>>
Anda sedang membaca ...
Catatan Dahlan Iskan, CEO Notes, PLN

Ironi di Bintuni, Mumi Listrik di Digul

Lima Hari CEO PLN Dahlan Iskan Menjelajah Sorong-Bintuni-Nabire-Timika-Wamena-Digul-Merauke-Jayapura.(3 – Tamat)

Inilah safari Ramadan terpanjang yang saya lakukan minggu lalu: Jakarta– Sorong–Sorong Selatan–Bintuni– Nabire–Timika–Wamena–Yahukimo–Digul–Merauke–Sota–Jayapura–Makassar–Surabaya–Jakarta.

Lebih panjang dari perjalanan saya ke Papua tahun lalu: Sorong, Fakfak, Kaimana, Manokwari, Jayapura. Meski begitu, ternyata baru 14 kabupaten di Papua yang saya kunjungi. Masih 13 kabupaten lagi yang belum: Waropen, Yupe Waropen, Asmat, Yappi, Pegunungan Bintang, Biak, Serui, dan seterusnya.

Begitu luas wilayah Papua. Begitu minim fasilitas listriknya. Ada ironi pula di dalamnya. Bintuni contohnya.Ketika saya bermalam di Bintuni, listrik lagi padam di kabupaten yang kaya dengan gas, minyak, dan batubara ini. Bahkan, sudah 10 hari. Ini karena pemda tidak mampu lagi membeli minyak untuk menjalankan genset-gensetnya. PLN memang belum hadir di sini. Listriknya masih ditangani pemda. PLN belum punya apa-apa. Jaringan listriknya pun milik Lisdes. Hanya ada satu orang PLN di seluruh kabupaten itu. Tugasnya membeli listrik milik pemda, menyalurkannya lewat jaringan milik Lisdes, dan menagih rekening bulanannya.

Pemda sudah kewalahan. Untuk melistriki Kota Bintuni, pemda harus membeli BBM Rp 80 miliar/tahun. Tidak banyak lagi dana yang bisa dipakai untuk membangun daerah.

Padahal, kabupaten ini berkembang pesat sejak ditemukan gas alam yang gila-gilaan besarnya. Sudah ada bandara kecil di Bintuni. Tiap hari ada pesawat Susi Air jurusan Sorong dan Manokwari. Posisi Bintuni juga berada di pertengahan antara Sorong, Fak-fak, Kaimana, Manokwari, Wasior, dan Nabire. Semua kota tadi memiliki bandara sendiri-sendiri. Jalan darat ke Manokwari pun sudah tembus dengan jarak tempuh tujuh jam. Dari Manokwari bisa terus ke Sorong meski masih menambah waktu tempuh satu hari lagi.

Yang lebih terasa ironi adalah ini: 50 km dari Kota Bintuni, masih berada di wilayah Kabupaten Bintuni, ada sebuah kota baru yang hanya boleh dihuni oleh staf dan karyawan yang luar biasa terang-benderangnya. Ada pembangkit listrik yang sangat besar di kompleks ini. Inilah kompleks industri LNG Tangguh, milik perusahaan asing BP Tangguh.

Perusahaan itulah yang menemukan gas alam dalam jumlah besar, 1.000 bbtud, di Teluk Bintuni. Agar mudah diangkut ke luar negeri, gas tersebut semuanya diproses menjadi benda cair (LNG). Tidak sedikit pun disisakan untuk keperluan masyarakat setempat. Semuanya dikirim ke Tiongkok dan California, USA.

Jalan pikiran seperti itu memang terjadi hampir di semua proyek besar serupa. Termasuk ketika PLN membangun pembangkit listrik tenaga air (PLTA) skala besar. Tidak ada konsep menyisihkan sebagian kecil produksinya untuk keperluan setempat. Akibatnya, banyak desa yang lokasinya di sebelah PLTA besar justru gelap gulita. Ini yang sedang kami koreksi.

