karyawan dan para petani tebu di Cirebon sembilan bulan lalu, saya seperti setengah dipaksa untuk merevitalisasi pabrik gula di sana. Saya bergeming. Saya tidak mau melakukannya.

Saya melihat bukan di situ persoalannya. Melakukan revitalisasi memang penting, tapi tidak sekarang. Revitalisasi memerlukan dana yang amat besar: satu pabrik bisa Rp 2 triliun. Waktunya pun bisa dua tahun. Kalau revitalisasi yang dipilih, perbaikan produksi gula baru bisa dilakukan tiga tahun lagi. Itu pun kalau uangnya ada.

Padahal, kita perlu meningkatkan produksi gula sekarang juga. Kita perlu memperbaiki nasib karyawan sekarang juga. Kita perlu memperbaiki nasib petani tebu sekarang juga. Revitalisasi pabrik gula memang ideal, tapi bisa-bisa hanya indah untuk dibicarakan, namun sulit dilaksanakan.

Memperbaiki manajemen jauh lebih cepat. Maka, perombakan manajemen di PT RNI dilakukan secara drastis. Rasanya di PT RNI-lah perombakan manajemen paling drastis dilakukan setahun lalu. Lebih drastis dibanding di BUMN mana pun. Ismed Hasan Putro, komisaris di RNI, diangkat jadi direktur utama.

Semula memang agak heboh-heboh. Serangan paling keras adalah Ismed dinilai sebagai teman baiknya Menteri BUMN.

Ketika nama Ismed diusulkan untuk menjadi Dirut RNI, saya sendiri sebenarnya agak ragu: bisakah Ismed menjadi Dirut yang baik? Jangan-jangan dia hanya pandai demo. Saya tahu dia tukang demo atau tukang memprakarsai demo. Jangan-jangan Ismed hanya pandai berteriak-teriak di jalan. Jangan-jangan dia hanya pandai mengkritik. Jangan-jangan dia hanya antikorupsi ketika melakukan demo, tapi ikut korupsi ketika memegang kekuasaan.

Saya memang kenal dia. Apalagi, kalau akhir Ramadan. Hampir setiap tahun (ketika belum jadi orang pemerintah) saya selalu menghabiskan sembilan hari terakhir bulan puasa di Makkah bersama dia.

Saya ragu apakah badannya yang kecil bisa memikul tugas yang besar. Apalagi, budaya perusahaan di RNI sudah begitu buruknya.

Maka, saya timbang-timbang baik-buruknya. Lalu saya setujui: Ismed, si tukang demo yang pemberani itu, jadi direktur utama PT RNI. Toh, selama itu dia sudah menjadi komisaris RNI. Dia sudah tahu banyak penyakit yang ada di dalamnya. Dia sudah lama geregetan dengan kondisi RNI selama dia menjadi komisaris di situ. Dia memiliki dendam yang membara untuk memperbaikinya.

Selama dia menjalankan tugas sebagai direktur utama, saya pun selalu waswas. Kalau dia sampai gagal, saya pun akan terseret. Karena itu, saya ikuti dari jauh gerak-geriknya. Saya sedikit lega ketika dia mengambil sikap egaliter: tidak mau tidur di hotel selama mengunjungi pabrik-pabrik gula dan anak-anak perusahaan RNI. Dia hampir selalu tidur di mes perusahaan di lingkungan pabrik. Dia juga tidak minta mobil baru sebagai mobil dinasnya.

Dia pun seperti kipas angin: muter terus tidak henti-hentinya. Dari satu pabrik ke pabrik lain. Dari satu siang ke malam yang lain. Tidak sempat lagi melakukan demo atau mengorganisasikan demo.

Saya amati dia juga keras melakukan pembersihan. Praktik-praktik kotor di pabrik gula dan di ladang tebu dia berantas. Orang-orang yang mau bekerja keras dan tidak korup dia naikkan pangkat dan jabatannya. Hasilnya nyata: produksi meningkat, efisiensi naik, dan laba pun melonjak. Kalau tahun lalu perusahaan ini rugi di atas Rp 100 miliar, dalam sekejap bisa laba lebih dari Rp 300 miliar.

Yang dia lakukan adalah kerja, kerja, kerja. Tidak ada revitalisasi. Tidak ada pembelian mesin baru. Tidak ada peralatan baru. Yang dia lakukan adalah pembenahan manusianya. Manusia tetap sentral dari segala persoalan. Manusia tetaplah sentral dari segala perbaikan.

Tanpa perbaikan manajemen dan tanpa perbaikan manusia, mesin hanyalah binatang yang tidak bernyawa. Seandainya dilakukan revitalisasi mesin pun, belum tentu ada gunanya. Tanpa dilakukan perbaikan manusianya, mesin baru pun akan tiba-tiba menjadi tidak berguna. Sebuah investasi yang sia-sia.

“Kasus” Ismed ini mengingatkan saya pada peristiwa 30 tahun lalu. Waktu itu saya sudah menjadi CEO Jawa Pos Group. Suatu malam, seorang bapak datang menemui saya. Dia adalah guru nahwu-sorof (tata bahasa Arab) saya waktu di madrasah aliyah di Takeran, Magetan. Sang bapak dengan penuh ketakutan curhat mengenai anak laki-lakinya yang hari itu diwisuda sebagai sarjana elektro Universitas Gadjah Mada Jogjakarta.

Mestinya dia bahagia karena anaknya lulus cum laude dari fakultas teknik yang begitu sulit. Tapi, sang bapak menderita batin. “Besok, kalau anak saya pulang, saya pasti ditangkap Koramil,” katanya.

Dia tidak ingin anaknya pulang. Sang anak adalah seorang ekstremis gerakan bawah tanah di kalangan mahasiswa UGM. Dia juga aktivis di masjid kampus. Namanya Misbahul Huda.

Kebetulan saya memerlukan seorang sarjana elektro, untuk menangani mesin-mesin baru yang mahal. “Besok anak Bapak bawa kemari saja. Biar mengekstremi mesin,” kata saya sambil bercanda.

Sekian tahun kemudian, ekstremis tersebut menjadi manajer yang andal. Prestasinya terus meroket. Jabatannya pun terus menanjak. Sekarang dia menjadi direktur utama berbagai perusahaan di grup itu.

Tentu banyak juga aktivis yang lupa diri: dulunya anti kemapanan, tapi menjadi sangat mapan ketika menduduki jabatan. Dulunya antikorupsi, tapi ikut-ikutan korupsi. Dulunya antibirokrasi, ternyata jadi birokrat yang ampun-ampun birokratiknya. Tidak ayal kalau belakangan sering muncul ejekan, “seseorang itu antikorupsi atau tidak bergantung apakah dia sudah mendapat kesempatan atau belum”.

Ismed baru setahun menduduki jabatan Dirut RNI. Dia belum teruji untuk jangka panjang. Kemarin-kemarin dia masuk ke RNI dalam keadaan perusahaan tidak punya uang. Kini dia berada di puncak jabatan sebuah grup perusahaan yang mulai punya kekayaan. Ujian yang sebenarnya berada di depannya.

Maka, ketika juri Anugerah BUMN 2012 menominasikannya sebagai salah satu CEO terbaik, saya katakan jangan sekarang, tunggu tahun depan.

Apa langkah RNI ke depan?
Tentu perbaikan pabrik gula masih jauh dari sempurna. Para kepala bagian umum yang Sabtu lalu naik panggung di Jatitujuh bertekad tahun depan ini adalah lahan jihadnya. Prestasi pabrik-pabrik gula itu memang sudah baik, tapi lingkungan kerjanya masih buruk: tanaman dan taman-tamannya tidak tertata, lantai pabriknya kotor dan tidak rata, mesin-mesinnya masih belum mengilap, dan di sana-sini berserakan onderdil-onderdil tua yang tidak tertata.

Saya juga memuji rencana restrukturisasi Grup RNI. Anak-anak perusahaan yang tidak relevan lagi sebaiknya dibubarkan atau dilepas. Regrouping bidang usaha juga merupakan ide yang baik.

Ismed juga bertekad membantu meningkatkan produksi daging sapi nasional dengan cara yang realistis. Kalau di Sumatera dilakukan program sapi-sawit, di RNI dilakukan program sapi-tebu. Sabtu lalu saya juga meninjau sebagian percobaan sapinya yang 3.000 ekor di seluruh RNI.

PG Jatitujuh sendiri tahun lalu masih berstatus “dhuafa”. Tahun ini sudah terangkat dari status fakir-miskin itu. Tetangga dekatnya, PG Tersana Baru, tahun lalu bukan hanya masih dhuafa, tapi juga masih berstatus pasien UKP4 pimpinan Kuntoro Mangkusubroto itu. Baru-baru ini UKP4 sudah mencabut surat pengawasannya. PG Candi Baru di Sidoarjo menyatakan dirinya sebagai pabrik yang produksinya terbaik sejak zaman kemerdekaan.

Yang juga melegakan, cap buruk bahwa PG BUMN selalu kalah dari swasta, sekarang harus dihapus. PG Krebet Baru, Malang, kini menghasilkan rendemen 9,2. Inilah rendemen tertinggi di seluruh Jawa. Terbukti PG Krebet Baru tidak hanya bisa menjadi juara di lingkungan pabrik gula BUMN yang berjumlah 52 itu, tapi juga sudah bisa mengalahkan pabrik gula swasta di sebelahnya.

RNI kelihatannya akan terus berkibar tinggi! (*)

Dahlan Iskan
Menteri BUMN

Diskusi

341 respons untuk ‘Di Jatitujuh RNI Terbang Tinggi

  1. Semangat pagi Indonesia…

    Posted by yuni | 10 Desember 2012, 5:22 am
  2. Semoga pak Dis selalu sehat dan senantiasa dalam bimbingan & lindungan Allah SWT. Aamiin yra. Salam DahlanIs. Tetap kerja kerja kerja..

    Posted by akadarisman | 10 Desember 2012, 5:22 am
  3. Alhamdulillah….akhirnya nongol juga

    Posted by inne | 10 Desember 2012, 5:23 am
  4. Semangat pagiiiiiiiiiiii Dahlanis……

    Kerja kerja kerja………

    Posted by masnawie | 10 Desember 2012, 5:23 am
  5. pertamax …

    Posted by tyo | 10 Desember 2012, 5:23 am
  6. ketika Ayu Azhari mulai menemani pabrik gula, manisnya lebih berasa :p

    Posted by akal sehat | 10 Desember 2012, 5:23 am
  7. yah td kok mau pertamxxx gk jadi he3… Selamat pagi Indonesia 🙂

    Posted by sofyan faizin | 10 Desember 2012, 5:24 am
  8. Ayo…yang mau bilang pencitraan segera kumpul…pengen tau apa komentarnya…

    Posted by ceping | 10 Desember 2012, 5:25 am
  9. absen dulu ….

    Posted by ajipungkasan | 10 Desember 2012, 5:26 am
  10. permata dulu ah. . .

    Posted by ismetsantoso | 10 Desember 2012, 5:27 am
  11. horeee..bs comen pagi2..
    Semoga tdk ada lg impor2 gula lg..ayoo swasembada gula..

    Posted by erna | 10 Desember 2012, 5:30 am
  12. Pertamax

    Posted by arik | 10 Desember 2012, 5:32 am
  13. “Seseorang itu antikorupsi atau tidak bergantung apakah dia sudah mendapat kesempatan atau belum”. “Seribu kali ayat kursi dibaca setiap hari. Setelah kursinya didapat, ayatnya lupa”.

    Posted by Djoko Sawolo | 10 Desember 2012, 5:33 am
  14. ayo pak bos terus semangat…kerja kerja kerja…

    Posted by edy | 10 Desember 2012, 5:34 am
  15. Ini pasti pencitraan lg.. cape dech

    Posted by badut | 10 Desember 2012, 5:36 am
    • Ciyus!! Miapah?? 😀

      Dulu waktu awal membenahi pabrik gula juga komen begini, ah mimpi nih si dahlan, pencitraan doang, dst. Dan setelah 9 bulan berlalu, ada hasil yg nyata dari perbaikan, komentar tetap sama?? Oh mungkin angpaw belum ditambah dari bosnya yg lagi gencar ngiklan capres di tv? Jd ya pk komen lama 😛

      Posted by Agung Baskoro | 10 Desember 2012, 5:48 am
    • He he he..ayo kt ikuti & sama2 lakukan pencitraan spt ini,biar rakyat yg seneng..kerja mulai jam 5 pagi – 12 mlm,7 hari dlm seminggu..

      Posted by koreksi diri | 10 Desember 2012, 6:01 am
    • setuju dengan anda mas badut, krn pencitraan seperti ini saya sangat suka ….

      Posted by ajipungkasan | 10 Desember 2012, 6:11 am
    • Bagus dong, pencitraan dengan nunjukin prestasi gapapa kali. Ga mungkin kan beritanya bodong, wong nyata kok bisa dibaca di mana-mana kalo RNI sudah untung tahun ini. Kalo mencitrakan sukses padahal masih rugi, ya itu yang cape deh. DI apa adanya kok, yang untung dipuji, yang jelek dipaksa bangkit ato diancam tutup sekalian, tapi di sisi lain diberi harapan. Yang terpenting dari semua ini adalah, kami melihat bahwa selalu ada harapan. Dan pencitraan seperti apapun, selama itu bisa menginspirasi dan memberikan harapan, so what gitu loh. Hati-hati lho, anda sibuk ngomentari DI pencitraan, sementara DI tetep kerja dan menghasilkan. Anda sendiri nanti malah jadi badut beneran. Semoga tidak, semoga Anda bisa menambah minus diputar jadi positive. Jangan minus yang ada diputarnya 45 derajat ya.

      Posted by apasaja | 10 Desember 2012, 7:54 am
    • iki jenenge waton sulaya………. tidak lihat yang keluar dari dubur ayam bisa telur tp kalau sudah tidak suka. yang ada ya ‘tembelek’ terus. Cape dech ngomong dngan yang gini2 ini, tdk ada positif-nya

      Posted by eugeibran | 10 Desember 2012, 8:44 am
    • http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/08/21/02545930/Biasanya.Rugi.Kini.PT.RNI.Untung.Rp.150.8.Miliar

      beritanya sudah ada di kompas sejak agustus…

      ya gapapa laa “cape dech” susah2 kerja untuk dapet laba miliaran dan bonus nyata 6x,…kalo cuman nyindir mah ga bakal dapet bonus apa2, mending mas badut bikin entertainment gitu di pabrik2 gula, mayan khan bisa dapet bayaran, itung2 kecipratan bonus juga 😀

      Posted by wahyudi | 11 Desember 2012, 1:00 pm
  16. membaca kupasan mh55 : http://kickdahlan.wordpress.com/2012/12/10/era-baru-bumn-lokomotif-pertumbuhan-indonesia/, cuma bisa berucap Subahnallah, Alhamdulillah ,Allahuakbar, Indonesia bisa , ayo semangat kerja kerja kerja

    Posted by ajipungkasan | 10 Desember 2012, 5:37 am
  17. Alhamdulillah…
    Semangat pagi, Senin yang indah, KERJA! KERJA! KERJA!”

    “Selamat Menikmati Buah Hasil Kerja Keras”
    Buat Bung DI, semoga Allah SWT senantiasa memberkahi. Amin

    Posted by aditam@putra | 10 Desember 2012, 5:41 am
  18. Tulisan yang sangat mengginspirasi…membuat semangat hari senin saya menggebu2…

    Posted by caderabdul | 10 Desember 2012, 5:46 am
  19. Semoga Alloh Ta’ala senantiasa memberikan taufiq dan perlindungan-Nya kepada Pak DIS. Amiin..

    Posted by Abu zaid | 10 Desember 2012, 5:47 am
  20. gimana caranya manufacturing hope yg macam begini tdk dicap sbg ‘membodohi rakyat’ ataupun ‘PHP’??? kita juga perlu tahu langkah-langkah detil dan problem realita yg dihadapi para pejuang BUMN itu, agar pelajaran kita makin lengkap…

    Posted by Novrian Eka Sandhi | 10 Desember 2012, 5:47 am
    • eh, iya 1 lagi… gimana kalo PG BUMN bikin standarisasi produk-produk gula dan punya merk bersama…kalahkan tuh GULAKU dari Sugar Group Company… iklan tivinya hrs segera muncul, jgn cuma main di produk gula curah yg diplastiki tanpa merek… semangat!

      Posted by Novrian Eka Sandhi | 10 Desember 2012, 5:51 am
      • ide yg bagus..slrh PG BUMN brsatu mmproduksi gula dg merk sndr.Ayo brsaing dg sehat..!!

        Posted by koreksi diri | 10 Desember 2012, 5:56 am
        • Tunggu tanggal mainnya pak.. Ide itu sudah terpikirkan oleh kawan-kawan di BUMN khususnya di RNI yang punya banyak PG dan punya jaringan distribusi yang luas di seluruh Indonesia. Mohon doa dari semua DahlanIs di blog ini semoga BUMN bisa berkompetisi dengan para pemain swasta khususnya untuk menjadi pemain handal di produk retail gula. Kerja kerja kerja..

          Posted by akadarisman | 10 Desember 2012, 6:11 am
          • Amin. Saya do’akan. Dulu jaman sekolah, saya melihat anak-anak PG di Majalengka tampak sip. Ada bis antar jemput, walaupun bis klasik tapi sudah menunjukkan bahwa PG itu hidup. Lori di Kadipaten saja dulu masih jalan. Lokomotifnya bolak-balik bawa tebu melintasi jalan raya. Tapi belakangan dilihat pabriknya tutup. Semoga berkibar kembali. Dan BUMN sebagai lokomotif pertumbuhan Indonesia semoga terus berkibar semuanya.

            Posted by apasaja | 10 Desember 2012, 7:33 am
          • selamat pd p.akadarisman yg ikut berdiri di belakang P.Dis sbg bagian dr era kemajuan BUMN yg akan tercatat dalam sejarah pembangunan Indonesia. P.Dis telah membuka jalan u tampil ke penjuru dunia dg dada membusung dan membawa brand “MADE IN INDONESIA” , betapa bangga kita menjadi bagian dr era BUMN di bawah pimpinan P.Di. semoga beliau diberi kesehatan untuk terus jadi masinis BUMN menuju Indonesia baru. MERDEKA

            Posted by sulistiono | 10 Desember 2012, 1:19 pm
          • Alhamdulillah pak Sulistiono, kehadiran pak Dis memimpin BUMN memang membawa semangat baru bagi insan BUMN yang gemas dengan kultur lama BUMN, terutama orang-orang muda di BUMN. Banyak yang berada di belakang pak Dis untuk membangun harapan baru untuk kemajuan dan Indonesia yang lebih baik. Bagitu banyak BUMN, begitu banyak karyawan yang bekerja di setiap BUMN, begitu dahsyatnya kepemimpinan pak Dis untuk mempengaruhi dan menggerakkan BUMN-BUMN untuk berkarya dan melakukan pencitraan yang mampu membangun Hope untuk bangsa ini. Kerja kerja kerja..

            Posted by akadarisman | 10 Desember 2012, 4:26 pm
          • saya doakan Pak, semoga yang dilakukan oleh PG BUMN mendapat ridlo dari Alloh SWT. dan bisa memakmurkan bangsa ini! amin………………….!

            Posted by mbak dian | 14 Desember 2012, 8:04 am
      • Apa baiknya dibri nama: GULADI, GULADIS, GULA AYU ato GULA AYU AZHARI?
        hehehe

        Posted by aditam@putra | 10 Desember 2012, 6:02 am
      • Gulaku warnanya putih sekali, berkesan bersih namun harus banyak menuangkan sendok untuk terasa manisnya. Gula dulu warnanya tidak seputih itu, berkesan kelam dan agak gelap, namun dituang sedikit saja langsung berasa manisnya…

        Posted by Arif Haliman | 10 Desember 2012, 6:41 am
    • setuju jika semua kisah sukses di BUMN berikut problematika dan kiat-kiat mengatasinya dijadikan buku juga. Seperti cerita pembangunan tol atas laut di bali. Pasti banyak pelajaran yg bisa dipetik.

      Posted by andar | 10 Desember 2012, 5:53 am
    • PHP ? boleh tahu apa itu, setuju juga kalo ada tulisan langkah-langkah detail dan problema tika para pejuang BUMN, jadi tambah banyak ilmu yang didapat.

      Posted by ajipungkasan | 10 Desember 2012, 6:08 am
  21. ternyata Ayu Azhari meskipun tua tidak hanya masih cantik tapi juga masih bisa reproduksi sedemikian banyak, Luarrrrrrr biasa….!!!!

    Posted by Iwan Subandi | 10 Desember 2012, 5:49 am
  22. saya sgt setuju pencitraan spt ini..pelajaran manajemen yg luar biasa.Kebetulan saya udh baca smua buku karya Misbahul Huda,sbuah didikan “keras” lgsg dr Sang guru DI..Utk P.Aris SELAMAT ats prestasi yg udh diraih RNI,trs dampingi RNI agr bs terbang smkin tinggi lg !! Semangat pagii..kerja kerja kerja..(Maaf OOT..entah knp saya krg sreg prnyataan P.Dahlan mensikapi impor singkong kmrn??,smg ada pencerahan..)

    Posted by koreksi diri | 10 Desember 2012, 5:49 am
    • Saya juga setuju dg komen Pak Dahlan ttg singkong tsb kalau dilihat nilainya cuman 32 milyar…mungkin banyak pabrik makanan chip singkong yg perlu menjaga mutunya/atau ukuran diameter singkongnya gak menemukan di Indonesia..bisa kehabisan stok atau mungkin terlalu sedikit.
      Kita mengekspor mobil rakitan tapi juga masih import built-up, pakaian juga, elektronik juga, dan minyak mentah hasil minas yg grade bagus diekspor tapi import yg grade standard dari timteng, yah emang banyak berita yg bisa di politisasi.

      Posted by JOWI | 10 Desember 2012, 6:44 am
      • pengalaman saya budidaya singkong itu paling gampang,knp kok ga kt berdayakan petani2 kt..

        Posted by koreksi diri | 10 Desember 2012, 7:21 am
        • Dugaan saya sih Pak DI sudah banyak yang diurusin. Mungkin mau fokus dulu kali ya. Ntar ngga jalan semua deh. Nasi, program Pro Beras. Daging, Sasa. Ganti terigu, mau pake sorgum. Mungkin belum tahu beliau, atau mungkin sudah ditimbang-timbang. Ganti terigu itu pake sorgum ato pake singkong. Intuisi beliau saya yakin. Mana langkah yang diambil, mana yang tidak. Atau bisa jadi nanti singkong juga dikembangkan. Tunggu aja kali ya. Untuk yang kecewa dengan kurangnya perhatian Pak DI pada singkong, sebaiknya jadikan ajang balas dendam. Pertama, jangan semuanya ditumpahharapkan ke BUMN, bisa saja diberdayakan dari masyarakat dulu. Artinya MOCAF dikembangkan sampai maksimal, nanti kalau sudah kelihatan hasilnya, bukan tidak mungkin nanti dilirik BUMN. BUMN dan DI adalah harapan besar, tapi bukan segalanya. Saran saya saja begitu, toh sayapun tidak bisa berbuat banyak. Semoga.

          Posted by apasaja | 10 Desember 2012, 8:42 am
          • betul Mas..saya hny krg sreg aj sm prnyataan beliau di detik.com,biasanya beliau ini kan motivator handal entah knp kok mnrt saya ga spt biasanya..saya jg tau kl beliau bnyk bgt krjaanya,smua prlu proses pembenahan..mksh.Kerja kerja kerja..

            Posted by koreksi diri | 10 Desember 2012, 8:59 am
          • Iya, kadang-kadang beliau begitu. Entah mungkin belum tahu, atau mungkin belum tergarap aja. Atau melihat sorgum dulu kali. Soalnya dua-duanya kan sama-sama untuk menggantikan peran terigu walaupun tidak penuh. Tapi kalo udah ada yang menjelaskan dan beliau tertarik, bisa-bisa satu Indonesia suruh tanam singkong semua tuh. Hehe

            Posted by apasaja | 10 Desember 2012, 10:56 am
          • Saya setuju komen dari Mas APASAJA. Kadang-kadang DI emang seperti itu. Kalo saya sih menduga itu dr detik.com aja yg memelintir kata-kata beliau, dan saya menanggapinya biasa-biasa saja karena saya yakin bahwa tidak ada maksud DI sedikitpun untuk meremehkan singkong (walaupun komentar-komentar dibawahnya banyak yang menghujat beliau).

