>>
Anda sedang membaca ...
Catatan Dahlan Iskan, Manufacturing Hope

Telah Lahir: Sang Penari Langit Nasional

Senin, 13 Oktober 2014
Manufacturing Hope 148

“Suami saya sudah hilang,” celetuk sang istri.

“Hilang di Sumba,” jawab sang suami.

Ricky Elson, sang suami, kini memang tiga setrip lebih hitam dibanding saat tinggal di Jepang dulu. Begitu lama Ricky tinggal di pedalaman Sumba sehingga istrinya merasa tidak kenal lagi saat sang suami pulang ke Padang.

Di pedalaman Sumba memang panas. Dan jarang mandi. Air begitu sulit.

Sudah hampir tiga tahun putra Padang itu meninggalkan Jepang, tempatnya menimba ilmu, mencipta, dan berkarir selama 14 tahun. Dia rela pulang ke tanah air, memenuhi permintaan saya untuk mengembangkan mobil listrik. Juga mengembangkan keahliannya di bidang motor listrik untuk segala macam keperluan.

Selama di Jepang, Ricky memang tekun melakukan penelitian. Dia berhasil meraih 14 hak paten internasional. Salah satunya kini dia terapkan di pedalaman Sumba dengan suksesnya.  Dengan demikian, selama tinggal di Indonesia, Ricky sudah berhasil membidani mobil listrik dan kini terbukti lagi berhasil membangun Taman Listrik Tenaga Angin (TLTA). Murni ciptaan dia.

Kata “ciptaan” perlu saya beri penekanan karena unsur terpenting dari unit itu benar-benar karya dia. Generatornya istimewa. Termasuk untuk ukuran dunia. Itulah generator pertama yang hanya menggunakan magnet 200 gram. Bandingkan dengan generator pada umumnya yang magnetnya sampai 1,6 kg.

Bukan saja generator itu nanti lebih murah, melainkan juga bisa memberikan keunggulan teknologi: Dengan kecepatan angin yang hanya 3 meter per detik, generator itu sudah bisa menghasilkan listrik. Itu sangat penting untuk kondisi angin di Indonesia.

Ricky sebagai putra bangsa memang bisa lebih membumi: Dia tahu daya beli di Indonesia masih rendah sehingga memerlukan generator murah. Dia tahu, kalau generatornya mahal, listrik tenaga angin jadi lebih mahal dari sumber tenaga lainnya, terutama batugana, eh, batu bara. Ricky juga tahu bahwa angin di Indonesia itu angin-anginan.

Tiga persoalan itulah yang membuat saya tidak pernah yakin dengan listrik tenaga angin. Tiga hal tersebut memang tidak terselesaikan oleh perangkat listrik tenaga angin yang selama ini diimpor.

Saya melihat kincir yang dipasang oleh berbagai instansi, di berbagai tempat di Indonesia belum ada yang berhasil. Kalau tidak berputar, rusak, tiangnya sudah hampir roboh.

Ricky sudah lama melakukan penelitian tentang angin. Dia pernah tinggal di pantai selatan Tasikmalaya, Jawa Barat. Harus naik motor selama enam jam. Dia indekos di rumah penduduk. Dia bina anak-anak muda untuk melakukan penelitian yang benar.

Kesimpulannya: Untuk Indonesia, harus generator dan baling-baling bagus tapi murah. Teknologinya harus cocok untuk angin yang lemah gemulai pun.

Mengapa angin kencang tidak sebanyak di Eropa? Sejak dulu memang begitu karena kita berada di khatulistiwa. Bukan hanya sejak ada iklan Tolak Angin.

Untuk baling-baling Ricky menemukan bahan pribumi: kayu pinus. Ringan dan kuat. Dia pun membina seorang perajin dari Lumajang, Jawa Timur, untuk membuatnya. Memuaskan.

Setelah dicoba selama setahun di pedalaman Sumba, ternyata sukses. Tidak ada persoalan teknologi sama sekali. Sudah teruji.

Taman Listrik Tenaga Angin yang saya kunjungi di pedalaman Sumba, Minggu, 5 Oktober lalu, itulah yang umurnya sudah lebih dari satu tahun. Ada 28 kincir angin bergenerator yang ditanam di Desa Kemanggih, Maubaukul, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, itu.

Semuanya masih berputar normal. Kadang tiangnya bergoyang-goyang saat angin sangat kencang. Memang dibuat begitu agar lentur. Maka, kincir-kincir itu seperti menari-nari mengikuti irama dan arah angin. Ricky sendiri menamakannya “para penari langit”.

“Tidak pernah rusak. Satu hari pun,” ujar Umbu Janji, tokoh penggerak desa itu.

Hari itu, setelah kebaktian di gereja, Umbu Janji menjemput saya. Meski kini sudah menjadi anggota DPRD Sumba Timur dari PAN, Umbu Janji “turun pangkat” menjadi sopir. Terutama setelah saya gagal jadi sopir yang baik: Ban kiri depan hancur dan peleknya pun penyok-penyok. Saya nabrak batu-batu tajam di jalan padang sabana yang kering dan luas itu.

