>>
Anda sedang membaca ...
Catatan Dahlan Iskan, Manufacturing Hope

Pilihan baru: Live TV subsidi atau e-BBM

Minggu, 1 April 2012
Manufacturing Hope 20

Meski DPR sudah memberikan izin dengan ketentuan tertentu untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), pemerintah tidak akan begitu saja menaikkannya.

Demikian juga, meski DPR sudah menaikkan plafon subsidi BBM dari Rp123 triliun ke Rp137 triliun, kami masih terus berdebar apakah nilai tersebut cukup untuk pengadaan BBM bersubsidi sampai akhir Desember 2012.

Jangan-jangan pertengkaran antara Presiden Obama dan Iran terus meningkat, sehingga harga minyak mentah dunia terus membumbung. Akibatnya angka subsidi yang sudah sebesar “gajah bengkak” itu masih belum cukup.

Maka sambil memikirkan apakah harus menaikkan harga BBM atau melakukan konversi ke gas, atau melakukan pembatasan, atau cara-cara lainnya, sebaiknya kami memperbanyak doa: semoga Obama segera mencium pipi Ayatullah Khamenei. Semoga AS segera rukun dengan Iran.

Semoga Obama segera mencabut ancamannya menyerang Iran. Dan Iran mencabut ancamannya menutup Selat Hormuz yang menjadi pintu keluar minyak mentah dari Arab Saudi, Kuwait, Emirat, Bahrain, Qatar, Irak, dan Iran sendiri itu.

BUMN sendiri akan mengajukan usul kalau saja pemerintah memutuskan melakukan pembatasan BBM. Caranya sangat modern, tepat guna dan sulit dimanupilasi oleh yang tidak berhak. Basisnya menggunakan teknologi informasi yang canggih.

Selama ini, ide pembatasan BBM sulit dilaksanakan karena caranya dirancang sangat tradisional yang sulit dikontrol. Misalnya menggunakan stiker. Mobil-mobil yang layak disubsidi ditempeli stiker. Rasanya memang akan banyak persoalan dengan cara ini.

Yang BUMN akan usulkan adalah: setiap mobil yang layak disubsidi dipasangi peralatan elektronik untuk kartu e-BBM. Para pemilik mobil bisa meminta peralatan tersebut dengan cara menunjukkan BPKB dan kartu tanda penduduk (KTP). Data pokok dimasukkan dalam e-BBM.

Misalnya berapa cc mobil tersebut, tahun berapa, dan siapa pemiliknya. Dan yang paling penting: kartu itu akan memuat data berapa jatah BBM bersubsidi yang pantas diberikan kepadanya. Misalnya 300 liter per bulan untuk mobil kelas 1.300 cc.

Peralatan ini ditaruh di “dashboard” mobil untuk memudahkan nanti kalau mau mengisi bensin. Di setiap SPBU akan dilengkapi mesin “reader” yang bisa membaca kartu e-BBM. Kalau Anda ingin membeli bensin bersubsidi, Anda tinggal menyerahkan kartu e-BBM. Petugas SPBU memasukkan e-BBM ke reader.

Saat itulah diketahui apakah Anda layak menerima subsidi. Kalau pun layak, masih akan terbaca apakah jatah BBM bersubsidi Anda bulan ini masih berapa liter.

Yang tidak memiliki kartu ini, dan yang jatah subsidi bulanannya sudah habis, harus membayar BBM dengan harga lebih tinggi. Masih disubsidi juga, tapi subsidinya lebih kecil.

Salah satu BUMN yang selama ini bergerak di bidang elektronik akan mampu memproduksi dan menyediakan alat ini. Tentu bekerja sama dengan pemili teknologi yang sudah terbukti andal. Teknologi ini sudah dipakai dengan sukses di Afrika Selatan, Chili, Venezuela, Columbia, dan beberapa negara Amerika Latin.

Memang kira-kira diperlukan dana sekitar Rp4 triliun untuk sekitar 6 juta mobil yang layak disubsidi. Yakni mobil yang cc-nya 1.300 ke bawah, mobil angkutan umum, dan terserah mobil yang seperti apa lagi. Penghematan subsidinya bisa Rp30 triliun. Dan yang penting: subsidi bisa benar-benar tepat sasaran.

Pengerjaannya juga lebih sederhana dibanding konversi gas yang biayanya lebih mahal. Belum lagi, perasaan pemilik mobil yang juga lebih nyaman.

Selama ini, kalau saja diumumkan secara terbuka dan menggunakan layar digital mengenai berapa subsidi yang diberikan kepada pemilik mobil, bisa-bisa akan jadi tontotan tukang bakso yang menarik.

Coba saja setiap mobil yang masuk SPBU ditayangkan secara “live di TV”. Setiap selesai isi bensin langsung ditayangkan mobil tersebut menerima subsidi berapa ratus ribu rupiah dari pemerintah.

Katakanlah ada mobil sedan Toyota Altis (1.800 cc) masuk SPBU. Setelah mengisi bensin dengan penuh, langsung ditayangkan bahwa pemilik mobil tersebut baru saja menerima subsidi dari pemerintah sebesar Rp120.000.

Pasti para pedagang bakso, mie dorong, dan para penganggur akan asyik menonton “live TV”. Mereka akan bergerombol di depan TV melihat dan menghitung deretan mobil yang masuk SPBU. Dengan asyiknya mereka menyaksikan para pemilik mobil tersebut masing-masing mendapat bantuan berapa ratus ribu rupiah dari pemerintah.

Mereka akan asyik bergerombol menonton “live TV” sambil membayangkan begitu mudah orang mendapat bantuan pemerintah sebesar Rp120.000 hanya dengan syarat harus memiliki mobil Toyota Altis. Sedang dirinya yang hanya bisa berjualan bakso dan nasi goreng dorong, tidak bisa mendapat bantuan seperti itu hanya karena tidak memiliki sedan Toyota Altis.

Meski mereka itu penjual bakso, nasi goreng, mie dorong, pedagang sayur keliling, dan para penganggur tapi mereka bukan orang bodoh. Mereka bisa berhitung. Mereka juga akan menonton “live TV” sambil mengingat (niteni) berapa kali sebulan Toyota Altis tersebut masuk SPBU.

Mereka pun bisa berhitung bahwa pemilik sedan Toyota Altis atau pemilik mobil apa pun yang sejenis menerima bantuan pemerintah melalui subsidi BBM sebesar Rp480.000/bulan. Alias menerima bantuan pemerintah Rp 5.000.000/tahun!

Kalau saja setiap mobil yang masuk SPBU disiarkan “live TV” dan diperlihatkan nomor mobilnya lalu disebutkan bahwa mobil ini telah menerima bantuan pemerintah Rp5 juta/tahun, maka rasanya tidak akan ada tontotan yang ratingnya lebih tinggi dari “live show” ini. Orang-orang miskin akan asyik menonton untuk memimpikan sesuatu dan mimpi itu adalah hiburan satu-satunya bagi mereka.

Maka setelah heboh-heboh BBM berlalu kita punya waktu untuk memilih: akan menyelenggarakan program “live TV”, atau melakukan pembatasan, atau konversi ke gas, atau menaikkan harga BBM.

Atau cara yang lain lagi yang belum terpikirkan. Tentu bicara terus juga tidak ada hasil nyatanya. Sambil menunggu pilihan yang tepat, saya tetap akan meminta salah satu BUMN untuk menyiapkan diri: siapa tahu pembatasan BBM model e-BBM tadi bisa dipilih.

Dengan sekali pengeluaran Rp4 triliun bisa menghemat sedikitnya Rp30 triliun/tahun.

Tentu, jangan lupa Putra Petir.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah memanggil rektor-rektor universitas besar untuk mempersiapkan mobil listrik nasional ini. Para rektor itu (Rektor UGM, Rektor ITS, Rektor UI, dan Rektor ITB) secara mengejutkan menyampaikan kepada Presiden bahwa konsep mobil listrik nasional ini sudah terwujud.

Presiden tidak menyangka kalau para rektor begitu antusias dan begitu konkret menyambut gagasan mobil listrik nasional ini.

Gerakan mobil listrik kini memang menggema di seluruh dunia. Bahkan harian New York Times dan International Herald Tribune edisi bulan lalu mengulasnya secara panjang. Kepercayaan masyarakat juga sudah tinggi.

Terbukti konsumen di Amerika Serikat sudah antre menaruh uang muka untuk membeli mobil listrik ke salah satu perusahaan pioneer di sana.

Obama memang serius dalam program pengurangan ketergantuangan kepada minyak. Apakah ini juga pertanda dia tidak akan mau mencium pipi Ayatullah Khamenei? Dan kita terus tersikasa BBM karenanya?.(*)

Dahlan Iskan
Menteri BUMN

Diskusi

439 respons untuk ‘Pilihan baru: Live TV subsidi atau e-BBM

  1. Semoga Indonesia semakin jaya…amin.

    Gerakan mencari pemimpin Indonesia yang tidak haus kekuasaan, tidak haus harta karena semua sudah ada. Pekerja keras amanah dan memegang janji. Sehingga bisa fokus mengurus rakyat. Dahlan iskan tidak punya partai, inilah gerakan mendukung Dahlan Iskan untuk Presiden, setidaknya ada calon alternatif yang bisa membawa Indonesia kedepan dan lebih baik.

    http://www.facebook.com/groups/dahlaniskangroup/

    Posted by hapsari | 2 April 2012, 4:38 am
    • siap!!!!!

      Posted by muh mundir | 2 April 2012, 7:33 am
      • Siap !!!!! Mau nambahin ide Pak Dahlan,

        RE-BRANDING PREMIUM :

        Premium dibagi menjadi 2 yakni :
        1. Premium Asli Tanpa Tambahan Apa-Apa Di-branding menjadi ‘BENSIN MISKIN’ dijual dgn harga skrg Rp 4,500
        Bentuk Mesin : Kumuh, Tanpa Embel-Embel Apapun, Dipakai Label “BENSIN MISKIN”
        Target : Mobil Angkot, Mobil Logistik, Dll.
        2. Premium Ditambah Booster & Adiktif Lain Di-branding menjadi ‘PREMIUM-S’ dijual dgn harga Rp 6,000 / hrg pasar
        Bentuk Mesin : Lebih baik dari mesin BENSIN MISKIN namun tidak lebih baik dibandingkan PERTAMAX
        Target : Mobil Pribadi Non Mewah.

        Makanisme ini bisa diterapkan secara cepat, 1 tangki bensin premium di SPBU dijadikan sebg bensin miskin ( yg dijadikan sebaiknya yg tangki BBM motor karena lokasinya jauh dan kumuh ). Sementara tangki BBM yg ditengah dijadikan tangki bensin PREMIUM-S.

        Orang yg mau membeli Bensin Miskin pasti akan berpikir 2 kali karena :
        1. GENGSI
        2. BARANG MURAH PASTI NGANTRI
        3. MUTU BARANG SEAKAN-AKAN BURUK WALAUPUN BAIK ( EFEK BRANDING )
        4. Dst.

        Moga-Moga Berguna

        Posted by Darko Rahman | 4 April 2012, 8:54 am
        • Kok repot banget sih?

          Posted by sunantoro | 5 April 2012, 6:32 am
          • kok males sih?

            Posted by tony eka | 6 April 2012, 1:32 am
          • (1) Ga repot kok.. Memang cara kerja branding seperti itu.. Anda bisa hitung ada berapa jenis sabun muka Biore: Ada biore utk cowok: Biore men (bright, black, dsb) lalu Biore utk cewek: biore skin special (ada sekitar 5 jenis, dg corak kemasan yg berbeda2).. Kalo sedang jalan2 di supermarket coba anda cek komposisinya, paling cm beda 1 atau 2 unsur. Kenapa unilever mau repot2??
            Lalu indofood, mereka punya 3 brand mi instan: Indomie, Supermie, & Sarimi.. Cek komposisinya.. Hampir SAMA. Kenapa repot2?? Satu brand aja beres kan?

            Hanya saja kritik saya utk usulan mas Darto: menggunakan brand “Bensin Miskin” saya rasa kurang tepat. Dengan brand Premium Subsidi saja saya rasa sudah cukup dan tidak terlalu ofensif.
            Pemakaian brand Premium Subsidi akan semakin efektif jika ide Pak DI bisa diwujudkan. Jika setiap mesin Premium Subsidi dipasangi alat yang menampilkan informasi subsidi yg diterima oleh konsumen setiap kali mesin digunakan, pasti konsumen dari kalangan berkecukupan akan merasa risih dengan papan informasi digital tersebut dan perlahan mulai beralih ke premium non subsidi (atau premium dg porsi subsidi lebih kecil).

            (2) @Pak DI: Saya rasa dengan stiker juga bisa kok, asal semua pihak (pemerintah) mendukung dengan baik program itu. Misalnya, kepolisian diberikan hak untuk melakukan razia rutin terhadap mobil2 berstiker (bebarengan dg razia kelengkapan kendaraan) dan menerapkan tindakan tegas bagi mobil ber-cc tinggi tapi ternyata memiliki stiker.

            Posted by Dhanang Rah Wibowo | 8 April 2012, 11:54 pm
        • ga repot ah, menurut saya ini ide bagus loh. orang Indonesia kan terkenal gengsian 😛 asal kita kompakin kalo ada yg nyeleweng kita ketawain bareng2, kita hina bareng2 😀

          Posted by lightbreath | 6 April 2012, 9:30 pm
          • Yang gak mau mengikuti arus “angin perubahan” digebukin aja rame-rame… gimana? 🙂

            Posted by Patih Gajah Mada | 8 April 2012, 12:12 pm
          • re-branding produk-produk premium kita yah? bagus nih. asal ga mahal di biaya promosi aja. di jakarta, naik jadi 10.200 aja udah pada pindah ke SPBU asing.. di jakarta kan udah keq komoditi aja itu BBM 😀

            komoditi=cari yg paling murah!

            Posted by ikhwanalim | 9 April 2012, 8:44 pm
        • Hemhh…boleh juga ide ini :-)…Mulai pintu masuk SPBU dipasang tuh baliho gede-gede kriteria BBM yang dijual..

          Terus di setiap tempat pengisian BBM nya juga dipasang kriteria tersebut…kalo masih bebal juga..anggap aja mereka buta huruf…kaya-kaya kok buta huruf he..he..

          Posted by nutami | 8 April 2012, 6:50 pm
        • setuju juga…orang indonesia masih mementingkan gengsi…boleh dicoba

          Posted by fredy | 10 April 2012, 8:28 am
        • bisa juga, bukan bensin tapi KEREMIUM saja 😀

          http://remcakram.wordpress.com/2011/05/10/keremium/

          Posted by jahe | 10 April 2012, 11:24 am
        • Terimakasih Pak Dahlan dan rekan2 atas ide2nya,
          Sangat setuju dengan Ide diatas khususnya, saya pikir sebaiknya dijadikan saja Premium-S semuanya dan harganya menjadi harga keekonomian pasar (sktr 7500/ltr) shg mendorong gerakan nasional penghematan BBM dan turut mengurangi kemacetan lalulintas, supaya (kasian kan) orang2 yg ‘mampu beli mobil’ kalo stp hari hrs menyumbang ‘sedikit lebih besar’ (utk Negara dan rakyat pd akhirnya), shg mau ga mau harus beralih ketransportasi umum atw naik motor/ojek (sekaligus membuka lapangan kerja baru bagi pengojek2 baru),
          Bayangkan efek berantai positifnya, terlebih jika parkir2 resmi mobil dikota2 besar khususnya jakarta di naikkan sesuai dengan pajak penggunaan barang mewah, seperti tahun 70-an dimana semangkuk bakso Rp50 tapi parkir bisa Rp100,
          Tentu sesuai dengan hukum alam akan mempercepat konversi ke BBG (Rp6000/ltr setara BBM) dan penelitian anak2 negri utk menemukan dan mengimplementasikan kendaraan irit BBM,
          Bayangkan betapa kuat dan majunya Indonesia jika ini semua menjadi kenyataan,
          DPR hanya berwenang sebagai partner pemerintah dalam monitoring pelaksanaan kebijakan energi nasional dengan tdk ikut2an mengatur permasalahan implementasi kebijakan energi nasional,
          Bravo Indonesia jangan takut perubahan

          Posted by Hadi | 1 Mei 2012, 3:50 pm
      • Dear Teman-teman,

        Ini ada link tentang sosialisasi pemerintah tentang subsidi BBM, sebagai bahan ilmu dan pemahaman. Saya dapatkan link ini di milist Migas Indonesia. Silahkan disimak :

        http://sosialisasi-bbm.wapresri.go.id/

        Salam hormat untuk DIS Mania seluruh Indonesia
        Bonzo – Jakarta

        Posted by bonzo | 7 April 2012, 4:24 pm
    • Pak Dahlan, saran saya : Program harus dimulai dari manufacturing mobilnya.
      1.Mobil yg dikhususkan utk angkutan umum ( bus, minibus ) serta mobil yg dikhususkan utk logistik barang ( truck, van ) diharuskan menggunakan bahan bakar solar. Sementara mobil bersifat pribadi menggunakan bahan bakar minimal premium.
      2.Dibuatkan bengkel khusus yg disubsidi pemerintah utk mengganti mesin-mesin yg bersifat transportasi publik dan logistik barang menjadi berbahan bakar solar / gas.

      Dengan mekanisme peralihan tsb, maka tidak ada alasan pengusaha u menaikkan harga-harga dengan dalih kenaikan harga pokok barang yg didalamnya termasuk logistik barang dan biaya transportasi. Karena selama ini yg ditolak rakyat terutama rakyat miskin adalah kenaikan harga barang-barang pokok dan biaya transportasi umum, bukan pada kenaikan BBM nya. Jikalau semua angkutan umum dan kendaraan logistik barang telah diubah. Maka tidak ada alasan utk melepas premium di harga pasar. Sedangkan solar di subsidi oleh pemerintah.

      Kendaraan pribadi yg pake solar gimana ? Bisa dibatasi atau bahkan dikenakan kewajiban ganti mesin ke premium. Kalo kendaraan pribadi premium mau pake solar gimana ? Nggak mungkin, mau rusak mobil premium pake solar.

      Tentang E-BBM. Aplikasikan dulu di Jakarta , Pak. Sistem di kota Jakarta sdh memungkinkan utk reader semacam yg bapak bilang. Kalau daerah lain bisa menunggu, karena Jakarta merupakan kota di Indonesia yg merupakan pengkonsumsi BBM terbesar.

      Posted by Darko Rahman | 2 April 2012, 7:40 am
    • idenya bagus bsa menghemat biaya,maaf pak tapi kalau soal yang pakai kartu itu bsa dipalsukan oleh oknum-oknum tertentu.
      pajak,penerima blt,dll saja bisa diselewengkan.
      itu saja pak dahlan, terima kasih.

      Posted by heri | 2 April 2012, 8:35 pm
      • Kalau masalah oknum saya pikir dengan metoda apapun oknum itu pasti akan menemukan cara bagaimana mengakali system, seperti halnya masalah virus komputer, bagaimanapun cara blocking virus, toh ada saja celah yang bisa dimanfaatkan si virus untuk mengganas.
        Yang perlu kita pikirkan sekarang apakah pemikiran pak DIS ini applicable nggak? Kalau dari sisi return kayaknya feasible, cost 4 trilyun tapi bisa saving 30 trilyun, nah sekarang infrastrukturnya memungkinkan untuk itu nggak, karena di Indonesia ini kan infrastruktur jaringannya jelek banget.

        Posted by Tanu | 3 April 2012, 8:44 am
      • ternyata idenya mas Heri lebih cerdik

        Posted by Tri Tjahjantono | 4 April 2012, 8:19 am
      • dh

        1. Penyelewengan bisa diperkecil dengan penggunaan sistem yang real time. semua spbu di monitor secara real time. infrastruktur mudah, apalagi di jabotabek ,

        2. Pengawasan oleh badan yang kerjanya seperti PPATK, atau oleh swasta saja, pakai kontrak, kalo bisa monitoring dikerjakan oleh lebih dari satu perusahaan

        3. Pembuatan program monitoring harus betul, kalo bisa disertifikasi software dan pembuatnya nya.

        4. Jangka panjang nya tetap harus ada konversi ke energi lain,( ini yang susah, kita itu bangsa pelupa atau suka melupakan ).

        jadi bagusnya buat bersaman dgn skema konversi energi, jadi setelah konversi energi selesai. E-BBM adalah pelengkap untuk pengamanan energi.karena masih banyak yang belum ada ide untuk konversi ennergi seperti milter dan penerbangan

        dst

        masalahnya
        1. Akan ada lahan baru buat pengecer di luar area termonitor
        ambili dari luar bawa ke dalam ( pemerataan bukan ??) atau malah lapangan kerja dan perusahaan baru untuk ini..?

        2. Spbu non subsidi akan menjamur di daerah perbatasan.

        3. Mobil jakarta tinggal diluar jakarta, dan mereka isi diluar jakarta saat dari rumah . bukan di jakarta.. batasan area akan melebar sampai mana..
        kalo statistik kecil mungkin bisa di abaikan parameter ini.

        dst

        salam

        Posted by hesss | 6 April 2012, 12:43 am
    • Pengunaan IT, e-BBM paling tepat untuk mengontrol subsidi BBM. Memang masih banyak kendala antara lain karena luasnya wilayah negara kita, masalah koneksi jaringan, SPBU nakal, aparat atau petugas nakal, reader kartu e-BBM sengaja dirusak dan lain-lain, semuanya pasti ada solusinya…t

      Posted by bayu wega parahita | 2 April 2012, 9:11 pm
      • Mas BAYU WEGA PARAHITA saran saya yuk mulai sekarang kita tidak lagi menggunakan istilah “NAKAL” tetapi pake kata “JAHAT”. Kenapa ya karakter orang Indonesia suka sekali menggunakan bahasa yang diper-lembut, bukan apa adanya. Kata “Nakal” kira-kira kita gunakan untuk anak kecil yang masih polos (innocent), kalo mereka khan bukan “NAKAL” lagi tapi “JAHAT”.

        Kepada media massa, tolonglah stop menggunakan istilah-istilah yang diper-lembut, gunakanlah bahasa apa adanya. Jadi mulai sekarang kita menyebut :

        Koruptor = Oknum/Aparat/Petugas JAHAT bukan NAKAL.
        Oknum PNS/Polisi Jahat bukannya Oknum PNS/Polisi Nakal.
        Oknum DPR Jahat bukanya Oknum DPR Nakal.
        SPBU Jahat bukannya SPBU Nakal.

        Mari kita ajari orang-orang disekeliling kita, bahwa kelakuan/tindakan itu bukan “NAKAL”, tapi itu “JAHAT”.

        Mencoba sedikit merubah wajah INDONESIA tercinta.

        Salam hormat untuk DIZ Mania seluruh Indonesia.

        Bonzo – Jakarta

        Posted by bonzo | 3 April 2012, 4:36 pm
        • whehehehehe…
          Kereen komentar Mas Bonzo

          Kalau mencuri kue dari toples milik ibu, itu namanya Nakal…
          Kalau mencuri kue dari toples milik tetangga di rumah tetangga pada malam hari saat tetangga sedang tidur dengan cara mencongkel pintu masuk rumah tetangga, itu namanya Jahat…
          Kalau oknum yang mencuri “kue” milik rakyat, itu namanya Bajingan…

          Posted by M. Erick Antariksa | 3 April 2012, 11:56 pm
          • hehehehe…. bener bang.

            Posted by bonzo | 4 April 2012, 10:58 am
          • Bajingan jahat?

            Posted by sunantoro | 5 April 2012, 7:00 am
          • setuju semua yg salah buat dia malu….aparat jahat, dpr jahat dst, WTS/WPS juga ganti kita sebut pelacur, dpr yg memperdagangkan diri kt sebut dpr pelacur….apalagi ya…peace lah

            Posted by yana | 6 April 2012, 9:53 pm
    • … dan memegang janji , pernah janji apa ?

      Posted by tono | 4 April 2012, 8:14 am
    • Simalakama BBM yang membuat semua sendi kehidupan orang Indonesia terkuras. Kerusuhan dimana-mana. spekulan dimana-mana. carut marut ini bangsa.
      Ketika mendengar hasil dari Senayan, ternyata Indonesia kita milik partai politik dengan segala kepentingan yang sangat memuakkan. Masyarakat dijadikan tameng cantik untuk mengejar popularitas menuju panggung 2014.
      Jadi atau tidak jadi “naik” jadi komoditas yang sangat cantik. Rakyat hanya melongo mendengar semua komentar para orang pintar negerinya.
      Semoga kita cepat keluar dari keterpurukan ini.

      “SEMOGA ADA TEKNOLOGI YANG BISA MENG-KLONING PAK DIS MENJADI BANYAK AGAR KETERPURUKAN INI CEPAT BERLALU”

      Posted by igun80 | 5 April 2012, 1:44 pm
    • Menurut sy yg plg realistis & cepat implementasinya adalah pembatasan jumlah dispenser disetiap SPBU, dimana setiap SPBU hanya diijinkan memiliki 1 dispenser premium sehingga mobil pribadi akan berfikir berkali2 untuk antri bersama-sama angkot & motor

      Posted by Rachman | 6 April 2012, 8:59 pm
    • Setuju usul Pak Dahlan, dan sebaiknya implementasi UUD45-Pasal 33 Ayat 3 mulai lebih diwujudkan dengan benar untuk kepentingan rakyat indonesia (bukan hanya masyarakat pemilik kendaraan bermotor) secara adil.

      Jadi jika lingkup untuk transportasi, maka semua kendaraan umum (plat kuning) berhak dapat subsidi, termasuk tukang ojek (jika plat nomor diganti kuning) dengan sistem pengendalian berbasis TIK. Perbankan dan perusahaan telekomunikasi nasional saja sudah mampu mengendalikan saldo berbasis PIN, saya kira nomor polisi kend. bermotor (KB) bisa digunakan juga, termasuk pemasangan RFID pada kendaraan tsb.

      Saya percaya Pertamina memiliki kapasitas untuk mengendalikan sistem penjatahan BBM secara nasional, dengan bantuan role model dari kalangan pemerintah, universiti dan stakeholder lainnya, melalui implementasi seperti :

      – pengadaan kend. bermotor (KB) pemerintah berbasis hybrid sebelum diharuskan beli full electric car/motor;

      – lingkungan perkantoran, kampus dan rumah sakit bebas BBM, kecuali untuk kendaraan umum/ambulans dan sejenisnya (untuk pelayanan umum) boleh masuk, hal ini juga sejalan dengan larangan merokok di tempat-tempat tersebut.

      – isentif bagi daerah yang menerapkan green city dan para pemakai green vehicle;

      – pemerintah mewajibkan perush. otomotif di indonesia selambatnya dalam 5 tahun ke depan produksinya harus berbasis bio fuel atau electric, jika produksi untuk KB umum berbasis BBM harus memenuhi standar konsumsi minimum (km/liter) yang sesuai dengan ketentuan pemerintah. Ketentuan/standar seperti ini masih kurang/belum ada hingga saat ini.

      – Iklan KB (terutama motor/mobil penumpang) berbasis kecepatan DILARANG, tetapi harus berbasis konsumsi BBM (km/liter), sehingga secara tidak langsung mendorong ketertiban berlalu lintas, bukan adu kecepatan dan besar cc. Kalau adu kecepatan disediakan sirkuit dan event khusus.

      – Kasihanilah para penduduk desa/kota yang tidak punya kend. bermotor, mereka harusnya yang dapat tunjangan konsumsi BBM, karena mereka memberikan haknya kepada para pemilik KB yang notabene penyerap kekayaan alam indonesia sejati, sungguh ironis mereka yang tidak memiliki KB harus membayar biaya transport lebih mahal dan menghabiskan waktu tempuh lebih lama dengan kendaraan umum, dibandingkan dengan pemilik KB yang secara sadar/tidak sadar memanfaatkan kekayaan alam indonesia secara sepihak dengan mendapatkan subsidi.

      Posted by harddw278 | 7 April 2012, 1:47 am
    • Mohon maaf, saya tidak tahu harus menghubungi Anda kemana Pak,
      Saya mau laoprkan tentang pembangunan tower PAL TV di Palembang yang nota bene grupnya jawa pos yang berarti milik Anda.
      Pembangunan tower tersebut meneurut saya menyalahi AMDAL pak, jarak dari bangunan terdekat (Sekolah dan rumah) hanya 5 meter sedangkan berdasarkan AMDAL tower dengan tinggi 45 meter itu harusnya jarak dengan bangunan terdekat 15 meter.
      Yang saya khawatir kok bisa ya TOWER PAL TV tersebut berdiri?????
      Padahal Anda selalu menyuarakan kejujuran, membela kepentingan rakyat????
      Pak, anda tidak tahu???? pura2 tidak tahu??? atau anak buah anda yang keblinger???
      saya punya foto2nya, kalau anda mau saya akan kirimkan pada anda foto2nya pak
      tapi tolong lah di respon laporan saya ini, saya sudah coba hubungi anda melalui akun twwitter anda tapi tak ada tanggapan sama sekali????

      Posted by Chandra (@05ichan) | 10 April 2012, 2:29 pm
    • saya sempat punya ide, tapi ternyata sudah dijadikan wacana
      Bagaimana kalau Pemerintah, Kepolisian, dan Pertamina saling beritegrasi dengan menggunakan Teknologi komputer yang lebih maju lagi ( walau sekarang sudah menggunakan IT, namun menurut saya masih sangat tidak optimal ).

      Misalnya:
      – Kita sudah mengetahui kalau kendaraan bermotor jenis apapun sekarang ini wajib memiliki kelengkapan surat( STNK & BPKB ), artinya data kendaraan ( nama pemilik, Jenis kendaraan, Pajak, Kapasitas kendaraan, tahun pembuatan, dan keterangan lainnya tersimpan di dokumen Kepolisian kota/region setempat tempat kendaraan terdaftar )

      – Dari database yang ada di kepolisian itu, pemerintah bisa mencanangkan metode baru dalam pendistribusian bahan bakar, terutama bahan bakar bersubsidi agar lebih tepat sasaran, yaitu dengan semua pemilik kendaraan diwajibkan memperbaharui kelengkapan surat dengan tambahan setiap kendaraan bermotor diberi ( Barcode, magnetic ID, atau sejenisnya ) dimana setiap kendaraan harus memilikinya karena jika tidak, maka kendaraan yang tidak memiliki Barcode/sejenisnya tadi tidak dapat melakukan pengisiian bahan bakar di SPBU manapun.

      – Dari syarat baru di atas, maka pemerintah juga berintegrasi dengan pihak pertamina beserta pelanggan SPBU-nya, dimana setiap SPBU juga harus menambahkan alat berupa Barcode reader atau sejenisnya di setiap mesin pengisian. dengan demikian, setiap kali pemilik kendaraan bermotor akan mengisi bahan bakarnya, maka barcode harus dibaca dulu oleh alat tadi agar mesin bisa ter-unlock, dan tidak hanya itu, dengan membaca barcode di setiap kendaraan, maka kendaraan memiliki spefikasi masing2, mana yang boleh mengisi premium, mana yang harus mengisi Pertamak atau bahan bakar diatas premium.

      – Dengan demikian, pengintegrasian data antara Kepolisian, Pemerintah, Pertamina, Dan SPBU harus baik, bisa terhubung secara online, atau update data setiap minggu bila ada kendaraan baru, dimana data dikirim dari kepolisian, pemerintah, dan Pertamina( SPBU ).

      – Dan juga tentunya didukung software yang mampu menghandle kebutuhan dari Ide di atas.

      Semoga sumbangan ide ini bisa membantu Negara ini untuk bergerak lebih maju dan jaya, agar sekiranya IT tidak hanya digunakan untuk berjejaring sosial atau membuka situs-situs yang kurang bermutu, melainkan juga bisa kita manfaatkan untuk membantu perkembangan jaman terutama di negeri kita ini.

      -salam- eugeniotejo@hotmail.com

      Posted by Eugenius Tejo | 14 April 2012, 11:18 am
    • Menghadapi kenaikan subsidi BBM, pemerintah perlu melakukan kebijakan yang tidak populer.
      Kalopun kenaikan BBM sulit dilaksanakan, namun bisa dilakukan pembatasan BBM.
      Langkah pertama : Pemerintah dan DPR bikin aturan pembatasan BBM, subsidi hanya untuk sepeda motor,
      angkutan umum, dan mobil dengan cc dibawah 1.300.
      Aturan untuk mobil dibawah 1.300cc dengan menunjukan STNK di SPBU (pengawasan dilakukan aktif oleh masyarakat dengan dapat melaporkan ke pihak berwenang jika ketahuan penyalahgunaan, penyalahgunaan dianggap kriminal).Ini pun diberlakukan hanya 2 tahun. Membiasakan pemilik mobil untuk malu (apalagi pemilik mobil yang tidak berhak akan diawasi masyarakat).
      Langkah kedua : Pada tahun ketiga, pemberlakuan subsidi hanya untuk sepeda motor dan kendaraan umum. Sebelum tahun ketiga, pemerintah menyiapkan transportasi umum yang layak.
      Usul ini menurut saya tidak perlu mengeluarkan biaya 4 triyun, tapi mengajak bangsa berbudaya.
      Salam HOPE

      Posted by eddy | 18 April 2012, 10:36 pm
  2. ide yg bagus dan hrs sgr diwujudkan

    Posted by Tri | 2 April 2012, 4:38 am
    • Kuncinya memang itu, kberanian take action.. dah mepet sisa waktunya.. dah numpuk tuh solusi di laci buat dikerjakan

      utk mencabut subsidi bbm dari orang kaya atau supaya subsidi tepat sasaran..
      # cara drajad wibowo dgn narik cukai bbm saat perpanjangan stnk
      http://www.analisadaily.com/news/read/2012/03/28/42615/cara_mencabut_subsidi_dari_orang_kaya_versi_dradjad_wibowo/#.T3jkgLst3bk
      # cara smart card
      Baik e-bbm model pak Dis.. ksih kuota per mobil
      Atau pake chipnya e-ktp.. jdi semua rakyat dpat kuota.. cuma yg gak punya mobil bisa ditukar jadi uang / jadi semcam blt..

      Klo yg livetv no komen.. org dah tipis rasa mlunya, trus ngapain mantengin tv liat org yg gak dikenal disubsidi, kurang kerjaan..

      Tpi bikin tepat sasatan itu cuma satu pr.. dan gak akan menyelesaikan masalah sakaw bbm ini.. yg hrus digeber adalah alternatif energi murah dan transportasi massal utk solusi jangka panhangnya..

      Belajar dari april mop kmarin.. pemerintah gagal mengkomunikasikan bahwa kta miskin bbm dan diambng krisis energi klo gak punya penggantinya disisa waktu ini.. msih ditopang ½nya dari produksi sendiri aza kmarin dah huru hara gitu.. gmn 12 taun lagi.. jumlah mobil 2.5 kali krena tiap taun tumbuh 10% sementara produksi gak ada dan ngandelin full impor yg harganya diluar kontrol dan tergantung gunjang ganjing.. ntah gmana ngamuknya rakyat saat itu yg sdang butuh/sakaw, yg biasanya nikmati bbm termahal dgn mudah dan punya ilusi bahwa harga bbm adalah konstan akibat buaian politisi saat ini.. pemerintah saat itu mungkin hrus naikin bbm bkan hanya 50 tp 500%, ntah harga atau inflasi kayak apa n chaosnya seperti apa.. mungkin gak hanya mahasiswa, rakyat jga turu smua bakar2an..

