>>
Anda sedang membaca ...
Catatan Dahlan Iskan, Manufacturing Hope

Agar wujud Bulog tidak ka’adamihi

Minggu, 25 Maret 2012
Manufacturing Hope 19

Lupakan gerbang tol. Ada yang lebih aktual yang harus kita dukung: pengadaan beras oleh Bulog. Saat ini petani sedang panen raya. Dukungan atas tindakan saya yang keras dalam mengatasi kemacetan di pintu-pintu tol memang mendapat dukungan luas (10 persen lainnya mengecam saya sebagai sekadar melakukan pencitraan), tapi Bulog juga harus terus didorong untuk berubah.

Hari-hari ini Bulog sedang all-out terjun ke sawah. Di musim panen raya sekarang ini Bulog tidak mau lagi disebut sekedar menjadi “tukang tadah”. Saat ini Bulog mulai  berani membeli gabah langsung dari petani. Tidak hanya membeli gabah melalui para tengkulak. Kali ini Bulog mencoba belajar menjadi “tengkulak” itu sendiri. Direktur Utama Perum Bulog, Sutarto Alimoeso, langsung terjun ke sawah-sawah.

Hasilnya pasti belum maksimal. Juga belum bisa merata ke semua daerah. Maklum baru sekarang ini Bulog terjun langsung ke desa-desa secara all-out. Bulog kali ini mencoba mengubah cara kerja. Tapi memang tidak mudah mengubah sesuatu yang sudah lama menjadi kebiasaan. Apalagi kalau sudah mengakar dan menggurita. “Membelokkan” kapal besar seperti Bulog tidak akan bisa spontan seperti membelokkan speedboat. Tapi perubahan di Bulog sudah dimulai.

Waktu mengadakan rapat kerja dua bulan yang lalu, semangat untuk berubah itu terlihat nyata. Dan tidak boleh mundur lagi. Dalam rapat kerja itu, misalnya, ditemukan cara agar Bulog bisa lebih lincah tanpa melanggar aturan.

Pertama, aturan itu sendiri diubah. Kedua, mendayagunakan anak perusahaan untuk meningkatkan fleksibilitas pembayaran langsung kepada petani. Ketiga, melakukan kerjasama dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk  pendanaan.

Selama ini Bulog tidak mungkin bisa bersaing dengan para tengkulak: kalah lincah, kalah prosedur dan kalah dana. Akibatnya, nama Bulog kian redup di mata petani. Rendahnya kepercayaan petani padi kepada Bulog sudah mirip rendahnya kepercayaan petani tebu kepada pabrik gula.

Seperti juga pabrik-pabrik gula milik BUMN, kini Bulog juga giat merebut kembali kepercayaan yang hilang itu. Tentu belum akan berhasil tahun ini, tapi setidaknya sudah dimulai. Kalau usaha ini tidak dilakukan maka dalam waktu yang tidak terlalu lama Bulog kian jauh dari petani. Bisa-bisa Bulog lama-lama menjadi “adanya seperti tiadanya (wujuduhu ka ‘adamihi)”.

Tapi kehadiran tengkulak di tengah-tengah petani sebaiknya juga jangan dikecam. Bahkan harus disyukuri. Di saat Bulog seperti itu, terus terang, tengkulaklah yang menjadi juru selamat para petani. Tengkulaklah yang siap membeli gabah kapan saja dalam kualitas seperti apa saja. Tengkulak bisa membeli gabah fresh from the field. Tanpa perlu memeriksa apakah kadar airnya tinggi atau rendah. Tanpa memeriksa berapa persen gabah yang kopong. Petani sangat senang dengan cara ini: langsung bisa mendapat uang saat itu juga.

Tentu petani tidak mungkin menunggu Bulog. Bisa-bisa seperti menunggu datangnya pesawat Adam Air yang pergi entah ke mana. Apa lagi, dalam panen raya serentak seperti sekarang ini, jutaan petani ingin dapat uang sekarang juga.

Tahun ini, kelihatannya, panen raya akan maksimal. Di samping harga gabah sangat baik, panennya sangat berhasil. Tidak banyak hama dan tidak banyak bencana banjir. Insya-Allah. Kita doakan keadaan seperti ini tetap berlangsung setidaknya sampai musim panen selesai bulan depan. Tentu kalau bisa juga seterusnya. Setelah beberapa tahun panen banyak terganggu, tahun ini petani benar-benar akan bisa menikmati hasil sawahnya.

Pak Marto Paimin, petani Dusun Karang Rejo, Desa Bener, Sragen, Jawa Tengah, yang tahun ini menggarap sawah 0,7 ha, memperkirakan akan mendapat hasil (sekali panen) sekitar Rp5 juta. Gabah yang sedang dia tumpuk di ruang tamu rumahnya, kira-kira akan bernilai Rp13 juta. Sedang biaya menggarap sawahnya, termasuk benih dan pupuk, menghabiskan maksimal Rp8 juta.

Malam itu saya tidur dan mengobrol dengan asyiknya di rumah Pak Paimin. Sarapan oseng-oseng daun papaya dengan tempe goreng secara lesehan di lantai sebelah tumpukan gabah, benar-benar mengingatkan masa kecil saya. Lantai rumah itu yang masih berupa tanah dan dinding-dindingnya yang terbuat dari kayu, membuat udara malam itu cukup sejuk.

Tapi mengapa gabah Pak Paimin masih ditumpuk? Tidak segera dijual? “Tunggu harga naik bulan depan Pak,” kata Pak Paimin. “Bulan depan harga akan lebih baik. Bisa mendapat tambahan kira-kira Rp400.000,” tambah Supomo, anak bungsunya yang kini hampir selesai membangun rumah gedung persis di depan rumah bapaknya itu.

Memang dia memiliki pinjaman pupuk dan benih dari BUMN PT Petrokimia Gresik. Tapi masih ada waktu satu bulan lagi sebelum jatuh tempo. “Meski pun namanya yarnen (bayar di saat panen), kami memberi kelonggaran satu bulan,” ujar Arifin Tasrif Dirut PT Pupuk Sriwijaya Holding.

Presiden SBY memang memerintahkan tiga BUMN, (Sang Hyang Sri, Pertani, dan Pupuk Kaltim/Sriwijaya/Petrokimia) untuk habis-habisan membantu petani meningkatkan produksi beras. Sawah-sawah yang hanya bisa memproduksi padi 5,1 ton/ha harus meningkat menjadi di atas 7 ton/ha.

Rendahnya produktivitas itu kadang karena petani tidak punya uang untuk membeli benih unggul. Atau tidak punya uang untuk membeli pupuk tepat pada waktunya. Pemupukan yang tidak tepat waktu membuat pupuk tidak efektif. Itulah sebabnya tiga BUMN tersebut ikut terjun ke petani langsung.

Bisa saja, kelak, sistem yarnen itu diganti dengan yarbah. Dibayar dengan gabah. Lalu tiga BUMN tersebut menyerahkan gabahnya kepada BUMN Perum Bulog. Dengan demikian Bulog tidak perlu bersaing dengan tengkulak di lapangan. Bulog juga tidak perlu terlalu banyak membeli gabah/beras dari pedagang. Sistem yarbah itu lagi dimatangkan setelah belajar banyak dari panen raya tahun ini.

Kalau dari sistem yarbah itu belum cukup, BUMN masih punya dua program besar lain di bidang pangan: pencetaan sawah baru 100.000 ha di Kaltim dan gerakan ProBesar. Hasil dari dua-duanya bisa juga langsung dikirim ke Bulog.

Program ProBeras adalah program kerjasama BUMN dengan petani yang tidak mampu menggarap sawahnya secara maksimal. Misalnya petani tersebut punya sawah tapi tidak punya tenaga. Anak-anaknya tidak ada lagi yang di desa. Tidak seperti Pak Paimin yang ketiga anaknya tetap menjadi petani semua.

Sawah-sawah yang seperti itu biasanya dikerjakan secara apa adanya. Akibatnya produktivitas per hektarnya rendah. Untuk itu BUMN bersedia menerima sawah tersebut. BUMN-lah yang mengerjakannya dengan sistem korporasi. BUMN punya benih unggul, punya pupuk komplit, punya mesin-mesin pertanian, punya tenaga ahli dan punya dana. BUMN akan menjadikan sawah-sawah seperti itu sawah dengan produktivitas yang maksimal.

Dengan menangani program Yarnen, ProBesar, dan Sawah Baru, BUMN kelak akan menggabungkan diri ke dalam satu BUMN pangan yang kuat. Mudah-mudahan bisa membantu mengatasi persoalan pangan terutama beras. Rapat-rapat di Menko Perekonomian yang dipimpin Hatta Rajasa terus memonitor program ini.

Memang tetap ada pertanyaan besar: Kalau saja harga gabah tetap baik dan para tengkulak tetap agresif seperti sekarang, masih perlukah Bulog? Dari berbagai kunjungan saya ke daerah pertanian (Bantul, Gunung Kidul, Sragen, dan Jombang) saya melihat peran tengkulak sangat besar. Juga sangat luas. Penetrasinya juga sangat dalam. Hampir-hampir terasa ada atau tidak adanya Bulog tidak ada bedanya.

Di desa yang saya kunjungi di Sragen itu misalnya, tengkulak tidak hanya agresif membeli gabah, tapi sudah sampai menebas padi ketika masih di sawah. Petani tidak perlu susah-susah memanen, merontokkan, dan mengeringkan. Tengkulak-penebas langsung membelinya ketika masih dalam bentuk padi menguning yang berdiri di sawah.

Harga beras yang dinilai tinggi oleh konsumen ternyata dinilai baik oleh petani. Demikian juga harga beras internasional yang tinggi menimbulkan peluang bagi pedagang untuk menjadikan gabah sebagai barang dagangan. Tentu tidak hanya itu alasan petani untuk cenderung menebaskan saja padinya yang masih menguning di sawah. Sulitnya mencari tenaga untuk memanen dan merontokkan gabah ikut jadi alasan. Sulitnya mencari lahan hamparan untuk menjemur padi menambah-nambah alasan tersebut.

Peralatan pertanian itu begitu mendesaknya sekarang ini. Di Bantul saya menerima permintaan perlunya diberikan alat pemanen, perontok, dan pengering gabah. Di Jombang saya menerima permintaan agar ada program pembuatan hamparan penjemuran gabah. Mesin perontok dan pengering yang mulai diintrodusir tahun-tahun terakhir ini dinilai tidak cocok karena berbahan bakar minyak. Terlalu mahal biaya operasionalnya. Ada memang mesin perontok mekanik yang diputar oleh orang seperti naik sepeda statis, tapi petani maunya yang tinggal pijit tombol.

Dalam berbagai kesempatan dialog di lingkungan perguruan tinggi, soal ini saya kemukakan. Perlu diciptakan mesin-mesin pertanian sederhana yang cocok untuk petani kita. Sewaktu dialog dengan alumni Fakultas Teknik Unibraw Malang di Jakarta bulan lalu saya tawarkan peluang besar ini. Demikian juga waktu dialog dengan mahasiswa ITB Bandung.

Di Bantul saya sudah mencoba panen dengan menggunakan mesin yang bentuknya mirip traktor. Hanya dalam dua jam bisa memanen padi satu hektar. Enak sekali dan cepat sekali. Padi pun otomatis masuk di kendaraan itu dan keluar melalui bagian belakangnya sudah dalam keadaan terpisah antara batang dan gabahnya. Dengan cara ini hampir tidak ada gabah yang tercecer. Beda sekali dengan masa remaja saya di desa ketika harus menjadi buruh pemanen dengan menggunakan ani-ani.

Meski mesin ini masih terlalu mahal, rasanya mau tidak mau kita harus menuju ke arah sini. Tenaga untuk memanen dan merontokkan benar-benar sulit sekarang ini. Apalagi lima tahun ke depan.

Dengan demikian ke depan yang diperlukan tinggal “kendaraan panen” ini dan lahan penjemuran. Di Jombang diusulkan agar tanah desa diubah menjadi lahan penjemuran bersama. Di saat musim panen, hamparan itu untuk menjemur gabah. Di luar itu bisa untuk tempat bermain anak-anak. Kecuali bisa ditemukan mesin pengering yang tidak berbahan bakar minyak. Misalnya mesin yang memanfaatkan panas matahari.

Di perkebunan karet BUMN PTPN IX Jateng sudah dicoba pengeringan karet dengan tenaga matahari. Investasinya memadai karena digunakan sepanjang tahun. Saya sudah minta bagaimana mungkin proses itu disempurnakan untuk gabah. Memang perhitungan investasinya lebih sulit. Pengering gabah hanya akan dipakai maksimal tiga kali setahun. Yakni di saat musim panen saja.

Intinya: masih banyak yang harus kita perbuat untuk puluhan juta petani kita. Terutama pada masa transisi seperti ini. Transisi dari cara lama ke cara baru. Transisi yang tidak bisa dihindari karena kian sulitnya tenaga kerja di sektor pertanian. Transisi ke cara baru yang mereka anggap lebih mudah. Transisi dari berlama-lama uro-uro di sawah ke cepat-cepat pulang nonton sinetron.

Kalau pun belakangan ini saya banyak pergi ke sawah tidak lain untuk memberikan dukungan pada empat BUMN tersebut. Mumpung lagi panen raya. Apakah benar produktivitas sudah meningkat. Apakah benar problem pasca panennya bisa diatasi. Apakah benar Bulog masih diperlukan kalau menakisme pasar sudah sempurna.

Bagi yang menganggap saya melakukan pencitraan sesekali boleh juga ikut ke sawah. Kita bisa, he he, mencitrakan diri bersama-sama. Akhir musim panen ini, akan diadakan evaluasi di BUMN. Dengan ikut terjun ke sawah saya bisa ikut diskusi tidak hanya berpegang pada data di atas kertas.

Tahun ini beban Bulog sangat berat. Harus mengadakan beras dari petani 4 juta ton. Padahal tahun lalu hanya mampu 1,7 juta ton. Impor memang tidak harus dipersoalkan, tapi impor beras 1,8 juta tahun lalu, apakah harus terus-menerus begitu?(*)

Dahlan Iskan
Menteri BUMN

Diskusi

416 respons untuk ‘Agar wujud Bulog tidak ka’adamihi

  1. saya setuju sekali dengan ide sistem yarbah!! benar-benar menuankan para petani.
    semoga selalu diberi kesehatan dan keselamatan pak DI

    Posted by Wahyu | 26 Maret 2012, 5:25 am
    • Ya Allah berilah selalu kesehatan pak DIS sehingga bisa selalu berbuat terbaik buat bangsa dan negara ini.

      Bagi yang berminat mari bergabung:

      Gerakan mencari pemimpin Indonesia yang tidak haus kekuasaan, tidak haus harta karena semua sudah ada. Pekerja keras amanah dan memegang janji. Sehingga bisa fokus mengurus rakyat. Dahlan iskan tidak punya partai, inilah gerakan mendukung Dahlan Iskan untuk Presiden, setidaknya ada calon alternatif yang bisa membawa Indonesia kedepan dan lebih baik.

      http://www.facebook.com/groups/dahlaniskangroup/

      Posted by tukimin | 26 Maret 2012, 5:54 am
      • ya memang susah mencari orang seperti pak Dahlan ini,,,,, aduh pak…..hebat ya ???? biarkan saja yang ngomentarnya miring,,,,,istilahnya anjing menggonggong kafillah berjalan terus……..
        Pokonya maju terus pak dahlan…..BUMN adalah GEMBA nya Bapak… kata orang Jepang…. turun lapangan lihat yang belum bagus dan lakukan langkah yang terbaik pak…….. jangan hanya terima laporan – laporan….nach,,, kalau laporannya menyesatkan ???? piye pak ?? pasti nati bapak salah buat kebijakan lhoooo… heeeheee… maju trus pak….jangan hiraukan komentar miring soal Citra…citra…citriiiii gak ada urusan dgn itu pak…. pokoknya kerja trusssssss pantang duduk terus di meja kursi empuk…..ikuti cara kerja orang jepang melihat … GEMBA-GEMBAnya
        salam hangat saya ( Yopie Mayahi )

        Posted by yopie mayahi | 27 Maret 2012, 2:39 pm
      • Saya mendukung Dahlan Iskan untuk RI 1, beruntung di Indonesia sekarang ada 3 serangkai, Dahlan Iskan Joko Widodo dan Ahok yang memprioritaskan kepentingan rakyat kecil. Saya turut membantu mempublikasikan Dahlan Iskan supaya lebih dikenal publik melalui website saya. http://tekkwie.com/dahlan-iskan. Untuk Indonesia lebih baik.

        Posted by David Tkw | 27 Maret 2012, 7:58 pm
    • Setuju dengan ide yarbah, Trims Pak Dahlan untuk kontribusinya dibidang pertanian, peternakan & kehutanan.

      Tapi, ada yg terlewat,

      Indonesia adalah salah satu negara dengan garis pantai terpanjang di dunia
      Indonesia memiliki keanekaragaman biota laut terbesar di dunia
      Indonesia memiliki letak strategis di bumi ini, diantara dua samudera terbesar.

      Maka dari itu, mudah-mudahan Pak Dahlan mau memberikan kontribusi di perikanan.
      Mungkin bisa lewat PT Perikanan Nusantara. Semangat dan sehat selalu Pak DIS.

      DIS..DIS..DIS..DIS ( Demi Indonesia Satu, Demi Indonesia Super, Demi Indonesia Seutuhnya )

      Posted by Darko Rahman | 26 Maret 2012, 8:09 am
      • Nanti pasti ada gebrakkan dari Pak Dahlan untuk itu, Mas Darko… Bersama kita harapkan

        Posted by M. Erick Antariksa | 27 Maret 2012, 8:50 pm
      • Buat Pak Dahlan..dibidang kehutanan,terutama pt perhutani,tlg d carikan solusi yg tepat buat penaman hutan kembali…karena selama ini tidak pernah berhasil,,,terutama d daerah kami bojonegoro,,yg mana setelah masa kontrak tanam selesai,dibiarkan begitu saja,dan dirusak oleh warga sekitar ato penggarapnya lagi….

        Posted by Tajik | 31 Maret 2012, 12:55 am
    • Saatnya Indonesia Bangkit,,,

      selaras dengan desain MH yang ke 8,,

      silahkan Check Lapak di http://mohbusinessman.wordpress.com/

      Posted by mohbusinessman | 26 Maret 2012, 11:56 am
    • Yakin kan kami pak dahlan dengan program” yg bpk buat., Memang ide”na luar biasa mantap., Tp Saya melihat di lapangan fakta’na berbeda pak., Liat di daerah saya waktu panen raya harga gabah ngedrop krna ulah para tengkulak.,

      Posted by Susetyo Triatmojo | 26 Maret 2012, 4:28 pm
    • memang susah kalo menghadapi orang-orang yang berhati sirik, kerdil munafik dsb. masih ada saja saudara kita yang selalu berprasangka jelek.Masih ada yang bilang bahwa apa yang dilakukan oleh Dahlan Iskan merupakan sebuah pencitraan. Bagi saya, perjuangan beliau murni datang dari hati nurani dan hanya semata untuk kepentingan bangsa. Rasanya tak mungkin orang yang hidup untuk kedua kalinya beri’tikad tidak baik. Rasanya tidak mungkin orang seperti beliau mencari untung dari apa yang dia lakukan akhir-akhir ini setelah beliau berada di lingkungan pemerintahan. Pak Dahlan “terus berjuang demi kepentingan bangsa” saya yakin 10 000 % rakyat indonesia (yang bukan orang Munafik) mendukung dan mendoakan kesehatan dan perjuangan ANDA

      Posted by agus Sofyan Sorry Ubaedillah | 26 Maret 2012, 6:52 pm
    • semoga petani semakin sejahtera….

      Posted by abu muhammad sugiyat | 27 Maret 2012, 5:57 pm
    • Saatnya petani berjaya. Petani yang makmur dalam jumlah yang besar akan mendorong perkembangan ekonomi di sektor lainnya.
      Semoga apa yang sedang diupayakan mendapat pertolongan dari Allah SWT, sehingga terwujud

      Tanah airku Indonesia
      Negeri elok amat kucinta
      Tanah tumpah darahku yang mulia
      Yang kupuja sepanjang masa
      Tanah Airku Aman dan Makmur
      dst…

      Semoga dengan kerja keras dan sungguh-sungguh.

      Posted by musumar | 29 Maret 2012, 8:37 am
    • apa yg bapak lihat di rumah pak tani tersebut adalah hukum bisnis, yaitu menyimpan pada saat murah dan menjual saat harga tinggi.
      Tapiiiiiiiii iiiiiiiii, bila dalam jumlah besar dapat dikategorikan melakukan tindak pidana ekonomi yaitu melakukan penimbunan. seperti hal nya yang saat ini lagi marak dalam berita, yaitu . . . … penimbunan BBM.

      Posted by manggadha buana | 29 Maret 2012, 10:09 am
      • itu hak petani pak, wong mereka yang tanam, lain ceritanya kalo yang nimbun pengepul, baru itu pelanggaran…:D

        Posted by tanzil | 10 April 2012, 11:24 pm
      • Penimbunan bagaimana? Produsen kok nimbun? Yang bisa nimbun itu pedagang,tengkulak,cukong. Petani di sini jadi pihak produsen. Kalau petaninya skala besar,ndak perlu nimbun/nyimpen gabahnya di rumah karena posisi tawar ekonomi mereka tinggi otomatis posisi tawar harga mereka tinggi.bahkan digiling aja sendiri trus dijual sendiri lebih untung daripada jual gabah kering . Petani Indonesia itu mungkin profesi paling mulia di negeri ini… Sudah kerja keras but ngasih makan orang banyak,eh pas dijual harganya diatur sama peraturan pemerintah boar kita kita bisa beli

        Posted by muba_gede | 14 April 2012, 9:09 pm
    • dear All.

      dalam rangka mendukung swasembada beras,,
      MH Clothings memperbahkan desaign baru..

      silahkan lihat dan pesan kaos di http://mohbusinessman.wordpress.com/

      ayo,,laukan perubahan demi Indonesia Lenih Baik.

      Posted by mohbusinessman | 30 Maret 2012, 9:18 am
    • gimana sih caranya biar gambar profil kita nongol lo komentar di blog ini, kayak pak wahyu?

      Posted by lukman | 1 April 2012, 5:31 pm
    • Semoga Allah menambahkan limpahan kesehatan dan kemudahan utk Pak Dahlan Iskan dalam menjalankan amanah.

      Sistem yarbah sangat berpotensi sbg media kolaborasi dan sinergi peran antarBUMN disamping utk memenuhi tujuan utamanya, yaitu membantu petani agar lebih produktif.

      Untuk Program cetak sawah 100 ribu ha oleh BUMN, saya pikir juga merupakan program yg baik utk menjawab kemandegan petak sawah mell anggaran kementerian tapi setahu saya program ini sangat prematur. Saya pernah baca dokumen rencananya yg menurut saya tidak bisa dilaksanakan krn staf yg menyusun mungkin tidak tahu seberapa besar biaya cetak sawah. Di situ tertulis biaya perhektar spt biaya potong rumput, padahal cetak sawah BUKAN hanya sekedar babat suket 🙂

      Posted by Zainal Fatah | 1 April 2012, 6:06 pm
  2. manteb pak DI. Semoga senantiasa sehat selalu. Amiin.

    Posted by jogotak | 26 Maret 2012, 5:36 am
    • Seneng ane tiap baca gaya si boss (P.Dahlan), ane pernah nongkrong di Jawa Pos kira2 15 th lalu, si boss pake sandal jepit baju sederhana jalan keliling di area kerja Jawa Pos, lihat2 karyawan yg kerja, orang yang sederhana dan merakyat, demen ane lihat gaya beliaunya. Eh sekarang ini malah dah jadi menteri, masih pula kagak berubah gayanya. Salutlah!!!, malah perhatian didunia tani kita nih, ane ini juga demen dipertanian, jika dibutuhkan ane siap jalan, ane orang bebas yang kesana sini ngajak ber organik ria pada petani, hasil tanam lahan kita masih mampu koq panen diatas 7 ton/ha , pengalaman ane bisa 10 bahkan 15 ton per ha.
      Okey semoga P.Dahlan Iskan selalu diberi sehat oleh Allah SWT. amiiiinnnnn…

      Posted by Rifky | 29 Maret 2012, 7:31 pm
  3. Wahhhh putra petir. Qt tunggu kelahirannnya..sekerang ayuk sejenak..alihkann perhatian kepada swasembada beras dengan sinergitas 3 bumn dan bulog

    Posted by caderabdul | 26 Maret 2012, 5:38 am
  4. terus kerjaannya menteri pertanian apa Pak ?

    Posted by agungbsantoso | 26 Maret 2012, 5:42 am
    • saya rasa menteri pertanian lebih kepada pengelolaan hasil tani secara teknis dari hulu ke hilir, untuk peningkatan hasil. Sementara bulog menampung finalnya.. Seharusnya ini sangat indah.. Tapi ternyata banyak ‘aral internal’.. Misal, bulog yg kurang gesit saat jadi ‘tengkulak’, bank yg tak bisa mendukung secara optimal dlm pendanaan dll, makanya berada dlm 1tampuk pimpinan pak Dis ini,bisa banyak memotong jalur2 mubazir yg tak perlu.

      terima kasih untuk tiap effort pak Dis.

      Posted by wawan | 26 Maret 2012, 7:28 am
    • Semangat yang ditularkan Pak DIS adalah semangat persatuan. Tidaklah baik untuk menjelekkan kinerja kementerian lainnya. Mari berkontribusi kepada negara seperti yang diajarkan Pak Dahlan.

      Posted by Darko Rahman | 26 Maret 2012, 8:28 am
      • betul pak, intinya sinergi demi NKRI.

        Posted by romi | 26 Maret 2012, 10:18 am
      • Yang difikirkan Pak DIS disini sepertinya dari ujung ke ujung deh, bukan sekedar hilir saja. Pembelian beras oleh bulog. Masalah management pendanaan usaha petani, mesin-mesin dan pupuk tuh mestinya PR nya kementerian pertanian. Kalau ternyata banyak bolongnya sebagaimana dapat dilihat dari hasil akhir yaitu impor beras 1,8 juta ton, maka wajar dong kalau saya nanya apa kerja menteri pertanian ? Inipun sekedar bertanya, kalau beliau berkenan menjelaskan secara lugas dan ringkas seperti tulisan ini tentu tidak ada pertanyaan semacam ini. Kalaupun Menteri pertanian ga bisa atau ga biasa nulis artikel, kan banyak tuh staf ahlinya. saya juga bisa bantu asal diajak terus sama Pak Menteri kemana mana dan mengerti apa yang dikerjakan dan difikirkannya, ide-idea nya. Masak gitu saja ga bisa ya ?
        Bukannya mau mengadu antar menteri, tapi kalau kinerjanya kurang bagus harus dipertanyakan loh ….. yang gaji dia tuh kita kan ? coba kalau pembantu dirumah kerjaannya molor terus, apa ga kita pecat hayo ?

        Posted by agungbsantoso | 26 Maret 2012, 6:38 pm
  5. Beginilah kalau bukan orang politik bicara,jelas..

    Posted by Lukman | 26 Maret 2012, 5:47 am
  6. menteri pertanian biar di bawah kementrian bumn aja. toh gakjelas juga kerjadan hasilnya. heheheheh

    Posted by hari setiawan | 26 Maret 2012, 5:50 am
    • Kalau mau tahu seberapa penting pelayanan publik suatu kementerian atau dinas, bubarkan saja dulu….!. Nanti akan kelihatan unit apa saja yg diperlukan. 🙂

      Pemda sangat boros membelanjakan APBDnya utk bayar gaji pegawai dan belanja rutin (rata-rata 70% dari total APBD untuk belanja modal cuma 30%nya saja). Untuk ngurus pertanian dalam arti luas, pemda harus buat dinas pertanian, dinas perikanan, dinas peternakan, kantor/badan ketahanan pangan urusannya nggak beres juga dan uang APBD habis utk bayar gaji dan belanja rutin 😦

      Posted by Zainal Fatah | 1 April 2012, 5:55 pm
  7. Dalam artikel ini tampaknya Pak Dis cukup galau juga dengan pemberitaan ttg PENCITRAAN. Memang minggu lalu minggu yg cukup heboh ttg beliau akan masalah Jasa Marga dan nginap di Sragen. Apalagi ada kejadian ttg pendukungan menjadi presiden oleh Pak Peter Gontha.

    Jangan sampai pekerjaan beliau yang sudah sangat berat, kita dibebani lagi dengan urusan2 di luar fokus beliau saat ini, yaitu BUMN.

    Posted by uyung | 26 Maret 2012, 5:52 am
    • ayo ini ada TANTANGAN dari pak DIs

      ” Bagi yang menganggap saya melakukan pencitraan sesekali boleh juga ikut ke sawah. Kita bisa, he he, mencitrakan diri bersama-sama “

      Posted by yud | 26 Maret 2012, 8:33 am
      • tu buat para penghasut, pemfitnah, para kaki tangan pihak2 yg tidak tau malu yg hendak memberikan label negatif kepada Bung Dis, sambut tu TANTANGAN Bung Dis ! Jangan cuma bisa omong doank, udah bosan setengah mampus kita dg dagelan para poliTIKUS di senayan yg mengatasnamakan mewakili rakyat !!!

        Posted by Jend. Naga Bonar | 26 Maret 2012, 11:03 am
      • Hayo semuanya turun kesawah rame-rame sesekali jangan hanya bilang Pak Dis pencitraan kita juga boleh mencitrakan diri dong ha ha ha, tu kena lu yang yang bilang Pak Dis pencitraan di sentil juga kau he he he

        Posted by ikin | 26 Maret 2012, 12:42 pm
        • Sebenernya ga perlu terlalu berapi-api mencaci siapa yang menantang. Klo yg ikutin di sawah pak paimin kemaren, dr laporan pandangan mata jelas membuktikan kapasitas menteri bumn yang memang pernah turun ke kawah candra dimuka alias bener2 berangkat dr orang kecil..wallahu’alam..
          Niat baik Insya Allah selalu diberi jalan terbaik, tantangan dan rintangan itu pasti ada..

          Posted by Subhe | 26 Maret 2012, 2:08 pm
    • Kita sudah terbiasa caci maki di depan publik sehingga ada orang yang selalu menawarkan solusi aktual dari hulu ke hilir selalu dicurigai pencitraan. Demikian juga pak DIS, lha orangnya memang blak-blakan, apa adanya dicurigai sedang PENCiTRAAN diperparah lagi sama orang-orang yang mau menjadikan PRESIDEN( kalo jadi presiden harus berkawan dengan politik, baik lewat partai maupun jalur indepeden), sebagai penggemar BAPAK saya tak rela pak DIS jadi poliTIKUS!!!
      GO TO **** THE LOOSER dan maju terus PAK DIS dengan ide-ide cemerlangnya, siapa tahu 1000 ide cemerlang muncul 999 ide terealisir, Semangat selalu!!!

      Posted by budak ingusan | 28 Maret 2012, 7:03 am
    • dear All

      dalam rangka mendukung swasembada beras,,
      MH Clothings memperbahkan desaign baru..

      silahkan lihat dan pesan kaos di http://mohbusinessman.wordpress.com/

      ayo,,laukan perubahan demi Indonesia Lenih Baik.

      Posted by mohbusinessman | 30 Maret 2012, 9:20 am
  8. Walaupun sering digembar gemborkan DIVERSIFIKASI PANGAN, tapi bisa dikatakan TIDAK SUKSES. Apakah karena usahanya yang tidak maksimal atau Orang Indonesia, terutama Jawa yang memang ‘tidak kenyang kalau tidak makan nasi’ . Makanya program SWASEMBADA BERAS seperti jaman pak Harto tetap harus dilanjutkan. Semoga sukses pak Dahlan !

    Posted by Achmad Sodiq | 26 Maret 2012, 5:53 am
    • Ada menteri yang kerjanya menyalahkan rakyat Indonesia karena hobi makan nasi. “Buat apa makan nasi”, katanya. “Bikin diabetes saja, tau gak kamu kalau Indonesia itu negara dengan penderita diabetes nomor empat dunia. Kenapa? Karena orang Indonesia makannya beras! Sukanya minum manis manis!”

      Posted by M. Erick Antariksa | 26 Maret 2012, 9:54 pm
      • Anda jelas-jelas terpengaruh oleh pemberitaan media. Pak Gita Wirjawan adalah seorang putra bangsa yang luar biasa. Bandingkan diri Anda dengan pak Gita.
        Pak Gita hanya menyarankan untuk mengonsumsi kentang sebagai subsidi beras. Hal ini memang bena2 didasarkan logika, bahwa kentang lebih murah, dan konsumsi nasi putih berlebihan berisiko terkena diabetes. Sekali lagi, tolong Anda menjadi cerdas dalam membaca pemberitaan-pemberitaan media.
        Salam sejahtera

        Posted by mat jaman | 27 Maret 2012, 1:19 am
        • Saya tidak terpengaruh pemberitaan media, saya hanya terpengaruh fakta.