Malam itu saya tidur di Kemanggih, di rumah Pak Umbu Yanus. Di rumah kayu berkolong tinggi yang tidak berpintu. Tangga untuk naik ke rumah tersebut hanya satu papan dengan posisi menyerong. Agar tidak terpeleset, kayu-kayu kecil dipakukan melintang, menjadi anak tangga.

Malam itu beberapa penduduk menemani saya tidur di tikar. Yang laki-laki di ujung sana, yang ibu-ibu menemani Bu Tri Mumpuni di ujung sini. Beberapa orang sengaja tidak mau tidur semalam suntuk. Main catur. Semuanya, laki-perempuan, menginang sirih. Bukan daunnya, tapi buahnya.

Bu Puni, panggilan Tri Mumpuni, aktivis pemberdayaan penduduk desa terpencil itu, sudah biasa dikerumuni ibu-ibu Kemanggih. Dia sudah berkali-kali tidur di desa tersebut sejak 20 tahun lalu. Bu Puni-lah yang mengarahkan agar CSR Pertamina diberikan ke desa itu.

Sebelum tidur, saya mengunjungi TLTA karya Ricky. Di sebuah bukit yang tertinggi di desa itu. Indah dan temaram. Di bawah terang bulan yang masih muda, di atas bukit yang langitnya jernih, kami mendongak ke sana kemari dengan takjub. Taman listrik itu terbayang seperti taman bunga matahari yang jangkung.

Semua baling-balingnya berputar indah seperti lagi menghiasi langit Sumba. Sejauh mata memandang, terlihat pegunungan sunyi. Alam Sumba waktu malam terlihat lebih misterius, di bawah sinar bulan yang masih muda.

Pagi-pagi kami sekali lagi ke bukit itu. Kincir taman listrik terus berputar. Meliuk. Menari. Menyambut terbitnya matahari pagi. Saya memuji karya itu. “Baru kali ini saya melihat tenaga angin yang benar-benar berfungsi,” kata saya kepada Ricky.

“Sebenarnya ini pun juga pernah Bapak ragukan,” ujar Ricky sambil, seperti biasa, bercanda.

Setahun setelah membangun TLTA di Maubaukul itu, Ricky membuat yang lain. Di dua desa sekaligus. Bahkan lebih besar. Seperti di Kemanggih, juga menggunakan baterai Nipress made in Bogor.

Bulan lalu semua sudah berfungsi. Saya pun ke sana, ke Desa Tana Rara, masih di Sumba Timur. “Penari langit”-nya 48 “bunga”. Seperti tarian kolosal.

Meski badan seperti remuk, saya bahagia menyaksikan karya Ricky. Terutama setelah tiga bulan lalu saya temui dia di Bandung. Saya harus memberitahukan bahwa masa jabatan saya sebagai menteri akan segera berakhir. Artinya, gaji menteri yang sepenuhnya saya berikan ke dia juga akan berakhir.

“Saya tidak bisa lagi menahan kalau Anda ingin kembali ke Jepang,” kata saya kepadanya. “Toh, bos Anda yang di Jepang masih terus menunggu.”

Ricky terdiam sejenak. Kepalanya menunduk. Wajahnya menatap ke bumi. Sesaat kemudian baru dia berucap. “Saya akan tetap di Indonesia. Seadanya,” jawab Ricky. “Saya akan meneruskan semua ini semampu saya,” tambah dia. (*)

Dahlan Iskan
Menteri BUMN

Diskusi

117 respons untuk ‘Telah Lahir: Sang Penari Langit Nasional

  1. Subhanallah. Salah satu kelebihan tulisan pak DI tak pernah sekalipun ada salah ketik. Begitu teliti, cepat dan menginspirasi. Luar biasa.

    Posted by Bitrik S | 13 Oktober 2014, 5:57 am
  2. Inspiratif

    Posted by suyadi | 13 Oktober 2014, 5:59 am
  3. Huuuh… jadi nangis niih…

    Posted by Radiya | 13 Oktober 2014, 6:02 am
  4. bangga, sekaligus terharu dengan kalimat terakhir, bung Ricky terima kasih yang sangat besar untuk karya anda, jika anda harus kebali ke Jepang, selamat jalan, maafkan bangsa dan negaramu ini yang masih belum bisa menghargai orang orang super kreatif sepertimu..

    Posted by AgusNW's Official Blog | 13 Oktober 2014, 6:07 am
  5. Terima kasih DI.. Terima kasih Ricky Elson.. Terima kasih juga buat keluarga mereka yg “mengikhlaskan” mereka di “jalan” ini… Allah tdk tidur. Semoga Presiden baru jg tdk tidur.. #hikhik

    Posted by sutan | 13 Oktober 2014, 6:11 am
  6. Tetap semangat….I like monday….maturnuwun Pak DI….

