Minggu, 01 Januari 2012
Begitu banyak keluhan terhadap membanjirnya sepeda motor. Tapi saya mencatatnya sebagai dewa penolong. Motor, bagi saya, adalah sarana transportasi yang memberikan kesempatan bagi rakyat kecil untuk mengejer ketertinggalannya. Sepeda motor adalah alat yang paling tepat untuk membawa golongan bawah memiliki kesempatan masuk menjadi golongan menengah.
Memang ada sarana lain yang juga memiliki peran yang sama: internet. Dengan internet (facebook, youtube, email, dst) tidak ada lagi perbedaan antara golongan bawah dan golongan atas. Dengan internet, kesempatan itu sama bagi golongan bawah yang kreatif bisa menembus barikade dan blokade system bisnis yang lama.
Demikian juga dengan sepeda motor. Produktifitas golongan bawah langsung bisa mengalami kenaikan yang drastis. Ini karena golongan pemilik sepeda motor bisa memiliki mobilitas yang sama tingginya dengan golongan tas.
Di masa lalu, golongan atas memiliki alat transportasi mobil. Sedang golongan bawah hanya memiliki kereta dorong, beca-gundul, gerobak sapi dan paling cepat adalah dokar. Kini, dengan sepeda motor kecepatan bergerak golongan bawah sama cepatnya dengan golongan atas –bahkan dalam keadaan lalu-lintas macet naik sepeda motor lebih cepat sampai ke tujuan.
Apalagi sepeda motor zaman sekarang. Bisa mencapai kecepatan 100 km/jam. Maka sebuah jarak menjadi tidak ada artinya lagi. Kalau di masa lalu sepeda motor hanya untuk kendaraan dalam kota, kini orang sudah biasa bersepada motor antar-kota. Banyak sekali karyawan yang rumahnya 50 km dari tempatnya bekerja memilih ke kantor dengan sepeda motor.
Dulu golongan ini terjerat dalam siklus pemborosan yang luar biasa. Untuk ke kantor mereka naik kendaraan umum yang bahkan harus dua kali ganti. Atau hanya sekali naik kendaraan umum tapi harus menyambungnya dengan becak. Biaya untuk angkutan umum itu bisa mencapai 80% dari gaji mereka. Untuk apa bekerja kalau 80% gaji habis untuk kendaraan? Pilihan bagi mereka tidak sebanyak itu. Tidak bekerja berarti tidak punya penghasilan sama sekali. Dengan tetap bekerja, setidaknya eksistensi dan kehormatan sebagai manusia tetap terjaga.
Kini, dengan kemudahan system keuangan, prosentase biaya transportasi itu bisa membaik. Dengan system kredit sepeda motor yang kian ringan tidak perlu lagi ada uang di depan yang terlalu besar. Memang semasa cicilan belum lunas prosentase pengeluarannya tetap tinggi, tapi turun drastis setelah masa cicilan sepeda motornya selesai.
Di samping untuk berangkat/pulang kerja, sepeda motor itu masih bisa untuk mengantar anak sekolah, mencari obyekan, bersilaturahmi dan mengangkut barang sekedarnya. Semunya memiliki dampak pada produktifitas manusia.
Maka di samping internet, jangan disepelekan dampak ekonomi sepeda motor. Bahkan saya bisa menyebutkannya sebagai revolusi ekonomi sepeda motor. Sepeda motor adalah sarana yang bisa membuat golongan bawah bermigrasi ke golongan menengah dengan cara lebih cepat dari teori ekonomi yang mana pun.
Karena itu segala macam perencanaan pembangunan sudah harus mengakomodasikan kehadiran sepeda motor secara masal. Pembangunan jalan tol di Bali, misalnya, secara sengaja sudah mengakomodasikan sepeda motor. Tidak bisa lagi sepeda motor diperlakukan seperti kehadiran sepeda di masa lalu. Eksistensi sepeda motor harus diakui sebagai bagian dari kebijaksanaan pembangunan. Pemilik mobil tidak boleh lagi merasa dirinya sebagai pemilik paling sah sebuah jalan raya. Sepeda motor harus diterima sebagai pengguna sah yang hak-haknya sama dengan pemilik mobil.
Kita bersyukur ada sepeda motor dengan system teknologi dan pembiayaannya yang sangat tepat untuk golongan masyarakat kita yang belum bisa membeli mobil. Sepeda motorlah sarana yang membuat golongan bawah memiliki sarana transportasi secepat golongan di atasnya.
*) Artikel ini tidak ada kaitannya dengan jabatan.
sebagai pengguna motor… saya senang dengan tulisan “bapak”….
sama
mobil pribadi no mobil umum yes!
setuju sama ini :lol
setujuu sama komen ini! Tapi mobil umumnya jangan kebanyakan, macet 😦
Motor-motor juga meski mendukung perekonomian rakyat bawah, perlu ditertibkan agar sama2 menguntungkan (ga macet,ekonomi terdukung)
Benar pak
Sepeda motor telah mensejajarkan antar kaum atas dan bawah dalam hal mobilitas
tetapi saya (pendapat pribadi) lebih prefer jika Public Transportasi yang diperbaiki
Dari sisi kenyamanan, keamanan dan efisiensi (karena digunakan secara massal)
Kita tidak usah jauh2 menilik benua biru atau negara asia yang maju (jepang, Korea)
Saya kira kita harus banyak belajar dari malaysia juga masalah transportasi
Sukses Pak
sebagai pengguna motor day-to-day, saya setuju dengan komentar ini.
lebih baik transportasi umum diperbaiki.
saya menggunakan motor karena belum ada pilihan lain,
menggunakan mobil sekalipun berarti menambah konsumsi bahan bakar dan meningkatkan polusi lebih banyak.
tolong perbaiki transportasi publik kita.
“Bahkan dikatakan sepeda motor sebagai alat untuk masyarakat bawah mencapai impian lebih cepat ke status sosial menengah dari segi ekonomi..”
–>
Dahlan ambil jalan pintas neh..instead of bersusah payah bikin fasilitas rakjat..doi malah dgn mudah dukung industri montor..
Bukankah hak rakjat mendapat pelayanan publik, salah satunya di bidang transportasi?? Apa begitu sulitnya bikin sinergi antar BUMN transportasi??
Rakjat kecil dikondisikan berhutang utk asset yg nilainya terus terdepresiasi itu dianggap “mencapai impian” yaa..??
Bagemana dgn efek sampingnya dari mulai kecelakaan, balap liar sampe pemiskinan..
Ini zero sum game pak..sampeyan jgn cuma liat bright side nya aja lalu tepuk tangan..
setidaknya itu adalah solusi tercepat untuk mengatasi keputus asaan atas macet yg berkepanjangan
kl masalah balap liar & kecelakaan, itu bergantung pada individu & Takdir dari sang pemilik hidup.
Pak Dahlan khan sedang berproses…mari hormati itu, karena dalam carut marutnya suasana negara kita saat ini, pasti sangat sulit untuk membenahinya…butuh waktu pak.
Beliau sudah membuktikan kesungguhannya untuk membenahinya, apresiasi untuk itu
saya apresiasi proses dan hasil kerja..
bagaimana proses dan hasil kerja Pak Dahlan..?
apakah bersepatu kets dan naik ojek+KRL layak diapresiasi sebagai sebuah proses kerja..? itu hanya langkah taktis..bukan strategis..
apa saja target pencapaian Pak Dahlan hingga 2014..? tahukah anda..?
Saya tidak tertarik dengan pribadi atau karir Pak DI dulu, sekarang atau didepannya, masalah sepatu kets dlsb. Ga ngaruh. Saya hanya tertarik wacana-wacana yg dia tawarkan utk menyegarkan pemikiran kita akan situasi yang sebetulnya terjadi dan juga solusi2 yg dia tawarkan juga memancing pemikiran2 rekan-rekan yang lain, ini kan asyik.
Revolusi ekonomi sepeda motor bukan ide dia, dia hanya menuliskannya saja apa yg terjadi. Kalau ngobrolin transportasi, pastinya model transportasi massal pasti menjadi konsep paling unggul. lah terus yang mau ngobrolin/mengupas yg pake motor siapa? – 🙂
blog yang bahas motor banyak masbro..coba main ke indomotoblog.wordpress.com otobloggerindonesia.wordpress.com atau jatimotoblog.wordpress.com
ini pemaparan fakta dilapangan,..bukan dukungan untuk solusi masalah transportasi. saya ngeliatnya gt..
menurut saya berhutang motor untuk mendukung pekerjaan supaya lebih produktif tidak dikategorikan berhutang. Malah bisa dibilang berinvestasi.
apa anda punya cara-cara yg lebih strategis…cepat…dan bisa langsung diproses dan ada hasilnya..?? untuk mengatasi carut marut lalu lintas sekarang ini…?? kalau ada silahkan disurati saja P’Dahlan.. tentunya jika cara anda itu masuk akal pasti akan ditindak lanjuti… jaman sekarang lebih baik kita ikut memberi sumbangsi pikiran daripada cuma tau mengkritisi tanpa ada solusi… byknya motor efek ke kecelakaan/balap liar, dsb.. apa Anda bisa juga bisa menjamin dibangun Sarana Transportasi massal masalah² kriminalitas akan lenyap..?? ntar malah dikritik lagi masalah copet…kebersihan…timeline….
Ben, tulisan pak DI adalah solusi dengan sudah banyaknya kendaraan roda dua. Gw setujuh pemerintah HARUS dan WAJIB membangun transportasi publik yang baik dan pemerintah BERDOSA jika terus mengabaikannya. Dan ga ada yang salah dengan yang ditulis pak DI. Kalo loe enak ben dah punya mobil…..
@Wahyu
bukan masalah salah benar..tapi kepantasan isi artikel ini
ane dah punya mobil? ada dasar faktanya? hehehe…coba survey dulu lah
bayar mahal hanya untuk terkurung di kabin sempit..emoh..
soal transportasi umum, terlalu ngatur manusia naik kendaraan umum disaat jalan keluarnya masih susah minta ampun kurang efektif dan bijak disaat nyata-nyata motor lebih cepat dan multifungsi..toh ini artikelnya lagi bahas motor,..
dan dengan ini saya kira justru menyuarakan bahwa perlunya pembenahan sarana-prasarana terutama kualitas jalan,lampu dll agar para pemilik kendaraan sejuta rakjat ini ndak celaka
Haoyolo ben
wow pak menteri bikin postingan di blogger nih, saya salut cuma kalo mewnurut saya semakin banyak sepeda motor maka macet akan semakin menjadi-jadi dan banyaknya yg celaka akaibat banyaknya motor yg menjalankan dengan urakan, belom lagi berandal motor, namun itu hanyalah pandangan saya dari sisi negatifnya [ soalnya saya ngga punya motor sihh he..he..he] kalo pa menteri menulis lagi tentang cara mengatasi kemacetan, mungkin akan banyak koimentar terhadap karya tulis pa menteri, jadi mari kita berdiskusi untuk mengurai kemacetan. selamar kepada pak dahlan iskan yg telah menjadi menjadi menteri bumn, semoga dengan kebijakan bapak yg pro rakyat bisa membawa kesejahteraan untuk rakyat miskin se-indonesia khususnya. wassalam. by alex sang pemimpi from bandung…..
