>>
Anda sedang membaca ...
Catatan Dahlan Iskan, Manufacturing Hope

Bandara Kamil dan Pelabuhan Bergarbarata

Senin, 06 Oktober 2014
Manufacturing Hope 147

“Saya pernah kehujanan saat antre imigrasi di bandara Bandung ini. Antrenya panjang sampai ke luar bangunan.

“Yang mengucapkan itu bukan orang sembarangan: Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. “Setahun lagi Pak Wali Kota tidak akan malu lagi. Bandara wajah baru akan selesai dalam 12 bulan.” Yang mengucapkan ini saya.

Hari itu, pekan lalu, pembangunan terminal baru Bandara Husein Sastranegara Bandung dimulai. Waskita Karya, kontraktornya, sanggup mengerjakannya dalam 12 bulan. Dengan demikian, saat HUT kota Bandung September tahun depan, bandara baru bisa jadi kado terbaik.

Direktur Utama PT Angkasa Pura II Tri Sunoko sebenarnya sudah merencanakan pembangunannya tahun lalu. Anggarannya pun sudah siap. Tapi, urusan tukar-menukar lahan baru minggu lalu tuntas.

Bandara Bandung memang unik. Ini adalah bandara milik TNI-AU. Lokasi perluasan itu menyangkut tanah PT Dirgantara Indonesia, PT AP II, dan TNI-AU. Harus ada administrasi yang panjang untuk menyepakatinya agar tidak terjadi masalah di kemudian hari.

Memang bandara Bandung masih termasuk salah satu yang “memalukan”. Mirip dengan kondisi bandara Semarang, Jogja, dan Banjarmasin. Tapi, Bandung sedang dalam pengerjaan. Semarang juga segera mulai. Dua minggu lagi.

Bahkan, seandainya tidak ada masalah lahan, tahun lalu pun pembangunan Bandara Ahmad Yani Semarang yang baru sudah bisa dimulai. Dirut Angkasa Pura I Tommy Soetomo sudah menyediakan dananya sejak tahun lalu.

Bandara Banjarmasin juga sama. Tommy sudah menganggarkan tahun lalu. Persoalan tanah luar biasa alotnya. Tapi, masalah itu kini juga sudah selesai. Dua minggu lagi pekerjaan sudah bisa dimulai. Tinggal Jogja yang masih agak lama. Harus menunggu perpindahan lokasi ke Kulon Progo. Tidak mudah mengadakan lahan hampir 1.000 hektare di lokasi baru.

Setelah Lombok, Medan, Makassar, Riau, Jambi, Palembang, Balikpapan, Denpasar semua memiliki bandara baru dan kalau pembangunan di Bandung, Semarang, Silangit, dan Banjarmasin selesai, praktis tidak ada lagi bandara di bawah BUMN yang masih “memalukan”.

Minggu kemarin, dalam perjalanan menuju Waingapu, saya meninjau (lagi dan lagi) bandara baru Bali. Yang sudah seminggu tidak ke Bali sebaiknya segera ke Bali lagi. Lihatlah terminal domestiknya. Sudah seminggu ini difungsikan. Tidak lagi “nebeng darurat” di terminal baru internasional.

Lihatlah ruang check-in-nya. Terbaik di dunia sepanjang yang saya tahu. Saya lebih menyukai terminal domestik ini daripada terminal internasionalnya yang mewah itu.

Tentu saya juga berkeliling terminal internasional. Atas dan bawah. Sampai ke ruang boarding. “Ini sudah sekelas bandara Hongkong,” ujar saya kepada Herry Sikado, GM Bandara Ngurah Rai, yang selama dua jam menyertai saya “olahraga pagi” jalan cepat dari terminal ke terminal.

“Yang jelas sudah mengalahkan bandara Melbourne dan Sydney,” celetuk Sikado. “Saya baru kembali dari sana,” jelasnya. “Nilai bandara Melbourne kira-kira 7,5. Nilai Ngurah Rai setidaknya 8,5,” tambahnya.