    Posted by Elisabeth | 13 Oktober 2014, 6:11 am
  7. Haru biru, bangga kepada dua insan. Sekaligus malu, karena kami belum berbuat apa-apa utk negeri. Barakumallah.

    Posted by Jay kertomas | 13 Oktober 2014, 6:12 am
  8. Hati yang besar tidak teukur materi
    Hati yang besar mengabdi pada Nusa Bangsa
    Jangan takut wahai hati yang bersih
    Karena Bumi Pertiwi tidak akan diam
    Melihat Anak Bangsa yang tulus mengabdi
    Berkarya demi kebaikan rakyat banyak
    Berkarya demi kemajuan Bangsa
    Tanah tumpah darah tercinta
    Bangun terus negaramu, bukan negara lain
    Ciptakan terus karya gemilangmu
    Peras kreasimu hingga kering tak bersisa
    Lalu bersemayamlah dalam dekapan
    Kasih sayang Bumi Pertiwi
    Yang bangga telah melahirkanmu.

    Posted by ilhamz | 13 Oktober 2014, 6:31 am
  9. Selain Salut dan Bangga… dengan Abah, Mas Ricky, dan Bu Puni… Salut dan Bangga saya juga untuk ISTRI mas @Ricky Elson… yang telah rela ‘kehilangan’ SUAMI….
    Sabar ya Bu…..

    Posted by Wanto Kdr | 13 Oktober 2014, 6:48 am
  10. Saya meneteskan air mata…. terharu, ada anak bangsa yang segigih Ricky Elson dan bapak Dahlan Iskan yang mau berjuang menemukan putra petir kita…. Ya ALlah YA Rabb….. semoga dengan pemerintahan yang BARU semua menjadi BARu…. baru untuk kemajuan bangsa ini dan baru untuk kemakmuran BANGSA ini

    Posted by Cecep Fuad Mukhlis | 13 Oktober 2014, 7:04 am
  11. hanya pak DI yang bisa membawa pak Ricky ke Sumbawa.. desa terpencil dibandingkan dengan kehidupan Ricky di Jepang dengan 14 hak paten internasional… pasti kehidupan yang lebih dari cukup untuk ukuran manajer kelas BUMN di Indonesia… entah dengan menggunakan “sirep” apa….. pak DI cukup mampu meyakinkan sang ” Pahlawan Ricky” balik ke Indonesia.. sayang tenaga potensial seperti ini tidak digunakan dengan cara yang benar, sehingga akan selalu terpuruk Indonesia… apalagi… apalagi… sengkarut politik KMP…
    pak DI anda sangat jernih dan tak pernah goyah dengan urusan dunia !!! karena dunia telah Bapak “miliki”, tetaplah mengabdi Bapak… karena jiwa pak DI, jiwa pak Jokowi adalah selaras dan sehati dengan rakyat Indonesia… jangan pergi dan tetap berjuang di Kabinet berikutnya pak… salam

    Posted by AchamdB | 13 Oktober 2014, 7:12 am
    • KMP? …….. Sayang tulisan yang bagus ini dikotori oleh tiga huruf dari anda. Jika anda berbeda, diamlah. Jika anda tidak tahu belajarlah. Jika anda benci, berusahalah untuk menyayangi. Bukan berarti apa yang ada di luar anda segalanya buruk…. Semoga kita semua bisa menyikapinya dengan bijak.

      Posted by keong mas | 13 Oktober 2014, 8:39 am
    • Saya sepakat dengan keong

      Posted by NYUWIJI | 13 Oktober 2014, 8:41 am
    • ya klo 20 okto dipilih lg cak,klo ga…..gmn ya nasib ricky2 yang lain…..

      Posted by muh mundir | 13 Oktober 2014, 8:49 am
      • kita sedang ‘digarap’ oleh kurang dari 1200 orang di jakarta. mana sisanya 240.000.000 minus 1200?

        Posted by puji | 13 Oktober 2014, 2:11 pm
        • Maaf mas Puji, saya tanya. 1200 orang itu siapa? nuhun

          Posted by MAS'UL | 13 Oktober 2014, 3:32 pm
          • yang jelas. penduduk korsel hanya sepersepuluhnya indonesia, tetapi lulusan doktor korsel sepuluh kali lipatnya doktor indonesia. Korsel 300.000 doktor, Indonesia 30.000 only.
            Lha gimana, wong sekolah aja, mintanya asal lulus, instant, jawaban ujian minta dikasih, kalo nggak dapat, beli jawaban saja. Belajar kebut semalam.
            Terus kalo lulus, konvoi dijalan. Kalo nggak tawuran, atau pesta miras.

            Posted by pemerhati | 15 Oktober 2014, 8:41 am
  12. Ada yg kurang dalam tulisan ini. Mengapa tak diceritakan keadaan desa setelah ada listriknya. Dari atas bukit sebenarnya kan tampak gemerlapnya desa.