          Apabila kita mau mencoba berpikir lebih cerdas, maka kita akan mengetahui bahwa akan jauh lebih susah MENGUBAH pola makan Bangsa Indonesia ketimbang MENGEMBALIKAN pola hidup kebanyakan Bangsa Indonesia sebagai petani.

          Kenapa harus mengubah apa yang tidak seharusnya dirubah dan tidak mengubah apa yang seharusnya dirubah?

          Cadangan minyak dalam perut Ibu Pertiwi tidak bisa kita otak atik, tapi masih banyak yang bisa kita lakukan dengan hamparan top soil yang subur di kulit Ibu Pertiwi.

          Kalau toh pun dengan alasan kesehatan ingin mengubah pola makan Bangsa dan Rakyat Indonesia yang kebetulan rata-rata tidak punya orang tua yang dikenal luas di Manhattan NYC dan tidak pernah kuliah di luar negeri, maka jalan keluarnya bisa saja dengan mengubah kentang, singkong, ubi (tapi maaf, BUKAN GANDUM!!!) yang kandungan gulanya lebih rendah dari beras menjadi nasi, seperti apa yang saya paparkan di komentar2 saya di bawah. Kalau mau begitu, genjot produksi kentang, singkong, ubi, genjot produksi nasi sintetik, hajar pasar domestik dengan nasi sintetik yang sehat dan murah, setelah kapasitas produksi mumpuni, hajar pasar Asean yang sesama pemakan nasi, lalu hajar pasar asia yang hampir semuanya pemakan nasi. Itu harusnya bukan keluar dari pemikiran saya, tapi harusnya dari seorang menteri perdagangan.

          Masalah ketahanan pangan Bangsa kita pun seharusnya bisa diperkuat oleh seorang menteri perdagangan. Seperti terpapar di MH 19 ini dan di komentar salah satu warga blog ini, ketika musim panen dan stok padi berlimpah sehingga harga anjlok, seharusnya seorang menteri perdagangan bisa menarik kelebihan stok beras hasil sawah petani dan menjualnya ke luar negeri. Harga beras tetap terjaga, syukur-syukur bisa subsidi silang. Harga mahal (akibat selisih kurs) beras yang diekspor bisa mensubsidi harga beras dalam negeri. Petani senang, Rakyat kenyang, Bangsa Menang. Setahu saya, itu kok yang dilakukan menteri-menteri perdagangan negara lain. Melindungi perdagangan dalam negeri dari serbuan asing, demi kedaulatan bangsa mereka masing-masing.

          Adalah tidak fair apabila membandingkan sumbangsih saya bagi Bangsa dengan seorang menteri. Siapapun menteri itu. Kalau mau fair, bandingkan dengan sesama menteri. Atau jadikan saya seorang menteri. Baru kita bisa beradu prestasi neraca perdagangan selama masa pengabdian masing-masing. Ya kaaaan hehehe…

          Tapi, saya berterima kasih atas masukan pandangan Pak Mat Jaman. Sebuah masalah akan menjadi jauh lebih mudah dipecahkan apabila dilihat dari berbagai sisi. Salut saya atas komentar Pak Mat Jaman

          Salam Hormat bagi pak Mat Jaman dan Pak Gita

          Posted by M. Erick Antariksa | 27 Maret 2012, 2:15 am
          • Topppp markotopppp Pak Erick, tunggu sebentar lagi avanza ada didepan pintu. wkwkwkwkwk….

            Posted by erust | 27 Maret 2012, 2:25 pm
          • bravo pak erick. anda sudah benar2 terjangkiti virus dahlanist akut. ayo bantu pak dahlan mewujudkan indonesia jaya

            Posted by bu rt | 27 Maret 2012, 6:28 pm
          • Terima Kasih Mas Erust dan Bu RT,

            Yuuk sama-sama kita bantu, dukung, dan doakan Pak Dahlan.

            Posted by M. Erick Antariksa | 27 Maret 2012, 9:16 pm
          • To Mas Erick Antariksa

            Argument yang bagus sekali Mas Erick. Saya jadi tergelitik, sekalian saya mau menambahkan kritik untuk Mr. Gita Wirjawan, M.B.A., M.P.A. (Menteri Perdagangan Republik Indonesia). Alumni Harvard University USA.

            Saya jadi ingat tentang Mr. Gita Wirjawan ini, yang punya program wajib belajar bahasa inggris (mirip wajib belajar 9 tahun ya) dengan baik dan benar sesuai kaidah EYD-A (Ejaan Yang Disempurnakan Amerika) dengan dana 6 MILYAR rupiah di Kementerian Perdagangan, untuk tahun anggaran 2012.

            Inikah program untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia?? Inikah terobosan kemajuan yang dibutuhkan rakyat Indonesia?? ..cape deh. Pemikiran beliau memang bukan inside the box tapi mungkin istilahnya behind the box, bottom of the box atau beyond the box hahahahahahaha.. (dibelakang kotak, dibawah kotak, atau melampaui kotak alias ke laut aje), kalo Pak Dahlan khan kita tau pemikiran out of the box.

            http://finance.detik.com/read/2012/01/03/125622/1805540/4/gita-wirjawan-toefl-saya-sekitar-650-an

            Atau gini aja Mr. Gita Wirjawan, bikin program pertukaran PNS Kementerian Perdagangan RI dengan Kementerian Perdagangan USA, PNS kita kerja di USA dan PNS Amerika kerja di Indonesia, jadi PNS kita bisa punya TOEFL 600, dan PNS Amerika punya TBIBA 600 hehehe.. please deh ah… penting banget gak sih??? 🙂 Dan kalo saya tidak salah baca dan memahami, di Manufacturing Hope beberapa waktu yang lalu, Pak Dahlan sedikit menyindir Menteri Perdagangan tersebut secara tersirat berkaitan dengan program TOEFL ini.

            Finally, komentar ini bukanlah untuk mengecilkan beliau Mr. Gita Wirjawan, tapi kritik sosial dari saya pribadi untuk beliau. Pak Gita, please deh make something great for the whole people of Indonesia, not just a stupid programs.

            Ya memang kita hanya bisa men-judge dari apa yang kita lihat dan kita dengar, dan kita bisa menilai kapasitas seseorang hanya dari apa yang tampak, selebihnya ALLAH ‘alam. (*)

            Ket.
            TOEFL = Test of English as a Foreign Language
            TBIBA = Test Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing 🙂

            Salam hormat untuk Dahlaner seluruh Indonesia.
            Bonzo – Jakarta

            Posted by bonzo | 28 Maret 2012, 8:30 am
          • Hehehehehehehe…

            Mereka berdua beda mahzab Mas Bonzo…

            Yang satu beranggapan bahwa sebagai bagian dunia global, cara untuk memajukan Indonesia adalah dengan memajukan dunia, cara untuk mejaukan dunia adalah dengan memajukan sebuah negara kuat dan besar dunia (tebak sendiri lah negara apa itu…)

            Yang satu lagi ga mikir aneh-aneh, ga pakai pendidikkan tinggi-tinggi. Kalau mau Indonesia maju, ya harus bikin petaninya, nelayannya, listriknya, pendidikkannya, kesehatannya, dan Rakyatnya MAJU… Sejatinya, ini yang benar.

            Posted by M. Erick Antariksa | 28 Maret 2012, 11:44 am
          • kemarin saya hbs pulkam ke karesidenan kedu yg lagi panen raya, cuma sayang mataharinya krg bersahabat, ehingga padi tak bisa cepat kering. emang sudah ada ya mesin pengering gabah yg murah. sepertinya mereka kerepotan sekali lho. kalau ada bhn bakarnya apa, berapa harganya, belinya dimana? barangkali pak erick tahu.? saya tanya anda karena anda penderita virus dahlanist terakut sampai gak sempat tidur dan kerja krn mantengin blog ini. iyaq toh? hayooooo

            Posted by bu rt | 29 Maret 2012, 1:41 pm
          • Wuaaduuuh Bu Rt, bingung saya ditanya masalah pengering gabah, lha wong yang namanya gabah itu apa saya ngga tau… Hehehe

            Cara termudah dan termurah bagi petani, adalah pembeliah hasil panen berupa gabah basah oleh pemerintah.

            Yang agak mudah, mengadakan alat pengering/pengolah tersebut di daerah-daerah yang banyak menghasilkan padi.
            Duitnya dari mana? Petani-petani didaerah tersebut ramai-ramai pinjam uang ke bank (bank BUMN atau bank Pemda), lho, pinjam uang? Jaminannya apa??? Jaminannya ya si mesin pengering/pengolah itu. Beli mobil secara mencicil bisa tanpa jaminan, kenapa beli mesin itu tidak bisa? Harus bisa.
            Ratusan atau bahkan ribuan petani yang patungan mengajukan kredit itu dibuatkan wadah hukum, entah PT, yayasan, atau Koperasi. Agar lebih ringan, Pemda, Pemprov, dan Pusat ikut membantu mensubsidi cicilan para petani, memberikan bunga rendah bagi pinjaman, serta membebaskan pajak-pajak terkait pembelian mesin/alat itu.

            Kenapa musti rame-rame patungan? Karena mesinnya ya kok mahal. Itu di komentar2 di bawah ada yang cerita mesin/alat pertanian sampai milyaran harganya.

            Tadinya saya sangka alat2nya petani itu pacul dan arit, paling banter pinjam kebo nganggur buat membajak sawah

            Maaf Bu Rt, baru balas, dari tadi di pengadilan, sinyalnya jelek… Hehehehe

            Posted by M. Erick Antariksa | 29 Maret 2012, 5:44 pm
          • wah kasihan ya pak erick blm pernah lihat gabah. apapun saya senang ada forum ini. otak saya yg sudah lola ini jadi terpacu utk mengikuti generasi muda yg bukan main cerdasnya. ayo dong mahasiswa y6g masih suka tawuran, gabung dg forum ini, jadi energi kalian yg berlebih bisa tersalurkan dg lbh positif. makassih ya mas pram sudah bikin forum ini dan sukses menebar virus dahlanist akut. tuh sudah banyak yg terjangkit. makasih juga buat anakku yg sudah memperkenalkan forum ini. SEMANGAT GENERASI MUDA. BERJUANGLAH. KAMI YG TUA MENDUKUNGMU SELALU

            Posted by bu rt | 30 Maret 2012, 9:56 am
  9. maaf, salah ketik.
    ……kita bebani lagi dengan urusan2 di luar fokus beliau saat ini, yaitu BUMN.

    Posted by uyung | 26 Maret 2012, 5:53 am
  10. Alkhamdulilah bisa komen di awal. Tindakan dan langkah manajemen dan publikasi memang top dan mengispirasi, semoga pejabat dan pengambil keputusan lain bisa belajar dan meniru beliau. Belajar dr amin rais maju presiden di kick andi kemarin. Masyarakat indonesia masih senang dgn yg dpt membagi uang 20 rb. Sehingga dukungan nyata hanya 15 %. Kalau indonesia masih begitu sebaiknya pendukung di ke ri 1 hrs berfikir ulang. Maju terus untuk indonesia galau. Trims

    Posted by Bapak tho | 26 Maret 2012, 5:56 am
    • Pak Dahlan justru paling kuat kalau dalam hal bagi-bagi uang.
      Apalagi uangnya bersih dan halal…

      Posted by M. Erick Antariksa | 26 Maret 2012, 1:43 pm
      • wah pak Erick kali bisa salah juga ternyata hehehe

        yg dibagi bukan uang tapi avanza serta BB & IPad ( ini nanti kalo jadi jualan E-Toll )

        Posted by yud | 26 Maret 2012, 3:11 pm
        • Whahahaha… Iyaaaa… Lebih cerdas dan berkelas…
          Mudah-mudahan juga bagi-bagi mesin-mesin dan alat-alat pertanian, motor perahu nelayan berbahan bakar gas, beasiswa, solar panel dll..dll…dan yang tidak kalah penting bagi-bagi buku serta berlangganan Jawa Pos gratis, biar rakyat makin pinter makin berdaya dan ga sudi terima duit dan makan janji lagi

          Posted by M. Erick Antariksa | 26 Maret 2012, 3:39 pm
  11. Saya jarang mendengar berita permasalahan Bulog apalagi tentang sulitnya mendapatkan beras dan masalah dengan petaninya, karena bidang saya bukan bidang pertanian. Namun, membaca tulisan Pak DI ini saya jadi paham.

    Profesi petani tidak dianggap sebagai profesi “prestigious’, tidak bergengsi. Kalaulah kita bisa mengubah anggapan ini, hal ini bisa membuat para insinyur pertanian kita bisa memajukan pertanian Indonesia.

    Kerjasama antar bidang (antar departemen) memang sangat diperlukan. Sehingga peta pembangunan juga jadi komprehensif tidak berjalan sendiri-sendiri, atau malah tabrakan. ..

    Posted by nutami | 26 Maret 2012, 6:08 am
    • yang alinea 3 saya kok masih bimbang dan ragu bercampur gregetan, klo lihat Cak DI dah jungkir balik kerja siang malam kok mentri² yg lainnya pada anteng aja gak terlihat sama sekali ada kerjasama kecuali Djoko kirmanto (MH 15) dan Jero wacik.

      Posted by erust | 27 Maret 2012, 8:31 pm
  12. asalammualikum.wr.wb.. selamat pagi bapak DI, semoga selalu di beri kesehatan dan umur panjang amin ya Allah, sehingga bisa selalu mengelurkan pikiran-pikiran yg bagus untuk bangsa ini, dan semoga para mentri lainnya pun mengikuti langkah bapak.. amin..

    Posted by har | 26 Maret 2012, 6:09 am
  13. “Bagi yang menganggap saya melakukan pencitraan sesekali boleh juga ikut ke sawah. Kita bisa, he he, mencitrakan diri bersama-sama.” Hahahahaha.. I like Dis.. Sekedar info saja buat teman-teman bahwa isu pencitraan untuk kepentingan 2014-lah yang dihembuskan oleh pihak-pihak yang tidak senang dengan pak Dis. Yuk, sebagai negara agraris kita kembali hidupkan bidang pertanian & perkebunan kita. Jangan ada lagi impor kebutuhan pokok dan mari kembali berswasembada menjadi negara yang sejahtera. Salam ddan doa selalu untuk pak Dis, semoga selalu sehat, panjang umur dan selalu dalam lindungan Allah SWT.

    Posted by akadarisman | 26 Maret 2012, 6:16 am
    • setuju pak akadarisman…dengan adanya swasembada pangan negara kita akan lebih stabilitasnya…
      tidak kuatir krisis pangan…

      monggo pak mampir ke grup, gabung dengan kawan2..untuk berdiskusi:

      Gerakan mencari pemimpin Indonesia yang tidak haus kekuasaan, tidak haus harta karena semua sudah ada. Pekerja keras amanah dan memegang janji. Sehingga bisa fokus mengurus rakyat. Dahlan iskan tidak punya partai, inilah gerakan mendukung Dahlan Iskan untuk Presiden, setidaknya ada calon alternatif yang bisa membawa Indonesia kedepan dan lebih baik.

      http://www.facebook.com/groups/dahlaniskangroup/

      Posted by tukimin | 26 Maret 2012, 6:35 am
  14. Swasembada beras……( menteri pertanian retorika aja ga ada action( Tahun ini beban Bulog sangat berat. Harus mengadakan beras dari petani 4 juta ton. Padahal tahun lalu hanya mampu 1,7 juta ton. Impor memang tidak harus dipersoalkan, tapi impor beras 1,8 juta tahun lalu, apakah harus terus-menerus begitu?(*)
    Pak DI ,mengurai akar masalah dan melaksanakan pemecahan ( Action )……..dengan tindakan nyata di lapangan. Kerja …kerja dan Kerja….Jayalah Indonesiaku !!

    Posted by Anar | 26 Maret 2012, 6:18 am
  15. asalammulikum..wrwb.. selamat pagi bapak DI, semoga selalu di beri kesehatan amin ya Allah, dan semoga para mentri-mentri lainnya mengikuti jejak bapak, sehingga bangsa ini cepat bangkit dari keterpurukan. amin

    Posted by har | 26 Maret 2012, 6:23 am
  16. Mungkin kl di uraikan, biaya operasional petani ;
    1. Pengolahan tanah (sawah) : traktor (minyak)
    2. Pemupukan dasar : mesin penebar pupulk (minyak)
    2. Penagturan saluran air : irigasi
    3. Penyemaian benih : msh konvensional
    4. Nandur 1 & 2 : konvensional
    5. Panen & pengeringan gabah : mesin Minyak.
    Kurang lebih activity produksinya seperti itu (maaf msh bnyk yg kurang). Mungkin untuk item-item yg msih konvensional & msh mnggunakan mesin minyak yg muahal, bisa dibuatkan mesin yg sumber energinya lebih murah. Memang harga mesin itu nanti harganya mahal, tapi bisa disiasati dengan mesin kelompok,yg masing-masing kelompok membeli mesin berbeda, dimana biaya untuk maintenance mesinya, dengan menyewakan mesin tersebut kepada kelompok yg lain. Itu saja sumbang saran dari dan tentunya msh bnyak kekurangan. Semoga tetap sehat P. DIS & sejahtera indonesia…

    Posted by yn | 26 Maret 2012, 6:29 am
  17. Alhamdulillah…….Semoga para petani kita tambah semanmgat….!

    Posted by G&G | 26 Maret 2012, 6:34 am
  18. Semoga petani kita akan kembali jaya.. Salut buat pak DI, semoga selalu di beri kesehatan yang prima untuk mengangkat martabat bangsa. Amin…

    Posted by 2nrae | 26 Maret 2012, 6:37 am
  19. Petani untung, orang lain untung.
    Selama perut ini terpenuhi dengan baik,maka yang lain akan jadi baik,
    dukung terus agar kebutuhan primer menjadi terjangkau oleh semua lapisan masyarakat

    Posted by Posag | 26 Maret 2012, 6:39 am
  20. Saya gak setuju dengan Indonesia galau Jangan megorbankan pesimisme. Trimakasih pak dahlan sudah membakar semangat anak-nak muda negeri ini

    Posted by harsia | 26 Maret 2012, 6:49 am
  21. Tetaplah bekerja dan bekerja … insyaAlloh.. Alloh dan orang-orang beriman akan melihat apa yang kamu kerjakan

    Posted by sihamul 'aziz | 26 Maret 2012, 6:51 am
  22. kolom ini untuk membangun harapan. Komentar Pak Tho yang galau danmengorbankan pesimisme tlg instrospeksi. Jangan sampai harapan yang mulai tumbuh melemah karena komen yang pesimis

    Posted by harsia | 26 Maret 2012, 6:55 am
  23. Selalu ada hal yang baru dan inspiratif …. menyelesaikan persoalan dengan berangkat dari “akar masalah” … paham atas kondisi, karena mencoba untuk mengalami secara langsung …. tidak hanya berdasarkan “report” yang teu penting ….

    Semoga Tetap sehat dan selamat Pak Dis. Amin

    Posted by Agandri | 26 Maret 2012, 7:03 am
  24. Small winning, antara New York dan Jakarta : “Dahlan Iskan, Pemimpin Jakarta dan Jendela Pecah”

    BERITA tentang Dahlan Iskan yang “ngamuk” di gerbang tol mengingatkan saya pada teori Broken Windows (Jendela Pecah).

    Ini adalah teori kriminologi lawas yang mengatakan bahwa kejahatan bisa terjadi dan menyebar parah oleh karena adanya pembiaran.

    Seperti kalau kita melewati sebuah rumah yang kaca depannya pecah dan dibiarkan dalam waktu yang lama. Situasi itu akan membuat orang berkesimpulan rumah itu tidak berpenghuni, atau paling tidak, tidak ada yang memedulikannya.

    Dalam waktu yang tidak terlalu lama kemudian, akan ada lagi bagian jendela yang pecah, dinding yang mulai dipenuhi coretan, terlihat kumuh dan menjadi tempat berkumpul orang-orang tidak dikenal saat malam, dan akhirnya….anarki dan kejahatan menyebar ke seluruh lingkungan.

    Kejahatan dan kerusakan paling besar apapun yang pernah terjadi di dunia ini, menurut para penganut teori ini, dimulai dari persoalan remeh-temeh yang dibiarkan, seperti jendela pecah itu.

    Dengan berbekal keyakinan terhadap teori ini, walikota New York, Rudi Giulliani, di pertengahan tahun 90-an melakukan perubahan besar terhadap kotanya. New York sebelum Giulliani adalah sebuah kota yang menyeramkan. Lebih dari 2000 kasus pembunuhan dan 600.000-an kasus kejahatan serius mengancam warga kota itu setiap tahunnya. Sulit bagi anda melengggang di jalanan New York atau di kereta bawah tanah (subway) tanpa rasa khawatir akan keselematan anda. Karena ancaman itu mengintai dari delapan penjuru mata angin.

    Apa yang Dilakukan sang Walikota?

    Pertama-tama dia bersama timnya memilih untuk melakukan penertiban terhadap graffiti (corat-coret) di kereta bawah tanah. Mereka menghapus setiap graffiti yang ada. Setiap muncul satu graffiti, esoknya mereka akan langsung menghapusnya. Begitu seterusnya. Kucing-kucingan tapi konsisten.

    “Lho kok ngurusin soal coretan tangan iseng anak-anak ABG? Di bawah tanah pula? Apa ngga ada pekerjaan rumah maha besar dan lebih strategis yang lain?”, demikian kritikan datang bertubi-tubi.

    Jangan lupa, subway bagi kota New York adalah urat nadi kehidupan kota. Dia seperti ruas tol Tangerang+ Cikampek+Jagorawi +jalur arteri di pinggiran Jakarta, yang setiap pagi menyuplai berjuta-juta orang pinggiran untuk berkelahi dengan nasib di Ibu Kota tercinta. Fungsinya demikian vital.

    Menghapus coretan-coretan itu adalah seperti mengirim pesan kepada para penjahat-penjahat pemula itu bahwa tindakan mereka tidak akan dibiarkan. “Jangan pernah berfikir untuk melakukan yang lebih besar dari ini, karena kalian tidak akan dibiarkan”, itulah pesan tak tertulisnya.

    Berikutnya, para begundal yang tidak pernah membeli karcis juga ditertibkan. Pada masa itu, setiap harinya ratusan ribu orang naik subway dengan tidak membeli karcis. Dengan melakukan penertiban ini, secara konsisten mereka menemukan benih-benih kejahatan besar. Setiap harinya mereka menemukan “hadiah” berupa pisau, pistol, narkoba, uang palsu di bawa oleh manusia-manusia yang tidak membeli karcis ini.

    Ketika kejahatan di kereta bawah tanah mulai menurun. Mereka melakukan hal yang sama di jalanan. Mereka menangkapi orang-orang yang buang air kecil sembarangan, ABG-ABG yang mengelap kaca mobil terus meminta imbalan dengan paksa dan yang mabuk-mabuk di pinggir jalan. Hal-hal kecil semacam itu.

    Mereka percaya kejahatan kecil itu akan menjadi pintu masuk bagi kejahatan besar. Disitulah mereka memulai. Dan mereka berhasil. Sejak itu, New York menjadi kota yang lebih bersahabat…………………………

    Selengkapnya bisa dibaca di http://www.pelitaonline.com/read-opini/84/dahlan-iskan-pemimpin-jakarta-dan-jendela-pecah/

    Setelah memulai dari Kereta api dan Jasa Marga untuk para pengguna, maka untuk di internal BUMN sendiri mungkin dalam bentuk kemudahan PHK akan pegawai yang menggangu proses perubahan.

    Kapal besar seperti BUMN memang membutuhkan waktu untuk berubah. Tapi dari perubahan-perubahan kecil itulah yang akan membuat karya besar terwujud.

    Posted by uyung | 26 Maret 2012, 7:11 am
    • Jangan sampai Dunia berpikiran kalau Indonesia adalah negara tidak berpenghuni karena segala sesuatu yang rusak didiamkan saja…
      ….Hhhhhh

      Posted by M. Erick Antariksa | 26 Maret 2012, 1:54 pm
  25. wajar kalo pak Dahlan (sedikit) galau juga dgn tuduhan pencitraan thd dirinya, tapi semoga beliau tetap istiqomah fokus pd amanah dan harapan rakyat yg disandang beliau… benar ajakan pak Dahlan agar mereka ikut bergabung supaya bisa bikin pencitraan bareng-bareng… tapi faktanya mereka tdk mau juga diajak bergabung… jadi intinya, mereka sendiri butuh pencitraan, tapi tak mampu berbuat hal baik yg bisa dipakai utk pencitraan… lalu mereka menyerang orang lain yg sedang serius bekerja dgn menuduhnya melakukan pencitraan… mungkin mereka berharap dgn itu mereka bisa mendapat pencitraan utk diri mereka sendiri…

    sekedar urun rembug, inventarisasi masalah pertanian di luar faktor iklim, bencana, dan teknis:
    1. pupuk dan bibit langka saat masa tanam tapi tersedia saat masa panen
    2. di masa tanam harga produk pertanian melambung tinggi, tapi di masa panen yg harusnya dinikmati petani pasar malah kebanjiran produk impor yg mengakibatkan harga merosot tajam

    nampak jelas itu semua adalah ulah mafia, mengingat di negeri ini semua sektor kehidupan dikuasai oleh mafia (ada mafia pajak, mafia SIM/STNK, mafia tanah, mafia pendidikan, mafia BBM, dsb)… krn itu mau tdk mau, melawan mafia hrs menggunakan strategi yg sangat jitu dan sistematis… langkah pak Dahlan utk membenahi tata kelola pertanian adalah benar, pertanian hrs mengarah kpd industri berbasis sistem korporasi…

    andaikan memang cengkraman mafia di dalam negeri sangat mencekik, tak ada salahnya industri pertanian diarahkan ke pasar global… jadi kalo tdk laku di dlm negeri, ya diekspor saja… petani jangan lagi menanam tanaman yg remeh-temeh, misal beras kualitas raskin… kenapa tdk mencoba menanam beras organik kualtas super yg harganya bisa 10x lipat beras raskin, tdk lagi menyasar pangsa pasar kelas ekonomi sulit tapi ekspansi ke pangsa pasar kelas tinggi, dgn memanfaatkan tren pola hidup organik yg serba sehat dan ramah lingkungan… atau bisa juga meningkatkan kualitas produk dgn mengolahnya, jadi tdk lagi mengekspor bahan mentah, tapi mengekspor makanan olahan…

    ini juga kebiasaan buruk kita sejak jaman dulu, ekspor bahan mentah, impor bahan jadi… seperti minyak bumi mentah diekspor, lalu impor BBM jadi, ini kan nampak begonya… orde baru membanggakan negara kita sbg eksportir minyak, padahal itulah yg bikin anggaran defisit krn hrs impor BBM jadi utk kebutuhan domestik… demikian juga ekspor CPO yg dihargai murah, lalu impor produk olahan CPO yg harganya jauh lebih tinggi, lantas kita bangga disebut sbg eksportir CPO peringkat 2 dunia…

    pengelola negara kita sdh terlalu nyaman utk berpikir ‘inside the box’ yg notabene box pemikiran yg dipakai sdh sangat obsolete… makanya kita dorong utk memperkaya koleksi box-box pemikiran agar kita bisa menghasilkan banyak sekali ide-ide solusi utk suatu permasalahan…

    Posted by Novrian Eka Sandhi | 26 Maret 2012, 7:16 am
  26. salam Pak Dis…
    Saya mahasiswa pertanian ingin menyampaikan bahwa semangat Pak Dis sangat luar biasa. Kami di lingkungan kampus sering membicarakan “ketidaksuburan” lahan di Indonesia. Kenapa? Topografi lahan di INA sangat beragam, dan sebagian besar TIDAK SUBUR. Kesadaran akan hal itu sangat diperlukan untuk mendapatkan strategi pertanian kita, apalagi oleh BUMN terkait.

    Posted by taufik dw | 26 Maret 2012, 7:21 am
  27. bagi teman-teman yang ingin men-download tulisan Pak Dahlan seri Manufacturing Hope (dari MH1 sampai MH19), ebook-nya tersedia di blog saya, http://indraazimi.wordpress.com

    jenis file: PDF
    ukuran file: 472 KB
    link download: http://indraazimi.files.wordpress.com/2012/03/catatan-dahlan-iskan-manufacturing-hope1.pdf

    Posted by indraazimi | 26 Maret 2012, 7:27 am
  28. Sebentar lagi Pad Dis akan dipanggil sama yang terhormat, anggota DPR. Mau tanya apa ya. Pak Dis tidak menyalahi undang-undang. Kalau menyalahi aturan yang dibikin presiden mungkin. Kok lucu anggota DPR ini. Tidak visioner. Mestinya yang menyalahkan Pak DIS SBY dulu, Kok senangnya ngurusi orang lagi kerja. Maklum, kerjaannya ya ngurusi orang. Atau lembaga DPR RI ketakutan kalau pamornya kalah dibanding kerjanya Pak DIs. Dalam hal kerja dan penguasaan media massa…….. Atau ingin meniru Pak DIS yang ngamuk Jasa Marga. Artinya DPR ganti ngamuk sama Pak DIS dengan tudingan tidak bisa kerja. Ah, seru juga langkah anggota DPR mencari pencitraan.

    Posted by Widi | 26 Maret 2012, 7:28 am
    • Mungkin itu beda karakter enterpreneur ama birokrat.. enterpreneur lbih suka bikin terobosan, suka lompat2 yg penting orentasinya tindakan dan hasil.. birokrat seneng di meja tulis menulis dibanding terjun dilapangan, ada hasil atau enggak yg penting tertib administrasi.. makanya pak dis ngerasanya dia ceo bumn, justru wamennya yg dia sebut menteri bumn sebenarnya..

      Klo niat dpr mengingatkn n menyempurnakan hal2 yg nabrak2 uu ya tentu bisa diapreasi.. tpi klo semangatnya cuma jdi wakil orang2 terusik atau malah ganggu orang yg niat kerja.. ada baiknya mereka ditarik mencitrakan diri yg benar.. ikut pak dahlan deh kesawah, terjun kelapangan, nginep seminggu dirumah org miskin, supaya merasakan denyut nadinya org yg mereka wakili.. ruangan ber-ac kursi empuk cuma memandulkan kepekaan mereka..

      Posted by Agung Budi | 26 Maret 2012, 10:20 am
  29. Pak DI sdh bekerja sesuai lingkup lkewenangannya… apapun hambatannya insyaallh beliau akan istiqomah utk tetap pada jalurnya… karena bekerja….bekerja….bekerja… adalah nilai ibadah bagi beliau dikesempatan hidup yg kedua itu…

    Posted by bandung bondowoso | 26 Maret 2012, 7:29 am
  30. ” Bagi yang menganggap saya melakukan pencitraan sesekali boleh juga ikut ke sawah ” I Love this words, Betul Pak DI, kalo perlu sekali-kali ajak juga ke Wamena Pak seperti ketika Pak DI menjabat dirut PLN, bagi pejabat2 lain yg mau ikut pencitraan…Mau nggak tuh mereka?…

    Posted by Denny Darmawan | 26 Maret 2012, 7:37 am
  31. Beras itu penting, lbih bnyak mkn nasi drpd roti

    Posted by Mcu | 26 Maret 2012, 7:38 am
  32. Maju terus pak DI, untuk orang yg 10% cuekin saja. Mereka hanya orang orang galau takut zona nyaman mereka hilang walaupun harus membuat susah orang lain. Kerja, kerja, kerja.

    Posted by Marwoko Ariawan | 26 Maret 2012, 7:45 am
  33. “Tapi memang tidak mudah mengubah sesuatu yang sudah lama menjadi kebiasaan. Apalagi kalau sudah mengakar dan menggurita. “Membelokkan” kapal besar seperti Bulog tidak akan bisa spontan seperti membelokkan speedboat”. Saya setuju dengan pernyataan Bapak, tidak mudah merubah “perilaku” Bulog yang sekarang ini. Banyak kepentingan disitu. Jadi klo tidak mengganti pejabat-pejabat Bulog Khususnya yang di daerah, jangan harap bulog bisa berubah seperti kita harapkan. Lha wong beras untuk rakyat miskin (Raskin) saja di Korupsi kok di daerah saya, dan ada keterlibatan pejabat bulog disitu. Belum lagi kualitas berasnya yang jelek, alias tidak layak konsumsi.