Itu dibenarkan seorang turis asal Perth, Australia Barat. Kepada Sikado, turis tersebut mengatakan, nilai bandara Bali ini sembilan. Bahkan, mungkin sepuluh. “Bandara Perth nilainya delapan,” kata turis itu.

“Revolusi” harga diri juga terjadi di pelabuhan laut. Minggu lalu, dengan agak dipaksakan, saya diminta meresmikan Terminal Penumpang Gapura Surya Nusantara, sebuah terminal modern di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, milik Pelindo III.

Saya sebut “agak dipaksakan” karena pelabuhan tersebut sebenarnya baru benar-benar selesai bulan depan. Masih ada beberapa kabel yang belum nyambung.

Masa jabatan saya berakhir pada 18 Oktober minggu depan. Mungkin Dirut Pelindo III ingin agar saya melihat sendiri apakah antara perencanaan dan pelaksanaannya sesuai dengan yang saya harapkan.

“Melebihi yang kita rencanakan,” komentar saya kepada Djarwo Surjanto, Dirut Pelindo III. “Saya tidak menyangka Anda merealisasikannya sebagus ini,” tambah saya sambil menunjuk garbarata.

Garbarata?
Yes! Inilah untuk kali pertama penumpang kapal dilewatkan garbarata. Seperti naik pesawat saja. Tidak lagi lewat tangga di dinding kapal yang bergoyang-goyang itu. Yes! Pelindo III memulainya! Sejarah! Terminalnya pun istimewa. Bandara Halim saja kalah! Bandara Terminal I Surabaya pun takluk!

Tapi, “dendam” saya sebenarnya bukan di Surabaya. Melainkan di Nunukan. Nunukan-lah pelabuhan laut yang langsung berhadapan dengan Malaysia (Tawao, Sabah). Lalu lintasnya sangat ramai. Tapi, pelabuhan penumpangnya ampun-ampun jelek dan semrawutnya!

Rasanya begitu malu. Begitu meninggalkan Tawao dan mendarat di Nunukan, njomplang-nya luar biasa. Seolah-olah bangsa ini memang pantas menjadi pesuruh bangsa Malaysia. Ngurusi pelabuhan saja tidak bisa.

Beda Tawao (Malaysia) dan Nunukan (Indonesia) bukan lagi langit dan bumi. Tapi, langit dan sumur!

Saya langsung menelepon Dirut ASDP Danang Baskoro. “Memalukan,” kata saya. “Ayo kita bangun yang modern. Lebih modern daripada Tawao. Ini persoalan kecil,” kata saya.

“Pak Dahlan, itu bukan milik BUMN,” jawabnya lantas tertawa. Begitu gelinya dia mendengar omelan saya, sampai-sampai gerak bibir Danang terasa di HP saya.

“Kalau begitu, ajukan permintaan untuk kita ambil alih,” kata saya agak malu. “Hehehe,” jawabnya.

Kini dengan selesainya Terminal Penumpang Gapura Surya di Tanjung Perak, dendam itu setengah terbayar. Thanks, Pak Djarwo!

Jawaban separonya lagi akan diberikan Dirut Pelindo IV Mulyono. Tahun depan. Mulyono sudah menganggarkan akan membangun terminal penumpang di Nunukan. Dirut Pelindo I Bambang Eka Cahyana juga membangun hal yang sama di Pelabuhan Belawan. Saya sudah setujui desainnya.

Pelindo IV-lah yang akan membalaskan “dendam” kita di Nunukan. Inilah SMS Mulyono, dua hari lalu:

“Selamat pagi Pak Dahlan, kami laporkan untuk Nunukan tahun depan kami anggarkan membangun terminal baru yang akan lebih bagus dibandingkan terminal penumpang di Tawao (Malaysia)”.

Alhamdulillah. Tentu bukan pepesan kosong. Bukan pula PHP. Sebagai bukti bahwa tekad itu sudah membaja, Mulyono pun kini menyelesaikan terminal penumpang kapal di Makassar sama modernnya dengan yang baru saya resmikan di Tanjung Perak itu. Juga, menggunakan garbarata dan eskalator-eskalator.  “Tiga bulan lagi garbaratanya sudah terpasang,” ujar Mulyono.

