>>
Anda sedang membaca ...
Catatan Dahlan Iskan, CEO Notes, PLN

Murah yang Membuat Marah

He he… ternyata ada juga yang tidak senang dengan diturunkannya biaya penyambungan listrik sekarang ini. Di Blega, Madura, sejumlah orang berdemo ke PLN setempat. Demo itu menghebohkan karena sempat memblokade jalan utama trans Madura. DPRD Bangkalan pun turun tangan dan memanggil pejabat PLN setempat. Di forum yang terhormat itu, sampai keluar kata-kata kasar dari yang terhormat untuk PLN.

Tuntutan pendemo itu kelihatannya memang sangat masuk akal mereka. Inilah aspirasi mereka: “Kalau sekarang bisa begitu murah, berarti yang dulu-dulu itu kemahalan. PLN harus mengembalikan uang selisih kemahalan yang dulu-dulu itu”. Begitu logika mereka.

Di seluruh Indonesia, orang memang kaget melihat murahnya biaya penyambungan listrik sekarang ini. Tapi, hanya di Madura itu yang menuntut pengembalian uang kemahalan pada masa lalu. Di Madura pun hanya terjadi di Blega itu.

Padahal, sebenarnya PLN tidak menurunkan biaya penyambungan. Bahkan, sedikit menaikkannya. Terutama untuk permintaan penyambungan dengan daya agak besar. Yang kami lakukan hanyalah: menerapkan tarif resmi itu apa adanya. Tidak boleh ada embel-embelnya. Apa pun istilahnya. Maka, kelihatannya lantas seperti turun drastis.

Dulu, kata mereka, untuk mendapat sambungan listrik, harus membayar Rp 2 juta, Rp 2,5 juta, bahkan sampai Rp 4 juta. Kok sekarang untuk beban yang sama hanya Rp 650 ribu. Kaget yang berlebihan kelihatannya memang tidak baik. Bisa membuat orang berdemo seperti di Blega itu.

Di samping hanya mengenakan tarif resmi, PLN kini juga tidak mau mencampur-adukkan biaya penyambungan dengan biaya-biaya lain yang mungkin dikenakan kepada calon pelanggan. Hanya biaya penyambunganlah (biasa disingkat BP) yang terkait dengan PLN. Kalau ada biaya-biaya lain, itu di luar ranah PLN dan mestinya jangan dikaitkan dengan PLN.

Dalam hal melakukan penyambungan, tugas PLN itu sebenarnya terbatas. Tidak masuk akal kalau harus minta biaya yang jutaan. Untuk penyambungan baru, tugas PLN itu hanyalah menarik kabel tegangan rendah dari jaringan PLN ke atap rumah, lalu memasang meteran dan memasang MCB. Habis. Berarti, listrik sudah tersambung dan siap digunakan.

Soal bagaimana menggunakannya, perlu berapa bola lampu, kamar mana saja, berapa buah stop kontak, itu bukan urusan PLN. Bukan tugas PLN untuk memasang kabel-kabelnya, stop kontaknya, lampunya, dan segala macam yang ada di rumah tersebut. Itu tugas pemilik rumah sendiri. Itu sudah menyangkut kebutuhan pemilik rumah yang skala keperluannya berbeda-beda.

Pemilik rumah atau kantor biasanya tidak memiliki kemampuan melakukan sendiri. Mereka umumnya minta bantuan kontraktor listrik. Itu terserah sepenuhnya kepada pemilik rumah. Mau cari kontraktor yang murah atau mahal, PLN tidak boleh campur tangan.

Entah mau dikerjakan sendiri atau minta bantuan kontraktor, yang jelas instalasi di rumah-rumah tersebut tidak boleh sembarangan. Ada aturannya. Bukan aturan dari PLN, tapi dari pemerintah. Untuk itu, ada lembaga yang mengontrol, apakah jaringan di dalam rumah tersebut sudah benar atau belum. Lembaga tersebut bernama Konsuil. Bukan PLN. Lembaga Konsuil itu dibentuk pemerintah. Tidak ada hubungan sama sekali dengan PLN.

Tapi, masyarakat umumnya memang salah duga. Semua itu dikira masih kalangan PLN. Pokoknya, semua hal yang berkaitan dengan listrik dikira menjadi tugas dan tanggung jawab PLN.

Anggapan salah masyarakat itu sebenarnya tidak salah-salah amat. Orang-orang yang ditunjuk pemerintah untuk duduk di Konsuil, misalnya, umumnya adalah pensiunan karyawan PLN. Penampilan dan gaya petugas-petugas kontraktor listrik pun tidak berbeda dari orang PLN. Apalagi alat-alatnya. Persis milik PLN.

Pada masa lalu, memang ada semangat agar semua lembaga yang terkait dengan listrik bekerja sama dengan sebaik-baiknya. PLN sendiri pernah memberikan fasilitas agar mereka itu berkantor saja di PLN! Pembayaran-pembayaran untuk mereka sekalian saja dijadikan satu dengan biaya untuk PLN. Begitu erat hubungan itu, sehingga ada istilah sudah dan harus seperti suami-istri.

Inilah yang berubah sekarang. Hubungan itu tidak boleh seperti suami-istri. Hubungan antara PLN, kontraktor listrik, dan Konsuil haruslah hubungan profesional.

Dari sinilah lantas diketahui berapa sebenarnya biaya penyambungan yang dikenakan PLN tersebut. Lalu, banyak yang terkaget-kaget. Lalu, ada yang berdemo seperti yang di Blega itu. Namun, kalau saya Minggu pagi lalu ke Blega, itu bukan hanya karena ada masalah kekagetan tersebut. Kebetulan, saya memang ingin melakukan klarifikasi banyak hal yang selama ini mengganjal di hati. Misalnya, mengapa susut listrik (kehilangan listrik) di Madura itu yang tertinggi di Indonesia.

Saya sungguh tidak enak mendengarnya. Persentase susut listrik di Madura mencapai 20 persen. Padahal, di kabupaten-kabupaten lain di Jawa hanya sekitar 7 persen. Saya sungguh ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Saya tidak percaya hal itu merupakan wajah Madura yang sebenarnya.