    Posted by AHMAD AFANDI | 26 Maret 2012, 7:46 am
  34. seperti di iklan…………
    Manufacturing Hope……..Laik DIS yo………

    Posted by warsanov | 26 Maret 2012, 7:51 am
  35. ini juga yg pengen sy bahas: link
    m.detik.com/read/2012/03/25/172529/1875841/4/dpr-akan-panggil-dahlan-iskan-soal-penunjukan-direksi-bumn


    sy berpikir begini:
    1. Semua peraturan pada dasarnya ada +/- nya, jika yg dituduhkan benar oleh anggota DPR, maka sy rasa pak Dis ‘sengaja’ menabrak aturan2 tsb untuk berakselerasi lbh cepat. Kalau hrs manut aturan dlsb.. Energi+momentun untuk berubah sudah hilang. Jadi,tabrak saja n biar DPR liat hasilnya nanti! btw sy tak menyarankan ttg ‘pelanggaran’ yg dilakukan pak Dis ini perlu ‘legalisasi’ dr DPR, coz kita tahu apapun yg diserahkan ke DPR,ujung2nya ga jelas,mungkin malah yg dibahas adalah ttg snack rapat hehe, lalu ada ‘win2 solution’ yg emang dah diincer… Hee
    2. Anggota DPR tsb cuma cari sensasi dgn pinjem nama pak dahlan, sebelum dia dompleng nama pak Dis, emang kita2 pada kenal sama dia? Saya enggak tuh! Jd, ini strategi pencitraan untuk kontituennya, bahwa ybs ‘kelihatan’ kritis, ybs ‘kelihatan’ berbobot, dan syukur2 moga2 ybs diangkat jd komisaris bumn (ngarep!)
    3.menyitir masalah bumn pt.timah(asumsi sy ini brgerak di trading timah), kebetulan sy bergerak dipertambangan, timah di Intim (indonesia timur) luar biasa besar depositnya.. Yg selalu jd ‘buyer’/tengkulak adalah broker2 nyebelin dr s’pore.. Pemerintah(bumn pt.timah?) tak mau menjangkau hasil timah mentah yg diproduksi rakyat! (pdhl mereka rata2 menyimpannya sama halnya perlakuan petani pada gabah),sy rasa jika pak dis memahami ttg ini,pergantian direktur adalah hal nyata yg akan bermuara pd kesejahteran rakyat (itu harapan sy)

    gimana menurut rekan2 semua ttg aksi DPR kali ini?

    Posted by wawan | 26 Maret 2012, 8:13 am
    • Apa yang dikatakan pa Arya Bima ini lah yang dihembus-hembuskan oleh pihak-pihak yang sakit hati karena kepentingannya di BUMN terganggu dan dirampas. Dari bahasanya sih tampaknya (seolah-olah) benar untuk kepentingan negara: soal Undang-Undang/Peraturan yang dilanggar dan kekuatiran terhadap kerugian negara. Tapi kalau hal ini keluar dari mulut anggota DPR koq rasanya sulit dipercaya ya.. Semoga hal ini ada jalan keluarnya dan rasanya lebih pas jika persoalan BUMN ini tidak melalui DPR yang background-nya parpol dan ada lembaga independen dan profesional untuk menengahi persoalan BUMN ini. Salam. 🙂

      Posted by akadarisman | 26 Maret 2012, 8:42 am
      • setuju…. knapa para penambang ilegal lebih tertarik menjual timah ke swata..? karena mereka bisa mendapatkn uang kes, dan harganya lebih mahal….
        smentara klo jual di pt.timah, pembayarannya sampai 3 bulan dan harganya lebih murah…
        ini harus di benahi.

        Posted by anonim | 26 Maret 2012, 10:37 am
      • MetroTV kemarin malam bersama Dahlan Iskan, Mahfud MD, dan Anis Baswedan… pak DIs menegaskan bahwa tindakan dia membuka pintu tol adalah dlm lingkup kerjanya sbg menteri BUMN, Jasa Marga adalah BUMN… kalo dia bukan menteri BUMN, tentu tindakan tsb akan sangat norak dan bisa dibilang melanggar ketertiban… sebelum tindakan Senin 26 Maret itupun, menurut pak DIs sdh 3 bulan beliau mengingatkan Jasa Marga agar antrian tdk lebih dari 5 mobil, tiap minggu beliau SMS, dlm rapat koordinasi BUMN juga sdh diingatkan… jadi ‘ngamuknya’ beliau itu bukan ngamuk sesaat yg dipicu kesalahan kecil, tapi Jasa Marga memang bandel sehingga hrs diamuk… masa mengatasi problem karyawan telat aja hrs pake birokrasi??? gengsikah para direksi jaga gerbang tol menggantikan karyawan sebentar demi mejaga kualitas pelayanan???

        saya teringat kisah Dr. Arif Rahman, pakar pendidikan, kala beliau jadi kepala sekolah. cara beliau mendisiplinkan siswa sangat simpel asal mau kerja keras yaitu jam 6 pagi beliau sdh standby di gerbang sekolah menyambut siswanya satu persatu… ya sudah, gak ada cerita siswa berani berpakaian tdk rapi, rambut gondrong, telat dsb… utk membuat toilet sekolah bersih, pak Arif Rahman turun sendiri berbasah-basahan ke toilet menyikati lantainya gak pakai memanggil petugas kebersihan atau marah-marah bak seorang punggawa, akibatnya para petugas kebersihan jadi sungkan dan bertekad: jangan sampai pak Arif menyikat toilet…

        ttg pergantian direksi BUMN, pak DIs sdh membahas di tulisan sebelumnya ttg betapa bisingnya pergantian direksi BUMN… beliau merasa diberi kewenangan, beliau menganggap hrs ada perubahan kultur agar BUMN bisa netral dari politik dan fokus kerja, BUMN hrs berhenti menjadi sapi perahan partai politik, makanya beliau obrak-abrik proses pemilihan direksi BUMN… jadi kalo ada anggota DPR yg sewot, kita semua bisa menilai sendiri, antara pak DIs dan anggota DPR itu tindakannya didasarkan atas kepentingannya apa???

        Posted by Novrian Eka Sandhi | 28 Maret 2012, 11:00 pm
    • Pilih mana :
      1. Penjahat yang bersembunyi di balik Hukum dan Perundangan?
      2. Orang baik yang membengkokkan Hukum untuk melakukan yang terbaik?

      Walaupun saya orang Hukum, tapi saya pilih yang kedua.

      Masalah pemanggilan oleh DPR ini saya melihatnya sebagai test-case. Apakah seorang Dahlan Iskan dibela dan didukung oleh rakyat?
      Kalau seorang Dahlan Iskan sampai bisa dipojokkan tanpa ada sedikitpun pergerakkan dan perlawanan dari para pendukungnya, maka habislah dia.

      Mulai perlu ada gerakkan fisik mendukung perubahan dan harapan yang ditawarkan Pak Dahlan.

      Sebagai langkah pembuka, mari yuk kitya hadiri seminar yang akan menampilkan Pak Dahlan sebagai motivator.
      Acaranya akan diadakan Sabtu 31 Maret, di Hotel Harris Mal Kelapa Gading, Jakarta Utara. Pak Dahlan dijadwalkan berbicara jam 9 pagi.

      Ayo, perlihatkan pada Pak Dahlan dan pada bajingan status quo KALAU KITA ADA DI BELAKANG PAK DAHLAN !!!

      SEMINARNYA GRATIISSSS !!!

      Posted by M. Erick Antariksa | 26 Maret 2012, 2:09 pm
    • Soalnya. Kalau anggota DPR butuh duit biasanya minta orang BUMN. Yang dimintai yang dibekingi. Repotnya, Pak DI tidak main beking-bekingan.Jadilah mereka tidak pernah dapat duit dari BUMN. Selalu ditolak. Kaciaan deh Lu …….

      Posted by Widi | 26 Maret 2012, 5:31 pm
    • “Seperti dituangkan pasal 16 ayat 4 UU No. 19/2003 tentang BUMN yang mengatur masa jabatan direksi BUMN 5 tahun dan dapat diangkat kembali untuk sekali masa jabatan.
      Ketentuan ini menurut Aria telah dilanggar oleh Dahlan karena posisi Emirsyah Satar (Dirut Garuda Indonesia) dan Jussabella Sahea (Dirut Pelni) telah memasuki dua kali masa jabatan, dan sekarang diangkat untuk ketiga kalinya. ”

      Menurut saya, tepat sekali apa yang di lakukan oleh anggota DPR. Tindakan Pak Dis diatas ini, termasuk melanggar UU. Bolehkah kita atas nama terobosan, out of the box, kreatif, innovatif dll mengabaikan UU? Seharusnya Biro Hukum Kementrian BUMN membackup beliau dengan memberikan batasan2 dari UU sebelum mengeluarkan kebijaksanaan

      Posted by uyung | 29 Maret 2012, 7:09 am
      • Bisa saja pak Dis sudah tahu peraturan-peraturan yang dianggap dilangggar itu dan Biro Hukum mungkin saja sudah memberikan masukan kepada pak Dis terkait prosedur dan proses legal yang harus dipenuhi dalam pergantian Direksi BUMN. Banyak sekali pertimbangan yang harus diperhatikan pak Dis sebagai Meneg BUMN dan sepertinya beliau harus memilih prioritas mana yang harus diambil. Dari keputusan yang diambil pak Dis ini menunjukkan pola pikir korporasi ketimbang birokrasi/institusi yang selama ini berjalan. Karena jika peraturan yang ada selama ini dibuat masih dalam konteks BUMN sebagai institusi yang dikelola dengan gaya birokrasi. Dan jika melalui jalur itu maka sudah bisa dipastikan memakan waktu lama dan belum tentu menghasilkan keputusan karena banyaknya kepentingan yang harus diakomodir. Sementara semangat yang ingin dibangun oleh pak Dis adalah semangat korporasi dan bagi seoramg entepreneur pengambilan keputusan yang lama dan berbelit-belit sungguh sangat costly dan inefisien. Ini sudah terjadi dan bagi saya apa yang dilakukan pak Dis sudah “benar” dalam konteks perubahan yang di negeri ini kadang-kadang tidak bisa terlalu banyak kompromi. Lepas dari pandangan miring saya terhadap DPR, biarkan lah proses pengelolaan BUMN kita dijalankan secara korporasi dan pisahkan lah dia dari intervensi lembaga politik dan partai politiik yang carut marut. Biarkan BUMN menjadi tulang punggung perkenomian bangsa, profesional dan fokus untuk memajukan dan mensejahterakan bangsa ini. Mari terus kita kobarkan semangat kerja kerja kerja… Salam hormat untuk pak Uyung.

        Posted by akadarisman | 29 Maret 2012, 7:55 am
        • setuju mas akadarisman…kapan lagi bangsa dan negara mau maju bila bukan saat ini, kapan lagi ada orang yang mau merubah dan berani memperbaiki BUMN bila bukan saat ini, kapan lagi ada seorang interpreneur (yg sdh terbukti dan diakui di dlm maupun diluar negeri) mau merugi dan berlelah-lelah dlm memimpin BUMN bila bukan saat ini, kapan lagi ada seorang menteri yg mau memberi semangat membangun dan memberi motivasi positif pd generasi muda sambil memberi contoh bila bukan saat ini…..ini adalah kejadian yg sangat langka saat ini!.

          Posted by pakde | 29 Maret 2012, 9:56 am
        • Pak Aris,

          Sependek bacaan saya dari uu diatas (saya tidak bicara dlm kontek yg melebar u/ penunjukan dirut harus melalui penilaian tim dst.) adalah PERIODE jabatan. Hal mana diatur melalui UU. Jadi komentar saya ini hanya tentang dirut GARUDA dan PELNI. Dalam spirit saya dapat memahami tindakan Pak Dis tapi UU mengatakan lain. Ini sama saja Pak Dis menciptakan musuh yang tidak perlu.

          Bisa kita lihat dalam Putra Petir, Pak Dis menghindari penggunaan body dari mobil yg sudah ada karena takut menjadi beban bagi putra petir terkait masalah hak cipta. Jadi kita bisa fokus pada produksi mobil listrik.
          Hal ini saya kira juga sama,

          Anggota DPR saya kira akan mencoba segala cara untuk penjatuhkan Pak Dis. Jadi jangan kita berikan kepada mereka senjata / alasan untuk itu. Cukup mereka mencari-cari sendiri kesalahan Pak Dis.

          Posted by uyung | 29 Maret 2012, 1:38 pm
  36. Pak DIS, DIPANGGIL OLEH DPR COZ TLAH MELANGGAR UU & TLAH MENGELUARKAN SKMENTERI YG DINILAI TDK SESUAI DGN UU… SEMOGA NIATNYA DPR TULUS TDK HANYA MENCARI2 KESALAHAN DARI PAK DIS… & BAGÌ YG TLAH MENGATAKAN BAHWA PAK DIS HANYA PENCITRAAN PADAHAL YG SEBENERNYA PENCITRAAN ADALAH DIRINYA SENDIRI NAMUN TAK MAMPU…(UMUMNYA YG MENGATAKAN ADALAH ORANG2 YG KERJANYA HANYA CUAP2 DOANG DI TV ONE N METRO TV) & ITULAH PROFESINYA… UNTUK SEKEDAR DAPETKAN AMPLOP… SEMOGA TETAP DALAM LINDUNGANNYA BUAT PAK DIS & KITA SEMUA YG BENAR2 CINTA TANAH AIR INDONESIA….

    Posted by Barata Yudha | 26 Maret 2012, 8:17 am
    • pokoknya maju trusss pak dahlan…….kalau yang disingga sana itu banyak buat citra katanya membela kepentingan rakyat…… kami masyarakat sudah pintar……gak mau ach….pilih lagi atau coblos lagi ach…enak benar…. dipilih trus duduk di kursi empuk trus terima duit yang banyak sementara yang cobles gigit jari…. hehehe….

      pokoknya pak Dahlan maju truuuuuuusssssssssss sampai menjadi lebih baik……………………

      Posted by yopie mayahi | 27 Maret 2012, 2:46 pm
  37. salam kenal……sudah waktunya kita tidak “memuji” pak DIS terus menerus, saya khawatir terbatasnya kemampuan beliau sebagai manusia biasa akan melemahkan bahkan meruntuhkan “daya cipta, daya dorong, daya dobrak dan daya hidup” beliau, karena memuji sama dengan mengacungkan pisau cukur dileher beliau…. saya menghimbau pada semua aktivis BLOG ini…
    mari, mari dan mari beri semangat pak DIS tapi tanpa harus memuji
    mari, mari dan mari ikuti semangat pak DIS dengan harus kerja, kerja dan kerja
    mari, mari dan mari ikuti gerak pak DIS tanpa harus saling mencaci
    mari, mari dan mari kita bersama-sama membangun negri ini dengan SIKAP TERPUJI…

    “SUDAH SAATNYA PETANI TIDAK JUAL GABAH”
    Uneg-uneg ini sudah lama saya pendam (tapi bukan harta Karun), selama ini petani selalu dihadapi harga yg berbolak-balik pada “panen raya” dengan teory klasiknya demand-supply. Musim panen harga gabah turun, diluar musim harga gabah naik….spt pada tulisan diatas “Tapi mengapa gabah Pak Paimin masih ditumpuk? Tidak segera dijual? “Tunggu harga naik bulan depan Pak,” kata Pak Paimin. “Bulan depan harga akan lebih baik. Bisa mendapat tambahan kira-kira Rp400.000,” tambah Supomo, anak bungsunya yang kini hampir selesai membangun rumah gedung persis di depan rumah bapaknya itu.” cerita ini sudah lama terjadi mulai jaman buyut-buyut saya. Harga gabah petani mengikuti harga mekanisme pasar (bisa naik, bisa turun), tapi harga beras yg masuk didapur kita (jarang turun, kalau naik pasti).
    Mahzab baru memang harus di mulai, pak DIS pasti berkenan melakukannya gerakan “PETANI TIDAK MENJUAL GABAH, TAPI MENJUAL BERAS”. ada nilai tambah pasti akan diperoleh oleh petani dg semakin bertambah pendapatan hasil panennya, bertambah semangat menanam padi disawahnya, dan akan berdampak bertambah banyak lahir petani muda (karena pendapatannya meningkat). Khilafiyahnya, semua biaya pasca panen (dari panen sampai dengan packing beras) ditalangi oleh BULOG, sehinggga ketika gabah disetor kepada BULOG, bukan harga gabah lagi yg di pakai, tapi harga beras pada “harga ke-ekonomian” terkini. BULOG mempunyai semua fasilitas untuk melakukannya, intensifikasi akan bergairah karena “kualitas” pendapatan petani akan meningkat, tunggu apalagi….dan pasti bisa….!!!!!!!

    Posted by m. duro | 26 Maret 2012, 8:21 am
    • Klo soal puji memuji itu terserah individu masing2.
      mau muji mau ga up to me, ga perlu ikut ngatur …
      Pak dahlan saya yakin bukan orang yg gampang terjerumus dgn pujian…bukan seperti dpr yg seperti tikus got…

      Pokoknya dukung dan puji klo emang orang nya hebat..
      Titik…

      Posted by hendro | 28 Maret 2012, 6:59 am
    • Mas Duro, sepertinya Pak Dahlan bukan tipe orang yang apabila dipuji dan diangka-angkat lalu melayang dan terlena, beliau juga bukan tipe orang yang bila dicaci dan direndahkan lalu bersungut-sungut curhat lantas terpuruk. Ingatkan bagaimana penolakkan warga PLN pada masa awal kepemimpinan Pak Dahlan sebagai dirut PLN.

      Lagi pula, rakyat Indonesia sepertinya sudah kehilangan tokoh untuk dipuji. Tokoh-tokoh yang beredar di pasaran sekarang lebih cocok untuk dicaci maki oleh rakyat Indonesia… Jadi, biarkanlah rakyat Indonesia kali ini menaburkan puji-pujian bagi sosok yang menurut mereka layak dipuji. Kasihanilah rakyat yang telah lelah mencaci maki. Biarkan rakyat belajar memuji… Mumpung Pak Dahlan masih dititipkan Tuhan kepada Bangsa Indonesia

      Posted by M. Erick Antariksa | 28 Maret 2012, 12:57 pm
  38. Saya sejak kecil hidup di lingkungan warga yg berprofesi sbg petani. Yang saya rasakan problem yg dihadapi petani kita sangat dan komplek. Sebagai pemimpin yg arif dan bijak, cara terbaik adl terjun lgsng ke lapangan agar mengetahui dan ikut merasakan kondisi yg dialami masyarakat bawah. Ayo dukung segala gerakan utk memajukan petani kita. Terima kasih Pak Dahlan, atas kontribusinya.

    Posted by ardi | 26 Maret 2012, 8:29 am
  39. Biarkan aja pak yang menilai tindakan bapak sebagai pencitraan, seperti pak Taufik itu, dianya emang bisanya cuman cuap-cuap aja kok, jadi ndak perlu dihiraukan tapi bisa dipakai sebagai pengingat agar tindakan tetap sesuai dg hati nurani dan keikhlasan, tetap kerja keras, bekerja bekerja dan bekerja

    Posted by Eko Legstyanto | 26 Maret 2012, 8:43 am
  40. Insya Allah kalau tidak ada halangan, tanggal 4 april 2012 hari rabu Pukul 07.00-09.00, Dahlan Iskan (DI) diundang sebagai pembicara pada coffee morning Pengurus Pusat Perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (Perhimpunan KB PII) di Jalan Daksa V no 5 Jakarta Selatan. Karena DI dulu mantan aktifis PII yaitu ketua umum PW PII Kaltim tahun 1967-an dan salah seorang pengurus pusat di Perhimpunan KB PII. Tema yang diusulkan; “BUMN Untuk Kesejahteraan Rakyat dan Kemajuan Bangsa” . Berangkat pagi sekalian ngopi dan sarapan nasi uduk hehehe

    Posted by mas aziz | 26 Maret 2012, 8:51 am
    • Berarti tanggal 31 di Hotel Harris Mal Kelapa Gading, tanggal 4 di jalan Daksa.
      Oh iya Pak A. Aziz, acaranya untuk umum atau hanya untuk aktivis? Ada biaya pendaftaran?

      AYOOOO RAME-RAMEEEE DATANNG !!!

      Posted by M. Erick Antariksa | 26 Maret 2012, 2:16 pm
      • umum aja mas erick dan gratis, tapi tadi aku tanya kata asprinya masih tunggu konfirmasi dari pak dahlannya. ntar aku pastikan lagi kepastian dia bisa datang. mudah2an bisa, orangnya tepat waktu dan disiplin

        suwun

        salam

        Mas Aziz

        Posted by mas aziz | 26 Maret 2012, 3:47 pm
      • pak erick yg di hotel haris, gratis apa untuk umum? ada biaya pendaftaran? jamnya jam berapa?

        Posted by mugiyanto | 27 Maret 2012, 5:47 pm
        • Yang di hotel Harris GRATIS !!!
          Dan untuk umum.

          Acaranya pagi, lebih detilnya ada di salah satu komentar MH 18.

          Cukup mengisi data di website yang ada linknya di MH 18. Tanpa harus membayar apapun. (Saya rasa pak Dahlan ogah bicara di acara yang masuknya musti bayar) .

          Ikutaan yaaa… Bawa serta kerabat dan sahabat.

          Posted by M. Erick Antariksa | 27 Maret 2012, 8:22 pm
  41. Sekalian Libatkan juga BUMN yang lain pak Dis Untuk Urusan Warehousing dan Inspeksi/sertifikasi kualitas, Contohnya dengan Skema Collateral Management ( sistem Resi Gudang ) untuk membeli Gabah dari petani. Dengan Melibatkan PT. BGR dan SUCOFINDO sudah memberikan pekerjaan lebih buat BUMN lainya. Jika memang dimungkinkan (hehehe)

    KERJA….KERJA….KERJA
    (belajar untuk berbagi)

    Posted by Ramadan Siagian | 26 Maret 2012, 8:53 am
  42. Terima kasih atas koreksinya. Maksud saya kalimat terakhir “maju terus untuk mengatasi indonesia yg sedang galau” trims

    Posted by Bapak tho | 26 Maret 2012, 8:55 am
  43. Salam kenal.
    Semoga ide saya sempat terbaca oleh pak Dahlan

    Untuk mewujudkan swasembada beras, masalah utama yang urgent perlu mendapat penanganan :
    1. Kesejahteraan petani
    Petani masih berkutat dengan masalah ekonomi, kalau panen sukses, pegang duit(biarpun harga gabah ambles), kalau panen gagal , gagal dapat duit
    2. Modal petani
    petani rata-rata kurang punya modal untuk mendapat benih bagus, pupuk mahal, obat hama , dan tengkulak. Solusi selama ini mengandalkan kredit bank, bulog dll. Kalo panen sukses bisa bayar hutang, kalo gagal panen, petani makin terpuruk.

    Petani di Indonesia ada 3 tipe : petani & sekaligus pemillik lahan, Petani yang cuman penyewa lahan dan petani yg tidak punya lahan. Masing masing tipe punya permasalahan ekonomi dan kesejahteraan yang berbeda-beda.

    Kesimpulan nya, selama ini petani dibiarkan menghadapi semua masalahnya seorang diri. Head to head melawan berbagai macam persoalan.

    Ide saya adalah bagaimana menghilangkan semua permasalahan itu sehingga petani tinggal berkonsentrasi pada produktivitas.
    Ide saya adalah agar pemerintah membentuk BUMN baru yang khusus menangani masalah ini. Bisa jadi gabungan dari beberapa BUMN yang ada untuk bersinergis mengelola satu BUMN baru. BUMN ini yang akan menghadapi masalah petani.
    BUMN ini yang bertanggung jawab membeli bibit unggul, pupuk yang baik, obat hama, investasi alat2 pertanian, mengelola hasil panen dll. Dan semua petani diposisikan sebagai karyawan BUMN, yang mendapat gaji setiap bulan, mendapat jaminan kesehatan atau Jamsostek dll. Pada saat panen mendapat bonus yg di hitung berdasar produktivitas panen nya.

    Masalah kesejahteraan petani dan permodalan petani diselesaikan oleh BUMN tersebut ( sebagai perwakilan pemerintah )

    Petani bisa fokus untuk meningkatkan produktivitasnya sehingga produktivitas beras nasional meningkat. Dengan terjaminnya kesejahteraan petani, maka rakyat yang beralih menjadi petani akan bertambah apalagi dengan status petani sebagai karyawan BUMN akan mengangkat derajat kaum petani. Dalam waktu yang tidak lama Indonesia bisa jadi negara pengeksport beras.

    BUMN baru ini bisa menjadi salah satu BUMN terkaya yang melebihi BUMN Migas.

    Posted by ratu adil | 26 Maret 2012, 9:07 am
  44. Ayo dukung dengan gerakan nyata: Hentikan sarapan roti / sereal yang berbahan tepung gandum impor, lebih baik sarapan nasi pecel, pisang goreng / tahu isi… hasil tanaman para petani. Maknyus…

    Posted by koko | 26 Maret 2012, 9:24 am
    • jangan lupa singkong pak… saya pernah melihat acara di TV, ternyata menu utama makan siang salah satu klub sepak bola diluar sana berbahan dasar singkong, saya coba korelasikan dengan klub sepak bola indonesia terutama pemain sepak bola kita yang berasal dari daerah timur, yang menu utama sehari-hari juga berbahan dasar singkong, secara fisik mereka lebih cepat dan lebih kuat dengan prestasi yang lebih baik secara personal.
      Jadi jangan lupa singkong atau ubi kayu..atau Puhung…….!!!!

      Posted by seno | 26 Maret 2012, 9:50 am
  45. untuk mas AGUNGBSANTOSO kerjanya menteri pertanian ya ngurusi partainya tho mas…
    untuk Pak Tho ngapain Indonesia harus Galau, lha wong pak Dis juga gak mau mencalonkan diri RI 1 kok, maunya pak Dis itu Kerja, Kerja dan Kerja. Biarpun tidak jadi RI 1 Pak Dis masih tetap bisa kerja kok…

    Posted by AHMAD AFANDI | 26 Maret 2012, 9:34 am
  46. petani wajib berdaulat

    Posted by mwahyuni | 26 Maret 2012, 9:38 am
  47. Saatnya Indonesia Bangkit,,

    selaras dengan desain MH yang ke 8,,

    silahkan Check Lapak di http://mohbusinessman.wordpress.com/

    Posted by mohbusinessman | 26 Maret 2012, 9:52 am
  48. Pak DIS,

    Ide2 cemerlang yang seharusnya petinggi2 negara bersatu merumuskan pembangunan berkelanjutan untuk negeri ini, bukan petinggi2 yang saling menjatuhkan san menyalahkan satu sama lain.. Semoga pemikiran2 bapak bisa menjadi inspirasi yang lainnya, bersatu dan mewujudkannya..

    Ide brilliant yang dimiliki satu orang, akan lebih terasa manfaatnya jika dijadikan forum dan semua orang bisa berpikir maju untuk negeri..

    Semoga petinggi yang lain terinspirasi…pak…
    tidak hanya berpikir bagaimana memanfaatkan uang negara untuk kepentingan pribadi..
    Insya Allah rakyat mendukung kebijakan2 seperti yang bapak tulis di atas…

    Posted by Gembong Suripto | 26 Maret 2012, 9:54 am
  49. setujuu…setelah putra petir, akan lahir si dewi sri nusantara. tapi hamilnya jgn lama lama ya, gregetan beras yg harganya tambah mahal. ibu ibu spt saya pingin beras bisa murah, petani jg sejahtera. saya dukung pak dis…ganbatte!!!

    Posted by ibunetigage | 26 Maret 2012, 10:10 am
    • Hehehehe.. Menarik nih, gimana cara supaya beras harganya murah tapi petani bisa memperoleh penghasilan yang baik dari beras yang dihasilkannya dan bisa hidup sejahtera. 🙂

      Posted by akadarisman | 26 Maret 2012, 10:37 am
  50. bisa ngak yach indonesia swasembada beras lagi kyk jamannya pak harto dulu..?

    berharap petani lebih sejahtera lagi, soale keluarga saya petani semua..:D

    amiinn

    Posted by bacrut | 26 Maret 2012, 10:15 am
  51. Pak Dahlan.. Dari dulu saya mencatat soal gerbang tol ini. Misalnya di kawasan Jatiwarna, karena saya harus di kantor jam delapan, maka paling tidak jam setengah enam atau jam enam pagi sudah dipintu tol.. Petugasnya, kadang menerima uang kami seperti acuh tak acuh sebab konsentrasi pada sarapan mereka.

    Kalau tidak sarapan, mereka biasanya asik bergunjing dengan teman sebelahnya yang jongkok bantu meghitung uang.

    Sesekali sistem E-tol mereka bermasalah, sayangnya dari jauh-jauh mereka tidak mau pasang pemberitahuan agar kita menyiapkan receh. Akibatnya didepan pintu tol, kami harus jungkir balik merogoh kantong depan, kantong belakang.

    Di Karawaci uang saya dikembalikan (20 ribuan) dengan uang palsu. Akibatnya ketika saya mau bayar ditempat lain, kesannya saya akan menipu pedagang…

    Posted by mimbar | 26 Maret 2012, 10:20 am
    • Ya itu bagian dari mental Oknum karyawan (manusia indonesia……yang merusak Citra “jasa marga ” …Melayani orang yang bayar aja mereka ogah ogahan dan tak ikhlas apalagi melayani orang yang tidak bayar atau tak mampu…..,mereka tak bersyukur dan amanah).

      Posted by Anar | 26 Maret 2012, 3:49 pm
  52. Tumben komennya nggak sebanyak biasanya… apa karena temanya tentang pertanian ya???

    Posted by anakbangsa | 26 Maret 2012, 10:24 am
  53. Yang 10% nganggap aksi tol adalah PENCITRAAN, kena SKAK MAT dengan paragraf ini :

    “Bagi yang menganggap saya melakukan pencitraan sesekali boleh juga ikut ke sawah. Kita bisa, he he, mencitrakan diri bersama-sama. Akhir musim panen ini, akan diadakan evaluasi di BUMN. Dengan ikut terjun ke sawah saya bisa ikut diskusi tidak hanya berpegang pada data di atas kertas.”

    AYOOO ! mana yang koar2 kemaren… pak MS HIDAYAT ? EFFENDI GHOZALI ?? atau Barisan Sakit Hati terkena tsunami pembaruan oleh pak DIS, sejak PLN hingga di BUMN…. Mauu gakk ikuuut ? 🙂

    Posted by kaskusdotus | 26 Maret 2012, 10:27 am
  54. pak dis hebat, sepertinya pekerjaannya di kementrian bumn ini sudah sekalian menyelesaikan pekerjaan2 menteri pertanian…

    Posted by nosiarsyahni | 26 Maret 2012, 10:32 am
    • Ga cuma menteri pertanian, tapi juga menteri perhubungan, menteri PU, dan menteri2 apa lagi ya?

      Sudah semestinya Pak SBY mem-promote Bung Dis menjadi menteri koordinator atas menteri2 yg kerjaannya bersinggungan dg gebrakan Bung Dis selama ini, sebelum pada akhirnya Bung Dis di-promote oleh Rakyat Indonesia menjadi pemimpin bangsa ini !

      Posted by Jend. Naga Bonar | 26 Maret 2012, 11:40 am
    • kerjaan menteri pertanian apa ya?kok sy g pernah dengar kerja/prestasi/gebrakanya?? soale tu mentri dr partai yg q pilih. jd geregetan.hhhh!! ato q yg krg info y..ada yg tau sodara2..

      Posted by miranda nasution | 29 Maret 2012, 10:30 am
  55. Reblogged this on what a wonderful world and commented:
    like this so much..!!!!

    Posted by nosiarsyahni | 26 Maret 2012, 10:33 am
  56. Hanya orang tolol dan berpikiran sempit yang menganggap pak Dis melakukan PENCITRAAN.

    Posted by christo | 26 Maret 2012, 10:35 am
  57. Alhamdulillah Republik ini masih mempunyai segelintir “manusia berhati emas” seperti hal nya pak DIS. Saya tau persis beliau berasal dari daerah yang sama dengan saya , dan saya tau tempat dimana beliau lahir . Memang semua amal perbuatan, kegiatan, usaha, dan perjuangan tergantung pada niat nya . Beliau mempunyai niat yang tulus , semangat dan keinginan yang tulus untuk memajukan Republik ini tanpa ada “embel-embel atau pamrih’ apapun .

    Sangat wajar pak kalo diantara 250 juta rakyat Indonesia, ada yang mencap kalo Bapak hanya mencari pencitraan. karena mungkin rakyat Inonesia sudah hampir tidak percaya dengan para Birokrat, Pemimpin yang mempunyai niat tulus dan hati yang bersih .

    Kami salah satu pembaca setia tulisan-tulisan bapak senantiasa mendoakan agar diberikan kesehatan, kekuatan, Iman sehingga mampu untuk mengemban tugas yang amat mulia dan menantang ini . Bisa memberikan warna yang lain diantara para menteri dan pimpinan negeri ini . Syukur-syukur bisa menjadi inspirasi bagi mereka yang mau berubah hanya demi rakyat Indonesia .

    Tetap semangat ya pak …! Salam Sukses..