      Sbelum tu terjadi.. moga pak dis yg jdi bagian pemerintah saat ini bisa bisa numbihin sense of crisis energi dan proaktif utk antisipasi ini.. keep out d box, full gebrakan.. jaga kesehatan Pak

      Posted by agung.budi | 2 April 2012, 7:10 am
      • Naikin bbm memang pahit tpi kedepannya bkal lbih paittt lagi dan selamanya paitt klo gak diantisipasi..

        Memang perlu memantaskan harga bbm supaya energi alternatif lain masuk..
        Tpi sbelum kenikmatan rakyat dicabut.. pemerintah hrus kasih cabut dlu kenikmatnnya.. potong kemewahan pejabat n anggota dpr.. efesiensi pos2 anggaran yg gak perlu kek perjalanan dinas.. kuruskan birokrasi..
        Tunjukan itu dlu sebelum ngusik2 rakyat

        Posted by Yudi | 2 April 2012, 7:21 am
      • Menurut saya salah satu sebab kegagalan komunikasi pemerintah untuk menaikkan harga BBM adalah kesalahan SBY..

        Secara sopan santun menurut ilmu manusia kalau meminta sesuatu itu ya yang sopan menghadap langsung kepada yang dimintai… (Dalam hal ini DPR).
        Menjelaskan diawal … Bahwa kenaikan bbm adalah permintaan pemerintah… Dan kalo ada apa apa siap bertanggung jawab… ( Bersikap kesatria)…

        Karena acara sidang ini ditonton langsung oleh rakyat indonesia… Sehingga sekalian menjadi penjelasan publik…
        Salah satu contohnya adalah ketika mas obama batal ke indonesia karena harus menggolkan UU kesehatan AS.
        Seharusnya pemimpin memberi sikap/ contoh pemberani seperti ini..

        Apalagi ada pak dahlan iskan berada dalam pemerintahan SBY.. Jadi pandangan orang (minimal yang baca blog ini) sudah berubah sikapnya terhadap pemerintah. Saya yakin mungkin pak dahlan sudah mengingatkan masalah ini..

        Maka lain kali sebaiknya bapak presiden menghadap langsung ke DPR.. Jangan terkesan mencari citra, dan melempar ide tapi tidak berani menjalankan ide dengan segenap jiwa raga.

        Tapi ya wallahu alam. Semoga semua berubah menjadi lebih baik untuk negeri ini.. Amien

        Posted by bangkit | 5 April 2012, 4:28 am
        • sekedar menyanggah sedikit, bukankah Pemerintah, secara terbuka telah, menyatakan keinginannya dengan berbagai pertimbangan (baik melalui Menteri terkait, maupun penyampaian Langsung oleh Bapak Presiden yang sdh pula diliput oleh media ) untuk menaikkan, harga BBM, ………kalo hanya persoalan teknis, misalnya Presiden harus “bertamu” dan menghadap ke DPR saya rasa juga sdh dilakukan, dengan berbagai rapat dengar pendapat (harap diingat Menteri adalah perpanjangan tangan presiden secara teknis dan bertanggung jawab secara penuh)……

          Tata hubungan antara Presiden (sebagai Lembaga Negara) dengan lembaga negara yang lain misalnya: DPR, MA, MK, DPD bahkan MPR itu diatur dengan undang2 sendiri dan punya aturan main sendiri…., Jadi harap dibedakan posisi SBY sebagai Presiden dan SBY sebagai pribadi……, Hal menyangkut kebijakan yang mengatasnamakan Pemerintah, harus mengikuti tata aturan dan konstitusi….. bukan seperti datang dan bertamu secara pribadi…..

          Jadi jangan dicampur adukkan posisi seorang Presiden dan pribadi yang menjabat presiden…..

          Posted by Agus Wandy | 5 April 2012, 6:24 pm
      • SETUJU..!!!!!

        Posted by Eugenius Tejo | 14 April 2012, 11:19 am
  3. menegakkan akal sehat ya pak!

    Posted by syaif | 2 April 2012, 4:47 am
  4. idenya bagus pak. Tp untuk jangka panjang penyediaan angkutan umum yang lebih baik dan terjangkau wajib juga untuk di realisasikan. Agar kita bisa beralih dr kndaraan pribadi ke kendaraan umum.

    Posted by masjay | 2 April 2012, 4:50 am
  5. setuju live tv. kalau perlu yang mendapat subsidi paling banyak dikasih “award”

    Posted by ones | 2 April 2012, 4:55 am
    • Untuk yang live.tv ini saya kok kurang setuju ya, kenapa? Tujuannya kayaknya hanya untuk mempermalukan orang tapi nggak ada aturan jelas.
      Kalau memang ada batasan jelas, saya pikir yang memang harus pakai non bbm subsidi pasti akan banyak yang pindah ke bbm non subsidi, nah ini batasannya nggak jelas.
      Dari sisi lain, mengenai harga bbm non subsidi sendiri, shell masih bisa menjual dengan harga di bawah 10.000 untuk bbm setara pertamax, mengapa pertamina harus jual Rp. 10.200? Padahal dari sisi volume jelas pertamina menang banyak, shell paling cuma di tempat tertentu, tapi toh dengan jumlah yang sedikit dia masih bisa memberikan harga di bawah 10.000, kenapa pertamina nggak bisa?

      Posted by Tanu | 3 April 2012, 8:50 am
      • Live tv ini saya pikirnya hanya kiasan aja Pk, untuk membandingkan mereka yang mendapatkan subsidi karena punya mobil pribadi sedangkan yang lainnya hanya menonton saja karena tidak punya mobil, padahal kan yang selalu dikeluhakan ketika BBM naik adalah rakyak kecil (rakyat yang menonton tadi). Jadi disitu letak subsidinya tepat sasaran atau tidak. Karena secara umum logikanya orang yang punya mobil pribadi maka kemampuan ekonominya lebih baik dibandingkan yang tidak. (min kalo mau beli mobil sudah kepikiran akan beli BBMnya juga), sedangkan penonton tadi boro2 mau beli BBM mobilnya aja tidak ada. Jadi kira2 itu yang di maksud oleh Pk DI

        Posted by aa | 3 April 2012, 10:20 am
  6. Obama mencium pipi Ayatullah Khamenei… ahahaha… kuncinya di Israel bung..

    Ide Live TV dan e-BBM tak sepenuhnya hayalan modern,, aku yakin bung dis punya daya tawar.. setidaknya tulisan tadi telah ‘sangat’ menyentil pemilik altis.. hihihi

    btw, pekan ini memang putra petir mulai dikerjakan.. wah,,wah,, luar biasa,, salute

    Posted by san | 2 April 2012, 4:56 am
  7. Setuju mobil diatas 1.300 cc pakai steker untuk mendapatkan BBM, termasuk mobil anggota DPR yang tidak setuju BBM dinaikan he he

    Posted by Fajar | 2 April 2012, 5:09 am
  8. Luar biasa , Pak Dahlan selalu selangkah lebih maju. Yang lain baru ngomong beliau sudah dilaksanakan.

    Posted by Enzo | 2 April 2012, 5:09 am
  9. Setelah ramai-ramai melihat demo untuk tidak menaikan BBM oleh beberapa kalangan mahasiswa diberbagai daerah,,saya hanya punya satu ide mendasar,,

    yaitu : Dibuatkan jalur khusus di masing-masing SPBU atau hanya SPBU yang mewakili suatu daerah tertentu untuk mobil angkutan umum yang pembagiannya terkontrol supaya tidak memungkinkan adanya penimbunan melalui mobil angkutan umum. untuk pengontrolan bisa dilakukan seperti yang dikatakan pa Dis, tetapi hanya sebatas mobil angkutan umum saja. saya rasa ide saya tidak akan sampai menyentuh 4 triliun untuk merealisasikannya.
    toch, sekarang masing-masing SPBU minimal punya 6 jalur pengisian,,
    saya percaya yang memiliki mobil avanza atau xenia dan sejenisnya pasti saat ini mampu untuk membeli BBM dengan harga 6.000 per liter, apalagi pemilik toyota altis, dan menurut saya,,mending beli premium 6.000 perliter untuk pemilik mobil pribadi dibandingkan membeli pertamax..

    dasar ide ini : kenaikan BBM yang menjadi efek domino menjadi harga bahan pokok makanan menjadi naik karena secara hitungan anak SD pun itu otomatis naik, bilang saja tukang beras yang biasa ke pasar ongkosny pulang pergi 20 ribu, setelah BBM naik ongkos naik jadi 25ribu,,otomatis tukang beras akan menaikan harga ual berasnya untuk menutupi ongkos dia ke pasar naik angkutan umum.
    dengan ide ini, saya rasa khalayak umum yang menjadi dasar efek domino atas kenaikan BBM akan sangat terhindar, dan pemberian subsidi juga tepat guna, yaitu untuk rakyat yang masih menggunakan transportasi umum seperti tukang bakso, tukang warteg dan termasuk saya.hehe
    bukan orang-orang yang naik altis.
    mudah2an ide saya bisa tersampaikan ke pa dis. untuk mengurai salah satu masalah terbesar diindonesia.

    Posted by mohbusinessman | 2 April 2012, 5:23 am
  10. Luar biasa pak DIS ini…
    Beliau tidak mau menonjolkan diri bahwa beliau lebih unggul dari para mentri lainya bahkan jauh lebih cerdas dan solutif dari atasanya. Namun beliau mengisahkan seakan SBY yang menonjol. Sebuah sikap penghormatan terhadap atasan tapi bukan menjilat. Karena saya yakin pastinya Pak DIS sangat pengin sekali mengkritik Sby yang lamban dan ga tegas dalam mengambil keputusan.

    Kita semua penggemar tulisan2 pak DIS tahu bahwa ide mobil/motor listrik nasional adalah ide beliau yang digagas pada tulisan awal bulan lalu.

    Posted by Budi Santoso | 2 April 2012, 5:25 am
    • pak Dahlan pernah mengajarkan, utk bisa menjadi pemimpin yg baik, terlebih dahulu hrs bisa menjadi anak buah yg baik… meski pak BeYe memang bikin geregetan, tapi pak Dahlan sangat menghormati beliau sbg atasannya…

      Posted by Novrian Eka Sandhi | 3 April 2012, 4:46 pm
    • mengapa muncul ide mobil listrik yang jauh lebih sulit dibanding mobil bensin ?

      Posted by Tri Tjahjantono | 4 April 2012, 8:32 am
      • Pertanyaan yang aneh, sudah jelas: bbm akan makin mahal dan suatu saat habis, sedangkan listrik adalah sumber daya yang terbarukan. Jadi daripada susah2 bikin mobnas berbahan bakar BBM, kenapa tidak langsung Mobnas lstrik? Kira2 begitulah jalan pemikiran Pak DIS, CMIIW

        Posted by slohc | 13 April 2012, 7:01 am
  11. Menurut saya lebih lebih baik E BBM daripada E TV, orang indonesia kan banyak yg nggak punya malu :D, orang mampu masih juga minta surat keterangan tidak mampu, mendapat jatah bidik misi, pengobatan gratis untuk keluarga tidak mampu, dll.

    Posted by ndundupan | 2 April 2012, 5:30 am
    • Setuju sama Ndundupan. Idenya pak DIS itu bagus dan perlu didorong. Cuma masalahnya khan mentalitas banyak orang di Indonesia. Pinter aja ‘ngakalin’ sistem. Belom lagi TST antara pemilik kendaraan sama petugas di SPBU.

      Gimana caranya kita bisa mencegah akal-akalan ini? Mungkinkah hasil ‘reading’ eBBM dapat ditayangkan di eTV? Jadi kalau ada ketidaksesuaian antara hasil bacaan reader eBBM dengan mobil pengguna bisa terlihat melalui tayangan di televisi?

      Posted by Tidak Mau Tergantung BBM | 2 April 2012, 6:39 am
    • setuju pak, pake e-BBM adalah realistis dan sangat jitu. Buatkan sarana/alat yg canggih dan akurat jangan sampai bisa di obok2 dan di manupulasi oleh orang2 yg tdk bertanggungjawab demi mendapatkan subsidi u rakyat. Selamat u gerakan yg P.Dis lakukan , kami mendukung you 1000 %

      Posted by andhika pratama | 2 April 2012, 6:10 pm
  12. Kayaknya yang demo kemarin adalah mereka yang paling sedikit dapat subsidi BBM. Para pemilik mobil mewah tinggal nonton dan menikmati hasilnya.

    Posted by ismetsantoso | 2 April 2012, 5:33 am
  13. saya setuju pak dahlan untuk solusi jangka pendek dg pembatasan bbm, subsidi memang harus benar-benar tepat sasaran. Utamakan untuk kendaraan umum dan tentunya kendaraan itu harus lolos uji emisi dulu. Jadi selain tepat sasaran, subsidi jg bisa sebagai alat pemaksa agar angkutan umum tadi membenahi diri. Misalkan selain harus lolos uji emisi nantinya ditingkatkan syarat mendapatkan subsidinya ke masalah kelayakan dan kenyamanan angkutan umum itu. Dan maju terus untuk putra petirnya pak Dahlan, semoga dalam waktu dekat tanggal lahirnya sudah bisa ditentukan, mau dg cara ‘normal’ maupun cesar. 😀 Jaga kesehatan selalu pak Dis, dan sbg sesama muslim saya akan selalu mengingatkan pak dahlan untuk selalu bertaqwa kepada Alloh SWT dan mohon petunjuknya serta mencontoh perilaku rosululloh sebaik-baik model/teladan bagi manusia. Dan bagi teman-teman muslimin, jangan lupa mendoakan pemimpin (eksekutif, legislatif, yudikatif) adalah kewajiban kita yg sering tercecer setiap kali berdoa. Alloh yg Maha membolak-balik hati akan mendengarnya. 🙂

    Posted by den bagus sengarso | 2 April 2012, 5:35 am
    • seperti kebijakan kenaikan bbm yg pahit, sepertinya mendoakan pemimpin jg terasa amat pahit. Tapi memang begitulah akhlak yg diajarkan rosululloh, jg berhenti mendoakan, walaupun untuk pemimpin yg zhalim sekalipun.

      Posted by den bagus sengarso | 2 April 2012, 5:58 am
      • ingat “kekuatan do’a”…. Alloh yang Maha Membolak-Balikan hati hambanya….. kalao saja penduduk negri ini seluruhnya beriman maka makmurlah negeri ini dengan berkah yang melimpah

        Posted by sihamul 'aziz | 2 April 2012, 6:10 am
    • kita sdh terlalu sering menghujat para pemimpin yg memang dholim… kita lupa utk mendoakan pemimpin… mari kita doakan semoga pemimpin kita segera diberikan hidayah berupa kesadaran utk mengemban amanah mengelola negara secara sungguh-sungguh atau punya cukup mental utk mengundurkan diri jika merasa sdh tdk mampu mengemban amanah, amiin…

      Posted by Novrian Eka Sandhi | 3 April 2012, 4:49 pm
  14. tiap hari kita udah nonton tv live para koruptor, kagak ada malu, melambai-lambai tangan lagi he..he..he……
    kalau jujur siapa sih yg paling banyak menikmati apbn? bukankah pak presiden dan titah-titahnya serta dpr???

    tapi terlepas dari semua itu, sy setuju bahwa bbm murah mesti tepat sasaran.

    Posted by syafiihkamil | 2 April 2012, 5:43 am
    • makanya aku gak suka kalo kampanye BBM ini diarahkan utk membenci kelas strata ekonomi tertentu… batasilah BBM, perketat penyalurannya, naikkan harganya, carikan alternatifnya, atau apapun strateginya… tapi jangan buat pertentangan antara si kaya dan si miskin… tdk semua orang kaya itu berengsek, tdk semua orang miskin patut dikasihani… tegas aja, larang mobil lebih dari 1300 cc (bensin), dan lebih dari 2500 (diesel non turbo), serta motor lebih dari 125 cc beli premium… mana yg lebih tdk tepat: subsidi BBM dinikmati orang kaya ataukah anggaran negara diboroskan oleh birokrat???

      Posted by Novrian Eka Sandhi | 3 April 2012, 4:55 pm
  15. Wah kalo keren ne…pemikiran yg out of the box tentang permasalahan bbm…lanjutkan pak

    Posted by caderabdul | 2 April 2012, 5:46 am
  16. sip siiip…. n 1000 ancungan jempol. ide yang sangat brilian dan harus segera BUMN/Pemerintah merapatkan ide Pak DI dengan DPR supaya e-BMM cepat terealisasi anggaran dan terwujud di lapangan, kami masyarakat gol tidak punya mobil sudah tahu dari dulu bahwa yang banyak menerima subsidi adalah gol bermobil, orang kaya banyak mobil mewah, mafia penyeludup BBM karena murah dijual ke luar negeri. (motor 3 ltr/hari vs mobil 20 ltr/hari). dan
    satu ide saya, kalaupun nantinya pemerintah terpaksa menaikkan BBM, hendaknya ditarget nilai dan waktunya (target naik Rp. 2000,- selama 6 bln = Rp.2000,- / 6 = Rp.333,3 per bulan) sehingga kenaikan tidak terasa berat oleh masyarakat, saya yakin dengan penjelasan data dan sosialisasi yang tepat pasti diterima dan Masyarakat pasti siap dengan kenaikan hanya sebesar 1/3 nilai parkir motor di Bali.
    saya kecewa, kenapa gak menteri ESDM yang punya ide Seperti Pak DI.
    Jaga kesehatan Pak Dalan kami rindu pemimpin seperti Bapak.

    Posted by DEWEDA | 2 April 2012, 5:48 am
  17. tolong pak dahlan jelaskan kepada rakyat apa sebenarnya yang terjadi jka bbm tidak naik dan jika bbm naik.rakyat tidak begitu paham sehngga mudah diprovokasi dengan slogan jangan naikkan bbm.naikkan bbm sengsarakan rakyat perlu dicounter dengan logika akal shat dan dengan bahasa yang mudah dipaami rakyat dan mahasiswa.mahasiswa juga mari berpikir bersama-sama mencari jalan keluar terbaik. tidak hanya menuruti emosi semata. Mahasaiswa calon oemimpin masa depan. Perlu belajar merawat Indonesia dengan akal sehat dan argumen yang jelas. jangan mudah ikut arus. Perlu kita sebagai bangsa berpikir bersama untuk mencari solusi sesuai dengan peran masing-masing. Bedoa dan berusaha dengan kerja keras perlu dilakukan semua pihak. Sebagai sebuah keluarga kita sedang ditimpa musibah karena ulah pemimpin dunia yang ambisius. Masak keluarga yang sedang kena musibah justru bertengkar sendiri dan saling menyalahkan. mari cari solusi. Yang belum dapat solusi hendaklah menahan diri.

    Posted by harsia | 2 April 2012, 5:52 am
    • seharusnya inilah yg harus diperbuat oleh pemerintah sebelum menaikkan BBM,Semisal proposal gitu,brapa trilyun buat jalan tol,buat jembatan,buat rumah sakit ,pendidikan jaminan sosial dll,diiklankan dan setelah bbm naik digencarkan iklan progres pembangunan yg dihasilkan dari pengurangan subsidi bbm tersebut

      Posted by img reload | 2 April 2012, 8:28 pm
  18. untuk jangka pendek dan lebih instan guna mendapatkan tambahan pemasukan ke APBN mengapa tak terpikir oleh pemerintah menaikkan cukai rokok..Indonesia gudangnya tembakau, perokok di indonesia juga tulen tulen.
    Menaikkan cukai rokok 20% ~ 50% akan bisa menambah pemasukan negara puluhan triliun, dari pendapatan tersebut bisa disilangkan hasilnya sebagian untuk subsidi kesehatan dan sebagian menutup subsidi BBM.
    kalo cukai rokok naik , harga rokok naik maka yang akan demo hanyalah pecinta rokok, dan banyak cara bagi pecinta rokok untuk demo , yang jelas mereka tak akan meninggalkan rokok..

    Posted by SMT Yamaha | 2 April 2012, 5:52 am
    • Kalau pecinta rokok seindonesia baca ini, mungkin SMT Yamaha kena demo. hehehe… 😀

      Posted by Haris Al Khawaris | 2 April 2012, 6:38 am
    • Setuju Bung…sekalian Test Case… Ada yg Demo…Nggak… kalo ada semprot aja pake air tembako… btw..Urutan 1 -2. Manusia Terkaya di Indonesia adalah pemilik pabrik rokok…

      Posted by Ariefmilo | 2 April 2012, 7:38 am
    • setujuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

      Posted by muh mundir | 2 April 2012, 7:48 am
    • sebelum manaikkan pajak. mesti ada efsiensi dan kerja keras di kabinet sampai pemerintah daerah. kementrian dirampingkan menjadi beberapa kementrian saja. anggota dpr cukup 1 org per provinsi. optimalisasi kerja seluruh pns.

      maka dana apbn akan berlebih luar biasa dan bisa digunakan untuk hal-hal yg lebih bermanfaat bagi kesejahteraan seluruh warga nkri (bermimpi) he..he…he…

      Posted by syafiihkamil | 2 April 2012, 8:12 am
    • Setuju harga rokok yang di naikkan, contoh di new york, marlboro 1 bungkus harga nya $ 12, kalo $1 = Rp.9.000 jadi Rp.108.000, perlu di contoh, jadi yang rokok berkurang tapi pendapatan dari cukai naik…

      Posted by KIMO74 | 2 April 2012, 11:50 am
    • Setuju yang ini, sekaligus ide P DIS. digabungkan, akan menjadi alternatif solusi yang bagus bagi penyelesaian masalah bbm ini. Saya sih, perokok. Tapi kalo pajak rokok dinaikkan 200% sekalipun, kyknya g pake demo deh. Liat, tuh. Rokok putian di Ausi paling murah AUS$ 12, setara Rp 108.000 sebungkus. Sekalian juga mengurangi jumlah perokok, kyk saya ini :). Entar, mo ngrokok jadi mikir2. Mahal polll…..

      Posted by lutfihelmi | 3 April 2012, 11:59 pm
    • Tadi di acara ILC tvOne, sahabat kental Pak Dahlan, bang One complain atas nama perokok Indonesia, masa sumbangsih pajak cukai rokok lebih besar bagi pendapatan negara dibanding sektor Pertambangan dan Mineral

      Posted by M. Erick Antariksa | 4 April 2012, 12:04 am
  19. Klo model diatas hanya membuat kisruh aja,saya kerja d spbu,pemain spbu akan dengan mudah bermain,minyak yg subsidi bisa aja dimasukkan ke penampung yg tidak disubsidi,wong sama premiumnya,yg punya mobil enak aja beli dengan sepeda motor lalu dikuras dimasukkan ke mobil,yg punya mobil enak aja suap 2rbu ke petugas spbu lancar. Deh isi bensinnya,saya pecinta pak Dis,tapi usulan ini jangan dilanjutkan.

    Posted by imgreload | 2 April 2012, 5:56 am
    • Mungkin maksud pa DIS itu dengan adanya E-BBM maka harga BBM akan otomatis mengikuti E-BBM tersebut didalam Card tersebut sudah tersedia kuota dan harganya jadi setelah Card di scan atau dibaca suatu alat maka harga yang tertera pada SPBU akan include dari database reader bisa diketahui sudah berapa banyak pemilik kendaraan tersebut meminum BBM

      Posted by SMT Yamaha | 2 April 2012, 6:03 am
      • Klo kartunya tidak di konekkan ke reader masih bisa ngisi kan???SPBU adalah lini bisnis semakin laku bensinya semakin senang,jadi petugas spbu sebisa munkin tidak memfungsikan kartu ebbm itu,

        Posted by imgreload | 2 April 2012, 6:36 am
        • pake kartu yg contactless
          kartu nya dipasang di dekat lubang bensin di mobil
          readernya dipasang di ujung selang POM bensin, dan disambungkan ke comp server yg mengaktifkan juga saklar pengisian kran selang POM bensin
          secara tehnis kemungkinan bisa

          klo pemilik mobil nakal & mencopot kartunya, brarti ndak dapat jatah bensin bersubsidi
          klo pengelola POM bensin nakal mencopot readernya, bisa2 ndak jualan bensin hehehe

          btw, sy kerja di pabrik pembuat kartu non kontak di Indonesia

          Posted by kanankekiri | 2 April 2012, 8:35 am
    • he..he..he…malingnya lebih pinter mas ya. sy gak bisa menyalahkan penjaga spbu. karena pemerintahnya juga tukang tilep..he..he..he..

      bismillah, smg 2014 indonesia mempunyai presiden otentik. penegakan hukum/aturan mesti dimulai dari atas.

      Posted by syafiihkamil | 2 April 2012, 6:10 am
      • Jangan dibilang malingnya donk,penjual dan pembelinya yang pinter hehhee,prinsip dagang dilaksanakan sama sama untung.pemilik mobilpun bisa beli dieceran,sangat banyak celah penyelewengan yg bisa dilakukan

        Posted by imgreload | 2 April 2012, 6:52 am
        • betul sampeyan…tapi solusi wajib di cari, Pak Dis sudah memberikan pilihan tapi memang d negara qt tercinta ini budaya ‘ngentit’ sudah terlanjur membumi…berbahagia lah qt yang masih d berikan naluri untuk melakukan hal-hal yang positif

          Posted by inne | 2 April 2012, 1:32 pm
          • Bagi saya solusinya ya naikkan bbm,dalam masa ini pemerintah harus bisa mensosialisasikan subsidi tersebut mau dialihak kemana,misal brapa trilyun buat jalan tol,jembatan,rumah sakit dll,setelah dinaikkan progres pembangunannya harus terus disampaikan,

            Posted by img reload | 2 April 2012, 8:42 pm
    • Betul saya juga pesimis dengan ide Cak DI yg ini.
      Mentalitas bangsa Indo yg masih hobby mengakal akali….lha e-KTP aja sampai sekarang masih amboradul

      Posted by erust | 4 April 2012, 6:03 pm
  20. Bukan hanya bicara, tp kerja pak DIS sungguh nyata. Bandingkan dengan yang lainnya…
    Selamat bekerja Pak Menteri..

    Posted by Haris Al Khawaris | 2 April 2012, 5:59 am
  21. *) ralat : jangan berhenti mendoakan (diatas tertulis ‘jg berhenti mendoakakan’)

    Posted by den bagus sengarso | 2 April 2012, 6:10 am
  22. Hebat….pemikiran yg briliant untuk solusi menghindari pemakaian BBM berlebih, mudah2an pemilik mobil mewah merasa malu kalau ditayangkan di TV, masak sudah kaya kok minta subsidi apa nggak malu sama penarik becak, pedagang bakso atau sopir angkot.

    Posted by Widodo Rahardja | 2 April 2012, 6:13 am
  23. barusan baca di detik, masukan yg baik dari pak drajad

    “Sebaiknya pemerintah fokus
    pada mencabut subsidi BBM dari
    kaum kaya dan menengah.
    Berdasarkan pidato Presiden dan
    para Menteri, 70 persen dari
    subsidi BBM itu dinikmati
    kelompok menengah atas,” kata
    Ekonom Dradjad Wibowo
    kepada detikFinance di Jakarta,
    Minggu (1/4/2012).
    Artinya, menurut Dradjad pada
    tahun 2011 nilai subsidi yang
    dinikmati kaum kaya dan
    menengah ini sudah sebesar Rp
    115,6 triliun.
    “Ini jelas pemborosan yang tidak
    sedikit. Orang kaya dan
    menengah harus malu ngembat
    BBM bersubsidi dan listrik
    bersubsidi. Harusnya malu
    karena ikut menghabiskan
    minyak kita, pakai subsidi lagi,”
    ungkap Dradjad.
    Wakil Ketua Umum PAN ini
    menilai keputusan DPR kemarin
    sebenarnya ‘unworkable’.
    Kalimat rata-rata 6 bulan
    berjalan adalah moving average.
    Rata-rata ICP 6 bulan berjalan
    bisa berada di atas dan di bawah
    15 persen pada bulan atau
    minggu yang sama.
    “Artinya, bukan tidak mungkin
    dalam bulan atau minggu yang
    sama pemerintah harus
    menaikkan dan menurunkan
    harga BBM bersubsidi. Jelas tidak
    praktis. Harga BBM bersubsidi
    akhirnya berfluktuasi mengikuti
    harga pasar, padahal pasal UU
    Migas tentang hal ini sudah
    dibatalkan MK. Pemerintah pun
    bisa dianggap melanggar UU klo
    telat menurunkan harga BBM
    bersubsidi,” papar Dradjad.
    “Tapi dalam praktek di negara
    manapun, rasa malu saja tidak
    cukup. Harus ada enforcement,
    pemaksaan, penegakan aturan
    dari negara. Negara harus
    memaksa orang kaya dan
    menengah tidak mengembat
    BBM bersubsidi,” tutupnya.
    Seperti diketahui, bensin
    Pertamax sudah tembus Rp
    10.200/liter di 1 April 2012 ini.
    Harga Pertamax yang berbeda
    jauh dengan Premium di Rp
    4.500/liter ini disinyalir akan
    orang mampu juga
    mendapatkan subsidi dengan
    mengisi Premium.

    Posted by den bagus sengarso | 2 April 2012, 6:14 am
    • Mbok ya Pak Drajad ini mensosialisasikannya ke masayarakat yang demo kemarin….ajak anggota Partainya, konstituennya mempublikasikan pikirannya tersebut…..terutama ke mahasiswa-mahasiswa pretman tersebut dan ke kelompok SPSI dan partai oposisi yang pikirannya “syirik” melulu…oposisi aliran syrik menamakan rakyat kecil…

      Jangan ada lagi demo-demo memalukan seperti kemarin..saya sama sekali gak merasa bangga sebagai bangsa Indonesia melihat demo kemarin itu…

      Bagaimana kalau pencinta tulisan dan pemikiran pak DIS berdemo juga..tapi demo yang memberikan solusi
      misal demo dengan membawa poster-poster kendaraan energi listrik, energi surya, dan segala aksesorisnya…segala peralatan yang non-bbm (yg tadinya menggunakan BBM)..

      Posted by nutami | 2 April 2012, 7:33 am
  24. Masalah BBM ini memang dilematis, mungkin bisa dicoba berbagai alternatif solusi walaupun dampaknya pun masih belum terlalu pasti dan belum lagi kalo berhadapan dengan orang-orang yang suka mengakali sistem/aturan. Pasti ada kekuatiran sebuah solusi akan mentok atau gagal. Namun yang tetap menjadi ciri khas pak Dis adalah selalu berusaha mencari solusi teknologi untuk menunjang pemberian subsidi dan mobil listrik. Saya jadi ikutan mikir kira-kira apa ya solusi yang paling tepat.
    Sebagai patik yang memiliki keterbatasan wawasan, saya cuma berpikir sederhana yaitu mengenai pengaturan kepemilikan mobil pribadi. Mohon maaf jika pikiran ini konyol dan mungkin reaksioner/ emosional. Hehehehe.. Hal ini terungkap melihat kondisi cepatnya pertumbuhan jumlah mobil yang sebagian terjadi tidak merata dalam artian adanya kepemilikan kendaran secara berlebihan oleh individu atau keluarga inti. Mungkin saja kepemilikan itu untuk koleksi namun tetap saja rasanya kurang pas ketika kita bicara krisis energi. Berbagai upaya mungkin bisa dicoba namun mana yang paling efektif itu lah yang sampai sekarang belum disepakati. Komen ini mungkin memuat ide basi, curcol dan butuh pencerahan dari kawan-kawan yang lebih paham. Saya akan setia membaca setiap komen di tulisan pak Dis ini untuk memperkaya wawasan saya. Salam hormat untuk semuanya serta doa kesehatan dan bimbingan Allah untuk pak Dis pun selalu saya panjatkan. Wass..

    Posted by akadarisman | 2 April 2012, 6:23 am
  25. Untuk kali ini saya tidak setuju dengan ide PakDIS, saya lebih prefer ide tulisan pak faisal basri.. biar si Altis dan kawan2 pajak tahunannya ditambahkan beban subsidi aja 5 Juta per thaun “Subsidi BBM milik rakyat” sasaran lebih jelas dan abang2 angkot tidak kena getahnya..

    Posted by BNurIrawan | 2 April 2012, 6:35 am
    • Saya juga sangat tidak setuju dengan ide ebbm,semakin besar peluang penyelwengan ,pemilik mobil bisa aja beli dieceran,klo penjual eceran dilarang penjual eceran bisa jadi pengangguran,

      Posted by imgreload | 2 April 2012, 6:45 am
    • wah, baru tahu pak faisal basri mengusulkan itu, seide kalo gitu, cocok nih dipilih jadi gub. Jkt!

      Posted by wawan | 2 April 2012, 6:55 am
    • Lebih adil pake e-BBM daripada usulan Dradjat Wibowo. Tidak adilnya di point no. 4. Klo mobil2 mewah itu sudah pake pertamax, berarti dia bakal bayar dobel. Klo pake e-bbm ga bakal bayar dobel.

      Posted by RWB | 2 April 2012, 8:53 am
    • Kalo soal pajak kendaraan yg ditambah, setidaknya ada 2 masalah :
      1. Si pemilik Altis (dan mobil sejenis) akan protes, karena dia bisa saja beralasan, “Gw sudah memakai BBM non subsidi (pertamax) kok masih dikenakan pajak tambahan ?. Trus kalo diminta membuktikan, dia bisa saja menunjukkan struk pembelian pertamax dari SPBU, yg mungkin asli tapi bisa juga dari struk pembelian orang lain

      2. Produsen & dealer mobil akan keberatan. Penjualan produknya terancam berkurang karena pajak tinggi.

      Kalo ide pak Dahlan ini, ada kelemahannya :

      1. Terancam oleh pedagang eceran
      2. Terancam permainan oknum SPBU & pemilik mobil

      Jadi kalo menurut gw, berdoalah smoga krisis TimTeng mereda ATAU emang harga BBM subsidi yg harus dinaikkan

      Posted by Andi Jack | 2 April 2012, 7:33 pm
  26. Saya yakin ide kita disini dibaca oleh beliau pembicaraan hangat manufacturing hope edisi sebelumnya masuk dalam concern pak Dahlan

    “Seolah tidak puas dengan ciptaan mahasiswa ITS itu, Dahlan Iskan juga menantang mahasiswa ITS untuk menciptakan alat yang mampu mengubah sagu menjadi mirip beras dengan rasa dan bau seperti beras. “Saya butuh alat itu pada Juni mendatang, kalau ada yang bisa akan saya beri hadiah mobil pribadi,” katanya”

    Ayoo kemarin anak food tech yang mau bikin beras ketela tuu ada mobil menunggu.. hehehe

    Posted by BNurIrawan | 2 April 2012, 6:42 am
  27. seperti biasa, ada sesuatu yang segar disini.. Terimakasih.
    e-bbm dengan pembatasan, bagus. Kalau live-tv, tidak realistis pak, mengingat seperti yang disampaikan rekan2 sebelumnya ada benarnya… Rasa malu harganya terlalu rendah di negeri ini.
    Ide saya begini; (selain e-bbm), bisa juga pemerintah bekerja sama dengan samsat (pelayanan pajak kendaraan) untuk mendata dan mengenakan pembayaran balik atas total subsidi yg didapat para pemilik 1300cc up.
    kalau pemilik kendaraan keberatan dgn sistem bayar tahunan, bulanan pun jadi. (nantinya autlet bayar diintegrasikan ke atm saja, jd spt membayar kartu kredit gitu, total tagih akan kelihatan dan terus bertambah sesuai pemakaian bbm).
    nah, bagi pemilik kendaraan yg ‘nakal’ yg terus jual mobilnya setelah nunggak bayar, bisa diantisipasi dgn system autentifikasi yg bisa dicek lewat sms (spt kita cek kevalidan no.pol kendaraan dgn sms ke smscentre samsat), otomatis calon pembeli mobil yg ‘ngemplang’ subsidi akan mundur,dan mau tak mau pemilik kudu bayar dulu biar mobilnya bisa laku. (tentunya di sini juga berlaku kondisi punishment dan reward)

    kira2 spt itu urun rembug ide saya, mogo rekan2 sekalian tambahkan dan koreksi.