Tentu saya bangga dengan teman-teman BUMN. Saya pun, dari bawah pohon kesambi di pedalaman pulau Sumba yang kering, sambil memandang “kebun kincir angin” ciptaan Ricky Elson, saya membalas SMS itu: “Saya terharu baca SMS Pak Mul. Kalau terminal di Nunukan itu jadi kelak, jangan lupa SMS saya ya. Meskipun saya tidak jadi menteri lagi, saya akan lihat ke sana.”

Pak Mul pun menjawab: “Kami berharap Bapak tetap menyebarkan virus kerja keras, cerdas, dan ikhlas.”

“Amiiin,” batin saya. (*)

Dahlan Iskan
Menteri BUMN

Diskusi

66 respons untuk ‘Bandara Kamil dan Pelabuhan Bergarbarata

  1. Semoga MH terus berlanjut……

    Posted by Elisabeth | 6 Oktober 2014, 6:15 am
  2. Maju terus!

    Posted by Bitrik S | 6 Oktober 2014, 6:24 am
  3. Insya Alloh Berkah…
    Kerja dengan mengharapkan Ridho dari Alloh SWT untuk kemajuan Indonesia…
    Amin…

    Posted by Yudha Rian Aditya | 6 Oktober 2014, 6:30 am
  4. mendekati hari H, berakhirnya MH…………., brebes mili mocone, Barokalloh

    Posted by MChoir | 6 Oktober 2014, 6:31 am
  5. sedih membaca tulisan terakhir (“Kalau terminal di Nunukan itu jadi kelak, jangan lupa SMS saya ya. Meskipun saya tidak jadi menteri lagi, saya akan lihat ke sana”) seolah-olah sdh berpisah hari ini…, panjang umur dan sehat selalu untuk abah DI…, 70% keberhasilan pemerintahan SBY adalah buah tangan dari abah DI…., dan saya yakin masih banyak ide2 cemerlang abah yg belum teralisasi. Moga tetap dipakai pada pemerintahan Jokowi-JK, utuk meralisasikan itu….

    Posted by Djasmien Gani Ebe | 6 Oktober 2014, 6:56 am
  6. Kalimat2 trakhir membuat ak berusaha membendung air mata ini agar tdk terjatuh….

    Posted by gusdurian | 6 Oktober 2014, 7:21 am
  7. Kenapa saya kok masih merasa ini bukan tulisan terakhir beliau, saya masih yakin masih akan banyak tulisan-tulisan yang penuh inspirasi seperti ini di hari mendatang ……..semoga………….

    Posted by Alphonsus Agus | 6 Oktober 2014, 7:29 am
  8. Akankah bulan2 kedepan kebanggaan akan BUMN yang selalu terpupuk tiap minggu hingga saat ini akan terus terpupuk lagi. semoga….

    Posted by ambay | 6 Oktober 2014, 7:35 am
  9. asyem..mrebes mili tenan iki..pak dahlan..kami hormat padamu..sayang padamu..terus berkarya ya Pak..doa kami selalu menyertaimu..aamiin yra..

    Posted by dwi | 6 Oktober 2014, 8:08 am
  10. sehat dan sukses selalu untuk pak Dahlan Iskan

    Posted by bangunbi | 6 Oktober 2014, 8:23 am
  11. kapan takdir P.Dahlan jadi presiden RI terwujud?,…………………Semoga segera,.. Amiin

    Posted by Agung P | 6 Oktober 2014, 8:37 am
  12. indonesia maju terus,kalo pak dahlan tdk jd mentri lg benar benar zalim jokowi…
    uda riki ambo mendoakan uda dari kampuang…

    Posted by abdillah | 6 Oktober 2014, 8:48 am
  13. Terima kasih Abah…
    Terima kasih untuk share idea dan semangat paginya..! Leading by example akhirnya muncul banyak pimpinan BUMN yang top markotop… heran juga sama “blusukannya Jokowo” sampai skg belum ada yang muncul… ! Padahal salah satu keberhasilan leader adalah munculnya anak2 buah yang siap untuk menggantikan…!
    Abah Dahlan .. you are the real leader….and you are still my President.