    Posted by Mas Archi | 26 Maret 2012, 10:46 am
  58. lahan padi yang panennya 3 bulan sekali dikonversi ke lahan pabrik yang panennya setiap hari
    ini yang di tawarkan para pebisnis untuk merebut lahan pesawahan menjadi lahan industri, sehingga logikanya diterima, padahal lahan yang gersang dan tidak produktif masih banyak kenapa harus menjajah lahan pesawahan
    hutan hutan perawan diperkosa menjadi perkebunan kelapa sawit sehingga orang utan demo dan dianggap sebagai musuh.
    petani bingung biaya menanam sampai panen lebih tinggi dari biaya gabah,
    dulu sawah bisa diselingi ikan agar sawah jadi multifungsi, sekarang sangat susah untuk dilakukan karena berbagai faktor.
    anak anak petani lebih suka meninggalkan sawah dan ladang dan pergi ke kota termasuk saya pak
    krisis kepercayaan terhadap menjadi petani lebih mayoritas daripada optimisme
    sama seperti anak kiyai yang tidak mau belajar ilmu agama karena sudah tidak modern lagi
    mudah mudahan secerah harapan pemangku kebijakan menjadi angin segar bagi bapak saya selaku petani

    Posted by saeful | 26 Maret 2012, 11:05 am
  59. Ok Pak… Mari sama2 kita membuat pencitraan, klo sanggup!!! Hehehe… Btw, saya melihat potensi sagu di Sul-Sel cukup besar lho Pak… Kenapa tidak pernah diolah dengan baik? Para petani sagu hanya mengelola dan mengemas sagu secara tradisional. Itu pun ladangnya sedikit demi sedikit sudah mulai berkurang. Khawatirnya potensi yang begitu besar lama-lama jadi punah Pak. Tidak adakah BUMN yang mau mengelola sagu tersebut secara lebih modern pak? Saya sih mau tapi bermodalkan keprihatinan saja kan tidak cukup… Hehehe…

    Posted by Darma | 26 Maret 2012, 11:09 am
  60. Presiden SBY memang memerintahkan tiga BUMN, (Sang Hyang Sri, Pertani, dan Pupuk Kaltim/Sriwijaya/Petrokimia) untuk habis-habisan membantu petani meningkatkan produksi beras.

    1. Pupuk urea di Martapura Sumatra Selatan (desa Lingut) yang satu wilayah dengan dengan PT. PUSRI (PT. Pupuk Sriwijaya) lebih mahal dari harga HETnya yaitu sebesar Rp. 2.200/ kg belum pupuk-pupuk yang lain.
    2. Harga jagung dipengepul hanya Rp. 1.000.000/ kg padahal sebelum panen raya harga jagung dipengepul seharga Rp. 2.200.000/ kg.
    3. Pernah bertanya harga pupuk di sebuah toko yang ada di Lampung kenapa harga pupuk tidak sesuai dengan HET edaran dari Dinas setempat, dijawabnya : disuruhnya membeli di edaran yang ditempel tersebut.
    4. Produk Sang Hyang Sri (bibit jagung BIZI 2) yang ada tanda tidak untuk dijual belikan, di tempat kami dijual dengan harga Rp. 150.000/ 5 kg.

    Dimana PT. Pusri dan pejabat yang berwenang ?
    Kami petani kecil harus mengadu kesiapa ?

    Posted by Naufal | 26 Maret 2012, 11:09 am
  61. Reblogged this on Kusumakomputer Blog.

    Posted by kusumakomp | 26 Maret 2012, 11:16 am
  62. Permisi bapak2/ibu2, mas2/mbak2, ijinkan saya untuk ikut ngerecoki!.. Hehehe.

    Menurut saya problem terbesar petani/peternak/nelayan bangsa kita adalah, ketika sedang ditarget untuk menaikkan performa produksi oleh pemerintah, akan tetapi pemerintah tidak memberikan fasilitas–atau setidaknya iming2–yang bisa menggairahkan produktifitas petani/peternak/nelayan kita, ibarat kita disuruh bisa produksi 4 juta ton dalam waktu satu tahun dengan menggunakan cangkul saja–kayaknya cuma Sangkuriang yang bisa begini.

    AFAIK, ada beberapa cara untuk menggeliatkan produktifitas para petani/peternak/nelayan kita :

    1. Mereka diberi akses langsung kepada tingkat produksi akhir/menengah, karena untuk pasaran harga jauh lebih besar, minimnya harga yang diterima oleh petani/peternak/nelayan kita dikarenakan harga “end-production”-nya sudah disunati oleh berbagai pintu, kenyataannya boro2 memikirkan peningkatan produktifitas ladangnya, buat makan anak-istri saja masih susah! Yang saya lihat para petani/peternak yang sudah bisa ngulik2 performa ladang mereka, adalah petani yang urusan dapurnya sudah aman.

    2. Mereka diberi fasilitas perangkat pendukung (mesin bajak, bibit unggul, dlsb.) juga TRAINING-nya, karena banyak fasilitas pendukung yang diberikan oleh pemerintah yang akhirnya dibiarkan di gudang/tidak maksimal penggunaannya karena tidak ada pelatihan untuk tata cara penggunaan fasilitas2 tersebut secara benar dan efektif.

    Mohon maaf apabila ada salah2 kata dan mohon masukannya. 🙂

    Posted by akangyamato | 26 Maret 2012, 11:34 am
  63. ayo ibu ibu sambil nunggu ide pak dis terwujud, kita nanem sayuran di rumah, soalnya mau nanem padi di rumah gak mungkin he he….. Biarin BBM naik, beras naik, semuanya naik, kita harus kreatif cari solusi, minimal untuk dapur sendiri. kerja kerja kerja!!!! oya, jangan muji pak dis kebanyakan, ntar banyak yang senewen, trus pak dis dihambat kerjanya, dijegal idenya, siapa lagi harapan Indonesiakuuu….DPR tuh sdh mulai cari-cari masalah. “Asam kandis kecepit pintu, ide pak dis emang jituuu” Eh ini pujian yaa..

    Posted by ibunetigage | 26 Maret 2012, 11:53 am
  64. Saya yakin semua menteri bekerja, cuma mereka tidak mengungkapkannya di media. keunggulan pak dahlan, dia pandai menulis dan punya media.

    Posted by ismetsantoso | 26 Maret 2012, 11:56 am
    • menteri yang lain nggak punya nilai jual pak….semua menteri di indonesia punya blog seperti ini..masalahnya ..ada..nggak yang ide nya laku dijual…..

      Posted by seno | 26 Maret 2012, 1:18 pm
    • boss, kalo dia mau, kemana-mana DIs bisa bawa wartawan 1 batalion sekaligus mesin cetaknya… nyatanya, kejadian yg 26 Maret cuma diambil oleh 1 kamera, yg kayaknya kamera ponsel, dari jauh, gak jelas, pak DIs menghadap ke samping (ke Avanza silver)

      Posted by Novrian Eka Sandhi | 28 Maret 2012, 11:10 pm
  65. Di sayangkan Indonesai negara agraris besar, masak memenuhi makan rakyatnya harus impor??, keputusan yang seperti ini yang harus di dukung. lupakan Tomcat, itu adalah salah satu petunjuk pemilik Bumi, bahwa Indonesia harus meningkatkan swasembada beras.

    Posted by Taufiq Lucky Nugroho | 26 Maret 2012, 12:03 pm
  66. senin pagi rutinitas baca MH…..semoga dengan ide2 pak Diz..harga beras bisa terjangkau oleh masyarakat di tengah kenaikan harga BBM yg sudah mulai mencekik leher rakyat..harus ada ide2 kreatif dri para pemimpin kita untuk mensiasati agar dapur ibu2 tetap ngebul sepanjang hari..ide menanam sayur-sayuran,makanan pokok penggani beras,buah-bahan mungkin bisa di jalankan oleh BUMN perkebunan di indonesia…….salam Diz’mania

    Posted by wongcilik | 26 Maret 2012, 12:16 pm
  67. Semoga Indonesia negara Gemah Ripah Loh Jinawi Tata Tentrem Kerto Raharjo cepat terwujud. Amiin..Trims Pak Dis..

    Posted by ebooz | 26 Maret 2012, 12:21 pm
  68. kalo tidak dimulai sekarang, kapan lagi??
    maju terus pak Dis

    Posted by affan | 26 Maret 2012, 12:22 pm
  69. Lagu Iwan Fals–
    Desa harus jadi kekuatan Ekonomi…
    Agar rakyatnya tak Hijrah keKota….
    Negara harus berpihak pada Petani….

    Aku mendukungmu Bpk.Dahlan Iskan
    Semoga diberi kesehatan & tetap Istiqomah….Amiinn…

    Posted by Abd.Rosyid | 26 Maret 2012, 12:23 pm
  70. Dulu kita pernah jadi macan asia ketika dipimpin presiden yang kenal sawah… mudah-mudahan 2014 nanti presiden kita kenal nandur, ndaud, ngangon kambing, mandiin sapi… Aamiin

    Satu lagi hal yang bisa dilakukan untuk untuk memperkuat ketahanan pangan Bangsa. LIBATKAN TNI.

    Fungsi utama TNI adalah mempertahankan kedaulatan RI.
    Jaman sekarang, penjajahan terhadap suatu negara bukan hanya melalui jalur militer secara fisik. Tapi penjajahan lebih diutamakan melalui jalur ekonomi, ideologi, teknologi, budaya, dan…pangan.

    Pertahanan terhadap kedaulatan pangan mutlak dan harus dilakukan.

    Kerahkan prajurit-prajurit TNI untuk bergerak aktif membantu rakyat mempertahankan kedaulatan pangan Bangsa. Hidupkan kembali program Abri Masuk Desa.

    Selain bisa lebih terkomando, terorganisir, dan lebih terkoordinir, program ini juga sebagai sarana untuk membangun komunikasi efektif antara TNI dengan rakyat. Biarkan rakyat melihat perubahan yang sudah terjadi dalam tubuh TNI.

    Posted by M. Erick Antariksa | 26 Maret 2012, 12:33 pm
    • SETUJU……..!!!!!!!

      Posted by seno | 26 Maret 2012, 1:21 pm
    • Bukan tidak setuju abri masuk desa pak, banyak anak yang tidak jelas bapaknya bisa lebih meningkat, sekarang juga sudah banyak makin tambah banyak pula ( negatif thingking),
      tp itu kan dulu klo pun iya mungkin monitoringnya harus lebih tinggi dan lebih ketat

      Posted by saeful | 26 Maret 2012, 1:59 pm
      • whahahahahahahahahahahahaha…..
        assliiii ketawa ngakak sayaa bacanyaa… Yaaah mudah-mudahan sekarang beda, semogaaaaa makin banyak petani bermantukan prajurit TNI

        Posted by M. Erick Antariksa | 26 Maret 2012, 2:22 pm
    • setuju dengan idenya. Tapi ngomong2 ini tugas dari Menteri BUMN juga ya?

      Posted by Jend. Naga Bonar | 27 Maret 2012, 12:01 pm
      • Apa boleh buat…
        Selama hasilnya efektif, selama yang mengerjakannya ridho.

        Posted by M. Erick Antariksa | 27 Maret 2012, 6:53 pm
        • wkwkwkwkwk………..saya setuju dengan pendapat Mas Erick, asalkan ridho semua pekerjaan meskipun berat pasti terasa ringan. Jadi sekalian aja Bung Dis didaulat ga cuma sebagai koordinator para menteri (karena gebrakan Bung Dis sudah lintas batas karena memang BUMN kan bergerak hampir disemua sektor kehidupan rakyat Indonesia), tapi juga sebagai panglima tertinggi dari TNI. Ooops, apakah itu berarti bahwa Bung Dis secara tidak langsung sudah menjadi Pemimpin Tertinggi Bangsa Indonesia ???

          Posted by Jend. Naga Bonar | 29 Maret 2012, 11:33 am
      • Siapa cepat dia yang dapat ! Mau menunggu sampai kapan lagi ! LIFE IS NOW, Bro !

        Posted by Darko Rahman | 28 Maret 2012, 4:43 pm
  71. Oh iya, ada account Facebook namanya: Catatan Dahlan Iskan
    Anggotanya sudah lebih dari 20.000.
    Mungkin punya Mas Pram juga.
    ….rame-rame ikutan yuuk

    Posted by M. Erick Antariksa | 26 Maret 2012, 12:39 pm
  72. Peduli amat dengan omongan orang…yang terpenting dari yang penting adalah real action, mereka yang suka comment pencitraan dsb itu bagian dari yang tertidak penting diantara yang tidak penting….
    Pak Dahlan Insya Allah adalah sosok pemimpin yang d rindukan oleh bangsa ini. ..Siddiq, Amanah, Tablig, Fathonah. Jujur bukan pembohong,terpercaya, mampu berkomunikasi dg baik tidak omong kosong, juga cerdas kaya ide bukan cuma bengong….

    Posted by inne | 26 Maret 2012, 1:10 pm
  73. Suka sekali dengan kalimat ini:

    ” Bagi yang menganggap saya melakukan pencitraan sesekali boleh juga ikut ke sawah. Kita bisa, he he, mencitrakan diri bersama-sama “

    iya kalo cuman ikut kesawah pak DIS…
    Kalo ikutan “ngamuk” di TOL boleh nggak…hehehehe

    Posted by syafi'ul | 26 Maret 2012, 1:20 pm
  74. Saya sangat mendukung segala upaya pencitraan (membangun citra) atau membangun reputasi yang baik. manusia sudah semestinya membangun citra dan reputasi baik.

    tidak ada yg salah dg pencitraan. yang celaka ketika manusia menjadi bunglon untuk menipu orang banyak.

    Posted by syafiihkamil | 26 Maret 2012, 1:56 pm
  75. Pak Dahlan,
    tak perlu khawatir dengan tudingan miring pencitraan.
    Ajak saja ikut kerja, kerja, kerja bersama Bapak sekalian.
    Biar dia tahu juga bagaimana pencitraan itu.
    Hehehe.

    Posted by Mochamad Yusuf | 26 Maret 2012, 2:24 pm
  76. Dear All,,

    besok akan naik cetak Kaos MH untuk Desain 5, 6 dan 10,,

    ayo pesan sekarang sebelum kehabisan..

    silahkan check desian di http://mohbusinessman.wordpress.com/ dan pesan sekarang juga..

    Posted by mohbusinessman | 26 Maret 2012, 3:09 pm
  77. Dahulu saat saya masih sering bepergian dengan kereta api, saya sering melewati hamparan padi yg luas di banyak tempat, alangkah beruntungnya petani pikir saya waktu itu tetapi kenyataannya banyak petani mengeluh minimnya pendapatan mereka dari menanam padi, tentu hal ini menimbulkan pertanyaan, mengapa?… ternyata karena biaya tanam sampai panen terlalu mepet selisihnya dengan harga jual gabah waktu panen, apalagi bila terjadi kerusakan baik oleh cuaca maupun hama, kasihan memang mereka, lalu apakah tdk ada solusi?…

    Ada! Dan menurut saya ternyata banyak, solusi disini adalah untuk menambah pendapatan petani , bila di amati, banyak petani maupun buruhnya kebanyakan orang tua sedangkan pemudanya lbh suka menjadi buruh maupun kuli bangunan di kota, sedangkan yg mampu anak2 mereka rata2 disekolahkan dikota jd praktis mereka kekurangan tenaga kerja,walaupun ada lumayan mahal upahnya.
    Untuk mengatasi hal ini salah satunya menurut saya lbh baik sawahnya disewakan saja pada korporasi baik swasta maupun pemerintah (BUMN) tp jgn tahunan melaikan per cocok tanam supaya adil, tentunya mengolah sawahnya harus dengan cara modern dan lahan yg luas ( sewa sawahnya dari banyak petani) supaya maksimal mengolahnya pematang2 sawah yg ada dihilangkan tp batas2 sawahnya diganti oleh batang logam yg ditanam dlm tanah spy mudah mendeteksinya(tentu dgn detektor) klo mau dikembalikan lg pematangnya (tdk berlaku di sawah teras siring), bagi yg punya sawah lebih enak tdk jd beban, klo bisa agar lbh adil (fair) biaya sewanya dihitung prosentase dr hasil panen (tentunya seluas lahan yg disewa) setelah dipotong opersional dll. , Untuk yg biasanya sewa sawah lbh baik putar haluan menjadi petani jamur dengan memanfaatkan merangnya sebagai media tanam jamur merang ( biasanya merang/batang padi ini banyak yg terbengkalai bahkan dibakar) dibantu tenaga buruh tani yg akhirnya banyak yg tdk terpakai (krn mengolah sawahnya akhirnya byk menggunakan mesin) dan tentunya pihak swasta/pemerintah sebagai penyewa juga memberi bantuan bimbingan & penyuluhan (dlm penanaman/budidaya jamur itu, syukur2 dibantu pasarnya sekalian)sebagai bentuk kepedulian mereka (CSR) pd masyarakat sekitar yg terpinggirkan oleh pertanian modern itu. Ini adalah salah satu contoh solusi saja sedangkan yg lain….Karena kepanjangan nanti disambung lagi aja ya….

    Posted by pakde | 26 Maret 2012, 3:38 pm
  78. Sekedar info saja, di kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Dinas pertanian setempat mempunyai alat rice mile/alat penggilingan padi yang mangkrak. Sungguh ironi memang di kabupaten yang mempunyai slogan Sukoharjo Makmur itu…sedih rasanya, tpi memang begitulah keadaanya…ditengah panen raya saat ini supaya alat itu mempunyai nilai ekonomi bukan saja bagi pemda tapi masyarakat sekitar. Sekedar info saja alat itu mempunyai kapasitas besar/sepuluh ton padi setiap gilingnya…ada yang bisa bantu cara memanfaatkannya? silakan cek berita disini http://www.solopos.com/2012/sukoharjo/aset-pemkab-miliaran-rupiah-mangkrak-167833

    Posted by anak bengawan | 26 Maret 2012, 4:37 pm
    • pada saat saya mempelajari 1set RPC(rice procesing complex) dari korsel untuk diterapkan di indonesia (pd saat itu sy brsama investor dr dubai sdg melakukan survey dr jawa hingga ntb), hasil kelayakan study,kami menemukan kesulitan continuitas u/ supplay gabah (per hari 1000ton!). Ohya FYI, RPC sendiri merupakan 1set alat packing beras, dari gabah basah langsung menjadi beras dikarungi siap jual.. Dlm sistem tsb, ada silo (tungku) pemanas yg bisa menampung 50-100 ton u/ mengeringkan gabah per 3jam. Singkatnya 1set mesin otomatis tsb berharga 15jt usd (tahun 2009).
      sang investor mendapatkan info bahwa negeri kita ini surplus beras! (padahal itu diera orba).. Tp dia masih cukup bersemangat.. Sampai akirnya dia dpt kabar ada RPC serupa yg mangkrak di kutai, kl ga salah banyak pejabat pemda yg terseret kasus RPC tsb (markup dari 15jt usd menjadi 50jt usd, Cmiiw), dan itu membuat sang investor mundur.. Karena dia memandang faktor keamanan bisnis menjanjikan ini, tak bisa dilakukan skrg (berkaitan dgn system tanam padi dan system dr pemda2)
      ……
      yg ingin sy sampaikan…(kadang) pemerintahan ini terlalu boros.. Kurang tepat manfaat. Kalau mau diurut entah berapa banyak mesin2 yg produktif mangkran bgt sj (di ntb ada 4 mesin pengolah biji jarak yg mangkrak sjk 2008,nilai mesin tsb @360jt,ini tersebar di kab.lobar, lotim,dan sumbawa)… Terlalu boros, terlalu boros…

      Dari diri sendiri, kita harus memastikan untuk bertindak tepat guna, dan tak boros..sementara ini u/ sentilan, action dll bisa dipercaya pada Pak Dis. Insya Allah.

      Posted by wawan | 27 Maret 2012, 9:33 am
      • oo ya..di NTB ada mesin pengolah biji jarak yg dsiasiakan, emang di sana sudah ada yg nanam pohon jarak Pak Wawan?di daerah mana ya? kebetulan tahun kemarin ada temen cari lahan di daerah sana untuk tanam jarak yg akan di jadikan minyak

        Posted by erust | 28 Maret 2012, 8:25 pm
      • yth pak erust,
        sejatinya ntb adalah percontohan untuk penanaman biji jarak dengan tiap lahan kosong/sbg pagar, dan tumpang sari dengan singkong.. Program tsb dicanangkan dari tahun 2006, tapi gagal total!
        sebab apa?
        pemerintah mau membeli biji jarak max. Rp.800! Sementara petani minta Rp.1500.
        secara keekonomisan, harga yg diminta petani memang tinggi.. Tapi hei.. Pemerintah ini minta tanam jarak di lahan mereka masing2 loh.. Pohon Jarak sangat mudah tumbuh, tp perawatan yg baik dgn jenis yg baik akan membuat rendemen minyak jarak pd 1kg biji=0.54 liter (sudah sy coba sendiri)
        sekarang biji jarak sudah mangkrak pula, karena program pemerintah yg terlalu premature.

        jika pak erust ingin mencari biji jarak, sekarang.. Tak akan mendapatkan kualitas terbaik, bisa jadi 1kg=0,2L.

        jika mau, lebih baik menamamnya sendiri th 2009 pemerintah ntb masih welcome sama investor b.jarak, bahkan menyediakan 180rb lahan bagi investor.

        btw, dulu ada pengusaha dr korsel yg mau kontrak minyak jarak (u/ dijadikan biodiesel) dgn harga 6000/L, tp entah gimana kelanjutannya. Nampaknya pengusaha ini cuma broker saja.

        jika berkenan, kita sharing ide tentang ini.. Email saya: oremaswawan@gmail.com

        makasih.
        salam

        Posted by wawan | 29 Maret 2012, 4:33 am
  79. Sekedar mengingatkan ya.. P dahlan, di desa-desa komposisi antara buruh tani dan petani masih LEBIH banyak buruh tani. kalau mekanisasi pertanian terlalu cepat dilaksanakan. bagaimana pak nasib buruh tani yang tak punya lahan dan tak punya keahlian lain selain sebagai buruh tani.. mohon dipikirkan juga pak ya….

    Mohon maaf apabila ada salah2 kata dan mohon masukannya

    Posted by mangun | 26 Maret 2012, 7:14 pm
    • Mudah-mudahan, apabila jadi ada sebuah korporasi nasional raksasa yang menerima pengelolaan sawah, maka warga yang tidak memiliki sawah akan bisa disertakan sebagai tenaga kerja petani formal.

      Kebayang, nanti karyawan tani akan absen sebelum menyawah, harus membuat daily progress repport, dan diberi SOP serta target kerja yang terukur. Wuaaaah, pasti akan jadi bangsa yang super dahsyaaaaat Indonesia. Seminggu sekali ada weekly meeting.

      Petani bahagia, Bangsa maju.
      Petani cerdas, Bangsa dashyaaat

      Posted by M. Erick Antariksa | 26 Maret 2012, 10:23 pm
  80. SECERCAH HARAPAN MELALUI PAK DAHLAN ISKAN
    Setitik harapan Untuk Indonesia

    Assalamu’alaikum,

    INDONESIA ini adalah negara besar, tapi bukan sekarang, saya yakin Insya ALLAH akan datang, ya semoga saja tidak terlalau lama lagi. Karena negeri ini punya segalanya : punya tanah yang luas, punya laut yang luas, punya langit yang panas, punya hujan yang banyak, dan jumlah penduduk yang banyak dan cerdas-cerdas, kita punya segalanya kawan. Tidak semua negara lain di luar sana punya semuanya seperti kita.

    Tapi kenapa petani negeri ini miskin dan direndahkan, disepelekan, tapi kenapa nelayan di negeri ini hidup dibawah garis kemiskinan. Kenapa?? Kenapa? Padahal tanah kita penuh berkah dan laut kita berlipah. Pasti ada yang salah di negeri ini. Semua itu salah kita kawan, ya salah kita, karena kita tidak mencintai dan mendukung negeri ini. Lihatlah diri kita dan sekeliling kita dalam konsumsi sehari-hari.

    Mari kita mulai gerakan:
    Stop beli buah impor, mari beli buah negeri sendiri, biarpun jelek tapi produksi negeri sendiri. Stop beli beras impor, belilah beras negeri sendiri. Stop beli ikan dan daging impor, belilah ikan dan daging sapi negeri sendiri. stop beli sirloin dan tenderloin impor. Stop beli sepatu, tas, dan baju impor, belilah produksi negeri sendiri. Tanyakan pada mereka apakah ini impor atau lokal. Kita bisa memulai gerakan ini dari diri sendiri. Saya lebih ikhlas apabila petani dan nelayan negeri ini kaya raya, daripada petani dan nelayan impor yang kaya raya.

    Mari kita dukung dan do’a kan Pak Dahlan Iskan semoga beliau tetap istoqomah untuk menggapai janji kemerdekaan yaitu Kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

    Copy paste dari milis sebelah, untuk perenungan dan gerakan sosial perubahan, mari berubah dimulai dari diri kita sendiri. Sebuah cerita satire mungkin akan bisa menggambarkan Indonesia saat ini, silahkan disimak..

    Judulnya Ketika Tuhan Menciptakan Indonesia:

    Suatu hari Tuhan tersenyum puas melihat sebuah planet yang baru saja diciptakan- Nya. Malaikat pun bertanya, “Apa yang baru saja Engkau ciptakan, Tuhan?” “Lihatlah, Aku baru saja menciptakan sebuah planet biru yang bernama Bumi,” kata Tuhan sambil menambahkan beberapa awan di atas daerah hutan hujan Amazon. Tuhan melanjutkan, “Ini akan menjadi planet yang luar biasa dari yang pernah Aku ciptakan. Di planet baru ini, segalanya akan terjadi secara seimbang”.Lalu Tuhan menjelaskan kepada malaikat tentang Benua Eropa. Di Eropa sebelah utara, Tuhan menciptakan tanah yang penuh peluang dan menyenangkan seperti Inggris, Skotlandia dan Perancis. Tetapi di daerah itu, Tuhan juga menciptakan hawa dingin yang menusuk tulang.Di Eropa bagian selatan, Tuhan menciptakan masyarakat yang agak miskin, seperti Spanyol dan Portugal, tetapi banyak sinar matahari dan hangat serta pemandangan eksotis di Selat Gibraltar.

    Lalu malaikat menunjuk sebuah kepulauan sambil berseru, “Lalu daerah apakah itu Tuhan?” “O, itu,” kata Tuhan, “itu Indonesia. Negara yang sangat kaya dan sangat cantik di planet bumi. Ada jutaan flora dan fauna yang telah Aku ciptakan di sana. Ada jutaan ikan segar di laut yang siap panen. Banyak sinar matahari dan hujan. Penduduknya Ku ciptakan ramah tamah,suka menolong dan berkebudayaan yang beraneka warna. Mereka pekerja keras, siap hidup sederhana dan bersahaja serta mencintai seni.

    “Dengan terheran-heran, malaikat pun protes, “Lho, katanya tadi setiap negara akan diciptakan dengan keseimbangan. Kok Indonesia baik-baik semua. Lalu dimana letak keseimbangannya? “Tuhan pun menjawab dalam bahasa Inggris, “Wait, until you see the idiots I put in the government.” (tunggu sampai Saya menaruh ‘idiot-idiot’ di pemerintahannya). 😦

    —-

    Dan untuk rasa terima kasih., untuk Kemerdekaan Republik ini, kami pemuda-pemudi Indonesia memberikan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada pejuang yang telah mengorbankan darah dan air mata mereka untuk bangsa yang tidak tahu terima kasih ini..

    Lagu Ismail Marzuki – Indonesia Pusaka

    “Indonesia tanah air beta..
    Pusaka abadi nan jaya..
    Indonesia sejak dulu kala..
    Tetap di puja-puja bangsa..

    Reff :
    Di sana tempat lahir beta..
    Dibuai dibesarkan bunda..
    Tempat berlindung di hari tua..
    Tempat akhir menutup mata..”

    HIDUPLAH INDONESIA RAYA!!
    Mari tunjukkan sedikit dedikasi untuk Indonesia kita.

    —-
    Salam hormat satu Indonesia.
    Bonzo – Jakarta

    Posted by bonzo | 26 Maret 2012, 7:21 pm
    • Sedap sekali rangkaian kalimat-kalimat Mas Bonzo…

      Cuma sedikit yang saya bisa tambahkan, saya cuma mau menggambarkan bagaimana orang Australia sangat bangga dengan produk dalam negerinya.
      Pada kemasan-kemasan produk lokalnya dengan bangga mereka memasang logo dan kata-kata yang kira2 artinya “Produk Kebanggaan Australia, dibuat dengan bahan baku Australia, di Australia, dan oleh perusahaan Australia”.
      Demikian juga dengan bangsa Amerika. Jujur, saya adalah orang yang kagum dengan Bangsa Amerika, tapi bukan negara atau pemerintah amerika. Kenapa saya kagum dengan Bangsa Amerika? Karena mereka sangat cinta kepada negerinya. Kemanapun di Amerika, dengan mudahnya kita melihat bendera kebangsaan mereka berkibar dimana-mana.
      Lucunya, banyak warga Amerika yang sebel sama pemerintahnya sendiri. Tapi mereka bisa memisahkan antara Bangsa dan negara. Mungkin karena mereka bisa mendapat berbagai contoh dan bukti kehebatan Bangsa mereka walaupun pemerintah dan negara mereka amburadul…
      Harusnya kita bisa begitu, walaupun negara autopilot, pemerintahnya diisi idiot-idiot oleh Tuhan seperti kata mas Bonzo, tapi kita masih bisa berbangga sebagai sebuah Bangsa… Dengan munculnya Pak Dahlan kepermukaan, seharusnya lebih mudah

      Posted by M. Erick Antariksa | 27 Maret 2012, 12:59 am
      • Nice axplanation and argumentation pak Erick.. Saya pun hampir berpikir hal yang sama apakah opini saya sudah begitu terkontaminasi oleh pemberitaan media. Memang asik diskusi disini, banyak ilmu baru. Selama positive thinking & open mind, pasti wawasan kita menjadi tambah luas.. Apallagi kalau ada di antara temen-temen disini yang punya keahlian untuk membuat resume atas ide, masukan, saran, konsep dlsb terkait sebuah hope yang digulirkan pak Dis, sangat luar biasa. It’s the real hope. Bravo untuk semuanya!!! 🙂

        Posted by akadarisman | 27 Maret 2012, 7:10 am
        • Terima kasih banyak mas Aris untuk semangatnya….
          Sepertinya sang biang petir memantau komentar-komentar kita kok. Sering kali apa yang kita diskusikan, perdebatkan, atau pertanyakan disini dibahas beliau lewat media

          Posted by M. Erick Antariksa | 27 Maret 2012, 8:37 am
        • KOPDAR HARI SABTU 31 MARET JAM 8 PAGI.
          Di HOTEL HARRIS MAL KELAPA GADING

          Pak Dahlan jadi Motivator di Seminar yang diselenggarakan IEBA.

          GRATIS !!!
          AJAK KERABAT DAN SAHABAT

          Istri dan Anak-anak bisa menunggu sambil berjalan-jalan di Mal. Hotel Harris ini letaknya di dalam Mal Kelapa Gading yang besaaar itu.
          Buat yang dari luar kota, selain bisa menginap di Hotelnya, bisa juga bermalam di Masjid Raya Kelapa Gading yang ada tepat di depan Hotel Harris/Kelapa Gading Mal.

          Ayo bantu Pak Dahlan!,
          Ayoo dukung Pak Dahlan!!,
          Ayoo dampingi Pak Dahlan!!!

          Tunjukkan KITA ADA kepada Pak Dahlan dan kepada orang-orang semacam Ependi Gojali!!!

          Supaya lebih afdhal, isi registrasi dulu yang ada linknya di komentar MH 18.

          Posted by M. Erick Antariksa | 28 Maret 2012, 1:40 pm
          • wah..saya udh coba registrasi,trnyta ga bs kl bukan org kantoran…sebenarnya pengen bgt bs hadir.Ya udh ga apa2…ditunggu ulasan seminarnya disn Pak..

            Posted by koreksidiri | 29 Maret 2012, 10:03 pm
    • top mas Bonzo tulisannya mantap siapa tahu nanti bisa menandingi tulisannya Pak Dis hi hi hi

      Posted by ikin | 27 Maret 2012, 6:28 am
      • To Mas Ikin & Mas Erick

        Ayo teman-teman kita komsumsi produk lokal, minimal kalo ada produk versi lokalnya kenapa harus yang versi impor, ada jeruk medan kenapa harus jeruk negeri panda, ada apel malang, kenapa harus apel paman sam, ada sepatu cibaduyut atau yongky, kenapa harus sepatu cesare paciotti atau apalah itu, nggak ngerti saya.
        Saya hanya mencoba belajar cinta Indonesia, cinta petani, nelayan, dan produk Indonesia. simple aja. Saya tidak merasa lebih keren kalo menggunakan produk-produk impor, rasanya sama aja kok menggunakan produk lokal.