Besarnya susut listrik di Madura tersebut sebagian ternyata memang karena struktural. Lima gardu induk (GI) yang ada di Madura semua berada di pantai selatan. Akibatnya, penduduk di sepanjang pantai utara harus dikirimi listrik dari jaringan 20 kv. Kalau di pantai utara dibangun satu atau dua GI, susut itu sudah akan turun sekitar 5 persen sendiri. Jaringan kabel 20 kv yang terlalu panjang memang menjadi salah satu penyebab susutnya daya listrik.

Masih ada yang lebih mendasar. Hampir 100 persen pelanggan listrik di Madura adalah rumah tangga. Pelanggan besar yang dilayani dengan tegangan menengah (TM) hanya 0,9 persen. Kalau saja ada pabrik yang cukup besar di Madura, komposisi pelanggan akan berubah dan susut listrik bisa membaik. “Kalau ada beberapa pabrik yang mampu menyerap listrik 40 MW saja, susut listrik bisa turun lagi 5 persen,” ujar Bintoro, manajer APJ Madura. “Atau, kalau satu pabrik semen saja berdiri di Madura, sudah bisa memperbaiki struktur listrik di Madura yang lemah,” tambahnya.

Maka, saya akan mengusahakan berdirinya GI di pantai utara Madura. Sekaligus untuk antisipasi siapa tahu para bupati di Madura benar-benar akan mengembangkan kawasan itu sebagai pusat pengembangan ekonomi. Apalagi, PLN sudah memutuskan untuk membangun pembangkit listrik besar di situ yang sekarang tahapnya tender proyek.

Ada agenda lain yang tidak sempat saya lihat di Madura. Yakni, melihat layang-layang Madura. Bulan-bulan ini adalah musim layangan yang paling top di Madura. Ribuan jumlahnya. Besar-besar ukurannya. Menarik desainnya. Dan di waktu malam lebih-lebih lagi menakjubkannya: layang-layang itu berlampu! Ada lampu LED di setiap mainan itu. Betapa banyaknya kerlip lampu di langit. Mengalahkan jumlah bintang yang ada.

Pada musim layang-layang seperti ini, teman-teman PLN Madura pusing kepala. Kian besar layangannya, kian berat pusingnya. Di larut malam, ketika angin sudah surut, banyak layangan yang hinggap ke jaringan listrik. Terjadilah gangguan di mana-mana.

Ada ide agar pemda mengeluarkan larangan main layang-layang. Saya tidak setuju dengan ide itu. Kepada teman-teman di Madura, saya anjurkan justru PLN harus mengadakan lomba layang-layang secara besar-besaran. Kalau perlu memperebutkan Piala Dirut PLN! Soal ancaman gangguan listrik, harus dicarikan cara yang lebih cerdas. Dalam lomba itu, bisa saja sekaligus dilombakan bagaimana mendesain layang-layang yang aman bagi listrik. Pasti akan banyak yang menyumbangkan ide itu.

Sebelum meninggalkan Blega, saya bertanya kepada manajer PLN Madura. Anaknya muda, tinggi (185), ganteng, dan bicaranya firm. Lulusan Fakultas Teknik Elektro Universitas Diponegoro itu pernah dua tahun bertugas di Madura dan kini kembali ke Madura lagi dalam posisi memimpin. Berikut ini dialog saya dengan Bintoro, manajer itu:

– Apakah Anda menyesal telah menerapkan tarif biaya penyambungan yang murah itu?

+ Tentu tidak, Pak.

– Tapi, kan menimbulkan demo?

+ Demo itu baik juga, Pak. Biar orang tahu bahwa biaya penyambungan itu sebenarnya tidak semahal itu.

– Tapi, bagaimana dengan permintaan uang kembali itu?

+ Akan saya anjurkan agar mereka minta saja kepada siapa dulu mereka membayar.

– Kalau mereka bilang membayarnya kepada orang PLN?

+ Tunjukkan saja siapa orangnya. Biar saya pecatnya! (*)

Dahlan Iskan
CEO PLN

Diskusi

78 respons untuk ‘Murah yang Membuat Marah

  1. Hahahaha. Pak Dahlan menemukan calon penggantinya di Madura… Lanjutkan Pak Dahlan!!

    Posted by Willy -KL | 31 Juli 2011, 11:46 am
    • pemasangan baru mensyaratkan SLO, yang mana biaya/tarif ga jelas ? bisakah semua biaya/tarif dibikin jelas dan transparan buat pelanggan ……

      Posted by agus | 7 Mei 2013, 3:08 pm
  2. Seandainya seluruh CEO BUMN memiliki kemampuan menulis seperti Bapak, maka ide dan visi CEO bisa dengan mudah diketahui seluruh pegawai dan staff di bawahnya tinggal menyesuaikan dan menyelaraskan. Oleh karena itu tidak perlu lagi menggunakan cara-cara yang justru kurang pas : marah-marah dan menimbulkan ketakutan luar biasa jika ada Direksi datang. Kenapa ? Jangankan marah … Direksi batuk-batuk saja anak buah sudah kelabakan koq ….

    Posted by suhartonoutama | 31 Juli 2011, 11:57 am
  3. maju terus pak DIS

    Posted by bambang widodo | 31 Juli 2011, 3:13 pm
  4. Bukan hny CEO BUMN mestinya smua pemimpin (terutama kepala daerah, ketua DPR/DPRD dan pejabat publik lainnya bahkan pemimpin tertinggi NKRI) hendaknya smacam pak dahlan ini. Sudah tentu masyarakat akan tahu kualitas mumpuni sang pemegang amanah Tak perlu repot nggandeng lembaga pencitraan, ya tho ya tho tho ya

    Posted by Fia | 1 Agustus 2011, 5:38 am
  5. hahahah… anak buahnya DI lebih “sadis” dibanding bosnya… salut…

    Posted by dulgenuk | 1 Agustus 2011, 12:57 pm
    • Iya lebih sadis.
      Masak saya mau pasang baru listrik dirumah yg baru saya beli lewat lelang tetapi saya disuruh melunasi smua tunggakan ( 8 bulan ) pdhl yg 7 bulan itu kesalahan staf pa DI yi tidak melaksanakan ketentuan yg berlaku di PLN yi tidak bisa memutus semntara aliran list-
      rik setelah tgl 20 shg tunggakan melar sampai 8 bulan, alasannya penghuni rumah lama galak dan petugas segel PLN tidak berani.
      DJK ( Dir Jen Ketenagalistrikan ) dlm rapatnya bersama saya dan staf PLN yg diutus menyalahkan PLN karena tidak melaksanakan ketentuan yg berlaku tetapi staf PLN tidak berani menghapuskan tunggakan yg 7 bulan ( kesalhan PLN ) yg 1 bulan saya mau bayar, karena katanya ini uang negara dan wewenang ada pa DI sbg Dirut, bagaimana jawaban Bp??
      Terima kasih,
      pranata.