    Posted by Irwan Syahbidin | 6 Oktober 2014, 9:00 am
  14. “Saya terharu baca SMS Pak Mul. Kalau terminal di Nunukan itu jadi kelak, jangan lupa SMS saya ya. Meskipun saya tidak jadi menteri lagi, saya akan lihat ke sana.”

    Pak Mul pun menjawab: “Kami berharap Bapak tetap menyebarkan virus kerja keras, cerdas, dan ikhlas.”
    Ungkapan tulus dari anak buah kepada atasan-nya
    Demi Allah kami mencintai Abah. Dengan Abah ada secercah harapan bagi negeri ini……

    Posted by kang chip's | 6 Oktober 2014, 9:01 am
  15. DI salah satu menteri terbaik yang pernah dipunyai bangsa Indonesia

    Posted by ontorejo | 6 Oktober 2014, 9:04 am
  16. Pak Dahlan, “serak”kanlah terus mutiara-mutiara optimisme bangsa ini. Sementara kami akan selalu berebut memungutnya.Lalu kami pakai untuk mengukuhkan harga diri sebagai anak bangsa. Menebalkan semangat kerja keras….
    Apapun jabatan Bapak, dimanapun posisi Bapak, nanti… Meski tidak menjadi apa-apa ( seperti kata Bapak ). Pasti ada semangat optimisme yang bisa disebarkan. Kami tetap menunggu inspirasi itu.
    Doa kami selalu, untuk Pak Dahlan….

    Posted by Dewa Sukma | 6 Oktober 2014, 9:06 am
  17. luar biasa! terharu n speechless!

    Posted by Emha Yuslifar | 6 Oktober 2014, 9:28 am
  18. Mudah – mudahan ini bukan tulisan terakhir Pak Dahlan Iskan…

    Posted by Karyawan Sejati | 6 Oktober 2014, 9:36 am
  19. Huuwwwaaa… 😦
    jadi sedih.
    Moga bukan MH trakhir..

    Posted by Winda S-v | 6 Oktober 2014, 9:37 am
  20. Aamiin.. Hope ini bangkit kalau sudah baca MH-nya Pak Dis. Semoga bapak selalu sehat dan senantiasa dalam bimbingan dan lindungan Allah SWT.

    Posted by akadarisman | 6 Oktober 2014, 9:41 am
  21. …….

    Posted by NYUWIJI | 6 Oktober 2014, 9:49 am
  22. Reblogged this on anggiafriansyah and commented:
    Semoga perbaikan fasilitas publik terus dilakukan secara konsisten Pak,

    Posted by anggiafriansyah | 6 Oktober 2014, 10:07 am
  23. Selamat pagi Pak Iskan.
    Wah masih pontang panting ngurusi negeri raya ini
    Semoga selalu sehat dan mulia.
    Pak Iskan, semoga ada BUMN yang ngurusi listrik dari tenaga ombak air laut.
    LISTRIK dari OMBAK AIR LAUT.
    Dan para kader SDM yg ada di BUMN bisa bekerja seperti Pak Iskan,

    Posted by Puji | 6 Oktober 2014, 10:08 am
  24. Smoga slalu yang terbaik untuk DI

    Posted by Kingaryo | 6 Oktober 2014, 10:10 am
  25. Klo sampai jkw-jk tdk mengajak DI di kabinetnya,ini jelas ada yg salah dalam tim transisi,terus terang saya sangat salut dan bangga akan kinerja DI yg begitu gigih menerobos sulitnya birokrasi yg selama ini jadi penghambat pembangunan dinegri ini,semoga DI tetap sehat dan siap bekerja terus buat kemajuan NKRI.salam.

    Posted by toga | 6 Oktober 2014, 10:39 am
  26. Halo pak dis,
    selalu ada yang baru dan bikin bangga….
    Kami berharap bapak tetap meneruskan mh ini baik ketika masih dikabinet atau diluar sekalipun !.