Coba baca tanda *) pada akhir setelah tulisan ini : artikel ini tidak ada kaitannya dengan jabatan.
Artinya ini pendapat pribadi beliau bukan beliau sebagai menBUMN,,jadi beliau sebenarnya ingin menjelaskan bahwa ekonomi mikro di indonesia juga bagus,,seperti diketahui laju ekonomi indonesia tahun ini 6,7% dan GDP sekitar $3000..
Nah beliau menulis ini dalam kaitan tren ekonomi indonesia 2012..di Bandung..krn saya pernah melihat beliau menjelaskan diantaranya masalah motor ini..jd kita disuruh pengambil peluang2 yg ada dengan adanya spd motor ini.
Semoga penjelasan ini menjadikan anda lebih jeli mengamati tulisan2 beliau
Salam
BENNY&SOLEH ANDA GAK PERNAH JALAN2 LUAR JKT ATO BASECAM PERUSAHAAN DIHUTAN YA? MOTOR TU BENAR2 BERGUANA UNTUK MENGATASI PERSOALAN HIDUP, BELUM LAGI PERBATASAN DENGAN MALAYA, GAK ADA JALAN BUAT MOBIL, ADA JALAN SAJA HANCUR GAK KARUAN. KITA DISINI BIASA AJA KOK PUNYA MOBIL 2 ATAU LEBIH DAN PUNYA MOTOR LEBIH DARI DUA DAN JUGA PUNYA SEPEDA PANCAL, SEMUA DIFUNGSIKAN BUKAN PAJANGAN.. SEMUA UNTUK ATASI MOBILITAS KEPERLUAN HIDUP DAN MINIMNYA INFRASTRUKTUR TRASPORT (JALAN DAN MODA TRANSPORT TERBATAS BRO) COBALAH MELANGLANG BUANA SAMPE KE ARBI/AMRIK, KEBETULAN SY DAH KESONO. SY BARU MIKIR, ADA BAIKNYA MOTOR BISA LEWAT TOL. SY BERHARAP REVOLUSI MOTOR LISTRIK SEGERA TERJADI BIAR GAK POLUSI, IRIT ENERGI, GAK BIKIN BANYAK BBM SUBSIDI DST…JANGAN KUPER AMAT SIH..POLA PIKIRNYA YG POSITIF…SOLUTIF… JANGAN PRIMITIF….
salam dayakindo
“bayar mahal hanya untuk terkurung di kabin sempit..emoh..”
Nah lho….
Nggak langsung elo udah setuju dengan fungsi ekonomi motor yang jadi tema tulisan ini.
@Benny: “bayar mahal hanya untuk terkurung di kabin sempit..emoh..”
In case u don’t know, mobil ada pintunya lho.. jadi klo km naik mobil dan mulai merasa terkurung, cukup berhenti dan buka pintu mobilnya ben.. 😉
@Pak DI: Hmm, benar juga fenomena ini bisa disebut revolusi ekonomi sepeda motor.. hanya saja, kedewasaan berkendara mereka juga perlu ikut berevolusi, pak.
dakda hub ama kecelakaan n balap liar,itu salah orgnya….
ide untuk membuat jalur motor di jalan tol perlu diterapkan, bnyk manfaatnya….
dukung pak dis jd ri 1 http://www.facebook.com/groups/dahlaniskangroup/
bener juga ya…
Kalo ingin melihat kinerja beliau di kementrian sepertinya belum bisa kita nilai sekarang. mari kasih beliau waktu, semoga kita masih bisa bersabar. kalau melihat track record beliau sebagai pemimpin di PLN atau Jawa Pos, saya rasa beliau cukup visioner.
bener banget..
Pak …mohon juga didorong produk lokalnya dong… dulu ada Kanzen sbg produk nasional..eh malah kalah sama merek luar…padahal katanya lokal conten sepeda motor sudah 80%… Jadi nilai tambah kita gak dapet dapet tuh Pak… dan juga bayar loyalty merek punya orang ….
Setuju dengan mas hampura Pak . . . Motor Nasional Yang Konten/Muatan Lokalnya mayoritas
Bukti Local Content Sepeda motor Kanzen yang 80 % apa ya mas Hampura, setau saya jika produk buatan Indonesia sudah memiliki sertifikasi TKDN oleh Kemenperin?? jangan-jangan cuma perakitan yang dinilai
(no offense)
hhehe.. baru aja mikirin mau ganti motor.. eh pak dahlan bahas motorw
Kayaknya baru kali ini ada pejabat yang pro sepeda motor. Biasanya menyalahkan motor sebagai penyebab kemacetan. Hehe
Semoga konsistensi seorang Dahlan Iskan tetap abadi,,,semangat bung!!!
Penyebab kemacetan adalah pertumbuhan jalan (tanggung jawab pemerintah) tidak secepat pertumbuhan kebutuhan masyarakat akan mobilitas – yang bisa terpenuhi dg membeli sepeda motor atau naik sarana umum.
Jika sarana umum tidak menjadi pilihan yg rasional, ya masyarakat sbg konsumen tdk bisa disalahkan krn memilih pilihan yg lebih baik bagi mereka.
saya nitip saran pak, apa gak sebaiknya pajak untuk motor 600cc keatas dipermurah, agar balap Indonesia nggak ketinggalan dengan luar negeri, juga pembangunan sirkuit permanen untuk menyalurkan hobi pesepeda motor yang menyukai balap, daripada di jalan raya sering ada balapan liar 😀
setuju mas… motor d bawah 1000cc yg mw d pake balap harus d beri kmudahan
Pak Dahlan ISkan memang sangat membumi . . . sebuah tulisan yang sangat Natural
setuju kalau sepeda motor memang membawa golongan bawah ke golongang menengah. Tinggal kemudian masalah safety-nya, kecelakaan lalu lintas dengan sepeda motor tetap menjadi nomor satu, dan faktor kecepatan tinggi adalah penyebab nomor satu juga. Ada benarnya istilah kampung “Ngebut – Benjol” hehe
Salah satu ide penekanan tingkat kecelakaan sepeda motor adalah membatasi sampai 90 cc saja. tidak perlu yang 125 cc atau sampai 150cc.
cek di http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/456759/
Pengalaman saya di luar negeri (eropa/australia dan bbrp negara asia) spd motor hanya boleh didalam kota, untuk luar kota hanya motor CC besar (500Cc keatas) yg boleh..saya kira ide ini bagus diterapkan di indonesia.
idealnya memang seperti itu, hanya cc besar yg bisa diluar kota. Tapi yang motor cc gede itu harus taat juga, tidak masuk dalam kota (bahkan jangan sampai masuk kota dengan di kawal2 segala.. mpet liatnya juga. hehe). Atau mungkin waktunya dibatasi, hanya bisa masuk kota di hari minggu, buat tontonan gratis masyarakat/anak-anak yg lari pagi 😀
kalau konteksnya dalam kondisi di Jakarta, gimana pak Dahlan? dengan adanya artikel ini pak Dahlan seperti ini menghimbau bahwa lebih baik memakai motor daripada angkutan umum, padahal motor di Jakarta sedang dibatasi, karena salah satu penyebab macet juga.
daripada naik mobil pribadi?
Bagaimana bisa motor penyebab macet, dari dimensi aja lebih kecil dari pada mobil.
sebenarnya yg membuat macet jakarta banyaknya mobil pribadi atw banyaknya motor y?
mentang2 msh suasana tahun baru tulisan pak dahlan tema-nya sangat ringan…
musnahkan motor 100cc ke atas. Gak efisien,..
kalo ini saya setuju banget..selain gak efisien, juga memperbanyak kecelakaan…
100cc keatas? memang masih ada yang jual motor 100cc kebawah?
yang harus diperbaiki justru teknologi dalam mesin motornya. teknologi yang banyak dipakai sekarang sudah outdated, tidak ramah lingkungan, dan memicu konsumsi bbm berlebih.
yang harus diperbaiki juga adalah kelakuan pengendaranya dan law enforcement. tidak sedikit kecelakaan terjadi karena pengendara yang teleponan, sms-an, tidak pakai lampu, belok sembarangan, jalan di tengah jalan dengan kecepatan terlalu rendah, bahkan melawan arus dengan kecepatan tinggi.
sekarang tantangan riilnya adalah bagaimana Pak DI bisa memaksa pengguna motor yang sudah mendarah daging seperti saya beralih ke kendaraan umum tanpa menambah waktu tempuh dan dana yang dikeluarkan setiap harinya…
utamanya bukan masalah efisiensi, tapi masalah safety. Nyawa manusia.
Mau kapan sampe klo motormu jalan cuma 50km/jam?
betul..motor diperlancar, mobil yang harus dibatasi…kalo memang kaya naudzubillah, mendingan yang punya mobil itu naek taksi aja…..
mobil pribadi batasi, dorong pnggunaan mobil umum n motor
Naik taksi mahal bro… Ane naik taksi di jakarta sekali jln bisa habis 300rb pdhal blm 2 jam. Naik motor cm habis 5 rb
Saya sangat setuju dengan tulisan Bapak…Saya pun sekarang menggunakan motor sebagai alat transportasi..Namun sebagai pengguna motor juga ada baiknya bisa introspeksi krn terkadang masih banyak dijumpai pengendara motor yang “ngawur” dalam berkendara motor…
Mari sama2 kita bangun image positif tentang pengendara motor dengan tertib berlalu lintas…
Sebelum pemerintah bisa memberi angkutan massal yang memadai alias bus, kereta mass rapid transport, ya motorlah yang terbaik. dibantu dengan leasing itulah yarng membuat ekonomi berputar dengan cepat.
Jadi kalau utuk ekonomi makro, ya urusan pemerintah untuk memperbaiki transportasi umum, massal yang nyaman dan tepat waktu, itu urusan sang menteri dan pejabat yang bersangkut. Selama tidak terpenuhi, masyarakat akan cari jalan keluar sendiri dan salah satunya adalah motor dan ojek….