PLTA-PLTA baru sudah diputuskan untuk memasukkan sistem kelistrikan bagi desa terdekat. PLTA Peusangan di Aceh, PLTA Asahan-3 di Sumut, PLTA Baliem-2 di Wamena, dan beberapa proyek lagi, perencanaannya sudah mengakomodasikan koreksi tersebut.

Koreksi serupa mestinya bisa dilakukan di Bintuni. Setelah salat Tarawih, saya bertemu bupati, wakil bupati, dan ketua DPRD Bintuni. Kami dijamu makan malam dengan menu utama keladi dan pisang kukus disertai lauk kepiting dan udang Teluk Bintuni. Di meja makan itulah kami bicarakan jalan keluar untuk listrik Bintuni. Tiga alternatif kami sampaikan untuk bisa segera dilaksanakan oleh PLN.

Pertama, PLN akan minta barang dua sendok gas dari proyek LNG Tangguh. Kalaupun tidak ada lagi sisa, setidaknya PLN bisa minta gas yang setiap hari dibakar di menara bakar itu (flare gas). Kalau permintaan dua sendok itu dikabulkan, PLN akan membangun pembangkit kecil berbahan bakar gas di dekat proyek LNG Tangguh. Dari sini listrik dialirkan dengan kabel bawah laut 20 kV menyeberang ke Kota Bintuni. Atau gas tersebut kami kirim ke Bintuni dengan sistem compressed natural gas (SNG). Kalau permintaan itu dikabulkan, dalam hitungan delapan bulan Bintuni sudah akan terang benderang.

Kedua, kalau permintaan gas tersebut tidak dipenuhi, PLN bisa membangun PLTU mini di Bintuni. Kebetulan di samping kaya gas, kabupaten ini juga kaya batubara. Namun, membangun PLTU kecil di Bintuni jatuhnya sangat mahal. Membangunnya juga lama: paling cepat dua tahun.

Ketiga, membangun pembangkit listrik tenaga gas batubara (PLTGB) di daerah perbatasan antara Kabupaten Bintuni dan Manokwari. Di kawasan ini terdapat cadangan batubara dengan kalori sangat tinggi. Batubara kalori tinggi sangat bagus untuk diubah menjadi gas. Gas yang berasal dari batubara ini yang dijadikan bahan bakar listrik. Karena lokasinya di perbatasan, listriknya bisa dialirkan untuk dua kabupaten sekaligus: Bintuni dan Manokwari. Tapi, pilihan ini memerlukan waktu sampai tiga tahun dan dengan nilai proyek yang terlalu besar.

Tepat ketika makan malam selesai, selesai pula perumusan kesepakatan itu. Prioritasnya, PLN dan pemda akan bersama-sama berjuang meminta dua sendok gas Tangguh ke PB Migas. Kami harus minta lewat BP Migas karena inilah badan pemerintah yang mengatur penggunaan gas alam. Waktu makan sahur bersama rombongan PLN, strategi untuk mewujudkan rencana itu kami konkretkan.

Ketika bangun pagi, saya berpikir alangkah lamanya kalau harus berjuang dengan prosedur biasa. Maka, setelah jalan pagi, saya kirimkan SMS dengan bumbu provokasi sedikit untuk pejabat tinggi di PB Migas. Saya tahu masih pukul 04.00 di Jakarta. Perlu beberapa jam untuk menunggu jawaban.

Sikap pejabat tinggi BP Migas itu ternyata sangat baik. Ketika saya mendarat di Nabire, ada SMS masuk. Isinya sangat menggembirakan. BP Migas mendukung gagasan PLN untuk mendapatkan barang dua sendok gas dari BP Tangguh. Sambil mengemudikan mobil menuju lokasi proyek pembangunan PLTU di Nabire, saya tidak henti-hentinya bersyukur. “Ini demi NKRI, Pak,” tulis SMS dari pejabat tinggi BP Migas itu. Saya bayangkan betapa senangnya masyarakat Bintuni kelak.