            Posted by Ardian | 11 Desember 2012, 10:21 am
  23. PG krebet baru sekarang memang bagus, terbukti didaerah malang selatan, banyak petani beralih ke tebu ( bantur, gedangan dll)

    Posted by edhi | 10 Desember 2012, 5:49 am
  24. Semangat kerja Kembali tambah manis……

    Posted by ADI | 10 Desember 2012, 5:53 am
  25. Mantaptenan pak Dahlan,virus profesional dah masuk

    Posted by anom | 10 Desember 2012, 5:55 am
  26. Teringat pada keunggulan perusahaan atau negara yg mengutamakan sumberdaya manusianya… Blue bird mendapat penghargaan masyarakat pemakainya karena SDM nya, mobil tidak harus paling baru gres, tetapi tetap dipercaya dan disukai masyarakat… Demikian juga dengan Singapore, rakyat boleh sedikit, sumber daya alam tidak punya, tapi pendapatan negara dan gdp/kapitanya tinggi sekali .. sy percaya kunci utama pembangunan diperusahaan manapun adalah pembangunan SDM nya…

    Posted by riginoto wijaya | 10 Desember 2012, 5:58 am
  27. Terus bergerak menuju swasembada gula. Indonesia pasti bisa

    Posted by nurnsur rokhim | 10 Desember 2012, 5:59 am
  28. Saatnya yg bersih maju, . . Yg kotor masukkan karung lagi. . Soalnya dulu kucing dalam karung tenyata kucingnya kucing garong. . .

    Posted by Posag | 10 Desember 2012, 6:03 am
  29. sungguh manis buah dari kerja keras,bahkan lebih manis dari gula…

    Posted by dedi hiruga | 10 Desember 2012, 6:03 am
  30. Alhamdulillah….sdikit demi sedikit BUMN bisa unjuk taring
    Pencitraan?perlu dong…..bukankah kita masing2 secara gak langsung melakukannya di tempat kerja?
    Beketja keras&cerdas, dan ujung2nya appraisal dg supervisor
    Klo gak…ya kapan mo naik pangkat. Selama proporsional
    Semangat…..

    Posted by Noeng | 10 Desember 2012, 6:22 am
  31. Siip, masss.
    Bahkan menurut info, Semangat MH dan kerja, kerja, kerja. Telah meresap sampai ditingkat Karyawan.
    Selamat, P. Dis, P. Ismed. Dan Mas Gus di Krebet Baru.
    Berarti Prestasi RNI ini, bisa sebagai jawaban atas kritikan salah satu anggota Dewan yang sempat ‘menyerang’ p. Ismed beberapa hari lalu.
    Salam Dismania

    Posted by wanto kdr | 10 Desember 2012, 6:24 am
  32. Alhamdulillah. Terima kasih ya Allah, atas karuniamu melalui Pak Dis. Lindungilah dan berkahilah beliau. Amin

    Posted by Yanto Lurah Sastro | 10 Desember 2012, 6:27 am
  33. AYO SEGERA SEBARKAN VIRUS-VIRUS INI SEHINGGA SELURUH RAKYAT INDONESIA BISA TERTULAR….. MAJU INDONESIA

    Posted by jatmiko | 10 Desember 2012, 6:32 am
  34. THE HOPE of RI 2

    Dari uraian di atas dan “Gaduh-nya” berita tentang Abah vs dpr, kita bisa melihat , menimbang dan selanjutnya cobalah kita PUTUSKAN, yang terbaik untuk Abah ; RI 1 or RI 2 ?

    WHY RI 2 ? nor RI 1 ?

    tengoklah prestasi dan moto Abah yang tersirat, maupun yang tersurat:
    KERJA KERJA KERJA !!!
    BUANGLAH KORUPTOR PADA TEMPATNYA

    Saya membayangkan ini adalah GABUNGAN dari jenis pekerjaan Jokowi dan Ahok .Blusukan, turba ke lapangan, ala Jokowi dan kontrolling manajemen n stop kurupsiala Ahok yang S2 Managemen.
    ( tahukah anda bahwa hampir semua arsip yang ditujukan ke gubernur / wakil Gubernur DKI saat ini ditaruh dimeja Ahok, dia yang ngecek, koment n kasih paraf untuk agreement n suggestion…keputusan sih tetep di Jokowi…tapi kita tahu siapa advisernya…)

    pekerjaan 2 orang hebat itulah yang selama ini TELAH dan MAMPU DILAKUKAN DAHLAN ISKAN…
    (tanpa mengurangi rasa hormat pada asisten beliau tentunya)

    Sebagai RI1, jabatan politikusnya lebih banyak….( prestisius, namun banyak seremonialnya, serta jadi sasaran tembak ! ). Lihat saja, demi meladeni dpr yang dimotori ES, Abah sampai keteteran, menghadapi TSUNAMI sendirian, bahkan musuh dalam selimut… dampaknya kerjanya kurang fokus, sampai disentil Boss.

    Untung Abah cepat sadar n kembali ke Rel nya, dan kita bisa lihat kembali PRESTASI DAHLAN ISKAN…

    Saat menimba ilmu di FE dulu, saya belajar tentang ” RIGHT PERSON IN THE RIGHT PLACE…” Bila orang diletakkan / meletakkan diri di lingkungan kerja yang disukai dan dikuasai, maka ia akan kerja keras tanpa takut lelah dan berkeringat….maka prestasi yang diraih biasanya THE BEST !

    Kalau orang itu agamis, maka kerjanya dilandasi oleh Ibadah, ikhlas dan pengabdian untuk kemaslahatan orang banyak…( Abah menghibahkan diri )

    Abah kalau KITA LETAKKAN di RI1, maka beliau harus banyak-banyak jaga gawang ( Istana), baik itu untuk menerima Duta Besar yang baru, menerima kunjungan tamu dari negara sahabat, memimpin kabinet dll….. kalaupun ke daerah, biasanya meresmikan / menghadiri muktamar ini itu…( Seremonial dan penjagaannya ketat, sementara Abah kadang suka sersan…serius tapi santai ), yang nggak suka akan SEMAKIN bilang pencitraan dst…

    TAPI…Kalau Abah sebagai RI 2. Tidak harus tinggal di Istana, wakil presiden yang urus manajemen , jadi team presiden dalam memilih menteri yang berkompeten ( THE DREAM KABINET RI ) namun tetap bisa blusukan …
    kerja kerja kerja !!!

    Kalaupun mau melaksanakan waktu pribadi 2 minggu ramadhan di mekah, negara gak kosong… presiden tetap di Istana. Jadi beliau punya akses ke RI 1 untuk ambil keputusan dalam menata negara dan tetap punya akses ke rakyat ( BUMN dll ), punya waktu untuk pribadi dan keluarga. Yang penting lagi, beliau BUKAN sasaran tembak lagi… ( baik yang riel maupun non riel ) terlalu sayang, waktu abah buat meladeni dpr yang ternyata justru MENGHAMBAT kinerja Abah, bahkan seperti ingin membunuh karakter Abah…
    ( lihat angka elektabilitas, turun kan ? gara-gara siapa? )

    Dear Dahlanis , patriotis Ibu pertiwi… coba pikirkan…renungkan… sebelum kita mengambil keputusan untuk jangka panjang… BUKKAN untuk pribadi saja, tapi untuk Abah dan Negara Indonesia yang kita cintai…

    Pasangan JB sudah memberi kita contoh dan inspirasi bahwa TEAM yang kompak dan saling melengkapi tetap akan sinergi dan berprestasi…DUS bukan sekedar ban serep…..

    Salam Dahlanis. Salam ACI ( Aku Cinta Indonesia ).Gbu All

    Posted by W. Ning | 10 Desember 2012, 6:35 am
    • mantap ulasanya Mb.Ning..

      Posted by koreksi diri | 10 Desember 2012, 7:10 am
      • Mantap ulasannya, tp sy kagak setuju!

        @ Jk Bung DI RI.2 , mk Bung DI tdk bs memilih menteri sesuai yang diinginkan sebagaimana ktk Beliau di PLN maupun BUMN saat ini. Ingat, kekompakan group adalah kunci kesuksesan!

        @ Kalaupun DI RI.1, tetep aja DI bs menjadi “koboi” dan tdk harus jaga gawang. Bukankah skrng ini Bung DI menempatkan Wamen BUMN sbg menteri sdangkan Beliau sebagai CEO BUMN?

        @ Jd, bs aja Wapres diposisikan sbg Presiden, sedangkan Beliau memposisikan sbg CEO Republik Indonesia?

        @ Ingat! motto Bung DI: kerja kerja kerja dan “Selalu Ada yang Baru”

        @ dll dll dll …

        Posted by aditam@putra | 12 Desember 2012, 12:30 pm
        • sepertinya anda belum baca dengan teliti ulasan saya….”wakil presiden yang urus manajemen , jadi team presiden dalam memilih menteri yang berkompeten ( THE DREAM KABINET RI ) namun tetap bisa blusukan …
          kerja kerja kerja !!! ”

          Tapi saya suka perbedaan dalam keterbukaan untuk kebaikan itu berkah…
          salam Dahlanis. Gbu

          Posted by W. Ning | 14 Desember 2012, 5:18 am
          • ciyus nich mbk ning….pingin DI wakil doank???

            @ Menjadi wakil presiden yang urus manajemen , dan team presiden dalam memilih menteri yang berkompeten ( THE DREAM KABINET RI ) namun tetap bisa blusukan

            @ Menjadi presiden yang memililki THE DREAM TEAM for CABINET RI -betul betul dpt melaksanakan sistem presidensial/kongresional yang selama ini tidak bs terlaksana krn selalu dan selalu direcoki oleh partai2 politik- dan bisa memposisikan diri sbg CEO RI.

            hayo…pilih yg mana mbk? Salam DahlanIS, kerja kerja kerja!!! gbu2/www2

            Posted by aditam@putra | 15 Desember 2012, 8:11 am
    • Ulasan tentang kinerja WAMEN BUMN ga ada? Saya yakin beliau tetap punya peran di BUMN walaupun tidak pernah dibicarakan (ditulis) oleh Pa DIS. Bagaimanapun terima kasih… Ditunggu kelanjutan tulisannya sampai menjawab pertanyaan : “Kalaupun RI 1 atau RI 2, sipa yang paling tepat jadi pasangannya?

      Posted by rahmat | 10 Desember 2012, 8:34 am
      • ADA beberapa pilihan Bro… TAPI kalau saya diminta membahas disini saya takut kualat he he he
        ( actually it’s too risky for discussing it, especially here…We have to know the limit…)

        Posted by W. Ning | 10 Desember 2012, 7:45 pm
        • It’s a good opinion … You’re right

          Posted by Djoko Sawolo | 10 Desember 2012, 10:09 pm
        • Terus kita ceritanya mojok di mana Tante?

          Posted by apasaja | 11 Desember 2012, 9:35 am
        • Jadi tergelitik ngomong politik.
          Siapapun tdk ada yg bercita2 jadi orang nomor 2 (RI2, atlit, pelatih, istri…hehehe). Coba tanya anak2 kita, adakah yg bercita2 jd wapres? Pasti ingin jd presiden semua. Begitu jg pak Dis. Kalo kita bs tertipu dgn omongan, tdk halnya dgn bahasa tubuh (tindakan dan sikapnya). Semua sikap & tindakan pak Dis adalah jawaban2 atas persoalan negara, bukan hny persoalan BUMN. Pak Dis bersikap sbg pemimpin yg akan menyelesaikan segala persoalan negara. Makanya teman2 sering bertanya: bukankah itu tugas menteri lain?, kemana aja menteri/instansi yg bertanggung jawab? dll… Sy tdk yakin usaha dan pengorbanan yg besar itu berakhir menjadi nomor 2. Jadi yg berharap pak Dis menjadi RI2 siap2 kecewa.

          Posted by G. Hariyanto | 11 Desember 2012, 1:48 pm
          • R I 2 untuk angkatan pertama, 5 th selanjutnya insya Allah RI 1….

            Tapi saya suka perbedaan dalam keterbukaan…ini menunjukkan demokrasi

            Salam Dahlanis. Gbu bro… salam rujak n sotone dipisah… he he he

            Posted by W. Ning | 11 Desember 2012, 6:19 pm
          • @w. Ning
            berarti jadi RI 1 ada tingkatannya ya… Atau perlu juga pendidikan khususnya. Hehehe…
            Salam rujaksoto, monggo mampir…

            Posted by G. Hariyanto | 11 Desember 2012, 10:34 pm
          • RI2 Jaman sekarang cuma buat pajangan…
            Klo pak dahlan jdi RI 1
            Mgkn wakil nya yg di suruh hadir dlm acr seremonial…
            Oak dahlan nya yg turun lgs k masy

            Posted by hendro | 22 Desember 2012, 11:38 pm
    • Buat yang terbiasa su’udzon , terbiasa memandang perbuatan seseorang sebagai ‘pencitraan’ (nek juga saya ngomongnya!) cobalah sekali-kali anda membayangkan bagaimana jika saat ini anda, bapak/ibu anda atau orang yg anda cintai adalah karyawan dari salah satu BUMN misalnya LECES, RNI, PAL dll.,apa mungkin anda akan menghujat orang yang sudah memperbaiki tingkat kesejahteraan hidup anda tsb?? bayangkan apa anda ga senang liat karyawan PT. LECES yg baru saja bisa menikmati gaji (meskipun penuh resiko melawan DPR)…atau bahlkan menikmati gaji 6x seperti di RNI……coba deh di renungkan sejenak..

      Posted by merry | 10 Desember 2012, 1:07 pm
      • Dua tahun lalu ketika saya mulai bertuagas di Jember saya lihat pabrik leces yang besar tuh mati. padahal dulu pada waktu kecil pabrik leces itu masuk buku pelajaran loh. sekarang setiap kali saya pulang ke Sby saya selalu melihat pabrik leces yang telah hidup kembali. semua itu berkat perjuangan p Dis. thank…

        Posted by anree007 | 13 Desember 2012, 8:34 am
    • Menurut saya, Pak DIS masih harus di kemBUMN satu periode lagi agar terus membenahi BUMN sampai betul-betul kokoh dari badai dan intervensi politis. Setelah itu baru pas menjadi RI1 untuk mengawal kesejahteraan rakyat hingga memasuki masa Indonesia maju sekitar 2027.
      Namun kelihatannya, momentum-nya telah tiba untuk naik karena belum tentu beliau ditunjuk lagi jadi Menteri BUMN pada periode 2014-2019. Menurut saya lagi, posisi paling strategis buat beliau adalah RI2 seperti alasan yang dikemukakan mbak Ning. Dengan begitu, Pak Dahlan bisa menularkan semua “kultur kerjanya” di semua lingkungan kementerian dan daerah menuju starting point kebangkitan Indonesia 2019. Setelah itu Pak Dahlan harus memimpin Indonesia selama 2 periode untuk mengejar kemajuan ini.
      Salam.

      Posted by Aldizy | 10 Desember 2012, 4:15 pm
    • bener jg klo dipikir-pikir…jaman kabinet Indonesia Bersatu jilid I pak JK lah yg banyak berperan dengan ide2 briliannya..

      Posted by ilham prayogi | 10 Desember 2012, 4:24 pm
    • Mantaps. Benar2 out of the box Bu Dhe ini. Semangat!

      Posted by subedjo | 10 Desember 2012, 6:31 pm
      • nyebutnya Budhe …nggak pakai Budhe Ning, saya mau bilang kamsia jadi takut ke GR an…he he he
        jangan-jangan bukan saya yang dikamsud…

        BTW tx bro… ini sekedar bahan untuk renungan, pertimbangan semoga Tuhan meridhoi abah dijadikan RIGHT PERSON IN THE RIGHT PLACE ( and time ) for INDONESIA… Amin.

        Salam Dahlanis. Gbu all.

        Posted by W. Ning | 10 Desember 2012, 7:41 pm
    • yang terpenting adalah semangat kerja yang ditularkan DI, semakin banyak yang tertular semakin bagus, semakin banyak pejabat yang menganggap JABATAN adalah amanah, bukan KEKUASAAN, semakin banyak Pejabat yang punya INTEGRITAS bagus. kalau semua itu terjadi dimanapun DI berada tidak ada masalah…………….JAYALAH INDONESIAKU

      Posted by jatmiko | 10 Desember 2012, 10:16 pm
    • Buat saya, RI1 atau RI2 boleh-boleh aja Mbak. RI2 ada yang lincah kaya JK, ada yang kalem kaya Budiono.
      RI1 ada yang powerful kaya Soekarno dan Soeharto, ada yang ngga keliatan juga powernya. Kalo DI, kayaknya sih ga tau ya, banyak yang ngebidik karena terlalu nyentriknya. Kalo jadi RI1 kayanya ngga efektif juga nantinya. Kalo 2 kali RI2 terus 2 kali RI1 boleh ga ya? Biar lebih lama ngeliat DI menjabat dan membenahi bangsa ini. Kalo jadi RI1, 2 kali harus turun kemudian kan. Kapan lagi bisa melihat kiprah beliau?

      Posted by apasaja | 11 Desember 2012, 9:41 am
    • Kenapa ya?…kalau ada komentar2 terutama di detik.com yang membanding-bandingkan antara Jokowi dengan DI kok saya kadang jadi panas hati, karena seolah2 DI itu tidak pro rakyatlah, tidak pernah turbalah, ikut koruplah dan lah-lah yang lain. Kalau mereka membaca CEO notesnya DI waktu di PLN dimana beliau blusukan ke seluruh wilayah Indonesia dengan kondisi yang rada adventure begitu untuk menangani masalah Listrik, pasti tidak akan berani mereka membanding-bandingkan DI dengan Jokowi.

      Posted by Ardian | 11 Desember 2012, 10:42 am
      • Belum kenal aja kali Mas, makanya belum sayang. Kalau yang punya keinginan memperbaiki diri dan Indonesia, pasti akan melihat DI, Jokowi, Ahok, Mahfud sebagai sosok-sosok yang diyakini mampu membawa perubahan. Tapi kadangkala orang ada yang baru kenal satu daripada yang lainnya, dan baru mencintai yang satu tapi menafikan yang lainnya. Biarkan saja waktu berlalu. Panasnya disimpan saja dulu untuk diledakkan saat keberhasilan demi keberhasilan DI tertunjukkan ke khalayak, dan saat itulah kita bilang sama mereka, noh lihat noh …. idolaku berhasil.

        Posted by apasaja | 11 Desember 2012, 1:18 pm
    • sebenarnya kita sudah punya gambaran bagaimana kalau pak Dahlan jadi Presiden kelak dengan melihat cara kerjanya saat ini bersama Wamen BUMN… seperti itulah yang akan terjadi kalau pak Dahlan bekerjasama dengan Wapres-nya… jangan mempersoalkan hal-hal yang tidak substansial seperti seremonial,menerima dubes, rapat kabinet dll.. semuanya tergantung presidennya.. bisa saja presiden minta seremonial sekedarnya yang penting kerja-kerja-kerja.. begitu pula rapat kabinet.. apa harus di di istana? kembali lagi tergantung presidennya… bisa saja sebagai presiden mengajak menterinya rapat kabinet terbatas saat berkunjung ke daerah..atau dengan memanfaatkan teknologi tele conference dll… untuk urusan lain bisa diwakilkan ke Wapres… apa masalahnya?… Kalau soal DI vs ES khan sudah selesai? Itu hanya sinetron biasa…

      Posted by cak-mat | 14 Desember 2012, 5:14 pm
    • Bu Ning,

      Kalo saya melihatnya dari faktor moment yg sangat pas saat ini untuk Pak Dis jd R I 1, krn Indonesia lg krisis pemimpin yg berintegritas dan benar2 mampu memecahkan persoalan bangsa….yg sdh terbukti misal : Sby, boediono, sri mulyani, mahfud MD dan Pak Dis.

      Faktor lain nya adl usia…ngak tega jg kalo kita paksa Pak Dis jd RI 2 dulu satu periode, kemudian lanjut jd RI 1 dua periode berturut2..

      ok, Salam.

      Posted by ricky gonzales | 16 Desember 2012, 2:03 pm
  35. Isu reshuffle meneg bumn makin kencang krn jmlh org2 sirik tanpa prestasi jg makin banyak…………. Cuekin aja abah DIS. Ikhlas lillahi ta’ala…..

    Posted by Damarta | 10 Desember 2012, 6:41 am
    • abah nggak bakal rugi kalaupun lengser. karena nggak pernah mikirin tuh ….,
      yang rugi ya bangsa yang besar ini ulah segelintir orang yang tidak tahu diri. bila memang jadi Pak Dahlanis dilengserkan. nggak abis pikir tu sama Pak SBY, …,

      kembali jadi wartawan lagi deh….,

      tetapi buat beramal masih banyak tempat lain juga bisa.

      Posted by akik | 10 Desember 2012, 12:51 pm
    • kalau P.DI di reshuffle , negara ini akan menanggung kerugian yang besar, harapan yg sdh dibangun pondasinya akan sirna , SBY akan semakin dihujat rakyat krn salah melangkah/ambil keputusan. Pondasi kemajuan yg di tanam akan tdk ada artinya krn kebijakan baru belum tentu sejalan dan sepikir dg P.DI. Berdukalah mereka yg bs mendongkel P.DI dr kabinet krn doa yg tidak baik dari jutaan warga negara Indonesia yang cinta P.DI akan mengiringi langkah2 mereka . Pencinta P.DI hrs selalu ikut menjaga sampai akhir masa tugas beliau, agar kesuksesan program2nya bisa membungkam yg di senayan. Setelah itu pilih beliau jadi RI 1 atao RI 2 u 2014. Salam Dahlanis

      Posted by sulistiono | 14 Desember 2012, 12:46 pm
  36. Absen dulu baru baca.
    He he he he
    Selamat pagi dari Jepara
    Salam semangat u Dahlanis Indonesia

    Posted by Nur Muhis | 10 Desember 2012, 7:02 am
    • Nunut.
      MH d JTV ttg pegadaian (khususnya wilayah XII). Seingat sy blum pernah disentil pak dis di MH versi tulis, cmiiw. Tp gpp nambah ilmu nambah wawasan
      Tetap smangat

      Posted by Fia | 10 Desember 2012, 9:08 pm
  37. Ku selalu mendukungmu Pak..! manejmen yg sehat semua menjadi sejahtra

    Posted by absoluterevo | 10 Desember 2012, 7:03 am
  38. Mantapp… Candi Sidoarjo juga ikut berkontribusi

    Posted by S.Mawardi | 10 Desember 2012, 7:03 am
  39. Enam kali gaji ?? waah… mestinya buat nomboki kerugian yang lalu…. DPR jadi tergiur nih untuk malak lagi…

    Posted by wonokairun | 10 Desember 2012, 7:23 am
    • Kalau mau malak ada syaratnya…
      Duitnya pakai yang koin 100 rupiah kuning, trus lempar ke mukanya (yang kenceng ya). Siapa saja boleh ikut melempar. Itung2 juga pembelajaran untuk lempar jumroh.

      Hehehehe….

      Posted by Jefyco Gueterez | 10 Desember 2012, 8:55 am
  40. mengenal pak misbachul huda yang dipelonco pak dahlan
    ————————————————————————

    Oleh Lambertus Hurek

    Sebagai anak kampung Takeran, Magetan, Misbahul Huda tak pernah membayangkan bakal dipercaya mengelola sejumlah perusahaan dengan total karyawan mencapai 2.000 orang. Namun, berkat kerja keras, kecerdasan, kegigihan, serta doa-doa yang tak kunjung putus, putra sulung pasangan KH Muslich (alm) dan Siti Fathonah ini sukses mengembangkan PT Temprina Media Grafika.

    Sukses di Temprina, Misbahul Huda dipercaya memimpin PT Adiprima Suraprinta, pabrik kertas di kawasan Sumengko, Gresik. Bukan itu saja. Pria 48 tahun ini juga mengelola PT Jepe Press Media Utama dan beberapa perusahaan lagi.

    Bisa diceritakan latar belakang keluarga Anda?

    Bapak saya itu pegawai negeri sipil, guru Aliyah di Takeran. Ibu saya guru Ibtidaiyah. Jadi, latar belakang orangtua saya memang guru sederhana di desa. Saya juga ngaji di pesantren, tapi nggak mondok karena kebetulan rumah saya dekat pondok pesantren. Baru setelah tamat Tsanawiyah saya sekolah di SMAN 2 Madiun. Kemudian kuliah di UGM, Teknik Elektro.

    Lulus dari UGM, Anda gabung dengan Jawa Pos?