    Posted by anigabede | 6 Oktober 2014, 11:39 am
  27. Tetap menanti tulisan2 Abah berikutnya meskipun tidak menjabat dikabinet lagi…

    Posted by Didin | 6 Oktober 2014, 11:51 am
  28. semoga selalu sehat utk pak dahlan dan bu nafsiah sekeluarga. pun semoga tetap sehat dan semangat utk para putra petir serta seluruh pimpinan BUMN dan jajarannya.
    selalu dan tetap menanti tulisan2 dan karya2 inspiratif dan kreatif lainnya. kaliandra merah. stem cell. renovasi dan modernisasi bandara2 dan pelabuhan2 di seluruh indonesia. juga
    mandalika dan toba

    Posted by fia | 6 Oktober 2014, 12:08 pm
  29. Keberhasilan pemerintahan SBY yang Saya lihat adalah ketika SBY mengangkat Pak DI jadi menteri BUMN, dan Pak CT jadi Menko, yang lainnya masih banyak yang harus dibenahi, seandainya Pak DI dan Pak CT diangkat sejak 2004. Tidak bisa dibayangkan akan seperti apa wajah Indonesia dan BUMN Indonesia sampai hari ini,…thanks a lot buat pak DI atas karyanya buat Indonesia, you are very inspiring,…

    Posted by buildfortune | 6 Oktober 2014, 12:47 pm
  30. Dada bergetar, airmata menetes tak tertahankan… semangat ya abah. Karena optimisme dan semangat abalah yg memotifasi saya utk hidup lebih baik …

    Posted by Bening | 6 Oktober 2014, 2:06 pm
  31. Kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas.. jadi inget waktu dulu masih kerja di JP group pak.hehe

    Posted by touringrider | 6 Oktober 2014, 3:22 pm
  32. Ass Abah, tiap baca tulisan MH, ada virus kerja keras-pantang menyerah-pantang mengeluh…banyak kerja tanpa banyak bicara, semoga Abah selalu dalam lindungan-NYA…dan sya selalu menunggu tulisan MH, mudahan-mudahan dgn MH Bangsa Indonesia menjadi lebih hebat,maju,makmur dan Jaya selalu….Aamiin

    Posted by afkhori | 6 Oktober 2014, 4:48 pm
  33. ditengah gudah DPR ada sosok DI yang tidak pernah berhenti bermimpi untuk yanah air tercinta.kapan anggota DPR mau membaca MH ini. kalo pa Joko didampingi pak DI pasti toplah negri ini. mudah-mudahan sehat selalu dan diberi kekuatan untuk menulis kami rindu tulisannya.
    dari celebes.

    Posted by andi | 6 Oktober 2014, 10:51 pm
  34. Akhirnya jatuh juga air mata ini … Kalian siiih, komengnya pada sedih …Thanks Abah untuk semuanya

    Posted by Apa Saja | 7 Oktober 2014, 7:36 am
  35. di Probolinggo juga ada pelabuhan dengan potensi yang sangat luar bisa menghubungkan keberbagai pulau tapi belum tersentuh pembangunan ,mohon p.DI berkenan meninjau saya yakin kalau pelabuhan ini dibenahi akan meningkatkan kelancaran distribusi barang dan manusia untuk peningkatan ekonomi masyarakat SEMANGAT PAGI.

    Posted by mulyono | 7 Oktober 2014, 7:54 am
  36. Tak terasa air mata mengalir membaca endingnya, dada terasa sesak antara haru, bangga dan sedih semoga bangsa ini masih diizinkan mendapat sentuhan tangan abah. Aaaamiiiin

    Posted by shafa icha | 7 Oktober 2014, 8:20 am
  37. sungguh bangga dan terharu luar biasa bisa mempunyai menteri seperti bapak, andai bapak memulai semua hope ini 10 tahun lalu, bayangkan betapa luar biasa besar perbedaan bangsa ini… hanya 2,5 tahun saja bisa sebanyak ini perubahan dan kemajuan bumn menangani keperluan rakyat… saya berterima kasih dan bersyukur banget bisa menikmati tulisan bapak setiap minggu, semoga kalau bapak tidak jadi menteri lagi, tetap akan menulis hope lain untuk kita semua…

    Posted by lina | 7 Oktober 2014, 8:53 am
  38. Belum saatnya untukmu Abah mengatakan selamat tinggal !,
    Belum, selagi ombak pantai utara dan selatan jawa masih mendera
    selagi deburannya mengikis harapan
    selagi geloranya hampir hempaskan masa depan bangsa
    Belum….
    sekali lagi belum saatnya !