    Posted by wawan | 2 April 2012, 6:48 am
  28. selalu ada solusi untuk indonesia berharap. menurut saya permasalahan utama ada pada keadilan ekonomi,kesulitan keluar zona aman subsidi dan akhirnya moral. disparitas ekonomi ada solusi dari agama yaitu infak, tapi pelaksanaannya tidak mudah, saya punya usul, gemana kalau CSR bumn ditampung di semacam”baitul mal” kemudian golongan masyarakat yang kurang beruntung dapat mendaftarkan tapi sayaratnya tetangganya yang mendaftarkan, idenya semacam “bedah rumah disalah salah satu TV”, dipublikasikan lewat TV jadi live show yang mengharukan. BUMN erangkat, masyarakat senang, orang kaya tidak ngiri. he he. sekedar ide. trims

    Posted by Bapak Tho | 2 April 2012, 6:53 am
  29. ide bapak juga sangat layak dicoba… Luar biasa!
    menurut saya itu bukan emosional.. Tapi realistis! Katakanlah tidak perlu dibatasi, tapi jika seseorang mau membeli mobil ke-2 dst, kenakan pajak ganda berganda (berkali lipat), untuk PT.(Spt prsh taksi) Tentu saja ada regulasi kusus…
    salam hormat

    Posted by wawan | 2 April 2012, 7:02 am
  30. Saya usul agar pengawasan tidak hanya dilakukan melalui e-bbm dan live tv saja
    Dilakukan pengawasan secara langsung oleh pemerintah dengan cara menempatkan petugas yang mengawasi pendistribusian bbm bersubsidi tersebut di setiap spbu.
    Pengawasan juga dilakukan melalui petugas yang berpura-pura “menyuap” pegawai pom bensin agar kendaraannya yang semestinya tidak berhak memperoleh subsidi tetap dapat diisi dengan bensin subsidi.
    Bila reaksi dari pegawai spbu tersebut mau menerima petugas bisa langsung mencatat nama pegawai bersangkutan dan lokasi spbu tersebut. Kemudian ditayangkan secara live di tv agar menimbulkan efek jera.
    Maaf kalo usulnya ngaco

    Selamat bekerja dan berkarya

    Posted by Eko B | 2 April 2012, 7:03 am
    • usul….., kalo pengawasan dilakukan oleh teman teman mahasiswa…….., kliatanya lebih epektip……, “kalo ngeyel…, kroyok……!!!”

      Posted by iwansubambang | 3 April 2012, 11:03 am
    • Wah mas Iwan ini kelihatannya sudah sangat geregetan dengan kasus-kasus penyelewengan di spbu.
      Saya mengapresiasi usulan mas iwan untuk melibatkan teman-teman mahasiswa dalam pengawasan. Hanya saja kalo ada yang melanggar trus kita kroyok kok rasanya bakal menimbulkan masalah baru.

      Pak Dis sudah memfasilitasi dengan usulan tentang live TV. Saya kira selain untuk menayangkan siapa saja pengguna BBM bersubsidi acara tersebut juga bisa digunakan untuk menayangkan pengaduan bila terjadi kecurangan di spbu.

      Disinilah teman-teman mahasiswa bisa berperan untuk membantu menginformasikan bila melihat sendiri kecurangan yang terjadi. Tentunya dilengkapi dengan data pendukung seperti hari, tanggal, jam serta lokasi spbu yang melakukan penyelewengan tersebut.

      Demikian masukan dari saya. Mari bekerja dan berkarya bersama demi kemajuan Indonesia.

      Posted by Eko B | 3 April 2012, 12:28 pm
  31. Terima kasih Pak DIS atas ide2nya, cemerlang dan aplikatif. Ada hal yang tidak kurang pentingnya untuk ditingkatkan Pak, adalah effisiensi dilingkungan BUMN yang mengelola bidang energi, salah satu seperti yang sempat ramai di media yaitu PETRAL. Mungkin masih lebih banyak yang dapat dilakukan sehingga lebih banyak uang negara yang bisa diamankan untuk digunakan bagi sebesar besarnya kesejahteraan rakyat. Sukses slalu Pak DIS dan tentunya juga sehat slalu, amiiin

    Posted by MLMenon | 2 April 2012, 7:15 am
  32. BBM Sintetik !
    BBM Sintetik !
    BBM Sintetik !

    …harga bisa dibawah 3 ribu perliter
    …emisi bisa hampir 0

    Posted by M. Erick Antariksa | 2 April 2012, 7:17 am
  33. Mudah-mudahan harga minyak dunia akan turun setelah bulan April April ini…

    Posted by M. Erick Antariksa | 2 April 2012, 7:30 am
    • Ternyata nggak jadi naik 1 April , Pak Erick. Yg kasihan penimbun BBM dan semacamnya. Kena April Mop oleh pemerintah, padahal pasti mereka udah bayar biaya storage dan biaya trasnportasi, tuh. Kena Dech…..

      Posted by Darko Rahman | 2 April 2012, 7:49 am
  34. ya Alloh,berikan kesehatan,kekuatan,perlindungan,kemudahan dan keistiqomahan pada pak dais agar bisa selalu membantu rakyat kecil hidup lebih layak…………….amien.

    Posted by muh mundir | 2 April 2012, 7:38 am
  35. Pak DI. kalo Usul Saya..Diadakan lagi bensin kelas menengah harga antara 6000 -7000per ltr…dgn kualitas sedikit di atas premium….dan dibawah pertamax.. jd apabila ada pembatasan..pemilik kendaraan punya altrntf.. pilihan yg bersahabat…

    Posted by Ariefmilo | 2 April 2012, 7:43 am
    • Buat kilang baru dong, khan investasinya mahal.

      Mungkin lebih baik Re-branding premium kali ya. Satu premium dibuat menjadi label ‘bensin miskin’. Satu premium lagi dibuat menjadi label premium super. Tapi barangnya sama ya premium.

      Daripada buat produksi baru.

      Posted by Darko Rahman | 2 April 2012, 7:48 am
    • infrastrukturnya akan jadi mahal juga pak, saya pikir usulan pak DIS masih layak uji..!!!

      Posted by MChoir | 2 April 2012, 11:19 am
  36. Saya belum menemukan keterkaitan kementerian luar negeri dengan kenaikan BBM.

    Namun di artikel ini saya menemukan satu peran buat mereka. Dear Pak Marty Natalegawa selaku menteri luar negeri, mohon upayakan diplomasi anda agar Amerika dan Iran dapat berdamai. Kenaikan BBM di Indonesia sangat dipengaruh oleh kedua pemimpin negara tersebut.

    Posted by Darko Rahman | 2 April 2012, 7:45 am
  37. Gejolak BBM kemarin harus menyadarkan pemerintah akan rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat pada pemerintah, walaupun sebenarnya konsep yang dimiliki oleh rakyat masih kacau balau. Semua orang pasti tahu bahwa subsidi BBM paling banyak dinikmati oleh pemilik mobil, bukan rakyat kecil. tapi mahasiswa ataupun orang-orang pinter dari kelompok oposisi masih membela subsidi BBM salah arah ini.

    Sekalipun ada kelebihan uang di APBN, apakah tidak sebaiknya dialokasikan pada perbaikan infrastruktur atau jaminan sosial bagi rakyat miskin ? Masalahnya berita-berita tentang korupsi yang membombandir beberapa tahun ini menurunkan kepercayaan masyarakat pada pemerintah dan partai pemerintah.

    Sementara komunikasi politik yang dilakukan pemerintah juga tidak nampak pintar untuk melandasi penurunan subsidi bbm. Live TV dari SPBU dapat menjadi salah satu acara pre-kenaikan BBM. Setelah dibombardir acara semacam itu selama sebulan dua bulan, kalau saja masih berpendapat bahwa subsidi bbm adalah untuk wong cilik ya ….. memang bener bener geblek.

    Posted by agungbsantoso | 2 April 2012, 7:52 am
    • pemerintah emang terlambat mensosialisasikan subsidi BBM , coba kalo iklan masalah subsidi BBM itu tayang sebulan yang lalu dan ditayangkan diseluruh TV maka pemahaman masyarakat akan beda..

      Posted by SMT Yamaha | 2 April 2012, 8:18 am
    • Mantap Pak analisanya,

      Saya juga percaya hampir semua orang menyadari kesalahan dari penerima subsidi BBM, yg mayoritas kelas atas. Tp kita curiga bahwa uang yg masuk ke APBN dari pengurangan subsidi ini akan dirampok lagi oleh para penyelenggara pemerintahan.

      Hal ini seperti kampanye cinta rupiah di jaman Pak Harto yg dilakukan oleh Mbak Tutut. Semua mengerti dahsyatnya penurunan nilai rupiah, tapi masyarakat juga merasa bahwa para pejabatlah yg paling banyak memborong dolar. Tidak ada kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.

      Pak Dis datang menunjukan kepada kita sesuatu yang lain. Tapi untuk BBM ini tampaknya Pak Dis seorang belumlah cukup untuk menimbulkan kepercayaan masyarakat pada pemerintah.

      Posted by uyung | 2 April 2012, 9:01 am
  38. Dalam tulisan kali ini, tampaknya Pak DIS galau juga dengan pemerintah yang terkesan tidak serius untuk membenahi permasalahan BBM bersubsidi, sampai2 Pak DIS juga mengeluarkan idenya untuk menerapkan e-BBM.
    Apapun bentuk solusi yang ditawarkan, pada dasarnya selalu mengandung kelemahan dan kelebihan, namun bukan berarti ada kelemahan itu lantas berhenti. Justru kelemahan-kelemahan yang muncul itu yang harus dicarikan jalan keluar, sehingga suatu saat bisa diimplementasikan dengan baik. Tentunya niatnya harus baik juga, “jangan ada udang dibalik peyek”.
    Kartu e-BBM berbeda dengan kartu e-Tol. Kartu e-BBM melekat pada kendaraan yang digunakan, sedangkan kartu e-Tol melekat pada orang yang menggunakan. Artinya basis data kartu e-BBM adalah kendaraan, sehingga tidak bisa terjadi mobil ALTIS menggunakan kartu e-BBM “CARRY”. Selain itu tentunya perlu infrastruktur yang handal untuk menjamin kelancaran operasinya.
    Ide subsidi BBM dibebankan pada pajak kendaraan, mungkin juga bisa diterapkan. Namun juga harus dipahami, bahwa dengan cara ini maka harga BBM secara umum berarti masih harga subsidi. Sehingga kemungkinan terjadi penyelundupan BBM ke luar negeri yang harganya lebih tinggi masih bisa terjadi.
    Dari banyaknya ide yang muncul mengenai BBM bersubsidi, baik dari Petani, “Pengamat” sampai Pak Mentri, maka sekarang tinggal keseriusan pemerintah untuk benar-benar memilih opsi yang bisa dijalankan. Bukan karena faktor politik yang lebih dominan.
    Semoga BBM bersubsidi betul-betul dinikmati oleh yang berhak, transportasi massal juga semakin baik, dan “PUTRA PETIR” juga bisa terwujud.
    Lalu saya sendiri, juga akan berhemat BBM..

    Posted by GALIH | 2 April 2012, 7:54 am
  39. Untuk Kali ini saya tidak setuju dan perlu di Check opini ini

    Mobil mobil mewah di design untuk Bahan bakan dengan Oktan Number (ON) atau Anti Knock 94 – (Pertamax), bukan ON 88 (Premium) lagi pula kalau mobil diatas 1500 CC pakai Premium 88, berarti nekad banget…..Kasihan Performance Machine nya.

    Umumnya mobil – mobil Eropa di design dengan Fuel ON min 94
    Mobil-mobil Jepang masih menggunakan Premium ON 88

    Secara Performance kalau mobil Eropa pakai Premium pasti terjadi Knocking…(Ngelitik..bahasa jawanya) sama seperti mobil jepang naik tanjakan pakai gigi 4…Saya yakin pemilik mobil mewah pasti Tau itu……

    saya sepakat dengan pendapat yang menyatakan Nilai kelebihan harga Premium dan solar ini lebih cenderung untuk biaya kampanye Partai tertentu.., karena penyandang dana yang dulu ..James.R, Century.dkk..sudah mendapatkan apa yang mereka inginkan…jadi nggak perlu lagi mbiayain…kampanye..mendatang

    Posted by Seno | 2 April 2012, 7:57 am
    • adakah angka statistik yang membuktikan pernyatan anda itu.
      dengan selisih harga bensin non dan bersubsidi, bisa aja orang hilang akal bung.

      Posted by faridism | 2 April 2012, 8:32 am
    • Mudahnya penjualan mobil di Indonesia membuat ide ini sulit. Kalau mobil pertamax pake premium memang pasti rusak. Tapi kalo mobil pertamax sdh mau rusak, tinggal pasang iklan lalu jual deh. Duit kembali. Mudah khan…

      Posted by Darko Rahman | 2 April 2012, 8:39 am
  40. “Jika tidak diberikan subsidi, harga minyak akan naik dan ini akan membebankan rakyat. Pemberian subsidi adalah untuk menghindari rakyat dari menanggung beban..” (Menteri Perdagangan… Malaysia!!!) »»» http://m.detik.com/read/2012/03/31/054247/1881786/10/pemerintah-malaysia-pilih-pertahankan-subsidi-bbm-untuk-rakyatnya

    BBM subsidi versi Malaysia ini oktannya SAMA DENGAN PERTAMAX PLUSnya Pertamnia.

    Kalau Malaysia bisa, kenapa Indonesia tidak bisa?!
    Kalau pemerintah Malaysia bisa peduli sama rakyatnya, kenapa pemerintah Indonesia tidak bisa?!

    Posted by M. Erick Antariksa | 2 April 2012, 8:05 am
    • Malaysia masih net eksportir mas, meskipun ga terlalu surplus klo dibandingkan iran, arab, dll. Klo harga minyak naik, meskipun bbm subsidi ga dinaiikkan, penerimaan net migasnya pasti masih tetep naik. Beda sama Indonesia mas.

      Kalo mau bandingin, harus yang sama-sama net importir sprt Indonesia. Such as : India, Thailand.

      Posted by RWB | 2 April 2012, 8:43 am
    • Saya ga akan kejebak dgn pertanyaan salah kelola ato enggak.

      Tpi yang pasti ya beginilah keadaannya, entah salah kelola ato memang oil reserve kita yang kecil.

      Pak DI ngajak kita utk cari solusi, bukan cuma menyalahkan, bukan cuma banding-bandingkan. Itu aja.

      Kalo memang salah kelola siapa yang salah? Pemerintah?? Pemerintah yang mana?? Kita ga akan pernah cari jalan keluar klo cm ribut dengan siapa yang salah.

      Swasembada beras tahun 1984 dan 2008, nah trus siapa lagi yang salah di tahun2 yang lain? Bingung kan??

      Posted by RWB | 2 April 2012, 9:32 am
    • malaysia rakyatnya cuman 20 juta..
      artinya sizenya 1/10 Indonesia.. gak bisa disamakan dong..

      Posted by sasmente | 2 April 2012, 10:46 am
  41. Ditengah gaduhnya situasi politik di dewan. Jalan keluar yg disampekan bapa sangat menyentuh dan ada sentilan sosial yg sangat mengena. Subhanalloh.

    Posted by budi shohibuddin | 2 April 2012, 8:14 am
  42. Solusi praktis n teknis sudah diberikan oleh orang yang punya pemikiran cemerlang ( pak DIS ), sangsi moral juga ada alternatifnya ( live TV ) jadi tunggu apalagi, apa mau menunggu Indonesia runtuh dulu oleh ketamakan orang2 yg serakah. Wahai pak SBY melangkahlah lebih berani seperti bawahan Anda waktu mengangkat direktur BUMN meski DPR menggonggong beliau santai saja karena yg dilakukan adalah untuk kepentingan negara bukan pribadi

    Posted by Eko Legstyanto | 2 April 2012, 8:21 am
  43. Di belanda sudah mencoba urine sebagai energi alternatif..

    VIVAnews – Minyak bumi makin langka dan mahal. Harganya juga terus meroket dipicu gejolak politik di Timur Tengah yang tak pernah usai. Kondisi itu mendorong berbagai kalangan mencari bahan bakar alternatif: hidrogen, air, sampah, biodesel, bahkan urin.

    Para peneliti Belanda saat ini tengah sibuk membuktikan keampuhan “si air kuning”. Penelitian sampai saat ini masih dilakukan. Kabar baiknya, sejauh ini berjalan lancar dan hasilnya amat menjanjikan.

    Bersama-sama dengan Universitas Delft, lembaga penelitian DHV telah mengembangkan teknis pemrosesan urin. Baru-baru ini mereka berhasil mendapatkan hak paten di Cina, Afrika Selatan, Amerika Serikat dan Eropa.

    “Kami memproses urin yang dikumpulkan, secara konvensional dan kimiawi. Melakukan pendekatan untuk menghasilkan ‘energi kuning’,” kata Andreas Glesen, Manajer Inovasi DHV Research, seperti dimuat Radio Nederland (RNW).

    Di Belanda, energi yang didapat dari urin dapat memasok energi 30.000 rumah. Itu pun hanya dari urin manusia. Jika produksi urin ditingkatkan, maka pasokannya bisa bertambah lima kali lipat.

    Proses untuk menjadikan urin sumber energi alternatif sejatinya sederhana. Urin mengandung senyawa amonia. Jika dipanaskan secara perlahan, urin akan berubah menjadi gas amonia. Gas tersebut dapat dimasukkan ke dalam sel bahan bakar (fuel cell), sejenis generator, dan kemudian digunakan untuk menghasilkan lisrik.

    Dengan pasokan urin yang selalu tersedia, energi listrik yang dihasilkan pun bisa diadakan setiap saat. Berbeda dengan energi yang dihasilkan dari angin dan minyak, yang bergantung pada kondisi alam.

    Tak hanya jadi sumber energi, residu pemrosesan urin, asam fosfat, juga bisa digunakan untuk membuat pupuk, yang tak berbahaya karena tak mengandung bahan kimia.

    Salah satu hasil temuan penelitian tersebut akan dibuka untuk para investor. Meskipun biaya awalnya cukup tinggi. Namun biaya tersebut akan terbayar kembali dalam waktu 8-10 tahun. Di Belanda, jangka waktu tersebut masih masuk akal dan bisa diterima. (kd)

    Posted by arya | 2 April 2012, 8:28 am
  44. 1. Disinergikan e-CARD BBM dengan STNK. Usulan pak DIS dan pak DRAD top!
    .
    2. Usulan CUKAI BBM perlu ditambahkan dengan CUKAI- AC! Bisa dikenakan atas pembelian unit AC, atau pembelian FREON/bahan pendinginnya. SO, spd motor, angkot, dan moda transpor lainnya yg ndak ada AC tidak akan kena cukai. SO, si kaya n mobil mewah pasti kena CUKAI.
    AC rumah pun kena loh…
    FYI: cukai pengenaannya krn karakteristik tertentu (contoh: merusak SDA, berresiko dll). Freon/CFC dalam AC masuk katagori ini.
    .
    Ide2 lain… monggooo

    Posted by Bambang | 2 April 2012, 8:31 am
  45. ALANGKAH INDAHNYA INDONESIAKU,

    Saya senang dengan solusi yang disampaikan pak DAIS, Saya setuju dengan pembatasan BBM bagi kaum mapan, saya juga setuju bila pembelian BBM dikendalikan oleh E-BBM, namun celah sistem yang bs diakali harus bisa diantisipasi, saya usulkan E-BBM harus mengacu ke E-KTP dan data Elektronik SAMSAT atas No Pol Kendaraan yang akan menerima subsidi (jangan ada duplikasi orang dan kendaraan dan yang penting lagi nama Individu di E-KTP dan STNK/BPKB harus sama), jadi 1 keluarga (By data E-Kartu Keluarga) hanya boleh mengajukan kendaraan satu paket (1 mobil dan 1 motor) saja, sedang mobil dan motor tambahannya harus menanggung Non subsidi.

    Besaran volume BBM subsidi yang diterima juga harus sama, jangan membedakan CC mobil atau jenis mobil (city Car, Mpv atau sedan), karena hal itu sdh menjadi konsekuensi pd saat kita membeli kendaraan. saya mengusulkan BBM subsidi ditetapkan 100 liter per bulan per paket per keluarga , selebihnya biaya non subsidi (300 liter per bulan untuk mobil 1300cc terlalu berlebihan apalagi untuk mobil city car).

    Bagaimana dengan Rakyat yang tidak memiliki kendaraan, apakah mereka hanya menjadi penonton saja, saya rasa pemerintah harus adil, berlakukan juga pembelian beras Subsidi dengan cara yang sama, jadikan E-KTP dan E-Kartu Klg untuk mengakses pembelian beras subsidi, misalnya jika pemilik mobil mendapat subsidi Rp.300.000 perbulan untuk 100 liter besin, maka rakyat miskin juga berhak mendapatkan Rp. 300.000 untuk mendapatkan subsidi beli beras per kepala keluarga, terbayangkan bahwa 1 Kelg rakyat kecil saat ini untuk membeli beras tidak disubsidi dengan 30 Kg per bulan X 5000 = Rp.150.0000, maka sebenarnya rakyat berhak mendapatkan 60 kg per kepala keluarga secara gratis.

    Kita tidak menginginkan bahwa rakyat harus memperoleh sesuatu dengan gratis (saya rasa hal ini tidak mendidik), sepatutnya pemerintah bs menjadikan plafon Rp. 300.000 sebagai plafon standar bagi 1 Keluarga yang bs dipergunakan secara Non tunai untuk mendapatkan subsidi pemerintah yaitu subsidi BBM, subsidi Bahan Pokok, Subsidi Pendidikan bahkan subsidi Kesehatan.

    Bangsa kita dikenal dengan rakyatnya yang penurut dan tidak banyak menuntut, tetapi jika ketidakadilan dan tidak percayaan sudah terjadi, maka 100% saya juga yakin pemerintahan ini, tidak akan pernah sampai di 2014 dengan aman dan sejahtera sesuai yang kita harapkan dan dambakan.

    Namun, jika keadilan sosial yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia menjadi tujuan pemerintah kita saat ini dan ke depan, saya jamin 100% bahwa kejadian mahasiswa berdemo atas ketidakpuasan dan ketidakadilan pemerintah saat ini, tidak akan pernah terjadi.

    Alangkah indahnya Indonesia ku , jika 1 saja Sila pancasila : “KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDOENSIA” bisa diamalkan oleh pemerintah kita.

    Rakyat pencinta Damai,

    Posted by beganesa | 2 April 2012, 8:39 am
  46. Pak Dahlan, saya nyumbang ide yg bisa di aplikasikan dengan cepat.
    1. Dibikin peraturan pemerintah tentang pembatasan subsidi dengan mengalokasikan subsidi untuk kendaraan umum dan motor. Kalau bersinergis dengan kepolisian apabila di masuk kan dalam UU lalu lintas. ( pokoknya dibikin dasar hukum dulu )
    –> di tiap SPBU dibuatkan jalur untuk premium motor & premium kendaraan angkutan umum ( plat kuning). Sedangkan yang lain nya Pertamax.

    2. Ditempatkan 1 polisi untuk menjaga jalur premium untuk plat kuning. Apabila ada kendaraan pribadi yg masuk ke jalur ini langsung di tilang di tempat Rp 250.000 ~ Rp 500.000. Kalau bisa polisi yang ditaruh yang simpatik yang memberi himbauan pemakaian BBM non subsidi saat memberikan tilang . Saya terpikir menaruh polwan di sini . Saya rasa gak ada yang keberatan kalau di nasehati polwan atau bahkan di tilang 🙂

    Posted by komandoxvii | 2 April 2012, 8:39 am
    • kaya gak tau polisi kita aja,dikasih 5rbu aja bubar deh urusannya,memperkaya polisi aja,jika pembtasn dilaksanakan yang ada adalah kelangkaan bbm,jika kelangkaan yg terjadi konsumsi bbm akah jauh lebih mningkat karena pembeli akan mencari spbu yg masih punya stok mesi jaraknya sangat jauh

      Posted by img reload | 2 April 2012, 9:04 pm
  47. Semoga langsung dijalankan. Tanpa wacana. Dan tanpa menunda2 waktu karena ragu2. Rakyat sudah ingin solusi langsung. Bukan menunda2, seperti keputusan DPR yang seakan-akan menganntung nasib harga BBM ke 6 bulan ke depan.

    Posted by Mochamad Yusuf | 2 April 2012, 8:42 am
  48. Pak Dahlan Iskan yang saya kagumi, ada beberapa saran untuk mengurangi/menghilangkan subsidi BBM, sbb:
    1. Terbitkan keputusan (SK Presiden juga boleh) kenderaan, penggunaan BBM yg di subsidi. Khususnya utk kenderaan bermotor bisa mengacu pada penetapan pajak kenderaan bermotor, dimana penetapan subsidi tidak hanya mobil sampai dgn 1300 cc saja (itu tidak adil, karena mobil 1300 cc ada yg mewah, sedangkan mobil esemka????) jadi berdasarkan taksasi harga mobil setiap tahunnya oleh Pemerintah.
    2. Penetapan pengguna BBM yang diberi subsidi berdasarkan pajak kenderaan bermotor (bukan cc atau tahun pembuatan) dengan menerbitkan kartu elektronik subsudi BBM (e-bbm) bagi yang disubsidi.
    3. Bagi pengguna kenderaan roda dua/tiga juga demikian, pemberian subsidi berdasarkan pajak kenderaan bermotor, jadi untuk Moge atau motor yg ber cc kecil namun dikatagorikan mewah (harganya mahal) dibedakan, jadi bukan karena kenderaan roda dua/tiga.
    4. Bagi angkutan darat (u/orang/barang) yang untuk umum masal yang berplat kuning atau kerata api, bagi angkutan laut berizin (u/orang/barang) untuk umum diberi subsidi, tidak termasuk taxi yang sifatnya perorangan (apalagi taxi Mercy, Alpard, Camry).
    5. Kartu subsidi (e-bbm) digunakan apabila pengguna bbm ingin membeli bbm di SPBU dengan memberi ke petugas dan petugas menggesek kartu tersebut di card rider e-bbm, secara otomatis harga yang dikeluarkan adalah harga subsidi, dengan demikian perusahaan melaukan penagihan ke Pertamina/Pemerintah hitung2nya jelas (sedikit jauh dari koropsi).
    6. Bagi pengguna bbm katagori khusus seperti nelayan atau petani (u/mesin jetor, pompa air) agar diberi subsidi khusus dan perlu dibangun SPBU khusus di wilayah2 pangkalan nelayan maupun pertanian.
    Demikian pak Dahlan, semoga bermanfaat dan mudah2an bapak tetap sehat (jangan makan di luar apalagi ditraktir, ingat munir).

    Selamat berkarya dan beribadah.

    Posted by irwansyah | 2 April 2012, 8:45 am
    • Urun rembug nggih..
      Saya setuju sekali dengan ide e-bbm. Namun terus terang saya merasa jengkel sekali dengan para produsen (atpm) mobil dan motor di Indonesia. Kenapa kok tidak ada suara dan sumbang sih mereka yang nyata untuk mengatasi masalah kenaikan harga bbm ini? misalnya untuk pembatasan penggunaan bbm subsidi, “oke Pak Dahlan, kami toyota akan memasang barcode dan memberikan data lengkap disetiap mobil baru, sehingga bisa dibaca oleh spbu dengan alat scanner barcode, dan langsung tahu mobil ini dapat subsidi atau tidak. Dan setiap dealer mobil atau motor wajib memberikan data lengkap pembelinya untuk diinput menjadi database. Kalo pemilik mobil atau motor yang bukan baru bisa menggunakan e-bbm.
      E-bbm bisa mengacu pada penggunaan alat listrik pra bayar alias token. Pembeli yang dapat subsidi dari pemerintah langsung dapat pulsa bbm sebesar yang ditentukan. Pembeli tinggal gesek isi nominal dan pulsa langsung berkurang, baru mobil bisa diisi sesuai pulsa, spbu tinggal menagihkan ke pemerintah untuk pembayaran. Atau jika pulsa bbm habis, bisa isi ulang di spbu yang tentunya bisa sortir berdasarkan data awal, pemilik kartu ini masuk kategori disubsidi atau tidak, (seperti di listrik ada kategorinya r1,r1,dll). Jika disubsidi harga pulsa sesuai jumlah nominal, jika tidak disubsidi, harga pulsa dikurangi selisih jual bbm tidak disubsidi sehingga fair langsung bayar lebih mahal kan.

      mungkin itu dulu urun rembug saya, maaf jika ada kurang pas. Selamat berkarya.

      Posted by danangps | 2 April 2012, 10:16 am
    • jika satu jenis bbm harganya beda beda betapa repotnya petugas spbu untuk totalan jumlah uang tiap liter yang dikeluarkan,jika sama sama premium dijual dengan harga berbeda betapa senangnya pemilik spbu,beli yang subsidi dimasukkan ke tanki penampungan yang tidak disubsidi dijual ke harga tidak subsidi,jiak barang sama dijual harga berbeda kekisruhanlah yang terjadi

      Posted by img reload | 2 April 2012, 9:15 pm
  49. tulung pak…kasih semangat pak SBY biar enggak ragu2….yakinkan SBY….bapak harapan kami…:)

    Posted by syarif | 2 April 2012, 8:47 am
  50. sindiran yg sangat halus buat mahasiswa yg demo. Trnyata rakyat miskin yg mereka bela pengendara altis

    Posted by awand | 2 April 2012, 8:50 am
  51. Opini kali ini…, saya yakin Pak Diz sudah digunakan sebagai corong oleh pemerintah..mengingat, blog beliau sudah dibaca jutaan Netter.

    Tulisan kali ini Nggak ada sentuhan Nuraninya…, datar dan rata…, Pak Diz nggak bicara masalah Hulu..Atau Hilir

    Di Hulu, yaitu Crude Oil kita yang dipanen oleh perusahaan asing, untuk diketahui biaya produksi perusahaan..asing ini dibebankan kepada keuntungan…artinya mereka boleh pakai dulu hasil penjualan Crude sepuasnya dibagi-bagi ke pejabat, badab hukum,komisaris, gaji dan bonus dll,baru sisanya di bagi dengan pemerintah sebesar 15:85 atau 17:83 tergantung kesepakatannya, Nah berapa T uang yang diambil oleh perusahaan asing ini.

    Jika Harga BBM..sudah disesuaikan dengan harga pasar..Perusahaan asing yang lain juga akan menyerbu di posisi Hilir..apalagi jika pemerintah mengijinkan mereka menjual BBM bersubsidi…,ini juga akan mengurangi keuntungan pemerintah.

    Pertanyaan nya …Siapa saja yang kebagian remahan roti keuntungan ini antara lain pejabat..dan anggota wakil rakyat..mereka dapat Remahan Roti bukan kecipratan.., karena keuntungan yang diambil oleh orang asing ini..soaangat besar sekali…….

    Jadi Pak Diz…untuk kali ini….saya nggak setuju dengan opini ..anda

    Posted by Seno | 2 April 2012, 8:55 am
    • sip pak
      kayaknya masalah hulu dan hilir pak dis ini statementnya
      http://www.antaranews.com/berita/304222/dahlan-iskan-bicara-kontrak-ulang-migas

      Posted by saeful | 2 April 2012, 8:59 am
    • Nurani ya?? Jadi ente mendukung Alphard putih yang ngisi Premium seperti foto yang du-upload diatas?

      Justri DI ini pake nurani, mikir gimana supaya subsidi yang 137T itu bisa tepat sasaran, ga dihabisin ama orang yang punya Alphard ato Altis.

      Sektor Hulu migas, Pertamina sudah semakin unjuk gigi. Liat tuh, Blok ONWJ, dulu dipegang BP (Inggris) sekarang dipegang ma Pertamina. Blok WMO, dulu dipegang ma Kodeco (Korea), sekarang dipegang Pertamina. Ntar tahun 2017, blok Mahakam yg skrg dipegang Total (Perancis), mau dikasih ke Pertamina juga.

      Sabar aja bung, perubahan sedang berjalan kok.

      Sektor hilir, klo pertamina mau kerja keras, insyaallah masih bisa menang melawan asing. Jumlah SPBU pertamina masih ratusan kali lipat lebih byk drpd asing.

      Posted by RWB | 2 April 2012, 9:13 am
      • Kalau ada mobil Alphard ngisi premium ON-88… saya yakin yang ngisi BBM nya pasti sopirnya…., kalau pemiliknya pasti nggak akan mau.., karena Design mobil mewah pakai ON 94 tanya deh sama produsen atau ShowRoom mobil itu including di buku petunjuk….

        Posted by Seno | 2 April 2012, 9:23 am
        • supirnya pinter pak, diisi premium 1/3 di isi pertamax plus 2/3 jadi = pertamax

          Posted by saeful | 2 April 2012, 9:29 am
          • Berarti subsidinya buat rakyat kecil juga..Kan…ini baru BLT…Bantuan Tunai Langsung…QI..Qi..Qi

            Posted by Seno | 2 April 2012, 9:33 am
        • premium ditambah obat/tablet power boster 1bj seharga +/- Rp.5000 utk 20liter bensin bisa naikkan oktan 15-20 point dari ON-88 jd ON-100an (additif), saya sering pake itu lumayan manjur jd sama aja kita beli BBM ON-100 seharga Rp. 4750/liter, ngalahin pertamax kan bisa jd si alphard pake itu. selain naikkan oktan ini tablet jg bisa bersihin tangki bensin dan salurannya dari kerak BBM (biasanya sulfur) juga cepat larut (kurang dr 15menit) tablet ini buatan amrik dan dijual bebas (biasa beli di ACE hardware).

          Posted by pakde | 2 April 2012, 10:51 am
          • saya pake merk broquet (bukan promosi pak) hehehe

            Posted by saeful | 2 April 2012, 11:42 am
          • Nah…..ini ..juga mantab…karena dibutuhkan biaya yang besar…untuk dapat menaikkan angka Oktan dari stream product kilang yaitu Light naphta dengan angka Octan 80 menjadi oktan 88 (premium), Kalau product Power booster, additif atau apalah namanya…bisa menaikkan Octan sampai 100 (bahan bakar pesawat) dengan harga yang murah (yakin nggak sih..Octan jadi 100) seharusnya Pertamina bisa menggunakan ini sebagai Octan Improver…, Selama ini Bahan yang digunakan untuk Octan Improver itu baru Pake T.E.L (Tetra Ethyl Lead) berbasis timbal, yang sekarang sudah dikurangi pemakaiannya, Reformate (naphta dengan ON antara 89-92) atau impor HOMC (High Octane Mogas Component) ini yang bikin biaya membuat Premium menjadi Moaahal …..