      Posted by Krestyanto Pranata | 4 Agustus 2011, 12:10 pm
  6. Ass…Wr-Wb pak dahlan iskan ada beberapa pertayaan yang saya ingin ajukan :
    1) pak dahlan iskan sejauh mana PLN melindungi ( memberi kenyamanan ) atas isntalasi yang terpasang di pelanggan ?
    2) apakah PLN sekarang hanya jualan KWH ?
    3) kalau GGk salah PLN itu kan BUMN yang notabene perusahaan negara dimana kemanfaatannya untuk semua warga kalau di lihat sekarang PLN acuh tehadap bahaya listrik yang akan mengancam pelanggannya karena keleluasan dan ketersedian barang yang NON SNI itu banyak ?
    4) kalau menurut undang undang no.30 tahun 2009 ” harus ada SLO ” anda yakin kalau tanpa SLO instalasi pelanggan memang layak untuk di aliri
    5) bos yang murah biasanya perlu di pertanyakan standar atau tidaknya seperti kutipan bapak di ” senggolan nazarudiin”di terima karena harga rendah ehh teryata kualitas barangnya buruk
    6) PLN jangan keliahatan bego dengan tulisan bapak di ” musuh No.04 – 05 ” masa seorang karyawan PLN untuk mengetahui sudah tersambung ke jaringan PLN harus ngintip dari jendela rumah dauuuh bego bener nich tinggal lihat jaringan SR yambung gg atau sudah ada kwh

    Posted by Neng Atha Thea | 1 Agustus 2011, 1:36 pm
    • neng atha ini bukan blognya pak dahlan, walau nanya begitu gak akan dijawab hehe
      ini cuma blog untuk mengumpulkan tulisan dahlan iskan

      Posted by putri | 2 Agustus 2011, 8:43 am
    • Neng Atha Thea ini kayak orang paling pintar sedunia aja,…Bego – bego-in orang lain…

      Posted by Daniel | 2 Agustus 2011, 12:20 pm
    • mudah2an orang kayak neng atha ne gak banyak2 banget d indonesia

      Posted by lukman | 3 Agustus 2011, 1:06 pm
    • so tau nih orang

      Posted by gaget | 3 Agustus 2011, 9:02 pm
    • wadooh….
      pengen keliatan pinter, malah ketauan bodohnya.
      pengen keliatan tau, malah ketauan butanya.
      moga aja gak nular

      Posted by PITEKS | 19 Agustus 2011, 12:51 am
    • Neng Atha ini gambaran tipikal wakil kita di parlemen. Kalau berbicara percaya diri bukan main, pakai istilah-istilah yang keren, singkatan-singkatan maut, bernafsu tapi isinya bukan main gak nyambung kalau tidak menelanjangi diri sendiri. Bukan hanya ini bukan blog DIS tapi isinya pun mencengangkan.

      Misal untuk nomor 5, di setiap tender itu ada namanya Technical Evaluation dan Commercial Evaluation, yang lulus technical dengan harapan sama atau melampaui standard minimal teknis baru diadu di Commercial Evaluatioan yang termurah. Karena itu owner estimate dari masing-masing peserta tender harus handal, tetap ada margin untung tapi harga bersaing.

      Neng Atha-neng Atha, anda luar biasa.

      Posted by omuda | 18 Oktober 2011, 9:03 am
    • xixixixi…
      betul2 kayak DPR,
      aku pernah jawab pertanyaan tertulis dari DPR, termauk dari arti P****S Y, rata2 pertanyaannya kayak neng atha, kayak canggih tapi ga nyambung, ga ngerti permasalahannya tapi menyalahkan.
      sorry neng, ini buat instrokpeksi bersama, biar kita ningkatin isi kita biar kita lebih berbobot dalam bertanya n nanggapi sesuatu.

      tks

      Posted by teguh | 2 Desember 2011, 9:22 am
  7. Xixixi si boz kena umpat punakawan..

    Posted by 9eniuszack | 3 Agustus 2011, 7:25 pm
  8. Yang lalu biarlah berlalu , kita mulai dengan yang lebih murah ini … mudah -mudahan murah & bermanfaat..

    Posted by ide bagus | 5 Agustus 2011, 12:50 pm
  9. Hadeeeeeew….. Neng atha sok tau, baca lagi donk tulisan yang lain……

    Posted by syaif | 7 Agustus 2011, 3:43 pm
  10. mau murah gmana klo peg nya z jadi calo….konsumen jd jd harus bayar 2x ke calo donk…:P Orang pinter sedunia kayanya bagus tuh dari pada orang munafik sedunia,,,jiahahahahahahahahahahaha..

    Posted by Heepa A Cheepa | 8 Agustus 2011, 12:15 pm
  11. doalog: – Kalau mereka bilang membayarnya kepada orang PLN?

    + Tunjukkan saja siapa orangnya. Biar saya pecatnya! (*)

    BUKTI KALO PLN ITU SUKA MENGOPER OPER ORANG YANG MENGURUS KEBERATAN KE PLN, SAYA SALAH SATU KORBANNYA YANG DIPIMPONG KE MANA MANA. BANGSAT ISKAN! PINTAR JUGA CARI PERHATIAN AGAR SEOLAH OLAH BIJAKSANA PADAHAL BUAYA!

    Posted by bacoot | 12 Agustus 2011, 3:01 pm
  12. – Tapi, bagaimana dengan permintaan uang kembali itu?

    + Akan saya anjurkan agar mereka minta saja kepada siapa dulu mereka membayar.

    – Kalau mereka bilang membayarnya kepada orang PLN?