    Posted by lumpiarivai | 13 Oktober 2014, 7:21 am
  13. Baru kali ini setelah bertahun tahun saya benar benar menangis baca tulisan pak Dahlan

    Posted by alphonsus | 13 Oktober 2014, 7:33 am
  14. Huhuhuh mau nangis baca yg terakhir,
    2 org manusia yg gigih membangun bangsa.
    Maafkan pemerintah kami bang ricky, yg kurang menghargaimu, jika anda balik ke jepang lg, kami pun memaklumi dan bangga akan karya anda.
    Selamat berkarya abah di dan ricky

    Posted by bayu saputra | 13 Oktober 2014, 7:35 am
  15. apa pernah yaa … pak jokowi baca tulisan pak dahlan…

    Posted by Warung Imafa | 13 Oktober 2014, 7:37 am
  16. mh terakhir? hiks hiks 2 mh terakhir sukses “mempermalukan” saya. mh kemarin saya baca di KA logawa yg tumben tak terlalu nyaman. teman duduk saya melirik melihat saya sibuk mengusap airmata. saya baca ulang si RS purworejo, juga dilirik teman duduk sebelah. mh kali ini juga sukses mempermalukan saya karena customer saya melongo melihat mata saya yg merah.
    terima kasih pak Dahlan utk kerja keras anda. terima kasih ibu Nafsiah utk kesabaran ibu.
    terima kasih uda Ricky utk ketabahannya, terima kasih juga utk uni pendamping uda Ricky utk ketabahannya.
    Allah tidak tidur. semua akan indah pada waktunya

    Posted by bu rt | 13 Oktober 2014, 7:37 am
  17. seandainya pak jokowi rutin baca tulisan pak dahlan …hhmmmm

    Posted by Warung Imafa | 13 Oktober 2014, 7:38 am
  18. Seandainya ada image/foto yang menggambarkan situasi rasanya lebih……..enak dibaca.

    Posted by giwang | 13 Oktober 2014, 7:49 am
  19. Mari dukung Pak DI dan Pak RE dengan nyata…kita yang punya semangat, tapi tidak punya waktu dan kemampuan lebih untuk berbuat, bisa sedikit berkontribusi dengan iuran untuk kelanjutan gaji Pak Ricky..mungkin bisa dikoordinir, buka rekening, dengan sedikit tapi dari banyak orang yg menyumbang, saya yakin gaji Pak Ricky bisa kita talangi dengan bersama-sama..sedikit sumbangsih kita untuk kemajuan Indonesia..mari..

    Posted by dwi | 13 Oktober 2014, 7:57 am
    • Ayo kita bikin Bank Republik Listrik Indonesia ….. kita kumpulkan dana untuk membiayai semua kegiatan penelitian tentang kelistrikan sehingga bangsa kita terbebas dari “jajahan BBM”, buat akun semua penyumbang/donatur .. dari hasil penelitian, kalo masuk ke produksi masal (misal mobil/sepeda listrik dll) para donotur akan mendapatkan harga spesial ….. gimana ayoooo (Ntar Presdir Pak Dahlan)

      Posted by Bromo | 13 Oktober 2014, 9:23 am
    • Kayaknya bisa nih dimulai, bukan hanya utk gaji, tapi kalobisa sekalian buat projek pelistrikan daerah terisolir spt ini tapi dikelola dgn amanah dan transparan, bisa gak ya?

      Abah dan mas RE, salut dan penghargaan tertinggi untuk anda berdua!!!

      Posted by HWAHYU | 13 Oktober 2014, 9:29 am
  20. Meski badan seperti remuk, saya bahagia menyaksikan karya Ricky. Terutama setelah tiga bulan lalu saya temui dia di Bandung. Saya harus memberitahukan bahwa masa jabatan saya sebagai menteri akan segera berakhir. Artinya, gaji menteri yang sepenuhnya saya berikan ke dia juga akan berakhir…

    termehek-mehek Pak Bos.

    Posted by odin | 13 Oktober 2014, 8:17 am
  21. Tak banyak gaya … tanpa pamrih …..

    Posted by kepuhkemiri | 13 Oktober 2014, 8:27 am
  22. Saya bangga sekaligus haru dengan Pak DI dan sdr Ricky semoga perjuanganmu akan terus berlanjut smg presiden yg baru mendengar / membaca tulisan pak DI

    Posted by yuni | 13 Oktober 2014, 8:31 am
  23. senin pagi ini kayaknya banyak yang termehek mehek…..smg ga berlanjut d senin depan,yang pas 20 oktober…..