Di Kabupaten Digul kurang lebih sama: PLN belum terlalu hadir di daerah yang amat terkenal karena Bung Hatta dan Bung Sutan Syahrir pernah dibuang dan dipenjarakan di pedalaman Papua ini. Pembangkit kecil yang ada adalah milik pemda. PLN memang masih punya satu genset, tapi sudah lama menjadi mumi. Ukurannya Cuma 15 kW. Itu pun bikinan Belanda pada 1930. Meski begitu, saya minta genset itu dirawat dengan baik. Siapa tahu inilah genset tertua yang masih bisa ditemukan di Indonesia. Bisa dipindahkan ke museum listrik di TMII Jakarta, atau biar tetap saja di Digul. Sekalian untuk memperkaya peninggalan sejarah kejamnya Belanda, seperti yang terlihat dari penjara yang masih ada di sana.

Mengingat pengguna listrik di Boven Digul umumnya rumah tangga (yang pemakaian listriknya kecil), kami merencanakan sebuah jalan yang berbeda. Mungkin lebih baik membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang modern di Digul. Sekalian bisa untuk memperkaya wisata di sana. Siapa tahu bisa didapat lahan yang tidak jauh dari lokasi penjara, sel, patung Bung Hatta, dan Taman Makam Pahlawan khusus bagi pejuang yang dibuang ke Digul dan meninggal di situ itu.

Hampir saja kami gagal mendarat di Digul. Menjelang pendaratan, pilot memberi tahu landasan sedang diperbaiki. Pesawat akan terus menuju Merauke. Tentu saya tidak ingin gagal ke Digul. Pilot mengerti itu. Maka sang pilot terbang sangat rendah untuk bisa melihat dengan mata kepala sendiri seberapa mungkin landasan itu bisa didarati. Pesawat pun mondar-mandir terbang rendah di dekat landasan. Setelah lima kali memutari landasan, pilot merasa safe untuk mendarat di Digul. Kami pun bertepuk tangan. (c2/lk)

Diskusi

42 respons untuk ‘Ironi di Bintuni, Mumi Listrik di Digul

  1. Allahu Akbar jayalah bangsaku dan saudaraku disana, jangan sampek kita mendzolimi mereka hanya karena salah kebijakan dan keserakahan. Bravo Pak Dis…..

    Posted by syaif | 21 Agustus 2011, 6:50 pm
  2. pantas saja selama ini di papua sering terjadi bentrok antara penduduk lokal dan aparat.pembangunan ato proyek disekitarnya tidak mampu menyentuh dan memberikan keuntungan pada pendduduk lokal.seperti masalah listrik ini, ironis sekali mereka yang mempunyai tempat dan sumber daya malah tidak mendapatkan apa apa.

    Posted by antok | 21 Agustus 2011, 7:46 pm
  3. Kalo permintaan 2 sendok gas terealisir di Tangguh,Papua.Harapan penduduk Indonesia atas kebutuhan listrik akan terpenuhi,mengingat banyaknya sumber2 Gas diseluruh negeri ini.Salut pak Dahlan atas upayanya.salam

    Posted by djatmiko p | 22 Agustus 2011, 12:12 am
  4. ada yang bilang, ulat jambu hanya mau makan buah jambu, demikian juga ulat jati, hanya mau makan daun jati, tidak sekali-kali ia mau melirik daun jambu, apa lagi mengkonsumsimya.
    Hancur ato jayanya bangsa ini sebenarnya ya tergantung pada kita sendiri, kalo kita membiarkan bangsa ini diinjak-injak oleh keserakahan bangsa lain dan kita sendiri yan habislah kita.
    jangan pernah ragu pak dahlan, mari kembalikan sebesar-besarnya kekayaan bangsa ini demi kemakmuran rakyat.