    Ditanganmu masih tersimpan janji Gajah Mada
    Buah palapa masih terlalu muda untuk disantap
    Nusantara masih meratap dalam pilu
    Indonesia butuh tenaga dan pikiranmu
    Bangsa ini butuh pelopor, butuh pioneer
    Butuh martir yang ikhlas berkorban
    Bukan para badut politik yang sedang rebutan tulang
    Bukan pula para pejabat penjilat
    Apalagi koruptor bermuka kotor.

    Bangsa ini butuh kamu Abah !!
    jadi jangan katakan selamat tinggal
    meskipun hanya dalam sirat, kami tak rela.

    Posted by Manihot Ultissima | 7 Oktober 2014, 1:17 pm
  39. Nice Artikel brohh
    Sekalian mampir kesini lagi promo http://bit.do/alatuji-MRT

    Posted by Rivari | 7 Oktober 2014, 1:59 pm
  40. semoga masih semangat membangun negeri

    Posted by Winata PB | 7 Oktober 2014, 3:08 pm
  41. Tulisan terakhir : “Kalau terminal di Nunukan itu jadi kelak, jangan lupa SMS saya ya. Meskipun saya tidak jadi menteri lagi, saya akan lihat ke sana.” dan “Kami berharap Bapak tetap menyebarkan virus kerja keras, cerdas, dan ikhlas.” bikin speechless dan terharu.. 😦
    Semoga Bapak bisa menjadi menteri di pemerintahan berikutnya.. ^^

    Posted by Maya Chan Hyunnies | 8 Oktober 2014, 6:49 am
  42. Saya berharap semoga pak Dahlan tetap menjadi menteri BUMN dan selalu membangun negeri ini, amien.

    Posted by yuni | 8 Oktober 2014, 3:28 pm
  43. Selamat Pak, dan semoga pembangunan manusianya juga sebanding ya. Kemarin baru dari Terminal 3 Sukarno-Hatta, rapi fisik di dalam, tapi entah bagaimana penanganan bagasi cukup kacau. Begitu keluar lebih parah, dari calo taksi, penerangan di area mobil jemput yang sangat tidak memadai (juga basah bila hujan), desain dan kapasitas parkir yang kesannya kurang perencanaan, serta akses keluar kendaraan yang bottle-neck dengan tikungan 90 derajat.

    Tapi apapun, terima kasih untuk yang sudah Bapak lakukan dan teladankan selama ini. Semoga selalu membawa pengaruh baik bagi orang sekitar, dimanapun Bapak berada.

    Posted by kutukamus | 9 Oktober 2014, 12:49 am
  44. Pak Dahlan Iskan yang selalu bersemangat, tolong dong perhatikan juga pembangunan fasilitas umum untuk pengguna jasa Kereta Api, khususnya bagi yang muslim, yaitu Musolla. Jika karena tidak cukup tempatnya, sehingga menyebabkan orang tidak bisa solat pada waktunya di stasiun, dan berakibat dosa, saya khawatir dosa itu akan menciprat ke yang bertanggung jawab pada penyedia pelayanan itu. termasuk ke Abah Dahlan Iskan. semoga menjadi perhatian.

    Ini link sebagian keluhan penumpang KA karena sangat super sempit sekali musolla di Stasiun Manggarai:
    http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/14/10/01/ncqtgl-antre-sholat-di-manggarai-muslimah-ini-kirim-surat-terbuka-untuk-dirut-kai

    Posted by Ibnu Alwan | 10 Oktober 2014, 2:36 am
  45. hhmmmmm……………………hanya menahan rasa saja melihat kenyataan orang seperti pak Dahlan tak bisa menjadi presiden!! salah satu kekecewaan terbesar dalam hidup saya adalah, ketika peluang Pak Dahlan untuk capres tidak ada sama sekali, mudah2 Tuhan yg Maha Tahu itu, tahu apa yg seharusnya untuk pak Dahlan n masyarakat INdonesia nantinya, saya akan selalu mendukung dan berjuang agar beliau bisa menjadi calon presiden dan jadi presiden (tp kembali lagi pada niat pak Dahlan, masih apa atw tidak?)