    Saya diajak Pak Dahlan Iskan untuk bekerja di percetakan. Yah, benar-benar dari bawah karena saya harus berhadapan dengan mesin cetak, listrik, dan sebagainya. Situasi saat itu memang berat karena saya digaji dengan standar UMR, Rp 150.00 per bulan. Untungnya, istri saya juga mantan aktivis mahasiswa yang sudah biasa hidup dengan uang saku yang pas-pasan. Kami hanya bisa kontrak rumah petak berukuran 2,5 x 5 meter, disekat jadi dua.

    Pihak keluarga tidak keberatan?

    Protes sih pasti ada, khususnya dari keluarga Ummi (Herlina Fauziah, sang istri). Kenapa sudah capek-capek kuliah, mahal-mahal kok tidak dimanfaatkan untuk mencari kerja? Pertanyaan itu wajar karena dulu jarang ada orang di kampung saya yang menyelesaikan pendidikan sampai sarjana. Alhamdulillah, Ummi bisa menjadi penjaga gawang keluarga yang andal.

    Lantas, mulai kapan Anda mulai merintis Temprina?

    Nah, setelah dipelonco selama lima tahun, saya ditantang sama Pak Dahlan untuk memisahkan unit produksi dan percetakan. Saya sempat mendapat semacam pembekalan khusus di Chicago, Amerika Serikat, untuk mendalam mesin cetak dan sebagainya. Sejak 15 tahun lalu itulah saya merintis Temprina, unit percetakan di bawah Grup Jawa Pos.

    Awalnya, berapa orang ikut Anda ke Temprina?

    Hanya tiga orang. Empat lainnya kembali ke Jawa Pos. Sebab, situasi waktu itu memang sangat berat. Percetakan masih menjadi cost center, bukan profit center. Jadi, kami harus merintis dari nol. Karena sudah sering dipelonco, saya selalu optimis dan positif. Bagi saya, mission ini possible. Tidak ada yang tidak mungkin, if you believe in Allah!

    Apa pengalaman berkesan selama memimpin Temprina?

    Salah satunya ketika saya diminta mencari mesin cetak untuk Rakyat Merdeka di Jakarta yang oplahnya sudah menembus 40 ribu. Saya diberi deadline satu bulan harus dapat. Saya cari informasi ke sana kemari, akhirnya ketemu di Jerman Timur. Mesin cetak itu beratnya 60 ton. Lha, kalau dikirim pakai kapal laut, mungkin dua bulan baru sampai ke Indonesia. Akhirnya, saya carter pesawat kargo Martin Air untuk angkut dari Jerman ke Cengkareng.

    Pengalaman lain?

    Suatu ketika, saya diperintahkan membongkar mesin cetak, kemudian harus pasang lagi di tempat lain di Jakarta. Saya dikasih waktu satu hari karena harus bisa dipakai untuk mencetak koran besoknya. Alhamdulillah, mission itu bisa kami selesaikan. Itulah gunanya kalau kita sering diajari untuk berbuat salah.

    Bagaimana perkembangan Temprina sekarang?

    Alhamdulillah, saat ini omzet kami mencapai Rp 850 miliar setahun. Sebagian besar income Temprina justru bukan dari media-media di lingkungan Grup Jawa Pos. Penghasilan kami dari luar seperti proyek, tender, dan sebagainya. Dari lingkungan Jawa Pos cuma 43 persen.

    Ada kesulitan ketika Anda diminta mengelola Adiprima dan JP Books?

    Tidak ada. Bagi saya, tidak ada kata gagal. Yang ada hanya sukses dan belajar. Kita di Indonesia ini umumnya punya penyakit inferior. Rendah diri. Kita sering kali menganggap seolah-olah orang Barat, bule-bule, itu lebih hebat dari kita. Mindset ini harus dibuang kalau kita mau maju. Asal tahu saja, Adiprima itu satu-satunya pabrik kertas yang tidak ada WNA-nya. Semuanya warga negara Indonesia. (lambertus hurek)

    BIODATA SINGKAT

    Nama : Ir Misbahul Huda
    Lahir : Madiun, 27 Januari 1963
    Istri : Dra Herlina Fauziah
    Anak :
    1. Farhatul Muti’ah (sarjana teknik ITS, konsultan arsitek)
    2. Wafi Ihtikamiddin (mahasiswa teknik mesin ITB)
    3. Ahmad Fahmi Shidqi (OTTU Ankara, Turki)
    4. Fatinatul Istiqomah (SMA Al-Hikmah Surabaya)
    5. Nu’man Tamimi (SMP Al-Hikmah Surabaya)
    6. Fauzan Zaidi (SD Al-Hikmah Surabaya)
    Hobi : Main golf

    Pendidikan
    MI/MTs Takeran, Magetan
    SMAN 2 Madiun
    UGM Jogjakarta, Teknik Elektro (lulus cum laude)

    Pekerjaan
    Presidir PT Temprina Media Grafika
    Presidir Adiprima Suraprinta
    Presdir JP Books

    http://hurek.blogspot.com/2011/07/misbahul-huda-presdir-temprina.html

    Posted by saeful | 10 Desember 2012, 7:25 am
    • Thank you pak Saeful atas sharing nya…..

      Posted by sopyan thamrin | 10 Desember 2012, 7:34 am
    • mksh P.Saeful..tambahan info beliau jg udh pny karya 3 buah buku 1.Mission ini possible (menceritakan ttg perploncoan itu) 2.Ummi Inside (mncritakn cara mndidik klrga yg sukses akhirat dunia) 3.Dari Langit turun ke Bumi (prinsip manajemen islam).Layak dibc utk menambah wawasan..

      Posted by koreksi diri | 10 Desember 2012, 9:07 am
      • terima kasih mas koreksidiri sudah melengkapi, memang pak dahlan membuat orang menjadi edan dalam berinovasi, dikasih terget impossible tapi bisa jadi krya nyata,

        tinggal yang dikasih targetnya mau nggak meras otak , tidak cengengan, dan tidak gampang mengeluh,

        jika cengeng ngeluh, yaaah sama pak dahlan kayaknya dah dewaaat dan ditinggalin,

        Posted by saeful | 10 Desember 2012, 11:14 am
  41. Subhanallah..
    hebat pak..

    Posted by Riki | 10 Desember 2012, 7:33 am
  42. Wah mantep… pemicu BUMN lain nih…… uang jasa 6x gaji…. wuih wow sambil koprol…..
    Ayo semangat KERJA…KERJA…KERJA…

    Posted by sopyan thamrin | 10 Desember 2012, 7:33 am
  43. memang lebih baik bersihkan dan perbaiki rumah tangga sendiri saja daripada urus rumah tangga orang lain. suksma pak Dahlan

    Posted by maildedy | 10 Desember 2012, 7:33 am
  44. Maju pak, saya dukung !! Selalu stand by menjadi dahlanis 🙂

    Posted by Hazmy | 10 Desember 2012, 7:34 am
  45. whahaha… Ktawa ngakak baca komen diatas “6x ki jan luegiii…” lanjutkan.. Kerja.kerja.dan kerja

    Posted by endri | 10 Desember 2012, 7:40 am
  46. sudah lama tidak absen kangen..kangen..kangen…!, bwt pa Dis semoga Allah senantiasa memberikan kemudahan dan keberkahan di setiap langkah, yakinlah bahwa cucuran keringat beliau yang kelak akan menjadi saksi dan memperberat timbangan amalan kebaikan di “yaumul hisab”

    bwt Efendi SImbol-OON, kayanya makin empet aja tuh orang, makin kalap, makin membabi buta, maklum cuman ini (PLN gate) isu yang bisa dia boncengi bwt naikin popularitas dia, kawan-kawan dah pada tau sendiri kan, dia lagi punya hajat besar, jadi ya hrap maklum, toh nanti endingnya juga bakal ketahuan mana yang bener n kerja tulus, mana yang OMDO n numpang tenar…hehehehe

    Posted by Nanang Slamet | 10 Desember 2012, 7:45 am
  47. mulai bergairah lagi….

    Posted by bandung bondowoso | 10 Desember 2012, 7:48 am
  48. pencerahan pagi ini:
    ” (1) Dia memiliki dendam yang membara untuk memperbaikinya. (2) seseorang itu antikorupsi atau tidak bergantung apakah dia sudah mendapat kesempatan atau belum. dan (3) cap buruk bahwa PG BUMN selalu kalah dari swasta, sekarang harus dihapus”.

    indahnya pencerahan yg memotivasi diriku hari ini. pasti maju Indonesia-ku…..kerja terus para Dahlanis dan sehat selalu pak Dis…..Allahuakbar………

    Posted by done | 10 Desember 2012, 7:52 am
  49. Selamat buat Pak Ismed dan seluruh jajaran di RNI. Semoga hasil ini menular ke PG PG lain di luar RNI, khususnya yang di bawah N9, N10 dan N11.

    Posted by JAHUDIN | 10 Desember 2012, 8:02 am
  50. Semangat pagi …..

    Posted by Asep | 10 Desember 2012, 8:16 am
  51. Mudah mudahan tidak hal yang biasa lagi bila mendengar ada pabrik gula yang tutup. Bila pabrik gula punya direktur baik, maka baiklah pabrik gula tersebut. go stright a head.

    Posted by akik | 10 Desember 2012, 8:26 am
  52. LIKE DIS : “Manusia tetap sentral dari segala persoalan. Manusia tetaplah sentral dari segala perbaikan.”

    Posted by rahmat | 10 Desember 2012, 8:29 am
  53. Mempertahankan prestasi lebih sulit drpd meraihnya.
    Smoga pak ismed istiqomah. Tetap smangat PT. RNI. Jayalah petani (tebu) indonesia
    Salam SMANGAT PAGI

    Posted by Fia | 10 Desember 2012, 8:35 am
  54. Slalu ingin terjangkiti virus optimisme dari Pak DI….
    Mga kemudahan slalu menyertai anda….

    Posted by QWERTYAN | 10 Desember 2012, 8:35 am
  55. Jika langkah Pak Menteri BUMN dibilang sebagai pencitraan, silahkan pejabat publik (anggota dewan juga boleh) melakukan pencitraan semua. Terbayang, betapa dasyatnya efek nyata dari pencitraan gaya ini.

    Posted by sunardi | 10 Desember 2012, 8:40 am
  56. Reblogged this on belajar sampai gila! and commented:
    ‘ Manusia tetap sentral dari segala persoalan. Manusia tetaplah sentral dari segala perbaikan’

    Keren!! Terus bekerja, terus berprestasi!

    Posted by fauziahamalia | 10 Desember 2012, 8:46 am
  57. hadir dulu

    koreksi nilai UAS dulu, nanti baru baca detailnya. Semangat.

    Posted by Kka Kusnanto | 10 Desember 2012, 8:50 am
  58. Mantaaaap Pak DIS…

    jadi ngiri nih.. minta tolong Pak DIS, BUMN tempat saya kerja krakatau steel juga ditinjau.. hampir sama dengan case di atas, lagi sibuk revitalisasi..tp hasilnya bener2 ga ada.. tolong di sentil direksi2 nya.. spy hemat..
    laba kok diperoleh dari hasil jual aset..
    terima kasih pak DIS..

    Posted by ri77al | 10 Desember 2012, 9:07 am
  59. absen dulu
    salam dr rembang

    Posted by sabana | 10 Desember 2012, 9:18 am
  60. numpang absen …

    cuma ngasih saran … buat pak admin
    Bagaimana kalau satu MH ditaruh di blogspot.com. Di https://dahlaniskan.wordpress.com tetep ada, cuma dilink ke sana.
    Tujuannya untuk melihat, apakah ada perbedaan kecepatan dalam akses blog ini. Mungkin sering ada keluhan tidak bisa akses ke https://dahlaniskan.wordpress.com , padahal akses ke tempat lain lancar.

    Selain itu juga untuk “load share” dengan kickdahlan dll. Biar gak single point of failure.

    Selain itu, mungkin juga sekalian dicoba di blogspot, fitur comment nya, siapa tahu diba disetting yang bisa comment adalah yang sudah sign in ke blogspot / ke google. Jadi tidak ada lagi kasus pencurian id (kecuali kalau passwordnya ketahuan).

    Kalau gagal, maka in a minute bisa dibalikin lagi ke wordpress.

    Terima kasih.

    Posted by nuryadid | 10 Desember 2012, 9:39 am
  61. Mantab

    Posted by yonk | 10 Desember 2012, 9:41 am
  62. Sudah hampir semua BUMN disentil Abah Dis, program SASA, Sorgum, Moblis, Batantekno, PT IKI, PAL, Pindad, PT DI, RNI, PT Perkebunan Nusantara, PT KAI, Inka, dan masih banyak lagi yang lainnya.
    Baru sekararang rasanya lebih bangga bertanah air dan berbangsa Indonesia. Tidak hanya Korupsinya, kerusakan lingkungannya, kemacetannya, tawurannya. Kemajuannya-pun diulas habis berikut jurus-jurusnya.
    Weleh-weleh…. Abah DIS Ruar Biasa. !!! 10.000 persen aku mendukungmu. lanjutkan kerja kerja kerja. !!!!

    Posted by Sofyan Usamah | 10 Desember 2012, 9:53 am
  63. Asswrwb – 1 lg bentuk keberhasilan … merupakan gambaran kita sma tuk meng-copy nya dlm tindakan yg nyata…smoga cak DIS memberi tauladan bagi kita sma ..Amien..Amien..Amien.. ( undur pamit dulu … very busy at this time for me .. thanks a lot DAHLANIS ..)

    Posted by R I Molle | 10 Desember 2012, 9:59 am
  64. Kerja kerja kerja telah membuktikan lebih berhasil dari ocehan anggota dhewan, keep spirit teman-teman…

    Posted by fris | 10 Desember 2012, 10:31 am
  65. Dari MH ini, terlihat jelas kemampuan seorang Dahlan Iskan menilai besar kecilnya potensi kemampuan seseorang yang menjadi anak buahnya…. apakah layak menjadi pimpinan atau hanya menjadi staff saja…. Sebuah kemampuan yang menjadi salah satu syarat utama dan mutlak harus dimiliki oleh seorang top leader… hanya bisa berdecak kagum…

    Posted by cak-mat | 10 Desember 2012, 10:39 am
  66. suka Pak 🙂

    Posted by Salim | 10 Desember 2012, 10:54 am
  67. Selamat atas peningkatan kinerja RNI Jatitujuh. Sangat mengagum- kan dalam kurang dari satu tahun merubah rugi 100 milyard m’jadi untung 300 milyard. Saya mengha rap agar BUMN lain dapat belajar dari pengalaman Jatitujuh. Selamat kepd Pak Dahlan dan Jajaran Mana gemen serta seluruh Karyawan Jati tujuh. Sofyan A.Siregar.
    Powered by Telkomsel BlackBerry®

    Posted by sofyan253 | 10 Desember 2012, 10:54 am
  68. gara-gara PG Tersana Baru (Grup RNI) saya susah mencari lahan untuk tanam jagung… ckckckck…
    tapi congrats buat seluruh BUMN Tebu….semoga impor gula berkurang drastis tahun depan…
    HAJAR MAFIA IMPORTIR GULA !!!

    Posted by saepul iman | 10 Desember 2012, 11:00 am
    • jadinya gula swasembada jagung kurang lagi hadeuuuuh, sapi swasembada kambing dan kerbau jadi import,

      Posted by saeful | 10 Desember 2012, 11:11 am
      • Wah, wah, wah ini perlu diseriusi ngga ya? Lahan yang ada yang sedianya untuk nanam dan beternak anu, diganti jadi anu. Harus difikirkan kembali, program-program baru DI sebaiknya di lahan kritis atau lahan yang semula tidak dipakai saja kali ya. Jika tidak, jumlah tanah sekian, hanya bergeser produksi aja dari jagung jadi tebu, atau jadi sorgum misalnya. Berarti yang harus kita fikirkan adalah :
        – Memberdayakan lahan kritis dan tak terpakai
        – Meningkatkan produktivitas dari lahan yang ada.
        – Evaluasi jenis tanaman atau ternak yang penting maupun tidak dan boosting tanaman penting (walaupun sejatinya semua jenis tanaman itu penting buat kita ya)

        Posted by apasaja | 11 Desember 2012, 9:26 am
  69. Gajah mati tinggalkan gading, manusia mati tinggalkan nama,
    kita sendirilah yang menulis nama kita
    Selamat menorehkan nama terindah di lembaran sejarah !!!!

    Posted by Moch. Isnan Tjipto Nugroho | 10 Desember 2012, 11:09 am
  70. Habis subuh saya cari MH 55 di blog ini tapi belum ada. Admin blog ini masih tidur barangkali.. Tapi saya cari di JPNN (Jawa Pos News Network) sudah di posting jam 01.19 Tapi baca komen2nya enak disini…ruameee…he he

    Posted by wonokairun | 10 Desember 2012, 11:26 am
  71. PT KAI BUMN Terbaik 2012
    Zulfi Suhendra – detikfinance
    Kamis, 06/12/2012 22:19 WIB

    Jakarta – PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) dinobatkan sebagai BUMN Terbaik (Best of The Best) 2012. BUMN kereta ini meraih dua penghargaan sebagai BUMN Inovasi Manajemen Terbaik dan Inovasi Pelayanan Publik BUMN Terbaik.

    Penghargaan ini diumumkan pada acara Anugerah BUMN 2012 yang diselenggarakan oleh Majalah BUMN Track yang mengusung tema “Inovasi untuk Optimalisasi Kontribusi”

    Ketua Dewan Juri dalam penganugerahan ini Tanri Abeng mengungkapkan, proses penjurian untuk menilai BUMN mana saja yang terbaik cukup sulit. Ia mengharapkan, talenta yang dimiliki BUMN ini harus dipertahankan.

    “55 BUMN yang ikut serta, BUMN talentanya harus dipertahankan. Anugerah BUMN best of the best terlalu sulit karena proses inovasi merupakan hal utama,” ungkap Tanri Abeng dalam sambutan acara Anugerah BUMN 2012 di Ballroom Hotel Four Seasons, Kamis (6/12/2012).

    Jajaran juri dari acara ini diketuai oleh Tanri Abeng, Aviliani, Ilham Habibie, Muhammad Said Didu, Mas Achmad Daniri, Avanti Fontana, Hermawan Kartajaya, Andi Ilham Said, Bagus Rumbogo, AK, N Syamsuddin Haesy, Hadi M Djuraid. Juga Menteri BUMN Dahlan Iskan didaulat sebagai Juri Kehormatan dalam acara penganugerahan ini.

    “Saya tadinya sudah nolak-nolak untuk menjadi juri,” ucap Dahlan singkat.

    Kategori penghargaan dan penilaian ini meliputi 3 aspek yakni input, proses, dan output inovasi. Sedangkan anugerah diberikan kepada 12 kategori lain, antaralain:

    1. Inovasi Manajemen BUMN Terbaik yang dimenangkan oleh PT Kereta Api Indonesia Persero.

    2. Inovasi Sumber Daya Manusia BUMN Terbaik yang dimenangkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia

    3. Inovasi GCG BUMN Terbuka BUMN Terbaik yang dimenangkan oleh PT Bank Negara Indonesia (Tbk)

    4. Inovasi GCG BUMN Non-Terbuka BUMN Terbaik yang dimenangkan oleh PT Jamsostek.

    5. Inovasi Produk Manufaktur BUMN Terbaik yang dimenangkan oleh PT Biofarma

    6. Inovasi Produk Agrikultur BUMN Terbaik yang dimenangkan oleh PTPN IV

    7. Inovasi Produk Jasa BUMN Terbaik yang dimenangkan oleh PT Pos Indonesia (Persero)

    8. Inovasi Aplikasi Teknologi BUMN Terbaik yang dimenangkan oleh PT Wijaya Karya Tbk

    9. Inovasi Pelayanan Publik BUMN Terbaik yang dimenangkan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero)

    10. Inovasi Bisnis Global BUMN Terbaik yang dimenangkan oleh PT Pertamina (Persero)

    11. Inovasi Invensi Teknologi BUMN Terbaik yang dimenangkan oleh PT Batan Teknologi (Persero)

    12. CEO BUMN Inovatif Terbaik yang dimenangkan oleh 5 orang yakni : Arief Yahya (PT Telkom), Emirsyah Satar (PT Garuda Indonesia), Ignasius Jonan (PT KAI), Karen Agustiawan (PT Pertamina), dan RJ Lino (PT Indonesia Port Corporation).

    13. BUMN Inovatif Terbaik (Best of The Best) yang dimenangkan oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI)

    (zul/hen)

    Sepertinya kehabisan akal untuk mendongkrak kinerja PT KAI ? kenapa bukan RNI ? padahal jurinya sama yang dipilih kan temenan semua ? mau pencitraan aja rebutan.

    Posted by psikiater | 10 Desember 2012, 12:08 pm
    • Wah itu juri-nya hebat-hebat gitu dan punya reputasi semua, saya kira pilihannya sudah melalui proses profesional dan tepat hasil. Pak Dis cuma juri kehormatan yang sifatnya hanya sebagai sparing partner, keputusan tetap di tim juri yang jumlahnya banyak dan berkualitas. RNI memang sukses turnaround tapi keberhasilan itu sebenarnya lebih kepada kerja keras dan improvement yang tidak drastis, secara managerial RNI masih harus banyak belajar. Lagipula PT KAI bisnisnya layanan yang dapat dinikmati banyak orang/masyarakat secara langsung. Sementara keberhasilan RNI baru untuk Pabrik Gula-nya, bisnis lainnya masih terus berbenah dan di tulisan ini tidak diangkat oleh Pak Dis.

      Posted by akadarisman | 10 Desember 2012, 12:22 pm
  72. SLamat buat RNI smga P.Ismed n karywn tetap jaya slalu, sy bkan warga RNI tapi trut bangga , tanks to P.DI …

    Posted by achmad junaidi | 10 Desember 2012, 1:04 pm
  73. Seandainya restrukturisasi di bumn juga diberlakukan terhadap semua pemerintahan daerah niscaya kemakmuran rakyat bukan cuma janji2 belaka.

    Posted by kang encep | 10 Desember 2012, 1:53 pm
  74. Selamat buat jajaran rni atas bonus 600% gajinya. Apa petani tebunya jg merasakan? Yg jelas dibalik kesuksesan ada tanggung jawab besar. Th ini kita blm swasembada gula. Kebutuhan gula industri msh impor. Penyelundupan gula rafinasi menyebabkan harga gula jatuh. Dan berbagai permasalahan lain yg perlu dibahas dan dicarikan solusinya.

    Posted by G. Hariyanto | 10 Desember 2012, 1:54 pm
    • kalo untuk petani tebunya (buruh taninya..) sih mungkin masih belum merasakan..pancet ae…yang paling happy ya juragan tebunya….

      Posted by merry | 10 Desember 2012, 6:15 pm
      • Masih pakai kata “mungkin” ya bu Merry..?? Hal ini bisa kita buka lagi MH 25 dan 29 yang sudah membahas jaminan dan proteksi terhadap petani tebu. Petani sekaramg sudah tidak seperti dulu yang tidak punya bergaining power. Sekarang mereka cerdas dan berorganisasi (asosiasi), sudah bermetamorfose menjadi pengusaha tebu. Ada tadi komen di MH ini yang mengakui peningkatan minat masyarakat untuk menanam tebu dan bahkan mengalahkan komoditas kebun yang lain. Untuk nasib petani tebu, pak Dis sudah menjamin dari awal dan takkan membiarkan BUMN jor-joran jika rakyat yang menjadi mitra masih dirugikan. Salam. 🙂

        Posted by akadarisman | 10 Desember 2012, 6:53 pm
        • Setuju pak AKADARISMAN, untuk bu MERRY dan kawan-kawan lain perlu mengetahui bahwa yang diharapkan petani tebu adalah rendemen tinggi dan harga tinggi. Selama ini, rendemen hanya berkisar diantara 5-6%, jadi jika rendemen mencapai lebih dari 7% …. apalagi sampai 9% …. wuiiihhh kebayang deh gimana suenengnya petani (saya aja kalau ada modal mau jadi petani tebu). Sedangkan harga tidak perlu dikhawatirkan karena ada harga patokan, petani tidak mungkin menerima harga lebih rendah dari harga patokan tersebut (karena kalau hasil lelang gula harganya lebih rendah, maka perusahaan peserta lelang akan mensubsidi hingga sama dengan harga patokan). Jadi bisa dibayangkan bagaimana untungnya berkebun tebu saat ini.