    + Tunjukkan saja siapa orangnya. Biar saya pecatnya! (*)

    INILAH CARA TERBAIK AGAR YANG MENUNTUT KEADILAN BERHENTI MENUNTUT, KEPADA SIAPA DULU MEREKA MEMBAYAR? MASYA ALLAH, SEBUAH TEKHNIK MENGELABUI DAN MEMBUAT SAKIT HATI KAMI. PLN MEMANG TERBUKTI OTORITER, MAU UNTUNG SENDIRI, DAN KUMPULAN ORANG BAJINGAN YANG MAHA SOK BIJAKSANA!

    Posted by bacoot | 12 Agustus 2011, 3:05 pm
    • untuk om bacoot:

      Pertama, saya tahu anda kecewa tapi tidak selayaknya anda memberi sumpah serapah seperti itu, hargai orang berusaha memperbaiki PLN yang di masa lalu sudah demikian amburadul. Apalagi anda tidak mendiskripsikan kekecewaan anda itu dengan jelas. Sehingga sulit bagi kita penggemar blog ini untuk memberikan saran untuk anda.

      Kedua, itu terjadi di era ketika PLN belum punya semangat untuk berubah. ketika sekarang sudah ada upaya untuk berubah, maka yang bisa kita lakukan adalah optimis bahwa di tangan orang yang tulus dan mau bekerja keras PLN akan menjadi lebih baik.

      Ketiga, ketika kekecewaan anda pada PLN itu terjadi sekarang, maka anda bisa melaporkan oknum itu ke saluran pengaduan di PLN. Atau anda bisa menulis di blog iin, minimal anda bisa berharap kekecewaan anda itu dibaca pak Dahlan (meski blog ini bukan blog beliau). Sebagai orang pers, saya yakin beliau menyempatkan membaca blog ini.

      Jadi, diskripsikan saja kekecewaan anda itu dengan jelas dan runtut. please dech, jangan pakai sumpah serapah, apalagi ini bulan puasa. Semoga anda bisa bersabar dan tidak berputus asa. Di mana ada kemauan pasti ada jalan. bravo perubahan.

      Posted by pro perubahan | 12 Agustus 2011, 10:35 pm
    • Neng Atha berubah account menjadi Bacoot kah?

      Tentu saja apa yang dimaksud DIS ini adalah edukasi ke pelanggan berapa biaya normal Pemasangan Baru, kalau ada oknum – katakan saja demikian – yang meminta lebih ya minta juga bukti tanda terimanya. Kalau anda cukup dewasa dan memang terbiasa tidak main sogok-sogokan selama hidup anda. Lagi pula siapa yang jamin mereka membayar uang sekian perak? tidak lebih? lah tidak ada buktinya. Seperti klausul korupsi: yang disogok dan pemberi sogok sama dalam nerakanya. :).

      Kalau setiap kesalahan oknum PLN harus ditanggung DIS bisa habis badannya.

      Posted by omuda | 18 Oktober 2011, 9:08 am
      • Kalau masalah saya yg pernah sy tulis yll kan jelas2 kesalahan PLN, bukan oknum, yi PLN tidak memutus sementara kpd pelanggan yg menunggak shg bulan ke 2 s/d ke 8 aliran listrik msh mengalir dan akhirnya diputus permannnent dng bantuan polisi.

        Peraturan PLN kan setelah tgl 20 jika terjadi tunggakan mk harus diputus sementara ( disegel ) shg tidak ada aliran listrik lagi dan tunggakan tidak membengkak, karena PLN gagal melakukan itu berarti kesalahan dipihak PLN dan bukan oknum, seperti juga hasil rapat dng PLN-DJK ( DirJen Ketenagalistrikan ) yg menyalahkan PLN.

        Anehnya surat saya ke Bp.DIs yg saya lampirkan surat dari DJK tidak ditanggapi dng baik oleh Bp. DIs, artinya PLN tidak mau bertanggungjawab atas kesalahan tsb dan bln ke 2-8 tetap dibebankan kesaya sbg pemilik baru rumah yg mau psng baru krn sdh diputus permanent dng bantuan poilisi tsb.

        Ada komentar???
        pranata

        Posted by Krestyanto Pranata | 2 Desember 2011, 12:51 pm
    • om bacoot ini mungkin mantan calo di PLN yg dulu,skr tidak bs cari uang lg gara2 ada kebijakan dr pak Dis yg pro rakyat

      Posted by nita sari | 22 Oktober 2011, 3:00 pm
  13. Habis makan apa orang ini?

    Posted by kamitt | 15 Agustus 2011, 11:18 am
  14. orang ini pst pernah d skti PLN pd jmn dlu,..ato mngkn orang lama PLN yg trlindas perubahan dan g mw brubah..yg trs cr2 ksalahan agar ada yg mndkngny…cblah brpkr lebih jernh..smua inikan untk kebaikan qt smua..

    Posted by edy | 15 Agustus 2011, 11:51 am
  15. terkadang kalo melihat orang sumpah serapah,menjelek-jelkkan orang lain, sebenernya bagi yg normal kita harus bersyukur, kualitas pendidikan dia memang rendah… terkadang saya berpikiran, kenapa ga di coba PLN dibubarkan, bair ga ada listrik, pemerintah ga usah kerja…pastinya mereka lebih protes, tapi diajak berubah aja masih sumaph serapahin…bagaimana kalo orangtuanya sendiri disumpah serapahin sama orang lain??? kayaknya diam aja

    Posted by kakaaditia | 15 Agustus 2011, 1:53 pm
  16. Salut buat Pak Dirut atas terobosannya, sehingga masyarakat makin tahu kedudukan PLN yang HANYA menjual tenaga listrik saja, sehingga terlihat murah. Tujuan awalnya adalah untuk menghapuskan calo listrik yang memungut biaya lain-lain yang sangat membebani masyarakat. Hanya saja ada yang mesti diingat, mekanisme penyambungan KWH yang masih “sembarangan”. Untuk keamanan dan keselamatan calon pelanggan, SEHARUSNYA memperhatikan instalasi rumah/bangunan sudah mempunyai sertifikat laik operasi (SLO) apa belum, tetapi kenyataan di lapangan sangat jauh dari harapan, terkesan PLN berlepas tangan atas hal itu. Satu lagi, tujuan awalnya adalah menghapus calo, tetapi justru percaloan makin PARAH, hal ini terlihat dengan makin sedikitnya pelanggan meminta BTL resmi untuk memasang instalasi listrik, apalagi ngurus SLO, sehingga hal ini mendorong calo-calo dan “oknum” di PLN terutama di KP-KP untuk lebih leluasa bergerak. Semoga PLN makin maju dan tetap taat azas dan memperhatikan keamanan dan keselamatan konsumen, terima kasih