Soal keamanan? itu terserah kesadaran pribadi untuk selalu memakai helm, jaket dan tentu jalan ngebutlah dan patuh dengan rambu lalu lintas dan tidak menyelap nyelip, nah…ini perlu kematangan jiwa dan emosi, jadi tetap perlu diperketat razia, dan memberi penyuluhan massal yang terus menerus.
mgkn gara2 kmrn hbs naek ojek wkt ke istana Bogor……….
memeng begitu.,, anggapan motor sekarang… Efisien dan tepat guna…
Tetepi tanpa ada penyeimbang bakalan menjadi masalah di kemudian hari…
Tapi perubahan tidak di imbangi dengan semua yg memedai bakalan susuah… Korban manusia menjadi tersia2 kan…
bener lah tulisan ini, kalo motor disebut penyebab kemacetan, mesti diselidiki dulu sebabnya kenapa? KARENA TRANSPORTASI UMUM BUSUK DAN MAHAL… secara alami manusia akan mencari yang termudah dan termurah, memang belum tentu nyaman, tapi namanya orang kerja kan mikirnya rejeki buat anak istri dulu, diri sendiri payah gapapa, yang penting bisa nabung… bener ga…
masa mau nyalahin orang yang berpikir karena terdesak? ga bisa lah, salahin dulu PENYELENGGARA TRANSPORTASI nya, yakni pemerintah, nah, nyalahin pemerintah, bisa ngga? kalo ngga bisa ya udah, beli motor, itulah solusi rakyat,… mau demo ngga bisa, nulis di surat pembaca, ga direspon, yawes, beli motor… wong cuma DP 300rb, dah bawa motor sorenya, tinggal nembak plat palsu, besok dah bisa ke kantor, cicilan? nanti dulu deh…. hehhehe
kalo jalanan macet karena motor, jangan salahkan motornya, salahkan pemerintahnya, karena kok bikin jalan sempit/ traffic yang amburadul, mau dibatasin seperti apapun, motor akan tetap menang, mau motor murah ato mahal, mereka tetap pilih motor dibanding angkot yang ga jelas kapan beresnya, ato daripada naek mobil, macet dan boros jadinya….
Sama aja kaya anak hamil sebelum nikah, yang disalahin anaknya ato orang tuanya?
HIDUP MOTOR!
sebagai penghobby motor, saya suka tulisan bapak 🙂
hobi ato gak da mobil neh?bnyak lo mobil mewah lalu lalang isinya cuma 1 biji manusia…jangan2 lo kita punya mobil kita jadi bgian dari mereka
hahahaha,
tergelitik sekaligus sy bacanya….
Ciri-ciri mental Pemenang adalah melihat sesuatu secara lengkap. Tidak hanya dari satu sisi saja.
palagi lo cuma dari sisi belakang meja ato dari sisi blakang kmudi mobil mewah
pak dahlan, boleh diskusi disini yah http://edorusyanto.wordpress.com/2012/01/02/saat-dahlan-iskan-bicara-soal-motor/
salam
Dengan motor bisa mengejar ketertinggalan untuk naik kelas menjadi golongan ekonomi menengah, bisa lebih banyak berhemat dan meraih tambahan, saya rasa pemerintah wajib memperhatikan golongan menengah ini, bukan hanya dua golongan diatas dan dibawahnya. karena golongan inilah yang menjadi penopang ekonomi negeri sesungguhnya yang tidak menjadi beban negara.
Anda secara jeli dan cerdas memotret hal ini bung Dahlan, mungkin karena anda pernah berada diposisi itu dan tak melupakannya walau sudah berpindah golongan atas. Utarakan terus bung engkau bisa menjadi penyambung harapan kami. semoga manufacturing hope nya tidak hanya di lingkungan BUMN tetapi menular ke pelosok negeri ini. Ayo kerja, bekerja dan kerjakan…
sebagai anak bangsa, saya sedih melihat begitu banyaknya sepeda motor dan mobil yang berkeliaran di Indonesia ini (Jakarta khususnya) tetapi tidak ada yang ber-merk-kan Indonesia…
Mudah mudahan pak dahlan bisa melihat ini sebagai “peluang” untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia..
pembangunan industri sektor ini mudah mudahan efek domino positivenya akan berasa sekali
salam cinta indonesia
Sebagai seorang MOTOR-er saya sangat mengapresiasi tulisan Bapak…..!
Selamat tahun baru pak…selamat membuka awal yang baru, semoga tetap diberikan semangat dan energi untuk tetap mengabdi tanpa pamrih…semoga اَللّهُ SWT selalu melindungi Bapak dan keluarga, آمِيّنْ… آمِيّنْ… يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْن….
Wahhh . . . Siippp Bgt, Klo gak ada Sepeda Motor Pak Dahlan Gak akan Bisa Ngojek dari setasiun 😀 hihihi MAJU PAK Lakukanlah Gebrakan2 brilian Lain untuk memajukan INDONESIA 😀
Untuk saat ini, motor memang amat membantu rakyat kecil.
Namun tetap saja solusi yang benar adalah dengan membangun sarana transportasi umum yang murah dan memadai.
Merupakan tugas pemerintah untuk membangun sarana transportasi umum, yang pada akhirnya dapat menggerakkan roda perekonomian dan meningkatkan produktivitas kita. Kalau kita coba hitung-hitung, kerugian yang diakibatkan oleh kemacetan setiap hari itu sangat besar, mulai dari polusi, biaya bahan bakar, belum lagi turunnya produktivitas oleh karena stress. Karyawan setiap hari memulai harinya di kantor dengan “bekal” stress & emosi akibat bermacet-macetan.
Sayang sekali, pemerintah kita tampaknya “buta” dan tidak peduli sama sekali dengan hal ini.
apakah ini artinya tidak akan ada transportasi masal yang murah, aman, nyaman?
bermudah-mudahan dengan motor apakah kualitas pengendaranya terupgrade?
Sepeda Motor memang sangat menunjang Mobilitas, yg perlu ditingkatkan adalah ketertiban para pengguna sepeda motor dalam berkendara di Jalan.
sepeda motor masih setroong.. benar2 mendalami realita yang ada..
Menteri BUMN Dahkan Iskan mengatakan pihaknya siap mencegah adanya upaya perampokan aset BUMN berupa jalan tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) S ruas Pondok Pinang-Taman Mini sepanjang 14 kilometer.
“Saya akan segera berkirim surat kepada Jaksa Agung untuk selanjutnya menemuinya dan melaporkan adanya upaya oknum tertentu merampok aset BUMN,” katanya di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa.
Menurut Dahlan, saat ini ada pihak tertentu yang kelihatannya akan menggunakan aparat negara untuk mengambil jalan tol tersebut.
“Tentu saya akan memposisikan diri untuk memproteksi PT Jasa Marga dengan meminta bantuan Jaksa Agung untuk menyelamatkan aset ini,” tegasnya.
Dahlan menambahkan berdasarkan laporan dari Jasa Marga, oknum yang dimaksud telah melakuka perampokan uang negara sebanyak dua kali.
Meski begitu mantan Direktur Utama PT PLN ini tidak bersedia merinci nama oknum yang dimaksud.
Ia hanya menjelaskan bahwa pada tahun 1995, oknum tersebut mendapat pinjaman kredit dari PT Bank BNI Tbk sebesar Rp2,5 triliun untuk pembangunan proyek jalan tol di ibukota.
“Setelah diaudit pinjaman tersebut hanya sekitar Rp1 triliun yang digunakan, selebihnya atau sektiar Rp1,5 triliun masuk kredit macet,” tegasnya.
Saat itu, kredit macet tersebut akhirnya terpaksa diserahkan kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) yang saat ini berubah menjadi PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA).
“Akibatnya muncul kerugian negara yang luar biasa besar sebanyak dua kali, yaitu dana pinjaman tidak seluruhnya digunakan proyek dan hal kedua adalah diserahkan kepada BPPN dalam kondisi rugi,” ujarnya.
Perampokan kedua diutarakan Dahlan, oknum tersebut menerbitkan “commercial paper” (surat berharga) palsu senilai Rp1,2 triliun secara bertahap pada tahun 1994-1998.
CP tersebut seolah-olah dikeluarkan oleh PT Hutama Karya (Persero) untuk membangun ruas tol Tanjung Priok-Jembatan Tiga/Pluit (Harbour Road/HBR).
“Dana hasil CP palsu sebesar Rp1,2 triliun itu jatuh ke tangan oknum itu juga. Artinya, Hutama Karya menjadi korban rampok,” tegas Dahlan.
Saat ini, tegasnya, sesuai dengan UU jalan tol Pondok Pinang-Taman Mini sepanjang 14 km tersebut sudah dikuasai oleh Jasa Marga.
“Sekarang mereka (oknum) mau mengambil lagi. Padahal Jasa Marga sudah mengeluarkan dana sekitar Rp500 miliar untuk melunasi utang mereka. Bahkan untuk menyambung jalan tol tersebut masuk ke ruas JORR S, Jasa Marga sudah mengeluarkan investasi hingga triliunan rupiah,” katanya.
Menurut Dahlan, selain segera bertemu dengan Jaksa Agung, dirinya juga memerintahkan agar Direksi Jasa Marga tidak memenuhi panggilan dari pihak manapun.
“Tidak satupun yang bisa merampok aset BUMN. Jalan tol `Merah Putih` tidak bisa dirobek-robek begitu,” tegasnya.
begitulah rakusnya konglomerat hitam,biar laut berubah jadi emas kmudian di taruh di pangkuannya dia tdak akan puas
Betul, perlu ditata saja kelola jalan/sarpranya, satuju tiap orang punya hak yg sama thdp akses publik, malah kenapa tidak ada pembatasan kepemilikan mobil???? banyak tuh panggeden2 yg mobilnya bejibun sampai susah masukin ke garasinya juga.
1. Terima kasih pak Dahlan telah menjelaskan secara gamblang bahwa sepeda motor baik bagi perekonomian. Sepeda motor, mobil, hp dsb diciptakan dan akan laku dijual apabila mendatangkan manfaat. So pasti..
2. Yang diperlukan adalah kebijakan yang terarah kapan barang2 itu bisa kita kembangkan dan produksi sendiri untuk membuka lapangan kerja baru sehingga tak usah lagi mengirim TKW ke luar negeri untuk menjadi pembantu.
Kebijakan mengirim TKW yang umumnya usia produktif, meninggalkan anak dan suami bertahun tahun, disana menderita/disiksa bahkan diperkosa dan sepulangnya di bandara di’palak’ oleh aparat, ditipu oleh calo dsb adalah kebijakan zalim Pemerintahku. Miris rasanya mengingat mereka ini mendatangkan devisa yang banyak.
3. Jadi perlu keberpihakan Pemerintah yang terukur kapan motor, mobil, hp, pesawat, PLTU dsb bisa diproduksi dalam negeri untuk membuka lapangan kerja.
Pemerintah Thailand punya kebijakan yang terarah dan berhasil memproduksi PLTU secara bertahap, Korea mempunyai kebijakan yang terarah dan berhasil memproduksi PLTN secara mandiri. Demikian pula Cina, India, Iran (sesuai ceritera pak Dahlan). Tapi Indonesia PT.DI Bandung yang sudah bisa memproduksi pesawat, eh Merpati malah beli pesawat dari Cina. Mana keberpihakan Pemerintah?.
DAHLAN ISKAN
Senin, 02 Januari 2012 , 08:19:00
Tempat Bersandar Harus Kukuh
……………………
Setelah mengikuti beberapa kali sidang kabinet dan juga perjalanan ke Cilacap ini, tampaknya reformasi birokrasi akan jadi salah satu fokus presiden. Tampaknya, reformasi birokrasi tidak bisa ditawar lagi. Presiden terlihat tidak puas mengapareformasi birokrasi selama ini hanya lebih banyak dikaitkan dengan perubahan sistem gaji.