        Salam hormat Dahlanisti seluruh Indonesia.
        Bonzo – Jakarta

        Posted by bonzo | 28 Maret 2012, 9:42 am
  81. Jadi Petani itu pak tidak pernah dapat harga :
    Kalau mau beli pupuk dan sarana pertanian maka petani yang tanya harganya berapa pupuk satu sak atau obat 1 liter.
    kalau petani panen maka yang menghargai hasil panen, pembeli/tengkulak petani bertanya lagi berapa harga gabah sekarang.Semoga pak petani lebih makmur dengan program BUMN amin,dan Pak DI selalu di lindungi yang kuasa untuk memakmurkan petani, Amin

    Posted by Putu EW | 26 Maret 2012, 7:22 pm
  82. Sekalian padi organik dong pak~~ biar makin sehat!

    Posted by intenratna | 26 Maret 2012, 7:46 pm
    • Ada seorang anak muda, anak kecil malah kalau menurut saya…
      Perempuan, cantik, energik.
      Dia mengkoordinir petani-petani sebuah desa di jawa barat, untuk menanam padi organik. Untuk itu, tidak mudah dan cepat jalannya, pertama mereka harus “membersihkan” tanah agar benar-benar bebas dari unsur-unsur kimiawi. Baru kemudian menanam dan membesarkan si padi.
      Setiap proses diawasi ketat oleh badan sertifikasi internasional. Karena si anak kecil ini ingin padi dan beras para petani mendapat sertifikasi organik 100%.
      Kenapa harus organik 100%, agar bisa masuk ke pasar amerika!! Gila ga tuh anak kecil. Waktu ditanya bagaimana cara pemasarannya? Dengan hepinya dia bilang cukup browsing di internet. Para importir amerika bersedia membeli asal ada sertifikasi organik dari badan internasional. Menurut si anak kecil cantik ini, pasar beras amerika cukup luas. Khusunya di newyork. Ada masyarakat itali dan asia yang membutuhkan beras.
      Singkat kata, akhirnya, untuk pertama kalinya beras Indonesia bisa memasuki pasar amerika!!
      Itu semua gara-gara si anak kecil cantik yang enerjik…

      Posted by M. Erick Antariksa | 27 Maret 2012, 12:10 am
      • pak Erick, anak perempuannya namanya siapa tho ?
        mau lihat kecantikannya (kata pak Erick begitu) hehehe

        Posted by yud | 27 Maret 2012, 8:13 am
        • mumpung sy ada link ke produsen pupuk organik yg hebat
          bakteri pupuk organiknya :
          – bisa menguraikan bahan organik sehingga jadi pupuk organik
          – bisa menguraikan bahan non organik sehingga jadi penetral limbah

          Posted by yud | 27 Maret 2012, 8:45 am
          • mo nambah lagi hehehe
            sepertinya penemu bakteri (pupuk organiknya) dulu ingin membagi gratis cara buat pupuk nya ke petani,
            tapi dulu (kalo ndak salah) pernah ke mentan tentang pupuk organiknya tapi ndak kepake pupuknya

            Posted by yud | 27 Maret 2012, 8:55 am
        • Wuaaah!!!
          Dahsyaaat ini Mas Yudd!!!

          Dibawah sepertinya ada komentar dari sorang penyuluh pertanian, pasti cocok apabila diobrolkan di sini.

          Anak cantik enerjik itu saya beneran lupa namanya…
          Tapi seingat saya, dia itu mendatangi mantan gubernur Jabar, sepertinya Solichin GP atau siapa gitu yaa… Nnng…kalau ga salah yang rumahnya di pojokkan jalan cipaganti, yang hobi koleksi jip-jip Willy’s.

          Nanti insya Allaah akan saya coba cari-cari yaa

          Posted by M. Erick Antariksa | 27 Maret 2012, 6:03 pm
      • Huahahahahahaha…. Lhaa itu mas Yud, lupaaa aku namanyaa

        Posted by M. Erick Antariksa | 27 Maret 2012, 8:24 am
      • pak erick anak kecil cantik itu bukannya melly manuhutu ya?

        Posted by bu rt | 31 Maret 2012, 2:01 pm
  83. assalamualaikum wr. wb.

    semoga bapak tetap diberi kesehatan & kekuatan untuk merubah bangsa ini.

    soal beras & petani ini kompleks sekali pak. musti jadi seorang petani untuk paham bahasanya. menyerahkan urusan ini kepada bumn bukan hal mudah karena birokrasinya yg panjang & (dibuat) berbelit. bapak perlu badan permodalan kecil berjumlah banyak (kalo perlu ditiap kecamatan pak) yg langsung bersentuhan dgn petani. pinjaman modal tidak berbentuk uang. dan alat pengolah hasil pasca panen agar petani bisa menyimpan hasil panenya & dijual ketika harga bagus.

    Posted by untung | 26 Maret 2012, 8:23 pm
  84. Eh iya…
    Beberapa saat yang lalu, Indofood pernah punya ide bikin beras non padi. Saya tidak tau dari apa bahannya, tapi katanya rasanya, teksturnya, bentuknya persis sama dengan beras dari padi

    Posted by M. Erick Antariksa | 26 Maret 2012, 10:09 pm
    • …heran, saya itu kok komentar tentang sintetik-sintetik terus yaa.
      Kemari bensin sintetik, sekarang beras sintetik.
      Tapi ada yang saya tidak mau sintetik… PRESIDEN

      Presiden RI tidak boleh presiden sintetik !!

      Posted by M. Erick Antariksa | 26 Maret 2012, 10:30 pm
    • wah kalo seperti itu saya sdh sering makan disini mas, beras dari amerika juga mereka bikin sintetik, tapi kalo orang indonesia yg biasa makan beras enak ya mungkin banyak yang komplain 🙂

      Posted by muthawif online | 26 Maret 2012, 10:34 pm
    • beras sintetik bisa dibuat dari campuran ubi jalar, kentang, singkong, dll yang bernilia ekonomis rendah, kemudian bisa ditambah vitamin dan mineral yang diinginkan juga rasa dan flavor. Indofood melihat prospek yang sangat tinggi untuk menjual beras sintetik kedepannya berlandaskan bahwa semakin banyak kaum hawa yang tidak bisa masak dan ini dijadikan pasar empuk oleh indofood karena typikal orang indonesia tidak bisa dipisahkan dengan beras dan selalu saja pengen instan, sekarang lagi dikembangkan teknologi pangan membuat beras langsung jadi nasi kurang dari 3 menit.

      Posted by mohbusinessman | 26 Maret 2012, 10:56 pm
      • Mas Muthawif, harganya lebih murah atau lebih mahal dari beras asli? Jangan-jangan itu sebabnya kenapa pertanian kita dibiarkan hidup segan mati tak mampu… Supaya bisa dihajar beras sintetik maerika.

        Wuiih, anak food science angkat bicara juga akhirnya. Baguus!! Itu singkong, kentang, ubi jalar dll untuk bahan baku nasi sintetik nya Indofood, tersedia ga di Indonesia? Atau impor pula ternyata? Lalu productin costnya lebih tinggi atau lebih rendah dari nasi asli?

        Ubi, singkong, kentang dll seperti yang mas Fahmi bilang tadi itu, secara teknis, lebih sulit atau lebih mudah ditanam ya? Kalau lebih mudah, lebih murah, wuaah… Boleeeh jugaaa nih

        Sayang maccaron bakerzin ga bisa dibuat dari beras sintetik juga yaa mas Fahmi hehehehe

        Posted by M. Erick Antariksa | 26 Maret 2012, 11:20 pm
    • Mohon informasi dari yang berpengalaman dan berpengetahuan di bidang tanaman, apakah Singkong, Ubi, Kentang, Sagu lebih mudah, lebih murah ditanam dan lebih cepat dipanen ketimbang Padi?
      Sepertinya juga Singkong, Ubi, Kentang, Sagu lebih “bandel” ketimbang Padi, apakah benar demikian? Apakah hanya sedikit membutuhkan air? Dan tidak perlu dipupuk?

      Secara ekonomi mana yang paling cocok dijadikan bahan baku nasi sintetik di Indonesia?

      Terima kasih sebelumnya

      Posted by M. Erick Antariksa | 27 Maret 2012, 6:30 am
      • dari pengalaman sy mengelola sepetak tanah , untuk singkong saja.. Membuat tanah subur jadi tidak produktif, unsur hara habis diserap oleh singkong.. Melihat dampaknya, sangat tidak mungkin satu tempat ditanami singkong terus menerus.. Recovery tanah jd lama. Tp setahu sy, ada varietas baru yg tidak rakus hara,tp hasil lbh maksimal… Cuma itu baru katanya2, sy belum pernah nemuin.. Monggo bagi yg expert di tanaman2 ini membabar ilmunya di sini… Nuwun.

        Posted by wawan | 27 Maret 2012, 9:53 am
      • Dear Mas Erick,,

        secara teknis umbi-umbian itu sangat mudah ditanam di indonesia dan murah harganya tidak usah pakai pupuk pun jadi, untuk pembuatan berasnya pun relatif lebih murah namun dilihat dari rasa sebenarnya berbeda jauh,

        tanah indonesia sangat subur, tancepin tongkat juga bisa jadi pohon mas erick,,hehe

        untuk pembuatan macaroon itu mah pake almond ground, ga bisa pake beras sintetik,,hehe

        Posted by mohbusinessman | 27 Maret 2012, 9:56 am
        • Mas Fahmi, untuk masalah rasa dan aroma, mungkin akhirnya terpaksa meminta bantuan Flavour House untuk bisa menciptakan nasi “palsu” yang bukan terbuat dari beras, tapi persis sama dengan nasi asli dari beras di mata, di hidung, dan di lidah… Bedanya di harga yang jauh lebih murah, efek kenyang yang lebih lama, kadar gula yang lebih sehat, serta waktu memasak yang lebih singkat (hemat gas).
          Pokoknya, kita harus dan pasti bisa mensiasati berbagai permasalahn kita dengan cerdik dan cerdas. Aamiin

          Posted by M. Erick Antariksa | 27 Maret 2012, 10:54 am
          • yupz,,saya bisa buat flavour karena ada temen saya dibagian RnD Flavour House terbesar di Indonesia,,,
            kalo ada rencana produki massal bisa saya buat proposalnya,,hehe

            Posted by mohbusinessman | 27 Maret 2012, 11:02 am
          • Luar bisa Mas Fahmi ini…
            Bisa jeli menangkap berbagai peluang usaham
            Salut!!!

            Istiqammah menerapkan DAHLAN-IS-ME !!!

            Posted by M. Erick Antariksa | 28 Maret 2012, 2:06 pm
      • Mengenai umbi-umbian, saya teringat halaman awal dari sebuah novel, kalau tidak salah Ronggeng Dukuh Paruk, dimana digambarkan adegan sekelompoh anak kecil yang tinggal di daerah kering dan tandus, untuk mengganjal perut mereka mencari umbi-umbian, ketika mereka dapatkan pohonnya, mereka beramai-ramai mengencingi pohon agar tanah menjadi basah dan gembur sehingga mudah untuk mencabut pohon. Gambaran itu tertanam kuat di benak saya. Saya lantas menyimpulkan bahwa umbi-umbian adalah tipe tanaman yang “badak” dan tahan banting sehingga bisa tumbuh di tanah kering dan tandus sekalipun.

        Untung ada mas Wawan yang membagi pengalamannya bahwa ternyata singkong adalah tanaman “jahat” yang hobi memakan kesuburan tanah.

        Kalau begitu mungkin kita bisa menoleh ke SAGU…
        Ada 1 juta ha hutan sagu di Papua. Satu ditebang 10 tumbuh. Dulu itu makanan utama orang Maluku dan Papua. Kalau beras dari sagu sukses, sekalian memperbaiki arus logistik yg timpang. Kapal2 ke arah timur yangg berangkat penuh, pulangnya kosong. Ini bikin mahal biaya logistik. Kalau ada jutaan ton beras sagu, kapal2 dari timur bisa diisi beras sagu.

        Dahsyat yaa idenya??!
        Iyaaa doong, tapi bukan ide saya, cuma copas saja pendapat seseorang yang dahsyat pemikirannya… Hehehehe

        Posted by M. Erick Antariksa | 27 Maret 2012, 10:39 am
        • Mantap Pak Erick, Baru Bilang Pagi, Disambung Sama Pak Dahlan Langsung Di Sore Hari :

          “Tahun ini kita fokus pada ternak, beras, gula, dan sagu. Sagu kita minta diproduksi bentuk dan rasanya seperti beras. Pada tahap awal 0,5 juta ton. Misalkan ada (pabrik sagu) di Papua, maka kapal untung. Saat kembali dari sana nggak kosong,” pungkasnya.

          Cek di : http://finance.detik.com/read/2012/03/27/164124/1878011/4/dahlan-indonesia-nggak-mampu-saingi-jeruk-dan-apel-dari-china?f9911023

          Posted by Darko Rahman | 27 Maret 2012, 5:13 pm
          • Terima Kasih informasinya Mas Darko…

            Sungguh luar biasa Menteri BUMN yang satu ini.

            Cepat Tepat – Cerdas Cermat !!!

            Semoga ide sederhana ini bisa bermanfaat maksimal dan efektif bagi Bangsa dan Rakyat Indonesia, Aamiin… Aamiin… Aamiin…

            Ayo penganut Dahlanisme, ketikkan ide-ide terjernih kita semua. Jadikan blog mas Pram ini sebagai think tank bagi Bangsa dan
            Rakyat Indonesia

            Posted by M. Erick Antariksa | 27 Maret 2012, 6:23 pm
  85. Assalamu’alaikum Wr Wb..

    Ya Allah berikanlah kesehatan utk pak DI dan berikan kekuatan, kemudahan, kelancaran dalam masa tugasnya menjadi menteri BUMN sampai selesai. Allah bersama kita semua

    * Mengenai anggapan pencitraan dari media dan orang” yg iri hati, tantang terus pak, AYO kerja kerja kerja… ajak turun kelapangan jgn asal cuap cuap kalau memang punya nyali… kalau memang masih cuap cuap anggap aja itu sebagai KENTUT setan dari neraka…

    ** Saya ingat beberapa bulan yang lalu ada menteri yg menantang pak DI utk makan singkong supaya indonesia tidak terkena krisis pangan (Beras)… menurut saya kita bisa lakukan tantangan.. itu mudah kok tiap pagi cukup sarapan singkong, siang makan nasi, malam jangan makan lagi cukup buah”an… di jamin bangun pagi akan lebih segar dan sehat saya sudah praktekan itu.. lebih” bisa puasa senin – kamis… kalau program ini kita jalankan bersama insya allah indonesia gak krisis pangan dan ini salah satu cara terbaik mencegah penyakit Diabetes..

    *** Rakyat indonesia terdiri dari banyak suku” dan adat istiadat, dan beraneka ragam jenis makanan pokok. contoh beberapa suku makan sagu dan jagung. Saya hanya usul rubahlah cara pandang kita bahwa rakyat indonesia harus makan nasi (beras)… tingkatkanlah produksi jagung, gandum dan sagu untuk rakyat yg mengkonsumsi itu sebagai makanan pokok, sehingga kita tidak terlalu bergantung kepada beras dan import beras bisa ditekan.

    **** Sekarang ini banyak bermunculan chef-chef master di acara TV national yang menyajikan sesuatu yg membosankan, Saya mohon buatlah perlombaan, tontonan, dan ajakan utk rakyat indonesia untuk mengelola bahan-bahan seperti Singkong, Ubi, Kentang, ketela dan lain” menjadi makanan yg menarik untuk di konsumsi sebagai pengganti beras. bagi para chef yg berhasil berilah penghargaan setinggi-tingginya untuk memacu lahirnya idea-idea brilian.

    MAJU TERUS INDONESIA!!!!…. Bravo Pak DI

    Wassalam,

    Posted by Trapp | 26 Maret 2012, 10:41 pm
  86. Saya malah ada pemikiran seperti ini.

    Bagaimana kalau BUMN membuat pabrik-mini pengolahan beras untuk skala kecamatan, sehingga mengurangi rantai distribusi yang terlalu panjang dan mempercepat proses produksi dari panen padi hingga menjadi beras siap masak.

    Karena, yang saya tahu adalah salahsatu masalah dari ekonomi biaya tinggi adalah rantai distribusi yang terlalu panjang, mungkin apabila pabrik pengolahan beras bisa menyatu dengan ladang pertanian padi, ongkos produksi bisa berkurang.

    Untuk masalah lahan, mungkin BUMN bisa menggunakan sistem bagi hasil dengan si pemilik lahan padi, sedangkan buruh taninya/masyarakat sekitar bisa dijadikan employee untuk mengerjakan mesin2 pabrik pengolahan beras maupun ladang operasional pabrik tersebut.

    Posted by akangyamato | 27 Maret 2012, 1:42 am
    • betul mas yamato, ini jg merupakan salah satu solusi yg mau saya utarakan selain yg saya tulis diatas itu. dengan begitu pertanian menjadi industri yg mengolah dari row material (gabah/beras) menjadi bahan baku sampai barang jadi (beras diolah jadi tepung lalu diolah lagi menjadi produk siap olah atau konsumsi bisa berupa mie,kue,biskuit,snack,maupun beras cepat saji (nasi instan) dan lain2) yang akhirnya meningkatkan harga jual gabah, meningkatkan pendapatan petani, menampung banyak tenaga kerja, mencegah urbanisasi, pemerataan pembangunan (desa jadi rame) dan mencerdaskan masyarakat (utamanya desa) supaya melek/paham teknologi, tentunya tdk semua beras harus diproses kan…..solusi yg lain jg ada dan ini kayaknya saya belum pernah liat penerapannya..intinya untuk menambah pendapatan petani juga.

      Posted by pakde | 27 Maret 2012, 6:01 am
      • walau masih belepotan dalam penyampaian kata-kata semoga tulisan ini merupakan gambaran yang ada disekitar saya.

        Usul dari mas Yamato dan pakde sangat-sangatlah bagus apabila didukung oleh pemerintah / pemerintah daerah setempat tapi yang terjadi banyak penyalahgunaan wewenang seperti:

        1. Harga pupuk melebihi HETnya
        2. Bibit bantuan bebas diperjualbelikan.
        3. Harga jual petani lebih rendah dari pada harga sebelum panen.
        4. dll

        harapan saya sih kalau bisa Kepala Dinas Pertanian, Kepala Dinas Perdagangan dll tidak dikendalikan oleh pemerintah daerah tapi langsung pemerintah pusat seperti PLN atau BUMN lainnya sehingga kalau ada ketidak becusan dalam pekerjaannya bisa disaring diblog-blog seperti ini dengan harapan kalau sampai yang bersangkutan membacanya minimal malu atau dapat tegoran dari atasanya.

        Posted by Naufal | 27 Maret 2012, 11:07 am
  87. apa yang saya temukan di boyolali untuk meningkatkan produktifita pertanian beberapa kelompok tani di sekolahkan untuk meningkatkan ilmu pertaniannya, harapan saya ke depannya hal-hal yang semacam ini lebih ditingkatkan lagi baik peserta maupun jangkauannya, apalagi jika terjadi sinergi yang bagus antara saat pengolahan sudah dibimbing, kemudian pasca panennya juga ada jaminan harga tidak anjlok, mantap ini pak

    Posted by sunarno2010 | 27 Maret 2012, 7:00 am
  88. Bulog NTB itu harus dikawal……………..Orang-orangnya cuman sibuk jadi kacung mata sipit ,masa Daerah over produksi malah ngambil beras dari luar…???????

    Kadiv….diminta Kompirmasi eeeeeeeeedioper ke anak buanhnya.

    Posted by achmad sahib | 27 Maret 2012, 7:16 am
  89. Semoga banyak BUMN mampu merubah paradigma nya utk lebih bisa melayani konsumen, tidak asal2an beri pelayanan. Salam semangat.

    Posted by Bring Out | 27 Maret 2012, 7:44 am
  90. Alhamdulillah ..minggu lalu kita kita ditantang pak Diz ngomongin…Putra ..petir., minggu ini ditantang ngomongin beras….hasil nya..kita yang kumpul disini…ternyata punya knowledge..dan idea…interpreneur dan diskusi yang sangat positif.dan saling menghargai….ok jag a terus dan ramaikan terus bloq ini… siapkan diri kita untuk tantangan idea dari pak Diz selanjutnya…Peace

    Posted by seno | 27 Maret 2012, 7:57 am
  91. Dear Pak Dahlan

    Menyoroti keberadaan Bulog, sebenarnya konsep awalnya cukup bagus. kelemahan ada di strategi /planning dan eksekutor di lapangan.

    Strategi dan planning sudah mulai di ubah dengan ide-ide segar pak dahlan, biarpun masih membutuhkan waktu untuk melihat hasilnya.

    Sambil menunggu hasil perubahan tersebut, eksekutor bulog di lapangan perlu di improve juga. sering adanya penyalah gunaan, permainan dari oknum yang terjadi dilapangan terutama didaerah yang jauh dari pusat. Perlu adanya pengawasan yang ketat. Pengawasan sebaiknya dilakukan dari dua arah : top –> down dan down –> top.

    Dari arah Top –> Down , Perlu di perkuat lembaga audit internal di Bulog, kalau perlu di taruh Dahlan Iskan – Dahlan Iskan muda di sana. Untuk membersihkan para eksekutor yang merusak kinerja Bulog.

    Dari arah Down –> Top , perlu dipermudah kontak dari rakyat ke divisi auditor , supaya rakyat yang melihat sendiri oknum yang menyalah gunakan wewenang bisa melapor dengan cepat , dan tim auditor bisa melakukan eksekusi dengan cepat. Misalkan di sosialisasikan no telp, surat atau email yang mudah di hubungi.

    Setelah sekian waktu, saat tubuh Bulog mulai bersih, maka akan sangat bersinergis dengan plan pak Dahlan sudah mulai nampak hasilnya.

    Posted by komandoxvii | 27 Maret 2012, 8:50 am
  92. Assalammualaikum Wr. Wb.

    Terima Kasih Pak DI karena sudah memberikan contoh dan tauladan kepada Pemimpin Bangsa Indonesia.
    Semoga diberikan kesehatan dan keselamatan serta kelancaran dan kemudahan dalam melaksanakan tugas.

    * Politik Pencitraan saya kira hanya untuk politikus aja kalo untuk profesional yang ada kerja kerja kerja….ngga mikirin citra lah…
    **untuk di kalimantan yang masih minus beras fungsi bulog hanya menjaga stok beras aja tapi kualitas beras yang ada sangat rendah…. perlu perbaikan pak DI
    ***dan saran juga… bulog tidak hanya mengurusi beras aja tapi juga jagung, singkong, gandum dan sagu…

    Maju terus Pak DI …..
    Wasasalam

    Posted by rudy | 27 Maret 2012, 9:39 am
  93. “Tahun ini beban Bulog sangat berat. Harus mengadakan beras dari petani 4 juta ton. Padahal tahun lalu hanya mampu 1,7 juta ton. Impor memang tidak harus dipersoalkan, tapi impor beras 1,8 juta tahun lalu, apakah harus terus-menerus begitu?(*)”
    kondisi bulog sekarang sangat memprihatinkan. mereka selalu kalah “lelang” dg tengkulak. standar gabah & beras bulog ketinggian. bulog ga bisa membuat kadar air gabah petani ideal sesuai standar bulog. tengkulak standar gabah & berasnya rendah masih berani bayar harga tinggi. Bulog ga mau kerja bareng petani bikin gabahnya ideal. bulog ga mau sedikit saja mengolah gabah petani. Aturan main bulog untuk gabah & Beras masih sangat kaku. bulog lebih suka impor beras kualitas rendah. Bulog lebih suka operasi pasar pake beras impor. bulog lebih suka teken kontrak impor. Kontrak2 bulog ke suplier2 lokal ga ada yg menguntungkan (ga pake standar kepemilikan sawah) jd suplier2nya cuma bisa belanja gabah petani pake duit pinjaman bank yg bunganya besar. bulog ga mau kerjasama Kementerian Pertanian (Kementan). Kementan Ga mau kerjasama bulog. kementan ga mau bina petani.Bulog ga peduli…..kondisi seperti ini bulog mau ga impor beras lagi…??? kondisi seperti ini bulog mau punya beras 4 juta ton dari petani..??? hahahahaha….hahahahaha….bulog..bulog…;-p

    Posted by khan muda | 27 Maret 2012, 10:02 am
  94. hampir tidak ada kata kata yang tepat untuk mendukung program Pak Dahlan, semoga pak Dahlan diberikan kesehatan dan kekuatan dalam manjalankan amal baktinya, lupakan pandangan buruk dari politisi busuk tentang pencitraan, maju terus pan Dahlan, pantang mundur………..

    Posted by anas_uci@yahoo.com | 27 Maret 2012, 10:17 am
  95. 2014 terlihat semakin cerah..

    Posted by Jaya | 27 Maret 2012, 11:21 am
  96. Assalammualaikum Wr. Wb.

    Terima Kasih Pak DI , ada setumpuk problem bangsa ini namun kami percaya anda mampu karena sudah memberikan contoh dan tauladan kepada Pemimpin Bangsa Indonesia ini bagaimana strategi mengatasi tiap masalah , sekecil apapun semoga diberikan kesehatan dan keselamatan serta kelancaran dan kemudahan dalam melaksanakan tugas.

    Selentingan “Politik Pencitraan” saya kira hanya sindiran pas untuk politikus aja kalo untuk orang-orang profesional seperti anda yang ada mungkin iman , amal(kerja) dan tawakal ….ngga lagi mikirin citra lah…
    Ada saran juga… bulog tidak hanya mengurusi beras aja tapi juga yang lain khan jagung, singkong, gandum dan sagu…jangan lupa di daerah Gunungkidul, Yogya ada ribuan petani disana yang hidup dan bergantung dari hasil gaplek kenapa belum kesentuh juga , ini tugas kita juga khan..

    Ayo Pak DI Maju terus Pak kami siap terjun mendukungmu …..
    Wasasalam

    Posted by Akmal | 27 Maret 2012, 11:31 am
  97. 10 Persen yang menuduh ‘aksi’ Pak DIS sebagai pencitraan, saya ikut mendukung yang 10 Persen tadi bersama sama pak DIS ikut sama sama membangun citra, biar sama sama ikut merasakan tuduhan kerja keras Pak DIS sebagai pencitraan. Ayooo…. silahkan Pak, Jeng…., mumpung gratis….tawaran Pak DIS saya pikir serius loh…

    Posted by akik | 27 Maret 2012, 1:16 pm
  98. Salam Kenal
    Sudah waktunya para petani & pekebun yg trampil, handal & berkualitas untuk di rotasi ke daerah2 yg perlu pembelajaran praktik nyata dalam bertani dan berkebun sehingga dapat merata seantero pulau2 di Indonesia agar gemah ripah loh jinawi semakin nyata. Kalo pejabat saja bisa di rotasi & dimutasi kenapa para petani & pekebun tidak? Kata Pak DIS tidak ada yg tidak mungkin jika kita semua berupaya & bekerjasama semaksimal mungkin untuk mewujudkannya. Semoga gabungan BUMN pertanian tersebut diatas juga sudah memikirkan biaya perjalanan dinasnya bagi para petani & pekebun yg berprestasi tersebut untuk melakukan getok tular keberhasilannya secara nyata. Semoga selalu diberi & dijaga kesehatan Pak DIS. Aamiin.
    (HEP)

    Posted by hep | 27 Maret 2012, 2:13 pm
  99. Dalam dua minggu ini, saya bersama teman-teman telah 3 kali bertemu dengan kelompok2 tani. 2 kali di Kabupaten Malang, dan 1 kali di Kabupaten Gunung Kidul. Sebenarnya ada 1 lagi, yaitu di Banyuwangi, tetapi saya tidak bisa ikut. Pertemuan terakhir dengan kelompok tani yang saya ikuti adalah pada hari Minggu kemarin, 1 hari sebelum artikel ini keluar. Jadi membaca artikel ini, rasanya seperti mendapat support baru untuk me”manufacturing hope” dari saudara-saudara kita yang berkecimpung di dunia pertanian. Bukan hanya petaninya saja, tetapi termasuk buruh-buruh tani.
    Memang bukan hal yang mudah, untuk meningkatkan kesejahteraan petani secara instan di tengah aura pesimisme yang telah merasuk ke dalam para petani di negeri ini, sampai-sampai kebanggan sebagai petani pun tidak lagi mereka punya. Atau jangan-jangan menjadi petani memang tidak bisa dibanggakan? Namun, ternyata dengan dialog dalam suasana yang terbuka, pelan-pelan cahaya optimisme bisa kembali dikobarkan.
    Optimisme yang kembali bangkit, tentu akan sia-sia jika tidak ada tindak lanjut yang bisa membawanya pada kenyataan yang bisa dirasakan oleh saudara-saudara kita petani. Bila Pak DI dan Bulognya sudah menancapkan tekat untuk membantu petani meningkatkan kesejahteraannya, maka Insya Allah jalan itu akan semakin mudah. Tentu tidak melupakan faktor-faktor lain yang menjadi problem petani, diantaranya unsur hara tanah yang semakin turun, bibit yang berkualitas, pola tanam dan hal-hal yang lain.
    Semoga ini adalah kabar baik yang bisa saya sampaikan bagi saudara-saudara kita petani bila esok berjumpa kembali, agar senyum kembali mengembang di wajahmu.

    Posted by GALIH | 27 Maret 2012, 3:30 pm
  100. semoga Allah beri kekuatan dan kesehatan prima dalam menjalankan amanah tuk memakmurakan bumi inin utk Pak DIS

    Posted by ikhwan | 27 Maret 2012, 4:27 pm
  101. sekedar sharing..
    Menteri BUMN Dahlan Iskan menginstruksikan agar hotel-hotel milik Pemerintah, khususnya yang di bawah Indonesia Natour (Inna) Group, agar menghilangkan kesan kumuh. Syarat itu mutlak demi memenangkan kompetisi bisnis mereka

    http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/bisnis/12/03/26/m1hj48-lewat-500-days-of-change-dahlan-wajibkan-hotel-pemerintah-tak-kumuh

    Posted by caderabdul | 27 Maret 2012, 4:37 pm
  102. Pak DAHLAN maju trs tetap lakukan yang terbaik untuk Indonesia. Bagi anda yang mempunyai keluhan sakit jantung, stroke, diabetes, kolesterol jahat, tekanan darah tinggi, dll. Silahkan klik HIDUP SEHAT DENGAN JAMUR LING ZHI Semoga Bermanfaat

    Posted by Hidayat | 27 Maret 2012, 6:23 pm
  103. Petani tebu pun berharap banyak pd pak DIS

    Posted by Alsalongari (@Alsalongari) | 27 Maret 2012, 7:00 pm
  104. Secara umum, permasalahan yang sering terjadi pada adalah permodalan, pemasaran, kurangnya pengetahuan dan SDM yang kurang berkualitas. Dalam konteks peningkatan daya saing, penguasaan pengetahuan adalah faktor penting untuk mendongkrak daya saing. Di sinilah kelemahan terbesarnya. Rendahnya penguasaan pengetahuan dipengaruhi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah (1) kurangnya kesadaran dan kemauan untuk menerapkan pengetahuan yang tepat guna, (2) keterbatasan modal untuk meningkatkan penguasaan teknologi, (3) kurangnya kemampuan untuk memanfaatkan dunia usaha dan (4) kurangnya akses terhadap sumber teknologi dan pengetahuan.

    http://djadja.blog.widyatama.ac.id/2012/02/26/manajemen-pengetahuan-dan-daya-saing-ukm/

    Posted by djadja | 27 Maret 2012, 8:00 pm
  105. semoga bapak selalu diberi kesehatan….

    Posted by zywih | 27 Maret 2012, 8:06 pm
  106. ketahanan pangan itu penting, mensejahterakan petani jg penting. Mdh2an BUMN kita bs menjadi pelopornya..maju terus pak DIS..

    Posted by abuyaisnain | 27 Maret 2012, 8:48 pm
  107. bagi saya, tidak masalah pak dahlan iskan pencitraan sana-sini. terlepas dari itu sengaja, atau tidak disengaja. tapi untuk menjadi pemimpin besar yang solutif memang diperlukan pencitraan juga.

    toh, sejauh ini pak dahlan iskan memang selalu membuktikan solusi-solusinya memang jitu menyelesaikan masalah 🙂

    Posted by ikhwanalim | 27 Maret 2012, 9:04 pm
  108. saya tertawa geli ketika membaca effendi ghazali si tukang kritik berlabel ‘Pakar’ komunikasi politik yg suka cuap-cuap di tv 0’0N maupun metromini TV, menyerang pak dahlan dg sebutan ‘ngaco’ baca: http://m.detik.com/read/2012/03/22/115427/1874274/4/effendi-ghazali-ada-beberapa-ide-dahlan-iskan-yang-rada-ngaco

    rupanya si ‘Pakar’ tidak pernah jalan-jalan ke suramadu atau ke kuala lumpur, dimana motor/roda dua bisa masuk tol dan diberi jalur khusus.