    Posted by abushobron | 16 Agustus 2011, 10:27 am
  17. Bangsa ini banyak orang aneh…g ad listrik marah, ad listrik juga marah. Masih mending ada yang mau ngurusin listrik. Coba kalau kita harus pasang genset sendiri….,eh marah juga. soalnya bising, boros dll.
    Buat Pak Dahlan, terima kasih sudah ada komitmen dan perbaikan pada PLN, namun langkah PLN juga masih panjang untuk mencapai “INDONESIA LEBIH LISTRIK”. Biar kita bisa ekspor listrik Pak. Saya bermimpi dari Sabang sampai Merauke sambung menyambung jadi satu karena KABEL LISTRIK.
    Ide dan tantangan Pak Dahlan di DPR untuk membebaskan biaya listrik bagi warga tak mampu mohon tetap diperjuangkan. Saya mendukung sekali……

    Posted by GUSKAM | 16 Agustus 2011, 7:40 pm
  18. saya baru tau ada blog ini yg khusus mngmpulkan tulisan dahlan iskan, saya termasuk yg diam2 memperhatikan dahlan iskan, sungguh sangat berguna manusia ini!! terima kasiiih.

    Posted by ahmad Lasahido | 17 Agustus 2011, 2:03 am
  19. ..salut buat pak dahlan…semangat perubahan yg terus menyala…..Perubahan tentu tdk selalu menjanjikan hasil yg lebih baik..tapi untuk menjadi lebih baik..maka PLN harus berubah…maju terus pak dis… yg lebih baik..tapi untuk menjadi lebih baik..maka PLN harus berubah…maju terus pak dis…

    Posted by upik | 17 Agustus 2011, 8:23 pm
  20. kalo dulu pak Tanri Abeng dapat julukan CEO 1 Miliar
    kalo sekarang pak Dahlan Iskan sangat tepat kita juluki CEO 1 Triliun
    Bukan karena harga transfernya pak, tapi karena triliunan penghematan republik ini oleh pak Dahlan Iskan
    Kalo ditawari jadi menteri Pak Dahlan Iskan milih jadi menteri apa pak?

    Posted by Chairul | 18 Agustus 2011, 4:17 pm
  21. saya salut dg ikhtiarnya bapak ID…. dan terlihat sekali progressnya. Di Pontianak, dulu listrik mati hampir setiap hari (sampai sempat didemo)….. tapi sekarang jarang sekali…. Saya juga baru-baru saja mengurus pemasangan listrik rumah. sangat mudah, simpel dan transparan…… ngga bertele-tele. Tapi saya juga sadar Indonesia terlalu luas untuk bisa dimonitor….sehingga sangat mungkin masih ada kekurangan disana-sini. Tapi saya tetap optimis, PLN akan semakin baik seiring waktu (semoga tetap konsisten) dan banyak orang terpuaskan…

    Posted by EAR | 23 Agustus 2011, 11:57 pm
  22. Buat EAR: bijaksana sekali anda, biar pernah kecewa tapi tetap optimis. Gak kayak yang suka umbar sumpah serapah seperti diatas. Kalo salah jadilah benar, kalo sudah benar jadilah bijaksana. Biar gak mentang2 merasa benar lalu bisa sumpah serapah sesuka hati.

    Posted by syaif | 24 Agustus 2011, 11:27 pm
  23. Pak DI kalau memang ini blog anda sendiri yang mengelolanya,tolong respon dong kritik maupun saran dari komentar2 yang ada..karna saya salah satu orang yang mengagumi anda pak..
    salam….

    Posted by dindik | 26 Agustus 2011, 9:40 am
  24. oalala…rupanya Blog ini hanya sebuah KliBlog (Kliping Blog) to…pantesan pak dahlan nya gak pernah ikut nimbrung …hehehehh…

    Posted by dindik | 26 Agustus 2011, 9:51 am
  25. seandainya pemimpin kita semua kayak P. Dahlan, kita bisa buat kereta super cepat ndak lagi buat kereta kelinci

    Posted by Sulis | 27 Agustus 2011, 7:29 pm
  26. Yth Bpk Dahlan Iskan
    Sepertinya bapak memang orang yang jago dalam membuat pencitraan diri, sehingga orang yang tidak memahami permasalahan dan ketentuan dalam kelistrikan akan salut dan kagum akan langkah yang bapak lakukan. karena mereka tidak pernah tahu bahwa bapak telah mengabaikan undang undang dan peraturan pemerintah dalam kebijakan yang bapak lakukan sebagai dirut PLN. Bapak menganggap PLN dalam menjual listriknya seperti bapak jual koran jawapos, ada duit lalu bayar lalu selesai. Padahal ada regulasi yang mengatur lebih jauh masalah itu, karena pemerintah juga memikirkan keselamatan masyarakat atas bahaya yang mungkin ditimbulkan karena listrik, sehingga ada regulasi yang mengharuskan bahwa instalasi listrik harus dikerjakan oleh orang orang yang mempunyai kompetensi di bidang tersebut, bahwa instalasi harus diperiksa kelayakannya sebelum dioperasikan untuk menjamin keamanan serta meminimalisir bahaya yang mungkin timbul akibat listrik. Regulasi itu adalah regulasi yang sah dan berlaku yang dikeluarkan oleh regulator, dalam hal ini adalah pemerintah melalui peraturan pemerintah yang sudah bapak langgar.
    Bapak juga telah melakukan pembodohan kepada masyarakat dengan mempromosikan bahwa biaya penyambungan listrik murah, tapi bapak tidak pernah menjelaskan bahwa harga itu tidak termasuk instalasi yang dipasang dalam bangunan milik konsumen, padahal tentunya bapak sudah mengetahui bahwa masyarakat selalu mengasumsikan bahwa harga yang mereka bayar sudah semuanya, sehingga sering terjadi keributan dibelakang hari antara konsumen dengan penyedia jasa instalasi.
    mungkin orang akan terkagum kagum membaca cuplikan pembicaraan bapak dengan anak buah yang di madura seperti tulisan di atas, tapi bagi orang yang memahami, sebetulnya itulah bentuk kesewenang wenangan yang bapak lakukan, terapkan dan ajarkan pada anak buah, yang bapak bungkus dengan kemahiran menulis sehingga terkesan semua itu menjadi suatu pembenaran terhadap langkah bapak.
    Saya hanya mau mengilustrasikan seperti ini; seandainya Kepolisian RI ingin memberi kemudahan dan mempercepat pengurusan SIM yang dilakukan oleh masyarakat, apakah dibenarkan menghapuskan ujian SIM lalu menjual SIM itu seperti orang menjual koran? artinya siapa saja orang yang punya uang dan mampu membayar akan langsung dilayani, tanpa perlu melihat apakah layak orang tersebut memiliki SIM.
    Kami yakin bapak sebagai Dirut PLN tentu sudah memahami semua regulasi pemerintah yang berkaitan dengan masalah kelistrikan, pertanyaannya adalah, apakah karena bapak merasa dekat dengan puncak kekuasaan maka bapak berani mengabaikan semua itu?