Mengingat reformasi birokrasi akan menjadi salah satu agenda utama 2012, reformasi birokrasi di BUMN juga harus berjalan, bahkan lebih cepat. Tidak boleh BUMN yang sifatnya lebih korporasi tertinggal oleh kementerian lain yang orientasinya bukan korporasi. Kalau birokrasi yang instansional saja bertekad melakukan reformasi, apalagi BUMN yang korporasional.
Wajah korporasi jelas harus lebih cairdari wajah instansi. Masa lalu BUMN yang lebih dekat dengan sifat instansional benar-benar harus berubah. Itulah sebabnya, pelimpahan begitu banyak wewenang menteri kepada setiap korporasi menjadi jantung dari reformasi birokrasi di BUMN. Dengan reformasi kewenangan itu, rentetannya akan panjang: komisaristidak bisa lagi asal-asalan, direksi tidak bisa lagi main politik dan sekaligus kehilangan peluang untuk menjilat.
Persetujuan dewan komisaris, misalnya, kini harus tegas: setuju atau tidak setuju. Tidak bisa lagi ada dewan komisaris yang memberikan persetujuan dengan catatan.
Selama ini terlalu biasa dewan komisaris dalam memberikan persetujuan atas program direksi disertai catatan-catatan –yang kesannya dewan komisaris ingin cari selamat sendiri. Secara berseloroh sering saya kemukakan, sifat persetujuan dewan komisaris itu harus seperti wanita yang habis bercinta: hamil atau tidak hamil. Tidak ada istilah ”agak hamil” dalam kamus wanita. Karena itu, ke depan persetujuan dewan komisaris harus tegas: setuju atau tidak setuju.Tidak ada istilah ”agak setuju”.
Bagi saya, disetujui atau tidak disetujui tidak masalah. Yang pentingkeputusan itu diberikan dalam waktucepat. Korporasi memerlukan kecepatan. Speed. Banyak sekali peluang yang lewat karena unsur speed diabaikan. Pengadaan MA 60 Merpati menjadi contoh nyata hilangnya kesempatan itu.
Katakanlah dewan komisaris tidak setuju atas usul program direksi. Kemungkinannya masih banyak. Direksi merevisi usulnya, direksi menyadari bahwa usulnya memang kurang bagus, atau direksi tetap merasa usulnya sangat bagus. Dalam hal yang terakhir itu direksi diberi peluang untuk appeal ke Kementerian BUMN. Kementerian BUMN-lah yang akan memberikan penilaian siapa yang sebenarnya kurang entrepreneur. Kementerian tidak akan memberikan kata putus karena kementerian tidak boleh intervensi kepada korporasi. Tapi, kementerian bisa mengambil kesimpulan untuk menilai personalia di kepengurusan BUMN tersebut.
Untuk itu, kuncinya adalah speed. Tidak disetujuinya sebuah program pun tidak masalah asal keputusan diberikan dengan cepat. Tidak digantung. Dengan demikian, direksi bisa segera menyusun langkah baru lagi: merevisi, melupakannya, atau membuat program yang baru sama sekali.
Tentu tidak hanya jantungnya yang berubah. Kulit-kulitnya juga perlu berubah. Karena itu, saya sangat menghargai langkah Dirut PT Kereta Api Indonesia (KAI) I. Jonan, yang pada 2012 ini akan mengubah seragam karyawan PT KAI agar tidak lagi sama dengan seragam pegawai negeri Kementerian Perhubungan.
Soal seragam, sebenarnya tidak terlalu penting. Ini hanya kulit-kulitnya. Tapi, soal kulit kadang lebih menarik daripada isinya. Sewaktu di PLN pun saya pernah menghapus baju seragam. Ini gara-gara baju seragam dinilai dijadikan objek korupsi. Toh, kinerja tidak terpengaruh oleh atau tanpa baju seragam. Tentu saya tidak antibaju seragam. Silakan berseragam, hanya jangan dijadikan objek korupsi!
Gaya-gaya instansional BUMN yang lain juga harus berubah. Dan, ini akan lebih banyak ditentukan oleh CEO-nya, oleh direktur utamanya. Sangat tidak bernada korporasi kalaudalam acara-acara intern pun seorang direktur utama memberikan sambutan dengan cara membaca sambutan. Berpidato dengan cara membaca hanya boleh untuk acara yang melibatkan pihak di luar perusahaan.
Karena itu, tim yang pekerjaannya membuatkan pidato direktur utama sebaiknya juga dibubarkan. Tidak pantas di BUMN ada pegawai yang pekerjaannya membuatkan pidato direktur utama –seolah-olah sang direktur utama begitu tidak menguasai masalah perusahaan yangdipimpinnya.
Keberadaan staf ahli di sekitar direktur utama, kalau masih ada, jugaharus dihapus. Direktur utama haruslah orang yang paling ahli di perusahaan itu. Saya tahu tidak semua direktur utama BUMN memiliki staf ahli. Saya juga tahu bahwa banyak staf ahli yang sebenarnya tidak ahli, melainkan hanya sebagai penampungan para senior yang harus ditampung.
Saya sendiri akan menghapus staf ahli menteri BUMN tahun ini. Kebetulan beberapa staf ahli memangmemasuki masa pensiun. Saya tidak akan mengisi lowongan itu dengan orang baru. Penghapusan staf ahli menteri BUMN ini merupakan langkahkedua. Langkah pertama sudah saya lakukan dua bulan lalu: menghapus jabatan staf khusus menteri BUMN. Meski tidak ada staf khusus, rasanya tidak ada sesuatu yang hilang.
Memang, masih ada satu orang yang selalu bersama saya, yakni A. Azis. Tapi, dia bukan staf khusus. Jabatannya segera jelas bulan ini setelah penataan di kementerian dilakukan. Tidak adanya staf khusus menteri BUMN ini perlu diketahui –agar masyarakat jangan sampai adayang tertipu. Kementerian BUMN memang harus agak berbeda. Kementerian ini harus lebih bernuansa korporasi.
Setelah tidak ada staf ahli dan staf khusus, saya akan lebih bersandar kepada wakil menteri dan para deputy menteri BUMN. Saya harus memercayai struktur sepenuhnya sampai personalia di struktur itu diketahui tidak bisa dipercaya. Deputy-lah staf ahli dan staf khusus saya yang sebenar-benarnya.
Tentu saya juga lebih bersandar kepada para direksi dan komisaris. Terutama kepada direktur utama dankomisaris utama. Saya harus percaya sepenuhnya kepada mereka dan mengandalkan sesungguh-sungguhnya mereka. Lantaran merekalah tempat sandaran yang utama, orangnya harus kukuh. Harus bisa diandalkan sebagai tempat bersandar. Tempat bersandar yang rapuh hanya akan membuat orang yang bersandar kepadanya, seperti saya, ikut roboh.
Maka, tidak ada pilihan lain. Begitu saya mengetahui tempat sandaran saya itu ternyata tidak kukuh, pilihannya tinggal dua: membiarkan diri saya ikut roboh atau saya mengganti sandaran tersebut dengan sandaran lain yang lebih kukuh. Prinsip out of the box memang sudah waktunya benar-benar dilaksanakan. (*)
http://www.jpnn.com/read/2012/01/02/112898/Tempat-Bersandar-Harus-Kukuh
Yang penting safety riding…gesit,efisien..
Mantab pak,, bagus lagi kalau ditambah kaum atas yang merakyat, yang gag gengsi menggunakan transportasi umum,, sudah diberi contoh sama pak dahlan iskan,, semoga rekan2nya mencohtoh pak.. Saya juga mendukung kalo bisa menaikan derajat transportasi masal,, sehingga transportasi masal juga jadi alat angkut yang bergengsi.. 🙂
coba semua menteri bisa seperti bapak
sederhana dan kemana2 ga mo pake iring2an
pasti ga macet pak, jalanan
Mudah2an di 2012, makin banyak menteri yg berkualitas seperti bapak.
Mudah2an bapak selalu mau pro rakyat
Kenapa ya saya TIDAK SETUJU dengan tulisan ini pada akhirnya, untuk solusi jangka pendek sekarang sepertinya kita tidak punya pilihan lain, selain sepeda motor berbahan bakar bensin.
Selain membebani APBN negara, karena bensin yang dipake adalah bensin subsidi, bensin juga adalah sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, artinya kalo sumber energi ini habis ya habislah motor. Sekali lagi solusi jangka pendek sekarang kita tidak punya pilihan lain. Tapi kita harus memikirkan jauh kedepan. Motor sekarang mudah didapat dengan harga yang sangat terjangkau, bayangkan jika setiap orang di indonesia mempunyai motor, bgaimana jalan nanti, brp beban yg ditanggung negara, sampai berapa lama ini akan bertahan, sedangkan Minyak bumi suatu saat akan habis, di Indonesia di prediksi akan habis kurang dari 30tahun lagi.
Apa solusinya, sptnya tidak ada krn kebutuhan yg telus berkembang pesat, tp kita bisa mendekati smua hal dgn pendekatan perencanaan yg lebih terpadu dalam jangka panjang : seperti :
1) Membatasi jumlah kendaraan bensin ini, dengan menaikkan pajak & harga kendaraan, sebelum terlambat seluruh rakyat satu suara untuk menolak lebih lantang.
2) MRT, transportasi masal yg terintegritas dari desa sampai kota, dari daerah terpencil sampai ke pusat kota yang mewakili mobilitas masyarakat yang murah dan reperesentatif, menjadi syarat mutlak…., selain pengawasan pemerintah thdp jumlah tipe dan jumlah bahan bakar yg dikelurkan lebih terkontrol juga.
3) Menaikkan harga parkir, dan pengawasan ketat terhadap parkir liar.
4) Pembatasan kecepatan motor ato mobil untuk daerah padat dan perkotaan, hal ini dilakukan oleh pemerintah Vietnam, sebagai kota motor Ho Chi Minh dan Hanoi menerapkan Max Speed, 40km per jam, lebih dari itu konsekuensi akan dihukum berat oleh petugas lalulintas. Pembtasan kecepatan juga akan mengantar evolusi dari motor BBM ke motor listrik yg ramah lingkungan.
Semua hal yg memungkinkan Indonesia lebih hijau, dan lebih seperti dipaksa untuk memilih kendaraan yg lebih sehat spt sepeda ontel ato berjalan kaki dgn transportasi umum yg nyaman nantinya.
Mengajak berpikir jauh kedepan, sebelum terlambat. Pemahaman2 indonesia bersih dan sehat ini harus ditanamkan kepada rakyat indonesia dan para pemimpin bangsa ini, karena kita hidup untuk anak cucu kita nanti. Hiduplah Indonesia Raya!
Setuju! Solusi yang benar adalah dengan membenahi sarana transportasi umum.
