>>
Anda sedang membaca ...
Catatan Dahlan Iskan, Manufacturing Hope

Pulau yang Dulu Dikira Tidak Maju

Senin, 10 Maret 2014
Manufacturing Hope 118

Oh, Sumatera. Rencana jalan tol sudah diperjuangkan lebih dari setahun lalu. Hasilnya: masih harus berjuang untuk mendapatkan keputusan. Jaringan listrik lintas Sumatera yang dimulai pada 2008 belum tahu entah selesai kapan. Dua pembangkit listrik besar yang dibangun, dua-duanya menjerit.

Pembangkit listrik paling ramah lingkungan Asahan III di Sumatera Utara belum bisa dimulai. Izin lokasinya kini sudah mau ulang tahun yang ke-3. Masih juga berbentuk izin lokasi. Belum bisa bergerak. Bahkan, izin lokasi itu menimbulkan kesengsaraan: bupati yang mengeluarkannya menjadi terdakwa.

Saya merasa bersalah. Terutama kepada Pak Bupati Toba Samosir. Sayalah yang mendesak Pak Bupati agar segera mengeluarkan izin lokasi. Agar PLTA 180 MW itu bisa segera dibangun. Agar kekurangan listrik di Sumut teratasi.

Dana pembangunan PLTA itu sudah lama tersedia. Sudah tujuh tahun lalu. Bantuan Jepang. Kita sungguh malu kepada Jepang. Diberi uang tidak bisa menggunakannya. Saya lihat lokasi proyek itu juga sudah siap.

Hasil studi konsultan Jepang, Nippon Koy, menunjuk lokasi itulah yang tepat. Uang ada. Hasil studi ada. Pemenang tender sudah siap kerja. Penduduk setempat juga sudah bersedia diberi ganti rugi. Uang sudah dibayarkan. Lokasi itu memang berbentuk desa, tegalan, dan persawahan.

Lalu terungkaplah bencana itu: menurut peta entah zaman apa, lokasi itu ternyata termasuk hutan! Bupati dianggap memberikan izin lokasi PLTA di tanah hutan! Bupati pun menjadi tersangka. Proyek langsung seperti kipas angin yang dicopot kabelnya: berhenti berputar.
Kenapa lokasi yang sudah berpuluh tahun menjadi pedesaan itu masih tercatat sebagai hutan, tidak ada yang tahu. Nasib Sumut!

Demikian juga pembangkit listrik raksasa di Pangkalan Susu 2 x 200 MW. Tiang listrik untuk mengalirkan daya itu ke Medan belum bisa didirikan semua. Ruwet. Mbulet. Sampai-sampai saya sering bertanya kepada diri sendiri: di Sumut ini siapa sih sebenarnya yang perlu listrik?

Oh, Sumatera! Pulau yang amat kaya energi! Pulau yang kekurangan energi!

Lihatlah satu lagi yang ini: pemerintah sudah menetapkan proyek jaringan listrik 275 kv dari Palembang di Sumatera Selatan menuju Medan di Sumatera Utara. Maksudnya agar listrik dari lumbung energi di Sumsel bisa dikirim dengan cara murah ke Sumut. Uangnya sudah ada. Kontraktornya sudah ditentukan melalui tender internasional. Jaringan itu mulai dibangun pada 2008.

Sampai sekarang baru sebagian kecil yang jadi. Sebagian besar masih terkatung-katung. Sekali lagi, penyebabnya sama: status tanah hutan. Jaringan itu harus melintasi ribuan kilometer hutan. UU menyebutkan kegiatan seperti jaringan listrik tidak diizinkan melintasi hutan. Meski jaringan itu cukup lewat di atas hutan tanpa menebang hutannya.

Jumat lalu saya kumpulkan direksi PLN dan direksi perusahaan-perusahaan kontraktor BUMN. Untuk membahas apakah BUMN kontraktor bisa membantu mempercepatnya. Kesimpulannya: tidak bisa. Persoalannya bukan di pekerjaan proyek, tapi di perizinan.

Saya tidak mau menyerah. Menunggu selesainya proyek jaringan 275 kv itu sungguh merugikan Sumatera. Maka, saya kemukakan ide baru: membangun jalan tol listrik yang lebih besar. Yakni, sistem 500 kv seperti di Jawa (dari Paiton di Jawa Timur ke Suralaya di Banten).

Dasar pemikiran saya: 1) sistem 275 kv itu tidak memiliki unsur kepastian kapan bisa jadi. 2) rute jaringan 275 kv itu juga terlalu panjang. Palembang-PagarAlam-Kilimanjar o-Payakumbuh-Sidempuan-Tarutun g-Medan. 3) sistem itu sudah tidak cocok dengan kemajuan ekonomi Sumatera belakangan ini. Beban listrik di Sumatera sudah tidak akan mampu ditanggung oleh sistem 275 kv.

Maka, forum itu menyetujui harus dibangun tol listrik dari Sumsel ke Sumut dengan sistem seperti di Jawa. Saya tidak bermaksud mengoreksi perencanaan lama yang sudah tidak relevan dengan kemajuan baru Sumatera. Sistem 275 kv itu direncanakan 15-20 tahun lalu. Para perencana di masa lalu tentu tidak menyangka kemajuan Sumatera sehebat ini.

Saya minta segera distudi jalan tol listrik 500 kv Sumatera ini. Tiga bulan harus sudah terlihat hasilnya. Tidak perlu utang luar negeri. Tidak perlu juga APBN. Atasi dengan kemampuan sinergi BUMN. Jalurnya harus lebih pendek. Palembang-Medan lewat pantai timur. Lewat Jambi.