            Nah kalau ada bahan yang bisa digunakan untuk menaikkan Octan dengan harga murah (Rp 5000) untuk 20 liter premium…..wooooow….. dijamin harga premium nggak akan ribut begini…

            salam,

            Posted by Seno | 3 April 2012, 10:38 am
          • mas seno jujur saya belum menguji secara lab. itu tertulis di kemasannya dan setelah saya uji memang tidak kalah dengan pertamax, tarikan jd enteng dan suara mesin jd halus akhirnya saya ketagihan, saya uji pake toyota 2000cc keluaran 2010. klo utk motor cukup 1/4 tablet unt full tank tarikannya terasa mak wusss. silakan coba saya tdk promosi cuma bagi2 pengalaman, malah saya kwatir dgn info ini bisa2 saya nanti kehabisan stock he he he..

            Posted by pakde | 3 April 2012, 11:28 am
          • Ide Pak DE mungkin bisa di pakai pertamina untuk membuat produk yang bisa mengurangi biaya Subsidi. Misalnya di buat produk premium ++ dg harga kisaran Rp 6000 s/d Rp. 7000.
            Orang malas beli pertamax karena harganya sangat tinggi. Apabila produk premium ++ dibawah harga pertamax, saya yakin banyak orang mulai memakainya. Beban Subsidi yg di keluarkan pemerintah juga akan semakin kecil.

            Posted by Hadi S | 3 April 2012, 2:47 pm
      • SPBU Pertamina yang milik Pertamina jumlahnya sangat sedikit.
        Kalau tidak salah, dari sabang sampai merauke tidak lebih dari 100 buah.

        Coba lihat nomor SPBU Pertamina, kalau nomornya diawali angka 34 maka itu bukan milik Pertamina.
        Yang diawali angka 31 barulah milik Pertamina.

        Kalau ada pembatasan penggunaan bensin berubsidi (premium), dan pengguna alphard, audi, mercy, BMW, lexus diwajibkan menggunakan BBM non subsidi, maka menurut saya, kecil sekali kemungkinan orang-orang kaya itu akan membeli Petramax dan Petramax Plus di SPBU Pertamina. Lebih baik mengisi di Shell, Total, atau Petronas. Harga lebih murah (coba lihat dan bandingkan harga sekarang), pelayanan lebih baik, kaca mobil dibersihkan, kualitas produk lebih terjamin, dll…

        Akhirnya apa? SPBU Pertamina tidak laku dan sepi!!
        Akhirnya apa? SPBU Pertamina merugi!!
        Akhirnya apa? Swasta Pemilik dan pengelola SPBU Pertamina harus menutup dan menjual SPBUnya masing-masing…jual ke siapa?? Ke Pertamina? Tidak mungkin Pertamina sanggup membeli semua. Akhirnya siapa yang membeli?? Akhirnya, pasti beralih menjadi Shell, Total dan Petronas.

        Siap menghadapi kenyataan itu??
        Penghancuran kedaulatan energi dari hulu sampai hilir

        Posted by M. Erick Antariksa | 7 April 2012, 2:36 pm
    • Saya yakin mas seno juga pengagum bung dis seperti saya,tapi saya sependapat dengan pendapat mas seno,yang disampaikan pak dis sama persis dengan niatan pemerintah yang akan melakukan pembatasn bbm,sebelum niatnya jadi menaikkan bbm,saya yakin pemerintah sudah berhitung kesulitan yg dihadapi dalam sistem pembatasn,sangat besar celah kecurangn yang sangat mudah dilakukan,baik dari pengusaha spbu,operator spbu,pengguna,penjul eceran ato bahkan pertamina sendiri.saya pekerja spbu,jadi sedikit bnyak tau,celah kecurangan yang akan terjadi.

      Posted by img reload | 2 April 2012, 9:24 pm
      • Intinya saya tidak ingin tulisan pak Diz kali ini membuat beliau terjebak pada Issue yang yang menyatakan BBM Tidak tepat sasaran, dengan memasang e-BBM maupun TV live, dampaknya…akan terjadi Friksi antara pemilik mobil mewah dan non mobil mewah..ujung-ujungnya akan terjadi benturan antara pemilik mobil mewah dan non mobil mewah…..coba..deh..kalau masyarakat marah gara-gara..ada mobil mewah ngisi premium…trus mobilnya di ancurin…apa yang lain nggak ikut-ikutan ngancurin mobil mewah.., trus apa salahnya orang punya mobil mewah mereka bayar pajak sudah mahal., kecuali dapet mobil mewah dari korupsi atau nyolong uang negara .
        Hati…hati..dengan Issue BBM tidak tepat sasaran…….wong sekarang aja gara-gara urusan korupsi …. sudah banyak mobil plat merah diancurin

        Posted by seno | 3 April 2012, 7:14 pm
    • Mas seno tajam penglihatannya…he..he..he….
      Tulisan kali ini kagak ada ruh-nya…..bolehlah sesekali datar.

      Ujian bagi om dis semakin hari semakin nyata, akankah ia kuat dg arus dajjal yg begitu masif?
      hanya orang-orang yg bersama Tuhan-lah yg bisa melawan arus tsb.
      sy yakin om dis bisa melewati hsl tsb. Bismillah.

      Posted by syafiihkamil | 2 April 2012, 9:59 pm
      • Ya…saya sangat suka dan kagum dengan tulisan dan ide -ide sebelumnya…., Murni dan ada ruh di dalam tulisan itu yang turut menyentuh perasaan kita, tulisan kali ini…cuma memindahkan ide Tol E- Card…ke sistem distribusi..

        Posted by Seno | 3 April 2012, 9:31 am
  52. Kenapa kita nggak mencoba memakai bio ethanol yang berbahan baku dari hasil olahan tebu (kalau nggak salah) dan ini bisa sejalan dengan idenya Pak DIS buat mendorong produksi tanaman tebu yang gilirannya juga peningkatan produksi gula dalam negeri dan mengurangi import. Kita bisa belajar sama Brazil yang sudah lama menggunakan bio ethanol tsb sejak lama sehingga bisa mengurangi ketergantungan pemakaian bbm selain adanya rencana proyek putra petir. Dimana ada kemauan pasti ada jalan…bukan begitu Pak DIS….?

    Posted by Joko Tingkir | 2 April 2012, 9:11 am
    • rendemen tebu kita hanya berkisar 6-7 . itu sangat berbeda dengan brasil kan pak ?

      Posted by trisnoadhy | 2 April 2012, 4:19 pm
    • sedang diupayakan… masih ingat artikel ‘bahtsul masail kubro’ pabrik gula, kan???

      rencananya memang meningkatkan rendemen tebu, membeli tebu dari petani dgn harga yg bagus supaya petani cinta pabrik tebu, pabrik tebu diefisienkan dgn mengoptimalkan mesin-mesinnya, ada yg dibikin bioethanol ada yg dipasangi genset supaya bisa jual listrik ke PLN…

      Posted by Novrian Eka Sandhi | 4 April 2012, 3:37 pm
  53. Mari kita dukung pemerintahan SBY sampai 2014, agar program kerja Pak Dahlan bisa berjalan dengan baik….kesampingkan dulu kepentingan2 politik yg hanya mementingkan golongannya saja…

    Posted by ricky | 2 April 2012, 9:13 am
  54. Ass. Saya setuju banget sama eBBM, asal diatur supaya nggak jadi lahan baru penyelewengan. Untuk langkah pertama angkutan umum, truck dan sejenisnya dulu yg dipasang, skalian uji coba (soalnya 3 anakku kalo sekolah naik mikrolet he he….), InsyaAllah harga sembako terkendali. LiveTV ok juga, tapi jangan live. Siaran tunda aja 2 jam/day, dipilih mobil-mobil (orang??) kaya yang gak tau malu. Apalagi kalo cukai rokok dan pajak mobil dinaikin 50%, mantep. Sementara nunggu eBBM, mobil pejabat / mobil parpol (skalian pencitraan….), terutama anggota DPR/ DPRD yang terhormat dikasi sticker “Kami Pro Rakyat. Mobil kami tidak menggunakan BBM bersubsidi”. [ Ini usul “out of topic” Pak Dis, mas Azrul mau gak jadi ketua PSSI?? Terbukti mampu benahin NBL]. Ganbatte pak DIS!!!

    Posted by ibunetigage | 2 April 2012, 9:16 am
    • bu, belum ada larangan yang menyatakan mobil dilarang minum BBM,
      jadi langkah pertama bikin dulu undang2nya
      setelah itu sticker yg tulisan kami pro rakyat ditambahin “kami tidak menggunakan BBM bersubsidi jika masih terbukti menggunakan silahkan segel dan bakar mobil ini, hihihihi

      Posted by saeful | 2 April 2012, 9:27 am
    • ahhh seharausnya pak dis ini buat tv nasional aja agar bisa jadi penyeimbang berita tv one n metro tv.bang azrus jadi menpora aja

      Posted by img reload | 2 April 2012, 9:33 pm
  55. Salut kepada bang Dahlan Iskandar…
    Lanjutkan perrjuannya bang…

    Posted by Cerpen | 2 April 2012, 9:21 am
  56. Numero Top Indonesia dengan Pemikiran yang Cemerlang….

    Posted by Puisi | 2 April 2012, 9:22 am
  57. Saya dukung program anda Bung saya akan tularkan semangat ini

    Posted by Mas Bejo | 2 April 2012, 9:22 am
  58. Afrika Selatan mengolah batubara menjadi “bensin”
    Karena cadangan batubara mereka berlimpah, dan biaya prosesnya lebih murah…
    …hmmmm

    Posted by M. Erick Antariksa | 2 April 2012, 9:25 am
  59. Saya rasa ide-ide teknis pembatasan bbm agar subsidi tepat sasaran bisa segera dilaksanakan, untuk hal ini perlu ketegasan pemerintah! Bersamaan dengan itu “kelahiran putra petir” perlu segera dikonkritkan, serta upaya penegakan hukum bagi penimbun dan penyelundup bbm perlu tindakan tegas, hukum jangan lagi bisa dibeli. Setuju, bahwa yg menjadi beban rakyat sebenarnya EFEK dari kenaikan bbm-nya, harga sembako, ongkos transportasi, dsbnya maka hal ini juga harus MAMPU DISELESAIKAN PEMERINTAH bukan semuanya diserahkan pada pasar. INTINYA KITA HARUS MENYELESAIKAN MASALAH-MASALAH BANGSA SECARA INTEGRAL / MENYELURUH TIDAK SEPOTONG-SEPOTONG. Salam hormat pak DIS

    Posted by Roberts Suryatno | 2 April 2012, 9:35 am
  60. saya pesimis dengan MH hari ini….menurut saya ada salah satu parameter yg belum di perhitungkan sma pak DIS….parameter itu adalah berapa jumlah mobil pabrikan jepang di indonesia ini yg tidak laku kalau ide di MH ini berjalan..? ternyata setelah penerapan live TV Subsidi & E-BBM ternyata mereka cuma mampu jualan 100 ribuan mobil/th…..mungkin ngga sih mereka yg biasa jualan mobil smp 500 ribuan mobil/th setuju ide ini …? kira2 apa yg akan dilakukan pabrikan itu jika ini smp terjadi..? mungkin ngga mereka hanya berdiam diri..? Saya lebih kuatir dg mereka yg sdh biasa enak2an jual mobil ternyata harus untung sedikit atau bahkan rugi dari bisnis ini….

    Posted by khan muda | 2 April 2012, 9:52 am
    • Dulu kasus pajak progresif, pabrikan jepang juga takut klo penjualannya bakal memble. Tpi ternyata ga ngaruh juga. He2x.
      Toh sebenarnya dari pabrikan juga mensyaratkan bensin minimal RON 92 pak, mestiny mereka malah dukung ide ini.
      Sepertinya yg penting adalah komunikasi aja antara pemerintah dan pengusaha mobil.

      Posted by RWB | 2 April 2012, 10:05 am
    • Salam DIS…….
      Mungkin lebih membumi konsep E-BBM dan semua masyarakat Indonesia bisa menikmati, khilafiyahnya; memadukan e-KTP dan Kartu Kredit. Artinya, subsidi bisa diterima bukan pada jumlah unit kendaraan tapi per KK (kartu keluarga), kemudian jumlah subsidi dalam E-BBM itu bukan nilai dinilai Rupiah tapi “Liter/Bulan”.
      Misalnya begini :Pak A (pemilik KK) sebagai pemilik kartu UTAMA, per bulan mendapat “kuota” BBM bersubsidi dg harga Rp.4500/lt sebanyak 20lter/bln, selebihnya klo kuota habis dikenakan harga non-subsidi. Istri, anak, ponakan dll dalam KK tersebut adalah pemilik kartu TAMBAHAN yg mengikuti kuota per KK. Jadi kita tidak melihat berapa jumlah kendaraan yg dimiliki dalam satu KK, tapi KUOTA per KK yg di subsidi. Kartu-BBM itu bsa bekerjasama dengan perbankan, seperti halnya e-toll maupun flazz.
      semoga, bermanfaat…….

      Posted by m. duro | 2 April 2012, 10:22 am
  61. Perlahan tapi pasti pak DI menggebrak indonesia..:D

    mudah2n program2nya jgn cuman “anget2 tai kotok” doank, setelah tidak jadi mentri tidak ada yg melanjutkan lagi

    jadi dech terbengkalai semua nya

    Posted by bacrut | 2 April 2012, 10:08 am
  62. Salah satu link BBM sintetis

    http://www.bappenas.go.id/get-file-server/node/2755/

    Posted by riful | 2 April 2012, 10:29 am
  63. Alhamdulillah.. senang rasanya mendengar banyak ide disini. saya sangat setuju dengan E-BBM pak dis agar subsidi benar-benar tepat pada sasaran.

    Ijinkan saya menyumbang sedikit ide saya. bagaimana kalau setiap kota atau daerah berlomba mencari solusi kenaikan BBM untuk daerahnya masing-masing.

    contohnya: di setiap kota diberikan jalur sepeda dan difasilitasi juga dengan tempat parkir sepeda dari sekolah, kampus, kantor pemerintahan, serta tempat-tempat perbelanjaan. sambil kita menunggu mobnas listrik tidak ada salahnya kita merubah gaya hidup. dengan adanya fasilitas pasti sebagian besar orang yang peduli gaya hidup sehat akan tertarik.
    Yang ke 2: adanya kendaraan masal seperti bus sekolah. sekolah-sekolah yang berdekatan bisa dikelompokkan dan dibuatkan jalur bus sekolah. saya miris dibeberapa kota banyak sekali anak-anak SMP dan SMA membawa mobil ke sekolah hanya untuk menaikkan gengsi. setidaknya dengan adanya bus sekolah kita sekaligus memperbaiki moral anak bangsa.
    Yang ke 3: Untuk pabrik dan perusahaan berkapasitas besar dan mempunyai banyak karyawan juga harus menyediakan bus pekerja. ini juga bisa dikelompokkan dengan rumah dan jalur” yang diewati karyawan.

    Semoga kedepannya Indonesia lebih baik. SEMANGAT INDONESIAKU!!

    Posted by faradilaanjani | 2 April 2012, 10:37 am
    • SEPEDA !!!
      Dalam hal transportasi, optimalisasi penggunaan sepeda merupakan cara jitu untuk mengurangi konsumsi BBM. Apalagi bila sepeda dikombinasikan dengan angkutan umum.

      Karena BBM subsidi belum jadi dinaikkan maka dana untuk bazzar-murah yang ratusan milyar itu jadi idle kan?

      Nah, manfaatkan dana itu untuk mengedukasi masyarakat pengguna mobil pribadi untuk tidak menggunakan mobil2 pribadinya.

      Alternatif pengganti kendaraan pribadi ada 3, pertama: transportasi umum massal, kedua: sepeda, ketiga: jalan kaki.

      Adakan program untuk mengalihkan pengendara mobil secara sukarela dan sukacita untuk menggunakan kendaraan umum dan/atau sepeda. Adakan program Carfree Work-Day.

      Diadakan satu hari, pada hari kerja.

      Bagaimana caranya?
      Pada hari itu (hanya hari itu saja) pastikan keadaan kendaraan umum massal nyaman dan aman. Misalnya ada petugas TNI/Polri menjaga setiap bus dan gerbong kereta api. Kan banyak yang takut naik kendaraan umum karena faktor keamanan. Stasiun dan terminal dibuat aman dan nyaman. Sewa ac portable dan fan kalau perlu.

      Pada hari itu (hanya hari itu saja), buat lajur khusus pesepeda di jalan-jalan raya. Sediakan petugas TNI/Polri/Satpol PP/Ormas untuk menjaga jalur khusus sepeda itu agar steril dari kendaraan bermotor.

      Pada hari itu (hanya hari itu saja), semua gedung perkantoran dan mall diharuskan menyediakan tempat parkir “terhormat” (yang biasanya ada di depan lobby) bagi tempat parkir sepeda. Sediakan tenaga penjaga penitipannya.

      Pada hari itu (hanya hari itu saja), perbolehkan pengendara sepeda menenteng sepedanya naik kereta api (ada gerbong ekstra khusus penggowes sepeda).

      Pada hari itu (hanya hari itu saja), adakan program diskon makan dan minum (juga mungkin tiket bioskop) bagi pengunjung mal yang datang menggunakan sepeda (karena naik sepeda, tidak logis memberi diskon belanja barang, bawa pulangnya naik apa?).
      Kalau pengunjung bersepeda itu memiliki kartu kredit bank BUMN, dapat diskon ekstra lagi. Tapi diskonnya diskon yang dahsyat. Jangan diskon basa-basi.

      Jadikan hari itu sebagai Hari Kasual Nasional. Pakaian orang kantoran hari itu diperbolehkan agak santai.

      Program ini kerjasama Kementrian BUMN, Kementrian Dalam Negeri (Pemda-Pemda), DepHub, Polri, dan TNI.

      Bila sukses, BUMN bisa melanggengkan program ini secara permanen dengan cara menyediakan Gerbong KA (dan juga bus) khusus pesepeda. Bagus kan, jadi dari rumah naik sepeda ke stasiun, naik ke kereta, lalu naik sepeda lagi dari stasiun ke kantor.

      Bank-bank BUMN bisa bekerja sama dengan gedung-gedung perkantoran juga shopping mall untuk menyediakan tempat parkir sepeda gratis khusus pesepeda yang memiliki kartu kredit atau ATM Bank-bank BUMN. Tempat parkirnya harus terhormat lokasinya dan dibranding habis2an agar mencolok mata.

      Hidupkan kembali program bike to work di kantor2 BUMN. Dulu pernah ada, tapi sekarang sudah pada lupa lagi.

      Posted by M. Erick Antariksa | 7 April 2012, 3:40 am
  64. mantapp sekali diskusi hari ini..
    berbagai macam opini dan pengetahuan baru bisa saya dapatkan..
    salut buat semua komentator yg sudah berbagi ilmu.. setuju atau tidak ? itu masalah lain.. ilmunya yg penting…

    sukses selalu buat rekan2 semua..
    salam kerja.. kerja… KERJAAAA…..

    Posted by sasmente | 2 April 2012, 10:50 am
  65. Tahun 2012 : KERJA, KERJA, KERJA..

    Posted by petapemikiran | 2 April 2012, 11:01 am
  66. Penghematan BBM…..?bagi masyarakat kelas menengah ke bawah saya yakin 1000% bisa kalo cuman berhemat BBm…tpi apakah bisa di laksanakan untuk golongan2 menengah ke atas,seperti pengusaha,politisi,pejabat-pejabat dan kroni-kroni’ny….Ehhh satu lagi yg sering banyak omong tapi hasil’nya 0 besar….Anggota DPR kita yg kata’nya paling terhormat…kata mereka sich?kalo kata kami rakyat kecil gag lebih dari segerombolan Maling berjubah pendekar.saya Usul pak Dis..untuk penggunaan sistem e-BBm ada baik’nya BUMN selain mempersiap’kan sistem dan peralatan pendukung dan penunjang operasional di lapangan untuk bekerja sama dengan Samsat-Samsat di seluruh indonesia.agar lebih detil dan rinci mana mobil yg tenaga-nya lebih dari 1300cc dan kendaraan-kendaraan plat kuning yg di khusus’kan untuk sarana transpotasi rakyat.dari data samsat’lah data base konsumen si pemilik kendaraan tersebut bisa di ketahui.konsumen itu termasuk orang yg layak mendapat’kan e-BBm ato tidak’nya nanti bisa di verifikasi ulang sewaktu dia melakukan pepanjangan STNK dan ada petugas survey yg langsung turun ke rumah-rumah konsumen tersebut.tapi petugas-petugas survey’nya harus yg kredible dan jujur dalam menjalan’kan pekerjaan’nya karena tidak menutup kemungkinan survey2 tersebut malah main mata dengan para pemilik kendaraan2 yg tidak layak untuk di beri subsidi.saya selalu mendukung pemikiran-pemikiran pak Diz yg selalu lebih mengutamakan kepentingan masyarakat kecil di negeri ini…beliau bukan hanya mampu berbicara tapi sudah melaksanakan’nya langsung..ayo pak Diz..program bapak ini wajib di jalankan…biar anggota anggota DE PE ER kita yang kata’nya terhormat kehilangan Muka’nya di depan Rakyat…karena omongan mereka selalu mengatasnamakan kepentingan rakyat…. Gelar Negarawan Sejati Layak di semat’kan untuk bapak…salam Diz’mania

    Posted by wongcilik | 2 April 2012, 11:05 am
  67. Reblogged this on Kusumakomputer Blog.

    Posted by kusumakomp | 2 April 2012, 11:11 am
  68. saya pingin komentar komentarnya Pak DI ini :

    “Obama memang serius dalam program pengurangan ketergantuangan kepada minyak. Apakah ini juga pertanda dia tidak akan mau mencium pipi Ayatullah Khamenei? Dan kita terus tersikasa BBM karenanya?.”

    kalau yang saya pahami , Obama itu cuma concern sama pembenahan ekonomi nya negara sendiri yang sedang carut marut ( ingat sekarang eropa dan AS sedang amburadul ekonominya walaupun belum dekatakan default seperti yunani hehehe ), nah dengan pelarangan pembelian minyak ke IRAN maksudnya itu di suruh beli ke pasar spot (tahu sendiri yang menguasai pasar spot itu siapa ?? hehehe .. (teman teman AS / eropa itu sendiri) atau beli ke arab saudi (yang dari dulu rajanya paling dekat sama eropa / AS / Israel) .

    dengan kata lain (AS dan eropa mengharap) kita beli dari teman teman mereka dan secara otomatis membantu ekonomi mereka tanpa kita sadari.

    Ini terlihat juga sekarang indonesia bajir HOT money jangka pendek yang kebanyakan “di mainkan ” di pasar modal tanpa investasi secara real atau atau obligasi jangka pendek. karena di negara mereka sendiri bunganya sangat rendah (hampir 0 % bosss hehehehe 😀 )

    Jadi kalo kita gak punya aturan investasi asing di pasar modal secara lebih kongkrit / pro lokal pasar modal kita gampang di mainkan sama bule bule itu .

    Pun sebaiknya kita gak usah mendengar warning AS karena tujuan mereka ekonomi , lebih baik kita beli (kalo masih kurang untuk kebutuhan dalam negeri secara langsung dari IRAN tanpa lewat broker asing.

    perbanyak juga infrastruktur eneergi (penyulingan dll) di dalam negeri jangan melulu beli dari asing dan berikan kesempatan lebih banyak ke kontraktor lokal seperti PERTAMINA dan MEDCO dll untuk eksplorasi di negara sendiri.

    CINA dan INDIA sudah membuktikan kecerdasan nya , kapan kita menunjukkan ??

    salam kemerdekaan ekonomi dan energi.

    Posted by kampret | 2 April 2012, 11:30 am
    • SETUJU !!! BANGET !!!

      Posted by M. Erick Antariksa | 2 April 2012, 12:02 pm
      • saya malu sama BUng Karno (bapak bangsa ini)

        puluhan tahun lalu ,bung karno repot repot menasionalisasi perusahaan asing di indonesia dan merebut irian barat dari belanda / inggris.

        sekarang malah merana indonesia , tidak jelas kebijakan ekonomi dan energinya.. (malah negara kita di protoli .. dari sepadan / ligitan, timor timur … mana lagi yaaa ?? )

        lihat singapura/malaysia , negara se upil gitu malah membeli perusahaan kita …. ladang energi dan ladang ekonomi kita (u name it (dari bank – sampai minyak punya asing ada di sini)) ….

        padahal kalo dari dulu kita meneruskan kebijakan BUng karno yang sangat nasionalis itu kita gak merana begini jadinya, bisa bias kita yang membeli negara mereka karena keuntungan dari energi … (ingat ingat energi seperti minyak , batu bara dan gas bakal habis sebentar lagi) sampai kapan kita berhenti jualan dan jadi pasar bancakan untuk negara lain ?? bung karno kalau tahu begini bisa bangkit dari kubur nya ……..

        salam kemerdekaan ekonomi dan energi.
        dari orang tolol yang pasrah sama juragan juragan dan mafia yang menguasai negara ini huhuhuhuhuhu 😦 😦

        Posted by kampret | 2 April 2012, 12:27 pm
  69. Pak Dahlan Pertamina suruh bikin bensin jenis baru aja misal bernama Bensin Subsidi dengan angka oktan serendah yang dimungkinkan secara teknis untuk bisa digunakan di motor lama. Trus silahkan premiumnya dinaikkan 😀

    Posted by wa2nlinux | 2 April 2012, 11:32 am
  70. sekedar masukan:
    spbu2 yg tadinya paling banyak utk premium, di balik jadi pertamax paling banyak & premium yg paling dikit pom nya. yg tadinya gak jual pertamax, jadi jual pertamax.

    org2 kita terkenal males & gengsian, males ngantri panjang premium, mending isi pertamax.
    gengsi dong mobil pribadi ngantri bareng angkot. hehehe…

    http://phitiphiti.wordpress.com/2011/06/07/memaksa-orang-untuk-memakai-non-subsidi/

    Posted by phitiphiti | 2 April 2012, 11:38 am
  71. sudahlah! terlalu banyak tulisan dan omongan! kalau berani basmi itu ‘MAFIA MINYAK’ dari hulu hingga hilir!! basmi itu penyeludup minyak! dan Optimalisasi penggunaan GAS! tidak usah ribet pake listrik karena ujung ujungnya listtrik butuh bahan untuk pembangkit entah itu minyak, gas, batubara, air, angin, nuklir ataupun matahari, dimana aplikasinya pada moda trasportasi menggunakan batery/ accu yang harus dicharge berjam jam mengakibatkan borosnya konsumsi listrik rakyat dan akhirnya listrik jadi mahal dan tetap byarpet. Ayo bersatu demo dan seret mafia minyak! jangan rusak prasarana publik, jangan ditunggangi parpol, jangan buruk sangka, jangan jadi sayur, jadilah sambal yang bikin kapok para mafia!

    Posted by omongdoangyanggede | 2 April 2012, 11:45 am
    • setuju pak, tapi tolong galau bapak sudah bilang ada mafia minyak seperti apa mafia minyak ini biar kami lebih mengerti dan siapa aktor yang bapak tahu, kita siap ikut mendukung dan menghancurkan mafia minyak tapi tolong bapak juga jangan omong doang teriak minyak tapi tidak bisa membuktikan, minimal kita bisa masuk dan ikut mendalami modusnya biar kita share ke yang lain disini ditulis juga boleh

      Posted by saeful | 2 April 2012, 11:57 am
      • Menurut saya super ribet… super profesional…
        Ada guyonan, dibutuhkan 3 klon Dahlan Iskan untuk merunut dan memecahkan masalah mafia perminyakkan.
        Dahlan Iskan pertama mencari dan mengidentifikasi masalah perminyakkan.
        Dahlan Iskan kedua memecahkan masalah dan melaksanakan perubahan.
        Dahlan Iskan ketiga menjadi umpan peluru dan sasaran tembak mafia perminyakan yang marah.

        Posted by M. Erick Antariksa | 2 April 2012, 12:08 pm
    • iya, ini problem besar di negara kita… semua sektor yg menguasai hajat hidup orang banyak yg harusnya dikuasai negara malah dikuasai mafia… kami butuh informasi riil… siapa sih yg disebut mafia minyak? perusahaan mana? grup konglomerat mana? parpol mana? supaya bisa dibedakan mana kawan dan mana lawan…

      memberantas masalah mafia ini sangat penting… krn semua alternatif solusi yg disodorkan pak Dahlan dan teman-teman disini akan tetap mentok krn kita semua masih butuh minyak…

      Posted by Novrian Eka Sandhi | 3 April 2012, 4:38 pm
  72. Bensin Sintetik dari Batubara?
    Bukan cuma AfSel,
    Cina yang kolektor Batubara kalimantan, sudah mulai bergerak memproduksi Coal to Fuel dan juga Liquid Coal. Masing-masing produksinya sudah lewat 100 ribu BPD.
    Ongkos produksinya (harga pembelian/produksi Batubara) dibawah US$60/barrel.

    Amerika dan Qatar (juga Malaysia), juga sudah mulai bergerak memproduksi Coal to Fuel.
    AU Amerika (USAF) sudah menginstruksikan untuk menggunakan bajan bakar pesawat dari olahan coal demi penghematan biaya.

    Qatar Airways dan Luftansa sudah menggunakan bahan bakar dari olahan coal.

    Beras sintetik dari sagu hampir menjadi kenyataan. Sekarang ayo tawarkan satu lagi terobosan solusi murah, mudah dan berdaya guna untuk bangsa : BBM SINTETIK DARI BATUBARA !

    Posted by M. Erick Antariksa | 2 April 2012, 11:53 am
    • Maaf ada salah ketik…

      Pada alenia pertama tertulis :
      “Masing-masing produksinya sudah lewat 100 ribu BPD.
      Ongkos produksinya (harga pembelian/produksi Batubara) dibawah US$60/barrel”

      Seharusnya tertulis :
      Masing-masing produksinya sudah lewat 100 ribu BPD.
      Ongkos produksinya (harga pembelian + produksi Batubara menjadi BBM) dibawah US$60/barrel.

      Posted by M. Erick Antariksa | 2 April 2012, 1:31 pm
    • Banyak pemikiran brilian dituangkan di sini…
      Tapi saya tetap ingin bertetap untuk mendoakan agar Pak Dahlan mau sependapat dengan saya untuk memulai babak baru perminyakkan Indonesia.

      BBM Sintetik !!!

      Sintetik yang bagaimana? Nah, kali ini pemikiran saya semakin mengerucut pada satu pilhan termudah dan termurah : BBM SINTETIK DARI BATU BARA !!!

      Kenapa? Karena kita punya cadangan batu bara melimpah, rupanya cadangan batu bara kita jauh lebih banyak dari cadangan minyak kita…

      Kenapa? Karena (di Indonesia) juaauh lebih mudah menambang batu bara dibanding menambang minyak… Karena jauh lebih mudah, dengan sendirinya juaaauuuuh lebih murah menambang batu bara.

      Kenapa? Karena biaya untuk menghasilkan minyak dari batu bara jauh lebih murah dibanding harga minyak per barrelnya.
      Harga minyak perbarrel sudah melewati 100 dolar, sedangkan harga untuk mendapatkan satu barrel minyak sintetik dari batu bara hanya 60 dolar !! Itu pun dengan perhitungan bahwa batu bara didapat dengan cara menambang ke bawah tanah, yang jauuuuh lebih mahal dibanding cara Indonesia mendapatkan batu baranya. Kita tidak menambang batu bara dari dalam tanah, kita cukup mengeruk langsung batu bara di permukaan tanah (open pit).
      Apabila menggunakan cara penambangan open pit, maka biaya untuk menghasilkan satu barrel minyak sintetik dari batu bara akan jauh lebih murah dari 60 dolar… Mantaaaap kaaan !!!

      Karena inti permasalahan dalam tulisan ini adalah TINGGINYA HARGA MINYAK maka cara mensiasatinya adalah MENCARI MINYAK YANG RENDAH HARGANYA !!!

      Metode menghasilkan BBM dari batu bara diperkenalkan oleh tokoh idola saya, Adolf Hitler, karena dulu bangsa Jerman harus berperang padahal sedikit sekali mempunyai tambang minyak namun kaya dengan tambang batubara. Karena sudah sekian puluh tahun yang lalu, maka paten ekslusif atas metode dasar pengolahan batu bara menjadi BBM sudah bisa bebas digunakan siapa saja.

      Namun apabila kita terlalu bodoh dan malas untuk mencari cara mengolah batu bara menjadi BBM, kita bisa menggandeng Sasol, sebuah perusahaan Afrika Selatan yang di negaranya sendiri menghasilkan 200.000 barrel BBM sintetik dari batubara setiap harinya (coba pakar perminyakan tolong dibandingkan dengan angka lifting minyak nasional Indonesia berapa ya perharinya???).

      Cina, Amerika Serikat, Jerman, India, Selandia Baru, Malaysia dan negara-negara penghasil batu bara lainnya beramai-ramai sudah mulai beralih ke BBM sintetik dari batubara. Kenapa? Karena selain ingin mendapatkan bahan bakar murah dan bebas dari ketergantungan bahan bakar minyak impor.
      Jadi, sangat wajarkan apabila Indonesia ikut bergabung menjadi negara penghasil BBM sintetik dari batubara?!

      Apabila tadi dibilang ada mafia perminyakkan di dunia perminyakkan Indonesia, maka di dunia perbatubaraan Indonesia tidak ada mafianya… tapi juga bisa dibilang tidak ada hukumnya… Siapa pun bisa dengan mudahnya mendapatkan izin eksplorasi, eksploitasi, dan perdagangan batu bara… Lalu dengan mudahnya mengekspor batubara ke luar negeri,
      Masih ingat kan bagaimana kesalnya Pak Dahlan karena pembangkit-pembangkit tenaga listriknya kurang mendapat suplai batubara? Padahal kita sangat kaya batubara! Tapi para pemilik tambang lebih suka menjual hasil tambangnya ke para pembeli dari luar negeri. Kenapa? Bukan cuma karena harga, tapi lebih karena malas. Pembeli luar negeri bersedia datang ke tambang untuk membeli langsung di tambang, atau menyewa tongkang dan siap membeli di tongkang, atau di kapal.
      PLN biasanya membeli batubara di lokasi-lokasi pembangkit listriknya. Jadi penambang harus mengantar batubaranya.

      Perlu ada regulasi ketat mengenai ekspor batubara!
      Hanya boleh ekspor, apabila kita sendiri sudah kenyang dengan batubara.
      Rugi? Siapa yang rugi?! Pengusaha batubara tetap akan dibeli batubaranya, tapi tidak boleh seenaknya mengekspor semua batubaranya ke luar negeri. Puaskan dulu dahaga PLN, penuhi dulu kebutuhan mesin-mesin pabrik anak negeri, dan juga siapkan batubara untuk diolah menjadi BBM sintetik… Setelah itu, baru boleh ekspor !!

      Di dunia perminyakkan Indonesia yang katanya banyak mafianya, tidak ada penambang yang bisa seenaknya menjual minyak hasil tambangnya.

      Jadi, dari pada cerewet membicarakan audi, alphard, lexus, BMW, dan Mercy mengisi tankinya dengan bensin premium, lebih baik kita sama-sama berdoa agar semoga Pak Dahlan bisa memiliki gairan yang sama… BBM SINTETIK DARI BATUBARA !!
      MURAH !! MUDAH !! dan MELIMPAH !!

      ayoo, ramai-ramai kita doakan…

      Posted by M. Erick Antariksa | 3 April 2012, 2:14 am
    • nah, ini kan bagus utk memperkaya usulan alternatif solusi… keluarkan semuanya, boss… kita butuh semua jalan… pemerintah kita sebenarnya enak, gak usah terlalu capek mikir cari ide… asal mau buka telinga utk rakyatnya yg cerdas dan lapang dada utk sabar mengurusi rakyatnya… pak Dahlan sukses menularkan auranya, sebagian besar komentar disini memberondongkan ide-ide briliannya… 🙂

      Posted by Novrian Eka Sandhi | 3 April 2012, 4:31 pm
      • Di acara ILC tvOne barusan, wakil menteri ESDM, itu bapak-bapak yang gondrong itu, beberapa kali mengutarakan kalau batubara bisa diolah menjadi BBM.