    Si ahli kritik ini kemudian dibantai lebih dari 200-an orang yg mengomentari artikel di detik[dot]com

    Nampaknya sang ‘pakar’ kena batunya. Dia memilih lawan yg salah. HE HE HE…

    Posted by mister paidjo | 27 Maret 2012, 11:32 pm
    • pakar komunikasi ngaco…

      Posted by rizky | 28 Maret 2012, 8:32 am
    • Effendi Ghazali kalo nggak ngomong jelek, gak bisa dapat uang, cari makannya ya nyocot kritik negatif dan oon begitu-begitu, baru deh dia laku dijual dan dapat honor. kasihan deh lo dihajar rame-rame di detik.com hahahaha… Pak Effendi lo kudu ngaca bro.

      Salam hormat untuk Dismania seluruh Indonesia.
      Bonzo – Jakarta

      Posted by bonzo | 28 Maret 2012, 11:36 am
    • Aneh si Pendi Gojal ini…
      Ngaku sebagai pakar Komunikasi Politik tapi kok memperhatikan masalah ide tentang jalan tol yang tidak ada hubungannya dengan komunikasi politik.

      Seharusnya dia memperhatikan dan mempelajari metoda komunikasi yang dilakukan pak Dahlan. Perhatikan dan pelajari itu saja dulu. Sudah sangat menarik untuk dibahas, sangat banyak yang bisa diteliti dan dipelajari.

      Kenapa Pak Dahlan memilih berkomunikasi secara tertulis? Kenapa bukan memilih keluar masuk talkshow di tivi?
      Pakar Komunikasi Politik, berkonsentrasi lah pada masalah Komunikasi Politik.

      Saya rasa si Pendi Gojal ini belum sekali pun membaca pemikiran-pemikiran Pak Dahlan, khusunya mengenai revolusi sepeda motor yang pernah dibahas Pak Dahlan.

      Saya mau komen di detik tapi ga bisa sukses login untuk memasukkan komentar.

      Posted by M. Erick Antariksa | 28 Maret 2012, 2:26 pm
      • Satu lagi yang bisa dipelajari Pendi Gojal dari Pak Dahlan, kenapa dan bagaimana Mas Pram yang sama sekali tidak kenal dan tidak dapat apa-apa dari Pak Dahlan sampai mau membuat dan terus mengurus blog ini. Demikian juga dengan pemilik akun twitter dan FB yang secara sukarela membeberkan berbagai berita tentang Pak Dahlan.

        Bagaimana pula para komentator di blog ini sampai bisa melakukan diskusi terarah penuh rasa saling menghargai padahal tidak mengenal satu sama lain.

        Bagaimana pula para komentator disini sampai bisa berjibaku ikut memikirkan apa-apa yang bisa dilakukan untuk mendukung tindakkan dan terobosan Pak Dahlan tanpa pernah memikirkan pamrih atau balas jasa apapun dari kementrian atau dari negara.

        Semua ini sungguh merupakan suatu fenomena dahsyat yang sangat luar biasa untuk dibahas, diteliti, dan ditiru.

        Posted by M. Erick Antariksa | 28 Maret 2012, 2:41 pm
    • sy bkn geli lg pak,ngakak! n.. terharu

      Posted by miranda nasution | 29 Maret 2012, 11:24 am
  109. Kalo pak Dis kita sedikit banyak tahu sumbangsihnya untuk negeri ini baik semasa di PLN maupun di kementrian, sedangkan Effendi Ghazali?? Sebaiknya ‘Pakar’ kritik kita yg satu ini perlu ikut pak dahlan seminggu atau sebulan penuh, dan semoga dia tidak akan mengeluhkan jadwal pak dahlan yg padat, karena sang ‘Pakar’ tentu jauh lebih muda dan tidak pernah ganti hati, xixixi….. :p

    Posted by den bagus sengarso | 27 Maret 2012, 11:51 pm
    • semua ada peran dan tugasnya masing-masing, boss… para pakar, analis, dan pengamat kan memang dibayar utk mengkritisi dan mencari-cari kekurangan… kitanya yg hrs kepala dingin dan dewasa menyikapi… ada nasehat tua, kalo kita ingin tahu diri kita, bertanyalah kpd musuh atau orang-orang yg membenci kita…

      Posted by Novrian Eka Sandhi | 28 Maret 2012, 11:22 pm
  110. semakin banyak gebrakan pak dis semakin bnyak pula musuh2 nya.. mari kita kawal bersama pak dis.. pak dis memang tdk punya kekuatan politik.. tetapi beliau punya kekuatan dukungan rakyat yg luar biasa.. ttp istiqomah pak dis.. barokallah

    Posted by dedy irawan | 28 Maret 2012, 12:12 am
    • makin tinggi pohon, makin kencang anginnya… kalo tdk mau kena angin kencang, ya jangan memanjat pohon tinggi-tinggi… musuh pun bisa dimanfaatkan, krn dari musuhlah kita tahu kelemahan kita… saya tdk khawatir dgn gerakan apapun yg berusaha menjatuhkan/mendiskreditkan pak DIs… saya hanya berharap, kepemimpinan pak DIs bersifat tegas, lugas, sederhana, bersahaja, optimis, mengayomi, dan tegar… tdk seperti bos besar kita ‘yg satu itu’ tuh, yg mantan jenderal, badannya tegap-gagah, wajahnya tampan, tapi hobinya termehek-mehek di depan kamera sembari mengeluhkan serangan-serangan dari lawan politiknya…

      Posted by Novrian Eka Sandhi | 28 Maret 2012, 11:26 pm
  111. semoga yang dikerjakan berhasil dengan sukses besar

    Posted by firmansyah akbar | 28 Maret 2012, 6:24 am
  112. semoga p.Dis menindaklanjuti kasus ini dengan investigasi (http://bisnis.vivanews.com/news/read/293689-direktur-pt-perusahaan-gas-negara-dicopot ) kasihan kalau beliau dikelilingi org2 yg tdk benar (ingat waktu p.Dis jadi dirut PLN susah bener minta gas pd mereka sampek kayak pengemis padahal ujung2nya itu untuk kepentingan rakyat jg kan…).

    Posted by pakde | 28 Maret 2012, 7:28 am
    • wah agak OOT nih pak .
      saya pernah dengar sedikit info juga soal direktur PGN dari rekan, beliau berseteru & mendapat tekanan dari direksi yg background nya orang partai. Lebih enak kerja di perusahaan swasta daripada di BUMN tapi ditekan oleh kepentingan orang pribadi/partai. Mohon di cek dan recheck pak. Proporsi direksi yang background profesional dan non profesional infonya tidak seimbang. Pak Dahlan pasti lebih tahu apa info ini akurat ataukah tidak.
      Di Pertamina juga , ada rekan yang menginfokan bahwa dari tingkat security hingga pejabat yang satu level di bawah bu Karen , meminta uang. Mohon di recheck pak.
      sepertinya BUMN migas perlu lebih diperketat pengawasan nya. Kalau perlu di bebaskan dari orang partai yang sarat dengan kepentingan politis dan uang.
      Untuk kepentingan BUMN migas kita kedepan, minta tolong pak Dahlan me recheck sendiri info info tersebut.
      Kalau memang ternyata infonya benar, minta tolong mereka di improve . Kalau tidak bisa di improve lagi, minta tolong kursi sama orangnya dilempar keluar dari BUMN

      salam “out of the box ”

      maaf OOT 🙂

      Posted by komandoxvii | 28 Maret 2012, 10:58 am
  113. Dukungan Kami Untuk Pak Dahlan Iskan For PRESIDENT RI

    Posted by Decky Zulkarnain | 28 Maret 2012, 7:54 am
  114. Saya Salut… beberapa hari ini saya tunggu tulisan tulisan bapa… alhamdulillah keluar juga, dan hampir setiap hari saya cari berita tentang bapa DIS… saya mendukung apa yang bapak perbuat dan yang bapak katakan… semoga Presiden Indonesia besok Bp DIS, atau minimal yang memiliki karakter, semangat dan etos seperti Bapak

    Posted by cecep fuad | 28 Maret 2012, 8:11 am
  115. Langkah Menteri BUMN Dahlan Iskan yang mengangkat direktur utama PT Pelni dengan cara menunjuk langsung dinilai melanggar aturan. Di mana Surat Keputusan (SK) Menteri BUMN No 236 terkait dengan menunjuk langsung direktur utama di perusahaan negara (BUMN) itu melanggar prosedur, peraturan dan perundang-undangan.

    ”Yang sudah kami persoalkan adalah pengangkatan Dirut PT Pelni. Sekarang muncul reaksi terkait pengangkatan dirut PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dan dirut PT Perkebunan Nusantara (PTPN). Kasusnya sama, melanggar prosedur dan UU,” kata Ketua Komisi VI DPR RI Airlangga Hartarto di Jakarta, Minggu (26/3/2012).

    Selain dinilai melanggar Undang-Undang BUMN, pengangkatan Megananda juga melanggar Inpres Nomor 8 dan Nomor 9 Tahun 2005 tentang Pengangkatan Anggota Direksi/dan atau Komisaris/Dewan Pengawas BUMN.

    Pada ketentuan pasal ketiga Inpres Nomor 8 Tahun 2005 ditegaskan, Meneg BUMN berkewajiban melaporkan dan menyampaikan hasil penyaringan calon direksi dan/atau komisaris/dewan pengawas BUMN serta hasil uji kelayakan dan kepatutan kepada tim penilai akhir (TPA) yang terdiri dari presiden (sebagai ketua), wapres (wakil ketua), menkeu, menteri BUMN, dan sekretaris kabinet untuk mendapat penilaian.

    Reaksi muncul, karena penetapan Megananda Daryono sebagai dirut PTPN III dan holding BUMN Perkebunan diketahui tidak melalui jalur TPA. ”Komisi VI telah menerima banyak masukan dari masyarakat. Karenanya, kami akan bahas secara khusus untuk mengkonfirmasikan hal itu kepada Menteri BUMN,” ucapnya.

    Anggota Komisi VI DPR RI dari Partai Gerindra Edhy Prabowo mensinyalir, pemilihan dan pelantikan beberapa direksi dan komisaris BUMN awal Maret lalu lebih kental muatan politisnya ketimbang mengedepankan unsur profesionalitas. ”Menteri BUMN seharusnya juga bekerja dengan mengacu pada prosedur yang telah digariskan UU,” cetus Edhy.

    Edhy berpendapat, pemilihan jajaran direksi atau komisaris BUMN seharusnya sudah dipersiapkan sejak satu tahun sebelumnya melalui RUPS atau Rencana Kerja Perusahaan (RKP). ”Prinsipnya adalah taat asas dan aturan,” ujarnya.

    Terkait adanya pelanggaran terhadap Inpres Nomor 8 Tahun 2005 dalam pengangkatan beberapa direksi di lingkungan BUMN, Edhy Prabowo menganggap itu sebagai domain eksekutif. Sebagai anggota legislatif, ia mengaku lebih fokus pada pelanggaran terhadap undang-undang.

    Terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh menteri BUMN, Edhy memberi dua pilihan. ”Karena prosesnya melanggar UU BUMN, khususnya pasal 16, maka menteri BUMN bisa memilih mengganti direksi atau komisaris yang telah dilantik. Pilihan kedua, ya mengubah undang-undangnya,” tukasnya…… maaf sodare-sodare..layak’nya kita wajib mengawal langkah-langkah yg di tempuh pak Diz…soal’nya..sudah mulai terasa Maling-Maling senayan mulai tidak nyaman dengan ide-ide dan langkah beliau dalam korporasi BUMN yg tidak ingin BUMN hanya dijadikan sapi perahan oleh para Politisi-politisi dan Parpol yg seperti Kanker di Republik ini…..Biarkan mereka menggongong pak Diz…anda tetap berlalu untuk mensejahterakan negeri ini…wong cuman segerombolan Maling aja kok di tanggapi..hanya akan merendahkan martabat bapak sebagai seorang Negarawan……….Salam Diz’Mania

    Posted by wongcilik | 28 Maret 2012, 8:38 am
    • kalau saya pikir (maaf saya bukan orang hukum) mentri dipilih oleh presiden, direktur utama dipilih oleh mentri, direktur pelaksana dipilih oleh direktur utama dan terus sampai kebawah, dan tentunya meminta pertimbangan/masukan yg di atasnya, adakah wewenang DPR disini? inpres berfungsi dan berdampak ke dalam dan untuk jajaran dibawahnya (birokrat/eksekutif). p.Dis sebagai seorang menteri dan seorang interpreneur (sudah dibuktikan dan diakui baik didalam maupun diluar negeri) ingin membenahi kementerian ini yg sudah sekian puluh tahun tak terekspose ke umum masalah kinerjanya, kalau satu tahun sebelumnya sdh diumumkan penggantinya bisa siap2 dong yg akan diganti utk menyembunyikan/memusnahkan bukti2 kejahatannya! menurut saya bila p.Dis melakukan itu spy mereka yg blepotan tdk sempat membersihkannya saat di audit/investigasi, juga tentunya untuk meningkatkan kinerja BUMN tersebut ( http://swa.co.id/corporate-action/31496 ) karena beliau yg akan bertanggung jawab kepada presiden (tentunya jg publik) sebagai pimpinan mereka (seperti tindakan beliau dalam acara SAN di metro tv yg mem back up dirut pertamina dengan mengatakan “itu dibawah kementerian saya” saat meladeni tantangan pak kwik). dan ada lagi tindakan/perkataan yg aneh bukan dari dewan (DPR) tapi dari jajaran birokrat/eksekutif sendiri yg menimbulkan asumsi yg jelek antar birokrasi (BUMN dan ESDM) ( http://www.bisnis.com/articles/terminal-gas-terapung-pemindahannya-butuh-inpres-tak-cukup-ucapan-dahlan-iskan) mengapa tidak di bicarakan intern mereka dulu ya..bila ada masalah? tp mengapa langsung ke publik?….(ada apa ini?…) padahal p.Dis segera melakukannya karena menyangkut antar birokrasi (http://bisnis.vivanews.com/news/read/299787-fsru-dipindah–dahlan-ajukan-revisi-inpres ).
      Bila menyimak ke pembicaraan awal bukankah itu lbh mudah dan tdk ada masalah sebenarnya karena itu masalah intern BUMN (minimal tdk menyangkut birokrasi lain apalagi ke DPR, gak tau lagi klo ada efek ke yang berkepentingan) dan yg seharusnya marah adalah presiden krn inpresnya dilanggar bukan DPR yg terhormat itu (kalu gak salah mereka mendapat masukan/laporan dari masyarakat tentang hal itu jd klo gak ada masukan (wadul bhs jawanya) tentu mereka diam kan…tp saya sebagai masyarakat juga.. tidak pernah tuh melaporkan hal itu….he he he..). saya selalu berprasangka baik utk p.Dis dan percaya dgn langkah2 beliau untuk kebaikan bersama..coba ditelusuri banyak mana uang/pendapatan yg diperoleh p.Dis dari BUMN dengan uang beliau yg dipake untuk kemajuan BUMN?…harap jujur!

      Posted by pakde | 28 Maret 2012, 10:38 am
    • koment saya kenapa ya kok gak tercantum?

      Posted by pakde | 28 Maret 2012, 11:12 am
    • “Komisi VI telah menerima banyak masukan dari masyarakat. Karenanya, kami akan bahas secara khusus untuk mengkonfirmasikan hal itu kepada Menteri BUMN,” ucapnya.

      mungkin yg dimaksud adalah masyarakat benalu yg biasa numpang hidup di BUMN…

      ttg proses pengangkatan direksi yg dilakukan pak DIs dgn ‘menerobos’ sana-sini yg kemudian direspon negatif oleh DPR, inilah bedanya mental birokrat vs mental enterpreneur sejati…

      Posted by Novrian Eka Sandhi | 28 Maret 2012, 11:19 pm
  116. salam

    * Perlu dipikirkan juga sawah yang masih tadah hujan. Di tempat saya mungkin sawahnya disebut sawah irigasi, tapi saluran irigasinya hanya ngalirkan air saat musim hujan, kan sama aja bo’ong.

    * Kalo’ dibilang kementrian pertanian ga ada kerjanya, ga juga… Di tempat saya penyuluh pertanian aktif ngumpulkan kelompok tani… trus.. bla.. bla.. bla.. ujungnya jual obat pertanian he.. he..

    semoga Indonesia lebih baik…

    Posted by Rahmat | 28 Maret 2012, 8:54 am
  117. tadi malam pak DI muncul di metro TV, sama pak mahfud MD…topic “sekarang kurangnya negarawan di jaman sekarang”

    ini calon R1 adan R2 2014 bukan yach..:D

    wakakakka

    Posted by bacrut | 28 Maret 2012, 10:00 am
  118. seujut kalo bulog yang langsung turun ke sawah, tapi juga harus diawasi karena banyak rekanan bulag yang menadi tengkulak, apa lagi kalau kepala gudangnya kebutuhannya bisa dipenuhi oleh rekanan bulog, tapi jang hanya membeli langsung dari petani, untuk harga jual beras juga harus diberikan patokan harga tertinggi, jangan diserahkan langsung ke mekanisme pasar, seperti yang terjadi selama ini, ya saya mohon ke Cak Dahlan rakyat sudah pasti akan terimbas dari kenaikan harga BBM, tapi kalau Bulog mampu nenekan harga beras pasti rakyat akan mampu beli beras, tapi kalau beras diserahkan pada mekanisme pasar, pasti harga melambung

    Posted by Link Vacancy | 28 Maret 2012, 10:01 am
  119. Anggota dpr cuma ratusan org
    pendukung p dahlan jutaan orang
    referendum bubarkan dpr sarang korupsi..
    Titik.

    Posted by hendro | 28 Maret 2012, 10:10 am
    • Maaf Pak Hendro,

      Dapat informasi darimana kalau pendukung Pak Dis jutaan orang?
      Bisa diberikan link nya? terima kasih sebelumnya.

      Posted by uyung | 28 Maret 2012, 11:33 am
      • Kalau tidak salah, Mas Pram pernah bilang kalau blog ini sudah dibaca lebih dari 2 juta orang

        Posted by M. Erick Antariksa | 28 Maret 2012, 2:51 pm
      • Ya sebetulnya ga tau persis cuma di kira kira.
        Saya liat dri tv, koran dan blog ini. ya saya berpikir nya banyak juga yg ndukung..juga dari bbrp tmn saya. mereka(bbrp) tmn saya bnyk jg yg mendukung. begitulah mnrt pendapat sy.
        Pak malah tau ada 2 juta katanya…

        Posted by hendro | 29 Maret 2012, 9:07 am
  120. Kpd Bpk Dahlan.. Pagi ini Saya membaca di surat kabar tentang usulan Bapak untuk menggalakkan budidaya buah tropis ,utk mengimbangi produksi masif buah Cina, tapi saat ini BUMN,., belum bisa terlibat banyak krn sedang fokus utk tanaman pangan..Saya usul budidaya Buah Tropis dilakukan Simultan..Contoh Hal ini Bisa dilakukan oleh pinak JASA MARGA,, dengan melakukan penhijauan kiri kanan jalan dgn menggunakan Tanaman Buah Tropis,, dibanding dgn pohon penghijauan biasa.. Contoh di jln Tol Jagorawi. sepanjang 45 km, setiap 10 meter ditanam pohon buah.. berarti total bisa sekitar 4500 pohon X 2 jalur kiri kanan = 9000 pohon..Jumlah yang Signifikan. utk perawatan bs dilakukan Unit kerja pertamanan Jasa Marga…Belum BUMN2 Lain yang punya Lahan2 Luas..Demikian usulan saya semoga mendapat perhatian, dan Tanggapan dari Bpk DI yg Terhormat….

    Posted by Ariefmilo | 28 Maret 2012, 10:14 am
    • Gw kepikiran hal yang sama, tapi mekanisme monitoringnya gimana ?

      Nanti yang nikmati malah pencuri buah lagi….

      Posted by Darko Rahman | 28 Maret 2012, 10:20 am
      • Pak Darko.. Utk Pengamanan disingkronkan dgn pengamanan jln Tol itu sendiri, yg memang harus dipagari utk mencegah warga sekitar menyebrang sembarangan,,dan itu lebih mudah dgn keberadaan tanaman yg berada sejalur dgn jln Tol…Dan utk unit pertamanan Tol jg bs aktif utk segera memanen buah siap panen, tentu mereka jg hrs mendapatkan income tambahan yg sesuai…

        Posted by Ariefmilo | 28 Maret 2012, 1:36 pm
        • setuju mas, boleh juga ide itu klo boleh dan mau jasa marga melakukannya jd tumpang sari dgn tanaman yg tlah ada umumnya tanaman keras tanpa buah. lumayan ada tambahan pendapatan dan bisa menampung tenaga kerja lagi utk penanaman, perawatan dan pemanenan. tapi jangan2 nanti pengguna toll byk yg sering minggir…lumayan dikiranya gratis.

          Posted by pakde | 28 Maret 2012, 1:59 pm
    • Ide ini sangat dahsyat…

      Almarhum H.M. Soeharto memiliki pemikiran yang sama, jalan tol Jagorawi ditanami pohon apa gitu, yang kemudian dimanfaatkan sebagai pakan sapi ternak di Tapos.

      Tapi kalau tujuannya mau membendung masuknya buah impor, sepertinya harus dilakukan lebih serius dan masif. Seluruh pemda harus berperan aktif menyiapkan dan mengurus lahan-lahan penghijauan untuk ditanami pohon buah-buahan, untuk “melawan” buah impor yang masuk ke daerahnya masing-masing.

      Untuk area jalan tol, mungkin hasilnya penjualannya bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga besar pegawai tol itu sendiri. Karena kuantitasnya yang belum terlalu banyak, penjualan bisa dilakukan di rest area, selain dilempar ke pasar Jakarta. Yang sedikit harus diwaspadai adalah paparan timbal dari asap kendaraan bermotor kepada buah-buahan. Tapi pasti bisa dipikirkan jalan keluarnya.

      Posted by M. Erick Antariksa | 28 Maret 2012, 3:11 pm
      • Terima kasih….Pak Erick…..Saya bersemangat..Urun Ide…ini sebagai bentuk AJI MUMPUNG….Mumpung…BUMN dipimpin Sosok Visioner…yang selalu mengakomodasi pemikiran2 yg membangun,.dan Positif…Sangat banyak celah2 bagi BUMN kita untuk menjadi Mesin Uang bagi Negri tercinta ini…Mereka hampir memiliki segalanya…Industri Dari.. muara sampai hilir…Dari mentah sampai jadi.. Dari sabang sampai marauke..Dari jasa sampai barang.. Very very Big big Asset…& Berita baiknya Semua Ini Milik Rakyat Indonesia…dan sedang dipimpin oleh seorang yg memang sangat pantas…Alhamdulillah…..

        Posted by Ariefmilo | 28 Maret 2012, 5:22 pm
    • Setuju banget pak, kalau saya sedang lewatin Jagorawi kepikiran yang sama, sayang bangetkan kalau cuman di tanamin penghijauan.

      Posted by Rusli | 29 Maret 2012, 7:19 pm
  121. Mari kita galang dukungan agar Yusuf kala dan Dahlan Iskan menjadi R1 dan R2

    Posted by Djoko | 28 Maret 2012, 10:48 am
    • setuju!!!!

      Posted by bwm.mursito | 28 Maret 2012, 2:11 pm
    • like DIS.. dah lama ngimpi punya presiden yg mental enterpreneur.. gak bimbang, gampang mewek.. tpi mikir out d box, memimpin tindakan dilapangan, gerakan cepat penuh terobosan,

      1 aza dah syukur apalagi bisa dua-duanya disandingkan.. bakalan di gebrak n diobrak2 abrik nih kelambanan negara ini

      Posted by Hermawan | 28 Maret 2012, 8:32 pm
    • 2 orang real presiden, yg kerja, kerja, kerja dan jelas hasilnya.. faseh bicara dan terjun langsung diberbagai aspek mulai pertanian, energi, perhunungan, PU dll..

      tpi baiknya mereka cuma jdi wakil sih, karena mereka suka free, nerobos, tapi dengan full kebebasan bereksperimen.. bakal kikuk kerja dan bakal sering disemprit DPR klo dibatasi diposisi kaku/jaim sperti presiden

      Posted by Doni.Hermawan | 28 Maret 2012, 9:00 pm
  122. Bagaimanapun butuh kerja keras BULOG agar mampu menjadi sahabat petani totally. Program program yarbah, Yarnen, Proberas dan terobosan lainnya. Lebih banyak dialog dengan petani, bahkan mengundang tengkulak untuk memahami konsep mereka yang ‘jemput bola’.
    Semoga kehidupan petani dan kebutuhan beras kita dapat ditingkatkan dengan bersinergi secara maksimal.
    Para dirjen dan subordinatnya dilingkungan pertanian harus aktif mengikuti dan menindak lanjuti konsep2 dan program2 Pak dahlan

    Sukses slalu pak dahlan

    Posted by MLMenon | 28 Maret 2012, 1:47 pm
  123. Pingin Banting Setir, Jadi Petani,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,;-)

    Posted by imronkholiq | 28 Maret 2012, 6:12 pm
  124. Silahkan disimak. Pak Dahlan Iskan, Pak Mahfud MD, & Pak Anies Baswedan

    http://www.metrotvnews.com/read/newsprograms/2012/03/27/12022/34/Negara-Minus-Negarawan

    Posted by bonzo | 28 Maret 2012, 6:32 pm
  125. semoga pak DIS sehat selalu, mari kita dukung Pak Dahlan untuk RI1 2014….

    Posted by ODIK EFFENDI | 29 Maret 2012, 6:13 am
  126. setuju pak… petani kita terlalu tradisional…
    bahkan SLANK udah dari tahun 1995 “bermimpi” petani bisa punya traktor…
    entah kapan…?? 103 taun…?? mungkin…

    Posted by Rainbow Sunset | 29 Maret 2012, 9:04 am
  127. UNTUK INFORMASI WARGA BLOG INI
    Untuk melihat realitas pengunjung,warga,komunitas blog ini

    Alamat : https://dahlaniskan.wordpress.com.
    Pemilik : Pramudya Putra Utama.

    Statistik : Sejak 3 April 2008 telah terjadi 2,162,190 hit per tanggal 29 Maret 2012 jam 07.53 WIB. (dapat dilihat di halaman 1 website).

    Kesimpulan : Dalam 4 tahun (2008~2012) blog ini telah dilihat sebanyak 2 juta kali, dengan kata lain 500,000 hit/tahun.

    Harapan : Blog ini akan sangat ramai sekali tahun depan 🙂 dan terjadi 1,000 komen per minggu, per tulisan.

    Pesan : Dipersilahkan kepada pengunjung, warga, komunitas blog ini untuk memberikan komentar. Siapapun kita tidak usah sungkan menyampaikan ide, pemikiran, komentar, atau ungkapan dukungan, ini adalah ruang publik terbuka untuk siapapun. Yuk belajar menyampaikan pendapat.

    Terimakasih,.
    Salam hormat untuk Dahlan Mania seluruh Indonesia.
    Bonzo – Jakarta

    Posted by bonasulthony | 29 Maret 2012, 9:45 am
  128. UNTUK INFORMASI WARGA BLOG INI
    Untuk melihat realitas pengunjung,warga,komunitas blog ini

    Alamat : https://dahlaniskan.wordpress.com.
    Pemilik : Pramudya Putra Utama.

    Statistik : Sejak 3 April 2008 telah terjadi 2,162,190 hit per tanggal 29 Maret 2012 jam 07.53 WIB. (dapat dilihat di halaman 1 website).

    Kesimpulan : Dalam 4 tahun (2008~2012) blog ini telah dilihat sebanyak 2 juta kali, dengan kata lain 500,000 hit/tahun.

    Harapan : Blog ini akan sangat ramai sekali tahun depan 🙂 dan terjadi 1,000 komen per minggu, per tulisan.

    Pesan : Dipersilahkan kepada pengunjung, warga, komunitas blog ini untuk memberikan komentar. Siapapun kita tidak usah sungkan menyampaikan ide, pemikiran, komentar, atau ungkapan dukungan, ini adalah ruang publik terbuka untuk siapapun. Yuk belajar menyampaikan pendapat.

    Terimakasih,.
    Salam hormat untuk Dahlan Mania seluruh Indonesia.
    Bonzo – Jakarta

    Posted by Bonzo | 29 Maret 2012, 9:52 am
    • Terima Kasih Banyak Mas Bonzo,
      Terima Kasih Banyak Mas Pramudya Putra Utama.

      Posted by M. Erick Antariksa | 29 Maret 2012, 1:05 pm
    • Saya usul Blog-nya diperluas, selain tulisan om dahlan, ada ruang opini temen-temen juga. tidak hanya pujian namun juga berupa ide-ide konkrit yg bisa menginpirasi banyak orang. bisa juga ada kolom berita kegiatan beliau. ada kolom daftar dukungan terbuka DI untuk indonesia (he..he..he…) dll.

      saya kira butuh dana dan tenaga untuk untuk membantu mas Pram… 🙂
      silakan mas Erick buka rekening yayasan diforpresident.. 🙂
      saya siap mendukung lahir batin.

      Bismillah.

      salam
      sk

      Posted by syafiihkamil | 29 Maret 2012, 2:10 pm
      • Setuju Pak ttg adanya ruang opini yg berisikan ide-ide konkrit dari tiap permasalahan bangsa yang di bahas di MH.
        Persoalan lanjutannya adalah siapa yang bisa menyatakan bahwa usulan2 tsb konkrit. “Mana yang konkret dan mana yang terlalu umum. Mana yang menghasilkan rupiah, mana yang menghasilkan semangat. Mana yang membuat pendapatan lebih besar, mana yang membuat pengeluaran lebih kecil”.
        Ya, persis seperti di MH ttg Merpati. Trus yang mau ngasih avanza siapa????

        Seharusnya orang2 dalam BUMN mau untuk ikut berkomentar dan menanggapi, secara yg baru ketauan ya Pak Aris. Walaupun menurut saya banyak orang BUMN lainnya yg silent reader atau ngak berani unjuk gigi (kalau Pak Dis kegusur bagaimana nasibku. Kan saya masih lama mau di sini).

        Maaf kalau menyinggung

        Posted by uyung | 29 Maret 2012, 3:39 pm
  129. ketika melihat bapak, saya bagaikan melihat energi luar biasa yang selalu tidak sabar untuk segera diledakan.
    sungguh, anda luar biasa.
    dikaruniai kepekaan dalam melihat dan kebijaksanaan dalam bertindak.
    melihat energi seperti anda, saya merasa ikut ‘terbakar’.
    semoga saya bisa menjadi seperti anda yang selalu siaga dalam melihat dan juga siap untuk bertindak.
    senang sekali rasanya saya bisa menemukan figur yang dapat menjadi teladan untuk selalu bergerak, seperti anda.
    saya selalu berdoa untuk anda dan keluarga

    Posted by ayu | 29 Maret 2012, 11:42 am
  130. Yang saya suka dari tulisan pak DIS adalah tidak sungkan-sungkan untuk memberikan pujian bagi karyawannya yang berprestasi, jarang sekali pemimpin yang memberikan apresiasi kepada bawahannya, yang ada malah menjegal karena takut tersaingi. Kesalahan terbesar seorang pemimpin adalah MEMATIKAN potensi bawahannya. Pa DIS telah melahirkan pemimpin2 baru. Tetaplah menjadi inspirasi bagi kami pak. Sehat2 selalu pa DIS

    Posted by Samuel irwanto | 29 Maret 2012, 1:35 pm
  131. Sukses selalu buat Pak DIS, smoga beliau bisa membawa bangsa Indonesia menjadi lbh baik

    Posted by Kris | 29 Maret 2012, 2:53 pm
  132. Izin link blog

    Posted by Azhar | 29 Maret 2012, 3:06 pm
  133. salut pak,
    selain itu pak Dahlan, harus berani membuat terobosan, seperti
    1. internet murah via kabel listrik tapi tidak mematikan BUMN spt telkomsel (krn core bisnisnya bukan di internet), dan semua BUMN harus duluan memakainya
    2. merevolusi cara dan kapasitas koneksi internet via jaringan pita lebar WIMAX agar lebih terjangkau semua kalangan… pemakaiannya dimulai dr BUMN juga
    3. PT PAL dan PT KAI bikin kendaraan BBG & Listrik, memasyarakatkan industri kendaraan listrik dan bbg (motor-mobil-pesawat-kapal-truk) tanpa mematikan pertamina.
    4. BUMN bidang pertanian fokus membuat mekanisasi pertanian murah & massal+skema kredit taninya, fokus mencetak sawah2 baru dg metode organik, petani bisa membuat bibit sendiri, buat pupuk sendiri, alam lebih terpelihara & tanaman lebih tahan hama (bbrp hal ini sdh dimuat di kompas & trubus) n spt yg sdh saya lihat di pringsewu lampung, beras organis bahkan sdh habis dipesan sebelum panen! BUMN pupuk silahkan fokus ke pasar ekspor, tdk perlu dimatikan
    🙂

    Posted by Indra Nur Rahman | 29 Maret 2012, 3:25 pm
  134. Semoga sehat lahir dan batin
    Sejahtera
    Suami yang sayang keluarga
    Sukses
    S yang terakhir sempatkan berangkat kerja gowes pak…

    hehehe ngerasain jakarta macet pake sepeda

    Maju Terus Pak Dahlan

    Posted by Ilham Febriandi | 29 Maret 2012, 4:14 pm
  135. http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/03/29/14582472/Dahlan.Iskan.PLN.Jangan.Cengeng

    Terkait isu bahwa tidak dinaikkannya anggaran subsidi PLN karena sebagai persero yang bebas korupsi tidak memberikan uang pelicin ke DPR, pihaknya tidak tahu. “Saya tidak tahu itu, tapi kalau benar, menjadi tantangan buat jajaran direksi PLN untuk bekerja lebih keras lagi,” tegas Dahlan

    Posted by ajie | 29 Maret 2012, 4:17 pm
  136. Tolong pak dikirim bimbingan ke tempat saya, biar para petani di tempat saya bisa lebih baik lagi dalam menanam padi sehingga hasil panennya lebih banyak.