    Posted by budi al sunardi | 22 Agustus 2011, 7:53 am
  5. selama ini kita hanya tahu berita tentang OPM,penembakan ,perlawanan rakyat papua tanpa mau mengurai pokok persoalan,ternyata memang warga papua pantas untuk berlaku begitu ,hanya untuk listrik saja tidak bisa dipenuhi apalagi dgn alasan sumber daya nya yg begitu besar ,dan kesenjangan yang bagai bumi langit,wow ,……semoga pak dahlan yang banyak bekerja tanpa harus berharap embel 2 ,selalu di berkahi ALLAH ,atas apa yang dikerjakanya untuk orang2 yang benar2 membutuhkanya,ayo para tukang demo,mahasiswa2 saatnya bekerja utk sesama,…thks

    Posted by vito | 22 Agustus 2011, 9:47 am
  6. Klo para pejabat kita semuanya seperti Pak Dahlan, sy yakin negara ini sudah makmur sejak dulu, sy yakin banyak orang pintar dan pekerja keras di Indonesia cuma sedikit yg ada di pemerintahan karena sistemnya yg KKN dan ironinya itu terjadi sampai hari ini yg katanya jaman reformasi…

    Posted by Febryjombang | 22 Agustus 2011, 3:11 pm
  7. Penjajahan modern oleh perusahaan2 dunia di papua, kita saja yang gak merasakan atau sebagian kita merasakan tapi tak bisa berbuat banyak. Kiranya do’a yang tulus di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini untuk rakyat papua untuk bisa menikmati hasil kekayaan alamnya, bukan hanya para pelaku business dan perusahaan2 asing yang hanya mementingkan diri sendiri. They are all human being, our brothers n sisters they are all Indonesian and all Indonesian has the right to help each other not against each other, let us build strong brotherhood and nationalism. We are fourth in the world in population, we have enough manpower and there many Indonesia genius, let us together build up the country to be prosperous for all our grand grand children’s future no matter what they are (race, religion, group ethnic) we are all Indonesia.

    Posted by didi | 22 Agustus 2011, 3:12 pm
  8. Klo para pejabat kita semuanya seperti Pak Dahlan, sy yakin negara ini sudah makmur sejak dulu dan sy yakin banyak orang pintar dan pekerja keras di Indonesia cuma hanya sedikit yg ada di pemerintahan karena sistemnya yg KKN dan ironinya itu terjadi sampai hari ini yg katanya jaman reformasi..Duh,
    mudah-mudahan Pak SBY membaca tulisan Bapak….

    Posted by Febryjombang | 22 Agustus 2011, 3:22 pm
  9. semoga listrik bisa dinikmati oleh seluruh warga di negeri ini, jgn sampai ada kedzoliman diantara kita.

    Posted by hakim | 22 Agustus 2011, 4:09 pm
  10. Lha tidakkah para pembuat kebijakan melihat amanah UUD 1945 pasal 33
    Bhw kekayaan alam bumi dan air dipergunakan sebesar2nya utk kmakmuran rakyat
    BENAR2 TERLALU

    Posted by Fia | 22 Agustus 2011, 4:49 pm
  11. Ada tantangan yg lbh besar utk bapak karena turunnya TEGANGAN dari sabang sampai merauke. TEGANGAN yg saya maksud tegangan utk membuat negara kita lbh BAIK. Bapak hrs menaikkan TEGANGAN itu supaya tdk tambah drop, bapak harus naik kursi. Kursi RI-1 thn 2014.

    Posted by lie zein. | 22 Agustus 2011, 8:36 pm
  12. kmana hati nurani pejabat2 pembuat kebijakan di negara ini ya, jarang sekali membuat kebijaksanaan yg pro rakyat kecil. Pak Dis maju terus, semoga ada pejabat2 yg membaca tulisan ini dan tergerak hatinya untk mensejahterakan masyarakat kecil.

    Posted by kadek | 22 Agustus 2011, 8:38 pm
  13. mantab pak Is..sy snang cta2 rformasi BUMN khususx PLN yg anda kmukakan d acra jkt lwyer club tgl 23/8 d tvone..seandaix sy bsa bntu,sy akn bntu untk mndukung cita2 trpuji tsb..mdh2an bpk tdk akn trkontaminasi dgn korupsi proyk yg sdh mngakar ini..bravo..