Saya juga bermaksud mengajak para bupati untuk menjadi pemegang saham. Agar perizinan di lokasi-lokasi tapak tower menjadi bagian para bupati. Proyek ini bisa menjadi konsorsium antara BUMN dan pemda. Seperti jalan tol atas laut di Bali. PLN yang tidak punya uang itu cukup sebagai pengguna.

Begitu menantang keadaan ini! (***)

Dahlan Iskan
Menteri BUMN

Diskusi

98 respons untuk ‘Pulau yang Dulu Dikira Tidak Maju

  1. الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

    Posted by yuni | 10 Maret 2014, 6:40 am
  2. Setelah seminggu lapar tanpa HOPE, Allahu Akbar minggu ini telah muncul kembali.

    Posted by Arif Haliman | 10 Maret 2014, 6:50 am
  3. Mana anggota dewan dari dapil ybs? Ini soal UU bro

    Posted by checklist magazine | 10 Maret 2014, 6:55 am
  4. Tiada yang mudah saat memulai sesuatu;;;apalagi memulai sesuatu proyek besar yang melibatkan banyak pihak ( ditambah birokrasi Indonesia yg terkenal ” Mbulet” hiks hiks…) semoga Allah selalu memberkahi dan menolong niat baik Abah dalam membangun negeri ini…Amin

    Salam ACI. Aku Cinta Indonesia. Gbu all

    Posted by wning | 10 Maret 2014, 6:59 am
  5. sementara itu ratusan hektar hutan di kalimantan dll dihabisi !. Bisa saja pemerintah merevisi UU yg melarang itu menjadi “kecuali untuk memasang jaringan listrik yg dilakukan perusahaan negara “…..UU kan buatan manusia. UUD saja bisa diubah dan ditambah.

    Posted by andimustafa | 10 Maret 2014, 7:03 am
  6. ide yg brilliant hebaat, kerja, kerja, kerja

    Posted by anthonio | 10 Maret 2014, 7:19 am
  7. Dimana perginya para kritikus….. Alhamdulillah yaa Allah telah engkau beri kami pemimpin yang mencerahkan…
    Akuu semakin cinta Indonesia

    Posted by Kang Chip's | 10 Maret 2014, 7:20 am
  8. Alhamdulillah…..

    Posted by msodikvip | 10 Maret 2014, 7:24 am
  9. biarin aja gak ada listrik seumur hidup, orang mau membangun untuk kemajuan mereka kok dipersulit ! . masyarakat sumatera yg kesulitan listrik jgn selalu menghujat PLN, wakil rakyat kalian sendiri yg mempersulit perijinan.

    Posted by sapto | 10 Maret 2014, 7:29 am
  10. ….
    Itulah Indonesia
    Indonesia tanah air ku…..

    Posted by lukman | 10 Maret 2014, 7:34 am
  11. presiden harusnya turun tangan untuk mempercepat penyelesaian antar lembaga tersebut

    Posted by Riful Setyobudi | 10 Maret 2014, 7:41 am
  12. Mslh yg slalu ada…,beruntung kt punya abah yg tdk pernah pth semangat demi kemajuan Indonesia.Alhamdulillah ya Rabb..

    Posted by abby.r | 10 Maret 2014, 7:46 am
  13. Itulah abah…,, selalu memberi solusi yang pada setiap masalah negeri ini…,,
    Kerja…kerja…kerja…,,,

    Posted by arjet88 | 10 Maret 2014, 7:52 am
  14. kita perjuangkan abah dahlan… jangan sampai kita dipimpin para penyamun yang bertampang dermawan…jangan sampai kita dipimpin oleh si pandir yang bertopeng tajir…

    Posted by cak kadir | 10 Maret 2014, 8:15 am
  15. Semoga SINERGI BUMN menjadi senjata ampuh dalam mempercepat kemajuan negeri ini…
    Perasaan di Iklan TV ada yang mendopleng MH (Hope = Harapan), katanya… harus KERJA NYATA, HE HE…
    Semoga P. Dis senantiasa dalam lindungan-Nya

    Posted by Wanto Kdr | 10 Maret 2014, 8:17 am
  16. luar biasa, salut ama Abah Dahlan, selalu bisa menemukan solusi yang cerdas, satu persatu masalah ditemukan solusinya, kalo menunggu revisi UU dulu, kapan mau selesai krisis listrik di sumatera.
    saat ini saya tinggal di medan, tiap hari selalu mendapat jatah mati lampu minimal 2 jam (inipun saya ngetik sambil mati lampu, bayangkan pagi-pagi dah mati lampu)

    Posted by toni | 10 Maret 2014, 8:29 am
  17. Sudah dibeberkan dengan jelas begini, apa masih tetap sirik?

    Posted by mito | 10 Maret 2014, 8:29 am
  18. Disangka cuma berisi curcol pak DI. Ternyata tetap ada HOPE. Jadi tetap menambah semangat dan menambah referensi persoalan dan mencari jalan keluarnya. Terimakasih pak DI, pelajarannya hidupnya dio …

    Posted by ernald | 10 Maret 2014, 8:49 am
  19. Hey…. para penghujat….. liat n baca tu. GBU Abah, Tuhan pelindungmu n rakyat d belakangmu.

    Posted by tarjo | 10 Maret 2014, 8:50 am
  20. Saat ini coba lihat hutan yg dibabat, dipatok dan dikavling masyarakat desa sekitar hutan. Dijarah para perambah. Seharusnya kementrian kehutanan dengan fakta ini memberikan ijin melintasi kawasan hutan utk pln, apalagi ini demi kepentingan masy yg lebih besar.
    Tinggal dibuat perjanjian dan syarat , agar kawasan konservasi tetap terjaga.