Menggunakan sepeda motor sama saja artinya dengan membuat masalah baru.
ini mantap naih.. ditunggu comment2 berikutnya mas junaedi. 🙂
Tulisan pak DIS yg satu ini pas sekali buat promosi sepeda motor. Setelah ini, barang kali banyak marketing yang mengcopy tulisan pak DIS trs di-tempel2 di jalan2 n di gang2 buat promo dagangan motor, bisa laris manis motornya. Hahayy… 😀 Biarpun YANG LAIN MAKIN KETINGGALAN namun tetap SATU HATI. Nah lho… :-O
transpormasi massalnya didorong lebih bagus lagi, jgn jalan di sesaki motor dan mobil terus, sampe nanti keluar rumah aja sudah macet..
mau jadi apa jakarta..
Alhamdulillah,… sependapat dan sepemikiran dengan Pak Dahlan Iskan… 😀
ketika kebutuhan menjadi bumerang karena lemahnya pemerintah dalam menyediakan transportasi massal yang layak,,,….
http://pertamax7.wordpress.com/2012/01/02/akhirnya-megison-ganti-ban-juga/
wah pemikiran yang rasional dan logikal pada jaman sekarang ini, natural tulisannya pak dahlan ini…maju terus PAK!!!!jangan pake mundur…he…he..he..
Mohon Kepada Pak Dahlan Iskan,
Agar Biaya Bea Masuk Kendaraan Bermotor Yang Bebas biaya Untuk DiNaikkan Dari 250cc Menjadi 600cc,
Biar Negara Ini Bisa Sejajar Dgn NEGARA2 Lain.
Dan Kasihan INVESTOR kalau Pajak Bea Masuk nya terlalu tinggi.
Bea Masuk mah urusannya om Agus Marto sama om Gita atuh… 😀
yang butuh bea masuk kecil mah bukan investor, tapi importir…
importir mah butuhnya kepastian hukum…
Sepeda motor memang sangat membantu rakyat kecil, namun tetap saja tidak bisa dijadikan solusi permanen.
Kalau semua penduduk naek sepeda motor, ujung2nya jalanan tetap saja akan macet.
Pemerintah harus bekerja keras untuk membangun sarana transportasi umum yang baik. Dengan sarana transportasi umum, perekonomian dan produktivitas negara kita dapat lebih ditingkatkan.
Coba saja kita pikirkan, berapa banyak kerugian yang kita tanggung setiap harinya akibat kemacetan, mulai dari polusi udara, polusi suara, pemborosan bahan bakar, pemborosan waktu, belum lagi stress yang ditimbulkan akibat bermacet-macetan.
Kasihan para karyawan yang tiap hari harus bekerja dengan berbekal “stress” & “emosi tinggi” akibat macet di perjalanan. Sehari bolak balik rumah dan tempat kerja sambil bermacet2an, benar-benar membuang waktu dan energi. Waktu dan energi yang seharusnya dapat digunakan untuk bekerja, berkarya, dan menghabiskan waktu bersama keluarga, habis sia-sia di jalan akibat tidak adanya sarana transportasi yang memadai.
Pejabat-pejabat bisa dengan tenang melewati kemacetan sambil diiringi konvoy polisi. Andai saja mereka juga turut bermacet2an dengan rakyat, saya yakin mereka pasti akan lebih serius untuk membenahi sarana transportasi umum.
sebagai orang awam, sayah merasakan betapa membantu sepeda motor untuk mobilitas
sayang, harganya masih operpret … dan juga tidak diimbangi oleh sarana prasarana (jalan) yang memadai
selain itu, fenomena SIM tembak keknya makin marak, banyak yang belum waktunya naek motor sudah wara wiri di jalanan …. wuiih ,,,,, perilakunya sruntulan … gileee pak …
btw: secara umum sayah setujuh, sepeda motor telah merevolusi perekonomian, tapi di samping itu perlu perbaikan-perbaikan sapras untuk mengimbanginya, dan juga yang gak kalah penting,,,, harga motor jangan operpreees …. 😀
mantabbbbbb
yg harus diperbaharui adalah kondisi jalan. kondisi jalan di jkt itu bikin orang mati/mampus/tewas…banyak lubang” menganga di jalan bro….serem….tapi susah jg klo jalan mulus malah pada ngebut kyk di sentul…
satu lg…terus terang sy sangat ngeri melihat ‘keberanian’ penyemplak motor di ibukota. Apakah seberani itu? apakah senekat itu? apakah ga pernah benjol? apakah ga pernah geger otak? apakah ga pernah patah tulang? apakah ga pernah buta? apakah ga pernah remuk tulang? apakah ga pernah lecet? apakah ga pernah ilang jari? segudang pertanyaan kengerian klo ngeliat cara” bawa motor yg ga safety…ditambah ‘kecuekan’ lain nya…ingat sy ga menyalahkan semua…tapi yg ga pake helm, trus pk sendal jepit…sambil bawa nya ngebut…apa ada otaknya yo? klo sebelum jalan berdoa dulu masih mendingan…tapi manusia harus ada usaha nya juga kan…pake safety gear…dan drive safely…ditambah doa…akan lebih baik bagi diri sendiri dan orang sekitar anda…sekian.
laik this pak
Setuju .
Ayo dorong industri Otomotif Pak 🙂
sangat setuju sekali pak.. revolusi sepeda motor
sangat disayangkan ada beberapa komen yg bukan “out of the box” tapi “out of context”, yaitu mereka yg menginginkan dihapusnya keberadaan motor di atas 100cc … sangat picik… kenapa kok enggak mobil di atas 2000 cc aja yg dihapus ? Boros bbm, sarana hedonisme…
iya, dan itu salah satunya saya mas.. hehe. Sebentar saya lihat judul artikel ini ke atas…
ternyata “revolusi ekonomi SEPEDA MOTOR”. 🙂
Umumnya disini setuju dengan revolusi sepeda motor, tapiii…. muncul masalah lain, yaitu safety (kehilangan saudara tercinta karena kecelakaan sepeda motor sangat sangat menyedihkan.)
Peringkat tertinggi kasus kecelakaan sepeda motor adalah kecepatan tinggi. Cara mengurangi resiko ini adalah pembatasan kecepatan. Rambu-rambu lalu lintas ditambah? atau sosialisasi ke sekolah2? di labrak mas, wong motornya enak buat digeber. Nah biar revolusi sepeda motor terus berjalan tapi tidak ada orang yang kehilangan keluarganya, maksimum 100cc lah. IMHO. Tentang pembatasan cc utk mobil, dan sarana hedonisme.. itu saya setuju juga.
What a really positive ambience! Totally diff perspective we ever not thinking before. You been work rigidly best. And based on our deepfull heart, we need more 10 strong guys to lead this nation. You are the the General. Commanding them in chief!!^^ Bali.
kalau bisa angkutan umum di standarisasi,segi keamanan,kenyamanan dan tepat waktu nya….pasti subsidi BBM akan makin di ringankan
saya sangat setuju sekali.. dan dengan adanya sepeda motor, internet.. semuanya mendapatkan akselerasi yang sama… kecuali mungkin kesempatan untuk mendapatkan “sesuatu” orang biasa masih akan mendapatkan hambatan…
iki dudu blog resmi yah!
cuma kliping dari tulisan beliau di sebuah koran 🙂
Mensyukuri apa yg saat ini ada dan mencari solusi untuk menyelesaikan masalah yang ada saat ini juga , semisal masalah kondisi jalan, transportasi umum.
Langkah-2 kongkret di kementrian Bapak dalam hal revolusi ekonomi Sepeda motor nya mohon di share juga pak. Saya yakin bapak pro rakjat,,,
Ass pak dahlan.saya senang baca cattn bp.inspirasi u saya sbg pengusaha,dan guru.betul yg bp bilang bahwa motor memudahkan smua org untuk mobile,tp pak yg saya rasakan kalau pulang kampung jalan raya seperti penuh dengan semut gramang(bhs jawa:semutmerah) mobil susah bergerak cepat krn motor tidak hanya jalan disebelah kiri(jlurmotor) tp merangsek sampe tengah jalan,bahkan kadang sampai nempel pantat mobil depannya.angka kecelakaan pengguna motor juga tinggi,karena pemakai motor terlalu mudah untuk bisa `bergaya` di atas jalan raya tanpa SIM yg bertanggungjawab.Apalagi kalau pemerintah berani out of the box,membuat motor buatan Indonesia,insyaaallah orang2kita mampu pak!
Ass pak dahlan.saya senang baca cattn bp.inspirasi u saya sbg pengusaha,dan guru.betul yg bp bilang bahwa motor memudahkan smua org untuk mobile,tp pak yg saya rasakan kalau pulang kampung jalan raya seperti penuh dengan semut gramang(bhs jawa:semuhutmerah) mobil susah bergerak cepat krn motor tidak hanya jalan disebelah kiri(jlurmotor) tp merangsek sampe tengah jalan,bahkan kadang sampai nempel pantat mobil depannya.angka kecelakaan pengguna motor juga tinggi,karena pemakai motor terlalu mudah untuk bisa `bergaya` di atas jalan raya tanpa SIM yg bertanggungjawab.Apalagi kalau pemerintah berani out of the box,membuat motor buatan Indonesia,insyaaallah orang2kita mampu pak!
dimisalkan luas 1 mobil = 4 motor…tp kenyataannya 1 mobil diisi hanya 1 ato 2 orang. bahkan solusi 3 in 1 pun msh belum bisa.mgkn harus ditingkatkan menjadi 4 in 1. itu jika penumpang motor 1 orang. jika motor muat 2 maka solusinya 8 in 1 ato tarohlah setengahnya 6 in 1.
yg maunya naek mobil karena hanya pengen kenyamanan pribadi (ac,tv,musik,dll) toh akhirnya kesimpulan akhir tes kesabaran dan tes tingkat stress. klo kagak percaya silahkan naek mobil muter2 jkt, trus naek motor muter2 jkt dgn rute yg sama baru silahkan bandingkan lebih efektif mana.waktu, bensin, kenyamanan, dll
kata siapa perbandingan motor mobil 1:4 faktanya truk pengankut birsa bawa mobil max 6 sedang motor 120 artinya 1:20 anehnya pada lahan parkir perbandingan menjadi 1:2, jadi pemoutor selalu menjadi sapi perah sementara yang punya duit lebih malah dapat subsidi parkir atas area yang digunakannya. ayo suarakan tarif parkir mobil 20 kali lipat motor atau proporsional sama pemakaian area.
semoga bisa kedepannya begitu. apalagi motor bisa masuk toll kyk di malaysia.