    Posted by muh mundir | 13 Oktober 2014, 8:55 am
  24. Akhirnya…. tulisan edisi special RICKY ELSON
    Betul… MH 147 dan 148 diakhiri dengan mengharukan, terutama bagi yang mengikuti MH…

    Posted by Rahmat | 13 Oktober 2014, 8:59 am
  25. Tertohok paragraf terakhir yg singkat… tercekat dan tercenung, saya yakin Abah dan Bang Ricky sudah punya rencana untuk langkah ke depan untuk Indonesia sekemampuannya mereka…. namun rasanya sedih dan sakit saat saya fikir bila saja Presiden terpilih tidak merangkul mereka utk tetap berkarya mengabdi untuk Indonesia dengan cakupan yang lebih luas (baca : Menteri).. kembali mengingat saat Pilpres, dengan Bismillah saya pilih Pak Jokowi – JK karena Abah, saya fikir dengan orang2 yg mendukung yg punya nurani seperti Abah, yg berjuang utk Indonesia bukan utk kepentingan sendiri yg sempit, Indonesia akan lebih maju…. Namun sekarang dengan harap-harap cemas menanti Kabinet Presiden terpilih… adakah deal-deal politik dengan kubu sebelah yg sekarang menguasai DPR dan MPR?

    Posted by Rika | 13 Oktober 2014, 9:06 am
  26. Ternyata politik adu domba hasil dari 350 tahun dijajah Belanda sangat membekas sampai saat ini ….. bisa kita saksikan dalam percaturan politik ….yang dikedepankan hanya perbedaan ……pokoknya harus beda (tidak berpikir untuk kebaikan rakyat) apapun partainya …. dalam berpandanganpun masih semangat budak …. lebih hormat pada “ndoro kompuni” (kalo sekarang pada bangsa/produk asing) ….jadi banyak masyarakat kita yang tidak menghargai produk bangsa sendiri …. karya kita sendiri …. lebih bangga pada merk luar negeri…. Sekarang kita tunggu … apresasi dari pemerintah yang baru …..apakah akan punya semangat baru … kita tunggu dan doakan ….

    Posted by Bromo | 13 Oktober 2014, 9:06 am
  27. Selamat Pak DI yang membuat kita terharu.Mari kita berbuat di tempat kita masing masing dan tetap bersandar pada Tuhan,bukan pada orang.

    Posted by suroso | 13 Oktober 2014, 9:12 am
  28. “Sang Penari Langit Nasional”. Ayo kita jadikan trending topic..

    Posted by Radiya | 13 Oktober 2014, 9:16 am
  29. Reblogged this on Rahmadinata.

    Posted by rahmadinata | 13 Oktober 2014, 9:31 am
  30. Atau bisa juga pak DI tetap memberi dukungan dana kepada Ricky Elson dari koceknya sendiri, selain upaya penggalangan yang dilakukan teman-teman lain. Saya fikir ini lebih konkrit dan realistis. Maju terus pak DI dan pak RE. Tuhan memberi berkat.

    Posted by tarigan1902 | 13 Oktober 2014, 9:38 am
  31. semoga bangsa ini makin maju di tangan orang-orang seperti pak DI.

    Posted by Winata PB | 13 Oktober 2014, 9:38 am
  32. ucapan uda ricky bener-bener buat saya tersentuh, untuk seseorang yang masih memiliki mimpi dan masa depan keluarganya. tapi udah ricky rela berjuang di tanah bumi pertiwi yang sedang menangis ini, apa uda ricky ingin menemani ibu pertiwi sehingga bisa tersenyum?
    uda ricky rela berkorban materi & keluarganya, saya gak bisa ngebayangin perasaan kangen anak udah ricky. mereka pasti bangga melihat orang tua’nya mau berjuang demi orang-orang yang bahkan mungkin tidak dikenalnya.

    Posted by andri | 13 Oktober 2014, 9:45 am
  33. Subhanallah…entah kapan akan didapati lagi pemimpin yang mempunyai jiwa, semangat dan kepemimpinan seperti Bp. Dahlan Iskan ini…

    Posted by hendri | 13 Oktober 2014, 9:45 am
  34. Sarapan di senin pagi hari adalah tulisan abah…., Indonesia membutuhkan orang-orang seperti abah dan ricky, dengan semangat nasionalismenya beliau-beliau rela untuk berkorban demi kemajuan bangsa ini…bravo abah..bravo ricky…moga Tuhan slalu melindungi anda semua..amiiinnn

    Posted by adun | 13 Oktober 2014, 9:54 am
  35. “Saya tidak bisa lagi menahan kalau Anda ingin kembali ke Jepang,” kata saya kepadanya. “Toh, bos Anda yang di Jepang masih terus menunggu.”

    Ricky terdiam sejenak. Kepalanya menunduk. Wajahnya menatap ke bumi. Sesaat kemudian baru dia berucap. “Saya akan tetap di Indonesia. Seadanya,” jawab Ricky. “Saya akan meneruskan semua ini semampu saya,” tambah dia.

    Mari kita bertanya” pada diri sendiri… Apa yang sudah kita berikan untuk kejayaan negeri ini ????

    Posted by kang chip's | 13 Oktober 2014, 9:57 am
  36. Saya setuju dengan penggalangan dana , agar penelitian ini bisa berlangsung terus ,,,, dan indonesia terbebas dari listrik yang berbahan bakar fosil …..