          Posted by JAHUDIN | 11 Desember 2012, 8:30 am
  75. Selamat Pak DIS, selamat dan sukses juga buat para BUMN yang sudah berhasil menorehkan prestasi terbarunya.
    Menanggapi MH 55 dan 54 terdahulu tentang makanan ternak murah dari limbah produksi, saya ada usulan untuk bisa segera diproduksi secara masal dan dijual ke petani/peternak dengan harga murah. Saat ini saya sering mendengar dan melihat bahwa mereka sering mengalai kesulitan mencari rumput terutama saat musim kemarau, bahkan tidak jarang mereka rela mengurangi uang belanja keluarga untuk biaya transport untuk angkut rumput karena harus keluar desa sampai beberapa puluh KM. Ini sangat menyedihkan karena mereka lebih rela tubuhnya lebih kurus dengan mengurangi jatah makannya daripada HARTA nya yang kurus. Jika di warung Kelompok Tani juga sudah tersedia, saya yakin ternak mereka akan lebih cepat berkembang dan mereka juga bisa merasakan nikmatnya makan daging tidak hanya saat menerima sedekah Qurban.

    Kalau sudah banyak BUMN menundukkan perubahannya, mana gaung PT. PERTANI dengan bibit-bibit unggulnya? Kenapa di negeri ini lebih banyak bibit unggul dari Thailand dan Malaysia? Bagaimana pula dengan PT.PERHUTANI? Mengapa banyak hutan gundul, banyak tanah longsor, banyak masyarakat desa kesulitan mencari air tanah dan juga semakin banyak terjadi banjir bandang?

    sekali lagi selamat dan sukses buat pak DIS, Patih Gajah Mada tidak pernah menjadi Raja, tetapi kemasyhuran Kerajaan Majapahit gaungnya terdengar sampai dimana-mana bahkan sampai saat ini………ratusan tahun sesudahnya…………

    Posted by prabowo | 10 Desember 2012, 2:04 pm
  76. @pak jowi
    impor singkong bukan masalah potensi kerugian 32 miliar itu. Tapi lebih pd masalah kedaulatan, kemandirian, dan keberpihakan pd petani. Perlu dicari tahu kenapa sampai impor komoditas remeh spt singkong? Apa produksi & kualitas singkong kita kurang? Atau kita tdk percaya diri thd produk sendiri? Kalo ketemu masalahnya kita cari solusi. Kalo perlu tantang petani dan pemuda untk memenuhi permintaan pasar. Jangan cuma meremehkan singkong. Bukankah untuk sukses harus memperhatikan yg remeh2?

    Posted by G. Hariyanto | 10 Desember 2012, 2:18 pm
  77. selamat buat pak Ismet dan jajaran RNI semuanya yang telah tertular virus positif dari pak Dis. Semoga dapat segera swasembada gula dan kesejahteraan segera dirasakan oleh rakyat Indonesia yang telah menanti-nanti. Kita tunggu karya – karya terobosan berikutnya. Kerja, Kerja dan Kerja tak perlu banyak bicara apalagi berdebat yang hanya jalan ditempat.-

    Posted by KOKO | 10 Desember 2012, 2:47 pm
  78. Saran buat BUMN gula:

    Tahukah cara mengkomsumsi gula kita telah membuat harga gula lbh mahal. Dalam proses produksi gula, nira tebu yg berbentuk cair itu diproses menjadi berbentuk kristal/padat. Anehnya ketika mengkonsumsinya, gula kita ubah menjadi cair lagi. Suatu pemborosan kerja yg memakan biaya dan waktu tambahan. Bukankah lebih efektif kalau PG memproduksi gula cair? Berapa biaya & waktu yg dihemat dari mengkristalkan gula? Toh pd akhirnya konsumen menggunakan gula berbentuk cair. Kenapa PG tdk mengikuti perkembangan jaman? Produk gula harus kristal itu karena dulu tdk ada kemasan untk produk cair. seperti jg pada produk obat2an, sabun, shampo dsb, dulunya berbentuk padat/kristal semua. kini kemasan untk produk cair sdh banyak. Tapi produk gula cair blm ada. Belum tahukah PG akan peluang usaha ini? Apa karena direksinya yg tua2 itu tdk tahu perkembangan jaman?

    Posted by G. Hariyanto | 10 Desember 2012, 3:08 pm
    • ide brilyan, gula cair mesti segera terwujud dan jadi primadona di pasaran.
      Bagaimana bung ismet, segera wujud kan….
      Ide ini teringat saya dengan ide saya mebuat campuran pasir dan semen, kenapa ngak disatukan, maksudnya instan, siap pake, sekarang di Jerman udah tu diproduksi…..
      Wujudkan Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia…
      salam

      Posted by Naga Beringsang | 10 Desember 2012, 3:55 pm
      • Setuju dengan bro Naga Beringsang. Siapa tahu ini bisa jadi inovasi mengalahkan Sugar Group, apalagi kalo biaya produksi lebih kecil dan dijual dengan harga lebih murah dari gula kristal, pasti semua orang beralih ke gula cair. Pak Hariyanto, segera sampaikan ide ini ke Pak DIS untuk diteruskan ke PT RNI.
        Tidak ada salahnya kalo kita mau mencontoh teknologi Jerman, karena salah satu kiblat teknologi dunia. Betul gak Bro Naga Beringsang?
        Salam

        Posted by Aldizy | 10 Desember 2012, 4:32 pm
    • Dijepang sudah byk om… saya ke jepang sering pake gula cair… tempatnya pake spt jelly2…
      Saya rasa akan bertahap pengembangannya…
      Untuk Saat ini lebih difokuskan pada pengembangan internal dulu, dan kerjasama dgn petani tebu…
      karena kita tau tahun sebelumnya perusahaan merugi dan mesin2 udah tua dan ga bisa berproduksi…
      dgn kondisi yg untung th ini tentunya akan memacu kinerja perusahaan PG tsb..
      Saya yakin tahun depan Omset & profit nya akan jauh lebih besar lagi dan bisa2 bonus jadi 1000% (10X)…

      Jika semua orang sudah bersatu dan selaras untuk maju, maka tak ada yg bisa merintangi, even itu pemerintah…

      Posted by PUTU | 10 Desember 2012, 11:47 pm
    • Saya melihat pemilik ide ini memandang nira tebu yang berbentuk cair bisa langsung dikemas dan dipasarkan begitu saja, sehingga menilai proses pengkristalan merupakan pemborosan kerja yang memakan waktu dan biaya… sangat keliru… Karakteristik utama produk hasil pertanian adalah mudah rusak/busuk.. demikian juga air nira tebu.. didiamkan beberapa jam saja maka akan mulai terjadi proses pembusukan… untuk itu harus segera di olah… Teknologi yang diperlukan untuk mengolah nira tebu menjadi gula cair lebih sulit dan rumit dibandingkan dengan proses mengolah nira tebu menjadi gula kristal … konsekuensinya biaya pengolahan justru menjadi lebih tinggi yang berarti harga jualnya juga menjadi lebih tinggi… ditambah dengan mahalnya harga wadah kemasan yang harus memenuhi syarat tidak mudah pecah, bocor, sobek dll.. akhirnya harga di konsumen menjadi tinggi… dan tidak ekonomis untuk dikembangkan di Indonesia…

      Posted by cak-mat | 11 Desember 2012, 7:50 pm
      • Maaf Cak, saya mencoba menengahi. Tidak atau belum dibuat ini bisa mempertimbangkan lebih mahalnya teknologi, bisa juga karena memang belum ada keinginan memperluas mindset masyarakat. Diversifikasi produk tidak ada salahnya. Cair dan tidak bisa diujicobakan dulu, lihat efisiensi masing-masing tidak hanya pada tataran wacana, tapi praktek. Setelah itu barulah kita simpulkan mana yang lebih efisien. Jika gula cair lebih efisien, ya lalu bikin iklan besar-besaran suruh masyarakat pake gula cair. Terutama pedagang yang pake gula yang dicairkan dalam jualannya seperti cendol, dll. Blue ocean dengan produk baru bisa dipelopori BUMN, tidak harus bersaing di pasar yang sudah ada saja. Coba dulu kali ya. Sama seperti sasa, baru ketahuan kalau ternyata masalahnya adalah kurang bibit, bukan hanya soal mahalnya pakan. Saya sendiri, mengapresiasi gula cair, walaupun tetap kita harus berhati-hati dalam memutuskan produksi gula jenis ini. Kalau sudah dianalisis untung ruginya, bikin percontohan aja dulu kali ya.

        Posted by apasaja | 12 Desember 2012, 7:46 am
        • Kendala utama pengembangan gula cair yang berbahan baku tebu adalah mahalnya teknologi… Sugar Group adalah sebuah perusahaan multinasional… disitu tempat berkumpulnya ahli-2 teknologi pengolahan gula terbaik yang berasal dari lulusan perguruan tinggi terbaik Indonesia….. kalau proses pengolahan gula cair berbahan baku tebu bisa lebih murah daripada gula kristal… Sugar Group pasti sudah membangun pabrik duluan dan sudah bikin iklan besar-2 an untuk merebut pasar 250 juta penduduk Indonesia yang semuanya mengkonsumsi gula….mayoritas penduduk Indonesia mindset-nya mencari gula yang murah… Bagi mayoritas masyarakat Indonesia… kalau ada gula yang lebih murah, apapun wujudnya, kristal, cair, kental seperti jelly, atau apapun… pasti akan diburu dan laku keras… Saat ini sudah beredar gula cair yang berbahan baku tapioka… ternyata pangsa pasarnya kecil … kalau bumn diminta melakukan diversifikasi produk dengan memproduksi gula cair diperlukan investasi yang sangat besar untuk membangun pabriknya karena teknologinya mahal… dan dengan pangsa pasar yang kecil… pembangunan pabrik tersebut tidak layak secara ekonomi… Lebih baik fokus bumn membangun pabrik baru untuk membuat gula kristal dan revitalisasi mesin-2 PG tua yang ada saat ini agar produksi gula Indonesia segera meningkat dan Indonesia tidak perlu impor gula lagi…. Jadi lebih bijak kalau keinginan kita agar bumn gula memproduksi gula cair, saat ini disimpan dulu… biarlah bumn gula berjuang meningkatkan produksinya, jangan kita ganggu dengan wacana lain….kalau Indonesia sudah swasembada gula… silahkan dimunculkan lagi wacana tersebut…

          Posted by cak-mat | 12 Desember 2012, 11:29 am
          • Terima kasih. Saya tergelitik dan sejujurnya juga merasa ada standar ganda di sini jadinya. Jika melihat cara DI, beliau bilang fokus, tembus. Artinya dalam berwirausaha kita fokus dulu pada satu produk, dan jika sudah baik, bisa nyoba itu ini dengan keyakinan. Tapi di sisi lain, gula cair ini juga potensi, seperti halnya mobil listrik, kenapa mati-matian dikembangkan padahal pasar kita aslinya adalah pengguna BBM, saat ini. Kalau saya sih kembalikan ke RNI. Kalau merasa sudah baik dan tahu celahnya di gula kristal, bisa diversifikasi ke gula cair. Kalo belum yakin dan ingin memperbaiki dulu, ya fokus dulu, jangan memaksakan wacana yang ada, walaupun tetap harus difikirkan. Kalau Pak DI, semua dilakukan dengan adanya dasar, di sisi lain yakin dengan langkah yang dibuat. Salah atau berhasil tidak apa-apa. Misal mobil listrik, karena jauh ke depan mikirin BBM bakal abis, haruslah segera dicari penggantinya. Lebih baik membangkitkan listrik secara besar-besaran, dengan BBM, gas, batu bara, bahkan nuklir sekalipun, yang kemudian bisa didistribusikan jadi listrik, daripada masyarakat membakar BBM langsung masing-masing, yang saat ini belum mungkin pake mobil nuklir (mungkin nanti hehe).
            Untuk Mas G. Hariyanto, ide cemerlang Anda dengan gula cair, produksi singkong, dll., kalau bisa disampaikan saja dulu ke pihak (atau BUMN) terkait. Selanjutnya biar ditindaklanjuti, tapi tidak perlu dipaksakan. Syukur-syukur kita bisa bikin usaha-usaha yang visioner tapi tidak atau belum bisa dikelola BUMN atau pihak lain.

            Posted by apasaja | 13 Desember 2012, 8:03 am
    • Kalau proses pembuatan nira tebu menjadi gula cair lebih murah… Sugar Group pasti sudah membuat terlebih dahulu untuk merebut pasar yang berjumlah 250 juta penduduk Indonesia yang semuanya mengkonsumsi gula…

      Posted by cak-mat | 11 Desember 2012, 8:07 pm
  79. BUKTI Pencitraan BAIK dan Pencitraan OMDO hanya satu, yaitu WAKTU…
    Yg cuma ngemeng doang, setahun atau lima tahun menjabat ga banyak ada perubahan….
    Sedangkan yg melakukan pencitraan tulus tentunya produktivitas dan profit perushaan naik…

    LIKE DIS BGT LAH…
    =============
    Perum Bulog tahun ini mencatat prestasi besar dalam pengadaan beras. Sampai akhir September 2012, pengadaan beras sudah mencapai 3,2 juta ton. Hasil satu tahun ini sama dengan hasil dua tahun terakhir. Namun, tahun ini Bulog diperkirakan masih rugi lantaran harus mengikuti penetapan harga pemerintah (#sama spt kasus Gas kali).

    Pembentukan holding pupuk PT Pupuk Indonesia juga memberi dampak besar. Bukan saja pelayanan kepada petani lebih terkoordinasi, tapi juga lebih efisien. Terbukti laba PT Pupuk Indonesia pada tahun ini diperkirakan mencapai Rp1,15 triliun yang berarti naik dua kali lipat dari tahun lalu.
    =============

    Buat Para DPR dan lain2 yg anti DI… sebaiknya anda merapatkan barisan, dan mensupport beliau…
    jika tidak maka anda akan tinggal kenangan 2 th lagi… dijamin kagak ada yg bakal milih lagi…(sudah terbukti di pilkada DKI dgn Jokowi sebagai Juaranya…)

    Posted by PUTU | 10 Desember 2012, 3:34 pm
    • Saya kebetulan kerja di Perum BULOG, pengadaan kita sdh tembus 3,65 juta ton. Terbesar sepanjang sejarah BULOG.

      Posted by Khaerul Zaman | 11 Desember 2012, 6:48 am
      • terima kasih pak khaerul zaman atas infonya, selanjutnya bagaimana bulog bisa kembali seperti dulu lagi sebagai pemegang stabilitas pangan, tugas sekarang semakin berat karena sawah semakin sempit umat semakin banyak, yang kritis semakin menjadi jadi, mudah mudahan setiap ada informasi miring tentang bulog bisa dijawab dengan polos polos saja

        Posted by saeful | 11 Desember 2012, 7:23 am
      • Pak, seperti DI yang laporkan setiap perkembangan semua BUMN dan programnya, sudilah kiranya Bapak-Bapak di barisan BULOG atau pelaku di BUMN yang lain memberikan informasi pendukung seperti ini terus menerus. Bisa menguatkan, bisa mengoreksi, yang penting kita mendapat informasi akurat dari pelakunya. Dan ini juga akan memberikan efek jera bagi yang antipati, yang melihat jangan-jangan artikel (bahasa mereka sih artikel) DI ini sebagai OMDO dan bentuk pencitraan semata. Sekali lagi terima kasih atas suaranya di sini.

        Posted by apasaja | 11 Desember 2012, 9:19 am
      • MANTAFF… MAHAPATIH DAHLAN ISKAN SEDANG MENJALANKAN SUMPAHNYA UNTUK MENSEJAHTERAKAN RAKYAT INDONESIA…

        #Saya Nunggu TOL BALI RAMPUNG BULAN MEI… TOL TERINDAH DI JAGAT INDONESIA…

        Posted by PUTU | 11 Desember 2012, 2:30 pm
      • terima kasih informasinya pak, semoga Bulog sukses selalu dan menjadi jembatan terbaik antara konsumen, dan petani.

        Posted by wawan | 12 Desember 2012, 3:59 am
  80. Yang penting setelah BUMN memberi untung pada negara, memberi untung pada karyawan, juga bagaimana dengan petani…? rakyat…? gula sekarang di pasaran Rp 14.000,00.

    Posted by ali | 10 Desember 2012, 4:22 pm
    • dgn harga gula tinggi secara langsung mensejahterakan petani juga, kenapa? karena hasil tebu digiling adalah bagi hasil 37% utk PG dan 63% utk petani… oke???…

      Posted by fan DI | 10 Desember 2012, 7:49 pm
  81. Salut ,hormat dan kagum buat DIS,semoga ditahun depan tdk ada lagi BUMN yg sekarat/opname,terkait dengan pangan, gula khususnya memang ada unsur politik/mafia agar Indonesia Import trus,harapan ditahun depan tdk ada lagi import pangan khususnya(mafia dimusnahkan).selamat Pak sehat selalu.

    Posted by toga | 10 Desember 2012, 6:49 pm
  82. saya selalu kagum sama pak dahlan. maju terus pak

    Posted by Monica | 10 Desember 2012, 10:34 pm
  83. pak, kayaknya bapak2 d RNI wajib membukukan cara ber-evolusi sehingga bisa wah…
    untung 300 m itu waw lo..
    wuih… ga hanya mulut tuh yang bekerja, otak tenaga dan waktu
    aku ga bisa bayangkan gimana pengorbanan beliau mengorbankan hak keluarga dan keihlasan keluarga untuk mendukung amanah beliau
    selamat bapak ismed

    Posted by wafiq | 10 Desember 2012, 11:43 pm
  84. maju terus pencitraanNN..

    Posted by citracitir | 11 Desember 2012, 4:56 am
  85. BEBERAPA HAL YANG BENGKOK DARI DAHLAN ISKAN

    OPINI | 11 December 2012 | 05:16Dibaca: 46 Komentar: 0 Nihil
    “Di balik berita: pembuat gaduh, pelapor pemerasan, dan penghargaan BUMN terbaik”

    Jangan bilang kalau penguasa negeri ini hanya Presiden, DPR, Mahkamah Agung, atau rakyat sekalipun. Penguasa sesungguhnya adalah media massa. Apaun yang dikatakan media massa tidak bisa dibantah. Terserah yang dikatakan itu benar atau salah. Pokoknya media massa mengatakan hitam semua juga harus mengatakan hitam. Berani melawan arus opini media? siap-siap tersingkir dan dicemooh.

    Di sini saya mau mengambil contoh kasus, khususnya mengenai Dahlan Iskan. Beberapa waktu yang lalu pemberitaan sempat ramai karena laporan Dahlan ke Dipo Alam dan SBY, bahwa ada anggota DPR yang meminta upeti ke BUMN. Saking ramainya berita ini sampai-sampai Dahlan disebut menteri pembuat gaduh. Kalau kita mau telaah lebih seksama tidak ada yang luar biasa dalam hal ini. Dahlan hanya melapor kepada atasannya, itupun berupa SMS rahasia. Tapi sayang SMS itu dibocorkan oleh Dipo Alam ke media.

    Dipo mungkin tidak bermaksud jahat tapi dia tidak menyangka bahwa bocoran biasa itu bersumber dari orang yang luar biasa akibatnya akan luar biasa juga. Dipo mungkin tidak sadar kalau pemberitaan tentang Dahlan sedang diincar para wartawan. Jangankan SMS rahasia seperti itu, Dahlan ke mana, makan apa, naik apa, sampai warna bajunya jadi pemberitaan. Dengan tangkas media mengolah bocoran Dipo Alam, digoreng dan dikemas sedemikian rupa kemudian dijadikan bahan untuk mengipas-ngipasi DPR. Berhasil. DPR naik pitam, marah semarah-marahnya. Kata-kata kasar dan ancaman tumpah ruah.

    Disisi lain media berhasil memancing Dahlan untuk melayani kemarahan anggota dewan. Klop sudah, terjadilah huru hara itu. Media tetap aman, se-persen-pun tidak ada yang menyalahkan mereka. Yang jadi kambing hitam adalah Dahlan Iskan. Padahal secara langsung Dahlan paling kecil perannya dalam kegaduhan ini. Seandainya SMS itu tidak dibocorkan Dipo Alam, seandainya media tidak membesar-besarkan, dan seandainya DPR tidak tersinggung, laporan Dahlan itu bukanlah sesuatu yang istimewa. Tapi di sini media tetaplah penguasa, kekuasaan yang absolut untuk membuat opini publik, dialah yang berkuasa menentukan siapa yang dicap sebagai pembuat gaduh. Dahlan-pun harus tunduk dan harus menerima kenyataan, dengan polos dan tak berdaya dia mengatakan: “semua ini terjadi karena saya melayani pertanyaan kalian”.

    Selanjutnya media memberitakan kalau Dahlan melapor ke BK DPR tentang anggota dewan yang meminta upeti. Berita ini sangatlah keliru. Dahlan tidak pernah melapor, Dahlan hanya diundang. Mana ada orang melapor pakai diundang segala. Taruhlah saya mau melapor ke polisi karena kehilangan sepeda motor. Apa bisa laporan saya itu didahului oleh surat undangan dari polisi? Sesuatu yang sangat mustahil. Tapi sekali lagi media berhasil mengkadali bangsa Indonesia. Sesering apapun Dahlan mengatakan saya tidak pernah melapor, tidak ada yang percaya. Pokoknya pemberitaan mengatakan Dahlan melapor ke BK DPR. Titik. Dahlan jangan banyak protes, ikuti dan nikmati opini yang sudah terbentuk.

    Berita selanjutnya adalah tentang permintaan upeti oleh anggota dewan ke BUMN. Bagi media istilah permintaan upeti tidaklah menarik dan seru. Istilah itu harus diubah, istilah permintaan upeti menjadi pemerasan. Bagi kita orang awam istilah itu sama saja. Tapi dari sisi hukum perubahan istilah ini sangat fatal. Seperti perubahan angka 6 menjadi 9, walau sama bentuknya tidak ada kesamaan nilainya sama sekali.

    Pantaslah Dahlan ditertawakan dan dibodoh-bodohkan oleh anggota dewan saat mereka diwawancarai. Anggota dewan benar, mana bisa dikatakan delik pemerasan kalau tidak ada serah terima uang. Mana bisa dikatakan delik percobaan pemerasan kalau kuasa DPR sudah tidak ada. Bukankan anggaran PMN untuk BUMN itu sudah diketuk? Dari sisi hukum DPR sudah tidak punya kuasa untuk memeras. Kalaupun ada upaya meminta uang itu bukan delik pemerasan tapi gratifikasi. Tapi pemberitaan sudah terlanjur nyaman mengatakan Dahlan melapor kasus pemerasan, sekuat apapun Dahlan membantah tidak akan ada orang yang percaya. Walau Dahlan menantang DPR dan wartawan mereviu rekaman pernyataan sebelumnya, bahwa sesungguhnya dia tidak pernah mengatakan pemerasan tapi permintaan upeti/gratifikasi.

    Yang terakhir adalah berita tentang penghargaan yang diterima oleh PT. Kereta Api Indonesia. Penghargaan itu sebenarnya katagori perusahaan BUMN yang melakukan inovasi terbaik. Tapi oleh media diselewengkan menjadi BUMN terbaik. Sontak berita ini menimbulkan tanda tanya. Kalau BUMN yang terbaik saja penampilannya begini bagaimana dengan yang lain? Atau pernyataan sebaliknya, kok PT. KAI yang terbaik? Lalu PT. Garuda Indonesia, Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BRI, dan lainnya di mana? Aneh.

    Kalau dikatakan BUMN terbaik memang aneh, tapi kalau BUMN inovatif terbaik PT. KAI memang layak menerimanya. Dari sebelumnya gerbong yang penuh sesak menjadi gerbong yang lapang dan nyaman. Atap gerbong yang dipenuhi penumpang liar berhasil dikurangi dengan drastis. Dari antrian pembelian tiket yang mengular menjadi pembelian tiket online. Jadwal yang relatif jauh lebih tepat. Toilet yang berubah menjadi bersih. Pendapatan yang melonjak. Apakah ini tidak pantas diberi penghargaan?

    PT. KAI memang belum sebaik PT. Garuda Indonesia dan lainnya tapi PT. KAI telah berhasil bangkit dari keterpurukan. Taruhlah nilainya sekarang baru 6 tapi itu adalah peningkatan nilai dari sebelumnya yang hanya 0. PT. Garuda Indonesia, Bank mandiri dan lainnya itu tidak luar biasa, karena dari tahun yang lalu nilai mereka memang 9. Tapi judul berita tetaplah mengatakan PT. KAI meraih penghargaan sebagai BUMN terbaik. Sekali lagi Dahlan harus pasrah

    Begitu banyak berita yang dipelintar oleh media. Berita yang dibengkokkan dari esensi dan fakta sebenarnya. Entah tujuannya hanya sekedar mencari sensasi agar menarik dibaca atau bagaimana. Yang pasti Dahlan Iskan-pun tidak kuasa meluruskannya. Media massa memang merupakan salah satu pilar demokrasi, tapi sayang wartawan-nya sudah dirasuki gaya kerja wartawan infotaimen. Etika dan idialisme seorang jurnalis entah dibuang ke mana. Berita itu yang penting heboh.