        Batubara menjadi Bensin…
        Batubara menjadi Solar…
        MUDAH !! MURAH !! MELIMPAH !!!

        Bila kementrian BUMN tidak bisa menjalankan (karena tidak punya batubara, PLN saja harus kerja keras agar dapat suplai batubara), mari kita juga berharap kementrian ESDM mampu mengolah dan memproduksi cadangan berlimpah batubara kita menjadi bensin dan solar sintetik yang murah dan membebaskan kita dari ketergantungan bahan bakar impor !!!

        Posted by M. Erick Antariksa | 4 April 2012, 12:26 am
        • dengarkan kata Sujiwo Tejo… sekarang ini jamannya yg gondrong dan urakan… krn yg sopan dan kalem patut dicurigai korupsi… hahahaaa… 🙂

          tapi, kasihan juga pak Wamen ESDM kita ini… saya yakin beliau orang brilian dan pekerja keras seperti pak Dahlan… tapi, seperti kata Fuad Bawazier, pak Widjajono ini berada dlm rezim yg sdh kadung tdk dipercaya, membawa dosa-dosa sejak masa pemerintahan yg lalu… sedangkan pak Widjajono baru 3 bulan jadi wamen langsung jadi bemper utk membela kebijakan rakyat… beliau tahan dihujat DPR, pengamat, dan media… semoga kualitas kerja sebanding dgn ketahanan beliau menjadi bemper kebijakan pemerintah…

          Posted by Novrian Eka Sandhi | 4 April 2012, 3:44 pm
  73. Bagaimana pendapat pak Dahlan tentang artikel pak Kwik ini. http://kwikkiangie.com/v1/2012/03/kontroversi-kenaikan-harga-bbm/
    Apa benar yang dilakukan pemerintah saat ini seperti yang dijelaskan dalam artikel tersebut?

    Posted by richard | 2 April 2012, 12:12 pm
    • @Richard.. Coba aja anda komen yg kritis terhadap tulisan itu… Di jamin pasti g bakal bs ter posting..qiqiqiqi… Lupa dia kalo dulu di zaman nya Mega juga menaikkan harga BBM.

      Posted by ABud | 2 April 2012, 12:54 pm
    • bang ricardo : di metrotv pernah berhadapan langsung antara orang bph migas sama perhitungan pak kwik diatas, intinya memang benar perhitungannya seperti perhitungan pak kwik akan tetapi surplus 97 triliyun adalah sumbangan bph migas untuk APBN ,tetapi itu minyak dan gas akan tetapi untuk minyaknya sendiri kelebihan nombok dan akan terus nombok seiring dengan kenaikan harga minyak dunia pak Kwik seolah menutupi jika di Indonesia banyak energy non oli yang belum di explorasi jadi defisit anggaran, akan tetapi akan mengakibatkan energi yang lain tidak didayagunakan karena apbnnya habis untuk membeli minyak yang mahal, makanya wamen esdm bilang bahwa ini negeri lucu

      Posted by saeful | 2 April 2012, 1:05 pm
    • ini kan salah 1 problem yg blm pernah bisa akur… asumsi yg digunakan pemerintah beda dgn para pengamat… okelah, kalo kita buruk sangka dgn menganggap pengamat punya kepentingan juga utk pencitraan… maka yg seharusnya dilakukan pemerintah adalah mencari dukungan rakyat dgn transparansi kebijakan… ungkapkanlah semuanya, hasil penjualan minyak bumi Indonesia berapa dan kemana, biaya impor minyak mentah dan minyak jadi berapa kapan dan siapa pelaksananya, komponen apa aja yg digunakan dlm menghitung… faktanya pemerintah sendiri tdk terbuka utk urusan hitung-hitungan… di 1 saat bilang, rakyat Indonesia sdh cerdas… eh, di saat lain bilang, rakyat gak butuh hitung-hitungan yg terlalu njlimet…

      bukan belain Kwik Kian Gie sih, tapi bukankah beliau jadi menteri di jaman Mega juga gak khatam, di-reshuffle tengah jalan lalu keluar dari PDI-P bikin parpol baru… dlm wawancara di Metro dia bilang, bahkan waktu dia jadi menteri pun, dia merasakan dikucilkan oleh ‘mafia lingkaran birokrasi’… menurut klaim beliau, banyak sekali kebijakan yg dibuat dgn meminggirkan peran beliau… biar waktu yg membuktikan…

      Posted by Novrian Eka Sandhi | 3 April 2012, 4:24 pm
  74. Insya Allah besok Rabu 4 April 2012, Jam 07.00 – 10.00 Dahlan Iskan hadir sebagai pembicara dalam acara Coffee Morning di Perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (Perhimpunan KB PII), Jl Daksa V No 5 Jakarta Selatan. Tema (yang diusulkan): BUMN untuk Kesejahteraan Rakyat dan Kemajuan Bangsa. Datang yuuk sarapan pagi (makan nasi uduk) sekalian silaturrahmi…

    Posted by mas aziz | 2 April 2012, 12:53 pm
    • Confirmed datang Pak Dahlannya, mas Aziz?
      Kemarin hari Sabtu, di seminar para insinyur di Hotel Harris, Pak Dahlan tidak datang.
      Menurut panitia, Pak Dahlan dan timnya mendadak tidak bisa dihubungi.

      Posted by M. Erick Antariksa | 2 April 2012, 1:22 pm
  75. ralat: info terakhir ternyata beliau gak bisa datang karena masih ada kesibukan yang lain, mohon maaf dan terima kasih

    salam

    mas aziz

    Posted by mas aziz | 2 April 2012, 1:20 pm
  76. Bingung ane orang2 ini maunya gimana. Dulu mau pembatasan BBM, pada ga setuju semua maunya BBM dinaikkan aja. Sekarang mau dinaikkan, rame-rame diprotes lagi.
    Liat aja tuh, alphard, audi, crv pada isi premium semua.
    Pak DI ingin ngajak lari negara Indonesia, tapi rakyatnya maunya jalan ditempat.

    Posted by RWB | 2 April 2012, 1:27 pm
  77. Yth. Pak DI… Karena rata rata orang Indonesia itu merasa seneng kalo mendapat Bantuan dari Negara, maka rasanya Teori tsb tidak akan ngevek terlalu dalam.
    Tolong pak disampaikan saran saya kepada Bapak Presiden tentang Pidato Tanggapan Presiden thd hasil sidang PARIPURNA kemari. Saya punya usul mengenai PENGHEMATAN ANGGARAN YANG HARUS DILAKUKAN adalah :
    1 Haruslah Pemerintah dahulu yang memberi Contoh dulu. ( Perlu tindakan NYATA dan SEGERA sebelum 6 Bulan habis.
    2 Umumkan dan lakukan pengurangan gaji para anggota DPR, DPRD I, DPRD II
    3 Umumkan dan lakukan pengurangan gaji para Menteri.
    4 Umumkan dan lakukan pengurangan gaji para PNS yang berada di ESELON III keatas yang telah memperoleh Fasilitas Mobil Dinas
    5 Pergunakan dana dana tersebut untuk dibagikan pada MASYARAKAT MISKIN dengan cara PADAT KARYA
    6 BLSM hanya untuk PARA JANDA yang masuk GOLONGAN MASYARAKAT MISKIN.]
    Meskipun ke 6 langkah tadi tidak POPULIS di hadapan semuanya, toh Bapak SBY sdh tidak bisa mencalonkan lagi.
    Lebih baik Masyrakat yang SEJAHTERA pak…. itu juga AMANAT UUD dan PANCASILA.
    Untuk PENINGKATAN PENERIMAAN NEGARA : dari SEKTOR PAJAK Buatkan TATA CARA yang MUDAH agar setiap WAJIB PAJAK merasa BERHARGA KRN telah membayar PAJAK.
    Mudah mudahan 6 bulan ke depan sukses dalam mengurangi SUBSIDI BBM

    Posted by Jeng Sri | 2 April 2012, 1:43 pm
    • Inilah yang harus dilaksanakan,pemikiran yang mantab buat masyarakat percaya dengan tindakan penghematan yang nyata,ebbm adalah hal yang sanagt besar celah penyelengnnya,naikkan bb,m adalah hal yang realistis,meskipun pahit,tapi pahitnya obat,

      Posted by img reload | 2 April 2012, 9:43 pm
    • gaji menteri sdh berkurang 1 utuh, yaitu gaji menteri BUMN, krn pak Dahlan tak pernah ambil gaji… 🙂

      iya tuh, penghematan di sektor birokrasi… kemarin waktu kunjungan ke China dan Korsel, pak BeYe habis berapa tuh??? mestinya ada yg bisa dihemat. berani taruhan, pak Dahlan kan juga ke China, pasti pakai uang pribadi gak nebeng uang negara…

      Posted by Novrian Eka Sandhi | 3 April 2012, 4:13 pm
  78. Subhanallah, ternyata pendapat dan kritik teman2 sangat tajam dan bagus2. Semoga kita semakin bersemangat membangun negeri ini bersama-sama. Amin

    Posted by ardi | 2 April 2012, 2:01 pm
    • Kalau ada trust dan dilibatkan, ternyata rakyat juga gak kalah pinter dari menteri.. mantabs teman..
      Banyak ide dan solusi bagus tapi gak bisa like n komentari satu satu 😀

      Posted by Deni Himawan | 2 April 2012, 5:39 pm
  79. Saya setuju banget dengan progam bapak….
    sehingga yang sekarang banyak dibicarakan seperti “alphard yang doyan minum premium”
    harus segera di binasakan dari negara ini…..
    selain itu kita manfaatkan saza teknologi internet yang semakin canggih…
    misalnya kita poto saja ketika melihat mobil mewah ketika mengisi premium,,,
    lalu kita uploaqd kemudian kita sebar,, ke via….internet….heee,,,

    Posted by angga | 2 April 2012, 2:03 pm
  80. lagi Hot nich : mobil2 mewah pake premium, ngantri bareng bajaj..:D

    http://us.finance.detik.com/read/2012/04/02/122301/1882691/1034/wuah-demi-premium-mobil-mewah-audi-ngantre-bareng-bajaj

    wakakak, mudah2an cuman sopirnya , bukan yg punya..lagian klo yg punya tau harusnya dia marah tuch

    Posted by Doni | 2 April 2012, 2:17 pm
  81. Cerdas sekali, like Dis yo.

    Posted by Putra besmah | 2 April 2012, 2:45 pm
  82. Nah, ini lucu… lucu sekali…

    Jangankan Rakyat, Dirjen Pajak saja tidak percaya lifting minyak Indonesia perhari berapa

    »»» http://m.detik.com/read/2012/04/02/143757/1882885/4/dirjen-pajak-tak-percaya-produksi-lifting-minyak-indonesia

    Posted by M. Erick Antariksa | 2 April 2012, 3:53 pm
    • Saya sudah puluhan tahun bekerja di perusahaan minyak terkemuka di Indonesia…
      Kebanggaan kami sebagai pekerja nasional hanyalah bahwa kami ikut memberikan sumbangsih buat negara.

      Jika bisa menemukan tambahan minyak, maka kami bangga ikut memberikan sumbangsih buat negara. Meski terkadang miris juga melihat bagaimana hasil yg susah payah kami usahakan itu tidak dimanfaatkan semaksimalnya untuk kesejahteraan rakyat.

      Jika bisa membuat aplikasi yg memberikan angka pengukuran yang akurat, maka juga sebagai sumbangsih kami buat bangsa
      Jika bisa menemukan kekeliruan atau kecurangan yang merugikan negara, maka akan menjadi sumbangan kami juga buat bangsa.

      Memanipulasi data produksi? hampir tidak mungkin terjadi!

      Sudah umum diketahui bahwa untuk menjaga imej, org2 yg tidak kompeten pada bidangnya akan mengatakan “tidak percaya” hanya karena tak tahu. Atau “Tidak bisa” juga hanya karena tak tahu.

      Posted by Ian | 3 April 2012, 9:35 am
    • Tus kalau Dirjen..pajak..nggak bisa mengetahui Lifting minyak Indonesia dengan benar…..ngapain aja dia…bikin komitment damai…???? …..ya nggak heran….gayus episode 1, 2 dst ..akan bermunculan dari sana…

      Posted by seno | 3 April 2012, 7:44 pm
  83. solusi ato ide sya kepada untuk ini…. dan telah saya utarakan di dahlan iskan group di fb….

    1. membuat portal yang tidak memungkinkan mobil mewah (pribadi ato dinas) untuk mengisi premium, dan membuat area seluas-luasnya untuk pertamax… sehingga bisa di aplikasikan premium untuk speda motor aja…

    2. mengubah fungsi tempat pengisian bahan bakar premium di smping ato belakang yang biasa di pruntukkan untuk speda motor di alih fungsi untuk angkutan umum, transportasi masal, dan mobil angkutan.. dengan membuat tulisan besar “KHUSUS UNTUK MOBIL ANGKUTAN & TRANSPORTASI”… (saya tidak yakin mobil pribadi mau isi di situ, karena……… he…)

    3. membuat pembatasan untuk pengisian menggunakan jerigen….. (untuk antisipasi salah sasaran supsidinya)..

    mungkin ada teman bisa ngasi solusi lain……..

    Posted by ariasindo | 2 April 2012, 4:18 pm
  84. demo begini neeh modelnya enak , intelek dan visioner…kawan kawan berdemo ide dan inovasi ..teruskan konco !! pak dis jangan henti membuat bangsa ini berbenah ..insya allah jerih payah bapak menuai hasil yangg gemilang meskipun bapak tidak menjadi RI 1 tapii bapak adalah Hati Rakyat Indonesia nomor 1 …hormat grak !!

    Posted by MasBromo | 2 April 2012, 4:22 pm
  85. setuju pak..”PEMBATASAN BBM”

    Posted by renunganjalanan | 2 April 2012, 4:37 pm
  86. Kata SBY juga pembatasan subsidi adalah cara terakhir, yg paling urgent adalah peningkatan efisiensi kerja pertamina dan penanggulangan penjualan liar bbm ke pihak asing

    Posted by jangnnyolot | 2 April 2012, 4:42 pm
  87. setuju pak…pembatasan subsidi BBM bukan pencabutan subsidi BBM…caranya bisa lebih sederhana….semua kendaraan musti dipasangi barcode seperti produk-produk di alfamart/indomaret. Bedanya barcode ini ditempel di dashboard atau plastik stnk kendaraan.

    Setiap isi bensin, barcode tersebut di scan seperti beli barang di alfamart/indomaret…bikin sistem tanpa scan terlebih dahulu mesin pompa bensin tak bisa beroperasi

    Maka setiap hari akan diperoleh informasi mengenai mobil/motor lengkap dengan no plat dan no rangka, mengkonsumsi bensin berapa di spbu mana.

    Terakhir, mobil-mobil dengan plat kuning mutlak harus disubsidi, kenakan diskon hingga 50 %, akhir bulan Pertamina bisa menagihnya ke Pemerintah.

    Alatnya sudah ada, banyak tersedia…sungguh mudah apabila pemerintah mau

    Posted by renunganjalanan | 2 April 2012, 4:46 pm
  88. Maaf pak, saya baru baca detik.com. Ada isu Bapak bakal digandeng abu bakri jadi wapresnya. Sayang sekali kalau Bapak menerima gsndengannya. Karena menurut saya, kualitas, integritas, tingkat kejujuran & kepercayaan publik terhadap Bapak Dahlan, jauh lebih banyak dibanding abu bakri. Saya, kerabat dan kawan2 tidak akan mungkin memilih Bapak apabila disandingkan dgn dia. Lain cerita apabila Bapak jadi capres atau digandeng oleh orang yg baik, tidak licik, pro rakyat, berjiwa besar. Saya dukung Pak Dahlan, asal gandengannya yg baik juga.

    Posted by iskandar | 2 April 2012, 5:22 pm
  89. jangan lupa juga untuk konversi ke gas .

    Posted by Simon | 2 April 2012, 6:29 pm
  90. Saya setuju dengan Pak DIS…
    Namun sebelum memulai semua rencana baik itu e-BBM ataupun live TV, marilah kita bersama-sama intropeksi diri. Jika memang merasa mampu kenapa masih menggunakan BBM subsidi, beralihlah ke PERTAMAX. Mari budayakan rasa MALU..

    Posted by Kurniawan | 2 April 2012, 7:33 pm
  91. Kalo soal pajak kendaraan yg ditambah, setidaknya ada 2 masalah :
    1. Si pemilik Altis (dan mobil sejenis) akan protes, karena dia bisa saja beralasan, “Gw udah memakai BBM non subsidi (pertamax) kok masih dikenakan pajak tambahan ?. Trus kalo diminta membuktikan, dia bisa aja menunjukkan struk pembelian pertamax dari SPBU, yg mungkin asli tapi bisa juga dari struk pembelian orang lain

    2. Produsen & dealer mobil akan keberatan. Penjualan produknya terancam berkurang karena pajak tinggi.

    Kalo ide pak Dahlan ini, ada kelemahannya :

    1. Terancam oleh pedagang eceran
    2. Terancam permainan oknum SPBU & pemilik mobil

    Jadi kalo menurut gw, berdoalah smoga krisis TimTeng mereda ATAU emang harga BBM subsidi yg harus dinaikkan

    Posted by Andi Jack | 2 April 2012, 7:35 pm
  92. Urun rembug mungkin masuk akal…
    1. Bagaimana jika spbu yg berlokasi dijalan tol dan daerah” elite….tidak mendapatkan suplai bbm bersubsidi…..sepengetahuan saya spbu” tersebut milik perorangan….
    2. Diplot spbu yg hanya melayani angkutan umum..disesuaikan dg trayek yg dilalui angkutan umum…dan tidak melayani kendaraan pribadi

    Semoga bisa dicerna dan dimengerti krn saya bukan penulis handal
    Vote for DI

    Posted by tonie d | 2 April 2012, 7:36 pm
    • jika dijalan tol diganti dengan pertamax dan solar semua, sy yakin tidak sampai enam bulan pom itu sepi karena pengendara tol memprediksi dan mengisi bensin sebelum masuk tol,
      tetapi jika peraturannya ada bukan hanya dijalan tol di luar jalan tol ide bapak bisa direalisasikan

      Posted by saeful | 3 April 2012, 9:04 am
  93. kalau petani mau beli solar msuk yang mana ya… klau benar2 dilakukan masak diesel sawah dan traktor sawah harus masuk pom bensin.
    mugo mugo tetep sehat kang Lan.

    Posted by mangun | 2 April 2012, 7:39 pm
  94. Saya pilih kombinasi e-BBM dan Live TV…. Lajutkan Pak Dis! InsyaAllah niat baik ini dimudahkan Allah.

    Posted by Mario Anggara | 2 April 2012, 8:59 pm
  95. Mudah mudahan MIMPINYA dapat jadi kenyataan . Amin

    Posted by momobags | 2 April 2012, 9:51 pm
  96. Mengapa demonstrasi mahasiswa hanya diarahkan kepada pemerintah pusat?
    Waktunya jiwa kritis mahasiswa diarahkan ke pemerintah daerah yang lebih bersentuhan langsung dengan rakyat.
    Pasar tradisional yang menghidupi masyarakat kecil tidak mendapat perhatian maksimal.
    Peran pemerintah daerah dalam menjaga kelestarian hutan, sumber air (mata air) sehingga sungai yang dulu besar sekarang mengecil, sungai kecil menjadi kering sepanjang tahun, irigasi pertanian airnya berkurang.
    Pengembangan sumber daya manusia/pendidikan adalah urusan keluarga masing sehingga beban masyarakat menjadi berat.
    Budaya antri yang merupakan perwujudan sikap saling menghormati bukanlah hal prinsip yang harus diperhatikan.
    Kewajiban menjaga budaya daerah adalah tanggung jawab masyarakat, pecinta seni hidup sangat sederhana.
    Mahasiswa harus mulai kritis kepada pemerintah daerah, sebelum peran itu diambil LSM yang tujuannya tidak semurni mahasiswa.

    Posted by muhari | 2 April 2012, 10:01 pm
    • mahasiswa adalah anak-anak, adik-adik, keponakan-keponakan, dan anak-anak tetangga kita juga… ayo kita arahkan mereka agar menjadi generasi muda penerus kepemimpinan bangsa yg bermartabat…

      Posted by Novrian Eka Sandhi | 3 April 2012, 3:59 pm
  97. bagaimana kalau spbu pompa pertamax diperbanyak dan premium lebih sedikit, bisa 1 banding 3, satu premium 3 pertamax, nanti kan antri itu premium. Nah yang ndak betah antri akan langsung isi pertamax, dan jelas mereka pasti yang mampu. Sekalian kita latihan untuk menjadi orang yang mampu. hehehe

    Posted by rony indrajaya | 3 April 2012, 12:00 am
    • sebenarnya Pertamina blunder juga… nyuruh-nyuruh kita pake BBM non subsidi, tapi ketersediannya masih minim… dan 1 lagi, boss… penyedia pertamax, pertamax plus, dan solar dex itu pihak mana, ya??? kan eman uang rakyat kalo itu semua ternyata barang impor… harusnya BBM non subsidi juga dibuat oleh Pertamina supaya keuntungannya kembali lagi negara dan kembali lagi ke rakyat, bukan menguap ke pemodal asing… semoga…

      Posted by Novrian Eka Sandhi | 3 April 2012, 3:57 pm
      • He..he..Pertamax plus…itu..di impor dari..luar namanya HOMC bukan produksi kilang Indonesia nah..nah dalam proses impornya..bukan Pertamina yang melakukan melainkan BP Migas dan.begitu didistribusikan oleh Pertamina tentunya di bebani pajak.., ..hasilnya..harganya lebih mahal..dari..pesaing..dari luar untuk produk sejenis….

        Posted by seno | 3 April 2012, 7:30 pm
  98. Lanjutken

    Posted by Robby | 3 April 2012, 12:19 am
  99. Ada juga tuh jepretan wartawan: Alphard yang kinyis-kinyis dan muewah minumnya ya tetap antre di pompa premium… bener-bener ga tau maluuu ya. keren sih boleh aja, tapi tidak bermoral.

    Posted by nugraha | 3 April 2012, 12:47 am
  100. Pak Dahlan dalam menjelaskan suatu permasalahan sangat mudah di mengerti dan masuk akal sekali, kami sebagai warga biasa yg tidak pintar 2 amat, sangat terbantu dan mencerahkan sekali penjelasan pak dahlan. dengan ini kami menyatakan bahwa kami tidak su’udzhon lagi kepada pemerintah andaikan BBM di naikan. Segera naikan BBM-nya.
    Kami sudah muak dengan orang2 kaya yang tidak punya malu, yang mencuri subsidi jatahnya orang 2 miskin.

    Hidup Pak Dahlan.

    Posted by Tukang Cari Ilmu | 3 April 2012, 2:37 am
  101. Dear Pak Dahlan

    dari pada mengeluarkan dana lagi untuk produksi kartu dan live TV lebih baik subsidi BBM dihapuskan saja.

    tetapi pemerintah harus memberikan fasilitas, tol gratis, parkir gratis, wc umum gratis, angkutan gratis, kuburan gratis,gratis abudemen, sim / ktp gratis, atau program haji gratis.

    rakyat wajib bayar pajak tetapi tidak ada fasilitas untuk rakyat.
    gaji kena pajak, kendaraan kena pajak, belanja kena pajak, makan kena pajak. tabungan kena pajak, sudah mati pun tetap bayar pajak, kalau nggak bayar kuburannya hilang.. piuh…

    berobat dan sekolah mahal.
    ih serem…..

    masak kita menggantungkan harapan bangsa kita kepada bangsa lain, pak dahlan yang aneh…
    samapai kita harus menunggu dan berdoa…

    mohon maaf … ini adalah tulisan bapak yang teraneh…

    indak kayu, janjang dikapiang… sebuah pepatah minang yang mengungkap pengorbanan orang tua untuk anaknya.
    seharusnya negara juga melakukan hal yang sama, untuk kemajuan rakyatnya.
    rakyat kaya otomatis negara kaya.
    tetapi negara kaya , belum tentu rakyatnya kaya.

    bukankah kalifah tidak bertambah kekayaannya setelah menjabat sebagai kalifah..
    pemimpin itu bukanlah profesi.. tetapi pengabdian.

    mungkin pak dahlan bisa memulai dengan menolak gaji yang diberikan oleh pemerintah.
    surga itu memang mahal… 🙂

    no hurt feeling ya pak..

    Posted by iwank | 3 April 2012, 3:23 am
    • banyak menuntut tapi kering solusi. tidak inspiratif. keluhan dan tuntutan membabi buta cermin ketidakmampuan berpikir kreatif. sayang kalau pikiran anugerah Alloh haNYA DIGUNAKAN UNTUK MENUNTUT. GUNAKAN AKAL KITA UNTUK MEMBERI SOLUSI

      Posted by harsia | 3 April 2012, 4:24 am
    • sudah… sejak jadi Dirut PLN pak Dahlan tdk mengambil gajinya… tdk pula mengambil fasilitas negara yg diberikan kepadanya… mobil Mercedes Benz S500 nopol L 1 JP yg digunakan beliau adalah milik pribadi, saya tahu sendiri saat mobil itu masih baru gress terparkir di Graha Pena Jawa Pos Surabaya, mobil itu kalo ditukar jatah mobil dinas menteri Toyota Crown Royal Saloon yg diteken jaman Menkeu Sri Mulyani Indrawati yg juga bikin ribut, bisa dpt 2-3… memang harapan boss Iwank sebenarnya masuk akal… cuma krn nadanya menghujat pak Dahlan, notabene disini adalah basis perkumpulan Dahlaners dan Dahlanisti, ini jadinya seperti ngajak ribut…

      Posted by Novrian Eka Sandhi | 3 April 2012, 3:42 pm
  102. komentar IWANK kok kuper amat. masak tidak pernah tahu kalau gaji pak dahlan dikembalikan ke pemerintah sejak jadi dirut PLN. Kasihan amat . Penyakitnya warga negara yang mabuk juga banyak muncul di komentarnya. lihatlah komentar-komentar lain yang menggambarkan ide-ide untuk solusi negeri. BUKAN hanya menuntut seperti Anda. Tutuntutannya lebih panjang daripada solusi yang diberikan. Ide-ide brilian pada kolom komentar ini sangat kontradiktif dengan komentar IWANK. Maaf orang-orang yang hanya bisa mengeluh dan menggerutu adalah cermin orang gak mampu berpikir kreatif.

    Posted by harsia | 3 April 2012, 4:12 am
  103. live tv subsidi aja, pasti seru bangeeettt…!!! 😀

    Posted by Jaya | 3 April 2012, 8:21 am
  104. wajibkan sepeda.. rakyatkan sepeda.. dimana2 sediakan sepeda

    Posted by ebi | 3 April 2012, 8:24 am
  105. ….LIVE TV, pasti menjadi tontonan menarik…. seharusnya peluang dari operator tv berhadapan dengan proragam tv selalu menghantam pemerintah……. akan dibuat rating yang bagus ..

    Posted by sigit | 3 April 2012, 8:35 am
  106. mohon maaf pa Dis, kami ada beberapa usulan yang semoga bisa menjadi solusi tentang bbm ini:
    1. gimana pa kalo dihubungkan dengan pembayaran pajak dari pemilik kendaraan tersebut, baik pajak kendaraan maupun pajak penghasilannya? jadi yang laporan pajaknya ada setoran pajak maka layak untuk memperoleh subsidi. dalam hal ini harus bekerjasama dengan instansi yang menangani baik pajak kendaraan maupun pajak penghasilan.

    2. kalo menurut pendapat saya pemakaian bbm terbanyak ada di dki jakarta dan sekitarnya karena populasi penduduknya terbanyak di seluruh nusantara kita ini. ditambah lagi dengan kemacetannya yang luar biasa dan tidak mengenal waktu. menurut kami, dengan memperlanjar lalu lintas dki jakarta sehingga bebas macet bisa mengurang pemakaian bbm yang banyak sia2 (mubadzir) karena kemacetan tersebut.

    Usulan kami untuk memperlancar kemacetan di dki jakarta:
    1. dengan mengganti hari libur untuk menghormati hari beribadahnya penduduk yang beragama. misalnya untuk muslim hari liburnya di hari jumat dan sabtu. dan untuk umat lainnya hari liburnya tetap sabtu minggu. dengan tidak bekerja bersama di hari jumat dan minggu, menurut kami tidak akan mempengaruhi efesiensi dan efektivitas kerja. dan kemacetan di hari jumat dan minggu akan lebih berkurang.

    2. dengan memindahkan kantor pusat kementerian di ibukota propinsi lainnya di Indonesia. seperti misalnya untuk hutan terbesar ada di kalimantan maka kantor pusat kementerian kehutanan dipindah di salah satu propinsi di kalimantan. untuk kementerian yang berhubungan dengan tambang karena tambang terbesar ada di papua, maka kementeriannya dipindah di propinsi yang dekat di papua. Sebaiknya kantor pusat ditempatkan di tengah nusantara kita. biar jarak tempuh dari barat maupun dari timur tidak terlalu jauh, sebagai contoh surabaya, makassar, dan balikpapan menurut kami tempat yang pas di tengah2 nusantara. dengan demikian akan membawa dampak yang cukup besar dengan masuknya orang2 ke jakarta. dan dapat menghidupkan ibukota propinsi lainnya sehingga pembangunan bisa lebih merata secara signifikan.

    terima kasih, mohon maaf jika tidak berkenan.

    Posted by tinar | 3 April 2012, 8:58 am
    • Dear tinar
      ide briliant tapi izinkan saya menambahkan tentang permasalahannya
      1. sistem integrasi antara pajak dan subsidi adalah ide bagus tetapi sekarang antar kementrian datanya juga masih masing masing dan relatif pada menutup diri dengan alasan takut datanya bocor apalagi masalah uang
      (ini yang agak berat untuk dilakukan instant sekarang ini)
      2. memperlancar kemacetan di jakarta adalah slogan dan promosi calon gubernur jakarta dari dulu hingga sekarang yang masih belum bisa terpecahkan, tapi walaupun belum pecah yaa minimal retak
      3. mengganti hari libur cost dan efisiensi pasti membengkak terutama untuk mayoritas marketing, tetapi untuk manufacturing itu sudah berjalan dari tahun tahun yang lalu
      4. kantor pusat di daerah berarti bukan kantor pusat lagi ( hehe), tapi saya setuju jika deccision maker dekat dengan pusat masalah, tapi para kementrian beranggapan kami hanya berfikir dan membuat kebijakan bukan turun langsung dan areanya tersebar diseluruh indonesia , jadi ngapain saya harus berada di hutan hihihii toh nanti juga laporan akan masuk dari bawahan
      saya kira para mentrinya harus dicoba dari para daerah yang potensinya digali biar kagak pindah ke jakarta, dan tetap harus punya standar professionalitas bukan hanya asal comot.

      Posted by saeful | 3 April 2012, 9:37 am
    • sebenarnya ide pak Dahlan ini bisa diintegrasikan juga dgn e-KTP

      Posted by Novrian Eka Sandhi | 3 April 2012, 3:36 pm
  107. e-BBM nya sangat menarik pak Dahlan, apalagi kalau e-Toll, e-KTP, e-Passport, e-BBM, e-Banking, e-Jamin (Jamsostek -red) dan e- e- yang lain nantinya dijadikan dalam satu kartu bernama “e-Nusantara” 😉 kedepannya pasti saya juga yakin e- e- yang lain akan bermunculan, misalnya, e-Tranz (tinggal gesekkan kartu kalau kita bepergian naik bus Trans dan Kereta Api) inshaallah akan lebih praktis dan aman karena e-Nusantara ini juga dilengkapi multiple security barrier untuk mengamankan account dari serangan para peretas. Imbasnya juga dengan e-Nusantara card, kita dapat membasmi pungli-pungli yang meresahkan masyarakat itu karena semuanya memakai verifikasi digital yang lebih disiplin tanpa tedeng aling-aling dengan filosofi “1 dan 0”, yang ada ya ada, yang tidak ada ya tidak ada. Merdeka!!!

    *P.S. : e-Nusantara juga memiliki fasilitas e-WatchDog, yaitu layanan khusus dan wajib bagi para pejabat, berfungsi untuk memberitahukan langsung secara otomatis ke online operator KPK mengenai aliran dana yang mencurigakan dan membuat rekening gemuk mendadak.

    Posted by Arie Surastio | 3 April 2012, 9:15 am
    • setuju sekali dgn saran ini….semoga Pak DI membacanya yaa…dan mengajak menteri-mentri departemen lain untuk bekerjasama…penyelenggaraan negara ini memang masih boros sekali…mulai dari pungli..sampai kompetensi PNS yang masih sangat rendah… Dengan teknologi canggih .bisa banyak pekerjaan dihandle oleh satu orang aja….yg tidak kompeten secara alami akan tersingkir dan dipersilakan menikmati kebebalannya sendiri..

      Posted by nutami | 3 April 2012, 10:19 am
    • To Mas ARIE SURASTIO > “e-Nusantara”

      Ide hebat mas, Insya ALLAH Pak Dahlan Iskan akan baca tulisan sampean ini. Pak Dahlan adalah pemerhati (silent reader) di blog ini. Ide tersebut adalah revolusi tata kelola INDONESIA, dan butuh kerja sangat keras untuk merealisasikannya dengan SATU KOMANDO kelak di tangan Pak Dahlan Iskan. Insya ALLAH.

      e-Nusantara ini bisa dikembangkan ke hal-hal yang lebih luas lagi. Memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi, e-Nusantara SANGAT-SANGAT BISA.

      Saya sangat appreciate dengan ide “e-Nusantara” ini.
      Terimakasih sudah mencarahkan kami.

      Salam hormat untuk Dahlanis seluruh Indonesia

      Bonzo – Jakarta

      Posted by bonzo | 3 April 2012, 10:53 am
    • Mantap

      Memperkecil kemungkinan manipulasi suara di Pemilu

      Posted by Ian | 3 April 2012, 11:30 am
  108. usul juga :
    1. tiket pesawat jalan2 untuk pejabat & anggota DPR jangan kelas eksekutif, mungkin yg ekonomi.
    2. dibuat pembatasan spt usul p. DIS ..mobil >1800CC harus pertamax. supaya cepat terealisasi maka di SPBU wajib dijaga polisi. biar altis, alphard dll itu ngga minum yg bersubsidi.
    daripada polisi nungguin orang demo, akan lebih efektif jaga SPBU

    gitu aja

    Posted by pewee | 3 April 2012, 9:50 am
  109. smartcard bbm subsidi dibuat/dikeluarkan di polisi/samsat berdasarkan/bersamaan stnk (dasarnya tahun pembuatan, no.polisi dan cc + jatah dan sisa jatah yg bisa otomatis diupdate waktu isi bbm). cardreader di spbu bisa baca sisa jatah (gak perlu investasi jaringan online.), sekaligus crosscheck smartcard vs no.pol. efeknya : polisi gak bisa menggandakan smartcard karena resikonya harus bayar pajak/stnk juga, pemilik mobil bersubsidi gak mau jual kartunya karena nanti terpaksa beli bbm nonsubsidi. pemilik mobil bersubsidi gak mau juga jual bensin yg dia beli karena kalau jatahnya habis dia terpaksa beli bbm non subsidi. pemilik mobil non subsidi gak bisa pakai smartcard karena no.pol beda dengan data smartcard. semua pembelian bbm subsidi via smartcard direkam, diakumulasi dan diperhitungkan/ditagih ke pertamina. pihak spb rugi kalo jual bbm subsidi ke mobil non-subsidi (tanpa smartcard) karena gak akan diganti sama pertamina (nombok). smartcard bisa diperbarui hanya kalau jatuh tempo. sisa jatah subsidinya otomatis hangus.