Beberapa alasan kenapa orang memilih motor :
1: Dengan DP murah bisa mendapatkan kendaraan
2: Pajak murah
3: Biaya untuk BBM jauh lebih murah ketimbang mobil (ongkos ankutan)
4: Pajak lebih murah
5: Dapat mempersingkat waktu tempuh dan dapat melewati jalan sempit
6: Biaya perawatan yang tidak sebesar mobil
Tapi biar bagaimanapun saya setuju dengan Bapak untuk memikirkan jangka panjangnya, biar bagai manapun minyak pastinya akan habis, karna merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, mungkin dengan cara pembatasan kendaraan bermotor, perbaikan sarana transportasi secara menyeluruh termasuk sistem didalamnya, realisasi pembangunan bus way 27 koridor seperti yang diwacanakn.
kang Dahlan banyak elmunya karena sering kelapangan…. 🙂 …lanjutkan…
jangan kaya yg lain banyakan blakng meja… cuap2 tanpa lihat kenyataan dilapangan….
saran neeh : …. kang Dahlan nyalon presiden 2014 yooo.. aku pasti vote kang Dahlan… amiin
terima kasih Pa Dahlan artikelnya sungguh bagus, maka dengan ini jangan lagi heran jika ada biker biasa mudik Jakarta – Medan by sepeda motor, motor sudah menyatu dengan manusianya jaman skrg 😀
sharing pengetahuan semoga bermanfaat.
http://www.sejutaumat.com/2012/01/02/sharing-internet-modem-cdma-dengan-tp-link-wr340g/
inilah revolusi ekonomi yg akan mmbuat golongn bwah dan mnngah smkin mningkt…. mantap pak, 🙂
motor sih oke Pak Bro Dahlan, apalagi sy jg biker… tp transportasi umum yang nyaman, aman dan layak harus prioritas. Sy jadi biker lbh karena terpaksa krn angkutan umum gak bisa diprediksi dalam hal jadwal dll, atur waktu jadi susah dengan angkutan massal, blm lagi soal keamanan dll. Utk catatan sy pengguna angkutan massal sejak kecil sampai bekerja, sampai akhirnya saya nyerah dgn angkutan massal krn faktor2 diatas tadi.
Mumpung Pak Bro Dahlan punya “power” tinggalkanlah warisan berupa angkutan massal yg aman dan layak utk rakyat banyak. Gak usah jauh2 mulai dari kota2 besar, ambil referensi ke Singapura dan Kuala Lumpur.
Selamat bekerja Pak Bro….!
Betul… transportasi masal yang bagus tetep harus prioritas.
Saluut.. Pak DI masih menyempatkan menulis di luar konteks sebagai MenBUMN. Lebih seringg ya…..
Yang perlu ditulis atau dikritisi pak Dahlan Iskan sebagai pribadi masih banyak terutama mengenai berorganisasi, atau rakyat kecil. Ide dan solusi Pak Dahlan ditunggu di tema lain juga.
Mungkin Perang ” PSSI vs KPSI ” , Bursa komoditi cabe keriting …. he he…….dlll
Pokoknya Tulisan apapun dari Pak Dahlan akan menjadi inspirasi bangsa Indonesia.
Terima Kasih. Semoga sehat selalu…
Ciptakan transportasi umum yang aman, nyaman, dan murah, itu baru namanya revolusi….
Sukses untuk Pak DI…….
Alhamdulillah, masih ada ternyata ” PENGGEDE ” di negeri ini masih bisa meluangkan sedikit waktunya untuk ikut mencermati hiruk pikuk dunia roda 2 yg kerap di jadikan ” KAMBING HITAM ” oleh para penggede lainnya..
salam BLOGGERHOOD pak..
g tw koment pa nie.
Cm yg pengen saya tanya apa nnti jdy rncna pmrntah untk pmbatasan bbm pa spda motor jg hrs pkai pertamax?
Lw hrs pkai prtamax pa g’sshin rakyat kcl.
Mslh pggna spda mtr saya sjtu lw pggna spda mtor mpxai hak yg sma dgn pmkai mobil
terima kasih ada juga pejabat yang mau menyuarakan suara biker walau dengan pendekatan berbeda. saya tidak habis pikir motor sering dikambing hitamkan faktanya di jalanan karena jalan dua lajur diperkosa pengguna mobil menjadi tiga sehingga motor banyak naik trotoar atau menyebrang median melawan arus. pertanyaannya tolong ditelusuri siapa sebenarnya penyebab ketidak tertiban tersebut?
Pertanyaannya: kenapa naik kendaraan umum bisa sedemikian mahal??
Ass,,, apakah bapak sudah mengetahui betapa tidak adilnya pajak kendaraan bermotor untuk kubikasi 250 cc ke atas? mengapa begitu jauh nilainya dibanding dengan pajak kendaraan roda 4?
Mohon perhatiannya.
Setuju pak, kurangi distribusi mobil agar bisa mengurangi kemacetan..
Memang benar, lagipula sekarang banyak sekali leasing yang mempermudah dalam proses kredit sepeda motor. Namun sangat disayangkan, masih banyak pengendara sepeda motor yang ugal-ugalan dan tidak mematuhi peraturan yang berlaku di jalan, sehingga banyak kecelakaan yang terjadi.
Saya setuju dengan apa yang dituliskan oleh Pak Dahlan Iskan. Sebagai rakyat kecil yang penghasilannya tidak terlalu besar, sepeda motor sangat membantu aktifitas saya sehari-hari. Kebetulan anggota keluaga saya juga cuma 3 orang, jadi 1 sepeda motor pun cukuplah. Namun walaupun hanya punya sepeda motor, dengan bangga saya mengatakan, saya menggunakan BBM Non Subsidi dan termasuk pengendara motor yang sopan di jalan (hehe..daripada minder tho ?).
Dengan sepeda motor, saya bisa menghemat ongkos transport hingga ratusan ribu setiap bulan, dengan motor juga saya menghemat waktu di jalan. Ongkos perawatannya juga murah. Saya jadi bisa menabung lebih banyak setiap bulan dan membangun rumah yang sangat layak bagi keluarga. Selain itu, secara tidak langsung saya dan keluarga pun sudah ikut serta dalam program pengematan konsumsi BBM dan tidak berkontribusi banyak dalam polusi udara, karena ketika sepeda motor saya bawa ke kantor, istri & anak bisa bersepeda atau naik angkutan umum. Dengan mengendarai sepeda motor, mental saya juga dilatih tidak manja dan tahan banting, berani kehujanan, kepanasan dan berpegal² ria, selain bersabar jika disalip-salip orang dan tenggang rasa jika ada sesama biker yang kesusahan (mogok di jalan atau kecelakaan). Jika banyak bikers yang suka ngebut, ugal-ugalan di jalan/balapan liar, mobilers juga banyak melakukan hal yang sama.
Jadi betul apa yang dikatakan Pak Dahlan Iskan : jangan disepelekan dampak ekonomi sepeda motor dan sepeda motor harus diterima sebagai pengguna sah yang hak-haknya sama dengan pemilik mobil.
Jika di jalan Anda melihat sepeda motor menyemut di jalan dan terkesan seenak udelnya sendiri (mengganggu kenyamanan “umat bermobil”), harap dimaklumi, dengan sepeda motor kami yang kecil dan ramping, memang jadi bisa selap selip diantara celah mobil atau naik ke trotoar. Jika kami mengekor di belakang mobil²…maaf..selain dapat asap knalpot yang sangat berbahaya bagi kesehatan, juga waktu yang lebih lama, karena mobil menghabiskan space jalan lebih banyak karena ukurannya.
Terima kasih Pak Dahlan Iskan yang mau mengerti keadaan para bikera. Sungguh menyenangkan akhirnya ada Pembesar yang terang-terangan mau membela kepentingan rakyat kecil ini.
Selama Pemerintah belum bisa menyediakan sarana transportasi yang memadai bagi rakyat dan selama biaya transportasi masih mahal, janganlah membatasi pertumbuhan sepeda motor.
Dan kalau boleh berpesan, sekali-kali Pak Dahlan ajaklah Menteri Perhubungan, Menko Kesra, Menko Perekonomian untuk naik ojek atau commuter line.. supaya sadar bahwa pekerjaan mereka masih sangaaaaatttt……jauuuh dari kata cukup baik dan ingatkan mereka, jangan sampai mereka menyesal kelak jika ajal telah menjemput dan Tuhan meminta pertanggungjawaban mereka di akhirat kelak.
Jika saya melihat blog ini, ada “pesan” tersembunyi, yaitu tentang eksklusivitas mobil di jalan raya, cuma pak dahlan tidak mengkritik secara “keras” ini bisa dilihat di paragraf ini :
Karena itu segala macam perencanaan pembangunan sudah harus mengakomodasikan kehadiran sepeda motor secara masal. Pembangunan jalan tol di Bali, misalnya, secara sengaja sudah mengakomodasikan sepeda motor. Tidak bisa lagi sepeda motor diperlakukan seperti kehadiran sepeda di masa lalu. Eksistensi sepeda motor harus diakui sebagai bagian dari kebijaksanaan pembangunan. Pemilik mobil tidak boleh lagi merasa dirinya sebagai pemilik paling sah sebuah jalan raya. Sepeda motor harus diterima sebagai pengguna sah yang hak-haknya sama dengan pemilik mobil.
Tidak bisa kita pungkiri, seperti di jakarta, pengguna sepeda motor sering di anak tirikan, dan yang paling sering disalahkan
:’) terharu………
belajar positif-sighting
asikkkkkkkk,… vote pak dahlan presiden 2014
Pak Dahlan bener banget dengan kacamata itu…. top
cuman pengen tau, kalau memang ada transportasi masal yang woke banget, motorer kira2 tetep naik motor apa pindah ke transportasi masal ya…. ??? 🙂
Pasti lebih milih tranportasi masal mas bro, bayar tiket-ketiduran-bangun2 dah sampe tujuan hehehehehe
Jadi inget pertama masuk JKt thn 95 rasanya kemana2 jauh lama mahal dan melelahkan, angkot-KRL-metromini jalur tambun-bekasi-senin-kemayoran vv dilahap tiap hari, berangkat subuh balik sampe rumah jam 9 malam, berangkat rapi sampe kantor lusuh, sampai rumah lunglai, begitu dgn 500 ribu bisa bawa pulang motor masalah sedikit teratasi, sekali naik sdh sampe kantor plus waktu tempuh yg lebih cepat (meskipun tanpa ngebut plus ugal2an)
Pak Dahlan, tolong juga perhatikan tentang Penyandang Disabilitas yang (saat ini) belum memiliki aksesibilitas dalam transportasi publik, metromini – angkot – bahkan busway dan KRL -pun belum aksesibel buat kami sehingga membuat kami ‘terpaksa’ memodifikasi sendiri kendaraan (motor) untuk membantu aksesibilitas kami walau belum ada ‘uji laik jalan’ dari kepolisian dan instansi terkait tentang modifikasi kami…..