    Posted by farin | 23 Agustus 2011, 10:28 pm
  14. Pa – saya terharu dan menitikkan air mata, sungguh – bukan nya lebay 🙂 – tp di kancah punggawa2 indonesia ini, sedikit skali mncari org yg brhati lurus, bekerja dengan hati. Bagaim ncari jarum dalam ilalang.
    Saya yakin percaya pa, doa orang2 banyak mnyertai Pa Dahlan setiap hari nya, tetap berjuang pa Dahlan, doa kami selalu beserta Pa Dahlan. Berkat Tuhan melimpah u/ Pa Dahlan, u/ memberkati Sesama.

    Posted by Janne SIregar | 24 Agustus 2011, 10:50 am
  15. ayo bapak harus berhasil bangun infrastruktur listrik di papua! saya dukung bapak untuk jadi RI 1 di 2014

    Posted by widimon | 24 Agustus 2011, 12:05 pm
  16. mudah-mudahan pak di panjang umur dan bersama pln terus menebar kemaslahatan di seluruh penjuru nkri

    Posted by subandi | 24 Agustus 2011, 12:21 pm
  17. maju terus demi kebaikan umat manusia pak.

    Posted by Heru S. | 24 Agustus 2011, 1:25 pm
  18. Alhamdulilah, saya sangat bersyukur allah telah memberi kami seorang pemimpin yang berjiwa mulia, Amanah dan Pekerja Keras tanpa Menyerah.

    Bapak lebih nasionalis dibandingkan orang – orang yang sering upacara bendara setiap saat, padahal bapak mengganggap upacara bendara di PLN tidak harus dilaksanakan setiap bulan.

    Bapak Pemimpin yang Amanah, dibandingkan para birokrat pemerintahan saat ini berkuasa, mereka yang diambil sumpah jabatannya untuk setia dan mengemban amanat rakyat malah belum bisa membuktikan hal tsb, tetapi bapak dapat mengartikan dengan baik cita cita luhur bangsa indonesia terutama UUD 45 pasal 33-3.

    Bapak pemimpin dan sekaligus pekerja keras, karena bagi saya, bapak adalah direktur utama PLN yang saya kagumi dan paling gigih dan tanpa rasa lelah ingin mewujudkan PLN sebagai perusahaan yang patut dibanggakan oleh Rakyat Indonesia. (Walaupun saya tahu kondisi phisik dan kesehatan bapak saat ini).

    Saya tahu hati bapak sangat marah, di suatu kesempatan sholat Jumat, dimana bapak di Zholimi dan Difitnah oleh Tausiyah mimbar yang seharusnya memberikan pencerahan bagi jemaah untuk menambah keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT, tetapi bapak dapat memperlihatkan kepada kami, sikap jiwa besar seorang pemimpin.

    Di Bulan Ramadhan ini, saya hanya bisa berdoa, semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan serta kekuatan jasmani dan rohani untuk Pak Dahlan Iskan, dan Semoga Allah memberikan hidayah bagi orang / pihak yang ingin menjatuhkan bapak dengan cara yang tidak terpuji.

    Bapak adalah Pemimpin yang saya banggakan dan kagumi.

    Semoga Allah membalas segala Amal kebaikan bapak. Amien.

    Posted by Ganesa | 24 Agustus 2011, 1:49 pm
  19. Duh gusti semoga engkau beri pak Dis kesehatan dan keberkahan terus, sehingga bisa kami tiru dan warga yang lain, uswatun hasanah lebih manjur daripada 1000 janji dan kampanye.semoga sukses pak !!

    Posted by KARNI | 24 Agustus 2011, 4:58 pm
  20. Semoga Allah memberikan umur panjang buat p. Dahlan, amien….