    Posted by udin | 4 September 2011, 11:20 pm
    • Udin….udin… ga pernah baca peraturan tentang kelistrikan kah?… bahwa proses instalasi listrik itu hanya bisa dilakukan oleh badan tertentu yang namanya AKLI… baca dulu agar komen panjang anda lebih berguna, dan ga jadi sampah…

      Posted by dulgenuk | 5 September 2011, 10:48 am
  27. Dear Bpk Udin, ilustrasi anda yang menyamakan pemasangan listrik dan pengurusan SIM agak berlebihan. Bukan perbandingan yang seimbang. Yang satu merupakan kebutuhan pokok sedangkan yang satunya lagi merupakan kebutuhan yang tidak terlalu pokok. Ketika menjabat sebagai Dirut PLN, Pak dahlan berhadapan dengan beberapa tempat yang kondisi perlistrikan yang sangat parah di beberapa daerah, terutama daerah-daerah yang terpencil..Sampai saat ini, meskipun hasil kerja Pak Dahlan bisa dibilang sangat bagus, saya yakin masih banyak daerah yang kondisi listriknya masih buruk ( di Papua misalnya ). Coba kita bayangkan, dengan cara kerja Pak Dahlan yang seperti ini saja, masih banyak sekali Pekerjaan Rumah yang harus diselesaikan. Apalagi kalau birokrasi-birokrasi yang kadang kala terlalu berbelit harus mengikat kerja beliau. saya selalu beranggapan, meskipun tidak dituangkan dalam tulisan, Bapak Dahlan pasti berkoordinasi dengan rekan-rekan kerja, baik yang di atas maupun yang di bawah. Manusia memang tidak ada yang sempurna, tapi saya bersyukur Tuhan sudah mengkaruniakan seorang Dahlan Iskan di negara Indonesia ini. Kritik boleh-boleh saja, tapi dukungan pemberi semangat juga (lebih) sangat beliau butuhkan.

    Posted by Daniel | 5 September 2011, 9:03 am
  28. din tobat din udin.

    Posted by didiksuprayitno | 6 September 2011, 10:01 pm
  29. “Anggapan salah masyarakat itu sebenarnya tidak salah-salah amat. Orang-orang yang ditunjuk pemerintah untuk duduk di Konsuil, misalnya, umumnya adalah pensiunan karyawan PLN. Penampilan dan gaya petugas-petugas kontraktor listrik pun tidak berbeda dari orang PLN. Apalagi alat-alatnya. Persis milik PLN.”

    MEMANGNYA YANG PUNYA ALAT-ALAT LISTRIK CUMA PLN AJA YA???
    BERARTI YANG LAIN GA BOLEH NIRU2 TUH…HAHAHAHAHAHA……..

    Posted by AAn | 9 September 2011, 2:05 pm
  30. Kami sangat menghargai kontribusi anda atas web/blog yang telah anda buat, sehingga sangat bermanfaat bagi banyak orang, semoga sukses kedepan buat anda dan kembangkan terus daya kreativitas anda, salam super….http://tiketpesawatmurah.okebos.net/

    Posted by affanbahar | 9 September 2011, 5:12 pm
  31. Pengambilan keputusan yang tepat……..salute pak dahlan iskan

    Posted by cahyo ardiansyah | 21 September 2011, 11:40 am
  32. Pak Dahlan, saya mau BERUBAH daya listrik dari 900 ke 1300.
    Jawaban PLN Kreo Ciledug Tangerang akan diproses 10 hari lagi.
    Apakah ini namanya PLN sudah BERUBAH
    kok lama ya pak

    Terima kasih untuk perubahan-perubahan dari Bapak untuk negeri kita.

    Mudjisantosa Karang Tengah Ciledug

    Posted by mudjisantosa | 2 Oktober 2011, 5:33 am
  33. saya dukung neng atha,pln harus di kritik! bahwa pln skrg tu cuma ngakunya aja lbh baik dr dulu,knyataanya sama saja dg yg dulu msh bnyk bajinganya pegawai pln & biro teknik bkrja sama

    Posted by huda | 3 Oktober 2011, 11:48 pm
  34. setelah saya baca semua tulisan dan coment2 nya perlu di sini saya lurus kan
    masalah regulasi dah ada yang mengatur nya…
    kalo PLN ingin jual listrik saja juga ngak masalah
    kebetulan saya adalah seorang BTL dr salah satu asosiasi
    ” murah yang bikin marah ”
    (ini yang membikin saya geli, PLN kura2 dalam perahu)…
    terus terang apa yang selama nya ini terjjadi karena PLN selalu mempromisikan barang atau programnya tidak sepenuh hati dalam kata lain.. (Tidak seperti operator seluler memajang spanduk sepanjang jln agar pengguna mengetahui nya secara rinci), proses nya lama, dan banyak ketidak transparanan antara biaya , waktu pelayanan antara PLN dan akli waktu dulu saling tutup2i persis kata pak DI itu kayak suami istri.. he..he..