    Salam

    Posted by dono | 10 Maret 2014, 8:51 am
  21. Pak Dahlan Iskan
    Sebenarnya ide dan kreatifitas Bapak sudah cukup namun waktu dan tempat tidak mendukung. Kalau saja negara kita seperti China, semua ide dan kreatifitas sudah berjalan lancar. Di Papua pun sama saja waktu kami menggelar Kabel Laut, mereka mencoba merusak Kabel Tanah yang ada di para para dirusak menggunakan parang. Sangat mengherankan cara berfikir masyarakat yang sudah sangat materialistis, yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang. Saya lebih memilih Bapak untuk maju menjadi RI 1 ketimbang yang satu lagi yang hanya jago blusukan.

    Posted by Humala Pontas Silaen | 10 Maret 2014, 8:56 am
  22. Subhanallah… Luar biasa, Pak Dahlan iskan itu belum pernah menulis penelitian Skripsi sekalipun, tapi pemikirannya mengalahkan para Doktor dan Profesor, dan daya juangnya untuk rakyat jauh meninggalkan para wakil rakyat yang hedonis dan oportunis… semoga konsorsium BUMN menjadi Garuda Jaya di negeri sendiri

    Posted by desianugrah | 10 Maret 2014, 8:57 am
  23. Ependi simbolbolon mana? Mana dia? Dia kan kritikus DI nomor satu?.. Orang kampungnya sendiri yg susah diatur… Hadooohhh…..

    Posted by sutan_sjach | 10 Maret 2014, 9:02 am
  24. Masak kalah mudah dg ijin kebun sawit yg berhektar2? Perlu dirunut lg akar masalahnya.

    Posted by bowo | 10 Maret 2014, 9:06 am
  25. Bismillah, smoga halangan2 tsb bisa sgera teratasi

    Posted by Indra Wijaya | 10 Maret 2014, 9:46 am
  26. Makin hari makin terlihat masalah nya yaa , Abah DI selalu memberikan HOPE,, Terima Kasih Ya Rabb telah memberikan salah satu putra terbaik Indonesia.. semoga Allah SWT selalu melindungi >>>Amiin

    Posted by Pascal_dasyat | 10 Maret 2014, 9:49 am
  27. Lewat Hutan? mungkin maksudnya hutan konservasi (krn memang ini tdk boleh diapaapain) tapi menurut yg kutahu, boleh kok izin penggunaan kawasan hutan utk tujuan BTS dan SUTET. kalau lewat pantai timur sumatera jg harus berhadapan dengan hutan loh (kawasan hutan maksudnya). sepengetahuanku juga, bila ada pemukiman di suatu wilayah hutan, dapat diajuan enclave (perubahan status kawasan hutan) walaupun memang harus ada dasarnya bahwa kawasan itu memang semenjak dahulu kala sudah berupa pemukiman, bukan pemukiman pemukiman dadakan yang merambah hutan seperti yang ada di lampung dan sumsel.

    Posted by Cukat | 10 Maret 2014, 10:50 am
    • kalau itu dilakukan mas bayangkan berapa lama lagi masyarakat harus menderita…….itulah indonesia birokrasinya njlimet…met.., kalaupun aturan itu harus ditabrak maka yang terjadi anggota dewan pada menggongggong….pusing saya mikirnya…untungglah ABAH seorang yang pantang menyerah….

      Posted by jatmiko | 10 Maret 2014, 2:41 pm
  28. Semoga teman2 di Sumatera paham hal ini, n mereka bisa ikut membantu pembangunan, demi mereka juga..

    Posted by Seto | 10 Maret 2014, 11:01 am
  29. incredible terobosanya……lagi….lagi….perizinan….memang itu aturan yg dibuat manusia bukan aturan tuhan….apalagi cuma perizinan daerah…..klw berfikirnya kan mudah cuma izin aja kok gk di izinin…kembali lagi pada birokrasi yg TEWUR & BULET ….OH SUMATRA….OH IZIN…….

    Posted by diegalerionline | 10 Maret 2014, 11:23 am
  30. akhinya sakau saya minggu ini terobati. hidup ini rasanya ada yang kurang ya kalo gak baca MH satu kali edisi aja. apakah teman teman juga merasakan juga ?

    Posted by cah wonogiri | 10 Maret 2014, 12:46 pm
  31. Kasian Pak Dahlan..
    Presidennya kemana pak..
    Kemaren kemaren kan bapak yang puja puja presiden dengan pertumbuhan ekonomi 6 persen bertahun tahun itu.
    Negara ini auto pilot pak.. Tanpa diapun bisa jalan..
    Kalao negara ini jalan bener.. bukan 6% tapi bisa 2 digit diatas 10%.
    2 tulisan sebelumnya ribut karena bapak terlalu muji satu peneliti. peneliti lain bapak lupakan.
    Bapak muji2 SBY yang sama sekali ga tau ngapain sama mentri mentri yang lain.
    Jalan tol itu kan nuggu perpres aja kan..
    Coba marah2 2000% ke mentri atau besan nya itu..
    masak ga jalan itu proyek..
    Apa jaminan bapak jaringan 500kv itu jalan..
    kalo presiden nya masi SBY atau partai penguasa masih demokrat..
    harapan alias hope perubahannya dimana?
    Saya kira cuman pepesan kosong lagi….
    Hope yang ada sekarang cuman ganti rezim..
    rezim yang kerja..
    bukan rezim pencitraan, rezim artis, bikin album dan tulis buku..
    Bapak sekelas mentri aja terlihat membuat hope dimana di awal terlihat jelas sekai tulisan bapak tidak ada harapan.,,

    Semoga menang konvensi demokrat pak.
    dan semoga menang di pemilu 2014
    dan semoga bapak berani membuat keputusan sendiri setelah jadi capres dari demokrat..
    dan tidak jadi gemuk dan lamban..
    atau malah cari citra kemana mana dengan topi caping..