Walau artikel ini tdk ada hub dg jabatan, bagi saya justru hrs ada, buat apa nulis sst jk tdk ada masksud dan tujuannya, itu akan mjd sis-sia. itulah hebatnya pak DIS :
1. Tulisan dan pemikiran Revolusi ekonomi sepeda motor, menggambarkan bahwa pak DIS peka dan peduli thd orang bawah
2. Sebagai menteri BUMN, wajib memberikan akses sepeda motor untuk dibuatkan jalur tol bagi sepeda motor. buatlah jalan tol bagi sepeda motor, bisa membentuk BUMN baru pak DIS, atau melalui kementerian perhubungan agar jalan tol yang ada selama ini bkn hanya untuk mobil saja. Bukankah skrg sdh mjd menteri ?, shg lobby antar menteri semakin mudah. Berbeda pd saat dahulu hnya skdr wrtwn.
3. Kalau lobby ke kementerian perhubungan masih dipersulit oleh menterinya, maka pak DIS sy doakan segera menjadi Presiden RI
Slm hormat dan sukses sllu untuk pak DIS (http://teguhsunaryo.wordpress.com) tks
Mantap, dukung habis untuk Pak Dahlan Iskan.
Tulisan pak DI tidak ada yang perlu diperdebatkan. Inspirasi buat para penggede lainnya.
Mobilitas ekonomi yang disorot positifnya.
Penyempurnaannya, maka pemerintah harus menyediakan transportasi massal yang murah, aman dan nyaman untuk seluruh rakyatnya.
100% betul, tetapi lebih sip lagi angkutan massal diperbaiki, semisal KA. Saya berangan-angan bisa bisa menaiki KA seperti naik bus pada hari-hari biasa: dapat tempat duduk yang nyaman.Tetapi kesempatan itu sulit didapat, berjubel di KA suatu hal yang lumrah. Kecuali sekali, ketika aku berangkat dari malang ke surabaya sebelum shubuh. Tentu solusi yang tidak aku harapkan.
Dan aku doakan semoga ada revolusi di dunia Angkutan KA kita, dan angkutan massal lainnya semasa Bapak menjabat menteri BUMN. Amin.
Ekonomi sepeda motor, sama halnya dengan ekonomi pasar rakyat. Pemerintah daerah cenderung memperhatikan mall,minimarket,dengan jangkauan ekonomi menengah keatas. Sedangkan jangkauan ekonomi menengah kebawah diabaikan-dibiarkan image “pasar kumuh,kotor,semrawut” adalah pasar rakyat.Pasar rakyat dari zaman dahulu tetap di situ-situ aja..cuman itu adanya,mau digusur pula dengan alasan re-lokasi,lokasi di pindah ke pinggiran (sapa yang mau,jualan sepi..), tetapi mall-mall dari tahun ke tahun tambah teruss dengan penempatan lokasi yang strategis.
Sepeda motor adalah penyelamat buat orang kecil yg pendapatannya pas2 an, bayangkan jika mereka musti naik angkot sampai 3 kali sehari?….berapa biaya yg musti dikeluarkan? padahal mereka juga musti butuh biaya untuk makan sehari2, bayar kontrakan, biaya anak sekolah dll….mungkin untuk sebagian orang mampu mereka bisa berkata…”ITU DERITA LU!!”…tp orang kecil tetaplah manusia yg juga butuh penghidupan…jadi selama pemerintah belum bisa mencarikan solusi transportasi dengan biaya setara dengan pengeluaran orang2 yg menggunakan sepeda motor setiap harinya, sepertinya kemacetan akan tetap berlangsung dan kita cuma perlu menikmatinya saja…karena bagaimanapun….inilah INDONESIA….
waduh, baru tersadarkan saia. selama ini, saya cuma kemakan omongan orang-orang yang mengatakan bahwa sepeda motor hanya menyebabkan kemacetan saja. jadi penggunaan sepeda motor harus dikurangi untuk mengatasi kemacetan, khususnya di jakarta. tapi ternyata sepeda motor itu membuat ekonomi, khususnya kalangan bawah, bisa terdongkrak luar biasa. berarti kebijakan yang harus dilakukan adalah: tidak menghentikan laju sepeda motor, yang penting adalah mimikirkan bagaimana mengkomodasi keberadaan sepeda motor ini sehingga tidak membuat seperti apa yang dikatan orang selama ini, sepeda motorlah biang kemacetan. bagus-bagus
Naik sepeda motor itu pilihan karena keterpaksaan. Naik sepeda motor setiap hari 100 km itu capek, tapi naik angkutan umum jauh lebih capek lagi, karena angkutan umum tidak ada yang nyaman, aman dan murah.
Jakarta sudah jenuh dengan sepeda motor, kini saatnya pemerintah membatasinya dengan memperbaiki sarana angkutan umum. Bukan malah menggalakkan sepeda motor.
faktor orang memilih suatu kendaraan yaitu : 1. biaya 2. kecepatan sampai tujuan 3. kenyamanan semua faktor tersebut dimiliki oleh kendaraan sepeda motor, sayangnya kendaraan tersebut adalah kendaRAAN pribadi. penumpukan kendaraan pribadilah yang menyebabkan kefektifan tidak bisa di kontrol, terjadi pemborosan di mana-mana, kemacetan, subsidi bbm menjadi tinggi. dlm segi pembangunan ekonomi itu menggganggu. oleh sebab itu harus ada terobosan angkutan umum yang bisa bersaing dengan semua keunggulan kendaraan pribadi.itu mudah sekali yaitu dengan cara mengatur komposisi subsidi. bbm yng di subsidi itu ada 2 yaitu premium dan solar. pengguna premium 80% itu adalah kendaraan pribadi 20% kendaraan umum sebaliknya pengguna solar 20% kendaraan pribadi 80% kendaraan umum meliputi nelayan angkutan penumpang dan angkutan barang yang menunjang harga barang konsumsi di pasar sehingga tidak terjadi implasi.
saya mengusulkan premium itu untuk kendaraan pribadi, kendaraan umum tidak boleh menggunakan premium, untuk harga premium sebaiknya sesuai dng hrga dunia.
untuk solar itu untuk kendaraan umum, kendaraan pribadi tidak boleh menggunakan solar
untuk harga sebaiknya di turunkan sekitar 50 % dri hrga sekarang.
karena solar diturunkan sebesar 50% artinya biaya ops angkutan umum turun 50% sehingga ongkos angkutan umum turun 50% itu akan lebih murah dibandingkan dengan biaya angkut menggunakan sepeda motor pada saat di subsidi, otomatis pengguna sepeda motor akan beralih menggunakan angkutan umum.
intik biaya subsidi dari pemerintah untuk solar itu bisa mengambil dari keuntungan penjualan premium non subsidi.
Sistem pelumasan pada sepeda motor dibedakan menjadi dua, yaitu sistem pelumasan sepeda motor 4 tak dan sistem pelumasan sepeda motor 2 tak a. Sistem Pelumasan Sepeda Motor 4 Tak.
Lebih baik lagi bila sarana transportasi massal yg digalakkan… itu baru HEBAT!
Pergantian masa adalah siklus yang biasa dan pasti ada, dan pergantian masa pasti diikuti pergantian pemimpinya
Kalau pada masa lalu pergantian pemimpin tidaklah nyata, semua masih abu2 bahkan kelabu.
Tetapi dimasa yang datang, langit sudah terasa cerah dari sekarang, karena sudah terang benderang, CALON
PEMIMPIN BARU SUDAH DATANG.
Pak Dis sekarang tidak boleh mengelak, apalagi menolak, siklus langit telah bertolak dan bergerak semuanya mengarah dan menuju ke bapak.
Bersiaplah………karena 2014 nanti rakyak Indonesia sudah siap.
Salam
Adjipar
emang bener koq revolusi ekonomi sepeda motor itu bener terjadi di indonesia.. gak menutup mata. setiap harinya berapa ribu orang yang membeli motor. ada perputaran uang yg cepat di industri sepeda motor ini efeknya bertambah lapangan kerja sekaligus juga meningkatnya produktivitas, saya sendiri merasakan dampaknya. dengan berani membuka usaha cuci steam motor heehhe
kalau mau melihat secara makro, kita juga harus menerima kenyataan berapa banyak lingkaran kemiskinan baru karena para pencari nafkah tewas kecelakaan motor. silahkan cek di web TMC Polda Metro. Anda akan tercengang. Asumsikan saja anak-anak yatim baru tadi habis masa depannya (karena persaingan yang makin ketat, sekolah makin melangit, rumah sakit dll).
Jangan hanya menjudge akibat Bro, coba ente pikir suatu hal yang dianggap masalah itu ada sebabnya. sekarang ente hanya liat akibat.coba chek lagi dari sebagian besar korban itu berapa persen yang besinggungan dengan R4, apakah cuma karena kecelakan tunggal? kalau terjadi karena bersinggungan dengan R4 bisa jadi mereka celaka karena dengaja akibat penyakit dengki R4. Kalau dari kecelakaan tunggal ente boleh bandingkan dengan korban R4 termasuk kendaraan umum dan niaga ternyata lebih banyak R4 brader secara %.
Salam sukses
Semoga Pak Dahlan akan menjadi bagian dari motor percepatan ekonomi n pembangunan indonesia , dengan cara mereformasi bumn, mensync kebijakan bumn2.
Indonesia butuh sentuhan Anda.
Ok back to topic.
Benar. Motor sangat membantu.
Lebih aman dari Macet.
Cuman akan lebih baik kalau pak menteri mulai memikirkan tentang motor listrik. Bebas polusi. hemat subsidi minyak.
Dan tentu nya , tolong pak. alat transportation massal , cepat di tata, di buat agar rakyat tidak harus selalu berpikir membeli Mobil pribadi.
Jalan Macet. Byk pemborosan minyak n polusi.
Tp jgn mentang2x uda naek strata dgn punya motor lantas malah melupakan golongan yg msh jd pejalan kaki atau ngangkot kyk gue. Trotoar yg hrsnya jd jatah gue malah lo embat abis2xan dgn alasan macet. Belon lg kl mau nyebrang jalan. Kl jalan ga bnyk motor nyebrang jalan gampang bener, tp begitu banjir motor aduh susahnya. Apalagi para “motorers” itu suka slonong boy. Ngambil ruang kosong seenaknya. Kita yg jln atau mau nyebrang di sisi trotoar suka nyaris kesamber. Tambah makmur sih boleh2x aja. Tp tetap kudu TAU DIRI!
maaf pak, saya tetep gak setuju kalo sepeda motor dijadikan sandaran utama transportasi untuk rakyat. kalau seperti ini terus, tahun 2020 pulau jawa akan penuh sesak dengan sepeda motor. transportasi umum tetap harus dibenahi agar rakyat bisa mulai kembali ke sana. sepeda motor, walaupun revulosioner, tapi tetap banyak dampak buruknya daripada dampak baiknya apabila dijadikan andalan secara terus menerus.
untung banyak yang naik motor, coba kalo semua naik mobil jakarta mampet deh
Setuju pak,revolusi ekonomi oleh spedamotor dan internet,tapi jgn melupakan perbaikan transpormassal dgn didukung industri yg dihasilkan anak2 bangsa pasti indonesia bakalan tambah jos pak.
Berarti benar semboyan ini :
“Lebih baik naik Vespa”
Hehehe..