    Walaupun begitu kita tetap berharap, semoga kejadian ini menjadi momentum timbulnya budaya baru. Budaya pejabat Indonesia membongkar sendiri praktik kotor di institusi mereka. Bagaimanapun gencarnya ICW mengkampanyekan anti korupsi. Bagaimanapun aktifis mahasiswa berteriak-teriak menyuarakan anti korupsi, itu tidaklah efektif. Akan sangat efektif kalau ada gerakan bersih-bersih dari dalam lembaga pemerintahan sendiri. Karena mereka lebih tahu kondisi sesungguhnya. Langkah kecil Dahlan Iskan sudah diikuti oleh Dipo Alam dengan melaporkan praktik korupsi di 3 kementerian. Kalaupun langkah mereka terseok-seok dan tertatih bahkan kadang salah jalur itu wajar. Mereka sedang merintis satu jalan baru dan asing. Siapa selanjutnya pejabat yang mau menyusul langkah mereka?

    ***

    Posted by lukman bin saleh | 11 Desember 2012, 5:43 am
    • 1. Seperti biasa, suka tulisannya.
      2. Aktifis –> aktivis
      3. Ada pertanyaan Mas Lukman. Bagaimana Dahlan Iskan yang dulunya raja media, apakah benar sekarang tidak kuasa dan pasrah melawan arus pemberitaan media, ataukah sudah mengerti bagaimana bersikap dan tahu semua konsekuensinya dalam hal berurusan dengan media? Apakah DI tetap manusia, yang harus terseok dan akan diancam balik karena salah memberikan laporan orang yang meminta upeti?

      Posted by apasaja | 11 Desember 2012, 9:12 am
      • (aktifis) he.he..maklum amatiran. Mungkin menurut pandangan kita saja ya pak DI tu pasrah? Atau beliau sedang mendapat karma, karena selama puluhan tahun jadi wartawan pasti tidak sedikit berita yg sudah dibuat heboh ma pak DI. sekarang dengan sadar dan ikhlas beliau menerima karma itu. mungkinkah begitu?

        Posted by lukman bin saleh | 12 Desember 2012, 1:45 am
        • jangan terlalu menyalahkan wartawan, karena wartawan juga maksudnya baik, mendukung Pak Dahlan. Pak Dahlan nya sendiri ok ok saja dengan pemberitaan wartawan.

          Posted by the bink bag | 12 Desember 2012, 7:30 am
        • Saya suka tulisan-tulisan Mas Lukman di Kompasiana. Saya setuju ada kepasrahan dalam tindakan Pak DI, beliau selalu bilang “tidak apa-apa”. Tapi saya kok masih melihat bahwa di balik kenampakpasrahannya ini, DI tetaplah memiliki kecerdikan dan kemampuan memikirkan apa yang akan terjadi serta mengantisipasinya. Soal PLN yang rugi 37T, tinggal suruh orang putar balik history, ada pertemuan dengan DPR, ada catatan pencarian gas, dll. Yang jika dirunut secara obyektif, yang dipertanyakan sekarang ini konyol adanya. Tapi kita lihat, akankah tingkat kecerdikan dan kepasrahan DI ini akan mampu mengalahkan niat jelek politisi yang ingin membunuh karakter dan menyingkirkan tokoh inspiratif ini? Jika iya, saya harus benar-benar membungkuk 135 derajat ke DI. Jika tidakpun, beliau tetaplah inspirasi memajukan sesuatu yang biasa, dan membangkitkan yang selama ini mati suri.

          Posted by apasaja | 12 Desember 2012, 7:37 am
    • mohon ijin sy copas, saya suka opini anda..

      Posted by seto21 | 11 Desember 2012, 1:15 pm
    • Mas, Dahlan iskan itu sudah selesai dengan dirinya. Tiidak ada yang ditakutkan, bahkan sakit berujung kematianpun beliau tidak takut. Perbuatannya dan semangatnya adalah demi kebaikan. Tidak ada kepentingan pribadi. Orang yang sudah kaya harta dan kaya hati. Apa lagi ? Jadi kalau banyak orang menudingnya penuh dengan pencitraan, ya silahkan saja. Beliau santai2 saja.
      Ke- ikhlasan itulah yang utama. Dunia ini tempat bersinggah, bukan tujuan. Apalagi beliau juga jama’ah tarekat sathoriyah. Mudah2an istiqomah. Amin.

      Posted by optimis_indah | 11 Desember 2012, 1:32 pm
    • Wah jgn2 Pak Lukman Wartawan nih… Gaya Ulasannya cakepp….
      Saya udah baca Artikel sampeyan 3 biji…
      Bobotnya bermutu…
      Saran saya di POSKAN KE KOMPAS AJA BRO… (kali aja dapet honorr).

      Posted by PUTU | 11 Desember 2012, 2:39 pm
  86. Dulu PG bisa besar karena monopoli pasar. Kelemahan perusahaan besar hingga menjadi terpuruk disebabkan manajemennya ‘tertidur’. Merasa sudah menguasai pasar, perusahaan lupa berinovasi dan kurang memberi pelayanan kpd konsumen. Padahal inovasi adalah urat nadi perusahaan. Lihat produk gula PG, dari jaman kakek kita sampai sekarang tetap sama, baik kualitas maupun bentuknya. Dengan inovasi produk yg bagus, sebenarnya PG tak akan diributkan masalah harga gula yg sering dijadikan senjata menekan petani. Konsumen akan dgn sadar memberi harga lebih kalo memperoleh pelayanan lebih pula. Dengan difersivikasi produk yg inovatif dan berkualitas akan makin banyak variasi produk PG. Sehingga tuntutan pelayanan kpd konsumen akan terus terjaga. Konsumen yg baik adalah yg fanatik tdk produk, bukan yg terpaksa membeli produk karena tak ada pilihan lain. Terakhir, jajaran PG boleh bangga perusahaannya untung besar. Tapi kami, konsumen lebih bangga kalo dilayani lebih baik.

    Posted by G. Hariyanto | 11 Desember 2012, 8:04 am
    • Setuju Mas. Untuk sementara kita apresiasi dulu diperolehnya keuntungan dari kerugian selama ini. Selanjutnya, mari kita sama-sama dorong PG dan RNI untuk memberikan total innovation-nya untuk memuaskan kita sebagai pelanggan. Maaf, difersivikasi –> diversifikasi. fanatik tdk produk –> fanatik thd produk.

      Posted by apasaja | 11 Desember 2012, 9:03 am
  87. RI 1 dulu terus RI 2. Amiiin …

    Posted by kang encep | 11 Desember 2012, 10:18 am
  88. Pa dahlan iskan is the best lah pokona mah …..

    Posted by Asep | 11 Desember 2012, 10:51 am
  89. Mantab, klo BUMN sprti ini semua, bantu perekonomian

    Posted by ammxpress | 11 Desember 2012, 11:13 am
  90. manisnya kerja pak DIS sudah semakin terasa..!!!, sehat terus, semangat terus, kerja terus…..
    Abah Dahlan.

    Posted by seto21 | 11 Desember 2012, 12:35 pm
  91. satuju ! (manggut-manggut)

    Posted by mang encep | 11 Desember 2012, 1:24 pm
  92. http://politik.kompasiana.com/2012/12/11/perangkap-dahlan-515734.html

    Perangkap Dahlan

    Kiprah Menteri BUMN Dahlan Iskan sejak masuk ke pemerintahan sering membuat gebrakan. Hal ini sering mengundang reaksi para politisi. Entah karena gebrakan Dahlan mempengaruhi kepentingannya, atau karena gebrakan Dahlan membuat para politisi itu kecolongan momen untuk pencitraan. Citra yang sangat kinclong itu membuat citra politisi yang tidak kinclong-kinclong amat menjadi kelihatan meredup. Ibarat lampu stadion sepakbola yang daya pancaran cahaya sedemikian terang kalau disandingkan dengan benderangnya matahari siang hari maka lampu itu seperti tidak memancarkan apa-apa. Meski mendapat gesekan dari kanan-kiri depan-belakang, Dahlan kelihatan enjoy saja.

    Saya melihat meski Dahlan bukan politisi tapi Dahlan memiliki kecerdikan yang umum dimiliki politisi. Inilah yang membedakan Dahlan dengan profesional lain yang masuk ke jajaran pemerintahan. Sedikit banyak pengalaman Dahlan sebagai wartawanlah yang membentuk karakter cerdik seorang politisi itu.

    Ibarat permainan catur, tidak jarang Dahlan berada pada posisi di-skak mat. Tapi hanya dengan sedikit menggeser bidak caturnya Dahlan men-skak mat lawannya dengan secara mengejutkan.

    Saya ambil contoh kecil, ketika Dahlan dipanggil DPR saat masih menjabat sebagai Direktur PLN, Dahlan pernah dicecar pertanyaan yang sepertinya adalah sebuah skak mat. Salah seorang anggota DPR bertanya dengan nada menghakimi seolah di belakangnya ada jutaan rakyat Indonesia yang mendukungnya. Kenapa PLN bisanya hanya menaikkan tarif saja? Kasihan rakyat kecil! Begitu kurang lebih gertakan salah anggota DPR.

    Gertakan itu dibalas dengan sebuah tantangan oleh Dahlan Iskan. Dahlan menantang DPR bersama pemerintah untuk menggratiskan tarif listrik kalau berani. Tentu saja tantangan itu menjadi pukulan telak bagi anggota DPR yang tadi mencercanya. Karena naik turunnya TDL (Tarif Dasar Listrik) adalah kewenangan penuh pemerintah dan DPR. Bukan PLN. TDL sama sekali tidak berhubungan dengan besar kecilnya biaya produksi PLN, melainkan berhubungan dengan besar kecilnya subsidi yang akan diberikan pemerintah kepada rakyatnya dalam penggunaan listrik melalui PLN. Dan itu harus dengan persetujuan DPR.

    Dalam kasus di atas, oknum anggota DPR tadi sudah masuk perangkap yang selain berhasil dipukul balik oleh Dahlan juga berhasil ditelanjangi tingkat pemahamannya yang ternyata kurang.

    Beberapa waktu lalu muncul lagi kasus yang membuat Dahlan vis a vis DPR. Yakni isu kongkalikong. Isu ini rahasia umum yang dianggap tidak ada padahal semua meyakini dari dulu sudah ada.

    Pasca BK DPR memutuskan beberapa orang anggota DPR yang disebut terlibat ternyata tidak terlibat, Dahlan pun terancam dilaporkan atas tuduhan pencemaran nama baik.

    Dahlan dituduh membuat laporan palsu ke BK DPR, satu. Dan dituduh mencemarkan nama baik karena telah menyebut anggota DPR yang ternyata tidak terlibat, dua.

    Dua tuduhan itu, dalam analisis saya adalah perangkap Dahlan berikutnya. Saya pikir Dahlan jauh-jauh hari sudah menyusun rencana B sebagai antisipasi dari akibat pelaksanaan rencana A.

    Itulah kenapa ketika Dahlan ditantang banyak pihak untuk melapor ke BK, KPK dan lain sebagainya. Dahlan bergeming. Dia beralasan, “saya akan datang kalau diundang secara resmi”. Lebih lanjut di menjelaskan “Tugas saya adalah bersih-bersih di rumah sendiri bukan di rumah orang lain.”

    Dan ada satu yang khas dari Dahlan dalam menanggapi segala macam statemen yang menyudutkan dirinya. Dia selalu melontarkan kata “tidak apa-apa”. Saat dituduh pencitraan untuk 2014, Dahlan bilang “tidak apa-apa. Mau dibilang tulus, tidak apa-apa. Mau dibilang pencitraan, tidak apa-apa.”

    Saat istrinya dituduh terlibat dalam salah satu proyek di PLN, Dahlan juga bilang, “tidak apa-apa. Dipanggil saja sekalian.”

    Kalimat “tidak apa-apa” Dahlan ini adalah kalimat yang misterius dan membuat lawan-lawannya ketar-ketir atas strategi apalagi di balik kalimat “tidak apa-apa.”

    Mari kita cermati kasus yang berpotensi membuat Dahlan dituntut oleh anggota DPR yang merasa dirugikan.

    Pertama, Dahlan dituduh membuat laporan palsu ke BK DPR.

    Tuduhan ini akan mentah saat nanti Dahlan menunjukkan surat panggilan BK DPR. Itu berarti Dahlan tidak pernah melapor ke BK DPR, melainkan hanya diundang BK DPR. Bagian mana yang palsu, wong melapor saja tidak. Itulah kenapa Dahlan bersikeras tidak mau datang ke BK DPR kecuali kalau dipanggil dengan surat resmi.

    Kedua, Dahlan dituduh telah mencemarkan beberapa nama anggota DPR yang diindikasikan terlibat.

    Tuduhan ini juga akan mentah, karena setiap usai Dahlan bertemu BK DPR Dahlan selalui bilang “sudah saya serahkan sepenuhnya ke BK DPR. Terserah BK mau membuka nama-nama itu atau tidak. Yang penting sudah saya serahkan sepenuhnya.” Dan inisial-inisial yang kemudian muncul itu memang keluar pertama kali dari BK DPR bukan dari Dahlan Iskan. Itu berarti bukan Dahlan yang mencemarkan nama baik.

    Saya bukan pengamat politik jadi bisa saja prediksi saya ini akan meleset sama sekali. Atau bisa jadi benar.

    Kita seringkali terjebak dengan pola pikir media. Media-media selain Jawa Pos Groupnya Dahlan Iskan, sering menyebutkan bahwa Dahlan Iskan melapor, padahal Dahlan Iskan hanya memenuhi panggilan BK. Dua perbuatan yang sama, sama-sama mendatangi gedung DPR, tapi dengan konsekuensi hukum yang berbeda.

    Menarik ditunggu langkah-langkah apalagi yang akan dilakukan Dahlan dalam menghadapi berisiknya panggung politik.

    Dahlan memang bukan orang politik, tapi bukan berarti tidak tahu sama sekali dunia politik.

    ===========================

    memang abah Dis ini super toop banget, biar satu lawan seribu, aku masih pegang abah Dis

    Posted by NORE | 11 Desember 2012, 4:19 pm
    • Sebagai Anak muda, saya perlu banyak dengan abah DIS

      Posted by Kka Kusnanto | 11 Desember 2012, 11:08 pm
    • Terima kasih, analisis yang perlu saya suka. Saya sangat percaya bahwa DI polos, tapi ada cerdiknya juga. Saya harap-harap cemas menunggu episode berikutnya. Ada ketakutan bahwa DI memang salah mendapatkan informasi yang serta merta disampaikan ke BK. Yang kemudian direvisi. Tapi ada juga pemikiran bahwa DI sedang memasang strategi seperti diungkapkan Bung Nore. Saya juga agak-agak aneh jika DI sebegitu gampangnya menyebut nama yang ternyata memiliki alibi dan atau memang tidak terlibat. Akhirnya yang sedang berupaya men-somasi ada, yang minta presiden memberhentikan DI ada. Kita lihat apakah DI akan secara mengejutkan membalikkan semua arah tuduhan ini? Jika iya, kita sangat-sangat perlu terus belajar banyak, selain tentang semua ilmu manajemennya, juga tentang kecerdikannya. Dan yang katanya pencitraan hebatnya juga deh … Hehe

      Posted by apasaja | 12 Desember 2012, 7:24 am
    • Bang Nore … (umumnya) kata “tidak apa-apa” itu terucap, oleh orang-orang yang memiliki keyakinan : 1) tidak melakukan penyalahgunaan (abuse), 2) sudah “puas” dengan “asam garam” kehidupan, shg ybs memiliki tingkat keikhlasan/kerelaan/toleransi tinggi thd sesama.

      Posted by Djoko Sawolo | 12 Desember 2012, 9:43 am
    • Di sinetron ini terlihat jelas tingginya kemampuan Dahlan Iskan bermain politik … cantik sekali permainannya…. selanjutnya kita akan disuguhi tontonan yang menarik dan menyenangkan saat menyaksikan kelanjutan sinetron yang dibintangi Dahlan Iskan ini ….. selamat menikmati…

      Posted by cak-mat | 12 Desember 2012, 11:39 am
      • Bagi pembelajar, analisator dan pencari makna, ini sangat menarik. Tapi bagi orang yang tidak sabar dan instan, ini adalah pencitraan, membuat bingung masyarakat, dll. Padahal di mata saya, ini sesungguhnya adalah permainan cantik DI berupa “instruksi” dari DI untuk DPR berbenah, sebaliknya saya (DI) akan membenahi rumah saya sendiri. Analoginya, anak saya menyampaikan hal ini itu, saya ngga ingin mukul anak Bapak, tapi saya sampaikan kasus ini ke Bapak. Kalo iya demikian, tolong jangan ganggu anak saya lagi. SIlakan Bapak apakan anak Bapak. Tapi kalau tidak, saya yang akan menghajar anak saya. (Tapi kenyataannya sih, sudah banyak yang tahu kalo anak Bapak tuh preman, hehe).

        Posted by apasaja | 13 Desember 2012, 7:41 am
        • wkwkwkwk (^=^)

          Posted by Wong Asor | 13 Desember 2012, 10:28 pm
        • Analoginya lebih tepat seperti ini.. tujuan pak DI membersihkan halaman rumahnya.. tetapi biar dibersihkan 1000x sehari, kalau anak tetangga tetap membuang sampah dihalaman rumahnya??… Untuk itulah pak DI memakai cara, memberitahu tetangga tersebut untuk menegur anak-2nya supaya jangan membuang sampah dirumah pak DI… kalau ada salah sebut nama.. wajar saja.. karena tetangganya punya anak banyak dan kelakuan mereka semua “mirip” .. hehehe… di kemudian hari tidak tertutup kemungkinan kejadian yang sama akan terulang lagi, karena sebagian anak-2 tetangga pak DI tersebut terkenal sebagai anak berandalan di kampung.. hehehe… Saya yakin, orang sekampung cukup pintar menilai kok, nggak perlu dibesar-2kan… Selanjutnya pak DI memang harus membuktikan kinerjanya…tanpa gangguan anak-2 tetangganya, pak DI harus mampu membawa BUMN melompat lebih tinggi untuk mendapatkan nilai outstanding dari masyarakat…

          Posted by cak-mat | 16 Desember 2012, 8:45 pm
  93. seluruh anggota dpr,bergabung, aku pilih dis, apalagi cuman ES dan AB,

    Posted by edhi | 11 Desember 2012, 5:18 pm
  94. indonesia memang termasuk produsen singkong terbesar, tapi apakah juga pengekspor singkong?
    kalo tidak, berarti seluruh produksi singkong terserap di dalam negeri. kenapa menyalahkan impornya?

    kenapa tidak berbuat untuk memenuhi kebutuhan akan singkong? apa hanya karena singkong dipandang remeh sehingga impor saja tidak boleh.

    Posted by adhi | 11 Desember 2012, 5:36 pm
  95. DAHLAN ISKAN = MAGIC MAN OF INDONESIA

    Posted by Iwan MagLia | 11 Desember 2012, 6:08 pm
  96. PILPRES = YES, PILEG = NO

    SAY NO TO PARPOL, SAY NO TO ANGGOTA DPR..
    PEMILU LEGISLATIF = GOLPUT

    GERAKAN GOLPUT PILEG 2014
    GERAKAN GOLPUT PILEG 2014

    Posted by Iwan MagLia | 11 Desember 2012, 6:20 pm
  97. Kalo saya seorang kaisar yg berkuasa, maka dengan riang saya akan menunjuk pak dahlan Iskan sebagai Perdana Mentri… Kerajaan Maju, Rakyak Bahagia… dan tentu saja sang Kaisarnya yg makin dipuja2… hahahah…

    Seorang atasan yg cerdas adalah yg bisa memilih bawahannya…
    The DREAM TEAM yg dibentuk DI sudah keluar giginya, tinggal mengasah lagi sehingga taring2 singanya lebih keluar… dan negara2 lain akan takut dengan sendirinya…

    Posted by PUTU | 11 Desember 2012, 7:40 pm
  98. Jangan samakan impor singkong dgn spare part mobil & pesawat. Tapi samakan dgn impor peniti, jepit rambut, karet gelang yg dari cina itu. Impor spare part diperlukan karena kita tdk bs membuatnya. Bisa jadi terkendala teknologi, lisensi & hak paten. Sedangkan impor singkong?? Perlu dicari tahu penyebabnya.
    Apa karena produksinya kurang? Tapi singkong didaerah saya dijual perkarung tidak perkilo lagi. Saking banyaknya akhirnya dibuat makanan sapi.
    Apa karena kualitasnya kurang? Bisa jadi. Saking remehnya (baca: gampang dibudidaya) petani jadi tdk intensif dlm budidaya singkong shg mempengaruhi kualitasnya. Tapi itu mudah diatasi.
    Atau karena kita tdk percaya diri memakai produk pertanian sendiri? Padahal petani kita sudah pintar menduplikasi produk pertanian dari luar spt: ayam bangkok, jambu bangkok, durian bangkok dll. Jangan2 singkong impor itu singkong bangkok yg akan dibudidayakan disini. Ataukah karena motif ekonomi spt: harga, pajak, mafia singkong dll.
    Kita tdk bs menyalahkan importir karena pemerintah membolehkan. Impor singkong jg bukan perbuatan dosa, tapi mengurangi pahala nasionalisme. Impor memang perbuatan yg remeh (baca:mudah). Tapi menyejahterakan petani bukan persoalan yg remeh.

    Posted by G. Hariyanto | 11 Desember 2012, 8:33 pm
  99. Proses membuat gula cair itu bukan berarti memeras tebu terus dimasukkan botol seperti orang jualan es tebu. Tapi tetap butuh proses sterilisasi dan pengurangan kadar air spy tdk mudah basi. Prosesnya lebih sederhana tanpa banyak penambahan bahan kimia spt pd proses kristalisasi, shg mengurangi ongkos & waktu produksi. Secara tradisional kita sudah menggunakan gula cair. Coba perhatikan penjual es, adakah yg memakai gula kristal dan berapa lamakah keawetannya. Dengan teknologi pengemasan sekarang, kita tdk perlu khawatir tentang keamanan (pecah, sobek, leleh, dsb) dan kesehatannya karena ada ijin bpom. Bahkan teknologi pengawetan terbaru sdh tdk menggunakan bahan kimia berbahaya tetapi memakai teknologi nuklir.
    Dgn memproduksi gula cair akan banyak keuntungan yg didapat. Selain uraian diatas, produk gula cair juga mengurangi ketergantungan thd tanaman tebu yg lahannya makin berkurang. Gula cair bs dibuat dari aren, kelapa, bahkan singkong (bahan yg mengandung karbohidrat bs dibuat gula).
    Agar produk gula cair dpt diterima konsumen memang perlu inovasi dan strategi pemasaran khusus. Dgn pangsa pasar 54% sebenarnya tdk sulit bagi bumn untk memasarkannya. Dan tdk perlu menunggu swasta untk memulainya. Tapi benar kata pak Dis, mainseat kita belum berubah tentang bumn gula. ‘Tidak pernah lebih maju dari perusahaan swasta’.

    * ide ini sudah dari dulu, dan saya yakin jajaran PG pun tahu.

    Posted by G. Hariyanto | 11 Desember 2012, 9:48 pm
    • Uraian mas Hariyanto ini sebagai tanggapan atas pendapat Cak-Mat di atas kan. Bahan pangan cair dengan konsentrat tinggi juga dapat menahan laju pembusukan, apalagi kalau disimpan di ruang pendingin. Tentu saja dengan teknologi pengawetan tanpa bahan kimia sangat pas untul produk gula cair ini agar tahan lama.
      Strategi pemasaran yang dimaksud oleh Pak Hariyanto ini, bisa saja dari sisi konsumen yang dibidik, misalnya segmen UKM pangan yang dalam proses pembuatan produknya memang perlu gula cair, atau industri biskuit dan sejenisnya. Efek positif yang didapat UKM/industri penggunanya mungkin waktu proses yang lebih singkat karena tidak perlu mencairkannya lagi.