    Saya cinta bapak, saya suka bapak…
    Maaf.. tapi itu dulu.

    Posted by Widarta Ketut | 10 Maret 2014, 2:05 pm
    • kalau melihat track record ABAH saya masih sangat percaya ABAH lebih baik dari yang lain, abah lebih BERANI ambil keputusan walaupun resiko yang dihadapi sangat berat, MEMPUNYAI BANYAK TEROBOSAN yang terbukti nyata membawa perubahan yang lebih baik, baik itu di PLN maupun BUMN dan mempunyai VISI KEDEPAN yang secara LOGIKA SEHAT bisa membawa indonesia meraih kejayaannnya. tentu harus diserta dengan semangat Kerja, kerja, kerja dan pantang menyerah dan tidak mudah putus asa (TIDAK MEMPUNYAI HARAPAN)

      Posted by jatmiko | 10 Maret 2014, 2:52 pm
  32. Secara sederhana, saya mempunyai keyakinan, apapun yang dilakukan oleh pejabat publik sepanjang itu untuk kebaikan masyarakat banyak, kenapa harus dipersalahkan. Pada gilirannya akan saling menyalahkan, apalagi dari sudut pandang “prang yang berseberangan”.

    Posted by HIBATILLAH'S | 10 Maret 2014, 2:28 pm
  33. Mantap DI semoga sehat dan sukses terus,kuatkan kaki negeri ini untuk berdiri sendiri.bravo DI

    Posted by toga | 10 Maret 2014, 5:05 pm
  34. Masak sutet nggak boleh lewat hutan. Di hutan lindung meru betiri kab. Jember, jaringan sutet aman-aman saja sejak dulu..Apa lain ya aturannya.

    Posted by slamet | 10 Maret 2014, 9:07 pm
  35. Setelah perkara ini ditulis. Presiden SBY dan para menterinya, tiba-tiba memberi kemudahan. Termasuk membebaskan Bupati dari tuduhan korupsi. Sebab, presiden baru tahu kalo masalahnya seperti itu. Tunggu saja dalam dua minggu ini.

    Posted by Widi | 10 Maret 2014, 10:22 pm
  36. Jiwa DI adalah pejuang, sebesar dan seberat apapun halangan yg dia hadapi…dia maju terus…inilah jiwa pejuang sejati…yg hanya akan merasa puas jika perjuangannya berhasil dan bermanfaat bagi rakyat…maju teruuusssss DI, Tuhan bersamamu

    Posted by kediri - jatim | 10 Maret 2014, 10:43 pm
  37. mana sihh Effendi Simbolon yg moncong putih itu.. kmna perginya?? bukankah dia orang Sumut?? orng2 DPR taunya koar2 doank.. Dasar SAMPAH!!!

    Posted by ago okia | 11 Maret 2014, 9:35 am
  38. Saya sebagai Anak medan juga sangat prihatin dengan keadaan di sana, kami para pemudanya banyak yg merantau ke provinsi tetangga untuk menyambung hidup, krn di sana tidak ada pembangunan dan lapangan kerja atau peluang usaha,

    Posted by Sinaga17 | 11 Maret 2014, 9:51 am
  39. tetap semangat om 😀

    Posted by jhonboe | 11 Maret 2014, 10:17 am
  40. Walah walah.. garagara hutan yah…

    Posted by Habibie Arif | 11 Maret 2014, 10:21 am
  41. Nice closing: Begitu menantang keadaan ini!.. Always Positive..

    Posted by akadarisman | 11 Maret 2014, 11:31 am
  42. Untuk kemajuan Indonesia Pak Dahlan Iskan, idenya tidak ada matinya

    Posted by CAK ADI | 11 Maret 2014, 1:51 pm
  43. aneh, pembakaran hutan atas nama perkebunan sawit diperbolehkan, tapi untuk hajat hidup orang banyak berupa listrik saja susahnya minta ampun, ayoo dukung pak DI

    Posted by rendi sinca | 11 Maret 2014, 3:18 pm
  44. Pemimpin Jujur
    Pejabat Jujur
    Rakyat Indonesia Adil Makmur

    Posted by ListrikGrosir-Grosir listrik,info listrik,sosial listrik | 11 Maret 2014, 4:18 pm
  45. Saya sungguh sungguh bukan simpatisan SBY, namun saya bisa membayangkan bagaimana sulitnya posisi SBY menghadapi Anggota DPR dan Rakyat yang bukan penurut lagi alias Rakyat yang sudah dididik menjadi jahat oleh Partai Partai, Preman Preman, Cukong Cukong yang berusaha mencari setiap celah untuk mendapat keuntungan dengan segala cara. SBY memilih Pak DIS (sebelum jadi Meneg BUMN) untuk mengatasi persoalan di PLN karena beliau mampu berhadapan dengan Anggota DPR maupun Menkeu waktu itu, tanpa rasa takut. Jadi kita dalam berkomentar nggak perlu mengadu domba Pak SBY dan Pak DIS. Masalah pembebasan tanah untuk tapak transmisi sudah masalah yang lama yang sampai sekarang belum bisa diselesaikan, kecuali oleh seorang Diktator, karena saat ini kita menganut Demokrasi kebablasan dan Undang Undang yang membuat semua sulit. Saya pikir Undang Undang yang ada saat ini sengaja dibuat untuk menyulitkan PLN dan Pemerintah agar Pemerintahan ini akhirnya dinilai jelek oleh Rakyat, padahal Pemerintah sudah nggak bisa menentukan banyak hal, karena mungkin Gubernur bisa berbeda Partai dengan Pemerintah.