    Posted by daya setiawan | 3 April 2012, 10:31 am
  110. Untuk sepmot dan mobil BBM sekarang, apakah ada alat konverternya sehingga jika mobil/motor listrik nanti jalan, tetap dapat dipakai tapi tdk mgnkn bbm lagi melainkan listrik?

    Posted by Neil | 3 April 2012, 10:53 am
  111. Dear Pak Dahlan yang pendidikan rendah dengan pemikiran yang tinggi,

    Kalau saja pemerintah jadi menaikkan harga BBM 1 April,mungkin ide-ide untuk mengurangi penerima SUBSIDI SALAH SASARAN ini tidak perlu jadi pikiran bapak.
    Benar apa yang bapak tulis,bahwa pemerintah memberi uang kepada penguna mobil altis,tetapi tukang bakso,tukang gerobak sayur harus mendorong gerobaknya di jalan yang berlubang.Ibu tukang cuci harus pinjam uang ke majikannya untuk mengobati anaknya yang sedang sakit atau bapak karyawan toko beras dipasar harus pinjam uang kemajikannya untuk biaya anaknya melanjutkan sekolah ke SLTP.
    Coba kalau saja subsidi di KURANGI atau di HAPUS sehingga dana tersebut dapat digunakan untuk biaya kesehatan,pendidikan,desa tertinggal,pinjaman usaha kecil,dan pembangunan fasilitas umum (jalan,jembatan,angkutan massal) mungkin kita akan melihat orang disekitar kita selalu tersenyum.
    Disinilah tugas mahasiswa dan anggota DPR untuk mengawasi penggunaan dana tersebut.
    Bukan dengan Demo yang hanya meresakan orang untuk melaksanakan aktivitas atau angota DPR yang hanya bicara untuk membela rakyat kecil,tetapi kenyataannya membela penguna mobil altis atau pemilik SPBU yang juga anggota Dewan sehingga DO BBM subsidi dapat di selewengkan.
    Saya hanya heran dengan pikiran Mahasiswa kita yang terpelajar dan anggota DPR yang terhormat mengapa tidak memikirkan kemajuan bangsa ini.
    Para Mahasiswa dan anggota dewan tolong lihat kenyataan di lapangan, sebagian masyarakat di kalimantan,sulawesi,papua atau di sumatera tidak pernah demo besar-besaran walaupun mereka harus membeli besin atau solar dengan antrean yang panjang dan stock yang terbatas atau membeli di eceran dengan harga Rp. 7.000- Rp. 9.000/liter.
    Yang mereka perlukan adalah stock yang cukup walaupun di harga Rp. 6.000,sehingga mereka dapat menjalankan roda bisnis mereka.
    Pemilik angkutan penumpang dan barang bukan takut bahan bakar naik, yang mereka takutkan tidak ada sewa.karena pemilik mobil pribadi pasti mengunakan mobil sendiri bila pergi dari Jakarta ke Bandung karena BBM masih murah,coba anda bayangkan,kalau saja BBM mahal pasti Bus Jakarta-Bandung selalu penuh dengan penumpang.
    Sekarang barang-barang sudah terlanjur naik walaupun BBM TIDAK JADI NAIK dan barang-barang import seperti Spare parts,bahan kimia dan lain-lain sudah naik dikarenakan HARGA MINYAK DUNIA MAHAL.
    Dan kita siap-siap menerima kenaikan harga yang kedua kalinya bila nanti harga BBM naik.
    Dan para pengusaha yang tadinya tidak terlalu meributkan mengenai kenaikan BBM,karena mereka sadar karena BBM harus naik, sekarang harus siap dengan segala jenis pajak yang baru, karena pemerintah harus mengenjot pendapatan kas negara dari pajak.
    saya mohon maaf,apabila tulisan saya ini menyingung pihak yang membacanya, terimakasih

    Posted by teddi | 3 April 2012, 11:00 am
    • bukankah yg punya mobil-mobil mewah setor pajaknya ke negara juga banyak, ya boss???

      catatan buat kita para orang tua dan calon orang tua. ayo mendidik anak dgn baik sehingga kalo besok mereka jadi mahasiswa, bisa berjuang utk rakyat dgn cara yg baik, tdk malah membebani rakyat… mahasiswa dulunya juga adalah bayi yg tak tahu dan tak bisa apa-apa… mereka tumbuh dan besar menjadi seperti apa??? tanyakan kpd orang tua, guru, dosen, dan lingkungan yg menjadi inspirasi tumbuh-kembangnya mereka…

      Posted by Novrian Eka Sandhi | 3 April 2012, 3:30 pm
  112. inovasi yg bagus pak! realisasikan

    Posted by wahyuewmuslim | 3 April 2012, 11:59 am
  113. Saya harap bukan hanya e-bbm nanti yang terwujud akan tetapi untuk pihak Dirjen Pajak agar memberlakukan teknologi ini untuk mengetahui data pajak dan data data lainnya ke dalam sistem e-plat atau no polisi yang sudah diberi barcode agar bisa dibaca oleh alat reader sehingga mudah untuk mengetahui kapan kendaraan ini bayar pajak dan apakah ia sudah menunggak pajak dan juga diketahui siapa pemilik kendaraan dan juga nomor rangka mesin no STNK dll, semua sdh tercatat dikepolisian sehingga bagi petugas tilang tidak lagi meminta STNK atau Pajak kendaraan cukup dengan mesin reader yang dipancarkan ke barcode plat kendaraan akan terlihat semua data kendaraannya, dan juga pembayarn pajak kendaraan bisa dibayar online via ATM. jika teknologi ini sdh berlaku akan mengurangi kasus pencurian kendaraan dan juga akan memudahkan pembayaran pajak yang selama ini menyita waktu yg lama. bahkan berbelit-belit yakni diminta Copy Ktp, STNK Asli, Buku Hak Milik dan kalau beda provinsi tak boleh, yakni harus balik nama yang makan biaya dan waktu yang lama.

    bayangkan jika kendaraan kita yang kita beli di Jakarta tapi sewaktu ada perjalanan dinas ke Aceh bisa kita bayar pajaknya di Aceh melalui ATM dan kemudian akan tercatat sendiri di data base kepolisian.

    Posted by amran | 3 April 2012, 12:09 pm
    • bener, boss. kita rakyat kecil terus yg dibebani. ternyata Dirjen Pajak mengakui kalo mereka gak punya database pendapatan warga Indonesia, makanya realisasi pajak meleset terus.

      Posted by Novrian Eka Sandhi | 3 April 2012, 3:27 pm
  114. wanjirr komennya banyak beut dah… tapi memang ide ini cemerlang je… harus segera di eksekusi Pertamina nih! WAJIB! investasi teknologi untuk pembatasan penggunaan BBM bersubsidi lebih oke ketimbang ribut mikirin hal yang lain…

    Posted by Fotodeka | 3 April 2012, 12:19 pm
  115. Salam, sungguh menarik ide penggunaan teknologi ini untuk mengurangi salah subsidi bbm ini. BBm ini mmang satu “benda” yg dicari-cari dan selalu buat kita ketagihan. Bayangkan Amerika sampai habis berjuta-juta dollar untuk memiliki benda satu ini. Para researcher pun sudah berjibaku untuk meneliti bagaimana mengurangi ktergantungan kepada bbm fosil. Ada bahan bakar hidrogen, bbm dari plastik, bbm dari ban bekas (dgn pyrolisis procss), bbm dari air/campuran air, dll. Konsep pengaturan pemakaian bbm harus segera dijalankan salah satu caranya mnerapkan e-bbm yg dijlaskan panjang lebar oleh Bapak. Pembatasan mobil bisa berdasarkan pada tahun pengeluaran mobil dan cc (kapasitas mesin) mobil itu. Misal Alphard yg cc-nya besar tidak layak mndapat bbm subsidi dan untuk mobil kijang angkot tahun 2000 lebih banyak mendapatkan subsidi bbm. Salah satu yg digunakan negeri Jiran kita Malaysia dalam membatasi subsidi salah arah ini adalah dengan menrapkan Larangan menggunakan bbm subsidi kepada kendaraan yg ber-plat asing (singapore, thailand dll). Krn banyak mobil2 plat singapore dan thailand yg hilir mudik di Malaysia. Harga petrol subsidi (RON95) diMly adalah 1.85 RM sedang non subsidi (RON97) 2.9 RM.
    OK Pak, selamat bertugas dan mudah2an cita2 kita meningkatkan kesejahterakan rakyat banyak dan menciptakan kerukunan dalam kehidupan terwujud.

    Posted by Agung Sudrajad | 3 April 2012, 12:27 pm
  116. kartu e BBM oke juga tuh Pak DI.

    Posted by sudarto | 3 April 2012, 1:39 pm
  117. inilah akibatnya kalo pemerintahan umurnya cuma dari 1 pemilu ke pemilu berikutnya. tdk ada rezim yg rela membangun visi-misi jangka panjang, semuanya memikirkan kepentingan sesaat.

    kali ini saya menantang pemikiran pak Dahlan Iskan, ttg Toyota Altis dan banyaknya subsidi yg dinikmati pemiliknya. logikanya sederhana, kalo bayar banyak, wajar dong kalo dapatnya juga banyak. bukankah sebuah Toyota Corolla Altis bukan barang murah? utk bisa beli Altis berarti hrs punya uang banyak, yg artinya hrs kerja keras (ini di luar konteks pekerjaan haram lho, ya. saya anggap semuanya lurus dan halal). “kerja, kerja, kerja.” bukankah itu motto pak Dahlan? pak Dahlan aja mobilnya Mercedes Benz S500 berplat nomor L 1 JP, pak Dahlan bisa beli itu juga pakai kerja keras dari nol besar. mobil mahal, artinya bayar pajak juga mahal. bayar pajak mahal, wajar dong menikmati pelayanan negara lebih banyak. kalo tukang bakso, tukang becak, dan tukang-tukang lain pd melongo melihat pemilik Altis menikmati subsisi lewat siaran live show di layar dekat SPBU, semoga mereka termotivasi: saya juga hrs segera kaya agar bisa menikmati pelayanan dari negara. begitu kan gak masalah, sih???

    kembali ttg BBM, semua cara hrs ditempuh utk mengatasi problem BBM, tdk ada 1 yg lebih penting daripada yg lain. hanya perlu diatur prioritasnya.
    1. berantas tuntas segala macam pemborosan dan kebocoran APBN/APBD, ibarat membawa ember yg bocor, selama bocornya tdk ditambal percuma diisi terus, para maling yg membocorkan anggaran negara, rakyat pula yg disuruh mengisi kekurangannya, kok enak??!
    2. format ulang tata kelola bahan tambang dan migas, langkah ekstrimnya adalah nasionalisasi semua perusahaan asing. kalo gak berani, minimal nego ulang harga jual, pajak, retribusi, dan royalti yg hrs disetro ke negara.
    3. segera bangun infrastruktur konversi minyak ke gas utk kendaraan umum, PLN, dan industri
    4. segera wujudkan motor dan mobil listrik nasional, berdampingan dgn motor dan mobil nasional berbahan bakar minyak alternatif
    5. segera bangun industri bahan bakar nabati di lahan-lahan kritis, buat aturan yg ketat jangan sampai lahan pertanian/perkebunan subur yg harusnya utk tanaman pangan diubah menjadi tanaman utk bahan bakar nabati
    6. amandemen semua produk hukum yg tdk sesuai dgn amanat UUD 1945 yg mengarahkan negeri ini kpd sistem liberal-kapitalis
    7. kembangkan pembangkit-pembangkit listrik bertenaga non BBM yg masih nganggur: angin, surya, panas bumi, arus laut, dsb utk mendukung mobil-motor listrik nasional.
    8. bangun sistem transportasi massal yg aman, nyaman, reliabel di kota-kota besar
    9. lakukan pemerataan pembangunan ke daerah-daerah luar Jawa

    ini butuh perjuangan jangka panjang, yg tak mungkin dipikirkan oleh para politisi yg hanya berpikir 5 tahunan. Brazil sukses membangun industri bio-ethanol, itu butuh waktu puluhan tahun. Indonesia pasti bisa, masalahnya tinggal: MAUKAH???

    Posted by Novrian Eka Sandhi | 3 April 2012, 3:23 pm
    • Masalahnya adalah politikus2 oportunis yg tidak bisa melihat Indonesia maju, bersih, jujur….krn mereka yg malas & biasa hidup enak akan kalah bersaing dgn yg terbiasa kerja keras & kreatif….

      Posted by ricky | 4 April 2012, 7:30 am
  118. e-bbm-nya pakai e-ktp saja, data orangnya sudah lengkap, lagian juga hemat ndak perlu keluar dana u buat kartu lagi. nanti saat isi premium petugas spbu bisa crosscheck dg wajahnya langsung dg foto di e-ktp…

    Posted by ekowewe | 3 April 2012, 4:33 pm
  119. untuk e-BBM sepertinya akan lebih mudah, mengingat 70% konsumsi BBM nasional adalah di jabodetabek, lebih mudah dikontrol daripada saat konversi minyak tanah

    Posted by indra | 3 April 2012, 4:49 pm
  120. e-bbm apa nggak bisa ndompleng ke infrastruktur jaringan perbankan.. kalo semua SPBU udah wajib ada fasilitas DEBIT berarti infrastruktur dah nggak ada masalah .. kalo kartu e-bbm yang dikeluarkan oleh lembaga yang ditunjuk pemerintah ( apapun itu .. Kantor POS, Bank, apapun ). yang mesti digarap serius ya prosedur pemohon subsidi BBM dan ( angkutan umum dll ) maka pemerintah akan secara cepat bisa dapatkan data penerima subsidi bbm dan pemakaian bbm subsidi secara on line .. soalnya yang terpenting ya fokus pada percepatan perubahan .. harapannya ya e-bbm bisa cepet dilakukan dan cepet di akhiri … karena targetnya adalah menghapuskan subsidi ..

    Posted by yogiss | 3 April 2012, 5:12 pm
  121. (1) pengadaan sumber daya energi. (minyak bumi, gas alam, batubara, hidrogen)
    (2) kemampuan teknologi pengolahan.
    (3) ketersediaan sumber dana.
    (4) kebijakan distribusi.
    ‘dah fokus & diskusinya kesitu dulu.
    Uneg2, agitasi, akal2an pujapuji, cerpen apalagi cerbungnya istirahat dulu.
    Waktunya dah mepet banget, jangan sampe terlambat dan menyesal. Terimakasih.

    Posted by daya setiawan | 3 April 2012, 5:49 pm
  122. masalah utama menurut saya tentang rencana kenaikan harga bbm yang di demo oleh berbagai elemen masyarakat, karena tidak adanya perasaan senasib sepenanggungan dari pemerintah, coba kalau gaji pejabat di potong duluan untuk mengurangi beban apbn, pasti rakyat tidak akan protes. karena merasa betul-betul di perhatikan oleh pemerintah.

    Posted by Rison Saundaek | 3 April 2012, 6:20 pm
  123. Pak Dahlan Iskan…Dengarkan Ocehan
    Ini!
    Oleh: Denik Apriyani | 02 April 2012 | 16:08
    WIB
    Ini cerita 29 Maret 2012
    Cerita ini berawal karena saya ingin
    membeli tiket kereta api Ekonomi Bengawan
    jurusan Jebres saat ada liburan di tanggal
    23 Maret 2012. Saya datang ke stasiun
    Tanah Abang tepat seminggu sebelum
    tanggal 22 Maret demi mendapatkan tiket
    buat tanggal 22 Maret, karena
    diinformasikan tiket kereta ekonomi bisa
    didapat seminggu sebelum keberangkatan.
    Saat sampai depan loket saya tercengang
    dengan tulisan “tiket kereta api bengawan
    tanggal 22 Maret HABIS TERJUAL”. Saya
    beranjak ke ruang informasi, dan
    menanyakan
    Saya : “pak ini tiket bengawan sudah habis
    ya, katanya bisa didapat seminggu
    sebelumnya? Bapak itu menjawab: mbak
    datang jam berapa?
    Saya : jam 10 pak.
    BAPAK petugas: pantesan, yang dateng jam
    5 pagi aja gak kebagian mbak . . .mereka
    pada nginep disini buat antri tiket.
    Astaga . . . . .sampe segitu antrinya
    pak . . .>mengelus dada
    Yasudah, saya pulang tanpa memperoleh
    tiket.
    Seminggu kemudian teman- teman
    berencana mau liburan untuk tanggal 5
    April.
    Alhasil kami bertekad untuk nginep di
    stasiun dari jam 12 malem sepulang kerja
    langsung diantar driver kantor ke stasiun
    Tanah Abang. Dan . . .benar- benar
    pemandangan luar biasa, antrian udah
    panjang banget. Kita aja dapat antrian
    nomor 15, padahal itu 2 barisan.
    Tak apalah, dari pada dateng subuh. Malah
    di antrean paling belakang.
    Kita berempat kayak pendatang baru untuk
    antri di tengah malam, karena yang antri
    kebanyakan cowok-cowok semua/. Saat pagi
    menjelang, antrian semakin panjang sampai
    membentuk huruf S dan itu 2 bersaf, bisa di
    bayangkan. 1 orang hanya bisa beli 4 tiket.
    Jam 6 pagi barisan sudah ditata oleh
    petugas dengan bahasa yanag lumayan
    kasar.
    Pas jam 7 pagi loket
    dibuka .. . .Alhamdulillah lega rasanya,
    kebetulan yang menganteri salah satu
    teman saya.
    Pada hitungan 5 menit tepatnya, dan baru
    barisan ke lima kalo gak salah . . .pengeras
    suara berbunyi “MOHON MAAF TIKET
    BENGAWAN JURUSAN SOLO JEBRES SUDAH
    HABIS TERJUAL”
    >>tanda tanya besar oleh para
    pengantri . . .apa apan ini, baru dapet
    nomor 5 antrian sudah bilang habis. Para
    pengantri pada marah-marah teriak-teriak
    nggak karuan. Ada yang nylemong tanya ke
    security kuotanya berapa, malah dibentak-
    bentak, sudah diam KAMU.
    Trus ada yang mengambil gambar dengan
    kamera HP suasana disitu, eeee malah
    diteriakin sama security dan sempat di
    kejar . . maksudnya apa ini pak
    PERKERETAAPIAN.
    TOLONG dijelaskan.
    Bukankah tiket kereta ekonomi dapat dibeli
    H-7. Tapi nyatanya nongkrong sampai
    ngineppun tak mendapatkan tiket.
    Kalaupun itu sistem onlen, apakah dalam
    waktu 5 menit katakanlah 9 gerbong dgn
    kapasitas 900 tiket bisa terjual walaupun itu
    onlen. CANGGIH AMAT tangan tangan orang
    Indonesia.
    Akhirnya kami mendapatkan tiket kereta
    Ekonomi BRANTAS.
    Dan ini ternyata tidak terjadi pada hari libur
    saja. Pada praktiknya tiap hari-hari biasa
    tiket juga sudah habis. Dan dapat didapat di
    CALO.
    >>sungguh sangat disesalkan yang katanya
    sistem diperbaiki, namun pada praktiknya
    CALO pada berkeliaran. Tiket yang semula
    berharga kurang dari RP 40 .000 dapat
    diperjualbelikan dengan harga Rp 60.000 –
    Rp 100.000 bahkan ada yang lebih, dan itu
    para petugas perkeretaapian sendiri.
    >> bapak-bapak berbaju kereta api warna
    biru muda yang bertugas menjaga tiket di
    pintu masukpun juga nyambi jadi Calo
    >>mas –mas SECURITY yang berbaju biru
    tua yang bertugas menjaga keamananpun
    juga nonkgrong jadi CALO.
    **INI macam APAAn sih
    PERKERETAAPIAn??????
    Bagian mana yang ditertibkan???
    Ada tulisan: WASPADALAH dengan CALO
    Apa itu Cuma sekedar tulisan. Apa
    WASPADANYA Cuma sama CALO yang tidak
    BERSERAGAM PERKERETAAPIAN.
    PARAH.

    Posted by anonim | 3 April 2012, 7:02 pm
  124. Wah….mobil listrik lebih masuk akal….lebih nasionalis dan berhubungan langsung dengan khalayak ramai

    Posted by pembuatkemah | 3 April 2012, 7:13 pm
  125. Mobil listrik oke, mobil bahan bakar sintetik oke…E-BBm Oke…! segera direalisasikan..

    Posted by Orang lama | 3 April 2012, 8:11 pm
  126. siiiippppppppppppppp……….masih butuh banyak pejabat yang kaya’ pak dahlan….sehat pak…panjang umur

    Posted by joyolandoh | 3 April 2012, 10:15 pm
  127. Sy sendiri serg btanya2 apakah avanza innova xenia freed atoz yaris livina land-cruiser pajero &sderet merk/model mobil yg harga belinya tak murah itu minumnya bbm subsidi?
    Sy kseharian braktifitas ditemani si revi yg minumnya bbm brsubsidi hehehe mampunya cm bs pelihara motor
    Live-tv&e-bbm bs pantau pmakaian bbm bsubsidi scr tepat
    Spt biasa idenya tak biasa walo mgkn tampak sederhana namun bs jd efektif
    Tetep sehat slalu pak dis

    Posted by Fia | 4 April 2012, 6:33 am
  128. Mungkin juga E-BBB – nya seperti ulasan di bawah ini

    http://totosociety.com/bbm-naik-waktunya-inovasi-kawan/

    Posted by Tototapalnise | 4 April 2012, 9:01 am
  129. setelah baca semua komen di atas moga pak DI bisa ngambil ide bagus para dahlanista di atas
    1. kartu E-bbm pengalaman saya memang sangat bisa digabung dengan e-ktp (saya gak tahu kualitas kartu rfid e-ktp kita) tapi di malaysia itu semua dah lama dipake.. bayar parkir saja bisa pake ktp.. jadi ktp juga bisa jadi e-cash.. pak DI ide ini bisa memper cepat penggunaan e-toll dan e-bbm
    – kalo gak salah tadi ada yang komen dia kerja di pabrik rfid… dan ka kalo gak salah juga tulisan pak DI bilang harus bekerjasama dengan pemilik teknologi.. Pak DI kartu RFID bukan teknologi yang mahal dan sulit.. saya jamin anggaran untuk e-bbm gak bakal nyampe 4 triliun.. itungan milyar juga bisa.. yang paling mahal paling nyedian satu reader yang harga per satuan ritelnya gak lebih dari 2 juta..

    kalo rfid nya pake tang active sih kayanya mungkin sampe 4 triliun (jarak bacanya bisa jauh banget).. di luar rfid active dipake buat mempercepat keluar masuk tol.. tapi itu juga gak mahal2 amat… brother yang kerja di pabrik rfid mungkin bisa ngejelasin lebih rinci..

    produksi antena rfid semudah ngeprin pake alat digital printing.. cepat dan murah

    2. Live TV: nambah ide bikin dong pemerintah tv good news.. saya dah jengah liat tv yang bad news melulu.. isi beritanya ide2 pak DI aja.. hehe hidup kerja dan kerja.. di jepang ada TV yang isinya cuma good news..

    3. untuk putra petir.. selain dari sisi teknologi.. ayo kawan2 kita bikin komunitasnya.. kita sebarin cara bikin puta petir kesemua orang.. di luar negeri dah banyak komunitas seperti ini..
    kita bisa mulai dengan komunitas electric vehicle convert community… isinya ngajarin cara merubah mulai dari sepeda sampai bis jadi bertenaga listrik atau hybrid dengan listrik…

    tugas bumn membuat part yang kita bisa beli untuk merangkainnya.. kaya power train (motor), batre lithium, controler…
    nah sisanya saya rasa komunitas bisa ngerjain dan sekalian promosi..

    untuk teknologi kita bis atanya LIPI dan institusi lain yang dah mahir di bidangnya…

    sekian dulu salam kerja dan kerja

    salam uus from lipi bogor

    Posted by CIlebut 007 a.k.a uus | 4 April 2012, 9:57 am
  130. sekedar usulan buat admin, biar ide2 disini gk menguap bgitu saja.
    gimana klo kita vote koment/usulan/ide tebaik (admin tolong sediakan pilihan like/unlike koment). Trus 3 yang tebaik admin kirim ke emailnya pak Dahlan Iskan.
    begitu jg untuk tulisan2 selanjutnya.

    Posted by Nano | 4 April 2012, 10:32 am
  131. lanjutkan…

    Posted by mwahyuni | 4 April 2012, 10:57 am
  132. setuju bapak,,,salam 45!!

    Posted by ekan | 4 April 2012, 12:37 pm
  133. E-BBM, sekaligus dengan sistem pra bayar, dengan registrasi sebagai awal pembatasan jenis Mobilnya, Kalo jenis 1500cc ke atas harus pake PERTAMAX, 1300ke bawah pake priemium maksimal quota 200lter, diatas itu harus pake pertamax. Motor, angkutan umum tetap premium harga subsidi. dan sudah seharusnya sudah disiapkan, trasportasi massal yang nyaman murah dengan prabayar. sehingga subsidi APBN benar benar dapat dirasakan oleh rakyat kecil dengan pola harga bahan pokok yang murah, sistem jaminan kesehatan, dan sekolah gratis. kayaknya INDAH dilihat deh… rakyat nya kenyang.. sehat wa afiat, dan pinter2 tentunya.. jd para pemimpin kita bisa fokus ngrus negara… ga direpotin demo2 tok… tapi satu lagi segera tembak mati koruptor… dan ambil harta hasil korupsinya..

    Posted by wicaks | 4 April 2012, 1:14 pm
  134. Kalau semua komponen bangsa Indonesia ini bersatu, maka ide-ide itu akan banyak bermunculan dan pasti ada plus minusnya namun bagaimana semua ide itu bisa diramu dengan NIAT yang baik yaitu untuk kemakmuran rakyat.

    Tidak pinternya cuma menyalahkan dan protes DUKUNG/TOLAK KENAIKAN BBM untuk cari Perhatian merasa membela Rakyat, Rakyat yang mana??

    Harusnya berfikir Rasional dan Konstruktif, Bagaimana jika naik apa efek negatifnya, dan Bagaimana mengurangi Efek Negatif itu yang lebih tepat, Begitupula sebaliknya. Pilih lah pilihan yang Efek Positifnya lebih banyak dan Efek negatifnya lebih sedikit.

    Posted by Teguh Wibowo | 4 April 2012, 1:42 pm
  135. saya setuju dengan system.. tapi jika masih pakai kartu masih kurang setuju

    Posted by irfani | 4 April 2012, 2:16 pm
  136. Kepada saudara saudari ideologis ku tercinta….
    Kepada para pembuat terobosan dan pemburu harapan…

    Ada sebuah polling Pemimpin Indonesia 2014 yang mencantumkan nama Dahlan Iskan sebagai salah satu kandidat pemimpin formal dan moral Republik Indonesia 2014.

    Ayo, mari sama-sama kita pilih Dahlan Iskan di polling ini.
    Bukan cuma karena kita ingin Pak Dahlan menjadi presiden kita nanti, bukan, bukan cuma itu… Tapi yang terutama kita kirimkan sinyal kuat bahwa Bangsa kita menghargai dan menginginkan pemimpin yang komunikatif, pemimpin yang kreatif, pemimpin yang merakyat sederhana apa adanya, pemimpin yang tegas pemikirannya dan cerdas perbuatannya…

    Ayo buktikan kita bukan Bangsa biadab yang sudi menukarkan suara dengan selembar uang duapuluh ribuan…

    Ayoo… PILIH DAHLAN ISKAN DI POLLING INI !!!

    Ini linknya, kalau gagal, ulang lagi… saya harus mencoba tiga kali sampai input saya berhasil tercatat.
    http://www.pemilunews.com/index.php/polling-capres-2014

    Posted by M. Erick Antariksa | 4 April 2012, 2:18 pm
    • Sip pak erick
      Sudah coba ikut polling tuh
      Tapi P Dis masih no urut 3 tuh.
      Alhamdulillah sekali coba langsung bisa

      Terimakasih infonya

      Posted by Eko B | 4 April 2012, 3:00 pm
    • Siap bang. Satu suara dari saya.

      http://www.pemilunews.com/index.php/polling-capres-2014

      Kalo nggak kita yang bergerak, siapa lagi yang diharapkan???
      Kami telah lama memimpikan negeri ini akan bahagia dan sejahtera, kapan lagi?
      Kami sekeluarga menaruh harapan pada Pak Dahlan Iskan.

      Satu harapan untuk Indonesia, satu suara untuk Pak Dahlan Iskan..

      Salam hormat,
      Bonzo – Jakarta

      Posted by bonzo | 4 April 2012, 4:39 pm
    • Satu suara Bang …….

      Posted by ali sadikin | 4 April 2012, 5:29 pm
    • one vote from me

      Posted by Seno | 5 April 2012, 9:11 am
    • Done. Thx info nya. Tapi koq masih peringkat 3 juga ya, mana ne suara para penghuni blog ini ??? per sekarang masa’ masih kurang dari 600, sedangkan kandidat lain sudah hampir 1200! Klo Bung Dis pernah bilang beliau hanya mau maju sebagai RI 1 jika dan hanya jika Rakyat Indonesia mendaulatnya, maka ini bisa dijadikan sebagai ajang miniatur proses tersebut. Ayo berikan suara Anda, biar nama Bung Dis bergaung ke seantero Indonesia sebagai favorit 2014 !!!

      Posted by Jend. Naga Bonar | 5 April 2012, 10:27 am
    • Setelah kemarin di iklan kan oleh Bang Erick Antariksa di blog ini, vote untuk Pak Dahlan di http://www.pemilunews.com/index.php/polling-capres-2014 meningkat sangat drastis. Memang mantap banget komunitas teman-teman disini kompak. Salute.

      Salam hormat Dahlanisme seluruh Indonesia
      Bonzo – Jakarta

      Posted by bonzo | 5 April 2012, 10:37 am
    • Bismillah..satu suara

      Posted by inne | 5 April 2012, 11:32 am
    • Alhamdulillaah…
      Banyak yang ikut aktif memilih Pak Dahlan.

      Ingat ini bukan Pemilu Presiden, ini sekedar memberi gambaran tokoh seperti apa yang diinginkan rakyat sebagai pemimpin Republik ini mulai 2014 nanti.

      Apabila suara pemilih Pak Dahlan di polling ini tinggi atau bahkan insya Allaah tertinggi, maka siapa pun nanti yang terpilih akan tersadar untuk berusaha mengikuti gaya kepemimpinan Pak Dahlan.

      Lagi pula, dengan tingginya angka dukungan rakyat kepada Pak Dahlan, pihak-pihak yang kini ingin membungkam dan menjegal kebijakan dan terobosan Pak Dahlan selaku Menteri BUMN harus berpikir ulang.

      Dengan memilih Pak Dahlan dalam polling ini, kita memberi dukungan moral secara konkrit atas berbagai terobosan yang dilakukan Pak Dahlan… Ayo, jangan biarkan Pak Dahlan kesepian sendiri.

      Ayo, vote Dahlan Iskan !!!

      Posted by M. Erick Antariksa | 5 April 2012, 3:09 pm
    • satu suara dari saya….maaf blm bisa ngasih ide, suara dulu aja ya…

      Posted by yana | 6 April 2012, 11:37 pm
  137. Setuju Pak Dis dengan Live TV-nya

    Pemerintah saat ini memang tidak bisa berkomunikasi dengan rakyat. Walaupun benar yang menikmati subsidi BBM adalah kalangan atas, tetapi pengertian akan hal ini tidak mencapai kepada rakyat banyak. Live TV ini menurut saya adalah sarana sosialisasi kepada rakyat kecil betapa mereka di bodohi oleh para penentang kenaikan BBM. Jika kita disuguhi tontonan jumlah besaran rupiah yang dinikmati oleh para mobil pribadi secara terus menerus dan masif, maka saya kira kesadaran akan ketimpangan subsidi BBM ini akan tersebar luas.
    Rakyat kecil lebih melihat sinetron, infotainment dll daripada analisa di koran atau TV.

    Kalau tujuannya untuk mempermalukan para orang kaya, memang saya kira tidak akan berhasil. Karena sekarang saja jadi menjadi koruptor bukanlah hal yang memalukan di negeri ini.

    Posted by uyung | 4 April 2012, 2:30 pm
  138. Siap bang. Satu suara dari saya.

    http://www.pemilunews.com/index.php/polling-capres-2014

    Kalo nggak kita yang bergerak, siapa lagi yang diharapkan???
    Kami telah lama memimpikan negeri ini akan bahagia dan sejahtera, kapan lagi?
    Kami sekeluarga menaruh harapan pada Pak Dahlan Iskan.

    Satu harapan untuk Indonesia, satu suara untuk Pak Dahlan Iskan.

    Salam hormat,
    Bonzo – Jakarta

    Posted by bonzo | 4 April 2012, 4:38 pm
    • Setuju Sekali Mas Bonzo….
      Kalau bukan kita siapa lagi

      Oh iya, satu komputer satu suara… Jadi bisa mondar-mandir kesana kemari pilih Pak Dahlan dari beberapa komputer… Hehehehe

      Posted by M. Erick Antariksa | 5 April 2012, 3:30 pm
  139. Kalau e-BBM itu kan elektronik ya pak, apa tidak sebahaya sinyal ponsel saat digunakan di areal SPBU?

    Posted by candra | 4 April 2012, 8:29 pm
  140. Saya mendukung kalau bbm nggak usah di subsidi, tapi sebaiknya dengan beberapa persiapan simple:

    a. Bus semua diperbanyak! semua bus rongsokan di ganti baru dengan tangki yang menghemat bbm, ini juga mendorong masyarakat meninggalkan kendaraan pribadi dan lebih sering memakai transportasi umum. jalurnya nggak usah, yang penting busnya.

    b.berikan e-card atau kupon melalui koperasi pada semua anggotanya. kita masih punya KUD loh (koperasi unit desa), jadi semua petani, nelayan, mendaftar ke KUD, atau unit pedagang lain dan membuat aplikasi supaya mendapat subsidi. Jadi bbm bersubsidi lebih terarahkan kan? begitu juga kopaja, bima, mikrolet dll. Suruh mereka semua daftar ke koperasi angkutan umum, biar kita tahu bbm itu bakal masuk ke mana aja.

    c. Semuanya nggak lepas dari Koperasi. Pemerintah harus galakkan BUMN, Koperasi, atau apapun fasilitas milik pemerintah. buat proyek kerja sama ini, dalam waktu 5 tahun (atau kurang), bisa kelihatan hasilnya.

    masih banyak yang lain sih, tapi saya rasa dua hal ini yang bisa dilakukan secepat dan seefektif mungkin. Haha.

    Semoga berhasil!