      Posted by Aldizy | 11 Desember 2012, 11:29 pm
    • 1. Saya setuju. Dalam hal ini gula cair tidak serta merta harus menggantikan gula kristal, akan tetapi jika pangsa pasar kita – dan mungkin di luar negeri juga – besar, maka seharusnya dimulai. Banyak segmen pasar yang dalam kesehariannya sudah menggunakan gula kristal yang dicairkan, seperti abang cendol, sop buah, ketoprak, dll, dll.
      2. Jika semua pabrik gula bersih, tamannya bagus, dan lalu membuat inovasi sejenis gula cair ini, disertai inovasi lain, mungkin RNI bisa jadi BUMN paling inovatif tahun-tahun mendatang.
      3. Maaf koreksi: mainseat (tempat duduk utama) –> mindset (pola pikir)

      Posted by apasaja | 12 Desember 2012, 7:09 am
    • apa susahnya mengemas gula cair……..botolin aja seperti jual sirop…., atau plastikin seperti kemasan minyak makan buat label dan logo yang bagus masukkan super market……jangan jual murah….tiru Om bob Sadino ….kangkung aja bisa dijual mahal.

      Posted by Seno | 12 Desember 2012, 7:21 am
    • Pak g.haryanto inu adalah strategi diferensiasi , seperti dahulu yang dilakukan pak dahlan menjual spot iklan meninggal dunia di JP plus gratis keranda, dan iklan meninggal dunia plus tulisan china, strateginya mantap sekali, merubah membaca koran sore hari jadi pagi hari, ini juga mantap sekali, nanti merubah kebiasaan menggunakan gula cair daripada gula pasir pantap sekali,

      sebagai pengguna es teh angkringan, mereka suka mencairkan gula dahulu di taruh di satu termos, naah dengan ide ini mereka sudah bisa membeli gula cair tanpa tidak menyeduh terlebih dahulu, belum lagi rumah makan rumah makan yang harus cepat menyajikan es teh manis , belum lagi cafe cafe , waaaaw pangsa pasar terbuka lebar , kesempatan emas tidak boleh dilewatkan,

      branding strategy bisa di ambil oleh RNI sebagai BUMN yang inovatif plus PTPN group,

      mudah mudahan beberapa bulan kedepan sudah terbiasa mendengar kata kata seperti ini :

      ” tolong belikan gula cair di alfamart , indomart, carefour, hypermart, rajawali mart,”

      seperti sekarang membeli santan kelapa, orang tidak usah marut kelapa lagi,

      NB:

      Blog ini bukan hanya sembarang blog tapi sebagai tempat mencari potensi bisnis

      Posted by saeful | 12 Desember 2012, 8:38 am
      • Bener kang saeful…….wong kita memang diajari dan di beri kesempatan oleh pak Dis buat ngliat potensi bisnis yang ada di negara kita kok…

        Mulai urusan garem, beras, sorgum. kambing, gula, sapi…inikan memang semua bisnis…..bung fahmi aja dah sukses dengan kaosnya…right Fahmi…..

        Posted by Seno | 12 Desember 2012, 10:04 am
        • ak suka cari info makanan yg low kolesterol tuh, silahkan bikin product soale dimasyarakat banyak banget mengandung kolesterol spt, santen, minyak dan telor. Kaya gajah mada yg lagi sumpah palapa tuh org yg kena kolesterol. Gak makan telor tp makan roti ya samimawon, wong rotinya pake telor, makin enak telornya biasanya makin banyak. ya cape deh………….mau makan rebus2an eh susahnya minta ampun…..ak jalan ke magetan, sidoarjo, solo ehhhhhhhh makananya pada berminyak,bertelor,bersantan………kalo mau sehat seperti eyang kita maka makanlah yg rebusan ato bakaran…..AKU MERASAKAN NASEHAT ITU……..AKU BERUSAHA MENJAGA KESEHATAN ITU…..SOALE.ASSEHATU KHOIRU MINAL GINA……sehat itu lebih baik dari kaya…….EMANG MESKI ADA UANG KALO……MAKAN SEENAK APAPUN MAKANAN KALO LAGI SAKIT SMUA JADI PAIIIIIIIIIT..GAK ENAK

          Posted by Aba Musa | 3 Januari 2013, 6:02 am
  100. Terima kasih pak apasaja atas semua koreksi bahasanya. Maklum laptop lg ngadat, jd ribet pake hp jadul.

    Posted by G. Hariyanto | 12 Desember 2012, 7:28 am
    • Semua ide, kalo tujuannya positif pasti hasilnya positif…
      Untuk Ide2 yg “GILA” dan out of the box sebbaiknya di cc-kan juga ke BUMN, kan ada tuh linknya…
      saya rasa team2 pencari ide akan bantu untuk merealisasikannya…
      Kalaupun anda seorang bisnisman atau investor tentunya pak DI ga tanggung2 lagi, seperti putra petir, sudah byk orderan mobil ferari yg masuk… yang diuntungkan siapa??? ya yg punya ide…
      (contoh ferary listrik : harga 3M x Orderan estimasi 200mobil unlimited edition = 600M omset, gila kan… x 30% profit= 180M diatas kertas… hmmmm)…

      Posted by PUTU | 12 Desember 2012, 10:28 am
  101. komentar-komentar yang sangat berkualitas, menginspirasi dan membuka peluang-peluang baru. wow gak rugi nongkrongin MH tiap hari. saluuuuuut buat semua!!!!.

    Posted by Manihot Ultissima | 12 Desember 2012, 10:27 am
  102. Yang lebih penting bagi saya mengenai pemakaian produk gula cair adalah dlm jangka panjang bs mengurangi ketergantungan thd tanaman tebu. Pemerintah hrs sadar kebutuhan gula nasional akan terus naik. Sementara lahan tanaman tebu dijawa akan semakin menyusut. Kalaupun berencana membuka lahan tebu yg luas bisanya di luar jawa. Sementara PG nya dijawa. Masalahnya tinggal memilih memindahkan lahan tebu atau pabriknya (sama spt masalah sapi). Itu juga penyebab molornya pembangunan pabrik gula di Banyuwangi, ketersediaan bahan baku.
    Dgn produk gula cair, bahan bahan bakunya tdk hrs dari tebu, tetapi bs dari aren, kelapa, dan singkong. Bahan baku ini jg bs diolah mjd gula kristal tapi ongkos produksinya lbh mahal dr tebu. Kebalikannya kalo dijadikan gula cair biayanya lbh murah dr tebu. Dari segi lahan penanaman jg lbh luas dr tebu karena tdk membutuhkan lahan subur dan sedikit air. Dari segi teknologi jg lebih sederhana, shg jika akan mendirikan pabriknya butuh investasi lebih kecil. Dari segi kesehatan produk gula cair selain tebu lbh baik karena organik. Dan kelebihan2 gula cair yg saya belum ketahui. Masalahnya sudah tahukah ‘calon presiden’ tentang potensi ini untuk menjadikannya sbg isu swasembada gula.

    Posted by G. Hariyanto | 12 Desember 2012, 10:42 am
    • saat ini sudah beredar gula cair merk “xx” (saya nggak mau iklan disini hehehe)… bahan bakunya dari tapioka…. kita lihat saja perkembangannya…. laku apa tidak…. saat ini masih terlalu dini untuk melakukan penilaian karena produk ini belum lama dilaunching di pasar… tunggu pertengahan tahun depan baru cukup data untuk bisa melakukan penilaian….

      Posted by cak-mat | 12 Desember 2012, 11:52 am
      • Cak Mat, ahli gula dan pemilik sugar group memang lbh hebat. Walau pemain baru, mereka sdh memperhitungkan prospek bisnis gula kedepannya. Soal gula cair mungkin hitungan bisnis mereka msh belum saatnya. Namun yg sy salut tentang keunggulan dlm ketersediaan bahan baku. Makanya mereka mendirikan pabrik di lampung. Dilain sisi potensi lahan tebunya sangat luas, shg untk meningkatkan produksi tdk akan terkendala bahan baku. Dilain sisi dekat kota besar (jakarta) sehingga menghemat biaya distribusi.
        Sekarang kita bandingkan dgn BUMN. Pemerintah akan mendirikan PG termegah di Banyuwangi (maaf sy jg orang Banyuwangi dan bangga), atas dasar perhitungan bisnis apa? Masih di jawa dan jauh dari kota besar. Sy tahu karakteristik lahan dan petaninya. Lahan yg subur disana lbh menguntungkan ditanami selain tebu (apalagi sorgum). Makanya Belanda tdk pernah mendirikan PG gula disana. Selama ini pun PG disekitarnya jg saling berebut tebu. Sebesar dan semegah apapun perusahaan, kalau tdk pny bahan baku tdk akan bs bersaing (belajarlah dr pabrik kertas leces). Sehingga sy berani bertaruh biar ada seribu PG dijawa sy lbh menjagokan satu diluar jawa.
        Semoga ada pencerahan dari jajaran PG.

        Posted by G. Hariyanto | 13 Desember 2012, 11:05 am
        • Pendapat sebaiknya bumn gula mendirikan PG baru di luar jawa, saya sepakat.. dan setahu saya sudah direncanakan, hanya mungkin belum selesai perencanaannya atau ada hambatan2 lain yang saya tidak tahu…. kita tunggu saja laporan pak DI di MH episode berikutnya. mudah-2an tidak terlalu lama…. Kalau soal pendirian pabrik gula di banyuwangi, saya tidak tahu alasannya dan saya tidak mau menduga-2… saya hanya berprasangka baik saja… menurut saya, sebuah proyek yang menelan biaya investasi sampai 2 trilyun tentu sudah didasarkan hasil studi kelayakan yang komprehensif dan menyeluruh, tidak asal-2an, yang tentunya juga sudah memperhitungkan ketersediaan bahan baku…. khan pak DI sudah mengatur wilayah tebu setiap PG sehingga tidak terjadi lagi rebutan tebu sesama PG, dan hasilnya sudah kita ketahui melalui MH ini…. Di samping itu tidak fair kalau kita membandingkan Sugar Group dengan bumn gula begitu saja… Sugar Group murni business yang profit oriented sedangkan bumn gula, disamping dituntut menghasilkan profit, juga digandoli pemerintah untuk mendukung program-2 sosial-politiknya… bahkan untuk tujuan itu, kalau perlu bumn gula rugi tidak masalah….

          Posted by cak-mat | 13 Desember 2012, 12:39 pm
          • Bumn rugi? Sikap pak Dis sdh jelas. Dikubur saja!
            Perlu diketahui umur PG itu bs lbh 100th, shg kalau akan mendirikan PG baru hrs dilihat prospeknya sampai 100th kedepan. Dan sy sdh membayangkan bgmn kota Banyuwangi 100th mendatang.

            Posted by G. Hariyanto | 13 Desember 2012, 1:53 pm
          • Pengertian rugi disini bukan disebabkan kesalahan management pabrik sehingga timbul kerugian, tetapi disebabkan keinginan pemerintah untuk mencapai tujuan sosial-politiknya… misalnya: di suatu daerah terjadi bencana..apapun bentuk bencananya… melihat kondisi masyarakat yang terpuruk akibat bencana… bisa saja pemerintah memberi perintah kepada pabrik gula agar mendrop gula ke daerah bencana secara langsung dan menjualnya dibawah harga pasaran… akibatnya keuntungan pabrik berkurang bahkan jual rugi …. bagi saya, keputusan seperti itu sah-2 saja….

            Posted by cak-mat | 13 Desember 2012, 2:13 pm
          • Mas Hariyanto dan Cak-Mat. Saya enjoy membaca argumentasi mas berdua, mengedepankan logika dan sarat dengan fakta. Jadi bertambah pengetahuan saya. Trims untuk semuanya.

            Posted by Aldizy | 13 Desember 2012, 8:27 pm
          • Terimakasih untuk pak Hariyanto dan Cak-Mat…Saya yang bodoh masalah pertanian ini jadi ikut2 berpikir mengenai Gula khususnya, karena argumen2 yang logis dan sangat mencerahkan…

            Posted by Ardian | 14 Desember 2012, 4:14 pm
          • “Kalau soal pendirian pabrik gula di banyuwangi, saya tidak tahu alasannya dan saya tidak mau menduga-2… saya hanya berprasangka baik saja… menurut saya, sebuah proyek yang menelan biaya investasi sampai 2 trilyun tentu sudah didasarkan hasil studi kelayakan yang komprehensif dan menyeluruh, tidak asal-2an, yang tentunya juga sudah memperhitungkan ketersediaan bahan baku….”

            “Bumn rugi? Sikap pak Dis sdh jelas. Dikubur saja!
            Perlu diketahui umur PG itu bs lbh 100th, shg kalau akan mendirikan PG baru hrs dilihat prospeknya sampai 100th kedepan. Dan sy sdh membayangkan bgmn kota Banyuwangi 100th mendatang.”

            apa ada orang dalam bumn yg bisa kasih pencerahan.
            moga2 menjadi amal sholeh.

            Posted by uyung | 14 Desember 2012, 8:25 pm
          • Setahu saya, dalam sebuah study kelayakan (feasibility study), sudah jelas alasannya mengenai pemilihan lokasi pabrik, ketersediaan bahan baku dll… dan yang paling penting adalah perhitungan kelayakan investasi dari aspek bisnis dan pengaruhnya terhadap perekonomian wilayah dimana proyek tersebut berada…. biaya investasi di bidang pengolahan hasil pertanian sangat besar dan periode pengembalian investasi sangat lama… bisa sampai 10 – 20 tahun …Artinya biaya investasi pabrik ini akan kembali setelah pabrik beroperasi 10-20 tahun… Analoginya setelah 10-20 tahun, apabila pabrik tersebut dibongkar, bumn tidak rugi karena modalnya sudah kembali…. Jadi buat apa sekarang ini kita capek mikirin pabrik ini sampai 100 tahun lagi? biar anak cucu kita yang mikirin nasib pabrik ini 100 tahun lagi…hehehe

            Posted by cak-mat | 16 Desember 2012, 9:16 pm
  103. virus-virus kerja keras sudah dimodelkan oleh pak dis. terserah siapa yang akan meniru. YA ROBBI Lindungi ABAH dengan segala RAHMADMU DARI SEGALA ARAH

    Posted by harsia | 12 Desember 2012, 1:40 pm
  104. teman2 gimana selain memuja2 Pak DI, juga dipikirkan kesalahan2 beliau? Sanjungan yg terlalu berlebihan akan membuat mata silau, dan tdk bisa memandang permasalahan scr objektif. Target dividen BUMN kita tahun ini turun, mungkin karena Pak DI terlalu mengurusi BUMN2 kecil yg populer. Tetapi melupakan BUMN2 besar yg menyumbangkan dividen:

    http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/353209-target-dividen-bumn-diperkirakan-meleset

    Posted by dahlanmania | 12 Desember 2012, 2:14 pm
    • meleset sedikit sangat wajar , penyumbang terbesar meleset itu adalah kelapa sawit dan pertambangan, hampir semua bisnis pertambangan dan kelapa sawit tahun ini jeblok, lihat saja saham bakrie group tahun ini rugi semua, hehehe

      Posted by saeful | 12 Desember 2012, 2:23 pm
      • Harga komoditi batu bara dan nickel tahun ini sedang “tiarap”. Hanya efisiensi yang bisa menyelematkan BUMN dimaksud. Gaya hidup mewah para manajemen (sebelum BUMN dipimpin Abah) harus di-eleminir. Tirulah gaya hidup menteri BUMN.

        Posted by Djoko Sawolo | 12 Desember 2012, 4:27 pm
    • setahu saya berkurangnya deviden bumn lebih disebabkan banyak bumn yang melakukan investasi baru untuk pengembangan usaha sehingga saat ini setoran dividen ke pemerintah berkurang. Dengan demikian meskipun saat ini berkurang tetapi kita bisa mengharapkan di masa mendatang akan lebih besar… apa itu jadi masalah???

      Posted by cak-mat | 13 Desember 2012, 1:28 pm
  105. Buat yang pengen senam Gangnam Style ala Dahlan Iskan

    https://dahlaniskan.wordpress.com/profil-dahlan-iskan/

    Posted by Marshall D.Teach | 12 Desember 2012, 3:01 pm
  106. setuju lanjutkan ……., biar jangan impor gula terus.
    c

    Posted by rakhmat | 12 Desember 2012, 3:18 pm
  107. Wah, saya baru ingat dengan MH….berhubung yang dibahas adalah gula, ya saya ikut komen dah… 🙂
    Para petani tebu di daerah saya tahun ini lumayan berpesta setelah tahun lalu rugi…
    Sekarang birokrasinya makin baik, calo kupon tebang udah ga ada lagi. Mantab deh… 🙂
    Semoga tahun depan gitu lagi ya pak Dahlan…

    Posted by Harmony Magazine | 12 Desember 2012, 6:25 pm
    • Selamat. Saya barusan kasih komen untuk komen di bawah ini, bahwa petani tebu masih dirugikan. Semoga hal itu sebagian kecil dan segera ditindaklanjuti ya. Jika ternyata ada petani tebu yang sudah lumayan berpesta, saya ucapkan selamay menikmati. Semoga jika ada yang masih kurang, segera diperbaiki, dan segera adanya pemerataan dalam hal menikmati hasil.

      Posted by apasaja | 13 Desember 2012, 7:25 am
  108. salam …

    Selamat .. atas terbang tingginya RNI dan kenaikan 6 x, saya rasa itu perlu dikaji dan ditinjau ulang. Saya mungkin adalah salah satu pelaku (= petani) binaan RNI di sidoarjo. permasalahan yang timbul dari tahun ke tahun selalu sama dan terus terulang-ulang. lagi-lagi mungkin ini hanyalah masalah kasus dari oknum saja. Mohon maaf sebelumnya saya akan bicara mengenai keluhan petani kecil dilapangan,
    1. Masih banyak mental petugas yang perlu di tingkatkan, masih adanya sisa mental pengamen, artinya bagaimana caranya bisa mendapatkan sedikit uang dari apa yang tugas yang seharusnya dilakukan. sehingga tugas yang semestinya untuk membina petani labih cenderung terasa untuk petani besar, sedangkan untuk petani kecil dan pemula cenderung tersisihkan. cenderung oknum petugas (= pabrikan) cari enak/untung sendiri. misal untuk lahan yang kurang menguntungkan untuk tebang-angkut maka cenderung petugas tidak mau menerima tebang-angkut oleh pabrik, dan petani dipaksa untuk tebang sendiri (untuk petani lama dan besar mereka bisa mengatasi karena sarana penunjang (tenaga+angkutan) sudah siap, untuk petani kecil atau baru .. habis sudah)
    2. Pengaturan dan menajemen tebang-angkut yang tiap tahun selalu amburadul. kecenderungan petugas lagi-lagi maunya menang sendiri dan tidak mimikirkan bagaimana petani harus mengatur sendiri proses tebang-angkut. jadi jangan heran apabila ada petani binaannya ada yang selingkuh (biasanya petani besar) untuk petani kecil tidak bisa selingkuh sehingga selalu menerima nasib. seharusnya Petugas begitu memberikan surat perintah tebang lahan, mereka seharusnya menjamin terhadap kelancaran distribusinya sampai tebu habis baru buka lahan tebang baru. kesan selama ini jatah yang diberikan kepada petani kecil tidak lancar. sebagai petani atau penebang seharusnya sehari bisa kirim misal 1 truk. karena tidak adanya konsistensi dari managemen tebang angkut sehingga bisa 3 hari kirim 1 truk (padahal mampu tiap hari) lha disini petani harus memikirkan bagaimana biaya hidup penebang. seharusnya 1 lahan habis 2 minggu .. bisa-bisa habis 4 minggu… akhirnya biaya operasional petani naik. untuk petani besar yang punya kontrak di beberapa PG mereka tidak ambil pusing . karena bisa lempar/selingkuh ke PG lain.
    3. celah-celah lahan oknum untuk ngamen masih terbuka. misal untuk tebu sindiri (tebu dikelola PG) taksasi dibuat minimal=kerja petugas ringan (padahal bisa maksimal) bagian luar kebun dikerjakan biasa, tapi bagian dalam kebun dibuat luar biasa bagus, hasil real jauh diatas taksasi, karena over taksasi bisa di jual ke tempat lain atau melalui orang lain akibatnya jatah dari petani binaan sendiri dikurangi. sedangkan untuk tebu petani (yang dikelola petani) taksasi dibuat maksimal diatas normal, sehingga bila hasil real dibawah taksasi bisa diisi dari tempat lain atau sisa taksasi tebu sendiri diatas. sehingga untuk proyek petugas lacar-lancar saja sedangkan untuk proyek petani selalu tersendat-sendat. ini yang kadang bikin petani iri dan sakit hati.
    4. Belum lagi masalah-masalah non teknis sebagai petani “kita bisa membuat dan menghasilkan tebu bagus tapi kita tidak bisa menentukan harga bagus”. pihak pabrikan selalu menuntut petani untuk menghasilkan tebu bagus tapi pihak parik pun tidak bisa memberi jaminan akan harga bagus kepada petani.
    SAYA yakin apa bila metode-metode yang dijalankan oleh petugas dan menegement masih terus dilakukan seperti saat ini dan sebelumnya .. maka tidak akan muncul petani-petani baru …… yang ada hanya petani turun temurun … dan tak akan ada inovasi baru.

    semoga moment ini jadi kebangkitan RNI namun seyognya juga diimbangi dengan Kebangkitan petani … kadang kita sebagai petani ngiri juga …. kalau pegawai pabriknya bisa dapat bonus sampai 6 X gaji … lha kapan kita sebagai petani ada jaminan tidak mengalami kerugian ….syukur ada keuntungan …bersyukur lagi sampai 2 x bahkan 6 x …. semoga .. dan semoga ….

    Posted by zaenal | 13 Desember 2012, 3:06 am
    • Turut prihatin Pak. Secara makro saya menyimpulkan sudah ada peningkatan di manajemen PG dalam hal efisiensi, percepatan, dll dan hasilnya sudah bisa dilihat dari perolehan laba. Sederhananya itu. Jika secara mikro ternyata masih ada hal yang dirasa sebagai ketidakadilan terhadap petani kecil, seyogyanya ada yang bisa membicarakan dengan petinggi PG, dan dicari solusinya. Informasi ini sampai ke IHP pun sudah bagus, semoga bisa ditindaklanjuti. Syukur-syukur bisa sampai ke DI, yang minimal akan menyentil hal ini. Saya terus terang tidak punya akses, tetapi hanya bisa menyarankan bahwa hal ini segera disampaikan secara formal melalui perwakilannya. Untung jangka panjang pasti harus ada simbiosis mutualisma. Jika tidak, perolehan bagus akan sesaat atau satu tahun dua tahun saja. Saya do’akan semoga Bapak-bapak petani tebu dapat segera merasakan kebahagiaan atas meningkatnya kinerja pergulaan.

      Posted by apasaja | 13 Desember 2012, 7:20 am
    • Dear Pak Zaenal, info ini sangat bermanfaat dan saya ingin mencoba membantu menyalurkan informasi ini ke pihak yang terkait. Poin-poin yang diangkat diatas itu merupakan modus lama yang membuat industri gula kita jalan ditempat. Sebenarnya modus tersebut sudah diketahui oleh Pak Dis dan Pak Ismed yang membuat beliau sudah wanti-wanti agar perilaku seperti itu tidak diulang lagi atau mendapat punishment berat. Tapi itu semua masih berproses pak, ini adalah musim giling pertama Pak dis dan Pak Ismed, banyak perbaikan tapi jauh dari sempurna. Memang tidak mudah merubah budaya dan perilaku yang sudah dibiasakan sejak lama. Terkait dengan bonus yang diterima oleh temen-temen di PG RNI saya kira sudah melalui proses yang fair dan jika masih ada pihak petani yang merasa kurang diperhatikan atau kurang mendapat hasil yang memadai memang perlu untuk disuarakan karena RNI tidak bisa hidup sendiri tanpa dukungan masyarakat khususnya para petani tebu baik itu yang besar maupun menengah ke bawah. RNI ini mengemban misi pengembangan ekonomi rakyat jadi tidak boleh bahagia atau makmur sendiri tanpa disertai kebahagiaan dan kemakmuran para stakeholder-nya. Salam DahlanIs.

      Posted by Aris Kadarisman | 13 Desember 2012, 4:05 pm
  109. Vote Dahlan Iskan for President 2014 (suara rakyat berbicara)

    Posted by heru | 13 Desember 2012, 7:45 am
  110. Sekalian menanggapi komen mas fan di.
    Kenaikan harga jual gula ditingkat konsumen tdk berhubungan dgn kenaikan pendapatan petani, karena petani tdk menjual gula langsung ke konsumen. Keuntungan petani dihitung dari harga lelang gula ke pabrik (Rp 9000/kg), nilai rendeman dan hasil tebu dilahan. Jadi makin tinggi selisih antara harga beli dan jual gula oleh pabrik, maka makin besar keuntungan yg diperoleh pabrik. Dgn harga gula sekarang Rp. 14.000, tdk heran jajaran PG bs bancakan 600% gaji. Sementara petaninya bs jadi ada yg rugi.