Salam
http://storyza.wordpress.com/
Ya.. Vespa memang citarasa tertinggi sepanjang sejarah sepeda motor di Indonesia. (mau protes ttg Vespa, takut kualat. Dari mamang,uwa, bapa, kakek, mertua, semua pro-Vespa..hihihi)
cocok bos, apalagi dalam kota. siapa tau bs ngurangin proyek jalan tol!
sepeda motor bermanfaat. tapi pola pikir dan mental pengendaranya yang harus diperbaiki. tidak bermaksud pengendara mobil lebih benar, tapi karena jumlah motor jauh jauh jauh lebih besar, maka secara peluang pun pengendara motor yang brengsek jadi lebih besar.
Saya bermimpi bisa melakukan perjalanan antar kota dengan nyaman pakai sepeda motor di jalan tol khusus motor
motor itu murah walau yang masuk ke tol harus di batasi besaran cc nya
Kerja nyata DIS yakni PLN bisa pasang baru mudah, byar pet kurang, jJAWA POS mau mati bangkit dengan jaringan usahanya, BUMN yang awalnya sok birokrat sudah mulai merakyat, BUMN yang pada sakit sudah terobati dan termotivasi kemudian melakukan perubahan.
Proses yang baik dan benar itu sangat penting untuk dilakukan mengenai hasil akhir takdir tuhan yang menentukan.
Motor lebih banyak diPake sebagai alat “suka suka gue ” dijakarta. Terlalu banyak Populasinya menyebabkan image motor dijakarta tidak seperti gambaran Pak Dahlan. Lebih banyak sebagai tukang rusuh jalanan. Mental pengguna motor dan jalanan khusus motor mungkin bisa menghilangkan citra “laler perusuh jalan “
Salam kenal pak dahlan
inin kali pertama saya baca blog bapak
saya dl tau bpk sewaktu msh kos di tenggilis mejoyo selatan pak
sering bgt lewat dpn rmh bpk dimana jaguar ijo bpk parkir dibawah pohon
utk motor, saya setuju dgn bpaka
apalgi di bali, tiap rumah pasti ada minimal 1 motor. Bahkan ada yg punya samapi 5 biji.knapa? Karena bali skrg sudah sangat tidak nyaman jika berkendara dgn mobil macetnya ga ketulungan. Lbhcepat gerak klo pake motor.
—-
http://www.dk8000.co.nr
saya sangat mendukung utk di bangun jalan tol khusus spd motor seperti tercantum di atas.
Komentar saya ttg Kartu e-Toll Pass
e-Toll Pas merupakan salah satu solusi kemacetan di Jakarta, membuat transaksi di tol lebih praktis, juga bisa jadi pemasukan besar bagi Bank Mandiri. Saya melihat upaya dari Bank Mandiri utk meningkatkan penjualan e-Toll Pass ini sudah lumayan baik namun tidak efisien dan juga tidak berhasil.
Masyarakat kita masih belum siap, masih ragu dan juga takut menggunakan e-Toll Pass krn memang banyak yg belum tau tata cara pemakaiannya. Mulai dari pembelian, pengisian dan penggunaannya.
Saran saya utk meningkatkan penjualan e-Toll Pass ini cukup di pasang spanduk di tiap gerbang tol yang berbunyi :
“Mulai tanggal 1 April 2012, setengah gerbang tol ini hanya melayani pembayaran dengan e-Toll Pass”
Masyarakat kita tipe masyarakat yg harus agak sedikit dipaksa.
tentunya dibarengi dengan iklan via Televisi ttg tata cara penggunaan e-Toll Pass (memang butuh modal besar tapi hasil yang maksimal.
Mudah2han tulisan ini sampai ke Dirut Bank Mandiri.
keberpihakan pada pilihan moda transportasi bisa menjadi salah satu indikator ideologi pemerintah. Pilihan pada transportasi publik menunjukkan pemerintah lebih memihak pada rakyatnya. Pilihan moda transportasi privat menunjukkan dukungan pemerintah pada individualisme dan kelompok kapital penguasa industri otomotif.
tulisan anda tidak memecahkan sama sekali persoalan transportasi kita. pemerintah yang gagal dalam mengelola transportasi publik, tapi juga mencela transportasi publik. lalu mencari pelarian dengan sepeda motor. aiih!!!
Lalu bolehkah sepeda motor masuk tol di jakarta?? Biar perjalanan makin cepat ..
Dear Pak DI,
Saya setuju dengan artikel bapak tentang “revolusi ekonomi sepeda motor” sebagai salah satu indikasi makin majunya negara kita, namun yang saya sangat sayangkan disini adalah bukan masalah makin banyaknya pengguna sepeda motor, tapi bagaimana para pengguna sepeda motor itu dapat menggunakan motornya dengan baik dijalanan…sangat disayangkan kalau secara ekonomi negara kita sudah semakin maju tapi masyarakat kita hanya untuk mengikuti aturan dijalanan aja masih sulit…padahal itu demi keselamatan diri sendiri…mungkin bapak sudah sering mendengar dari kebanyakan pengguna jalanan (khususnya pemakai mobil) sudah kebal dengan istilah “mau kejadian tabrakan seperti apa sudah pasti mobil yang salah deeh…sering terucap “mentang2 naik mobil”….sangat disayangkan sekali yaa harus keluar kata-kata seperti itu…Hal ini juga yang saya diskusikan dengan suami mengenai tulisan bapak DI ini, karena mau bagaimanapun bagusnya dibangun fasilitas transportasi,jalanan di indonesia terutama jakarta tapi bila masyarakat kita (mungkin termasuk saya sendiri masih blm sadar akan aturan dan pentingnya disiplin…menurut saya tetap aja jalanan jakarta makin buat stresss…hehehehe..intinya sih balik lagi pentingnya PENDIDIKAN untuk menopang semua fasilitas , kalau saya bilang sama suami saya ibarat Rumah di daerah elite jakarta semua fasilitas ada..tapi semua keluarga yang tinggal dirumah tersebut tidak pernah peduli pada aturan yang ada…Nah bayangkan saja bagaimana???…. kalau bahasa gaulnya “rumahnya tidak ada soul istilahnya..”
aku sependapat dimana untuk mepercepat kaki harus dengan transportasi, untuk menajamkan mata dan telinga harus dengan informasi dan telekomunikasi…….dalam persaingan siapa yang melangkah, mengetahui lebih dahulu pasti akan mendapat porsi yang lebih besar….
hallo saya moy17 aku TKI Indonesia yang lagi magang di Dubai … aku iri banget dengan transportasi di sini dari mulai bus tingkat sampe mono rel http://www.rta.ae aspalnya mulus sekali tidak ada yang bolong2 kotanya rapih selalu di jaga oleh petugas kebersihan dan kesehatan yang solid http://www.tandeef.com taman kotanya banyak pokoknya indah deh
kalo motor begitu efisien…
kenapa di singapore, jepang dan korea jumlah motor sedikit?
Tergantikan oleh kereta
Saya tidak habis pikir : Mengapa pemerintah yang sudah memprediksi cadangan BBM sekian tahun lagi akan habis tapi tidak mengambil langkah bijak. Bayangkan berapa ribu liter BBM dikonsumsi kendaraan setiap harinya?. Sayang, dikonsumsi sangat banyak tapi mubazir. Perhatikan kemacetan yang terjadi dikota-kota, kendaraan tidak bergerak tapi mesin tetap nyala, berapa ribu liter terbuang percuma. Biang keroknya adalah volume kendaraan sudah over load. Pemerintah harus membuat perencanaan jumlah kendaraan disetiap kota. Mengurangi kendaraan hampir tidak mungkin, yang memungkin adalah jangan menambah kendaraan (kendaraan apapun). Fikirkan penyediaan angkutan umum yang pro rakyat dan nyaman. Mudah2an dengan perencanaan kendaraan yang matang, tidak akan menambah beban subsidi BBM, pemakaian BBM terkendali, hidup dikota pun terasa nyaman.
Bagi masyarakat pelaku ‘serabutan’, sepeda motor memang cocok. Kecuali masyarakat yang kerja di instansi pemerintah ataupun di perusahaan besar, dan masyarakat pelajar sebaiknya disediakan transportasi khusus (antar jemput).
Selain itu, pemilihan produk motor pun seharusnya lebih selektif: tidak didominasi perusahaan Jepang. Sebisa mungkin mengurangi produk impor. Bahkan bila perlu -pameran-pameran otomotif yang menjurus pada revolusi industri kapitalis- dihentikan.
memang saya akui mobilitas mudah dengan adanya motor di rumah. namun, seperti dua sisi mata pisau, banyaknya motor berkeliaran di jalan juga menimbulkan masalah. kemacetan, polusi. Ada baiknya pemerintah lebih memperhatikan transportasi massa yang layak dan murah.sehingga tidak harus smua orang naik motor ke tempat kerja masing2, kan stelah itu motor nya ‘duduk’ manis di tempat parkir, jadi yg naik motor adalah orang2 yg memang kerjanya mobile atau motor itu memang ‘kantor’ mereka. Sedangkan yang hanya rumah-kantor-rumah lebih baik naik kendaraan umum. tapi kalau kondisinya spt skrg ini, ya…motor solusi terbaik.
Tapi , saya membayangkan Indonesia sperti Jepang, transportasi massa nya jempol, masyarakat memilih menggunakan angkutan umum.
motor = solusi transportasi : setuju :
1. jalan tol untuk motor,
2. penindakan riders ugal ugalan
3. perbaikan transportasi umum.
4. bayangkan kalo motor tertib, selain jadi solusi, juga bisa jadi ikon kota tuch, baik untuk pariwisata…
mantabss
biasanya saya selalu salut dengan ide-ide pak dahlan, tapi tidak kali ini,,,
motor bukan solusi yang baik.. public tranportation yang baik tetap merupakan solusi terbaik untuk mengurai permasalahan transportasi…
Sukses pak…
sangat2 setuju pak dahlan..
Motor sangat bermanfaat bwt ekonomi masarakat menengah kebawah..
Mdah2an pemerintah ga jd menaikan kbijakan dp 20% dan pembtsan populasi..
ya ini mungkin nilai positive dari keberadaan motor tersebut. memang mungkin untuk daerah yang padat dan macet seperti di kota-kota besar lebih baik transportasi masal adalah solusi yang sangat mutlak. Akan tetapi untuk daerah – daerah yang tertinggal / sedikit / belum mendapat sentuhan pembangunan keberadaan motor ini bak ibarat dewa penyelamat untuk bisa mendapatkan penghidupan darinya. contoh dikalimantan daerah pedalaman, motor ini bahkan bisa digunakan ibarat mobil pickup untuk membawa barang dagangan dari kecamatan yang letaknya ratusan kilometer dari kampungnya.
pendapat pak DIS ini patut di beri apresiasi
Tak peduli seperti apa hidupmu kamu selalu punya pilihan untuk melihat dari sisi baiknya atau sisi buruknya.