    Posted by Humala Pontas Silaen | 11 Maret 2014, 5:49 pm
  46. Pak Menteri itulah manfaat yang kita peroleh dari otonomi daerah ini. Ga tau ide otonomi itu dari siapa sehingga banyak proyek-proyek nasional yang terkendala izin di Pemerintah Daerah. Belum lagi masalah kawasan hutan, jelas-jelas daerah yang sudah tidak berhutan dianggap kawasan hutan sementara pembalakan liar merajalela dibawah perlindungan oknum aparat. Orang sumatera punya budaya raja, dimana setiap orang merasa berkuasa dan berkepentingan, tetapi apabila diminta partisipasinya selalu banyak alasan. Jadi jangan Bapak harapkan kali dukungan orang Sumatera ni…

    Posted by Affan | 11 Maret 2014, 8:14 pm
  47. Yah…sebagai orang awam dalam hal kehutanan dan perlistrikan hanya heran saja MENGAPA KAKU sekali untuk memberi ijin agar rakyat dapat menikmati listrik. Apa ya bahayanya kalau hutan dilintasi kabel listrik diatasnya? Sampai-sampai pilihannya membiarkan rakyat yang belum terpenuhi kebutuhan listriknya tidak dapat menikmati, lalu upaya untuk merevisi UU Kehutanan mengenai pasal tersebut juga tidak ada. Merevisi UU memang biaya mahal karena dianggap PROYEK, dianggap dapat memberi penghasilan tambahan bagi anggota DPR RI. dan Kementerian terkait.

    Para pemimpin Indonesia pada dasarnya sedikit saja yang visioner, selebihnya ya cari proyek saja. Contoh lain setiap tahun ada galian kabel telpon,setelah itu kabel apa lagi, habis itu pipa, dll. semua dikerjakan sendiri2 tampak tidak ada koordinasi dari Kementerian satu dengan yang lain. Padahal logikanya jika ada koordinasi menggali cukup sekali untuk hal-hal tersebut diatas dengan begitu hemat biaya, tidak perlu ada pemborosan uang negara sehingga dapat dipergunakan untuk kepentingan lain demi kesejahteraan rakyat.

    Kalau yang terjadi hanya terobosan-2 bukan perbaikan sistem lalu kalau Bung Dahlan pindah jabatan, tidak ada ikatan untuk melanjutkan gagasan yang baik itu. Yah…menyedihkan sekali kapan terjadi perubahan sosial yang lebih baik ya.

    Terus berjuang dan berjuang “Never ending struggle until to reach the social justice fro Indonesian people”

    Posted by Ari Sunarijati | 11 Maret 2014, 10:42 pm
  48. tetap semangat bapak mentri, saya yg tinggal di Padang belakangan ini jg mulai merasakan dampak kekurangan listrik, pemadaman listrik mulai sering terjadi. Saya jadi heran pak, kenapa Indonesia ini selalu ribet di administrasi, apanya yang salah ya? Tidak hanya listrik pak, PDAM juga, sudah hampir 4 tahun saya berdomisili di kota Padang, tapi tak pernah saya rasakan air PDAM yang hidup sepanjang hari, bahkan sekarang cuma hidup dari jam 3 pagi sampai jam 4 subuh! Heran saya. jangan2 masalah administrasi juga.

    Posted by Sandurezu サンデゥレズ | 11 Maret 2014, 10:57 pm
  49. Apa yang disampaikan pak DI mrpkn fenomena GUNNUNG ES, Puncajnya saja yang keliatan

    Posted by santosomt | 12 Maret 2014, 6:21 am
  50. kalau niatnya benar untuk kemaslahatan masyarakat,Pak DI selalu dapat jalan keluar. Bagaimana Menteri yang lain,perlu dilihat niatnya.

    Posted by suroso | 12 Maret 2014, 10:20 am
  51. lama gak ada tulisan….kirain udah berhenti…

    Posted by fxsugara | 12 Maret 2014, 9:08 pm
  52. Sebagai rakyat kecil, yg sy pahami, pemerintah itu cuma satu. Tdk ada pemerintah menbumn, menko, mentan, atau menhut. Semua satu kesatuan dlm kabinet. Jika kemudian ada satu menteri yg “cuci tangan” karena merasa sudah bekerja maksimal, itu menunjukkan kurangnya koordinasi dan terkesan saling melempar tanggung jawab. Pada akhirnya semua kesalahan akan menuju kpd presiden sbg pemimpin tertinggi kabinet karena tdk bs mengkoordinasi menteri2nya. Presiden yg selalu di puji menterinya sendiri.

    Posted by G. Hariyanto | 13 Maret 2014, 7:26 am
    • Ada bagian yang dipuji, ada bagian yang ditunjukkan juga kekurangannya. Misal begini, walaupun presiden ada yang mencaci, ada yang suka ada yang tidak, tapi harus kita akui bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif stabil di 5-6%. Semua fakta lho. Dicaci ya fakta, pertumbuhan segitu juga fakta.

      Posted by Apa Saja | 14 Maret 2014, 7:39 am
  53. semoga pak dis slalu amanah terhadap jabatannya……insyalloh RI 1

    Posted by ibrahimmuchsin | 13 Maret 2014, 9:52 am
  54. sudah paling benar itu bubar saja negara ini

    Posted by lhia | 13 Maret 2014, 12:41 pm
  55. …Bupatinya kasian bener…tp jadi pemimpin mmg harus brani mengambil resiko seperti itu…jika 7annya bener2 utk kepentingan masyarakat…seorang pemimpin meski rela masuk neraka asal raknyatnya ke surga semua….sayang pengorbanan pak Buapti itu…tidak “menggugah” rasa/hati pejabat yg lain utk menemukan solusinya….pdhl masalah ini (perizinan) sudah berulangkali dikemukakan oleh byk orang salah satunya PAk DI..2 tahun lalu….gilaaaa…!!!!