    Untuk petani kecil tebu, saran sy bentuklah kelompok tani. Biar pengurus kelompok yg berhadapan dgn pabrik, karena akan mempunyai nilai tawar lbh besar drpd menghadapinya sendiri.

    Posted by G. Hariyanto | 13 Desember 2012, 2:52 pm
    • Untuk menambah dan melengkapi pemaman kita mengenai operasional bisnis gula ini saya ingin menyampaikan beberapa informasi. Bahwa harga gula Rp 14 ribu itu adalah harga end user yang dibeli konsumen langsung di toko/outlet dan itu pun adalah harga gula yang punya brand dan treatment marketing lainnya (promotion and any added values). Sementara apakah PG bisa langsung jual sampai ke outlet?? Tidak, banyak PG yang belum punya kemampuan untuk itu. Untuk sampai di end user / konsumen ada proses packaging, warehousing/logistic dan distribusi (operasional) yang semuanya perlu biaya dan yang terlibat disitu ingin share margin/laba. Jadi kalau PG dikatakan menikmati “lebih” dari harga jual giula yang tinggi di pasaran, rasanya tidak juga. Berapa biaya packing, berapa biaya gudang, berapa biaya delivery dan berapa margin dari setiap proses itu yang tidak ditangani oleh PG tapi oleh pihak ketiga yang memiliki kompetensi di bidang itu. Untuk itu kenapa RNI bermaksud membuka gerai-gerai Rajawalimart di seluruh wilayah untuk membantu proses distribusi produk-produk tersebut dan produk-produk consumer yang dihasilkan oleh BUMN lain. 600% yang dinikmati RNI sekarang tidak boleh sama sekali dengan merugikan/menzalimi pihak yang lemah seperti petani. Kalau itu masih terjadi pasti pak Dis dan pak Ismed akan marah besar, karena beliau berdua concern soal itu. Salam DahlanIs.

      Posted by akadarisman | 13 Desember 2012, 3:17 pm
      • pak akadarisman tolong komentari informasi yang diatasnya bagaimana kira kira jalan keluarnya, terus mudah mudahan jika rantai distribusi dikelola oleh RNI minimal tidak mengambil double margin ya pak, ya kalo single plus sedikit sih wajar, hehehe

        Posted by saeful | 13 Desember 2012, 3:24 pm
        • Hehehehe.. koq rasanya komen Pak Saeful ini “tidak asing” di telinga saya ya… Memang betul bahwa sebaiknya para petani yang menengah kebawah supaya berorganisasi dan berasosiasi untuk menaikkan berghaining power secara proporsional. Silakan mengupas dan mengkaji harga pokok produksi (biaya-biaya) mulai dari lahan, tanam, pemeliharaan, tebang, angkut (on farm) sampai proses produksi di PG dengan memperhitungkan invenstasi dan biaya produksi di pabrik. PG-PG BUMN sudah tidak berani bersikap feodal terhadap petani karena diawasi oleh Pak Dis, Dirut BUMN dan asosiasi petani. Yang penting selama pembagian wajar, adil dan sinergi saya kira semua pihak akan bisa menikmati hak-nya secara utuh.

          Dan soal double margin? kalo ini berlaku mekanisme pasar pak. Bisnis distribusi itu sangat ketat dan kompetitif, kalau BUMN tidak efisien dan service oriented maka bisa kalah di pasar. Untuk menghindari anggapan double margin, biaya-biayanya bisa dibedah koq dan bisa di-benchmarking dengan best practice di industri ini yaitu Sugar Group. Pelajari saja bagaimana proses marketing dan distribusi mereka dan berapa biaya di setiap proses/tahapan mulai dari keluar pabrik sampai ke end user. Tentu cara itu akan sangat fair. Yang jelas saat ini manajemen di BUMN, khususnya RNI, ga bakal berani macam-macam, main-main dengan kinerja, biaya dan komitmen ini. Dengan doa, pengawasan dan dukungan dari masyarakat saja BUMN akan lebih maju dan mampu bersaing serta mememnangkan persaingan itu. Salam 🙂

          Posted by Aris Kadarisman | 13 Desember 2012, 3:38 pm
  111. Penentu harga gula, mereka yang punya gula karena PG sudah tutup semua
    http://finance.detik.com/read/2009/09/08/152250/1199229/4/kadin-akan-panggil-samurai-gula

    Posted by neo | 13 Desember 2012, 3:36 pm
  112. Iseng-iseng cari di google mengenai tokoh yang paling banyak muncul. Abah DI masuk 3 besar euy, versi search google saya. Thanks

    Jokowi 29,200,000
    Soekarno 20,000,000
    Dahlan Iskan 13,500,000
    Susilo Bambang Yudhoyono 11,000,000
    Ahok 10,500,000
    Joko Widodo 7,650,000
    Boediono 6,970,000
    Soeharto 6,620,000
    Habibie 6,490,000
    Gus Dur 5,440,000
    Jusuf Kalla 4,610,000
    Sri Mulyani 3,860,000
    Prabowo Subianto 3,450,000
    Mahfud MD 2,490,000
    Hatta Rajasa 2,410,000
    Aburizal Bakrie 2,210,000
    Megawati Soekarno Putri 1,770,000
    Abdurrahman Wahid 1,640,000
    Basuki Tjahaja Purnama 908,000
    Surya Paloh 811,000
    Megawati Sukarnoputri 348,000
    Hary Tanoesoedibjo 323,000
    Karena Jokowi sedang jadi Gubernur Jakarta, dan Soekarno sudah wafat, RI1 versi search engine DI aja ya … Hehe

    Posted by apasaja | 13 Desember 2012, 4:30 pm
  113. Ya, memang bonus 600% gaji itu hak jajaran rni sbg hasil kerja kerasnya. Tapi tidak adakah rasa keadilan sosial? Dgn menambah dana csr, misalnya. Agar dana csr tdk habis untk korban bencana alam saja, namun masih cukup untuk korban bencana ekonomi para petani kecil tebu.

    Posted by G. Hariyanto | 13 Desember 2012, 4:56 pm
    • Terkait dana CSR tentu akan mengikuti besaran laba yang dicetak RNI jika memang ada data resmi dan temuan resmi soal yang dimaksud bencana ekonomi untuk petani kecil tebu tersebut, saya yakin pak Dis langsung akan instruksikan jajaran RNI atau BUMN lain yang terkait untuk “bertanggung jawab”. Dalam hal ini BUMN perlu masukan kongkrit untuk disampaikan ke jajaran manajemen terkait masalah tesebut karena akan menjadi bahan untuk BUMN berbenah/improve dalam melaksanakan gilimg tahun selanjutnya supaya keluhan serupa terulang kembali. Salam DahlanIs.

      Posted by akadarisman | 13 Desember 2012, 5:06 pm
      • “supaya keluhan serupa terulang kembali” –> “supaya keluhan serupa tidak terulang kembali” maksudnya ya

        Posted by apasaja | 13 Desember 2012, 6:03 pm
        • Betul betul betul.. Mohon dimaafkan pak, tidak dilakukan cekricek dulu sebelum tekan tombol send. Terima kasih atas perhatian dan koreksi pak apasaja. 🙂

          Posted by akadarisman | 13 Desember 2012, 6:16 pm
          • Maaf mas Kadar, disarankan jangan suka memancing iwak di air yang sudah jernih… 😉 Nanti umpan mas kadar jadi rebutan!

            Posted by Aldizy | 13 Desember 2012, 8:14 pm
          • sama dong sama dahlan iskan ? minta maaf karena kurang cekricek ? oh rinduku pada CEKRICEK… xixixiiii

            Posted by silent readers | 13 Desember 2012, 8:24 pm
  114. iya nich… saya yang hanya silent reader juga rindu sama cekricek….. hoi.. dimana dikau, mana commentnya???

    Posted by atmawidya | 13 Desember 2012, 10:42 pm
    • Cekricek itu walau agak nyeleneh tapi banyak ilmunya, gaya bahasa dan sudut pandangnya kadang tidak terduga. Kalau ditelisik lebih jauh dia sepertinya orang yang tahu banyak tentang Dahlan Iskan. Coba saja dibaca semua comment nya dengan seksama.

      Dimanakah engkau ? kami butuh kritikan pedas itu agar kami lebih awas dan matang menghadapi masa depan kami tanpa harus terlena dan abai dari ancaman para musang berbulu ayam.

      ciyuuus nih… miyapa ?

      Posted by semoga cepat sembuh | 14 Desember 2012, 3:52 am
      • Ternyata benar dugaan saya, bukan hanya adikku Bro Akadarisman aja tapi banyak dahlanis yang ” benci tapi rindu dengan si CRC ” he he he

        Kita memang membutuhkan kompetitor untuk membuat kita lebih bermutu, lebih waspada dan lebih terpacu…
        (kalau gak salah CRC yang asli sedang keluar negeri, ke negara Islam yang sedang konflik… kapan itu sempat pamit kok…kalau gak salah hlo… namanya juga CRC …benci tapi rindu ? ceile…)

        Posted by W. Ning | 14 Desember 2012, 5:28 am
  115. tes

    Posted by citracitir | 14 Desember 2012, 7:47 am
    • Dahlan. mau dilengserkan Ketua Komisi XI DPR Emir Moeis, hahaha… Makanya jadi orang jangan bego-bego amat, sudah tahu kalau DPR ngundang kementerian BUMN, yang datang bukannya menterinya malah cuma kirim wakilnya doang. Hadapi sendiri kalau berani jangan lari terbirit-birit! pake alasan diajak presiden pula!!

      Posted by citracitir | 14 Desember 2012, 7:49 am
  116. Maaf aku lebih suka bicara politik untuk DI RI satu. SBY dengan sejumlah menteri, termasuk DI baru saja ke Madiun dilanjutkan ke Magetan. Ada apa ? kataku, ini untuk mengukur dukungan yang diberikan rakyat kepada menteri-menterinya. Ini bisa dilihat dari sambutan, utamanya ajakan foto bersama.
    Sebentar lagi SBY akan mendatangi tanah kelahiran Djoko Suyanto, sebentar lagi akan mendatangi tanah kelahiran Gita Wiryawan. Ketiganya akan diminta ikut. Dari sambutan-sambutan itu akan diketahui mana yang layak jadi RI satu menggantikan SBY. Caranya, lebih dulu jadi unsur pimpinan demokrat. Bisa Ketua Umum bisa dewan penasehat. Kan yang lowong posisi itu.
    Soal dukungan publik saya yakin DI menang……………
    Buktikan…..
    Silahkan cekricek……….

    Posted by Widi | 14 Desember 2012, 7:54 am
  117. sudah susah payah pencitraan, di survei mana-mana cuma urutan sekian, gak pernah peringkat satu. terakhir jajak nonstop kalah oleh Hatta Rajasa (http://www.tribunnews.com/2012/12/13/hatta-rajasa-capres-pilihan-pembaca-disusul-dahlan-iskan). Dulu kalah sama Jokowi. Cucian deh.. Memang muka tembok gak malu pencitraan mulu.

    Posted by brumbrum ngung uwiuwiuwi | 14 Desember 2012, 7:56 am
  118. http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/12/13/22233363/Dahlan.Saya.Akan.Minta.Maaf

    Wah makin kacau….Kebenaran pasti akan terungkap….hukum karma akan tetap berlaku…

    Posted by mbakku | 14 Desember 2012, 2:21 pm
  119. Jauhi politik. Kerja! Kerja! Kerja!
    Target BUMN mencetak sawah baru 20.000 ha tahun ini dan 100. 000 ha tahun depan baru tercetak 3.000 ha, dan ‘calon presiden’ kita mulai mengeluh (@merdeka.com). Ayo pak buka e-mail keluhan lagi, biar tambah banyak kritikan yg masuk.

    Posted by G. Hariyanto | 14 Desember 2012, 3:21 pm
    • Jujur mas har, sy suka Bung DI dlm banyak hal, ttp mengenai motto: Jauhi politik. Kerja! Kerja! Kerja! yg Beliau canangkan -wlo akhirnya diralat krn tidak disetujui oleh anak2 buahnya di BUMN sbgmn yg pernah Beliau akui sendiri – kurang setuju.

      @ bukankah jabatan sbg menteri BUMN adalah jabatan politik. Tidak bisa donk… mau menterinya kagak mau politiknya?.

      @ bukankah Bung DI dlm menyelesaikan masalah vs dpr menggunakan jalur politik?

      @ artinya, bahwa qt sebagai bangsa dlm sebuah negara tidak mungkin bs melepaskan diri dari politik.

      @ jd, Kerja Kerja Kerja!!!

      Posted by aditam@putra | 14 Desember 2012, 11:24 pm
      • Untuk yang dalam tahap bekerja, jauhi politik dan fokuslah bekerja. Yang di BUMN dan di tempat lain, begitulah seharusnya, jangan kena intervensi politik. Sedangkan Pak DI sendiri, sekarang memang sudah memiliki jabatan politik. Bukan berarti Pak DI tidak konsisten, tetapi sebelum mendapat jabatan politik, beliau sangat konsisten dengan kerja, kerja dan kerja-nya. Motto ini kan pas di PLN dulu, yang memang seharusnya jauhi politik. Walaupun kata jauhi politiknya kemudian didelete karena banyak yang protes, jadilah ruhnya tetap, kerja-kerja-kerja

        Posted by apasaja | 15 Desember 2012, 4:37 pm
  120. Ada 1 ide lg hampir terlewat.
    Kalo kita melihat bangunan/properti PG sebagian besar peninggalan belanda yg mempunyai nilai estetika tinggi. Kenapa tdk memanfaatkannya untuk wisata edukasi, budaya & sejarah? Dgn sedikit renovasi & usaha kreatif, PG bisa dibuka untuk umum stlh musim giling selesai. Siapa tahu ada yg menjadikannya lokasi syuting yg dibintangi ayu azhari sendiri. Kreatif bukan? Untuk menambah pundi2 600% gaji itu.

    Posted by G. Hariyanto | 15 Desember 2012, 8:08 am
    • Setuju dan apresiasi idenya

      Posted by apasaja | 15 Desember 2012, 4:38 pm
    • KABAR GEMBIRA!!!
      SEBUAH FILM PENCERAHAN DAN INSPIRATIF

      Segera diputar di BIOSKOP-BIOSKOP kesayangan Anda!

      “ Si Manis Jatitujuh “

      Bintang Utama : ISMED HASAN PUTRO & AYU AZHARI
      Penulis Naskah : DAHLAN ISKAN
      Sutradara : G. HARIYANTO

      Film yang sarat dengan inspirasi tentang tekad dan kerja keras ini didukung bintang-bintang berbakat seperti A. KADARISMAN, W. NING, SAEFUL, APASAJA, MBAKKU, MBAK DIAN, HERU, DJOKO SAWOLO, CAK MAT, YUNI, CEKRICEK, DAN NOVRIAN,

      Selain mengangkat pesan moral, dalam film ini sutradara G. Hariyanto juga menampilkan kegagahan gedung-gedung pabrik gula peninggalan belanda yang mempunyai nilai estetika tinggi sebagai wisata edukasi, budaya & sejarah serta panorama indah Jatitujuh Majalengka Jawa Barat.

      Genre film ini sebenarnya adalah film horror, namun sutradara G. Hariyanto mampu mengemas menjadi film yang inspiratif dan enak ditonton.

      Salam DahlanIS. Gbu/ www

      Posted by aditam@putra | 15 Desember 2012, 6:30 pm
    • ide yg kerenn..dl prnh jg dilontarkan oleh M.Erick Antariksa di MH sblmnya yg mmbahas ttg gula jg (kl g salah episode Baitul Matsa’il kubro ttg gula).Hrs dibrsihkan dl pabrik2 gulanya,krn skrg kebersihanya msh dibwh standar..skrg aj org pd seneng masuk rumah hantu yg diMall2,aplgi ini yg tmptnya hantu beneran he he..

      Posted by koreksi diri | 16 Desember 2012, 5:45 pm
  121. om ijin view artikel yah buat tugas sekolah

    Posted by RYsasahrial | 15 Desember 2012, 11:12 pm
  122. “Komisi VII Kok Ngebet Banget Ngincer Saya. Ada Apa Sih?”
    http://news.okezone.com/read/2012/12/15/62/732625/komisi-vii-kok-ngebet-banget-ngincer-saya-ada-apa-sih

    Palu sudah diketuk. Badan Kehormatan (BK) DPR RI menyatakan empat anggota DPR melanggar etika. Katagorinya sedang dan ringan. Putusan itu berawal dari laporan Dahlan Iskan tentang beberapa anggota DPR yang minta jatah ke BUMN. Tapi, BK mengaku kecewa dengan laporan yang dibuat Menteri BUMN, kelahiran Magetan itu. BK mengeluh soal tipisnya laporan dan beberapa kali revisi nama.

    Dahlan menjawab,“Kalau map tipis tapi cabe rawit, dibanding satu truk tapi gak ada isinya?,”. Dia mengatakan seharusnya BK tidak mempersoalkan tebal tipisnya laporan. Tapi lihat esensi laporan didalamnya. Melalui BK Dahlan berharap ada perbaikan etika dari anggota DPR.

    Pria yang memilih tanggal lahirnya sendiri di 17 Agustus 1951 ini juga bertutur tentang berbagai kontroversi seputar dirinya. Mulai dari infesiensi PLN sebesar Rp37 triliun, tuduhan Komisi VII terhadap keluarganya yang terlibat pengadaan genset PLN. Dan berbagai akrobatnya di BUMN, termasuk urusan bongkar pasang jajaran Direksi dan Komisaris.

    Wartawan yang memiliki kode penulis DIS ini juga berbicara soal kemungkinan dia menjadi Presiden atau Wakil Presiden. Kepada Arya Sinulingga, Pemimpin Redaksi MNC News, Dahlan menceritakan semuannya. Hanya di One On One, MNC News.

    Arya Sinulingga: Bagaimana kabar laporan pemerah BUMN ke Badan Kehormatan (BK) DPR RI?

    Dahlan Iskan: Ketua BK DPR itu mengatakan datanya cuma seperti ini. Ternyata saya hanya datang membawa map tipis. Saya sampaikan bahwa posisi saya kan bukan pelapor. Kecuali bila saya pelapor, saya akan bawa dokumen satu truk. Posisi saya diundang Badan Kehormatan untuk menyampaikan bahan-bahan. Tergantung saya menyampaikan bahan seperti apa. Karena posisi saya hanya untuk menyampaikan bahan, saya (pikir) juga sudah cukup bahan itu. Soal bahan yang tebal atau tipis jangan dilihat itu, tapi lihat esensinya. Jangan dibilang Badan Kehormatan kecewa karena bahan yang dibawa kok cuma map tipis. Kalau map tipis tapi cabe rawit dibanding satu truk tapi gak ada isinya?

    Arya Sinulingga : Apa benar terjadi pemerasan terhadap BUMN?

    Dahlan Iskan : Saya tidak pernah menggunakan kata pemerasan. Saya harus hati-hati, karena kata pemerasan ada kriterianya tersendiri. Waktu itu saya hanya mengatakan minta bagian. Dan tentu yang mengalami ini para direksi

    Arya Sinulingga : Minta bagian dari anggaran?

    Dahlan Iskan : Ya. Dan yang mengalami langsung para direksi. Saya bangga sekali kepada para direksi itu karena tidak takut, mereka integritasnya bagus.

    Arya Sinulingga : Tapi lucu juga. Kenapa yang diminta itu cuma Merpati, PT Garam, PT PAL itu kan kecil-kecil?

    Dahlan Iskan: Malah menurut saya kok sampai hati ya. Sudah kecil masih diminta, rugi masih diminta. Merpati kan rugi besar.

    Arya Sinulingga: Bagaimana dengan BUMN yang lain?

    Dahlan Iskan: Karena BUMN lain tidak mendapat anggaran dari APBN tentu polanya berbeda. Tapi saya berpendapat sudahlah yang akan datang kecuali industri yang sangat strategis, seperti industri seperti persenjataan, ga usahlah dapat APBN

    Arya Sinulingga : Seperti apa pola berbeda itu?

    Dahlan Iskan: Biasanya proyek, kemudian tender, suplier. Akan saya teliti. Karena kan begini, saya harus juga keras ke dalam. Jangan ada kesan saya rajin membuka masalah ke luar, sedang ke dalam sendiri saya tidak memperhatikan, Tidak!. Karena itu tahun depan saya akan fokus kepada bagaimana mengatur tender di BUMN. Jangan sampai tender ini menjadi objek untuk kongkalikong, objek untuk korupsi. Saya akan memperhatikan tender ini dengan benar mulai dari menyusun dokumennya bagaimana.

    Arya Sinulingga: Anda melihat ada kebocoran dari proses tender-tender itu?

    Dahlan Iskan : Aa.. saya belum bisa menyimpulkan itu. Yang jelas dari pengalaman saya di PLN dulu tender-tender itu berpotensi untuk tidak benar. Karena itu sejak dari dokumen harus diperiksa benar-benar. Misalnya ada dokumen tender yang sudah mengarah ke satu pihak dengan memasukkan syarat apa. Istilahnya mengarah kepada satu peserta agar peserta yang lain kalah dengan cara yang benar dengan tanda kutip!

    Arya Sinulingga: Apa yang anda harapkan dari laporan pemerah DPR itu? Perbaikan di DPR? Atau apa?

    Dahlan Iskan: Menurut saya, seandainya BUMN itu bisa bersih, bisa tertib, itu sudah menyelesaikan korupsi 5 persen di negara ini. Karena BUMN ini kan besar sekali. Kalau BUMN bisa tertib, berarti sebagian masalah korupsi negara ini bisa tertib. Sebagaian lagi ada di Kementrian, di daerah. Sehingga kalau masing-masing pimpinan dari lembaga-lembaga itu membersihkan diri mungkin 80 persen bisa selesai. Tugas saya adalah membersihkan di BUMN

    Arya Sinulingga: Lalu mengapa anda melaporkan ini ke BK DPR? Kenapa bukan ke KPK?

    Dahlan Iskan: Di KPK itu kan harus ada misalnya tangkap tangan atau bukti yang kuat. Ini kan banyak sekali korupsi yang bisa dibungkus dengan proses administrasi yang baik. Saya sebetulnya ingin melakukan sesuatu. Diatas hukum itu masih ada yang disebut etika. Kalau dalam bahasa pesantren disebut Akhlakul Karimah. Kalau dalam bahasa sehari-hari disebut budi pekerti, kalau dalam bahasa kita disebut etika. Diatas hukum kan ada etika, kalau etika ini bisa ditegakkan, moral bisa ditegakkan. Hukum ini kan akan lebih ringan.

    Arya Sinulingga: Apa SBY mengetahui anda membuat laporan soal DPR ini?

    Dahlan Iskan : Pak SBY tahu saya lagi ada masalah dengan DPR. Dia tahu, saya juga pernah diminta menghadap beliau empat mata. Beliau berikan dukungan yang kuat untuk bersih-bersih. Apakah bersih-bersih di BUMN atau bersih-bersih pada pihak yang mengajak kongkalikong. Beliau tahu dan mendukung. Beliau juga tahu bahwa saya tidak dalam posisi yang sengaja mengungkap-ungkap ini. Pada awalnya kan bapak presiden selalu menyampaikan di sidang bahwa menteri-menteri harus menghindari dan berusaha keras untuk tidak terjadi kongkalikong, berkali-kali.

    Arya Sinulingga : Anda didukung, atau disuruh SBY?

    Dahlan Iskan: Oww ndak, jadi begini. Pak SBY menegaskan bahwa menteri-menteri tidak boleh melakukan kongkalikong dan itu diulangi beliau kira-kira sampai sebelas kali. Kemudian setelah sidang kabinet besok paginya saya kirim sms ke beliau. Melaporkan bahwa memang yang disampaikan presiden itu betul. Ada upaya melakukan kongkalikong seperti itu. Tapi Direktur Utama BUMN sekarang integritasnya sudah baik dan kongkalikong seperti itu bisa dihindari, begitu.

    Arya Sinulingga: Fadel Muhammad mengatakan anda melakukan itu atas seruan Presiden. Agar isu-isu yang berkembang seperti Century dan lainnya hilang.