    Posted by asalcabut | 4 April 2012, 8:32 pm
  141. Gw salut dgn blog catatan Pak Dis ini, walaupun bukan beliau sendiri adminnya
    Bulan Feb 2012 lalu Alexa global rank masih di kisaran 131 ribu skarang udah dibawah 100rb
    Rank ID Indonesia dulu masih di 2000an skarang udah dibawah seribu aja … wow

    Kayaknya Dahlanis dan Industrialisasi Harapan (Man Hope) dari Pak Dis smakin meluas & menyebar
    Smoga akal sehat, kejujuran & ketulusan semakin mewarnai bangsa ini

    Pokokee …. I like this . . . Viva Pak Dis 🙂

    Posted by Andi IsCAN | 4 April 2012, 9:27 pm
    • To Mas ANDI ISCAN,

      Terimakasih untuk informasinya, dan ini saya detail-kan informasi dari ente tentang traffic website berdasarkan “Alexa global rank” pada https://dahlaniskan.wordpress.com
      agar teman-teman disini tau secara lebih lengkap. Dan juga ini sebagai informasi buat Mas Pramudya (owner-admin). Realitas pengunjung/komunitas blog ini :

      Ini Link-nya : http://www.alexa.com/siteinfo/dahlaniskan.wordpress.com

      Per tanggal 7 April 2012 :
      Alexa Traffic Rank : (Rengking website, kepadatan arus/kepopuleran website)
      Global Rank : 98,790 (nomor urut/posisi secara global)
      Rank in ID : 1,042 (nomor urut/posisi secara Indonesia)
      Sites Linking In : 475 (jumlah website lain yang nge-link-kan ke blog Mas Pram ini)
      dan data detail lainnya.

      CMIIW.
      Salam hormat untuk DIZ mania seluruh Indonesia,
      Bonzo – Basis massa Jakarta

      Posted by bonzo | 7 April 2012, 11:19 am
  142. Kalo live tv subsidi mungkin akan terlalu mahal pak Dahlan. Tapi kalo lokalisasi pom bensin bersubsidi, misalkan ada pom bensin tertentu kusus untuk angkotan kota, bemo, bis, dll yg masuk kategori layak subsidi, maka rakyat kecil penerima subsidi akan turut mengawasi, menegur dan membuat malu toyota altis yg masuk ke sana.

    Posted by sri widowati | 5 April 2012, 6:14 am
  143. keren pak idenya! mudah2n banyak TRANSPORTASI UMUM yang jg digarap oleh anak negeri.
    rasanya membeli mobil sndiri sy blum mampu,pak 🙂

    Posted by arrizqiya | 5 April 2012, 9:25 am
  144. saya sempat membaca komen di detik.com tentang pemberlakuan beli bbm berdasar warna plat nomor.
    plat kuning jelas boleh pakai bbm subsidi. plat hitam juga boleh tp tetep pakai kuota. buat warna baru untuk mobil setengah mewah dan mewah misal dasar putih tulisan hijau. yang ini haram pake bbm subsidi.

    nah peran penting petugas samsat utk menentukan mobil apa tahunn berapa yg harus dikasih plat hijau tsb. bisa pake dasar harga mobil yang dipake acuan pengenaan pajak kendaraan. mobil seharga 100jt atau 150jt keatas dikasih plat hijau. samsat punya data ini. jadi secara psikologi pemilik plat hijau harus bangga dengan predikat golongan pemilik mobil setengah mewah keatas. dan petugas spbu pun tinggal liat warna plat nomer aja. jika ada yang ngotot minta bbm bersubsidi petugas spbu punya argumen yg kuat untuk menolak.

    celah orang yang jahat mau ngibul tetep bisa dengan menukar warna plat mobil hijau ke hitam, tp kalau pak polisi mengecek nilai pajak dilembar pembayaran pajak dari samsat pasti ketahuan jika mencurigakan warna plat dan keadaan mobilnya. cuma yang nanti tidak bisa berbuat banyak ya petugas spbu yg tidak berhak mengecek stnk.

    oh ya plat merah pejabat negara tetep gak boleh minum bbm subsidi ya…

    Posted by wakmus | 5 April 2012, 9:36 am
  145. ass.wr.wb…pak dahlan saya request KA prameks diskon 50% utk jarak jenar-lmpuyangan,nanti akn saya tabung uang bensin saya bt beli speda lipat.selama ni saya malas pk prameks krna lbh mahal dr bus,saya patungan bensin dg teman saya kuliah…trima kasih banyak pak,sukron katsiron sudah menginspirasi saya…

    Posted by nur rohmah hayati | 5 April 2012, 12:13 pm
  146. Saran pak Dahlan..
    ATPM sudah membuat mobil dengan saran pemakaian bahan bakar yang sesuai dengan kondisi mesinnya..
    Untuk kendaraan tahun 2000-an ke atas itu kendaraan harus sudah menggunakan pertamax.
    Jadi kalo bisa sebelum membeli bahan bakar para pemilik kendaraan menunjukan surat tahun berapa kah kendaraan itu dibuat, kalo kendaraan itu dibuat tahun 2000 ke bawah boleh lah diberi subsidi..
    Toh sekarang semua mobil sudah banyak yang teknologinya bagus dan harus menggunakan pertamax / pertamax plus untuk bahan bakarnya..
    Terima kasih

    Posted by Mulan Desetyawan | 5 April 2012, 1:01 pm
  147. ass. pak iskhan
    saya usul kalo spanduk dipertamina yang bertuliskan bahwa bbm bersubsidi hanya untuk golongan tidak mampu diganti bbm bersubsidi hanya untuk golongan miskin, kemudian saya setuju dengan ide pak dahlan yang menyarankan agar mobil mewah diganti warna plat nomornya . saya menunggu aksi pak dahlan tentang konversi bbm ke gas dan mobil listriknya. saya optimis tentang konversi bbm ke gas dan mobil listriknya karena dinegeri ini banyak peneliti yang handal pak. lebih cepat lebih baik.

    Posted by anas | 5 April 2012, 2:59 pm
  148. Gimana kalo dibuat saja stiker bertuliskan “BBM BERSUBSIDI” dan “BBM NON SUBSIDI” terus ditempel dekat mulut tangki mobil yang ngisi BBM di SPBU sesuai jenis BBM yang diisikan, pengisian berikutnya sesuai stiker yang ditempel. Malu gak ya mobil mahal ditempel stiker “BBM BERSUBSIDI” …. ?

    Posted by ndhezits | 5 April 2012, 3:00 pm
  149. Pak Dahlan, ide bapak bagus tapi akan membutuhkan biaya relatif besar, terlepas apakah itu ditanggung pemerintah seperti halnya tabung dan kompor gas, maupun ditanggung oleh pemilik kendaraan yang pasti akan resistan.
    Disamping ditingkatkannya effisiensi belanja negara untuk hal-hal yang tidak perlu/urgen baik di area Eksekutif maupun di Legislatif, juga di PT Pertamina sendiri yang menjadi tanggung jawab bapak, saya mempunyai pendapat/usulan sebagai berikut :

    1. Seperti halnya harga Solar yang saat ini sudah dibedakan untuk pemakaian kendaraan dan Industri, sebaiknya pemerintah membuat harga Premium-pun menjadi 2 harga, yang bersubsidi khusus untuk kendaraan umum dan non-subsidi untuk kendaraan pribadi dan dinas. Untuk solar-pun, tidak lagi dibedakan untuk Kendaraan dan Industri melainkan Subsidi untuk kendaraan umum dan nonsubsidi untuk kendaraan pribadi, dinas dan industri.
    2. Sebaiknya pemerintah membuat aturan, (kalau belum ada payung hukumnya, ya dibuat payung hukumnya), bahwa yang diberi subsidi adalah kendaraan yang digunakan hanya untuk kepentingan umum dalam arti kata hanya untuk kendaraan Plat Kuning, lainnya termasuk kendaraan dinas baik plat merah, TNI maupun Polri harus menggunakan BBM non-subsidi, tanpa pengecualian.
    3. Teknis penjualannya dibuat SPBU terpisah untuk yang bersubsidi, atau jika tidak memungkinkan, dibuat pemisahan pada SPBU-nya itu sendiri. Dibuat jalur khusus untuk kendaraan umum baik untuk solar maupun premium, sehingga kendaraan yang bukan plat kuning dilarang untuk mengisi pada jalur tesebut.

    Dengan cara tersebut diatas, memang pada awalnya atau sewaktu-waktu pengawasan masih diperlukan, karena tidak menutup kemungkinan adanya penyimpangan, tetapi minimal dengan adanya efek psikologis, pengeluaran subsidi BBM akan jauh lebih kecil dibanding sekarang.

    Dengan cara seperti itu, kenaikan2 harga akibat ongkos angkut akan tetap dapat dikendalikan, disamping itu pengguna BBM non-subsidi dengan sendirinya dituntut untuk hidup lebih efisien.

    Timbal baliknya, selain melakukan efisiensi dan betul2 memperlihatkan perilaku hemat baik oleh pemerintah maupun DPR, anggaran hasil pengurangan subsidi tersebut digunakan untuk memperbaiki infrastruktur, sehingga tidak ada lagi pemborosan BBM akibat adanya kemacetan karena jalan rusak, sempit, banjir dan lain-lain sebagainya.

    Posted by Tedy A Memed | 5 April 2012, 3:29 pm
  150. Kenapa sih cara pembatasan BBM bersubsidi dibuat ruwet? pake live TV, Pake e-BBM yang pasti keluar dana besar dan rumit. Kenapa harus dengan cara “mempermalukan” pengguna BBM? sama seperti tulisan2 “BBM bersubsidi hanya untuk…..dst” yang terbukti tidak efektif.

    Menurut saya ada solusi yang konvensional dan makan biaya mungkin tidak banyak.
    Yaitu dengan mengganti ‘colokan’ di SPBU dengan ukuran/ bentuk yang berbeda antara BBM subsidi dan non subsidi.
    Untuk BBM Non Subsidi digunakan yang kecil atau mungkin dengan bentuk segi empat memanjang dan semua mobil yang dikategorikan mewah atau tidak pantas menggunakan BBM subsidi wajib mengganti katup lobang bensinnya menyesuaikan colokan di SPBU khusus non subsidi. Jika nekat masuk antrian subsidi maka tidak bisa melakukan pengisian karena colokannya tidak sesuai dengan lobangnya, BBM akan tumpah, petugas SPBU juga tidak terbebani atau takut disalahkan. Kalau ada mobil peminum BBM Subsidi mau isi BBM Non subsidi (pengen naik kelas) tetap bisa karena memiliki lobang bensin yang lebih besar. Mudahkan?

    Penggantian kepala selang (colokan) dilakukan oleh pemilik SPBU dan ini harusnya tidak makan biaya besar.
    Penggantian / penambahan katup lobang bensin dilakukan oleh ATPM2 atau bengkel2 yang ditunjuk. Perlu sertifikasi atau stiker yang menarik (terserah mau dipasang atau tidak dimobil ) kalau mobil telah melakukan penggantian, ada kebanggaan pemilik bahwa mobilnya menggunakan BBM Non subsidi tanpa risi dicurigai pakai BBM orang miskin.

    Cara demikian tidak perlu pengawasan tinggal pemerintah mengeluarkan daftar mobil yang harus minum BBM non subsidi dan wajib menambahkan katup lobang bensin ke bengkel, sama seperti cek uji emisi.

    Intinya adalah :
    – Mobil BBM Non subsidi tidak dapat mengisi BBM Subsidi
    – Mobil BBM subsidi bisa mengisi BBM non subsidi.

    Pelan tapi pasti semua mobil akan minum sesuai “kodratnya”. Mudah2an bermanfaat.

    Posted by idnev | 5 April 2012, 5:30 pm
  151. kemarin anggota dpr bilang dibawah dahlan iskan PLN malah merugi. Kira-kira anggota dewan yg ‘terhormat’ itu benar-benar memahami masalah gak ya? Tak semudah membalik telapak tangan membuat bumn seperti pln yg dulu dikenal ‘bobrok’ kembali kejalan yg benar. Kalo ibarat badan, PLN ini sudah menderita kanker stadium 4. PLN yg terus merugi dg citra semakin buruk karena pemadaman yg tak kenal henti dan ditambah pejabat-pejabat lama yg terjerat korupsi krn mark up sana sini. Di perlukan tindakan cepat dan berani, untuk mengatasi kanker tadi. Operasi pengangkatan kanker memang akan sedikit mahal ditambah harus kemoterapi lama, tapi akan membuat badan yg sudah mulai habis diserang sel kanker itu kembali sehat dan hidup. Semangat terus pak dahlan, biarkan mereka menggonggong, toh dinegeri ini apapun tindakan baik yg dilakukan, mereka akan tetap menggonggong.

    Posted by den bagus sengarso | 5 April 2012, 6:35 pm
  152. Kalau DPR sebagai Bapak. Presiden sebagai anak. Kadang Bapak tidak mengikuti keinginan atau pemikiran anak. Anak yang pinter, saat dilarang Bapaknya, ada saja akalnya. Semakin pinter semakin banyak akalnya. Maka menteri yang pinter adalah menteri yang banyak akalnya. (maaf tidak memuji).
    Kalau BBM tidak diijinkan naik. Dan jika akal diputar terus. Maka, bisa-bisa BBM tidak perlu naik dan semua aman. Maka, presiden dan menteri-menterinya adalah orang yang luar biasa pinternya.
    Maka…..
    Alangkah baiknya banyak kendaraan segera beralih ke gas. Termasuk sepeda motor. Mungkinkah gas 3 kg untuk bahan bakar sepeda motor. Kalau habis tinggal nukar di warung. Mungkinkah mobil memnggunakan gas yang 12 kg. Satu mobil membawa tiga tabung. Kalau habis ya mampir warung untuk nukar gas.
    Setelah itu, anak sekolah tidak boleh bawa sepeda motor. Yang harus naik sepeda motor listrik.
    Do’a saya minyak dunia tidak naik tinggi-tinggi. Do’aku rupiah menguat. Sedikit demi sedikit saja.
    Karena itu, tidak setujunya DPR menaikkan BBM adalah pemicu untuk berpikir mencari jalan keluar.
    Jalan keluar secara teknis dan jalan keluar secara aturan kepemerintahan.
    Maaf saya tidak bisa melakukan. Sudah saya perintahkan Pak Dahlan Iskan untuk memikirkan. Kalau Presiden SBY, sudah menyetujui usulku. (Aku nggak sombong ya. Biar tersenyum aja. Maklum rakyat kecil).

    Posted by Widi | 5 April 2012, 7:12 pm
    • saya suka bayolan ini ,” …… seandainya sepeda motor pakai gas elpiji 3 kg …. ”
      mantap !!!!
      Kayaknya bagi orang-orang yang berkecimpung di dunia mesin , pasti gak sulit merubah ini ….

      Posted by trisnoadhy | 6 April 2012, 3:02 pm
  153. Kalo satu tahun 1 mobil altis mendapat subsidi bensin dari pemerintaha degan asumsi 1 tahun kurang lebih 5 juta, sebaiknya dimasukan dalam komponen pembayaran pajak kendaraan yang dilakukan setiap tahunnya.

    Posted by danangadityon | 6 April 2012, 5:34 am
  154. Like this aja deh..

    Posted by ram | 6 April 2012, 8:43 am
  155. untuk pengawasan kendaraan yang layak mendapat subsidi,menunggu sistem semacam e-BBM,alangkah indahnya jika ini dibebankan kepada masyarakat,bisa dari mahasisawa yang lantang berdemo. Agar mereka tidak sekedar berteriak mengatas namakan rakyat,namun mereka juga bertindak nyata mengamankan dana subsidi agar tidak salah sasaran.

    Posted by rakyat | 6 April 2012, 12:10 pm
  156. nonton live tv??? kayak kurang kerjaan aja pak. Harusnya pake e-BBM jangan pake uang negara dong, harusnya sudah masuk biaya produksi mobil, tiap mobil masuk spbu harus sudah bisa ter-scan, mobil ini dg no.rangka xxx dan no.mesin xxx jatah bbm subsidi sudah habis, jadi harus ngisi pertamax.
    Kalo ada niat pasti ada jalan, tinggal niatnya tulus atau tidak untuk kepentingan masyarakat.

    Posted by Juke | 6 April 2012, 4:11 pm
  157. P Dahlan, sedikit usul dari rakyat kecil ada bbrp hal yg mgk dapat dipertimbangkan terkait harga minyak dunia yg melonjak shg berpengaruh pd subsidi BBM, al:
    1. Membuat produk baru dg harga yg relatif terjangkau oleh masyarakat. Bahan produk ini pada dasarnya dpt dibuat dg cara mengoplos pertamax dengan premium (katakan produk baru ini namanya premiumsuper), shg harga jual menjadi lbh realistis. Katakanlah utk tiap liter bensin premiumsuper : 50% terdiri dari bensin (oktan 88) yg dioplos dg pertamax 50% (oktan 92) yg dijual dg harga Rp.(4500+10000)/2=+-Rp.7250. Pengguna kendaraan senang krn oktan BBM nya naik shg mesin kendaraan lbh awet dan lbh irit, dan kenaikan ini relatif lebih rasional. Subsidi dpt diturunkan menjadi 50% volume konsumsi BBM premiumsuper tersebut.
    2. Msh berkaitan dg butir 1 diatas, utk mengantisipasi inflasi, seluruh jenis kendaraan diharapkan membeli BBM premiumsuper dg harga Rp.7250/liter. Sedangkan khusus angkutan ber-plat kuning diberikan subsidi melalui pemiliknya atau perusahaannya (cth: mayasari) agar labanya tetap atau ssi.target mereka namun harus dipastikan tarif angkutan dilarang utk dinaikkan shg masyarakat seakan2 ikhlas dipaksa utk naik angkutan umum (drpd mobil pribadi krn harga BBM naik).
    3. Sudah waktunya Indonesia membentuk perusahaan penyulingan BBM dg sumber yg dpt diperbaharui sekalian beserta perusahaan yg mengelola perkebunan Kelapa Sawit. Daerah perkebunan mgk di daerah dg tingkat ekonomi agak terbelakang shg dpt meningkatkan perekonomian rakyat tsb. Minyak Sawit yg diproduksi nantinya dpt disetor ke Pertamina utk dioplos dg BBM dari sumber energi fosil. Volume produksi Minyak Sawit ini targetnya minimal sama dg volume yg saat ini msh diimpor oleh Indonesia.
    Demikian Pak, Indonesia pasti bisa 🙂

    Posted by nglundas | 6 April 2012, 6:25 pm
  158. mobil tanpa subsidi seharusnya dimulai dari yg ber plat merah.. Kalo dilakukan seluruh indonesia(serentak),ngirit berapa ya? Ada yg punya datanya?
    Kalo kurang,tambah lagi dgn kendaraan operasional milik bumn, polisi, tni darat,laut,udara.. Dan tentu saja DPR,DPRD tk.I&II.. Kira2 jika itu dilakukan.. Berapa banyak pengiritannya ya?

    Andai saja ada yg punya datanya..

    Posted by wawan | 6 April 2012, 7:16 pm
  159. Saya sangat sependapat dengan usulan Mas Darko tentang pembuatan dan penjualan bensin bersubsidi PLUS additive/booster/fuel reformulator yang kemudian dijual sebagai “Premium PLUS” dengan harga +/- Rp.6000 per liter sesuai usulan pemerintah.

    Ide kali ini mirip dengan ide Pak Wamen ESDM yang gondrong itu, tapi bedanya kalau ide beliau mencampur bensin subsidi dengan bensin non subsidi, maka ide ini adalah menambahkan additive/fuel reformulator ke dalam bensin bersubsidi. Ini jauh lebih costwise/hemat ketimbang harus mencampur bensin bersubsidi (Premium Rp.4500) dengan bensin non subsidi (Pertamax Rp.10.000).

    Bensin bersubsidi yang telah diberi zat tambahan tadi kemudian dinamakan “Premium PLUS” dan dijual seharga Rp.6000 sesuai keinginan semula pemerintah.

    Zat additive/fuel reformulator yang ditambahkan ke dalam bensin bersubsidi itu costnya tidak boleh lebih dari Rp.150 saja untuk mengubah 1 liter bensin bersubsidi menjadi bensin “Premium PLUS”. Jadi masih ada selisih “keuntungan” sebesar Rp.1.350/liter, lumayan kan untuk menambal APBN yang katanya mau jebol.

    Penjualannya di SPBU bisa langsung memakai dispenser Premium (bensin bersubsidi). Gunakan minimal separuh dari jumlah dispenser Premium di SPBU Jakarta sebagai dispenser untuk “Premium PLUS”. Untuk kawasan elit, mungkin seluruh dispenser Premium bisa digunakan untuk menjual “Premium PLUS” (tapi mungkin bisa disisakan dispenser untuk menjual Premium biasa bagi pengendara motor).

    Tawarkan dan komunikasikan kelebihan “Premium PLUS” dibanding Premium biasa seperti :
    HEMAT – Tidak perlu membeli Pertamax yang selangit harganya, dan karena adanya additive yang meningkatkan kualitas bensin mengakibatkan pembakaran lebih sempurna sehingga pemakaian BBM menjadi lebih irit.
    PENINGKATAN POWER & PERFORMANCE – Memberikan kualitas bensin optimal untuk kinerja mesin maksimal
    MENURUNKAN BIAYA PERAWATAN KENDARAAN – Melindungi mesin dengan adanya additive yang lebih bersih serta sempurna pembakarannya.
    EMISI RENDAH – Bensin beradditive lebih rendah hasil emisi pembakarannya.

    Tidak ada kenaikan RON/kadar oktan, karena additive yang ditawarkan bukan untuk menaikkan RON/kadar oktan. Kalau diklaim oktannya bertambah nanti produsen Petramax dan Petramax Plus marah sama Pak Dahlan.

    Sebagai contoh additive, bisa lihat http://www.mygreenoil.com/home.html itu adalah additive buatan Indonesia yang terbuat dari bahan nabati (dari tanaman, sehingga tidak terpengaruh secara langsung kenaikan harga minyak mentah). Tapi MyGreenOil ini harganya mahal, lebih dari Rp.150 untuk mengubah 1 liter Premium biasa menjadi “Premium PLUS”.

    Lebih baik Kementrian BUMN menugaskan orang ITS atau ITB atau IPB untuk menyiapkan (kalau memungkinkan), kalau tidak mungkin (mengingat waktu dan quantitas) perintahkan saja orang Pertamina atau BUMN lainnya mencari supplier additive/fuel reformulator. Banyak kok. Sangat banyak malah. Impor banyak, lokal juga ada. Untuk pembelian jumlah super banyak begini pasti dapat harga murah.

    Kalau mau, agar bisa dapat harga lebih murah lagi, bisa co-branding. Misalnya nama produk bensin-nya jadi “Premium Darko” apabila menggunakan zat additive yang diproduksi oleh PT Darko Oil.
    (Sebagai contoh, dulu pernah hampir terjadi, Extra Joss memasang tulisan di kemasannya “Extra Joss menggunakan pemanis rendah kalori Tropicana Slim”, tapi tidak jadi karena Tropicana Slim tidak mau menurunkan harga pemanis rendah kalorinya).

    Untuk pemecahan masalah dalam waktu jangka pendek, usul ini tampak sebagai usul yang sangat efektif. Baik secara ekonomi, logistik, kemampuan eksekusi, dll…
    Ide ini bila dicanangkan, dalam waktu kurang dari 1 minggu bisa direalisasikan.

    Ide seperti ini PASTI sudah terpikirkan oleh orang-orang di Kementrian ESDM. BUMN, di Pertamina, di kabinet, dan di partai-partai anggota SetGab. Mereka jauh lebih pintar pastinya dibandingkan saya dan Mas Darko… tapi, herannya, tidak ada satu pun yang mengutarakannya. Apalagi mencanangkannya lalu kemudian mengeksekusinya.

    Dalam hal kenaikan harga BBM ini, saya bersimpati kepada Bapak Wamen ESDM yang gondrong awut-awutan itu. Ide beliau tentang pencampuran bensin bersubsidi dan bensin non subsidi menurut saya paling “cepat tepat” untuk dilakukan. Memang belum “cerdas cermat”, tapi ide beliau itu tinggal selangkah lagi dari ide “Premium PLUS” seharga Rp.6000/liternya. Bila ada yang memiliki jalur komunikasi kepada beliau atau warga perminyakkan ITS, alangkah baiknya apabila ide ini disampaikan kepada Bapak Wamen ESDM gondrong itu.

    Saya secara pribadi masih melihat ada keanehan dengan rencana kenaikkan harga BBM bersubsidi. Apalagi rencana ini kemudian seperti mendapat pembenaran non akademis dan diluar nalar dengan mencoba memanfaatkan jurang pemerataan ekonomi antara kalangan bawah dan kalangan menengah perkotaan.
    Percayalah, PERCAYALAH ! Bahwa APABILA terjadi kenaikan (atau bahkan sekedar pembatasan seperti yang saya dan Mas Darko usulkan ini) MAKA dampak negatifnya, tekanannya, AKAN LEBIH BANYAK DIDERITA MASYARAKAT KALANGAN BAWAH. Semakin lemah perekonomiannya, semakin rentan posisinya terhadap hantaman kenaikkan BBM.

    Masyarakat menengah akan kurang “tersiksa” dibanding masyarakat bawah… Masyarakat kelas Atas, bahkan mungkin hanya sedikit terpengaruh atas kenaikan harga BBM.

    …bukan pemilik Altis yang akan terhantam keras

    Posted by M. Erick Antariksa | 7 April 2012, 2:50 am
    • mas erik klo pemerintah lemot bertindak (untuk curi start) lebih baik /bisa-bisa didahului pengecer BBM dipingir jalan, mereka akan jual bensin ++ dengan cuma modal Rp.150-250 per liter untuk menjadikan bensin biasa jd bensin ++, lumayan klo mereka jual Rp.6000-7000 sebagai pengganti pertamax bisa menambah income mereka, apalagi dengan tampilan menarik yaitu ditambah pewarna jd tdk kuning lg, pewarna minyak banyak dijual ditoko kimia dan tdk mahal cukup 1-2 tetes saja utk 1 liter (saya pernah coba dulu), biasanya klo sdh menjamur pemerintah bisanya pasti gerah dengan fenomena ini lalu pasti mereka akan melarang, setelah itu baru bertindak melegalkannya dgn memproduksinya.

      Posted by pakde | 7 April 2012, 6:28 am
      • Hehehehe…
        Ide bagus tuh, menjual Pertamax palsu…
        Kalau kita jual bensin bersubsidi yang dicampur additive/booster/reformulator, lalu kita jual di eceran sebagai Pertamax palsu pasti laku. Jual 7000/liter jadi masih lebih murah dibandingkan Pertamax di SPBU yang sudah diatas 10.000.

        Pertatax KW super
        Hehehehe…

        Posted by M. Erick Antariksa | 7 April 2012, 12:41 pm
    • beda premiun dan pertamax bukan hanya nilai oktannya saja, ini ada artikel yg bisa menjelaskan : lebih lengkap lagi klik http://alimahbub33.wordpress.com/2012/04/04/perbedaan-pertamax-dan-premium/

      +++++++++++++++++++++
      Kalau otomania ditanya , apa perbedaan paling mendasar antara, bensin premium dengan bensin pertamax (+)? Pasti semua rame-rame menjawab …”Angka oktannya !!”. Benar, Pertamax memiliki angka oktan lebih tinggi dibandingkan premium. Pertamax berangka oktana 92 , pertamax+ ON 95 sedangkan bensin premium ON 88. Cuma itukah perbedaannya?
      Tunggu dulu .. ! bensin premium dan pertamax memiliki banyak sifat karakteristik yang berbeda. Bahkan sebenarnya ada sifat karakteristik yang sangat penting yang harus diketahui otomania ,lebih penting dari sekedar perbedaan angka oktannya. Coba lihat tabel spesifikasi ke 3 jenis bensin tersebut dibawah ini.
      Perbedaan sifat karakteristik bensin premium dan pertamax(+), tidak hanya angka oktana saja. Tetapi juga densitas, sifat penguapan (distilasi), kandungan senyawa hidrokarbon , Tekanan uap Reid dan yang terpenting adalah perbedaan sifat Stabilitas Oksidasi.
      -Bensin premium belum memiliki batasan tentang kandungan senyawa-senyawa aromatik, benzena dan olefin. Bensin generasi modern spesifikasi euro 2 ke atas, memberi batasan kandungan ke 3 jenis senyawa ini. Senyawa aromatik (termasuk benzena) sebenarnya memiliki angka oktana tinggi , tetapi bersifat karsinogen pada manusia. Senyawa olefin merupaka senyawa tidak stabil dan berpotensi membentuk gum/lumpur.
      – Sifat penguapan (distilasi ) merupakan ukuran kemampuan suatu bensin : kemudahan starter, indikasi pemerataan penguapan pada saat Aksel erasi , driveability dan potensi pembentukan kerak. Disini ditunjukkan pada suhu penguapan pada 10 %, 50% , 90% vol dan End point. Umumnya bensin generasi modern memiliki suhu distilasi lebih rendah dari bensin generasi lama. Disini dikenal istilah Driveblity index. Rumusnya DI = 1.5 T10 + 3.0 T 50 + T 90. bensin yang bagus, memiliki nilai DI= 1000 s/d 1200.
      – Yang paling mendasar perbedaan premium dan pertamax adalah sifat Stabilitas oksidasi. Sifat spesifikasi ini merupakan ukuran kestabilan bahan bakar bensin terkait dengan keberadaan senyawa kontaminan seperti sulfur, olefin dan senyawa lainnya. Semakin lama waktu stabilitas oksidasi ( dalam satuan menit) suatu besin, semakin stabil bensin tersebut. Sifat stabilitas oksidasi Bensin premium minimum 360 menit. Sedangkan bensin pertamax (+) batasanya lebih lama lagi yakni 460 menit.
      – Tekanan uap reid masih terkait dengan sifat penguapan 10% vol, yakni kemampuan bensin mensuplai uap yang cukup pada saat starter. Bensin tidak boleh mudah menguap, tetapi juga tidak boleh sulit menguap. Kalau terlalu mudah menguap, berpotensi membentuk sumbatan uap (vapour lock), yang justru menghambat uap bensin. Efeknya suara mesin menjadi kasar atau malah berhenti bekerja. Kalau sulit menguap , suplai uap bensin tidak cukup untuk menghidupkan mesin saat starter. Bensin premium tidak memiliki batasan minimum Tekanan uap reid, tetapi hanya memiliki batasan maksimum 62 kpa. Sedangkan pada pertamax batasan minimum tekanan uap ditetapkan 45 dan maksimum 60.

      Posted by jaya | 8 April 2012, 7:31 am
  160. Ide Pak Dahlan udah Top banget. mulai dr konsep mobil listrik sampe dgn kartu elektronik subsidi. tp jangan cuma wacana pak, SEGERA REALISASI DONK!!!!! dan jangan lupa mobil listriknya klo udah siap launching, siapkan segera outlet2 dan dealer2 di semua kota di indonesia, dan persiapkan juga PLN utk membuat “Sentra Pengisian Listrik” utk mobil2 listrik itu, agar yg punya mobil gak pake dorong lg klo pas kehabisan energi.

    Posted by Mulyadi | 7 April 2012, 8:38 am
  161. bagaimana kalo dibikin SPBU khusus untuk BBM bersubsidi dan SPBU khusus untuk BBM non subsidi?, plus baliho besar yang bertuliskan jenis2 mobil yang boleh mengisi BBM di masing – masing SPBU, sehingga mobil mewah akan segan untuk masuk ke SPBU BBM ber-subsidi.

    Posted by qohar69 | 7 April 2012, 12:04 pm
  162. MOHON DUKUNGAN DOA

    Salah satu warga blog ini, Mas Fahmi A.K.A Mohbusinessman, itu yang berinisiatif membuat dan rajin memasarkan t-shirt MH Pak Dahlan, hari ini tengah berkutat di laboratorium bersama timnya, guna memfinalisasi pembuatas Beras Sintetik dari Sagu.

    Posted by M. Erick Antariksa | 7 April 2012, 12:29 pm
  163. Kamis, 29/03/2012 12:18 WIB

    Ini Gaya Tidur Dahlan Iskan di Rumah Petani Miskin Kulon Progo.

    http://finance.detik.com/read/2012/03/29/120936/1879878/4/ini-gaya-tidur-dahlan-iskan-di-rumah-petani-miskin-kulon-progo

    Salam hormat untuk Dis Mania seluruh Indonesia
    Bonzo – Jakarta

    Posted by bonzo | 7 April 2012, 1:47 pm
  164. wah makasih infonya ya…

    Posted by Budi gadget | 7 April 2012, 5:26 pm
  165. Masuk akal sekali idenya Pak…
    Tapi membereskan mentalitas orang2 yang apriori dan curi2 kesempatan buat memperburuk pelaksanaan ini ya mohon diperhatikan. Btw, silahkan mampir ke KASKUS. Pak DI jadi topik HOT juga lho…hahahaha

    Posted by Nicko Kornelius | 7 April 2012, 5:48 pm
  166. sederhana saja. BBM subsidi buat motor, Angkot, Truck & Bus dispenser & tangki pendamnya dipisah dg yg Mobil Pribadi (non subsidi). DO pembelian BBM SPBU otomatis terpisah. Tiap SPBU hrs dipasang CCTV yg bisa dimonitor dr Pertamina. jd Pengantar & pihak SPBU tdk bisa bermain barang kiriman yg dibawa. Hemat, murah, tanpa keributan

    Posted by agus susetyo purwono | 7 April 2012, 6:10 pm
  167. Pikiran sederhana saya,” ORANG MAMPU” adalah orang yang memiliki mobil baru/relatif baru non umum/niaga. Mobil yg dikatagorikan relatif baru dapat dibuat suatu batasan oleh pemberi subsidi BBM (Pertamina/Pemerintah), entah yang berumur 15 tahun atau berapa tahun. Mobil katagori ini tidak boleh mendapat subsidi. Regulasinya, setiap mobil (bukan pemiliknya) harus dindaftarkan menjadi pelanggan/pengguna, pertamina dg menunjukan STNK. Imbalanya mobil ini akan diberi BARCODE yang didalamnya berisi harga BBM subsidi/premium atau non subsidi/pertamax, yang harus ditempel oleh petugas didekat mulut tangki pengisian. Setiap SPBU harus diperlengkapi alat pendeteksi BARCODE yang dihubungkan dengan alat counter sebagaimana layaknya yg digunakan oleh toko2 dll, sehingga pelanggan dapat melihat berapa nominal yang harus dibayar sesuai banyaknya liter yang dibeli dikalikan dengan harga yang ada dalam BARCODE. Hal ini akan menghindarkan orang yang tidak berhak untuk mengambil subsidi BBM. Silahkan “ORANG MAMPU” membeli premium tapi harga pertamax sesuai BARCODE.

    Posted by Herman Tetrantyo Brotoatmodjo | 7 April 2012, 8:38 pm
  168. satu2nya menteri yg menangis ketika dilantik,saat itu terlihat semua calon2 menteri terlihat tertawa dan bahagia ketika dilantik,tetapi tidak untuk Dahlan Iskan.karna beliaw beranggapan bahwa seorang menteri memiliki amanah yg sangat berat dan butuh tanggung jawab penuh.luar biasa!…semoga menteri kita selanjutnya berwatak seperti beliaw….amiiinnnn!

    Posted by yogi | 7 April 2012, 9:50 pm
  169. Pak Dahlan, terus berjuang pak, sepertinya pejabat seperti bapak di Indonesia ini sudah sangat jarang ditemui, terus bekerja dengan jujur demi kebaikan dan kemajuan bangsa pak, kami mendukungmu pak Dahlan.