    Posted by Joko Rahmanto | 13 Oktober 2014, 10:17 am
  37. ayo mulai buke rekening, saya pasti nyumbang sedikit

    Posted by andi | 13 Oktober 2014, 11:36 am
  38. Setujuu sekali…gagasan pengumpulan dana. Bagaimana kalau admin blog ini yang jadi penampung dananya?

    Posted by Purwadi Eka P. | 13 Oktober 2014, 11:54 am
  39. Terharu….dan bangga.

    Posted by Ismuddin | 13 Oktober 2014, 11:59 am
  40. Mantap,… Subhanallah,,…Kebaikan pasti di balas kebaikan.jangan takut, janagn Ragu, jangan Risau. Semoga sehat selalu dan panjang umur buat P.DI dan Mas RE. salam hormat dari saya.

    Posted by AgungP | 13 Oktober 2014, 12:05 pm
  41. tiga paragraf terakhir bikin terharu. menangis. terima kasih bung ricky elson. salut utk pilihannya tetap tinggal di Indonesia. mengembangan dan memberdayakan energi terbarukan (TLTA)

    Posted by fia | 13 Oktober 2014, 12:12 pm
    • Ayo kita bantu dengan sumbangsih kita masing2 dari tempat kita masing2 agar Anak2 Bangsa yg Terbaik ini dapat terus Menyumbangkan Setiap titik darahnya, setiap cuil dagingnya, setiap helaan nafasnya dan setiap getar pikiran dan kreatifitasnya demi Kesejahteraan Semua Anak Bangsa ini, Semua Anak Cucu kita nantinya.

      Betapa Mulia & Tulus Pengabdian & Pengorbanan Mereka dengan Merelakan Semua (Janji) Fasilitas, Gaji, Bonus utk Diri & Keluarga Mereka.

      Semoga kita Semua bisa Mengikuti Niat dan Langkah Mereka at least Tidak Mengganggu / Menggerecoki …

      Mas Admin,

      Kalau memungkinkan, Mohon disampaikan ke Abah Dahlan Iskan bahwa saya bersedia jadi petugas pengelola atas dana yg terkumpul untuk terus mendukung Mas Ricki dalam mengamalkan ilmu Beliau demi kemaslahatan Sesama Umat Manusia.

      Insya Allah dengan latar belakang pengalaman perbankan (Syariah) saya dengan dibantu teman2 atau siapapun yang bersedia, kami bisa Amanah, Istoqomah & Professional.

      Amin Ya Rabbal Alamin.

      Posted by aming | 13 Oktober 2014, 1:55 pm
  42. Salut dgn om Ricky dan om Dahlan…..jadilah anak bangsa yg peduli dengan bangsanya sekecil apapun kontribusinya.

    Posted by Irwan Ibrahim | 13 Oktober 2014, 12:52 pm
  43. wah.. inspiratif bgt pak tulisannya.. kalau bisa request, share `para penari langit` nya boleh ga Pak? terimakasih

    Posted by antebilbil | 13 Oktober 2014, 2:07 pm
  44. Alhamdulillah

    Posted by Heiruddin | 13 Oktober 2014, 2:34 pm
  45. Mantap DI dan salut atas dedikasi dan perjuangannya memberdayakan anak negri bangun NKRI.semoga sukses dpt melanjutkan impian anak negri dan DI di pemerintahan pro rakyat Jkw-jk .

    Posted by toga | 13 Oktober 2014, 3:03 pm
  46. WARGA INDONESIA TIDAK KALAH dengan WARGA LUAR NEGERI. MENDUKUNG 100% ABAH DAHLAN ISKAN dan UDA RICKY ELSON.

    Posted by Djoko Sawolo | 13 Oktober 2014, 5:24 pm
  47. Semoga pemimpin yang baru bisa merangkul kembali Pak Dahlan untuk membantu pemerintahannya. Terima kasih Pak DI yg telah berkorban materi, waktu, jiwa dan raga demi bangsa Indonesia. Untuk Pak Jokowi-JK dengarlah aspirasi kami…

    Posted by Wahyuni Alifa | 13 Oktober 2014, 5:33 pm
  48. pak dahlan bisa buka rekening sumbangan di koran jawa pos dan media media miliknya utk membantu uda ricky

    Posted by hendro | 13 Oktober 2014, 6:36 pm
  49. masih bnyk yg peduli untuk bangsa ini…. sayapun ingin memberikan sumbangsih.

    Posted by agus soebintoro | 14 Oktober 2014, 6:05 am
  50. kemendiknas obral program s2 s3, undang pembicara sana-sini, hasilnya apa?
    duitnya mending dipakai sama bung ricky?

    Posted by andri | 14 Oktober 2014, 6:18 am
  51. Bocah Angon dan Pemuda Berjanggut…..

    Posted by pay | 14 Oktober 2014, 6:49 am
  52. Ini nih yang patut dicontoh! rasa cinta terhadap negeri tak bisa dibayar!