    Dahlan Iskan: Ahh enggaklah. Tapi sms itu saya kirim juga ke Pak Dipo. Beliau sebagai ketua kelas para menteri. Nah kemudian pak Dipo share sms itu kepada menteri-menteri yang lain. Mungkin niatnya baik agar menteri yang lain melaporkan. Kemudian itu bocor keluar. Kemudian media mempertanyakan itu kepada saya dan saya tidak mungkin tidak menjawab. Hal ini sangat alamiah saja. Saya sama sekali tidak punya niat untuk mengungkap-ungkap, membongkar-bongkar. SMS saya kepada bapak presiden tidak menyebut nama, tidak kok

    Arya Sinulingga: Anda ke PT Kertas Leces. Apa untuk menghindari Komisi VII

    Dahlan Iskan: Ya ndak lah. Saya sudah komitmen ke Leces satu minggu yang lalu. Di Leces itu ada 2000 karyawan. Sudah satu tahun tidak menentu. Gaji tak menentu, nasib tak menentu. Kemudian kita bisa carikan jalan keluar. Kepastian pabrik kertas Leces itu bisa berjalan membuat mereka sangat bahagia, sangat semangat. Bahkan direktur utamanya itu sampai menangis. Terharu, ga mengira bisa hidup lagi. Ga menyangka 2000 karyawan bisa hidup lagi. Jadi saya sangat penting untuk datang ke acara seperti itu .

    Arya Sinulingga : Terobosan apa yang anda lakukan disana ?

    Dahlan Iskan : Yang hebat adalah Leces tidak konvensional lagi memproduksi kertas budaya. Karena suatu saat kita percaya dunia akan paperless, tidak butuh kertas lagi. Tapi tetap kertas akan dibutuhkan untuk industri. Mungkin nanti orang tidak jual di toko lagi tapi internet, tapi tetap ketika mengantar barang orang akan menggunakan bungkus kertas. Nah, dia berorientasi ke kertas industri. Bahkan punya terobosan hebat dimana (Leces) akan menanam pisang abaka sebanyak 10.000 hektar (ha) di Nias Utara dan 10.000 ha di Talaud, Sulawesi Utara dekat Filipina sana. Kemudian bisa dipakai untuk bahan baku kertas khusus untuk uang. Sudah terbukti mampu memproduksi itu, sudah di ekspor ke Jepang. Memang masih kecil, tapi Jepang bisa menerima merupakan terobosan besar sehingga ada order kedua dan order berikutnya.

    Arya Sinulingga: Komisi VII mengatakan banyak kasus-kasus hingga terjadi inefisiensi sampai Rp 37 triliun.

    Dahlan Iskan: Yang saya tidak habis pikir itu, yang diaudit bpk itu kan dua tahun. Dua tahun itu 2010 dan 2011, sedangkan bagian saya kan 2011. Terus kenapa yang diincer itu saya terus? Bahkan ketika saya tidak hadir, itu juga dipersoalkan. Kan disitu ada Dirut PLN, ada Menteri ESDM. Terkesan kok ngebet banget ngincer saya, ada apa sih? Sementara semuanya sudah beres. Temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) semua sudah diklarifikasi oleh Dirut PLN sudah ga ada masalah. Direksi PLN juga sudah menyiapkan satu dokumen yang tebal.

    Arya Sinulingga: Inefesiensi itu dikaitkan dengan pengadaan genset.

    Dahlan Iskan : Ya ga apa-apa, kejar saja. Ga akan ada masalah. Kejar sampai liang lahat juga tidak akan menemukan apa apa.

    Arya Sinulingga :Benar keluarga anda ikut bermain di pengadaan genset itu?

    Dahlan Iskan : Iya. Istri saya katanya jualan genset. Sampai istri saya itu mau bikin kaos yang ada tulisannya “Penjual Genset,” hahaha. Istri saya itu, saya jadi Dirut PLN saja marahnya minta ampun. Ngapain lagi, kita sudah kaya, uang sudah banyak, cucu masih kecil-kecil, ngapain jadi pejabat katanya.

    Arya Sinulingga : Nama Nani Wijaya juga disebut-sebut soal genset itu?

    Dahlan Iskan : Ya begini, anda wawancara. tanya dia ngerti genset tidak? Saya kira ngerti genset pun dia tidak. Dia itu pemimpin redaksi. Tugasnya lebih banyak di luar negri. Waktu peliputan Filipina, dia lama di Filipina. Paris Dakkar, perang kuwait juga sebagai wartawan. Saya kira genset saja dia tidak ngerti. Dia tidak ngerti dagang sama sekali, dia pure wartawan. Suruh saja yang bicara membuktikan, nanti kalo Nani terbukti saya bayarlah! Hahaha

    Arya Sinulingga: Anda merasa dikerjai oleh DPR?

    Dahlan Iskan: Saya memang berpikir, kenapa ya saya kok diincer banget. Dan memang berlebihan gitu ngincernya. Saya juga bertanya ada apa ya? Tapi saya tidak mau ambil kesimpulan apa-apa.

    Arya Sinulingga: Apa karena anda dianggap ingin jadi Presiden? Sehingga kesalahan anda terus dicari-cari?

    Dahlan Iskan : Ya, itu baik juga supaya rakyat tau lah.. baik juga. Enam tahun yang lalu saya sakit keras. Hati saya penuh dengan kanker, dokter mengatakan saya tidak bisa disembuhkan, hidup saya tinggal enam bulan. Tapi kan ternyata saya bisa ganti hati, sejak itu saya bertekad tidak mau kerja untuk cari uang. Karena Tuhan menambah umur saya, mesti hanya untuk kebaikan. Karena itu perusahaan-perusahaan saya tinggalkan. Yang saya inginkan hanya tiga: Jadi guru jurnalistik, menulis buku dan mengurus pesantren keluarga. Saya tidak punya cita-cita apa-apa lagi selain dari yang tiga itu. Bahwa kemudian saya dipanggil bapak Presiden untuk jadi Dirut PLN. Saya ajukan syarat, Pak saya ini sudah terlanjur berjanji, tidak mau bekerja dengan motif mencari uang. Jadi boleh ga? saya tidak ambil gaji Tidak pakai mobil dinas, tidak pakai telepon dinas. Ngapain saya ngobjek, gaji saya bisa sampai 150 juta lebih perbulannya hehehe..

    Arya Sinulingga: Bagaimana dengan membuka pintu tol, tidur bersama petani membersihkan toilet. Apa anda sedang melakukan pencitraan?

    Dahlan Iskan : Ga apa-apa saya dibilang pencitraan. Enggak apa-apa. Terserah orang menganggap apa. Tapi bahwa saya munguti sampah di itu kebiasaan saya sejak lama sekali. Sekarang kan hasilnya nyata. Keluar dari pesawat, misalnya ada sampah di belalainya itu, pasti saya ambil. Karena Menteri BUMN itu urusannya termasuk bandara. Kebetulan hari itu waktu saya bersih-bersih ada yang lihat, dia bawa tustel (kamera) kemudian saya di foto. Tapi sebelumnya saya melakukan itu sudah lama dan sudah menjadi kebiasaan.

    Arya Sinulinnga: Kalau dikatakan BUMN saat ini tidak banyak perkembangan, bagaimana menurut anda?

    Dahlan Iskan: Sekarang ini Telkom itu luar biasa hebatnya. Bank Mandiri luar biasa, bank BRI luar biasa. Pabrik semen itu sekarang menjadi pabrik semen terbesar di Asia Tenggara. Garuda sudah mengalahkan Malaysia, mengalahkan Thai Airways. Kimia Farma juga melejit luar biasa. Ada beberapa yang turun, salah satunya kelapa sawit, karena harga dunia. Karet juga turun. Tapi selebihnya hebat, seperti pabrik gula, dulu pabrik gula itu kan jelek sekali.

    Arya Sinulingga: Bagaimana dengan dividen yang diberikan BUMN kepada negara? Apa bertambah?

    Dahlan Iskan: Maunya saya turun sih. Tapi Menteri Keuangan ingin menambah terus. BUMN itu yang penting bagaimana bisa menggerakkan ekonomi negara. Nanti dividenya itu dari Rp33 triliun akan menjadi Rp35 triliun atau Rp38 triliun. Jadi akan naik Rp3 triliun, jadi begini Rp3 triliun dari BUMN masuk ke kas negara, di kas negara campur dengan uang lain. Kemudian menjadi proyek di APBN akan menjadi proyek dengan nilai maksimum Rp 3 triliun itu pun kalo menjadi proyek. Jika tidak habis dengan biaya rutin. Kalau uang ini tidak disetor sebagai dividen, tapi langsung dijadikan proyek oleh BUMN ini bisa Rp 12 triliun proyeknya. Karena uang Rp 3 triliun ini hanya menjadi setoran 30% terus menambah uang dari bank. Sehingga proyek yang bisa ditangani dengan uang Rp 3 triliun ini proyeknya bisa Rp 12 triliun.

    Arya Sinulingga: Kita bandingkan dengan Singapura, mereka punya Temasek. Ada tidak target Telkom akan seperti Temasek. Tidak hanya berkutat di Indonesia

    Dahlan Iskan: Seharusnya seperti itu. Saya mendengar aspirasi seperti itu. Karena itu tahun ini, maksudnya 2013 nanti, Telkom akan mengerjakan Telkom Timor-Timur. Selama ini kan dikuasai Telkomnya (perusahaan telekomunikasi) Portugal. Telkom saat ini juga sedang melakukan tender dengan negara lain. Saya belum mau menyebutkan angkanya. Semen Gresik sekarang sudah membeli pabrik semen di Vietnam. PT Timah sudah membeli tambang timah di Birma dan 2013 akan di eksploitasi. Kalau dulu orang asing menambang di Indonesia, sekarang orang Indonesia akan menambang di luar negri.

    Arya Sinulingga: Di luar negeri asuransi bisa menjadi lembaga investasi. Kenapa disini tidak bisa seperti itu?

    Dahlan Iskan: Kita lagi membenahi asuransi. Kita yang terbesar Jamsostek dan Jamsostek ini nanti kan tidak boleh lagi dipakai seperti itu. Kita tinggal punya Jasindo, Jasindo ini dibilang kuat betul juga belum, dibilang tidak kuat juga tidak. Masih sedang lah begitu ini bagaimana nanti kita coba membesarkannya

    Arya Sinulingga : Di Singapura, pemodal bisa masuk (investasi) untuk asuransi seperti Jamsostek. Kenapa disini tidak seperti itu?

    Dahlan Iskan: Misalnya begini, kekuatan kita untuk itu harusnya Rp 200 triliun. Nah sekarang selama ini banyak di taruh di perusahaan-perusahaan yang sahamnya bagus. Misalnya seperti itu, untuk dimasukan ke jalan tol, pelabuhan, bandara. Nah sekarang sedang proses menjadi seperti itu. Misalnya uangnya Jamsostek, Askes hanya ditaruh di bank dengan bunga yang hanya 7 persen. Kalau ditanam di jalan tol, keuntungannya ada dua. Hasil yang lebih besar dan infrastrukturnya akan jadi.

    Arya Sinulingga: Anda mengatakan Direksi-Direksi BUMN ini bagus kredibilitasnya. Apa karena itu orang-orang pilihan anda?

    Dahlan Iskan : Kebetulan yang tiga orang itu iya. Direktur utama Merpati iya. Banyak yang sejak saya jadi mentri yang kami pilih Direktur Utama.

    Arya Sinulingga: Keputusan anda memilih direksi tanpa rapat umum pemegang saham (RUPS) itu cukup kontroversial. Apa SBY marah soal itu?

    Dahlan Iskan: Enggaklah maksudnya tidak begitu. Menentukan direksi itu harus dengan RUPS. Kalau tidak batal demi hukum, tidak sah. Masalahnya, mungkin orang tidak terlalu paham, RUPS di BUMN itu hanya satu orang, saya sendiri. Karena sahamnya dipegang seratus persen oleh pemerintah. Pemerintah disitu kan saya yang mewakili. Keputusan saya sudah sama dengan keputusan RUPS. Seratus persen kok.

    Arya Sinulingga: Untuk pemilihan Direksi Pertamina, dengar-dengar Pak Hatta Rajasa ngambek sama anda?

    Dahlan Iskan: Enggaklah. Saya dengan pak Hatta hubungannya sangat baik. Saya sangat tunduk dengan pak Hatta sebagai koordinator para menteri di bidang itu.

    Arya Sinulingga: Anda menggeser Wakil Komisaris Pertamina Umar Said dan Komisaris Triharyo Susilo (Hengki). Apa anda mengganti mereka karena mencium sesuatu?

    Dahlan Iskan: Terserah kalau diterjemahkan seperti itu. Tapi saya sebenarnya melihat tidak perlu adanya wakil komisaris utama. Tidak perlu ada wakil direktur utama, supaya jalur komando bisa lebih jelas dan langsung
    Sebetulnya kita melihat Pak Hengki itu anak muda kok di komisaris. Anak muda hebat, lebih baik beliau di eksekutif. Tapi di BUMN mana gitu. Saya punya rencana tertentu sebetulnya untuk beliau untuk ditempatkan menjadi Direktur Utama BUMN lain. Tapi ternyata beliau sudah bekerja di tempat lain.

    Arya Sinulingga: Bagaimana dengan Petral. Anda sebelumnya ingin membubarkan Petral. Tapi Petral tidak jadi bubar.

    Dahlan Iskan : Tapi esensinya kan bubar. Karena yang dipersoalkan orang kan mengapa Pertamina membeli BBM dari Petral? Nah sekarang meski Petral tidak dibubarkan tapi Pertamina sudah tidak membeli BBM lagi dari Petral. Dan sudah tidak membeli minyak mentah lagi dari Petral. Melainkan kepada pemilik produsen. Petral sekarang mengubah diri bekerja untuk trading yang umum. Misalnya begini, Petral beli minyak dari negara mana dan dijual dari negara mana. Bagi saya itu tidak ada masalah

    Arya Sinulingga: Betul banyak korupsi di Petral?

    Dahlan Iskan : Semua orang menganggap begitu. Tapi saya tidak bisa membuktikan. Kalau di audit semua beres. Kalau ditinjau tendernya secara formal semua beres. Saya tidak mempersoalkan itu yang penting tidak lagi membeli dari Petral.

    Arya Sinulingga : Survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) mengatakan dibanding tokoh lain anda termasuk terbaik. Nomor dua, setelah Mahfud MD.

    Dahlan Iskan : Saya jangan ditanya itu deh. Saya ini ingin kerja. Kerja, kerja, kerja. Karena kalau ditanya itu nanti saya terpengaruh. Menganggu pekerjaan, apalagi saya Menteri BUMN nanti dikaitkan. Wah ini Dahlan Iskan gunakan BUMN untuk kampanye. Nanti ga produktif. Saya ingin BUMN tahun 2013 itu betul-betul meloncat dan tanda-tanda itu sudah besar. Untuk hasil LSI, saya sudah tahu.Saya tau mengapa LSI melakukan itu, agar rakyat tidak salah pilih. Karena kalau yang dikatakan LSI itu membuat orang-orang tahu dengan tokoh-tokoh yang ada. Sedangkan dari desa-desa kan yang hanya di media. Saya minta kepada teman-teman, misalnya begini, jangan-jangan saya ratingnya tinggi karena banyak diantara (responden) itu adalah pemimpin redaksi (Pimred). Sedang saya dari media, ini bias nanti. Saya minta untuk coba yang suaranya Pimred dikeluarkan semua, ternyata hasilnya sama

    Arya Sinulingga : Rakyat butuh pemimpin yang mau bekerja, langsung action. Tidak bertele-tele. Sebagian masyarakat melihat anda termasuk pemimpin yang seperti itu.

    Dahlan Iskan: Saya ini orang yang sangat percaya kepada takdir. Sehingga seperti itu saya serahkan sepenuhnya kepada takdir. Jabatan setinggi Presiden, Wakil Presiden itu campur tangan Tuhan. Campur tangan Allah sangat dominan sekali. Begini, terbukti begitu banyak orang yang ingin jadi presiden, tapi tidak jadi juga. Padahal orang itu sangat dihormati, sangat bersejarah. Kemudian tokoh yang membuat republik ini baik toh tidak jadi juga. Jadi dalam hal ini saya tidak kemerungsung. Saya tidak usaha berlebihan, saya sepenuhnya serahkan pada takdir.

    Arya Sinulingga: Angka di survei anda tinggi. Apa kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)?

    Dahlan Iskan: Saya tidak pernah bicara itu dengan pak SBY. Dan saya tidak dalam posisi yang mengajak bicara hal itu juga dengan beliau.

    Arya Sinulinnga: Bukan kata anda ke SBY. Tapi apa kata SBY ke anda?

    Dahlan Iskan: Saya sangat hati-hati bicara dengan pak SBY. Beliau orang cerdas, beliau sensitif, hatinya halus, berfikirnya panjang. Sehingga beliau bisa menganalisa saya, kata-kata dan ucapan saya dan saya tidak mungkin membicarakan hal itu dengan beliau.

    Arya Sinulingga : Bila rakyat membutuhkan, anda siap jadi Presiden?

    Dahlan Iskan : Saya serahkan pada takdir!!

    Posted by Djan Cuek | 16 Desember 2012, 6:01 am
    • Mari kita doakan serig-sering supaya DI bisa jadi presiden. Betul bahwa tidak ada pemimpin yang tidak dari Allah. Jadi kalau Allah menakdirkan dia jadi presidan, makan dia akan menjadi presiden…..

      Posted by Laoli | 16 Desember 2012, 1:36 pm
  123. buat teman2 yg hoby menulis, mungkin komen kita bs menjadi inspirasi lomba karya tulis tentang gula yg diadakan oleh ptpn x. Berhadiah total puluhan juta. Info @www.ptpn10.com.

    @mas aditam
    film horor?? Pemeran hantunya blom ada mas…wkwkwk…

    Posted by G. Hariyanto | 16 Desember 2012, 2:32 pm
    • Pro: mas hari

      Ya iyalah mas, film horror, kan antum pingin latarnya gedung-gedung angker peninggalan belanda?
      Pemeran hantu? Enaknya capa ya…? Bagaimana klo Si Oon ato SI Bothak yg di senayan itu? Hiiiiiiiiiiiiiiii

      Terus terang mas, bgt membaca ‘Ada 1 ide lg hampir terlewat’ sy tergelitik tuk menanggapi. Pikir sana pikir sini. Trus ingat ada ladang tebu, ada gedung2 angker, dan panorama nan indah. Itu kan disa dibuat cerita horror petualangan yg menarik? Hehehe
      Dan krn ini terkait gula, mk judulnya za si manis aj. hemmm

      Pro: mbk ning
      Klo Abah yg jd pemeran utama, teyus coting coting teyus, capa donk yg nguyus bumn? Hehehe

      Salam DahlanIs. www

      Posted by aditam@putra | 16 Desember 2012, 5:30 pm
  124. ide yg kerenn..dl prnh jg dilontarkan oleh M.Erick Antariksa di MH sblmnya yg mmbahas ttg gula jg (kl g salah episode Baitul Matsa’il kubro ttg gula).Hrs dibrsihkan dl pabrik2 gulanya,krn skrg kebersihanya msh dibwh standar..skrg aj org pd seneng masuk rumah hantu yg diMall2,aplgi ini yg tmptnya hantu beneran he he..

    Posted by koreksi diri | 16 Desember 2012, 5:48 pm
  125. Mas aditam, sy pikir ide ini lbh prospektif drpd produksi gulanya, dgn alasan:
    – aset PG sangat bnyk dan lokasinya strategis. Kalo dulu letak PG itu ditengah sawah, sekarang sdh dipinggir kota.
    – pangsa pasar warga kota yg haus hiburan instan.
    – istilah pak Dis ‘maksimalisasi aset’. Musim giling tebu itu cuma 6 bln, selebihnya bnyk menganggur. Kenapa asetnya tdk dimanfaatkan untk hal yg lain.
    – selain menambah pendapatan jg menambah lapangan kerja.
    Dan berbagai peluang lainnya. Ide ini sdh dicoba di satu PG milik RNI di sidoarjo. Kalo usaha ini berhasil maka akan lbh mudah untuk alih fungsi aset, dari bisnis gula ke bisnis properti. Langkah selanjutnya tinggal memindahkan PG keluar jawa. Mungkin inikah pertimbangan menbumn untk tdk segera merevitalisasi mesin2 PG ?

    Posted by G. Hariyanto | 16 Desember 2012, 8:20 pm
  126. Dari mengikuti MH sejak awal, kesan pertama saya bahwa DI seorang “cheer leader” yang sangat hebat bagi anak buahnya. Dia bisa membangkitkan self confidence bagi karyawannya dengan sangat baik. Dia menjadi inspirator bagi mereka.

    Rencana membangun dream team itu luar biasa. Kita menunggu sepak terjang BUMN kalau nantinya menjadi holding company. Alangkah efisiennya nanti kalau terwujud yang dia katakan perusahaan dimerger saja menjadi sekitar 75 perusahaan.

    Kami menantikan gebrakan selanjutnya….

    Posted by laoli | 17 Desember 2012, 2:58 am
  127. Saya berharap seluruh TKI kita di Malaysia bisa ditarik bekerja di seluruh BUMN di Indonesia. Semoga Menteri BUMN bisa nejadi pelopor penyedia lowongan pekerjaan seluruh TKI di Malaysia.Bravo BUMN yang sekarang.Semoga etos kerja kerja kerja menular ke seluruh anak bangsa Indonesia. Malaysia harus dijatuhkan dengan menarik seluruh TKI.

    Posted by drh. Diah Asri Erowati AS.,MKes | 18 Desember 2012, 11:41 am
  128. Juang.tidak fitnah.syurga dunia dan akhirat

    Posted by azwinrenzano | 21 Desember 2012, 2:28 am
  129. Sekali lagi dibuktikan bahwa ini bukan masalah
    ” Bisa atau Tidak Bisa “,
    tapi Masalah
    ” Mau atau tidak Mau “,
    dan Pak Dahlan ” Mau ” untuk Membangkitkat / Menyehatkan BUMN kita.
    So Keep Going pak…Bisa …kudu bisa…sebisa bisa….dan Pinggirkan yang ” tidak mau ” dari lingkungan BUMN biar jadi pupuk organik aja pak.
    Tidak usah takut untuk ” Banyak Bicara dan Banyak kerja ”
    biarkan anjing menggongong kafilah nya jangan sampe bengong……!!!
    Bukti akan menjadi saksi yang ” Sakti “.

    Selamat dan Semoga.

    Posted by Lingga Prahono | 25 Desember 2012, 3:23 am
  130. baru ‘kenal’ DIS beberapa bln lalu,gara2 dipinjemin temen buku 2 tangis,seribu tawa.lgs jatuh sayang deh..,kayaknya kena demam dahlanis juga nih..
    tetp cemungut Dahlanis semua,.!!

    Posted by nia | 2 Januari 2013, 3:53 pm
  131. maju terus bang….pantang mundur !! jangan sia siakan semangat reformasi.

    Posted by sulzer | 9 Januari 2013, 12:07 pm
  132. Untuk Alternatif Kebijakan Swasembada Gula yang berkelanjutan akan lebih bijak jika Pemerintah mencari alternatif sumber bahan baku selain Tebu.
    Tebu sudah semakin tidak bisa diandalkan….

    Saya mengajukan alternatif AREN sebagai bahan baku industri gula nasional masa yang akan datang.

    Ada uraian saya pada tulisan berikut ini. http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2012/08/24/menyongsong-hadirnya-aren-dan-lengsernya-tebu-dari-tahta-industri-gula-nasional-487697.html

    Terimakasih.

    Posted by Dian Kusumanto | 23 Maret 2013, 5:58 am
  133. ta henti-hentinya saya mengucap alhamdulillah telah diberikan pemimpin yang luar biasa sprti anda… saya sangat ingin berprestasi sprti anda tp sayangnya sya masih harian di-PG sindang. klo pun prestasi saya dianggap bagus alhamdulillah tp sayang pak mentri ga akan sempat u/menilai kinerja buruh harian sprti saya yg tiap taun ga dpt jasprod,dapend,jaminan kesehatan (diluar giling). maaf mungkin klo saya bs ibaratkan pak mentri tidak menyelami kami buruh terrendah tp bpk hanya terjun dipinggirannya saja….

    Posted by catur meipriana | 12 September 2013, 4:44 pm
  134. Seorg pria sejati tdk bisa dikelabui oleh matanya. Seorang wanita sejati tdk bersembunyi dibalik penampilannya.

    Posted by EFHAN EFFENDI | 8 Juli 2014, 4:21 am
  135. Mengeluh tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Berhenti mengeluh dan segera bertindak

    Posted by TAUFIQ FEBRIANTO | 11 Februari 2015, 10:10 am

Tinggalkan komentar