    terus terang saya katakan kami terpaksa melakukan hal tersebut kalo kami tidak mengikuti “irama” yang ada dalam tubuh PLN bakalan akan di anggap musuh dan jangan coba sekali2 kalau kami tidak bayar FEE pasti akan di permainkan/ atau di permasalahkan ( kayak pak polisi setop kendaraan lah kira2, ada aja yang salah….yg pasti ujung2 nya duit).bisa2 lampu konsumen kami batal hidup.

    secara logika ngak mungkin kan keuntungan kami yang kami berikan buat “oknum” PLN.. supaya lampu pelanggan menyala… trus kami mau makan apa ????,…jd mau tak mau suka tak suka kami harus menggambil kan fee buat si oknum td dengan tambahan biaya laen2…jd kalau sudah begitu PLN akan tutup mata meskipun dia tau.
    .
    tp sekarang sejak pak DI menjabat sebagai dirut PLN sudah ada kemajuan… walau belum maksimal tp saya percaya kedepan di tangan pak DI PLN bisa lebih Profesional.

    cuman satu usulan saya buat pak DI ( moga2 aja baca)
    tolong layanan pengaduan pelanggan sifat nya terpusat baik melalui emai, rekaman telepon,…jd oknum yg di daerah ini ngak bisa macam2 lagi…dengan memaksa kami harus meminta uang “menyan” ke konsumen supaya proses lancar. kalo sudah begitu… kami siap untuk lebih profesional dalam hal pelayanan ke konsumen ,…yang selama ini kami terpaksa mencoreng nama PLN akibat ulah OKNUM nya…

    bravo pak DI… semoga PLN Bisa lebih Bersinar Lagi di tangan anda.

    Posted by uli | 14 Oktober 2011, 4:09 am
  35. Num oknum tobat num
    Stiap perubahan tentu ada pro-kontra. Utk pak uli nan bijak (drpd om bacoot) bau “menyan” yg khas mmg susah2 gmn. Spt harapan anda (& tentu harapan kita jg) ke depan smoga PLN mjd smakin baik. Jd tdk lagi perlu mberi makan “menyan” pd oknum2 tsb

    Posted by Fia | 15 Oktober 2011, 12:52 pm
  36. ha ha ha, memang lucu ya.

    Waduh, rumah saya banyak alat persis milik PLN, bisa2 ditangkap nih. *FYI, saya ma bokap hobi elektronik*

    kalo semua pintar, lalu siapa yang bodoh. kalo anda merasa pintar/tahu, kasih tau dong gimana solusinya, sebelum nyalahin orang. kalo ndak berhasil, udah dicoba 3 kali belum? kalo udah dan ndak berhasil, solusi anda bukan pemecahanya, pasti ada yang lain.

    Ya kalo operator listrik di negara ini banyak pasti pada bersaing nawarin listrik.

    Em, kan oknum PLN juga punya anak istri, mereka mau makan apa kalo langsung pecat, menurut DI, di tulisan lain, kalo 3 kali salah, baru di tindak dengan cermat.

    Kalo udah benci, apapun yang diperbuat, pasti salah, meskipun dia benar, kita salah.

    Posted by afit | 18 Oktober 2011, 2:18 am
  37. the next president

    Posted by 123 | 2 November 2011, 12:17 pm
  38. Bapak Dahlan Yang saya banggakan, ada yang sebagian orang yang sinis melihat kerja bapak karena mereka adalah orang-orang yang tidak diberikan peluang untuk bermain licik padaperusahaan yang bapak pimpin.
    Orang – orang ini adlah termasuk orang pengkianat negara dan tidak punya integritas dan benalu dimasyarakat.
    Apakah dia tidak merasakan keadaan saat ini dibanding beberapa tahun yang lalu pada setiap hari listrik selalu mati hidup mati hidup dan banyak sekali kerugian masyarakat yang diakibatkan listrik mati hidup, banyaknya musibah kebakaran, terhambatnya roda ekonomi kecil dan mikro yang hampir hampir masyarakat kehilangan pekerjaan. Pada penopang ekonomi yang mampu bertahan pada saat krisis adalah ekonomi kecil dan mikro. Saya ucapkan Selamat berjuang bapak DI kami rakyat yang yang mayoritas rakyat kecil mendoakan selalu semoga Allah SWT selalu diberikan kesehatan dan kekuatan untuk memimpin perusahaan BUMN yang mandiri lepas dari interpensi interpensi dari orang-orang yang licik dan tidak tahu malu sebagai warga negara. Saya akan serukan kepada Rakyat Indonesia bahwa tipe seperti bapak DI adalah Tipe Pemimpin bangsa yang tahu jelas akan kebutuhan dasar masyarakat tanpa rekayasa-rekayasa yang menyesatkan. Mari kita dukung Bapak Dahlan Iskan pada tahun 2014 maju sebagai calon Presiden Insyah Allah, dengan tipe seperti ini bangsa kita akan sejahterah dan makmur secara merata disegala bidang. Karena saya tahu bahwa orang yang dari masyarakat kecil, dan apabila dia diberikan amanah dari rakyat maka amanah tersebut akan selalu dikerjakan dan tidak terlalu banyak berwacana tanpa ada hasil apa-apa

    Posted by Ardianto | 3 November 2011, 8:05 am
  39. Semoga Allah SWT senantiasa menjaga keselatan dan kesehatan pak DIS.

    Posted by Mashari anggono p | 3 November 2011, 3:37 pm
  40. dasar aneh…. mungkin mereka yang menginginkan uangnya kembali itu untuk bikin layang layang berlampu… hehehehee…

    Posted by Van Imhoff | 12 November 2011, 10:28 am
  41. hanya orang-orang pesimis yang suka mengumpat-ngumpat.. tidakkah saudara tau beberapa perbaikan yang dilakukan oleh beliau…khusus untuk yg suka ngumpat..cobalah anda buka mata dan telinga anda..n bacalah karya-karya beliau…jangan hanya seenaknya sendiri komentar…

    Posted by caderabdul | 14 November 2011, 10:03 am
  42. Ternyata pertanyaan lagu yang dibawakan group Armada ngak berbahaya ,Pak ! he he he
    Horas,Wass-Surya

    Posted by Surya Tarmizi Kasim | 16 November 2011, 10:35 am
  43. Penghargaan yg setinggi2 nya utk pak Dahlan Iskan yg telah banyak melakukan perbaikan di PLN. semoga bisa diteruskan oleh penggantinya dan pak Dahlan bisa meneruskan perbaikan2 lainnya yg lebih luas, disemua BUMN yg dibawahinya.. semoga Allah SWT selalu melimpahkan karunia kesehatan yang makin baik kepada orang2 yg tulus ikhlas amien….