    Posted by akbar | 14 Oktober 2014, 11:07 am
  53. Sedih rasanya, ada orang-orang seperti Pak DI dan P. Ricky yg mau memberi utk kesejahteraan masyarakat tanpa pamrih, dan kurang mendapat perhatian dari pemerintah. mdh2an pemerintah baru memberikan perhatian yang kebih baik lagi bagi orang2 seperti P Ricky. Utk Pak DI, kami doakan mdh2an tetap menjadi menteri.

    Posted by Annos | 14 Oktober 2014, 12:56 pm
  54. Mantap dan salut utk pak dahlan iskan patut dicontoh! rasa cinta terhadap negeri tak bisa dibayar!

    Posted by indonews | 14 Oktober 2014, 2:15 pm
  55. keren paak

    Posted by achilq | 14 Oktober 2014, 2:28 pm
  56. untuk yang ini saluuttt… buat pak ricky dan pak dahlan, sayangnya saya bukan orang kaya dan koruptor yang bisa membantu pak ricky…

    Posted by iskandarsium | 14 Oktober 2014, 2:31 pm
  57. Terimakasih Pak DI, Bung Ricky yang ikut membangun negeri tercinta kita ini….

    Posted by yustinus pramudya | 14 Oktober 2014, 6:37 pm
  58. urunan doa

    Posted by punsuk wangdu | 14 Oktober 2014, 9:29 pm
  59. saya slalu mengikuti berita pak dahlan
    riwayat pak dahlan mulai dari awal
    saya akan slalu mendoakan yg terbaik untuk pak dahlan dan pak ricky
    seandainya saya d butuhkan saya akan dg senang hati membantu pak dahlan

    Posted by hendra | 14 Oktober 2014, 11:24 pm
  60. Reblogged this on Lemontea and commented:
    Manufacturing Hope 148 yang mengharukan. Cerita terakhir di masa kabinet ini. Kalau membaca seri MH sebelumnya pasti akan mengerti tentang ending tulisan kali ini. Tentang kemandirian dan kerja keras; tidak menggantungkan diri pada yang lain.

    Posted by Lemontea | 15 Oktober 2014, 7:41 am
  61. mendengarkan Leo Kristi “diatas bukit utara” jadi teringat MH 148 tentang bung Ricky Elson di Sumba. yang mengabdikan diri untuk kemaslahatan bangsa. Pak DI, bung Ricky dan bang Leo Kristi adalah orang Indonesia yang peduli dengan bangsanya lewat cara masing2.

    Posted by ontorejo | 15 Oktober 2014, 8:16 am
  62. Tulisan yg inspiratif dan sgt menyentuh inilah sebagian kelebihan dan ketulusan dari p DI dan bang Ricki…p DI yg pernah menjadi harapan sy sebagai Capres Indonesia…namun demikian ketulusan dan kelebihan beliau ber2 ini rasanya tidak elok kalau harus disangkut pautkan dgn KMP krn itu 2 hal yg berbeda dan saya yakin beliau sendiri tidak pernah memikirkan seperti itu…lebih bijak klo kita tetap support beliau tanpa harus mengecilkan fungsi yg lain sehingga bangsa ini benar2 menjadi bangsa yg besar seperti mimpi beliau dan mimpi seluruh rakyat Indonesia…

    Posted by Basuni | 15 Oktober 2014, 8:39 am
  63. Mimpiku… anganku…. semangatku….. masa depanku….. toloooongggg…ggggg

    Posted by Masboy | 15 Oktober 2014, 9:57 am
  64. terharu dan bangga, semoga sdr ricky tetap mau berkarya disini demi kemajuan bangsa ini yg msh membutuhkanmu sukses selalu.

    Posted by yuni | 15 Oktober 2014, 10:09 am
  65. Manufacturing Hope edisi terakhir sebelum mengakhiri masa jabatan menteri 18 Oktober 2014. Terus tulisan berseri apa yang akan kita dapatkan nanti setelah ini ?

    Posted by Wonokairun | 15 Oktober 2014, 4:10 pm
  66. tak ada kata lain dari saya untuk tulisan n sepak terjang pak Dahlan selama saya mengikuti terus tulisannya sejak tahun 2007 ( ganti hati) selain kata salut n inspiratif. saya yakin Pak Dahlan akan tetap berkarya dengan “kelebihan” yg telah dimilikinya, saya yakin sociopreneur ala pak Dahlan pasti akan berjalan dengan baik, karena saya juga yakin Pak Dahlan jika sudah merencanakan sesuatu, beliau pasti akan berusaha dengan keras untuk mewujudkannya, apalagi itu untuk kepentingan orang banyak!! untuk jokowi, saya juga sangat yakin kalau dia selalu mengikuti catatan pak Dahlan, karena jokowi dibeberapa kesempatan wawancara n mengemukakan wacana, banyak sekali ide2 pak Dahlan dibajaknya, contohnya tentang tol laut, kemeja putih, tentang kedelai, swaswmbada pangan (baik beras maupun daging sapi), perampingan jabatan dan banyak lainnya!! hanya saja kebanyakan orang tidak memperhatikannya, karena jokowi adalah juga pengagum pak Dahlan iskan

    Posted by wawan iswandi | 16 Oktober 2014, 2:53 am
  67. salute buat pak Ricky

    Posted by tataksgt | 16 Oktober 2014, 1:20 pm
  68. semoga optimisme ini sebagai obat rindu bangsa..