    Posted by Prihartanto | 13 Maret 2014, 1:24 pm
    • Bahkan Pak Dahlan Iskan sering bilang, jika keputusan atau kebijakan beliau salah, beliau juga siap dipenjara. Untungnya sampai saat ini beliau masih dilindungi. Sayang jika orang “baik” yang benar-benar baik lainnya, masih bisa terjebloskan ke penjara itu.

      Posted by Apa Saja | 14 Maret 2014, 7:43 am
  56. sebenarnya niat tulus pak Dahlan Iskan dianggap sebagian para petinggi di kementrian lain sebagai langkah yang akan mengganggu kerja mereka..mereka diharapkan punya ide dan prestasi tapi malah keduluan pak Dahlan Iskan..dari pada ide yang inovatif ini terlaksana dibuatlah aturan yang menghambat dengan aturan-aturan baku yang tidak jelas juntrungannya sedangkan ide dan inovasi itu berdampak luas dan sangat dibutuhkan masyarakat…. kalaupun pak DI terganjal jadi capres, semoga ide-ide segar beliau tetap bisa terlaksana..tapi kira2 mungkin ngak sih, karena style orang indonesia ogah melaksanakan ide-ide kreatif orang lain maunya ide sendiri yang setelah dilakukan tidak ada hasilnya…… semoga anak2 muda negeri ini punya ide-ide seperti pak dahlan iskan dan bisa mengaplikasikan demi kejayaan negeri ini…majulah indonesiaku

    Posted by ep sard | 13 Maret 2014, 9:55 pm
    • Yang terpenting, Dahlan Iskan telah memberi warna optimisme, inovasi dan geliat kebanggan akan harga diri bangsa. Suka atau tidak, diakui atau tidak, banyak orang yang menjadi semangat dan yakin Indonesia akan maju dengan kehadiran Dahlan Iskan. Tanpa mengecilkan tokoh lain, itulah Indonesia kita yang akan maju di waktu mendatang. Tinggal, jangan salah pilih aja 2014 ini. Kalau perlu istikhoroh deh menentukan pemimpin. Populer saja rasanya tak cukup. Tapi perlu yang visioner, solutif dan yang terpenting bernasionalisme tinggi. Merakyat baik, tapi harus benar-benar bisa menumbuhkan kebanggaan akan bangsa. Terbukti buatan negara lain banya yang tidaklah lebih baik dari buatan sendiri.

      Posted by Apa Saja | 14 Maret 2014, 7:48 am
  57. believe we strong and we never could be wrong but we are fool because we dying by the rule,,begitulah sebait syair dari lagu. “Helloween” dan begitulah keaadan kita saat ini. mana mungkin maju.

    Posted by ilham | 14 Maret 2014, 1:20 pm
  58. mantab jambi jadi persinggahan pertama, alamat blink-blink jambi ku

    Posted by sayo | 15 Maret 2014, 4:30 pm
  59. Indonesia harus maju dan merata,

    Posted by uutbeniandriyanto | 16 Maret 2014, 11:57 am
  60. hmmm ini akibat warisan sistem administrasi yang bobrok 😦

    Posted by jarwadi | 16 Maret 2014, 3:36 pm
  61. Yang terhormat bapak Dahlan Iskan.
    Saya adalah penduduk kota Medan. Saya merasakan benar bagaimana dampak dari mati listrik setiap hari bisa sampai 3 kali. Apa yang bisa kami lakukan sebagai rakyat kecil yang tidak sanggup untuk membeli genset? Usaha yang mengandalkan energi listrik jelas tidak bisa. Bagaimana nasib rakyat yang membuka toko dipasar2 tradisional? Bagaimana anak anak kita dapat cerdas, karena tidak bisa belajar pada malam hari? Apakah harus menggunakan lilin? Bagaimana nasib para dosen yang juga harus mengajar dengan menggunakan kapur tulis seperti jaman dahulu? Hal ini telah berlangsung bertahun tahun.
    Masalah yang Bapak kemukakan tentang perijinan adalah hal yang memang harus bapak selesaikan sebagai menteri BUMN dengan instansi lain. Kalau masalah undang2 kan juga masih bisa direvisi jika menyangkut kebijakan publik. Tapi undang undang juga dibuat adalah untuk melindungi masarakat. Atau mungkin masalah ini bisa dibuat rapat kordinasi antara instansi terkait dengan bapak presiden. Negara telah mengamanatkan dan menyertakan modal kepada PLN untuk mengelola kelistrikan. Tentu pertanggung jawaban atas amanat yang diberikan itulah yang kami perlukan jawabannya sekarang. Tapi seluruh masalah ini pasti bapak yang lebih tahu untuk menyelesaikannya. Kalau memang kementrian BUMN sudah angkat tangan untuk menyelesaikan permasalahan kelistrikan di Medan, mungkin PLN bisa meminta bantuan tenaga ahli dari perusahaan Tenaga Nasional Malaysia atau perusahaan listrik Singapur. Mereka tidak pernah mati listrik secara mendadak yang saya tahu. Dalam setahun paling sekali padam itupun dengan pemberitahuan seminggu sebelumnya. Harga pemakaian listrik juga lebih murah. Sementara tagihan listrik kita luar biasa mahal. Walaupun sehari padam listrik bisa sampai tiga kali, tapi tarif listrik juga tetap mahal.
    Alasan propinsi Sumatera Utara krisis energi adalah sangat tidak masuk akal itu kata murid2 saya. Mereka bertanya ke saya apakah hukum kekelan energi tidak berlaku? Karena begitu banyak sungai, ataupun air terjun yang dapat diubah fungsi menjadi energi listrik tanpa memerlukan bahan bakar. Kenapa energi listrik kita sebagian besar harus menggunakan PLTU atau PLTG?
    Tolonglah Bapak selesaikan soal listrik ini secepatnya untuk membantu rakyat kebanyakan. Tambahan lagi PDAM juga sekarang ikut2an sehari 3 kali mati. Coba sekali kali bapak bapak merasakan bagaimana rasanya malam hari tidak ada listrik, anak2 belajar pakai lilin, sambil digigit nyamuk.
    Salam Hormat.