    Posted by wawan iswandi | 11 Oktober 2014, 1:24 pm
  46. mudah-mudahan tidak pertanda buruk….pak dahlan pasti masih akan berfikir bagaimana cara memajukan bangsa dan tanah air tercinta…meski tidak jadi menteri…tapi tak apalah..karena abah adalah the real president ku …yg pasti sampai kapanpun juga .. sampai ada orang yang juga bisa berbuat hal sama bahkan lebih baik dari pak dahlan…semoga ALLAH SWT memberikan rahmat serta hidayah Nya kepada kita semua…

    Posted by suhardi | 11 Oktober 2014, 6:14 pm
  47. Reblogged this on arielogis and commented:
    Pelabuhan Malahayati krueng raya Aceh Besar bisa dioptimalkan sebagai gerbang selat malaka…

    Posted by arielkahhari | 11 Oktober 2014, 11:30 pm
  48. Yth . Pak Dahlan Iskan
    Jika diperkenankan, saya ingin menyampaikan keluhan terkait bandara Bali di masa jabatan Bapak yg tinggal menghitung hari. Tidak masalah saya pikir, setidaknya saya akan merasa tenang telah mengeluh pd orang yg saya percaya.
    Bandara Bali saat ini memeng mentereng Pak. Tp kurang ramah bagi pengendara motor spt saya. Parkir VIP di dlm gedung, posisinya jauh dr bangunan utama. Troli tidak bisa sampe d area ini. Kalo mau parkir yg lbh dkt k bangunan utama, msh terbuka…kendaraan bertemankan panas atau hujan.
    Kadangvjd merasa dianaktirikan keyika

    Posted by suksesi | 18 Oktober 2014, 8:51 am
    • Wahh maaf keputus ketika bermaksud mengedit tulisan.
      *kadang merasa dianaktirikan ketika melihat mobil bisa melintas di dlm bandara. Turun di depan pintu terminal. Kalaupun jalan, paling 100 meter aja.
      Demikian keluhan saya. Smg ke depan ada perbaikan. Jk skrg spt itu, hanya krn ‘belum waktunya saja’ sebab mmg saya lihat pembangunan msh terus berjalan.
      Terimakasih

      Posted by suksesi | 18 Oktober 2014, 8:58 am
  49. Ayo kita kembangkan BATIK PAPUA, BATIK BEKASI dan jaga kelestarian RAJA AMPAT

    kembangkan Batik Papua-Batik Bekasi & Jaga Kelestarian Raja Ampat

    Pencipta Ide Awal Motif Batik Bekasi

    Posted by eddysuwantoro | 21 Oktober 2014, 2:39 pm
  50. ….meski masih byk juga yg tidak menyukai Pak DI (dan itu wajar…pro kontra pasti slalu ada)…tp saya merasa BUMN bergerak ke arah yg lebih baik di era ke-CEO-an Pak DI…..moga Bu Rini dpt sebaik Pak DI (atau lebih..krn telah mdapat pondasi dr Pak DI) dan tdk tersandera dg “masa lalu”……

    Posted by Prihartanto | 28 Oktober 2014, 10:34 am
  51. saya mohon walo Bapak tidak jadi menteri, mohon Pak Dahlan tetap menulis…. krn tulisan Bapak akan menginspirasi dan membakar smangat smua rakyat Indonesia yg mau kerja, kerja dan kerja untuk lebih baik dan maju

    Posted by supana_duplex@yahoo.com | 14 November 2014, 7:17 pm
  52. Pandangan pak jokowi terhalang apa ya..figur pak dahlan yg bertabur prestasi sampai gak masuk nominasi menteri..

    Posted by waloejo | 30 November 2014, 5:30 pm
  53. right kerja keras,ikhlas & cerdas

    Posted by titin kartini | 7 September 2015, 12:00 pm

Tinggalkan komentar