    Posted by gdabroes | 25 Agustus 2011, 9:26 am
  21. Luar BIasa. Bapa Dahlan Kalau Safari Ramadahan di Papua, maka Safari Natal dan Tahun baru Mohon Kunjungi Daerah-daerah di Maluku karena Lampu masih sering Padam….Maksih

    Posted by Anjar | 25 Agustus 2011, 7:43 pm
  22. Alhamdulillah.. Bapak Dahlan benar-benar berjuang demi NKRI..
    semoga bapak kelak surganya bersama para nabi, ato didekatnya..

    Posted by Tony Eka Mahendra | 28 Agustus 2011, 10:52 pm
  23. Langkah P Dahlan memang patut dicontoh pimpinan negeri ini.

    Posted by titis | 1 September 2011, 12:21 pm
  24. Keterlaluanlah klo Perusahaan luar negeri itu gak mau kasi Gas, tinggal diblokir sj aksesnya.

    Posted by Mulyadi | 21 September 2011, 9:54 am
  25. Kasian sekali ya Orang Papua!!!
    Tanah Kaya akan sumber Mineral Penting, Ada Emas/Intan/Berlian yg berlimpah, ada batubara melimpah dgn kandungan mineral nomor wahid dunia, ada minyak, ada Gas, semua sumber daya alam melimpah dimana2, tapi sayang membuat akses jalan antar kota/kabupaten saja tidak mampu, akhirnya distribusi barang2 termasuk kebutuhan pangan dll harus menggunakan pesawat, akhirnya harga barang menjadi mahal, sungguh sangat mahal biaya hidup yg harus dikeluarkan orang2 papua. Listrik saja tidak mampu dibangun dgn biaya murah,
    Ini bukan salah orang Papua!!! ini bukan salah orang2 di Pemda Papua (Baik Provinsi, Kabupaten maupun Kota)!!! ini bukan salah Pak Dahlan!!!!
    Tapi ini salah Pemerintah!!!!Salah pejabat2 di Jakarta (Pemperintah Pusat)!!!Ini Salah Anggota DPR!!! yang membiarkan hasil alam Papua dinikmati oleh kaum Borju Amerika dan Yahudi. yg hanya dinikmati orang2 Jakarta!!!
    Sy mmg bukan orang Papua. tapi saya orang yg berempati dengan penderitaan orang Papua!!!
    Jangan salahkan orang Papua menjadi miskin!!! jangan salahkan orang Papua minta Merdeka!!!! Siapa bilang Papua Merdeka sejak Belanda diusir dari negeri ini?? karena tanah mereka telah dijajah oleh bangsa sendiri!!!! Wahai siapapun yg merasa berkuasa di Jakarta!!!! Kemana hati Nuranimu????
    “Moel-Sang-Taiko”

    Posted by Mulyadi | 21 September 2011, 10:40 am
  26. Bravo pak Is…seorang pemimpin siap dalam kondisi apa saja,bapak menginspirasikan saya. Keterbukaan dan komunikasi adalah jawaban smua persoalan yang Pak Is hadapi.
    Sulit mengungkapkan lisan komunikasikan dengan tulisan..bravo pln sekarang..

    Posted by andi suprayogi abadi | 23 September 2011, 1:50 pm
  27. usul pak kepada BP Migas dan kementrian ESDM, agar setiap perusahaan-perusahaan yang melakukan eksplorasi migas, batubara wajib menyisihkan produksi mereka untuk kebutuhan energi daerah setempat dan negara,

    Posted by pak zal | 7 Oktober 2011, 10:50 am
  28. “Yang lebih terasa ironi adalah ini: 50 km dari Kota Bintuni, masih berada di wilayah Kabupaten Bintuni, ada sebuah kota baru yang hanya boleh dihuni oleh staf dan karyawan yang luar biasa terang-benderangnya. Ada pembangkit listrik yang sangat besar di kompleks ini. Inilah kompleks industri LNG Tangguh, milik perusahaan asing BP Tangguh……
    …………… Tidak sedikit pun disisakan untuk keperluan masyarakat setempat. Semuanya dikirim ke Tiongkok dan California, USA.”