    Posted by Lies | 16 Maret 2014, 11:19 pm
    • Ibu Lies adalah contoh dari rakyat yang cukup berpendidikan, namun tidak mengetahui kondisi politik negara, yaitu tentang posisi Meneg BUMN dinegara ini. Menteri sih Menteri, tapi fungsinya bukan Komandan BUMN, kekuasaannya memanage semua BUMN secara organisasi dan SDM. Untuk masalah listrik beliau bukan orang PLN lagi, tapi beliau masih dohargai di PLN. Pak DIS tidak bisa memarahin Menteri Kehutanan atau Gubernur atau DPR yang berperan membuat Undang Undang bersama Pemerintah, mestinya Ibu Lies yang pintar menulis, pintar juga membaca, dan tanya sana dan tanya sini mengenai Pemerintahan ini, sebelum menulis keberatan ini.

      Posted by Humala Pontas Silaen | 17 Maret 2014, 11:10 am
      • Yth pak Silaen. Kami ini cuma rakyat kecil. Sudah banyak cara yang dilakukan rakyat untuk menuntut perbaikan dari PLN yang dibawahi kementrian BUMN. Mulai dari petisi, demonstrasi, menulis surat di media, pernyataan gubernur dan masyarakat, dll, tapi belum ada perubahan. Jika lintas kementrian, menteri BUMN bisa meminta kepada presiden untuk mencari jalan keluar dengan kementrian lainnya. Sebelum proyek apalagi proyek besar dikerjakan harus didahului oleh studi kelayakan atau kajian (visibility study). Jika proyek tidak layak dari segi hukum dan perundangan serta teknis tentu tidak dikerjakan. Saya menyesalkan setelah proyek gagal dikerjakan mengkambing hitamkan peraturan perundangan dan hal hal lainnya, tapi kami sebagai masarakat merasakan dampak pahitnya krisis listrik bertahun2 sampai saat ini. Kalau mentri BUMN yang membawahi PLN tidak bisa menyelesaikan ini, terus siapa ya pak yang bisa menyelesaikan? Terus kemana lagi kami harus memohon? Mohon masukan dari Bapak Silaen bagaimana agar krisis listrik dapat berahir agar roda ekonomi rakyat kecil dapat berputar.
        Salam Hormat

        Posted by Lies | 18 Maret 2014, 6:29 am
        • Yth Ibu Lies
          Sebenarnya Pak DIS pada saat menjadi Dirut PLN sudah membuat kebiasaan untuk menerbitkan RUPTL yang secara terus menerus diupdate, sehingga Rakyat , PLN, Pemda, DPR, DPRD, Kementerian lainnya bisa membaca semua rencana PLN sampai tahun 2019 (termasuk Ibu Lies), masing masing mempunyai kepentingan, kalau Rakyat yang dibantu oleh Komnasham segera mempersiapkan diri untuk mencari keuntungan yang sangat tinggi dalam menjual tanah dibawah tapak transmisi (ingat para demonstran yang menjahit mulutnya untuk mendapat ganti rugi karena hidup dibawah jalur transmisi, katanya ada pengaruh frekwensi atau tegangan, padahal diluar negeri sudah berpuluh tahun terjadi tanpa ada masalah, mungkin badab orang Indonesia agak berbeda). Soal feasibility study, di PLN setahu saya dilakukan dengan baik , namun soal pembebasan tanah, ini yang runyam karena pada waktu study, estimasi harganya dibuat standar namun begitu rakyat tahu, mereka membuat harganya berlipat lipat dari cost estimate akhirnya PLN kesulitan dalam pendanaannya, dalam feasibility biasanyanya jalur transmisi yang melalui hutan lindung juga tak terhindarkan, karena bila mencari jalur yang menghindarkan akan sangat panjang sekali. Sebenarnya hal ini sangat bervariasi, dahulu ada banyak GM GM PLN Wilayah yang berani menarik kabel melalui hutan lindung ini, namun sekarang peratuarannya bisa bisa membawa dia ke penjara selama 5 tahun, persis seperti koruptor. Sekarang jawaban yang Ibu Lies yang Ibu minta sebagai Solusi untuk bisa mengerjakan pembuatan Jaringan Transmisi harus melibatkan suatu koordinasi (Departemen Kehutanan, Rakyat yang ada ditapak transmisi, Komnasham, Gubernur, DPR, DPRD, Bupati, Walikota, Camat, Kepolisian, ABRI, Kejaksaan, KPK), lalu berkumpul di satu meja untuk membuat solusi yang terbaik, bahkan kalau perlu menabrak peraturan hutan lindung bisa dilakukan bersama sama demi kepentingan umum, tetapi rakyat yang minta ganti rugi lah yang paling menentukan karena paling reseh. Ibu Lies kan lihat jalan dari Kuala Namu ke Medan ada satu rumah yang nggak mau mundur sampai sekarang.
          Sedikit mengenai Pak DIS, saya tidak kenal dengan Pak DIS secara pribadi, saya tahu bahwa dia secara pribadi sangat kaya, dalam bekerja sebagai Dirut PLN menggunakan Mobil Pribadinya termasuk nggak digaji, kalau dia tugas kedaerah dengan sepatu sport dan kelas ekonomi, nggak suka seremonial bahkan pernah mengagetkan Panitia Penyambutan, karena Pak DIS datang pakai taksi umum dan sendirian dari bandara, semacam blusukan (istilah populer sekarang), padahal beliau sudah melakukannya blusukan sudah sangat lama.
          Biasanya Rakyat marah kepada Menteri, kalau Menteri itu menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi dan keluarganya, namun Pak DIS ini tidak melakukannya, cuma dia nggak perlu gembar gembor soal ini, jadi kita kita ini yang bisa mengukur integritas manusia Pak DIS ini dengan rasio, karena dia ingin mengabdikan diri saja.
          Cuma ini sumbangan pemikiran dari saya.