    Posted by Rusli | 29 Maret 2012, 7:09 pm
  137. Konon katanya malam ini (Kamis, 25 Maret) ada Pak Dahlan jadi bintang tamu di acara “Bukan Tukul” sebentar lagi…

    Posted by M. Erick Antariksa | 29 Maret 2012, 8:27 pm
  138. link : http://www.jpnn.com/read/2012/03/21/121369/Mending,-Cuma-Lempar-Kursi-

    DON KARDONO
    Rabu, 21 Maret 2012 , 08:20:00
    Mending, Cuma Lempar Kursi

    MENEG BUMN Dahlan Iskan ngamuk! Lempar kursi di pintu tol Semanggi! Lalu membebaskan mobil masuk tol tanpa bayar! Alias gratis. Musababnya, terlalu panjang antre di depan pintu tol hingga 30 mobil” Terlalu lama pelayanan pembayaran di gerbang tol. Dari 4 gerbang, hanya satu yang berfungsi dengan petugas manual, dan satu GTO – gerbang tol otomatis. Dua loket lainnya kosong, tanpa petugas, tidak dibuka.

    Kebetulan, pagi itu, Mercedes Benz L-1-JP S-500 hitam lewat. Pasti, dia juga merasakan dampak buntut panjang antrean itu. Saya bisa membayangkan, bagaimana Dahlan Iskan keluar mobil. Dengan kets dan baju putih lengan panjangnya. Lalu ngomel-ngomel pada petugas tol. Terus, tidak ada yang berani menjawab. Lalu, mengecek sendiri ke loket pembayaran tol, tidak ditemukan petugas.

    Wow, intonasinya pasti tambah kencang! Kursi di loket pun “dideportasi”. Dianggap tidak berguna! Lalu dia atur lalu lintas sendiri, sambil memastikan antrean tidak boleh lebih dari lima mobil di semua pintu tol, seperti pesan dia kepada jajaran direksi PT Jasa Marga yang baru.

    Pasti serem, gaduh, tegang suasana pagi itu. Di BBM Group, Facebook, Twitter, dan berita news up date di beberapa dot.com juga ikut heboh. Yang saya heran, ini ada “orang ngamuk” kok malah pada senang? Itu kan sama halnya dengan, menari di atas penderitaan orang lain? “Marah” kok malah dijadikan tema diskusi publik yang tak habis-habis sampai sore. “Marah” kok jadi bahan canda dan tawa? Puluhan kawan yang foreward pesan itu ke HP saya.

    “Ngamuknya” Dahlan Iskan keren! “Ngamuknya” kreatif! Hah? Coba, darimana rumus logika yang bisa menyambungkan makna kata “mengamuk” dan “keren”” Darimana cara menjelaskan koneksitas antara “ngamuk” dan “kreatif”? Dua kata yang nyaris bersifat resiprokal dan paradoks. Mengamuk itu identik dengan sikap emosional, kata-kata pedas, bahkan menjurus kasar, bernada tinggi dan meledak-ledak. Sedang “keren” itu hal yang positif, bagus, menarik, menyenangkan. Mana ada kata-kata ketus yang menyenangkan” Yang pedas dan nikmat, itu hanya rujak uleg atau rawon setan saja.

    Ada juga yang bilang: “Biar kapok loe, Direksi Jasa Marga! Ganti saja kalau malas bekerja dan tidak serius!” Waduh, kali ini sudah satu level lebih tinggi dalam memaknai “ngamuk”nya Dahlan Iskan. Rupanya “ngamuk” itu bisa menyetrom orang lain, bahkan bisa memprovokasi mereka untuk ikut-ikutan bersikap “ngamuk”. Rupanya, “ngamuk” itu semacam virus berbahaya yang bisa mewabah dan menular dengan cepat melalui BBM.

    Kekagetan publik melihat ngambek, ngomel dan ngamuk ala Dahlan Iskan itu, bisa saya dimengerti. Banyak orang awam yang tidak yakin, bahkan seperti bermimpi saja, seorang menteri secara vulgar melempar kursi ke luar gardu, lalu mengatur lalulintas sendiri. Kurang kerjaan banget. Cara marah dengan melempar kursi itu sebenarnya hanya satu level terbawah yang biasa dilakukan mantan Dirut PLN ini. Orang bisa saja mengira, marah kok punya gaya.

    Bagi saya yang sudah hampir 20 tahun bekerja di Group Jawa Pos, dan juga kawan-kawan yang sudah lama mengenal Dahlan, tentu sudah kenyang dengan cara ngamuknya yang amat khas. Pernah, di ruang redaksi Jawa Pos Graha Pena Surabaya, di lantai empat, di toilet pria dia temukan putung rokok. Bukan main marahnya! Sampai satu minggu penuh, toilet pria dia segel! Artinya, kalau kru redaksi hendak ke toilet harus numpang di ruangan yang berbeda.

    Dia tulis sendiri, dia segel sendiri, dia lem sendiri di pintu. “Toilet Disegel!” sampai batas waktu yang belum ditentukan. Kru redaksi pun saling melempar kesalahan, meskipun tidak ada yang berani mengakui siapa “biang kerok”-nya yang merokok di toilet. Sejak itu, toilet tidak lagi dipakai untuk merokok. Apalagi membuang putungnya.

    Masalah putung rokok, juga pernah merepotkan seluruh awak redaksi di kantor Karah Agung, Surabaya. Kala itu, ada smoking area di antara masjid dan ruang pra cetak Jawa Pos. Orang biasa menghisap tembakau bakar di situ. Dia tidak anti, tidak melarang merokok, tapi juga tidak pro rokok. Tetapi, gara-gara ada yang buang putung sembarangan, maka semua orang yang ada di situ, —tidak peduli yang merokok maupun yang tidak—, diwajibkan kerja bakti memunguti putung, bekas korek api, dan bungkus rokok yang berserakan di seluruh lingkungan.

    Mengapa yang bukan perokok juga dikenai sanksi? “Karena membiarkan temannya berbuat buruk dan merusak kesehatannya!” jawab Dahlan, saat ditanya. Membiarkan orang lain “terjerumus” itu termasuk dosa! Termasuk pelanggaran, dan harus turut menanggung risikonya!

    Dia juga pernah melempar komputer di lantai yang sama. Gara-garanya kesalahan editing, kesalahan redaksi. Dia banting komputer di depan orang yang membuat kesalahan yang dinilai fatal itu. Tentu, sebelumnya diawali dengan suara keras, intonasi keras, dan tatapan mata yang tajam.

    Itu masih belum seberapa! Saat berkantor di Karah Agung Surabaya, pintu masuk kantor kami ada deretan telepon umum. Sekitar tahun, 1995, Dahlan masih mengendarai Isuzu Panther putih bernopol L-10-NE. Hobinya memang menyetir, ngebut, cepat sampai tujuan, dan zero accident. Banyak orang umum yang telepon di situ, dan memarkirkan kendaraanya sembarangan. Terkadang menutup akses masuk, yang amat merepotkan.

    Padahal, lokasi telepon umum itu bersebelahan dengan jalan masuk ke kantor dan ruang satpam. Dan, berkali-kali satpam sudah diingatkan, agar posisi parkir sepeda motor yang hendak telepon itu diatur yang rapi! Ibarat penyakit kambuhan, masih saja parkirnya asal dan menutup akses. Suatu ketika, Dahlan sengaja menyerempetkan mobilnya itu ke kerumunan sepeda motor sampai terjatuh. Berapa pun biaya perbaikannya dijamin, tetapi message-nya adalah jaga kerapian, jaga kedisiplinan, tegakkan aturan dan tegur yang salah. Jangan dibiarkan, karena mereka akan bertambah liar.

    Ah, masih ada 1001 macam cara marah Dahlan Iskan. Di berbagai kasus, di berbagai daerah, di berbagai level manajemen yang berbeda, reaksi marahnya juga berbeda. Kontekstual dan spontan. Karena itu, Ary Ginanjar Agustian, yang kemarin siang berkunjung ke redaksi INDOPOS menyebut, sosok Dahlan Iskan itu sebagai authentic leadership!

    “Ciri seseorang memiliki Authentic Leadership adalah spontanitas dan berkecepatan tinggi. Konsep decision making dalam leadership model ini sangat cepat, karena dia bukan saja dituntun oleh pikirannya, tetapi juga oleh intuisinya. Dan, intuisi atau mata hati mampu melihat 70 kali lebih cepat dibandingkan dengan mata kepala. Seorang authentic leader percaya dengan hatinya,” komentar Presdir ESQ 165 yang sudah eksis sejak 2001 ini.

    Nah loe! Masih mending hanya melempar kursi di gerbang tol Semanggi. Masih untung, bukan mengganti kursi direksi! (*)

    (*) Penulis adalah Pemimpin Redaksi-Direktur INDOPOS, Wadir Jawa Pos.

    Posted by Djainul | 29 Maret 2012, 8:38 pm
    • terimakasih pak….walaupun setiap hari kita baca tulisan pak DIS masih aja tetap ada yang kurang….mungkin tulisan-tulisan seperti tulisan anda akan lebih mendekatkan kami akan kepribadian Pak DIS….maturnuwun

      Posted by heru esemka | 30 Maret 2012, 4:09 pm
  139. ya, benar pa…internet dimurahin…..

    Posted by jus manggis xamthone | 29 Maret 2012, 8:39 pm
  140. Break dl tmn2. Sang motivator kita sdg on Bukan Empat Mata nih…

    Posted by sumari, Jypr | 29 Maret 2012, 10:35 pm
  141. Kerja keras yang tulus dan berpihak pada rakyat kecil sangat dibutuhkan, seorang pemimpin yang apa adanya dan tidak gila hormat ada pada pak DIS, sejatinya pangkat dan jabatan hanya titipan dari Tuhan dan hanya beberapa saat dalam hitungan waktu saja. Mari berbuat baik demi bangsa ini, didasari pada rasa ikhlas dan mengabdi. Maju trussss…!!

    Posted by kabar klaten | 29 Maret 2012, 11:36 pm
  142. langkah dan terobosan yang masuk akal, nyata meningkatkan efisiensi dan membuat nyaman.

    Posted by dramalan | 30 Maret 2012, 12:31 am
  143. SALUT selalu buat pak IS’ maju terus pokoknya Dahlanisme
    kutunggu selalu terobosan barunya.
    tapi ternyata bapak lucu juga yaa….di acara bukan Empat Mata tadi.

    Posted by Prio | 30 Maret 2012, 2:24 am
  144. nambah rembuk aja p DI,,,,kalaupun bulog terjun langsung ke petani, akan cepat terwujud apabila dgn harga gabah 25 smpai 100 rupiah saja lebih mahal dari tengkulak n perlu berani meng iklan kan dipelosok desa kalau bulog mau membeli beras meraka….pasti membludak…,
    dan apabila bumn berani menggarap sawah….pemilik sawah hampir 60% lebih adalah milik para PNS, pengusaha, ataupun perangkat desa dan selebihnya milik petani. selama ini petani kebanyakan petani penggarap saja, sawah milik inilah yang wajib di garap BUMN dgn sistem bagi hasil dan petani penggarap dijadikan pekerja lepas oleh BUMN.

    Posted by anto | 30 Maret 2012, 6:31 am
  145. wah bagus pak!

    Posted by adam | 30 Maret 2012, 9:11 am
  146. dear All,,

    dalam rangka mendukung swasembada beras,,
    MH Clothings memperbahkan desaign baru..

    silahkan lihat dan pesan kaos di http://mohbusinessman.wordpress.com/

    ayo,,laukan perubahan demi Indonesia Lenih Baik.

    Posted by mohbusinessman | 30 Maret 2012, 9:17 am
  147. Subhanallaahhhh………………….virus pak DI nih ganas banget yah !!! Buat para DImania, Dahlanisti ato apapun segera lakukan sesuatu untuk menjadikan pak DI jadi “sesuatu” timing dan moment sangat tepatt bangett….. kepada bang Erick antariksa,mas bonzo dan aktivis blok ini…………..anda motornya.!!! Dahlan Iskann……………WE LOVE YOUR STYLE !!!

    Posted by DI lover | 30 Maret 2012, 9:19 am
  148. saya sangat setuju jika om Dahlan Iskan jadi PRESIDEN RI selanjutnya..

    Posted by sigit | 30 Maret 2012, 9:29 am
  149. Super sekali Pak DI ini, BULOG memang harus hidup dan menghidupkan para petani, sejahteralah negeri ini jika pemimpin negeri ini seperti pak DI. Karya nyata dari pemikiran dan kerja nyata. Sayangnya masih banyak menteri yg hanya nyari aman posisi kursi tanpa karya nyata dan kerja nyata.
    Sehat selalu pak DI, semoga Alloh SWT melindungi bpk dalam menjalankan amanah ini dan menghidupkan kembali bangsa ini yang sudah terlanjur pejabatnya disebut “bangsa CALO”.

    Posted by abahtasik | 30 Maret 2012, 9:41 am
  150. Untuk meningkatkan pendapatan petani sebetulnya byk cara, selain cara2 yg saya tulis diatas ada lagi cara yg sepertinya kurang diperhatikan oleh masyarakat untuk menambah pendapatan para petani ini, cara yg dulu umum dilakukan adalah dengan pemeliharaan ikan disawah, cara ini resikonya ikan byk yg di curi baik oleh orang maupun hewan karena faktor pengawasan yg jauh dari rumah juga harus berinvestasi lagi untuk pembelian bibit ikan dan pakan tambahannya.

    Kurang lebih 5 tahun yg lalu saya berusaha mencari peluang lain yg mungkin bisa menambah pendapatan para petani ini selain cara2 umumnya itu, dan alhamdulillah sepertinya saya mendapat petunjuk ternyata selain gabah ada hasil sampingan yg kurang diperhatikan yaitu merang atau batang padi itu sendiri. Merang ini kapasitasnya setelah saya ukur ternyata bobotnya +/- 10x dari bulir2 padi tiap rumpunnya, jadi bila hasil panen menghasilkan 5 ton gabah maka merangnya ada +/- 50 ton!
    Ternyata unsur2 yg terkandung dalam merang ini ada yg dibutuhkan oleh banyak industri, ada yg untuk industri kimia, farmasi, kosmetik, dll. Setelah saya uji coba mengurai unsur2 yg ada dimerang ini lumayan tdk rumit utk menjadi bahan baku selanjutnya, kecuali untuk menjadi barang jadi, baru prosesnya harus menggunakan teknologi yg agak tinggi. Dan setelah saya hitung2 bila tdk meleset hitungan saya itu harga merang bisa mencapai Rp.250 – Rp.750 tergantung kwalitasnya (krn tergantung peruntukannya) jadi kalau di rata2 kurang lebih ketemunya Rp.500 lah…jadi (umpama/seandainya) bila petani dapat penghasilan dari gabah 5 ton X Rp. 5000= 25 juta an (belum dipotong biaya bibit,penanaman+perawatan,pupuk,masa panen dll.) sebetulnya bisa mendapat tambahan penghasilan kurang lebih 50 ton X Rp.500= 25 juta an dari merangnya! Lumayan kan, dengan demikian, besar mana hasil dari gabahnya dengan merangnya? Bisa2 petani jual mahal dengan tidak menjual gabahnya…ini yang bahaya..he he he..merekapun tidak pusing bila ada gagal panen.
    Industri pengolahan merang ini sebetulnya prospek sekali karena kapasitasnya yg banyak sekali dan tersedia sepanjang tahun, itu dulu 5 tahun yg lalu.

    Bila kita rangkum dengan tulisan saya diatas/sebelumnya, pertanian merupakann salah satu industri yg prospek dimasa depan dgn tdk mengorbankan para petaninya, dengan menyewakan sawah/lahan pertanian pada korporasi maka pertanian jd lebih maju (tentu dengan lahan yg luas dan peralatan yg modern), kapasitas produksi jd berlipat, pemilik sawah lebih untung tanpa terjerat, buruh tani lebih terserap, industri pengolahan beras meningkat, industri alternatif pun banyak bermunculan tentunya harus bersaing dengan sehat.
    Dengan demikian tidak menutup kemungkinan kita lebih berswasembada beras dengan sambil menyaksikan petani dan buruhnya tersenyum puas, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia pun akan sampai pada mereka yg paling bawah (mereka yg bukan pemalas bukan pula pengangguran apalagi peminta-minta).

    JAYALAH BANGSAKU…JAYALAH NEGERIKU…

    Posted by pakde | 30 Maret 2012, 11:00 am
    • yth pakde,
      saya menengarai, anda sebagai the next dis.
      luar biasa ide2 anda…
      salut buat pakde.

      Agak OOT,ngomong2 hasil sampingan, saya pernah bikin biodisel dari minyak jelantah (btw sy bukan org farmasi,cm sangat suka mencoba hal2 baru), baru tahu ternyata residu dari biodiesel ada gliserin yg harganya lebiih tinggi dari biodisel itu sendiri.

      nah apakah industri cpo kita tak tertarik mengolahnya menjadi end produk dgn gliserinnya yang luar biasa..

      mohon ilmunya bagi para praktisi dan yg berpengalaman dibidang ini..

      Posted by wawan | 30 Maret 2012, 5:06 pm
      • makasih atas apresiasinya mas wawan, tp tolong jangan ditengarai seperti itu terlalu berlebihan menurut saya. saya hanya mencoba utk selalu berpikir out of the box untuk memecahkan setiap masalah yg berlarut larut tak kunjung terurai seperti yg di contohkan oleh p.Dis pd kita saat ini, seperti solusi yg sdh saya tulis di MH17 untuk mengatasi masalah banjir dan kemacetan yg tak kunjung usai hingga saat ini, mudah2an bermanfaat.

        Posted by pakde | 30 Maret 2012, 8:39 pm
    • waaaaah pakde kalau boleh tahu merangnya diapain? habis setahu saya cuma utk pakan ternak atau dibiarkan mubadzir. ruwet gak prosesnya? boleh tuh dibagi ilmunya mum pung petani lagi panen raya. aduh jadi makin semangat nih

      Posted by bu rt | 31 Maret 2012, 2:18 pm
      • waaaaah bu RT sekarang sudah gampang itu,tinggal tanya mbah Google aja pasti nanti diberi tau, mulai macam2 manfaatnya sampe cara prosesnya, tetap semangat ya..bu RT kayaknya mau jd pengusaha nih…

        Posted by pakde | 31 Maret 2012, 9:38 pm
  151. hehehehe miris ya, di saat banyak pencari kerja bingung mencari lapangan pekerjaan, sektor pertanian malah sulit mencari tenaga kerja….
    perlu ditingkatkan rasa bangga menjadi profesi petani yang memikul tanggung jawab besar “memberi makan orang satu negara”. Hidup Petani!!!

    -seorang Clark Kent juga seorang petani ^_^ –

    Posted by ummu_azkia | 30 Maret 2012, 1:32 pm
  152. Gara2 baca blognya pak Dahlan, jadi lupa waktu hehehe..
    Teruskan kerja bapak yang mulia ini dengan cara bapak yang nyentrik
    Saya bukan dari kalangan yang bisa mengubah Indonesia dalam waktu singkat
    Tapi saya cuma bisa mendukung semua kerja keras bapak, biar Indonesia bisa swasembada pangan lagi seperti di masa yang udah lewat,
    semoga Abah selalu di beri kesehatan, biar bisa terus bekerja dan mengawasi bawahannya di BUMN BUMN..

    Posted by adieswe | 30 Maret 2012, 1:36 pm
  153. wuiiiih sejak kapan posting mesti ada persetujuan admin neh? mhn penjelasannya.

    Posted by syafiihkamil | 30 Maret 2012, 4:43 pm
  154. Temen-temen, yg dilakukan kementrian pertanian selama ini apa ya?
    http://www.deptan.go.id/index1.php

    Malah mengkritik om dahlan nyrobot sawah petani katanya…he..he..he…
    rupanya semakin tersinggung setelah om dahlan nyeletuk masalah buah-buahan…he..he…

    http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/03/30/16013273/Wamentan.Perlu.Dikembangkan.Estate.Buah

    Posted by syafiihkamil | 30 Maret 2012, 4:52 pm
  155. Om dahlan dan pak mentri pertanian…kl bisa sapi perahnya juga digalakkan. biar susu dan keju murah meriah di kampung-kampung…..

    Posted by syafiihkamil | 30 Maret 2012, 5:06 pm
  156. bukan pemerintah dan ekonomi yg disejahterakan… tapi rakyat…!!!

    Posted by ahmed piaggio | 30 Maret 2012, 5:09 pm
  157. Pak DIS… maju terus…. justru lebih baik dinilai pencitraan oleh orang yg negatif thinking pak …. krn orang negatif thinking memang tidak pernah melakukan sesuatu dengan tulus ikhlas …. apa yang disampaikan merupakan cerminan orang negatif thinking … jadi biarlah mereka dengan bayang bayang negatifnya… sementara Pak DIS tetap positif dan tulus ikhlas…
    Semoga Pak DIS selalu sehat dan selalu memberikan yang terbaik… karena umur kita terbatas pak sebelum kematian menjelang lebih baik selalu berbuat baik dengan tulus ikhlas agar mendapat bekal di akhirat….

    Posted by dewi poedjiastuti | 30 Maret 2012, 5:27 pm
  158. pa dahlan atau siap lah adminnya!!why don’t we try this to our country —>> http://luar-negeri.kompasiana.com/2012/03/30/kemakmuran-merata-di-saudi-arabia-berkat-cerdiknya-pemerintah/

    Posted by Gieloof | 30 Maret 2012, 8:10 pm
  159. Salut buat Pak Dahlan Iskan, jarang ada pemimpin yang mau nginep di rumah rakyat miskin.
    kami hanya mohon agar petani tidak dipaksa untuk membeli pupuk organik buatan pabrik besar, karena sudah banyak kelompok ternak dan kelompok tani yang sudah mendapat bantuan pelatihan dan bantuan peralatan untuk membuat pupuk organik. Jadi hasil dari kelompok-2 tersebut dapat terserap kepada petani di sekitarnya. Terima kasih.

    Posted by Ismail Abu Fajri | 30 Maret 2012, 11:03 pm
  160. maju terus pak dahlan, biarkan org2 sirik itu bercuap2, memang selama ini org yg suka sirik bisanya cuma gitu.
    moga2 akan bnyk mentri2 yg akan ikut jejak bapak. kami dari nusantarahijau group mendukung bapak, kelompok kami walau hanya menanam kayu, lanjut kan terus pak.

    Posted by fuisin | 30 Maret 2012, 11:10 pm
  161. Ironis memang ya pak, jika indonesia yang terkenal subur dengan padinya yang melimpah masih saja terjadi kelaparan, amit-amit.. semoga gak terjadi.. 🙂 kita liat kerja keras bulog tahun ini 🙂

    Posted by farhatalbi | 31 Maret 2012, 1:49 am
  162. Untuk merubah BBM menjadi LPG..ternyata gampang….

    Yang ditunggu adalah kesungguhan kita berusaha….Bikin tabung Converter semudah Bikin tabung LPG Klepon..
    Tinggal reducer pressure nya dari 7.5 BAR menjadi 1,5 BAR dibutuhkan 1 Stage..istilah Teknik Pressure Control Valve

    mesin pertanian semacam traktor dan perontok…bisa juga..tinggal pakai tabung LPG !4 Kg atau 50 Kg
    Disain Serahkan ke ahlinya…tinggal converter Kit nya menentukan Type berapa Cylinder.

    Kit disini berbahan Aluminium Forging..seperti Karburator sepeda motor dan untuk valv e nya beberapa dari Bronze ,

    Kalau yang di Desa bisa juga memanfaatkan (CNG) / metane yang di Kompresed…ini lebih njlimet ketimbang LPG…
    Kesulitan kita LPG sudah dipakai para istri, dan sering telat…. kalau dipakai Mobil atau Motor….wah Import..tambah banyak…sebaiknya mobil mewah pakai CNG ( sistem nya lebih mahal ) / angkot dan spd motor pakai LPG

    u.echo@yahoo.com

    Posted by BERTHO | 31 Maret 2012, 2:43 am
  163. disaat demonstran sibuk melempar molotov dan batu, merusak pagar, memblokir jalan atau tol, membakar pos polisi, pak dahlan malah sibuk kerja, baca:

    http://m.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/03/31/m1qgqs-dahlan-iskan-naksir-mesin-pemanen-padi-its

    Demonstran yg mayoritas mahasiswa dan mengaku sbg kaum terpelajar itu harusnya malu, mengatakan aksinya demi membela rakyat TAPI malah melakukan anarkis yg merugikan rakyat banyak.

    Daripada demo kenaikan bbm yg tiap tahun, tiap presiden atau tiap rezim(ikut bahasa demonstran), mereka memberikan solusi ketergantungan bangsa kita terhadap bbm. Seperti kata pak Dahlan, kita musuhi nih bbm yg menjerat leher siapaun presidennya. Beri jalan seluas2nya untuk energi alternatif yg murah.

    Kalo mahasiswa2 tadi keukeh dan merasa kemampuan terbaik mereka mengatasi masalah bangsa hanya dg demo turun kejalan (walaupun saya haqqul yakin mahasiswa indonesia lebih hebat dari itu) silahkan demo, dan ketimbang demo kenaikan bbm yg penikmat subsidinya msh subhat, sebaiknya demo minta koruptor hartanya disita habis jk tdk bisa membuktikan didapat dg jalan yg halal. Tongkrongi tuh anggota dpr sampai UU korupsi baru jadi. Nanti akan terlihat mana yg benar2 membela rakyat dan mana yg cuma pura2 dan hobi memanfaatkan keadaan untuk komoditas politiknya saja.

    Posted by den bagus sengarso | 31 Maret 2012, 1:31 pm
    • nah kalo jumlah korupsi sudah jauh menyusut, saya yakin bbm tidak disubsidi jg tidak masalah. Dan lebih baik subsidi dipakai untuk membangun jalan, tol, krl atau subway.

      Posted by den bagus sengarso | 31 Maret 2012, 1:48 pm
    • fyi, koruptor itu orang-orang rakus gaya hidupnya dan anak istrinya mewah melewati batas, mereka jauh lebih takut jadi miskin ketimbang masuk penjara 2-3thn. Nah kalo koruptor sudah dimiskinkan ternyata korupsi masih menggila, ya apa boleh buat mereka layak digantung/dipancung. Hehe…

      Posted by den bagus sengarso | 31 Maret 2012, 1:57 pm
    • Yang mau bayar demonya siapa kang ???

      Posted by setro utomo | 31 Maret 2012, 7:06 pm
    • Mudah – mudahan pak Dahlan diberi kesehatan dan selalu mendapat lindungan dari Allah SWT dari orang – orang yang berniat jahat.

      Kadang – kadang mengelus dada membaca di KASKUS, dimana banyak orang menghujat tanpa merasa berdosa kepada diri pak Dahlan. Tuduhan yang di dasari opini membabi buta dari orang itu untuk menjatuhkan pak Dis.

      Semoga orang- orang yang menghujat itu diberi hidayah dan segera bertaubat, sebelum ajalnya tiba

      Posted by Hadi S | 31 Maret 2012, 11:08 pm
  164. Ada salah satu partai politik yang mulai menjadikan pak dis sasaran tembak, masalah BBM (subsidi energi) yang kemudian dianggap memberatkan APBN disebabkan karena salah kelola di PLN.

    PLN dianggap gagal menyelesaikan proyek2 pembangkit yang tidak menggunakan BBM sehingga menyebabkan PLN melakukan pembeian generator berbahan bakar solar secara besar-besaran sehingga berakibat pembengkakan subsidi energi.

    Ini semua hanyalah kepentingan politik semata, karena apabila pak dis selaku menteri BUMN berhasil dalam menjalankan tugasnya dengan baik mereka takut pemerintahan sekarang yang akan menuai hasilnya saat 2014 nanti.

    Ayo mari kita lakukan dukungan konkret untuk pak dis apabila ada pihak yang akan melakukan hal tersebut.

    Bravo pak dis kami semua dibelakang anda

    Posted by youdie | 1 April 2012, 3:20 am
    • Kalau Pak Dis akan menjadi sasaran tembak, itu kayaknya hal yang alami. Dengan sepak terjak beliau selama ini akan terlihat sekali siapa yang kerja dan tidak.
      Tetapi dalam menjawab tuduhan orang terhadap Pak Dis, juga janganlah kita seperti mereka. Jawab persoalan itu dengan ilmiah, tidak membabi buta. Pokok’e kalo Pak Dis tidak pernah salah.

      Sependek pengetahuaan saya, persoalan pembangunan pembangkit listrik program 10.000 MW kemarin memang agak terlambat, hal ini tampaknya karena penggunaan Kontraktor China.( Yg untuk pembangunan proyek sekarang mau di kurangi oleh Pak Nur Pamudji). Apakah ini kesalahan Pak Dis? ini yang harus dibahas sehingga jelas permasalahannya.

      Kedua, soal pembelian generator diesel, atau penyewaan genset dr pihak ketiga, pembeliaan listrik dr phk ketiga juga bahkan dr malaysia. Memang ini dilakukan di masa Pak Dis secara besar-besaran, malah kan sudah ada berita ttg pembeliaan BBM ilegal oleh PLN di berbagai daerah.
      Hal ini bisa kita baca di berbagai tulisan Pak Dis ttg PLN (CEO Notes), kecuali ttg BBM ilegal ya. Berbagai Program itulah (sekali lg, tanpa BBM ilegal ya!!) yang membuat krisis listrik di berbagai daerah terselesaikan.

      Posted by uyung | 1 April 2012, 6:01 am
    • Maaf kalo OOT
      Kalau saya melihat kiprah pak dis di PLN tujuan utamanya memang untuk menggunakan pembangkit listrik dengan energi selain bbm
      PLTU, PLTP, PLTA juga ada PLTS.

      Hanya karena proyek-proyek tersebut perlu waktu untuk penyelesaiannya maka PLN menyewa genset dalam jumlah yang sangat banyak untuk mengatasi krisis listrik yang perlu dilakukan secepatnya. Target P Dis waktu itu 6 bulan. Genset-genset tersebut menggunakan BBM sebagai bahan bakarnya. Akibatnya memang PLN terbebani oleh biaya BBM untuk bahan bakar genset-genset tersebut.

      Sedangkan untuk proyek2 pembangkit yang molor dari jadwal saya melihat itu karena PLN juga berusaha keras untuk melakukan efisiensi. Akhirnya banyak kontraktor dari Cina yang digunakan.karena penawaran mereka yang paling murah. Efek yang muncul adalah ada beberapa dari mereka yang dianggap tidak kredibel dalam mengerjakan proyek pembangkit sehingga ga bisa selesai dalam waktu yang ditentukan alias terlambat.

      Saya hanya melihat hasil kerja keras P Dis di PLN sudah bisa saya rasakan saat ini.
      Memang kadang masih terjadi mati lampu tapi mati lampu untuk waktu yang lama seperti dulu sudah tidak terjadi lagi di daerah saya. Tidak sampai 3 jam dalam beberapa kasus malah cuma 10-15 menit.

      Besar harapan saya begitu proyek2 pembangkit non BBM itu selesai kondisi kelistrikan akan lebih baik lagi dan lebih dapat diandalkan.