    Sangat menyedihkan…

    Posted by embun | 18 Oktober 2011, 8:50 pm
  29. maju terus pak.. indonesia bisa..

    Posted by yugiarto | 26 Oktober 2011, 6:20 pm
  30. Alhamdulilahi ladi hadana lihada wamakuna linahthadia lahawla an hana Alloh.

    Posted by Setiono | 26 Oktober 2011, 7:35 pm
  31. Puji Tuhan, semoga semua usaha Pak Dahlan ini bisa tercapai sesuai yg diharapkan.

    Memang sangat ironis sekali Papua yg dikenal sangat kaya dengan SDA namun rakyatnya sulit mencapai kesejahteraan. ” Hal ini ibarat anak ayam yang sengsara di atas lumbung padi ” kalau mau bangsa ini tetap terjaga hal seperti ini yg perlu dihindari.

    Posted by Papua | 28 Oktober 2011, 8:59 am
  32. Betul-betul romantis……..

    Posted by mip ulum | 28 Desember 2011, 4:10 pm
  33. Terima kasih pak Dahlan…tulisan-tulisan bapak membuka mata hati saya yang sekaligus bergetar ketika membaca setiap tulisan2 pak dahlan di Blog ini, saya harap bapak berkenan untuk selalu meng-up-date tulisan bapak di sela….

    ide-ide bapak yang selalu bisa membuat “benang ruwet” di berbagai birokrasi menjadi terurai secara sistematis
    gaya bapak yang mempunyai karakter yang khas
    Kesederhanaan sikap yang bapak ajarkan sebagai seorang pemimpin yang mau “membumi”

    Mungkin, dan saya harap suatu hari nanti bapak bisa memimpin negeri ini untuk menjadi pemrakarsa terang yang terang benderang di seluruh daerah yang “kurang cahaya”

    Salam Hormat

    Adrian,

    Posted by Adrian | 29 Desember 2011, 1:33 pm
  34. Bapak adalah Satria Piningit Bangsa Ini…
    Semoga Bapak selalu diberi kesehatan dan panjang umur. Kami sangat membutuhkanmu…
    Mari kita bersama-sama membangun negeri ini, sesuai bidang kita masing-masing. Bekerja penuh semangat, iklas, dan bersih. Insya Alloh semua yang kita kerjakan penuh berkah.

    Posted by Anang Baskoro | 2 Januari 2012, 9:38 pm
  35. Pak Dahlan. Jangan hanya sebatas meninjau, mengetahui tapi tidak ada tindakan nyata, bukti, untuk perubahan seperti habis terang terbitlah gelap. Noted: Di Indonesia ini akan benar2 maju or berubah lebih baik kalo pakai sistem PECAT tanpa peduli belas kasian dengan alasan apapun (Keluarga, nasib dll)

    Posted by Norqueu Parindingan | 3 Mei 2013, 3:38 am
  36. BUKTIII……BUKTIIII……nyaaaaaa mana Pak Dahlan???????????? saya tidak henti-hentinya bersyukur. “Ini demi NKRI, Pak,” tulis SMS dari pejabat tinggi BP Migas itu. Saya bayangkan betapa senangnya masyarakat Bintuni kelak. Sampai detik tulisan ini di enter tidak ada perubahan PLN di Bintuni. Note: Kita itu orang Indonesia PENIPU

    Posted by Norqueu Parindingan | 3 Mei 2013, 3:46 am
    • Bang, coba cek twitternya Pak Dahlan (https://twitter.com/iskan_dahlan). Ada yg dah nanyain dan dijawab lengkap sama Pak Dahlan Iskan. Kabel bawah laut dah ditarik dari BP ke Bintuni, Insha Allah selesai tahun ini juga. Jangan menghujat duluan…cek dulu gimana yg bener.