          Posted by Humala Pontas Silaen | 18 Maret 2014, 1:31 pm
      • lalu,. statement sumut bebas pemadaman ansor dong alias angin sorga,.

        http://m.tempo.co/read/news/2013/10/17/092522435/Dahlan-Janji-Krisis-Listrik-di-Sumatera-Beres-November

        TEMPO.CO, Jakarta – Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan persoalan krisis listrik Sumatera akan terselesaikan pada November mendatang. Alasannya, kata Dahlan, beberapa pembangkit sudah selesai diperbaiki pada November, seperti Sibolga I dan II yang masing-masing berkekuatan 80 MW serta Ombilin yang berkekuatan 160 MW.

        “Pembangunan pembangkit Teluk Sirih juga juga akan selesai pada November. Jadi, perhitungannya November selesai krisis listriknya,” katanya usai rapat pimpinan di Kementerian BUMN, Kamis, 17 Oktober 2013.

        Posted by ayaj123457 | 24 Maret 2014, 10:32 pm
  62. Mas, usahakan bisa jadi wapres nya Jokowi yang sudah melesat jauh agar gagasan brilian mudah direalisasikan.
    Semoga rakyat mendukung !

    Posted by Rudy. M. Saragi | 18 Maret 2014, 8:48 pm
  63. Insya Allah Pembangkit, Transmisi, jalan tol dapat dibangun. USUL TANAH UNTUK JALAN TOL DI SUMATERA DIBEBASKAN DENGAN LEBAR MINIMAL 100 m, 30 m DITENGAHNYA UNTUK FASILITAS : JARINGAN TRANSMISI, PIPA GAS, PIPA PERTAMINA DAN FASUM LAINNYA

    Posted by rianto | 18 Maret 2014, 8:52 pm
  64. kapan pak jalan tol di makassar di tambah. saya sudah dua bulan tidak kekota akibat jalan macet melulu. ribet jika pemimpin tidak punya visi seperti pak DI yang baik

    Posted by andi | 22 Maret 2014, 6:51 pm
  65. Mantap Pak DI,. PLN sudah semakin maju,. saking maju nya sudah tidak sanggup lagi menyelesaikan krisis listrik di nusantara,. Atau hanya memberikan laporan ABS saja,..

    dikutip dari detik,. apakah memang sudah tidak mampu lagi,.

    http://m.detik.com/finance/read/2014/03/21/104435/2532559/1034/

    “Jakarta – Direktur Perencanaan dan Afiliasi Anak Perusahaan PT PLN (Persero) Murtaqi Syamsuddin sempat kesal saat mendapat kritikan terkait krisis listrik di Sumatera Utara (Sumut) dan sekitarnya. Pada sebuah acara diskusi di di Gedung Ditjen Ketenagalistrikan Jalan HR Rasuna Said, pagi ini ia menjawab dengan nada tinggi.

    Hal ini berawal dari komentar tajam dari salah satu peserta acara Coffee Morning, soal seringnya mati listrik di Medan, Sumatera Utara. Dengan nada yang sedikit tinggi, Murtaqi mempersilakan izin usaha PLN dicabut.

    “Kalau memang begitu, cabut saja izin usaha PLN,” ungkap Murtaqi saat Coffee Morning di Gedung Ditjen Ketenagalistrikan Jalan HR Rasuna Said Jakarta, Jumat (21/03/2014).”

    Posted by ayaj123457 | 24 Maret 2014, 10:26 pm
  66. peraturan dan undang2 yg membuat pemerintah, apakah tdk bs diganti?apakah tdk bs diubah? demi maslahat yg lbh besar.sy ini cm seorg rakyat yg bodoh.mikir nya simple aja.

    Posted by haerul | 27 Maret 2014, 11:54 pm
  67. Sangat disayangkan niat baik bupati Toba Samosir berujung masalah hukum. Sebenarnya ini tidak ada bedanya dg proyek ambisius bu Mega menjelang Konferensi Asia Afrika di Bandung bbrp waktu lalu yg mengorbankan kawasan hutan lindung, yaitu Toll Cipularang. Bgmn ngelesnya dr jerat UU ttg hutan lindung? Lewat cara RUISLAG/Tukar Guling Lahan. Jadi, tanah yg terpakai utk toll diganti dg lahan di dkt pltu suralaya yg masih berhimpitan dg kawas..an hutan lindung tsb shg luasnya tidak berkurang. Saya tidak tahu kondisi di toba samosir tapi kalau cara ini dapat disepakati sbg jalan tengah, mudah2an dpt memperlancar niat yg baik itu.

    Posted by ariel | 7 April 2014, 8:25 am
  68. peraturan sebenarnya bisa di rubah sesuai kondisi, toh juga untuk kepentingan masyarakat banya. msalahnya kadangkala ada beberapa orang yang syirik tidak mau merubah tersebut, malah di pakai untuk menjatuhkan seseorang demi kepentingan pribadi mereka

    Posted by tofan bali | 30 Mei 2014, 5:24 am

Tinggalkan komentar