      Selamat bekerja dan berkarya untuk Indonesia

      Posted by Eko B | 1 April 2012, 9:24 am
      • Siip Mas Eko,
        Maksud saya ya begini loh jawaban yg harusnya keluar ketika ada yg nyerang Pak Dis. Jangan dikit2 dibawa ke politik. Pak Dis nya aja ngak mau dibawa-bawa ke politik.

        Kerja Kerja Kerja

        Posted by uyung | 1 April 2012, 2:52 pm
  165. saya yakin pak Dis tetap manusia biasa bisa saja salah dan sangat mungkin kurang. Dengan banyaknya program yg beliau kerjakan pasti kemungkinan/peluang ada yg tidak berjalan sesuai yg diinginkan akan semakin besar. Tapi semangatnya adalah melakukan, bekerja keras, dan memperbaiki kekurangan. Dan semangat ini yg harus dimiliki oleh para pemangku kebijakan. Jangan karena takut salah, ingin sempurna, malah sama sekali tidak melangkah.

    Posted by den bagus sengarso | 1 April 2012, 8:03 am
  166. Benar kita harus bijaksana menyikapi hal ini, tidak ada manusia yg sempurna cuma lebih banyak mana kebaikan dan kejelekan perbuatannya dihadapan tuhan nanti dan seberapa besar manfaat kehadirannya didunia ini bagi sesama sebagai mahlukNYA.
    Untuk menyikapi pro kontra terhadap beliau itu adalah hak mereka masing2 dan yg perlu digaris bawahi adalah dengan pernyataan/komentar2 itu adakah yg membuat kita lebih baik dalam menghadapi hidup ini atau malah kita menjadi lebih dengki dan syak wasangka terhadap sesama/sesuatu, dari situ kita bisa menilai mana yg berpengaruh buruk dan baik untuk diri kita. Untuk bisa membedakan dan merasakannya gunakanlah fikiran/logika dan juga mata hati, untuk menggunakan fikiran /logika tentu semua orang mampu sesuai ilmu/pengetahuan yg dimilikinya tetapi untuk menggunakan mata hati sungguh…tidak semua orang mampu melalukannya. Sebetulnya semua orang pernah merasakannya cuma kurang diasah saja, apa buktinya?..cobalah kita ingat2 pernahkah saat kita akan melakukan suatu tindakan (apapun itu) kita merasa ragu-ragu saat akan melakukannya?..apalagi saat akan melakukan hal yg bisa merugikan/mencelakai orang lain..
    Itulah mata hati kita sedang bekerja karena tidak nyambung/sesuai dengan logika kita, contohnya saat kita sudah yakin dengan suatu keputusan yg akan kita lakukan/buat dengan segala pertimbangan ilmu yang kita miliki tiba-tiba kita merasa..kok ada yg jangga/aneh ya..feeling/perasaan/naluri kita serasa tidak enak sekali..lalu kita akan bertanya pada diri sendiri ada apa ini?…itulah tindakan TUHAN utk menuntun kita pada sesuatu yg lebih baik.

    Untuk menuju kepada sesuatu yang lebih baik itu sebetulnya mudah bila kita berTUHAN dan mempercayainya tetapi sebetulnya sangat sulit untuk meyakiniNYA! Contohnya adalah saya sendiri, sekian puluh tahun saya hidup dan dibesarkan di kalangan agama yg saya percayai tetapi mengapa saya sulit sekali menerapkan ajaran2nya?..mungkin karena begitu dahsyatnya prilaku/kebiasaan yg ada di sekitar saya yg menghalanginya, mungkin ada juga yg mengalami seperti saya, kita beragama karena orang tua kita bukan oleh keyakinan kita sendiri, mereka mengajarkan pada kita untuk mempercayainya bukan/belum untuk meyakinkannya (mungkin mereka jg mengalami seperti kita, itu bisa dilihat dari prilaku mereka saat ini/ada). Sebetulnya keyakinan itu akan timbul saat kita merasakan kebimbangan, dengan bimbang kita lebih serius dan hati2 dalam mencari keyakinan itu tentunya dengan nalar dan emosi yg terkendali,biasanya ini hanya bisa dilakukan oleh mereka yg sudah berumur, tapi bila ada yg sudah bisa melakukannya (meyakini TUHAN) diusia belia/muda itu adalah pengecualian karena hidayahNYA telah turun padanya seperti pada para mualaf. Dan alhamdulillah saya menemukan caranya yg menurut saya out of the box, yaitu mempelajari dan menghayati (bukan menghafal) kitab suci agama saya dengan membaca artinya/terjemahan karena terus terang saya belum bisa membacanya dengan bahasa aslinya, ternyata hasilnya sungguh luarr biasa! Saya coba membacanya mengalir begitu saja dan tidak ada beban untuk menghafal tapi menghayatinya dengan kemampuan nalar yg saya miliki (tindakan ini adalah untuk diri saya sendiri) mudah2an dengan ini akan memacu saya untuk lebih bisa membaca dgn bahasa aslinya, inilah yg mungkin terjadi pd para mualaf itu. Semoga menjadi renungan dan membuka mata hati kita untuk menyikapi fenomena yg terjadi saat ini dan tetap semangat untuk out of the box.

    Posted by pakde | 1 April 2012, 9:15 am
    • Santai saja pak de, hidup ini sesungguhnya amat menyenangkan. Asalkan, dalam rangka mencari TUHAN. Mencari Tuhan itu ndak bisa ramai2, tapi sendiri2/masing2 pribadi. Tanpa kita mengenal siapakah Tuhan kita itu ? Maka tidak ada kenikmatan ibadah, kalaupun ada itu hanya seolah olah. Klau menurut saya Pak DIS, orangnya sudah di level itu. Sudah menikmati segala aktivitasnya. Dia seorang thoriqoh sejati. Mudah2an ALLOH SWT menolong kita semua. Amin.

      Posted by optimis_indah | 1 April 2012, 1:44 pm
  167. I like DIS … Viva Pak DIS

    Posted by Andi | 1 April 2012, 9:57 am
  168. Ayo berkarya… ayo bekerja… A Love U Full Indonesia 🙂
    Salam dari kami di Negeri Seberang

    Posted by muthawif online | 1 April 2012, 10:55 am
  169. ayo kita contoh pak dahlan, yg pejuang/pekerja keras, pantang putus asa, semoga Tuhan memberkati karya kita semua.

    Posted by PT. HELORI | 1 April 2012, 12:21 pm
  170. ayo seperti pak Dahlan yang menjadi contoh keteladanan….mari mulai dari dari kita dari hal yang kecil dan mulai dari sekarang….salam dari bangkok….

    Posted by Arief Fauzi | 1 April 2012, 5:12 pm
  171. Yang bisa mengolah Sagu jadi Beras Sintetik dapat Avanza Gratis !!!
    »»» http://m.jpnn.com/news.php?id=122762

    Posted by M. Erick Antariksa | 2 April 2012, 1:34 am
  172. Yang terhormat teman-teman sedunia, sepertinya Manufacturing Hope #20 tidak released 😦

    Dan saya sudah cek2 di beberapa news website sepertinya untuk minggu ini beliau Pak Dahlan Iskan tidak me-release Manufacturing Hope #20, dan mungkin sebagai gantinya beliau me-release berikut ini :

    http://www.antaranews.com/berita/304243/pilihan-baru-live-tv-subsidi-atau-e-bbm

    SERIAL MANUFACTURING HOPE yang sangat kita tunggu2 seminggu sekali ini belum ada, ini sampai jam 01.45 AM belum ada tanda-tanda kemunculan The Legend “Manufacturing Hope” 😦

    Salam hormat untuk DI Mania Community

    Bonzo – Jakarta

    Posted by Bonzo | 2 April 2012, 1:42 am
  173. Pilihan baru: Live TV subsidi atau e-BBM
    Minggu, 1 April 2012 23:13 WIB | 1375 Views

    Jakarta (ANTARA News) – Meski DPR sudah memberikan izin dengan ketentuan tertentu untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), pemerintah tidak akan begitu saja menaikkannya.

    Demikian juga, meski DPR sudah menaikkan plafon subsidi BBM dari Rp123 triliun ke Rp137 triliun, kami masih terus berdebar apakah nilai tersebut cukup untuk pengadaan BBM bersubsidi sampai akhir Desember 2012.

    Jangan-jangan pertengkaran antara Presiden Obama dan Iran terus meningkat, sehingga harga minyak mentah dunia terus membumbung. Akibatnya angka subsidi yang sudah sebesar “gajah bengkak” itu masih belum cukup.

    Maka sambil memikirkan apakah harus menaikkan harga BBM atau melakukan konversi ke gas, atau melakukan pembatasan, atau cara-cara lainnya, sebaiknya kami memperbanyak doa: semoga Obama segera mencium pipi Ayatullah Khamenei. Semoga AS segera rukun dengan Iran.

    Semoga Obama segera mencabut ancamannya menyerang Iran. Dan Iran mencabut ancamannya menutup Selat Hormuz yang menjadi pintu keluar minyak mentah dari Arab Saudi, Kuwait, Emirat, Bahrain, Qatar, Irak, dan Iran sendiri itu.

    BUMN sendiri akan mengajukan usul kalau saja pemerintah memutuskan melakukan pembatasan BBM. Caranya sangat modern, tepat guna dan sulit dimanupilasi oleh yang tidak berhak. Basisnya menggunakan teknologi informasi yang canggih.

    Selama ini, ide pembatasan BBM sulit dilaksanakan karena caranya dirancang sangat tradisional yang sulit dikontrol. Misalnya menggunakan stiker. Mobil-mobil yang layak disubsidi ditempeli stiker. Rasanya memang akan banyak persoalan dengan cara ini.

    Yang BUMN akan usulkan adalah: setiap mobil yang layak disubsidi dipasangi peralatan elektronik untuk kartu e-BBM. Para pemilik mobil bisa meminta peralatan tersebut dengan cara menunjukkan BPKB dan kartu tanda penduduk (KTP). Data pokok dimasukkan dalam e-BBM.

    Misalnya berapa cc mobil tersebut, tahun berapa, dan siapa pemiliknya. Dan yang paling penting: kartu itu akan memuat data berapa jatah BBM bersubsidi yang pantas diberikan kepadanya. Misalnya 300 liter per bulan untuk mobil kelas 1.300 cc.

    Peralatan ini ditaruh di “dashboard” mobil untuk memudahkan nanti kalau mau mengisi bensin. Di setiap SPBU akan dilengkapi mesin “reader” yang bisa membaca kartu e-BBM. Kalau Anda ingin membeli bensin bersubsidi, Anda tinggal menyerahkan kartu e-BBM. Petugas SPBU memasukkan e-BBM ke reader.

    Saat itulah diketahui apakah Anda layak menerima subsidi. Kalau pun layak, masih akan terbaca apakah jatah BBM bersubsidi Anda bulan ini masih berapa liter.

    Yang tidak memiliki kartu ini, dan yang jatah subsidi bulanannya sudah habis, harus membayar BBM dengan harga lebih tinggi. Masih disubsidi juga, tapi subsidinya lebih kecil.

    Salah satu BUMN yang selama ini bergerak di bidang elektronik akan mampu memproduksi dan menyediakan alat ini. Tentu bekerja sama dengan pemili teknologi yang sudah terbukti andal. Teknologi ini sudah dipakai dengan sukses di Afrika Selatan, Chili, Venezuela, Columbia, dan beberapa negara Amerika Latin.

    Memang kira-kira diperlukan dana sekitar Rp4 triliun untuk sekitar 6 juta mobil yang layak disubsidi. Yakni mobil yang cc-nya 1.300 ke bawah, mobil angkutan umum, dan terserah mobil yang seperti apa lagi. Penghematan subsidinya bisa Rp30 triliun. Dan yang penting: subsidi bisa benar-benar tepat sasaran.

    Pengerjaannya juga lebih sederhana dibanding konversi gas yang biayanya lebih mahal. Belum lagi, perasaan pemilik mobil yang juga lebih nyaman.

    Selama ini, kalau saja diumumkan secara terbuka dan menggunakan layar digital mengenai berapa subsidi yang diberikan kepada pemilik mobil, bisa-bisa akan jadi tontotan tukang bakso yang menarik.

    Coba saja setiap mobil yang masuk SPBU ditayangkan secara “live di TV”. Setiap selesai isi bensin langsung ditayangkan mobil tersebut menerima subsidi berapa ratus ribu rupiah dari pemerintah.

    Katakanlah ada mobil sedan Toyota Altis (1.800 cc) masuk SPBU. Setelah mengisi bensin dengan penuh, langsung ditayangkan bahwa pemilik mobil tersebut baru saja menerima subsidi dari pemerintah sebesar Rp120.000.

    Pasti para pedagang bakso, mie dorong, dan para penganggur akan asyik menonton “live TV”. Mereka akan bergerombol di depan TV melihat dan menghitung deretan mobil yang masuk SPBU. Dengan asyiknya mereka menyaksikan para pemilik mobil tersebut masing-masing mendapat bantuan berapa ratus ribu rupiah dari pemerintah.

    Mereka akan asyik bergerombol menonton “live TV” sambil membayangkan begitu mudah orang mendapat bantuan pemerintah sebesar Rp120.000 hanya dengan syarat harus memiliki mobil Toyota Altis. Sedang dirinya yang hanya bisa berjualan bakso dan nasi goreng dorong, tidak bisa mendapat bantuan seperti itu hanya karena tidak memiliki sedan Toyota Altis.

    Meski mereka itu penjual bakso, nasi goreng, mie dorong, pedagang sayur keliling, dan para penganggur tapi mereka bukan orang bodoh. Mereka bisa berhitung. Mereka juga akan menonton “live TV” sambil mengingat (niteni) berapa kali sebulan Toyota Altis tersebut masuk SPBU.

    Mereka pun bisa berhitung bahwa pemilik sedan Toyota Altis atau pemilik mobil apa pun yang sejenis menerima bantuan pemerintah melalui subsidi BBM sebesar Rp480.000/bulan. Alias menerima bantuan pemerintah Rp 5.000.000/tahun!

    Kalau saja setiap mobil yang masuk SPBU disiarkan “live TV” dan diperlihatkan nomor mobilnya lalu disebutkan bahwa mobil ini telah menerima bantuan pemerintah Rp5 juta/tahun, maka rasanya tidak akan ada tontotan yang ratingnya lebih tinggi dari “live show” ini. Orang-orang miskin akan asyik menonton untuk memimpikan sesuatu dan mimpi itu adalah hiburan satu-satunya bagi mereka.

    Maka setelah heboh-heboh BBM berlalu kita punya waktu untuk memilih: akan menyelenggarakan program “live TV”, atau melakukan pembatasan, atau konversi ke gas, atau menaikkan harga BBM.

    Atau cara yang lain lagi yang belum terpikirkan. Tentu bicara terus juga tidak ada hasil nyatanya. Sambil menunggu pilihan yang tepat, saya tetap akan meminta salah satu BUMN untuk menyiapkan diri: siapa tahu pembatasan BBM model e-BBM tadi bisa dipilih.

    Dengan sekali pengeluaran Rp4 triliun bisa menghemat sedikitnya Rp30 triliun/tahun.

    Tentu, jangan lupa Putra Petir.

    Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah memanggil rektor-rektor universitas besar untuk mempersiapkan mobil listrik nasional ini. Para rektor itu (Rektor UGM, Rektor ITS, Rektor UI, dan Rektor ITB) secara mengejutkan menyampaikan kepada Presiden bahwa konsep mobil listrik nasional ini sudah terwujud.

    Presiden tidak menyangka kalau para rektor begitu antusias dan begitu konkret menyambut gagasan mobil listrik nasional ini.

    Gerakan mobil listrik kini memang menggema di seluruh dunia. Bahkan harian New York Times dan International Herald Tribune edisi bulan lalu mengulasnya secara panjang. Kepercayaan masyarakat juga sudah tinggi.

    Terbukti konsumen di Amerika Serikat sudah antre menaruh uang muka untuk membeli mobil listrik ke salah satu perusahaan pioneer di sana.

    Obama memang serius dalam program pengurangan ketergantuangan kepada minyak. Apakah ini juga pertanda dia tidak akan mau mencium pipi Ayatullah Khamenei? Dan kita terus tersikasa BBM karenanya?.

    *Menteri Negara BUMN

    Posted by Bonzo | 2 April 2012, 1:53 am
  174. Mas Bonzo, sepertinya Obama cium pipi Khameini adalah MH-20.

    Posted by M. Erick Antariksa | 2 April 2012, 1:54 am
    • Hahahahaha…. sepertinya begitu Mas Erick.
      Tolong informasi ke Mas Pramudya untuk mem-posting : Pilihan baru: Live TV subsidi atau e-BBM : sebagai bagian tak terpisahkan dari SERIAL MANUFACTURING HOPE 🙂

      To Mas Pramudya : Bolehlah kami minta contact number ente for close communication aja.

      Kita bentuk underground organization.
      Mas Erick jadi ketua YAYASAN DAHLAN ISKAN UNTUK INDONESIA
      dan Mas Pramudya jadi ketua dewan pembina 🙂
      Nomor Rekening : XXX.XXX.XXX

      Salam hormat untuk Dahlan Mania Community

      Bonzo – Jakarta

      Posted by Bonzo | 2 April 2012, 2:04 am
  175. Pilihan baru: Live TV subsidi atau e-BBM

    Jakarta (ANTARA News) – Meski DPR sudah memberikan izin dengan ketentuan tertentu untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), pemerintah tidak akan begitu saja menaikkannya.

    Demikian juga, meski DPR sudah menaikkan plafon subsidi BBM dari Rp123 triliun ke Rp137 triliun, kami masih terus berdebar apakah nilai tersebut cukup untuk pengadaan BBM bersubsidi sampai akhir Desember 2012.

    Jangan-jangan pertengkaran antara Presiden Obama dan Iran terus meningkat, sehingga harga minyak mentah dunia terus membumbung. Akibatnya angka subsidi yang sudah sebesar “gajah bengkak” itu masih belum cukup.

    Maka sambil memikirkan apakah harus menaikkan harga BBM atau melakukan konversi ke gas, atau melakukan pembatasan, atau cara-cara lainnya, sebaiknya kami memperbanyak doa: semoga Obama segera mencium pipi Ayatullah Khamenei. Semoga AS segera rukun dengan Iran.

    Semoga Obama segera mencabut ancamannya menyerang Iran. Dan Iran mencabut ancamannya menutup Selat Hormuz yang menjadi pintu keluar minyak mentah dari Arab Saudi, Kuwait, Emirat, Bahrain, Qatar, Irak, dan Iran sendiri itu.

    BUMN sendiri akan mengajukan usul kalau saja pemerintah memutuskan melakukan pembatasan BBM. Caranya sangat modern, tepat guna dan sulit dimanupilasi oleh yang tidak berhak. Basisnya menggunakan teknologi informasi yang canggih.

    Selama ini, ide pembatasan BBM sulit dilaksanakan karena caranya dirancang sangat tradisional yang sulit dikontrol. Misalnya menggunakan stiker. Mobil-mobil yang layak disubsidi ditempeli stiker. Rasanya memang akan banyak persoalan dengan cara ini.

    Yang BUMN akan usulkan adalah: setiap mobil yang layak disubsidi dipasangi peralatan elektronik untuk kartu e-BBM. Para pemilik mobil bisa meminta peralatan tersebut dengan cara menunjukkan BPKB dan kartu tanda penduduk (KTP). Data pokok dimasukkan dalam e-BBM.

    Misalnya berapa cc mobil tersebut, tahun berapa, dan siapa pemiliknya. Dan yang paling penting: kartu itu akan memuat data berapa jatah BBM bersubsidi yang pantas diberikan kepadanya. Misalnya 300 liter per bulan untuk mobil kelas 1.300 cc.

    Peralatan ini ditaruh di “dashboard” mobil untuk memudahkan nanti kalau mau mengisi bensin. Di setiap SPBU akan dilengkapi mesin “reader” yang bisa membaca kartu e-BBM. Kalau Anda ingin membeli bensin bersubsidi, Anda tinggal menyerahkan kartu e-BBM. Petugas SPBU memasukkan e-BBM ke reader.

    Saat itulah diketahui apakah Anda layak menerima subsidi. Kalau pun layak, masih akan terbaca apakah jatah BBM bersubsidi Anda bulan ini masih berapa liter.

    Yang tidak memiliki kartu ini, dan yang jatah subsidi bulanannya sudah habis, harus membayar BBM dengan harga lebih tinggi. Masih disubsidi juga, tapi subsidinya lebih kecil.

    Salah satu BUMN yang selama ini bergerak di bidang elektronik akan mampu memproduksi dan menyediakan alat ini. Tentu bekerja sama dengan pemili teknologi yang sudah terbukti andal. Teknologi ini sudah dipakai dengan sukses di Afrika Selatan, Chili, Venezuela, Columbia, dan beberapa negara Amerika Latin.

    Memang kira-kira diperlukan dana sekitar Rp4 triliun untuk sekitar 6 juta mobil yang layak disubsidi. Yakni mobil yang cc-nya 1.300 ke bawah, mobil angkutan umum, dan terserah mobil yang seperti apa lagi. Penghematan subsidinya bisa Rp30 triliun. Dan yang penting: subsidi bisa benar-benar tepat sasaran.

    Pengerjaannya juga lebih sederhana dibanding konversi gas yang biayanya lebih mahal. Belum lagi, perasaan pemilik mobil yang juga lebih nyaman.

    Selama ini, kalau saja diumumkan secara terbuka dan menggunakan layar digital mengenai berapa subsidi yang diberikan kepada pemilik mobil, bisa-bisa akan jadi tontotan tukang bakso yang menarik.

    Coba saja setiap mobil yang masuk SPBU ditayangkan secara “live di TV”. Setiap selesai isi bensin langsung ditayangkan mobil tersebut menerima subsidi berapa ratus ribu rupiah dari pemerintah.

    Katakanlah ada mobil sedan Toyota Altis (1.800 cc) masuk SPBU. Setelah mengisi bensin dengan penuh, langsung ditayangkan bahwa pemilik mobil tersebut baru saja menerima subsidi dari pemerintah sebesar Rp120.000.

    Pasti para pedagang bakso, mie dorong, dan para penganggur akan asyik menonton “live TV”. Mereka akan bergerombol di depan TV melihat dan menghitung deretan mobil yang masuk SPBU. Dengan asyiknya mereka menyaksikan para pemilik mobil tersebut masing-masing mendapat bantuan berapa ratus ribu rupiah dari pemerintah.

    Mereka akan asyik bergerombol menonton “live TV” sambil membayangkan begitu mudah orang mendapat bantuan pemerintah sebesar Rp120.000 hanya dengan syarat harus memiliki mobil Toyota Altis. Sedang dirinya yang hanya bisa berjualan bakso dan nasi goreng dorong, tidak bisa mendapat bantuan seperti itu hanya karena tidak memiliki sedan Toyota Altis.

    Meski mereka itu penjual bakso, nasi goreng, mie dorong, pedagang sayur keliling, dan para penganggur tapi mereka bukan orang bodoh. Mereka bisa berhitung. Mereka juga akan menonton “live TV” sambil mengingat (niteni) berapa kali sebulan Toyota Altis tersebut masuk SPBU.

    Mereka pun bisa berhitung bahwa pemilik sedan Toyota Altis atau pemilik mobil apa pun yang sejenis menerima bantuan pemerintah melalui subsidi BBM sebesar Rp480.000/bulan. Alias menerima bantuan pemerintah Rp 5.000.000/tahun!

    Kalau saja setiap mobil yang masuk SPBU disiarkan “live TV” dan diperlihatkan nomor mobilnya lalu disebutkan bahwa mobil ini telah menerima bantuan pemerintah Rp5 juta/tahun, maka rasanya tidak akan ada tontotan yang ratingnya lebih tinggi dari “live show” ini. Orang-orang miskin akan asyik menonton untuk memimpikan sesuatu dan mimpi itu adalah hiburan satu-satunya bagi mereka.

    Maka setelah heboh-heboh BBM berlalu kita punya waktu untuk memilih: akan menyelenggarakan program “live TV”, atau melakukan pembatasan, atau konversi ke gas, atau menaikkan harga BBM.

    Atau cara yang lain lagi yang belum terpikirkan. Tentu bicara terus juga tidak ada hasil nyatanya. Sambil menunggu pilihan yang tepat, saya tetap akan meminta salah satu BUMN untuk menyiapkan diri: siapa tahu pembatasan BBM model e-BBM tadi bisa dipilih.

    Dengan sekali pengeluaran Rp4 triliun bisa menghemat sedikitnya Rp30 triliun/tahun.

    Tentu, jangan lupa Putra Petir.

    Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah memanggil rektor-rektor universitas besar untuk mempersiapkan mobil listrik nasional ini. Para rektor itu (Rektor UGM, Rektor ITS, Rektor UI, dan Rektor ITB) secara mengejutkan menyampaikan kepada Presiden bahwa konsep mobil listrik nasional ini sudah terwujud.

    Presiden tidak menyangka kalau para rektor begitu antusias dan begitu konkret menyambut gagasan mobil listrik nasional ini.

    Gerakan mobil listrik kini memang menggema di seluruh dunia. Bahkan harian New York Times dan International Herald Tribune edisi bulan lalu mengulasnya secara panjang. Kepercayaan masyarakat juga sudah tinggi.

    Terbukti konsumen di Amerika Serikat sudah antre menaruh uang muka untuk membeli mobil listrik ke salah satu perusahaan pioneer di sana.

    Obama memang serius dalam program pengurangan ketergantuangan kepada minyak. Apakah ini juga pertanda dia tidak akan mau mencium pipi Ayatullah Khamenei? Dan kita terus tersikasa BBM karenanya?.

    *Menteri Negara BUMN

    Posted by mas aziz | 2 April 2012, 4:41 am
  176. Semoga Bapak menjadi pemimpin negeri ini …. Aamiiin

    Posted by aguss | 3 April 2012, 4:24 pm
  177. ditunggu kedatangannya ke purworejo, jawa tengah. serupa sragen tapi minus perhatian dari manapun..

    Posted by indra | 3 April 2012, 6:05 pm
  178. pencitraan juga perlu, di tunggu kunjungannya ke toraja pak

    Posted by Rison Saundaek | 3 April 2012, 6:30 pm
  179. Semoga ALLAH selalu memberikan rahmat, nikmat, hidayah serta kesehatan buat Pak Dahlan Iskan. Aamiin ya robbal’alamin…
    Maju terus pak DIS, Indonesia sangat membutuhkan orang sepertimu…..

    Posted by Arvina Pramona | 4 April 2012, 4:35 pm
  180. terus terang bekerja sama dengan petani tidaklah mudah, karena tengkulak berani menyerahkan uang terlebih dahulu. belum lagi solidaritas di kalangan pengusaha penggilingan membuat bulog tidak mampu menyerap gabah petani. untuk memenuhi stok cadangan beras dan raskin tidak jarang Bulog mengimpor beras. beda dengan jaman orde baru dulu, dimana petani diberikan modal oleh KUD dan hasilnya diserahkan ke bulog melalui KUD sendiri.

    Posted by agus darmanto | 7 April 2012, 1:49 pm
  181. “Maju lebih cepat” bersama DI

    Posted by andri | 9 April 2012, 3:18 am
  182. salam kenal semua nya dr wong alit PJKA (pulang jum’at kembali ahad)

    Posted by ragil | 30 April 2012, 1:22 pm
  183. Seharusnya subsidi pupuk harus ditambah untuk mengimbangi meningkatnya harga sarana produksi pertanian lainnya. Keuntungan petani akibat kenaikan harga gabah tidak seimbang dengan kenaikkan harga pupuk dan pestisida. Seharusnya bulog sebagai penyangga pasar untuk komediti pertanian seperti beras dapat berbuat banyak untuk menolong petani. Pada saat panan raya biasanya harga anjLok karena dipermainkan oleh tengkulak. Kasihan para petani, dengan cucur keringatnya ti

    Posted by Andang ilato | 7 Mei 2012, 6:05 pm
  184. wow salut kebijakan men-BUMN
    sekarang bulog sudah punya bulog mart
    semoga ini semakin mempersempit ruang gerak tikus tikus koruptor di bulog

    Posted by beyond-steel Indonesia | 11 Mei 2012, 12:04 pm
  185. pak saya sebenarnya bingung dengan kinerja bulog ini,
    salah satu fungsi bulog kan untuk menjaga kestabilan harga beras|
    untuk menjaga kestabilan harga tersebut, bulog perlu menyerap hasil produksi petani sebanyak sekian persen dari jumlah total hasil produksi nasional,
    namun masalahnya bulog membeli beras petani dengan harga yang murah, bahkan tengkulak saja membelinya dengan harga yang lebih baik daripada bulog
    pertanyaan saya pak, kenapa bulog membeli dengan harga yang murah? bukankah ini malah akan menyengsarakan petani dan membuat petani berpaling k tengkulak?

    bila tengkulak menguasai pasar, dan bulog tidak mencapai target penyerapan bukankah kestabilan harga pangan nasional akan terganggu?
    mohon penjelasannya pak, terima kasih

    Posted by galih kusuma | 25 Mei 2012, 1:51 pm
  186. Maju terus Pak DIS…Allah. Selalu bersama orang baik. Jangan pedulikan orang yang berkata tindakan bapak adalah pencitraan, jangan-jangan orang yang berkata itulah yang sering melakukan pencitraan dirinya sendiri..semoga Pak DIS selalu di berikan kesehatan, Dan selalu berbuat kebaikan untuk bangsa ini…Dan smoga muncul Pak DIS – Pak DIS lain di negri tercinta ini.

    Posted by Dony | 21 November 2012, 9:18 pm
  187. PROPOSAL PEMBANGUNAN PKS & PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

    Kepada Yth,
    Bapak/Ibu INVESTOR
    di-
    T e m p a t

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
    Nama : Agus, SE
    Email : aguslatif99@ymail.com atau aguslatif43@gmail.com
    Hp. : 0812 8388 5642 / 0817 9802 568
    Alamat : Jl. Gunung Latimojong No.44, Kec. Belopa, Kab. Luwu
    Status : Sebagai penerima kuasa penuh dalam rangka mencari investor untuk mengelolah lahan
    seluas 24,800 ha untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit (surat kuasa terlampir)

    Bersama ini saya mengajukan proposal Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit dan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan data-data sebagai berikut :

    1. Luas lahan : 24.800 ha
    2. Lokasi ini tidak bermasalah/tidak tumpang tindih, murni dikuasai oleh Koperasi
    3. Lahan ini dikuasai oleh Koperasi Karya Mandiri 19.800 ha dan Koperasi Rezki Alam 5000 ha
    4. Letak lokasi : Kabupaten Morowali, Propinsi Sulawesi Tengah (27 menit dari bandara internasional Morowali yang sedang dalam pembangunan)
    5. Lokasi ini adalah satu hamparan dengan 4 wilayah kecamatan :
    .

    Adapun bentuk kerja sama yang kami harapkan adalah pola kemitraan dengan sistim inti plasma 60/40 sesuai dengan arahan Bapak Bupati Morowali. Mengenai besarnya biaya konpensasi untuk lahan yang akan dijadikan sebagai lahan inti (sertifikat HGU – Perusahaan) dapat dimusyawarakan dengan pengurus Koperasi Karya Mandiri dan Koperasi Rezki Alam.

    Lokasi ini sudah memiliki ijin lokasi dan Rekomendasi dari Bapak Bupati Morowali atas nama Koperasi Karya Mandiri dan Koperasi Rezki Alam

    Demikian proposal ini kami ajukan, atas perhatian dan kerja sama yang baik kami ucapkan terima kasih.

    Hormat Saya,

    AGUS, SE
    Sekretaris Umum Koperasi Rezki Alam

    Posted by Agus, SE | 29 November 2012, 12:56 am
  188. jangan sampai ada korupsi mencoreng bulog.

    Posted by Cotton Bud | 3 Desember 2013, 10:48 am
  189. Tahun ini Bulog mencapai Puncak Gemilangnya. dan semoga itu dipertahankan. mulai tahun depan Bulog tak akan mengimpor beras lagi, karena Stok beras di Gudang Bulog sangat cukup. mulai Tahun Depan juga bulog akan ditugaskan untuk mengimpor Raw Sugar..majulah Bulog. Majulah Indonesia

    Posted by Caderabdulpacker.com | 19 Desember 2013, 6:09 pm
  190. President atau mentri berikutnya pasti enak sekali diwarisi hal yg positif sama abah

    Posted by harga kursi rotan | 12 Mei 2014, 6:29 am
  191. Telah disebutkan bahwa kutil yang terjadi pada leher rahim ini bisa menjadi penyebab pertumbuhan sel kanker

    Posted by ARDILA NORASHIKIN | 11 Februari 2015, 6:53 am

Tinggalkan Balasan ke miranda nasution Batalkan balasan