    Posted by alfaruqsolicin | 16 Oktober 2014, 9:13 pm
  69. kapan diproduksi masal biar harganya murah dan semua bisa beli ?

    Posted by andimustafa | 17 Oktober 2014, 4:03 pm
  70. Reblogged this on Ahmad Mudjahid and commented:
    selalu, yang bermanfaat bagi orang banyak itu mengharukan dan inspiring

    Posted by Ahmad Mudjahid | 18 Oktober 2014, 11:24 am
  71. Saya suka dgn tulisan Pak Dahlan. Saya berharap Bapak tetap di Kabinet Jokowi… Paling tidak Manufacturing Hope ini tetap berjalan ada atau tidaknya Bapak di Kabinet akan datang…r

    Posted by Joko Ardi | 19 Oktober 2014, 8:47 pm
  72. bravo Ricky.. moga sukses selalu menyertai anda
    dan
    salut untuk pak DI.

    Posted by mancing betok | 20 Oktober 2014, 5:47 pm
  73. tulisannya sangat menginspiratif…..

    Posted by Apple Pay | 22 Oktober 2014, 6:22 am
  74. smoga ada penyandang dana agar bisa berkarya terus untuk negri tercinta, meski pemerintah belum peduli!

    Posted by heri | 23 Oktober 2014, 12:33 pm
  75. Luar biasa. Saya yakin project semacam ini akan mendapat tempat dimasa datang. Apit pak DI mengisahkanya untuk kami. Terima kasih. Sayangnya saya tidak bisa ikut melihatnya dengan mataku sendiri melalui foto dokumentasinya pak.

    Posted by Mady | 24 Oktober 2014, 1:08 pm
  76. Pak DI bisa bantu hubungkan saya dengan Ricky? Trims

    Posted by Syamsul Safriadi | 30 Oktober 2014, 11:56 am
    • Pak Syamsul, silahkan hubungi mas Ricky di di rickyruby80@gmail.com.
      Kemarin sempat ketemu langsung dengan beliau, luar biasa…………memang terlihat cerdas sekali. Plus orangnya humble dan sederhana, mirip sekali dengan Abah, semakin berisi semakin menunduk…..

      Saat ini sudah ada 4 desa yang terlistriki oleh Sang Penari Langit ini, 1 di Ciheras, Jabar dan 3 lagi di Sumba.
      Yang di Ciheras sudah berjalan 3 thn secara free maintenance, teknologi yang sangat tepat guna dan tepat sasaran! Panjang lebar ngobrol soal kondisi saudara-2 kita di Sumba, memang masih jauh dari kata cukup apalagi makmur. Karena itulah mas Ricky terpanggil untuk membantu mereka ini dengan segala resiko dan tantangannya.

      Terus terang saya terharu sekali dengan perjuangan beliau, sekaligus malu, koq saya gak bisa membuat hal yang sama.

      Kalo ada rencana bagus untuk menggalang sesuatu saya minta di info ya, terima kasih.

      Merdeka!!!

      Posted by HWAHYU | 31 Oktober 2014, 9:24 am
  77. Pemerintah harus bisa mengakomodir orang2 seperti Pa Ricky. Bangsa Iindonesia harus bersyukur masih memiliki orang2 seperti Pa Ricky, rangkul agar Indonesia Mandiri. Merdeka

    Posted by aris | 3 November 2014, 12:19 pm
  78. “Ricky terdiam sejenak. Kepalanya menunduk. Wajahnya menatap ke bumi. Sesaat kemudian baru dia berucap. “Saya akan tetap di Indonesia. Seadanya,” jawab Ricky. “Saya akan meneruskan semua ini semampu saya,” tambah dia”

    merinding saya membaca paragraf terakhir ini, sungguh nasionalis sejati. Saya membayangkan kegelisahan beliau antara kemudahan di dunia atau memberikan manfaat bagi banyak orang di Indonesia. Bravo Pak Ricky

    Posted by Eja | 21 Desember 2014, 1:58 pm
  79. spechless.. semangat abah semangat pak ricky.

    Posted by titin kartini | 7 September 2015, 11:53 am
  80. saya melihat energi baru dan terbarukan juga ada diteliti di Gunungkidul. semoga bisa bersinergi dan menghasilkan produk yang bisa diterapkan. ini bila tertarik membacanya:

    https://jarwadi.me/2016/01/13/baron-techno-park-destinasi-wisata-edukasi-di-gunungkidul/

    Posted by jarwadi | 22 April 2016, 8:19 am
  81. Ya illahhh….
    NETES air mata membacanya

    Posted by made gunakarya | 3 Februari 2020, 10:50 am

Tinggalkan Balasan ke Warung Imafa Batalkan balasan