    Posted by Parfum Original | 8 April 2012, 1:29 am
  170. DP Mobil diatas 1500 CC minimal 50%, spbu di pisah untuk motor dan mobil, caranya jalurnya di perkcil sehingga mobil ga bisa lewat. Harga premium buat mobil dan motor dibedakan, atau di buat aja seperti PLN pemakaian bbm diatas 10liter dikenakan harga 6000 perliter jadi mesinnya otomatis menghitung kelebihan liter dg harga 6000 rupiah untuk kelebihan liternya, kemudian penjualan bbm eceran dilarang, diganti dgn memperbanyak spbu mini untuk sepeda motor di daerah yg jauh dri spbu (pemerintah dan aparat pemerintah harus tegas) sebab mayoritas pembeli bbm eceran adalah pengguna kendaraan roda dua (padahal hrganya bisa 6rb s.d 8rban)…sementara itu aja idenya (dri pada bikin alat baru lebih baik modifikasi aja spbunya) sekian…

    Posted by pay | 8 April 2012, 9:11 am
  171. Indonesia butuh pemimpin yang bijak, butuh pemimpin yang peduli dengan rakyat..semoga Indonesia bisa lebiah baik dan kami (Kaum Muda) bisa tetap dengan idealisme kami memperjuangkan nasib rakyat…

    Posted by Andrey Akane | 8 April 2012, 10:00 am
  172. Saat membeli mobil mahal, seharusnya orang sudah tahu resikonya: bahan bakarnya juga harus mahal. Saat mau menginap di hotel. seseorang sudah harus tahu perbedaan harga dengan kualitas kamarnya; pingin tidur di kasur busa per keong yang ultra-empuk dengan ruangan ber-AC yang ekstra dingin level gunung Alpen maka harus berani membayar lebih mahal.

    Yang jadi masalah, hukum masyarakat dan hukum negara sama-sama tidak tegas. Kalau hukum masyarakat tegas maka setiap kali ada mobil Alphard meminum Premium subsidi di SPBU seharusnya saat itu juga masyrakat langsung melakukan aksi massa, dengan cara merusak dan menggebugi mobil itu dengan alat-alat yang ada di sekitar situ. Kalau hukum negara tegas seharusnya sudah ada peraturan sejak jaman dahulu yang membatasi kendaraan-kendaraan tertentu untuk meminum Pertamax. Motor roda dua di bawah 250cc yang silindernya cuma satu saja banyak yang pakai Pertamax, apalagi kendaraan roda-4 yang silinder mesinnya lebih dari satu dan termasuk ke dalam golongan mobil mewah pula (kecuali angkutan umum dan kendaraan seperti ambulan).

    Kalau hanya disiarkan live di TV, orang-orang bebal itu pasti tidak akan malu. Bahkan meskipun kita memaki-maki di depan wajah pemilik kendaraan mewah pun dia tetap tidak akan merespon dan tetap mengisi mobilnya dengan Premium subsidi. Orang-orang seperti ini memang banyak sekali jumlahnya, hampir 80% pemilik mobil mewah adalah orang kaya baru yang sudah sejak lama terbiasa beli Premium subsid, sejak mereka masih miskin dan kere dulu sehingga saat musim memberi mereka kekayaan dalam sekejap mereka masih tidak berubah pola pikirnya. Mau sekali makan Bebek Peking, tapi bayarnya hanya mau selevel Nasi Pecel lauk tempe yang memang murah meriah. Ini juga menandakan bahwa orang-orang kaya itu menjadi kaya karena rakus dan serakah, jatah untuk masyarakat miskin pun mereka beli untuk konsumsi kendaraan mewahnya. Begitu pula saat mereka menjalankan proyek-proyek dari negara, pasti mereka akan memakan sejumlah yang lebih banyak untuk bagian dirinya ketimbang untuk hasil yang tetap ditentukan sesuai dengan spesifikasinya.

    Mungkin di setiap SPBU perlu dijaga tentara 10 orang dengan senjata lengkap. Setiap ada pembelian yang tidak sesuai dengn ketetapan yang telah disepakai oleh seluruh mayoritas penduduk negeri maka para tentara itu bisa melakukan tembak di tempat, bukan orangnya yang ditembak tapi moblinya. Pemilik mobil yang membeli tidak sesuai dengan aturan dikeluarkan dari mobil, lalu mobilnya ditembaki.

    Presidennya : Dahlan Iskan
    Wakilnya : Mahfud MD
    Menteri Hukumnya : Denny Indrayana
    Menkominfo&marketing : H. Kertajaya
    Menteri Pertahanan : ….
    Menteri ….
    ….
    ….
    silahkan ditambah sendiri, pilih orang-orang yang progresif dan revolusioner. Ini saatnya bangkit, orang-orang yang lemes dan ngantuk-an minggir.

    Indonesia Raya, berjaya hingga negara tetangga muksa!

    Posted by Patih Gajah Mada | 8 April 2012, 12:05 pm
  173. Pak Dis kan sekarang menteri ayo laksanakan ide itu saya dukung jangan hanya sebatas wacana, kalo cuma sekadar wacana saya juga punya ide yang lain lebih yang mungkin efektif dalam membatasi subsidi hanya untuk yang berhak.

    Posted by teddy anggadireja | 8 April 2012, 2:36 pm
  174. Sepasang suami istri petani plg ke rmh stlh b’belnja. Seekor Tikus mmprhtkn mknan pa lagi yg dibawa mrk dr pasar??” Ternyata, salah satu yg dibeli o/ petani ini adlh Perangkap Tikus. Sang Tikus kaget bkn kepalang.

    Ia sgr berlari menuju kandang, mendatangi Ayam n berteriak “ada Perangkap Tikus”. Sang Ayam berkata “Tuan Tikus, aku turut bersedih, tp itu tdk berpengaruh pdku”

    Sang Tikus lalu prgi menemui seekor Kambing sambil berteriak. Sang Kambing pun berkata “Aku turut ber simpati, tp tdk ada yg bs aku lakukan”

    Tikus lalu menemui Sapi. Ia mendpt jwban sama. “Maafkan aku, tp Perangkap Tikus tdk berbahaya buatku sm sekali”

    Ia lalu lari ke hutan n bertemu Ular. Sang Ular berkata “Perangkap Tikus yg kecil tdk akan mencelakai aku”

    Akhirnya Sang Tikus kembali kermh dgn pasrah mengetahui kalau ia akan menghadapi bahaya sendiri.

    Suatu mlm, pemilik rmh terbangun mendengar suara keras Perangkap Tikusnya berbunyi menandakan telah memakan korban. Ketika melihat Perangkap Tikusnya, ternyata seekor Ular berbisa. Buntut Ular yg terperangkap membuat Ular semakin ganas n menyerang istri pemilik rumah. Walaupun sang Suami sempat membunuh Ular tsb, sang Istri tetap hrs dibawa kermh sakit.

    Bbrp hr kmudian Istrinya demam. Ia lalu minta dibuatkan sop ceker Ayam o/ Suaminya. Dgn segera ia menyembelih Ayamnya utk dimasak cekernya. Tetapi sakit sang Istri tak kunjung reda.

    Seorg tmn menyarankan utk mkn hati Kambing. Ia lalu menyembelih Kambing utk mengambil hatinya.
    Istrinya tdk sembuh n akhirnya meninggal dunia.

    Banyak sekali org dtg pd saat
    pemakaman, shg sang Petani hrs menyembelih Sapinya utk memberi mkn para pelayat.

    Dr kejauhan sang Tikus menatap dgn penuh kesedihan. Bbrp hr kemudian ia melihat Perangkap Tikus tsb sdh tdk digunakan lagi.

    Pesan yg ingin disampaikan:
    Jangan pernah beranggapan kalau kenaikkan harga BBM subsidi (atau bahkan hanya sekedar pembatasan pembelian BBM subsidi) akan menyusahkan HANYA para pemilik altis, alphard, mercy, bmw, audi, dan lexus…

    Jangan pernah beranggapan kalau kenaikkan harga BBM subsidi (atau bahkan hanya sekedar pembatasan pembelian BBM subsidi) tidak akan meyusahkan (atau hanya sedikit saja menyusahkan) mereka yang tidak memiliki altis, alphard, mercy, bmw, audi, dan lexus…

    Perlu diingat, bahwa kenaikan (atau pembatasan) BBM bersubsidi yang hanya beberapa belas persen saja PASTI akan memicu kenaikkan harga-harga kebutuhan lain puluhan persen.

    Kalangan yang memiliki altis, alphard, mercy, bmw, audi, dan lexus masih bisa dengan mudah dan nyaman menyesuaikan diri dengan kenaikan harga-harga. Mereka tidak jadi membeli iPad3 baru, cukup bertahan dengan iPad2 lamanya saja… mereka tidak usah membeli pop corn dan cola ketika menonton di XX1… Mereka tidak jadi membeli blouse Zara sekarang, nanti saja menunggu the Jakarta Great Sale bulan juni sebentar lagi… kursus piano anak yang jutaan tarifnya dicancel dulu, ganti dengan kursus gitar klasik yang hanya ratusan ribu biayanya… Kado mobil untuk anak yang baru lulus sma tidak jadi beli Ford Fiesta 1.6 warna merah deh, cari yaris second tahun 2010 saja… Dan seterusnya… Dan seterusnya…

    Nah, yang kalangan rakyat ekonomi lemah bagaimana?
    Apa masih punya keleluasaan anggaran pengeluaran keluarga untuk dihemat untuk melindungi pendapatan yang stagnan melawan kenaikan harga-harga?

    Posted by M. Erick Antariksa | 8 April 2012, 4:22 pm
    • Bikin perumpamaan yang focus dong. Ini kok melebar kemana-mana.

      Posted by sunantoro | 8 April 2012, 4:43 pm
    • Bagus ceritanya pak Erick 🙂

      Posted by nutami | 8 April 2012, 6:59 pm
    • Bagus! dari cerita hati anda,anda menceritakan ttg kemiskinan hati anda, Kalau anda memang miskin, jangan kambinghitamkan orang kaya! Tugas orang-orang pemerintahlah berusaha untuk mempersempit jurang jenjang ekonomi atr miskin dan kaya, bukan tugas orang-orang yg punya duit!
      cerita yg anda tulis cenderung memisahkan yg kaya dan yg miskin, padahal kalo BBM naik, semua ikut tercekik! Harga kebutuhan naik, harga produksi naik, harga jual produk naik, tapi daya beli masyarakat menurun, karena duitnya pas-pasan, walaupun gaji naik, belum tentu bisa MENINGGIKAN DAYA BELI masyarakat..
      Kalangan rakyat ekonomi lemah, kan sudah diberi anggaran BLT dari pemerintah, biar rakyat nanti sampe turun temurun tetap jadi pengamen n pengemis…(sarkas n sinis)
      Boro-boro menaikkan harga BBM, kita liat sebabnya mengapa kok harga BBM dinaikkan..
      1.harga minyak dunia naik, mesti menyelaraskan dengan harga minyak dunia, NYMEX, etc bla bla bla…
      saya cenderung mengikuti perhitungan pak Kwik Kian Gie… toh sampe sekarang belum ada tanggapan atau sanggahan dari pemerintah terkait hitung-hitungannya pak Kwik, Tanya Kenapa?

      2.konsumsi BBM melonjak naik, mengapa? KARENA meningkatnya pembelian kendaraan pribadi, mengapa? Supaya lebih cepat n lebih efisien sampe di tempat, mengapa? karena jalanan macet dan angkutan umumnya tidak berjalan baik (ngetem sembarangan, tidak ada halte, kurangnya armada dlsb)
      jadi dari pertanyaan “mengapa” versi pandangan saya,setidaknya bisa dibenahi beberapa faktor:

      a. Sistem perhubungan darat
      – Pembangunan Jalan raya-Jalan Tol maupun jalur kereta api baru;makanya sekarang pak Dahlan ngebut buat pabrik semen;
      – penyediaan armada-armada angkutan umum yg profesional + penegakan hukum lalu lintas khusus angkutan umum, jadi kalo ada angkutan umum melanggar lalu lintas, bisa dicabut SIMnya atau digugat perusahan angkutan umum tsb
      – pengadaan halte-peron-ataupun terminal (berdiskusi bersama dgn pihak pemerintah daerah n kepolisian lalu lintas),
      – opsi lain: dibuatkan angkutan umum mutakhir seperti monorail, subway (kereta api bawah tanah)

      b. Pembatasan pembelian kendaraan pribadi atau naikkan pajak buat kendaraan-kendaraan pribadi, jadi mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan mengefektifkan penggunaan angkutan umum, sekaligus mengurangi kemacetan di jalan..

      disamping pembangunan sistem perhubungan darat tersebut, juga adanya pembangunan-pembangunan di sektor lain yg menyerap banyak tenaga kerja,terutama dr rakyat ekonomi lemah, daripada mengimplementasikan BLT

      lah ngomong gampang, Anggarannya darimana..?
      ini masalah ekonomi Indonesia memang bukan setaun-dua tahun bisa diselesaikan, tetapi setidaknya ada visi berjangka ke depan,(toh menteri BUMN kita sudah menanggarkan keuntungan ratusan T rupiah dari sektor BUMN kan? semoga terealisasi) adapun bila BUMN tidak bisa menutupi defisit APBN, mari kita buat pembangunan di sektor2 ekonomi lain sbb:(ide saya PROGRAM 5 EMAS)
      1. EMAS KUNING : pembangunan di sektor Pertanian n Perkebunan.. Seminimalnya, kita bisa memasok konsumsi pangan kita sendiri tanpa impor
      2. EMAS BIRU : pembangunan di sektor perikanan dan kelautan.. negara kita sudah agraris, maritim pula, mengapa tidak semua rakyat Indo bisa makan ikan…?
      3. EMAS HIJAU : pembangunan di sektor LINGKUNGAN HIJAU.. hutan gundul, lakukan reboisasi.. bila tidak, buatlah perkebunan kayu..seperti hutan sengon, hutan jati, hutan meranti.. walaupun lama menuai untung, tapi bisa di mix-kan dgn sektor pertanian
      4. EMAS COKLAT : pembangunan di sektor tambang n migas
      5. EMAS HATI : pembangunan di sektor TENAGA MANUSIA Indonesia, meliputi:
      a.Pendidikan:jangan cuma mau jadi TKI di negeri orang, jadilah TKAAI = TENAGA KERJA AHLI ASAL INDONESIA
      b.Pariwisata: 17.000 pulau berjejer dari sabang sd merauke.. tapi mengapa hanya BALI yg dikenal sebagai pusat pariwisata Indonesia?

      Setidaknya semoga ide-ide saya ini, yg bukan orang lapangan, yg cuma belajar dari informasi,berita ataupun pada saat berwisata di negeri orang bisa menjadi masukan buat pembangunan ekonomi dan sosial masyarakat negeri Ibu Pertiwi ini, daripada menyalahkan kaum A, kaum B, kaum C, ataupun mencari kambing hitam lainnya

      Posted by Juwana | 11 April 2012, 2:55 am
  175. bensin ama pertmax dicampur, jadi subsidi bensin cuma setengahnya. misal harga bensin 4.500 pertamax 8.500 kalo dicampur 13.000 trus dibagi 2 hasilnya 6.500, dikasih nama BENSIN PLUS. trus BENSIN MULAI DILANGKAIN DIKIT DEMI DIKIT JADI BISA MENGURANGI EFEK DEMO DAN KENAIKAN HARGA BARANG

    Posted by Fitra Bahry | 8 April 2012, 8:32 pm
  176. semoga apa yang dicita2 kan pak dahlan dari awal hingga akhir yang baik tentunya diridhoi Allah SWT, shingga bisa terwujud, sehingga indonesia menjadi lebih baik dari yang sekarang ini. amin……………

    Posted by Deka Irawan | 10 April 2012, 5:24 pm
  177. Assalamu’alaikum,
    Bertindak menggunakan akal sehat & harus sering serta berani membuat keputusan (kesimpulan dri kuliah umum “Kepemimpinan ala Dahlan Iskan” di Universitas Fajar). Terima kasih pak, sngat bermanfaat.

    Posted by Nafisah | 13 April 2012, 9:47 pm
  178. ini usulan saya untuk pembatasan subsidi bbm bersubsidi:
    1. Tentukan mobil yang disubsidi dari nilai pajak kendaraan, karena orang sederhana pasti akan memilih mobil yang pajak kendaraannya rendah
    2. Siapkan payung hukum untuk menindak segala penyalahgunaan bbm besubsidi, tentukan denda minimal, misalnya Rp 500.000.
    3. Pasang stiker besar di kaca depan bertuliskan mobil ini masih menerima BBM Bersubsidi (tentunya yang ngak mudah ditiru atau mudah dilepas) . Orang sederhana/miskin ngak boleh malu.
    4. Adakan razia mobil/spbu yang menyalahgunakan BBM Bersubsidi. Mobil dirazia, ditest pakai bbm bersubsidi atau tidak, kalau salah denda Rp 500 ribu. Saya yakin akan banyak penyalahgunaan dan uang denda pasti bisa menambah kas negara.

    Posted by chandy sartono | 14 April 2012, 7:28 am
  179. Pak Dahlan memang hebatt……
    Smoga tetap sehat dan panjang umur ya pak
    Amin

    Posted by Heri suryo hadiwinoto | 14 April 2012, 11:28 am
  180. Ide yg hebat…..
    Smoga pak Dahlan diberi ksehatan dan umur panjang
    Amin

    Posted by Heri suryo hadiwinoto | 14 April 2012, 12:34 pm
  181. Pilihan “Live TV” sangat menarik untuk di jalankan, sebenarnya orang yang sudah memiliki mobil kelas atas harusnya malu untuk menerima subsidi.
    Dan salah satu cara untuk mengontrol segala macam subsisdi adalah TANSPARAN 100%! biar semua orang tahu, korupsi mudah terjadi karena tidak transparan

    Posted by Cahyadi Kurniawan | 14 April 2012, 8:04 pm
  182. Klo menurut saya, bagaimana kalau buatkan SPBU khusus BBM Subsidi, atau beberapa SPBU dikonversi mjd SPBU khusus BBM Subsidi. Kalau yg non subsidi tetap warna merah, tp klo yg bersubsidi berwarna lain, mis kuning. dgn model pemisahan SBPU ini, semua masyarakat bisa memantau pembeli dan jenis kendaraan apa yg membeli disana. Khusus utk pemilik/pengelola SPBU bersubsidi bisa diberikan kemudahan/kemudahan atau reward dr pertamina.

    Posted by wawan | 16 April 2012, 7:32 pm
  183. Tentang Kartu Subsidi: Kartu lagi kartu lagi.. Indonesia ini kayaknya kebanyakan uang untuk bikin kartu. Kenapa sampai harus semua department punya kartu yang katanya ID? Kenapa ga digunakan aja sih e-KTP yang udah ada? Data juga jadi ter-centralisasi. Kenapa hampir semua hal mesti dibikin ID nya,, padahal datanya cuma 1 per manusia? Teknologi Informasi yang berkembang di Indonesia memang suatu hal yang patut di banggakan. Tapi tolong jangan di jadikan sarana korupsi yang membuat rakyat kecewa lagi.

    Posted by Prima | 17 April 2012, 4:32 pm
  184. Sekalian naikkan cukai rokok Rp 1.000,00 per bungkus, lumayan buat nutupin subsidi BBM!! hahaha..

    “Salam dahlanisme”

    Posted by ruli | 18 April 2012, 2:26 pm
  185. lagi2 soal BBM, sebelumnya maaf saya sendiri kagum & rindu pejabat yg puny sosok seperti anda. dan saya sebagai rayat kecil hanya bisa tersenyum ketika pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM. sedikit pertanyaan dari saya yg tidak punya pendidikan hanya ingin menanyakan satu hal, BBM naik sedangkan motor2 & mobil2 keluaran terbaru dibiarkan keluar setiap tahunnya malah bisa jadi persatu KK membutuhkan sedikitnya 10 liter setiap harinya lha wong anak smp juga sekarang kesekolah naiknya motor, sebetulnya menyedihkan sekali negara kita ini, berbeda dengan tetangga2 kita yg tak pernah ribut dengan BBM padahal negara mereka kecil sedang kita negara besar. lihat contoh taiwan, singapore, brunai adakah demo kenaikan BBM?? sampai mahasiswa rela mati demi BBM??? pada akhirnya kita2 sendiri yg rugi banyak fasilitas umum rusak itu duitnya darimana kalau bukan dari kita2 juga??
    bahkan sekarang sebenarnya membuat apapun sangatlah mudah, kemarin saya bikin SIM nembak 500rb jujur saya tidak lulus tes, ironisnya negara kita ini.
    trima kasih pak dahlan, inilah suara saya

    Posted by Indra Prast | 19 April 2012, 11:16 pm
  186. Saya setuju jikadilakukan pembatasan BBM, karena saya sering melihat mobil mewah baru tetapi di isi bensin subsisi. Sekedar joke ‘mungkin biar mereka ga rugi sudah banyar pajak atas kendaraannya”. Tetapi disarankan pembatasan TIDAK dilakukan untuk angkutan umum dan truck yang mengankut komodite karena efeknya ke HARGA SEMBAKO dan biaya transportasi naik yang menambah beban Rakyat Kecil. Proporsional adalah kata yang tepat untuk subsidi yang tepat. Semoga ide IMPROVEMENT Pak Mentri membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik Pak Dahlan.

    Posted by Prasetya | 20 April 2012, 1:32 pm
  187. BBM perlu disesuaikan harganya seperti pasaran international, subsidi perlu dikurangkan tiap bulan secara kontiniu kecuali untuk kendaraan umum. Dampak penghapusan subsidi BBM lebih positip daripada negatipnya, energi terbarukan mendapatkan perhatian yang lebih besar dari masyarakat maupun pemerintah, terutama investor keuangan untuk merealisasikan energi terbarukan.

    Posted by Piau45 | 24 April 2012, 6:58 am
  188. Wah bisa yg terjadi belinya pake joki yg mukanya udah ditebelin.. Hehe, ayo lanjutkan ide2x segar baru saya mendukungmu pak dahlan

    Posted by romyanda | 24 April 2012, 11:42 pm
  189. Iran dan Amerika PASTI BERPERANG ! melawan Iran, Amerika Ngos-ngosan misip Inggris lawan Nazi, ketika Inggris dikepung kapal selam Nazi dan hampir kalah, Inggris minta bantuan Amerika (yang kemudian menjadi Negara Adikuasa) dengan imbalan sepetak tanah bernama Israel. Ketika Amerika ngos-ngosan lawan Iran trus Amerika minta bantuan Israel, Israel menjadi Negara Adikuasa, Dajjal Muncul !

    Posted by mukmin voice | 26 April 2012, 3:48 pm
  190. Bapak, sudah benar adanya pemerintah membatasi penggunaan bensin bersubsidi. Sudah benar dan tinggal aplikasi dilapangan agar seluruh kendaraan milik pemerintah agar menggunakan bbm non subsisdi. Kendaraan milik seluruh BUMN agar disegerakan menggunakan bensin non subsidi untuk seluruh kendaraan dinasnya. Sudah benar, kendaraan milik pertambangan pun harusnya menggunakan bbm non subsidi. Sedangkan kendaraan milik perusahaan swasta, agar dihimbau (dengan keras) untuk menggunakan bbm non subsidi.

    Untuk kendaraan pribadi, saran saya:
    1. Setiap mobil baru apapun jenisnya wajib menggunakan bensin non subsidi.
    Pembedanya, cukup dengan plat nomor kendaraan yang pada umumnya berwarna hitam/kuning agar diganti
    menjadi warna dasar putih, sehingga membedakan bahwa kendaraan tersebut adalah kendaraan baru.

    Insentif yang dapat diberikan kepada pemilik kendaraan baru adalah tidak diberlakukannya pajak progresif
    terhadap kendaraan barunya tersebut.

    Adapun untuk kendaraan roda 2, agar dipertimbangkan untuk jenis kendaraan sport diatas 225cc agar wajib
    menggunakan bensin non subsidi dengan pembeda berupa plat nomor warna dasar putih.

    2. Mewajibkan kepada dunia usaha transportasi untuk menggunakan BBG, minimal 30% armada yang dimiliki dan
    beroperasi saat ini agar beralih ke BBG.

    Insentif kepada dunia usaha tersebut berupa konverter gratis dan pemerintah menjamin ketersediaan pasokan
    gas dan SPBBG berada di jalur transportasi tersebut.

    Misalkan saja, dalam piloting (wilayah pulau Jawa khususnya jalur pantura) agar pertamina langsung
    menunjuk atau menawarkan kepada pengusaha untuk mendirikan Stasiun pengisisan Bahan Bakar Gas dan
    segera mendirikan SPBBG tersebut dalam radius per 100km atau minimal tiap Kabupaten ada 1 SPBBG
    sehingga dunia transportasi tidak keberatan jika harus menggunakan BBG sebagai pengganti bensin/solar.

    3. Tetap menaikkan harga bensin subsidi saat ini maksimal Rp. 1.000 (seribu rupiah), tujuannya agar disparitas
    harga antara bbm non subsidi dan bbm subsidi tidak terlalu jauh. Mengapa Rp. 1.000, memang sangat bisa
    diperdebatkan, namun menurut pendapat pribadi, kenaikan tersebut masih dalam batas toleransi.

    4. Melalui Kementerian Dalam Negeri, agar menghimbau kepada seluruh pemerintah daerah agar mengganti
    sebagian besar lampu jalan yang saat ini menggunakan sumber listrik dari PLN dengan sumber listrik tenaga
    surya. Khususnya pemerintah daerah yang mendapatkan pasokan listrik PLN yang menggunakan pembangkit
    tenaga diesel atau batu bara. Disarankan agar lampu yang diganti adalah lampu penerangan dalam kota guna
    memudahkan pengawasan pemerintah daerah setempat.

    Demikian pendapat saya pak, mohon pertimbangannya dan saya sangat senang bila ada perhatian atas tulisan ini. Terima kasih.

    Posted by achmad | 4 Mei 2012, 4:15 pm
  191. sekedar masukan buat subsidi bbm premium :
    dikarnakan subsidi premium dialamatnya buat untuk kepentingan umum bukan untuk pribadi2 maka
    seharusnya pemakai pribadi ato siapun yg tidak mampu/keberatan membeli bbm non subsidi
    mengajukan surat keterangan tidak mampu mulai dari rt-rw-sampai-lurah. (ada form tersendiri).
    bagi siapa saja yg membuat surat keterangan tidak mampu tersebut di berikan stiker pada kendaraannya
    dua (2) buah/lembar dengan tulisan “mobil ini menggunkan bbm bersubsidi” musti dipasang di depan dan belakang

    dan tulisannya/font mudah di baca.

    menurut saya ini adil karena masyarakat yg tidak mampu untuk berobat saja harus bikin surat miskin dsb.
    antrinya pun di loket yg khusus.

    sy pikir ini adil bagi yg tidak mampu ya harus bikin surat tidak mampu beli bbm non subsidi.

    buat petugas spbu pun mudah karena yg berhak menerima subsidi jelas yg ada stiker tadi “mobil ini menggunakan bbm bersubsidi”

    bagi yg tidak mau mengurus ato malu ya terpaksa beli bbm non subsidi sperti pertamax dsb,

    kali aja bermanfaat

    (gemes liat keputusan pemerintah ttg pembatasan bbm) yg cuma wacana aja,

    asd

    Posted by alisadikin | 6 Mei 2012, 5:02 pm
  192. Pak DIS, menurut saya buat apa pemerintah mensubsidi hal yang bersifat konsumtif? Lebih baik BBM subsidi dikhususkan untuk kegiatan produksi, untuk bahan mentah di industri. Memang masyarakat nggak akan langsung merasakan manfaat subsidi di sisi produksi, tetapi rantai manfaat yang dihasilkan lebih panjang ketimbang rantai manfaat apabila subsidi diberikan untuk konsumsi.

    Skema rantai manfaat subsidi ke kegiatan konsumtif:
    Harga beli BBM lebih rendah -> biaya transportasi masyarakat lebih rendah -> uang tersimpan untuk dialokasikan ke kebutuhan lain lebih banyak

    Skema rantai manfaat subsidi ke kegiatan produktif:
    Harga beli BBM industri lebih rendah -> biaya operasional/produksi pabrik lebih rendah -> peningkatan daya saing industri lokal -> insentif untuk investasi di Indonesia lebih besar -> dst, dst

    Saya kira dua skema di atas sudah cukup menjelaskan perbedaannya. Rantai manfaat skema pertama habis di rantai ketiga, sementara skema kedua masih memiliki rangkaian yang lebih panjang setelah rantai keempat.

    Posted by ragingcamel | 9 Mei 2012, 1:24 pm
  193. Paling mudahnya dengan mewajibkan 3 Liter liter pertamax setiap pengisian premium. Itu untuk mobil mas bro & mba sis. dan 1 liter pertamax untuk pengisian motor. hal ini paling mudah dilakukan, ga pake alat konverter. cukup dengan aturan main saja. Coba diterapkan di kota besar dulu. saya yakin efek nya lumayan lo… Tapi yang paling Joss lagi adalah dengan memaksimalkan fungsi kendaraan umum.

    Posted by yusep | 29 Mei 2012, 11:11 am
  194. setuju pak ..kapan mulai ?kami pemuda indonesia telah siap

    Posted by irulpacitan | 27 Juni 2012, 11:28 am
  195. saya malu ngeliat poster premium bersubsidi hanya untuk orang tidak mampu,tapi dimana spbu yg menjual premium non subsidi??????? kok malah mau menghambur hamburkan uang negara dengan program program tidak jelas
    coba dulu jual premium non subsidi,pastikan aja harganya untuk seluruh wilayah,misal dgn harga 7000 per liter dri sabang ampe merauke….gitu aja kok repot….

    Posted by fauzi harahap | 5 Juli 2012, 10:27 pm
  196. Hi,

    Mencari pinjaman bisnis, pinjaman pribadi, rumah, kredit mobil, pinjaman mahasiswa, pinjaman konsolidasi utang, pinjaman tanpa jaminan, modal ventura, dll .. Atau apakah Anda menolak pinjaman oleh bank atau keuangan satu atau lebih konfigurasi reasons.You solusi yang agak poin! Saya seorang pendeta, pemberi pinjaman pribadi, pinjaman untuk bisnis dan individu pada tingkat bunga rendah dan terjangkau dari 2%. Tertarik Hubungi kami untuk menangani pinjaman untuk mengikuti pengiriman dalam waktu 48 jam.? KONTAK: pastoramos8@gmail.com

    aplikasi Detail

    Nama:
    Tanggal Lahir:
    Jenis kelamin:
    Status perkawinan:
    alamat:
    tempat
    Status:
    Kode Pos:
    negara:
    telepon:
    E-mail:
    Negara Tujuan pinjaman:
    Jumlah pinjaman:
    Jangka Waktu:
    Bulanan laba bersih.

    Kembali ke saya secepat mungkin dengan rincian di atas untuk informasi lebih lanjut.
    Harapan untuk mendengar dari Anda.
    Terima kasih dan Tuhan memberkati Anda,
    Pastor Amos

    Posted by Pastor Amos | 13 November 2012, 8:35 am
  197. Bpk Dahlan
    Terlampir ide saya untuk subsidi BBM tepat sasaran.
    1. Bapak dapat naikan harga BBM ke harga pasar — contoh Rp 10.000,-
    2. Batasi pembelian kendaraan bermotor yang pantas dapat subsidi ; contoh —— bbm motor 30 liter/ bulan dan angkot 300 liter / bulan.
    3. Pembelian bbm harus mendapat struk bukti pembelian
    4. Struk bukti pembelian harus tercantum no polisi, id SPBU, tgl pembelian, jumlah pembelian, kode rahasia bank untuk menghindari pemalsuan struk.
    5. Setelah pelanggan membeli bbm, pelanggan wajib konfirmasi pembelian ke kantor SPBU untuk verifikasi no polisi dan no rekening nasabah penerima bbm subsidi
    6. Database no polisi sudah dimiliki kantor SPBU dan Bank rekanan. ( di sini dapat di pilah kendaraan yang berhak dan tidak berhak dapat subsidi BBM )
    7. Setelah proses verifikasi selesai, pembeli bbm mendapat tanda terima yang membuktikan bahwa subsidi bbm telah di kirim ke rekening bank khusus subsidi bbm atas nama no kendaraan pembeli bbm.
    8. Struk bersifat hangus dalam hitungan 6 jam. Artinya harus segera diverifikasi ke bank atau kantor SPBU
    9. Hindari penyaluran subsidi dalam bantuk uang langsung, —- untuk kendaraan motor yang mendapat Rp 4000,- / liter X 30 liter ( kuota ) maka pengendara motor mendapat Rp 120.000,- / bulan.
    Penyaluran subsidi bisa dalam bentuk voucher listrik 2000 watt ke bawah, voucher pendidikan, voucher beras murah di pasar dan toko tertentu, Voucer barang kebuthan pokok atau uang tersimpan dalam bentuk deposito hingga hari raya idul fitri.
    Untuk angkutan kota yang mendapat kuota 300 liter X Rp 4000,- subsidi = Rp 1.200.000,- / bulan, maka bentuk pengembalian dapat lebih luas. Sebagian dalam bentuk deposito uang, sebagian besar dalam kebutuhan pokok bulanan.
    10. Mekanisme pengambilan voucer dapat disalurkan melalui atm bank rekanan
    11. Nasabah penerima subsidi bbm hanya menunjukan password yang diperoleh di atm untuk membeli kebutuhan pokok di toko/ pasar rekanan pemerintah untuk penyaluran kebutuhan pokok yang didapat dari subsidi bbm.
    Artinya pasar/ toko bahan kebutuhan pokok masyarakat penerima subsidi harus on line dengan bank rekanan.
    Voucer pun dikususkan untuk bahan kebutuhan pokok kwalitas no 2 atau cocok untuk masyarakat menengah bawah.
    12. Setiap mesin spbu wajib menjual bbm kepada mesin bermotor yang memiliki identitas resmi ( stnk, no mesin diesel, )

    Pengamanan berlapis memang ditujukan untuk subsidi bbm tepat sasaran. Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga ide ini berharga dan berguna untuk Bapak Presiden,
    Enricko v Mantiri

    Posted by enricko v mantiri | 22 April 2013, 5:11 pm
  198. Howdy! This is my first comment here so I just wanted to give a quick shout out and tell you I truly enjoy reading your articles.

    Can you recommend any other blogs/websites/forums that go
    over the same topics? Thank you!

    Posted by Computer Repair Justice | 3 Mei 2013, 12:55 pm
  199. Hi there just wanted to give you a brief heads up and let you know a few of the images aren’t
    loading correctly. I’m not sure why but I think its a linking issue.
    I’ve tried it in two different browsers and both show the same
    results.

    Posted by orlando home inspection | 23 Juli 2014, 8:58 am
  200. Do not focus about other peoples opinions but only focus of our revenue

    Posted by HAMDANI | 10 Februari 2015, 3:07 am
  201. Definitely believe that which you said. Your favourite reason appeared to be at the net the easiest factor to understand of. I say to you, I definitely get irked while people think about worries that they just don’t realize about. You controlled to hit the nail upon the highest as smartly as defined out the whole thing without having side-effects , folks can take a signal. Will likely be back to gt more. Thanks

    Posted by Collin Reeve | 11 Juli 2016, 6:17 am

Tinggalkan Balasan ke enricko v mantiri Batalkan balasan