      Posted by JOWI | 3 Mei 2013, 1:08 pm
      • 1. DahlanIskan‏@iskan_dahlan29 Apr
        (10) Menyeberangkan kabel listrik jg sy putuskan untuk Ternate-Tidore, pulau terawang, pulau Kundur dan pulau2 sekitar Batam “@ramadi_396:
        2. DahlanIskan‏@iskan_dahlan29 Apr
        (9) Bintuni segera jadi kota yg terang, indah dg teluk Bintuninya dan tdk bising dg suara genset di tiap rumah “@ramadi_396:
        3. DahlanIskan‏@iskan_dahlan29 Apr
        (8) Sekarang penanam kabel listrik bawah laut itu sedang dikerjakan. Meski bkn lg dirut PLN sy terus monitor. Hampir selesai. “@ramadi_396:
        4. DahlanIskan‏@iskan_dahlan29 Apr
        (7) Akhirnya sy putuskan menanam kabel listrik bawah laut sejauh 70 km menyeberangi teluk Bintuni dg sistem 20kv. “@ramadi_396:
        5. DahlanIskan‏@iskan_dahlan29 Apr
        (7) Dua pilihan itu sama baiknya (buruknya) tapi dua2nya perlu waktu dua tahun untuk mengerjakannya. Sy diskusi dg tim “@ramadi_396:
        6. DahlanIskan‏@iskan_dahlan29 Apr
        (6) Pilihannya: menyeberangkan gas dg CNG mini (gas dipadatkan) atau menyeberangkan listrik melalui kabel bawah laut. “@ramadi_396: Pak
        7. DahlanIskan‏@iskan_dahlan29 Apr
        (6) Bahkan ditawari ambil juga sedikit listriknya yg juga berlebih. Sy setuju. Lalu berpikir cara menyeberangkan listrik itu ke Bintuni
        8. DahlanIskan‏@iskan_dahlan29 Apr
        (5) Sy balik ke Jkt nemui bos pabrik LNG itu utk minta gas barang dua sampai lima sendok utk Bintuni. Diberi. “@ramadi_396: mohon petunjuk
        9. DahlanIskan‏@iskan_dahlan29 Apr
        (4) Jarak pabrik LNG dg kota Bintuni dipisahkan laut kira2 50 km. Di sana mandi cahaya, di sini gelap “@ramadi_396: Pak mohon petunjuk
        10. DahlanIskan‏@iskan_dahlan29 Apr
        (3) Sy tahu di seberang teluk Bintuni itu BP Tangguh, pabrik LNG (gas dibikin cair) yg kelas dunia,utk ekspor”@ramadi_396: Pak mhn petunjuk
        11. DahlanIskan‏@iskan_dahlan29 Apr
        (2) Semua rumah dan toko menyalakan genset sendiri2. Selebihnya gelap. Di seberang teluk terang sekali. “@ramadi_396:Tlk Bintuni menderita
        12. DahlanIskan‏@iskan_dahlan29 Apr
        Ram, (1) Anda betul. Waktu sy ke Bintuni sbg Dirut PLN bermlm, tdk ada listrik. “@ramadi_396: warga Tlk Bintuni menderita ttg Listrik

        Posted by JOWI | 3 Mei 2013, 1:13 pm
  37. “ini demi Indonesia pak”
    Demi Indonesia kok gas dijual sama asing. kalau gak salah ini terjadi sewaktu rezimnya Megawati, partai yang ngakunya membela wong cilik.

    Posted by azza | 5 Juli 2013, 8:31 pm
  38. Struggle that you do today is the single way to build a better future

    Posted by CITRA DEWI | 8 Juli 2014, 1:35 am
  39. Memalukan. Tambang gasnya dikuasai asing. Lalu diekspor ke luar negeri. Masyarakat sekitar gak dapat apa2. Negara cuma dapat recehan pajak dan royalti. Masih bilang kita udah merdeka? Tegakkan pasal 33 uud 45, nasionalisasi tambang asing, baru kita disebut merdeka.

    Posted by Made ari | 5 Januari 2016, 2:29 pm

Tinggalkan Balasan ke johan wahyudi Batalkan balasan