    Posted by ASR | 19 November 2011, 8:34 am
  44. ha ha haa. asyik pak, kreatif pol!

    Posted by adi | 19 November 2011, 3:44 pm
  45. Assalam”mualaikum Wr. Wb.
    Yth. Bapak Dahlan Iskan

    jujur saya katakan, untuk saat ini biaya sambungan baru sudah bisa dijangkau oleh lapisan masyarakat menengah kebawah, kalau saja kita mau membandingakan biaya pemasangan Listrik baru sebelum Bapak menjabat yang notebenenya sangat mahal dan butuh waktu lama untuk bisa dapat menikmati fasilitas Listrik tersebut.
    bagi saya sekecil apapun Bapak telah mampu membawa perubahan di tubuh PLN. terimakasih.

    Wassalam

    Posted by sigit rahardjo | 5 Desember 2011, 3:06 pm
  46. lanjutkan…..pecundang hanya bisa mengumpat…n mencibir..

    Posted by adif | 6 Desember 2011, 9:11 am
  47. Lewat blog ini saya mau berpesan kepada pak NURPAM, mudah mudahan beliau membaca. Perlu sering mengecek apa betul peraturan yang menyangkut PLN itu diterapkan dengan baik. Umpamanya benarkah permintaan penyambungan listrik yang cepat dan murah itu direalisir oleh PLN, khususnya untuk rumah tangga di pedesaan. Beberapa bulan yang lalu ada calon pelanggan marah marah karena tidak ada stock “meteran” apalagi ketika itu mau lebaran. Jangan hal ini hanya ulah oknum PLN untuk mendapatkan sesuatu. Pak DIS sudah memulai dan rasanya cukup sukses dengan ada banyaknya comment positip, ini mestinya memudahkan bapak kedepannya. Tetapi juga sebagai tantangan. Kalau perlu pakai “sepatu roda pak”. Saya mohon maaf bila untuk yang akan datang menggunakan “pak DIS” untuk menyingkat nama pak Dahlan Iskan dan “pak NURPAM” untuk pak Nur Pamuji. Untuk Bapak berdua dan jajarannya saya ucapkan selamat berjuang semoga sukses.

    Posted by Mulyono | 8 Desember 2011, 4:18 pm
  48. lanjutkan pak..

    Posted by Sarip Husen | 19 Desember 2011, 9:31 am
  49. Khusus di daerah Blega dinaikkan saja pak. Selesai !
    Pilihannya cuma dua, pilih murah atau pilih mahal ? gitu saja pak DIS.
    (http://teguhsunaryo.wordpress.com) salam sukses untuk pak DIS dan Indonesia ! tks

    Posted by Teguh Sunaryo | 21 Desember 2011, 8:14 pm
  50. Khusus yang mengkritik pak DIS :
    Tahukah anda bahwa pak DIS tidak ambil gaji ? Apakah nenek moyang anda pernah mau bekerja tanpa gaji ? Sudah renungkan itu saja, baru memberi kritik. Itu pun dengan bahasa yang santunlah. Mungkin anda akan berkata bahwa pak DIS sudah kaya, tapi ingatlah banyak orang sudah kaya masih juga korupsi. Jadi buka mata, buka telinga dan buka hati. hehe…bukan buka yang lainnya lho….salam sukses untuk pak DIS ! Tq (http://teguhsunaryo.wordpress.com)

    Posted by Teguh Sunaryo | 21 Desember 2011, 8:35 pm
  51. smga CEO yg lain tdk malu utk mencontohi hal baik sprti ini,,,,sdh saatnya kita membumi dengan pola berkawan, bukan pola berstruktur yg tdk jelas, maju terus pak DI, doa kami selalu untuk Bapak, smga sehat selalu…Allah SWT, senantiasa menjaga orang sprti Bapk….

    Posted by alriq | 6 Januari 2012, 8:18 pm
  52. namanya juga bacot, punya akal gak ada fikir….
    knpa skrg, ada yg mau menata dengan baik di sumpah-sumpahin?
    ente kebanyakan bacoot emang….puih

    Posted by alriq | 6 Januari 2012, 8:29 pm
  53. beberapa hari yang lalu saya mendaftarkan pemasangan baru listrik sebanyak 31 unit dengan daya 1300V, trus saya membayar sekitar Rp. 30.225.600,-. Yang mau saya tanyakan biaya tersebut kan belum termasuk biaya pembuatan SLO, lha disini ternyata banyak pihak2 yang mengaku dari CV rekanan PLN menawarkan jasa pembuatan SLO, trus kami dikenakan biaya sampe 10 jutaan untuk biaya pembuatan SLO 31 unit rumah itu…berarti per unit rumah biayanya 350 ribu apa benar segitu

    Posted by Mafiozo Blue | 9 Agustus 2012, 5:33 pm
  54. Ini cerita pencitraan belaka. Silakan cek sendiri ke lapangan, pungli berkedok “pengawalan” masih banyak menimpa setiap truk yang masuk. Jangankan truk, coba amati loket penjualan tiket mobil pribadi, kembalian 500 sering tidak dikembalikan atau kembaliannya salah. Itu 500 x sekian ribu mobil hasilnya berapa juta rupiah tiap hari, masuk kantong korup siapa?

    POLRI jelas tak bisa diharapkan, mereka pasti berkomplot dengan para petruk, terbukti dari pembiaran dan tidak adanya perbaikan. Turunkan tentara atau pasukan khusus saja segera, karena mafia di sana sudah terlalu kuat dan berakar kemana-mana. Serta pastikan prajurit yang diturunkan selalu dirolling agar tidak terinfeksi oleh korupnya para petugas dan pejabat Merak, yang memang sudah sejak dulu hidup dari budaya korup dan pungli.

    Dahlan jangan cuma pencitraan ala SBY, basi!! Turunlah sendiri ke Merak, atau kirim orang terpercaya untuk dapat kondisi sebenarnya. Masyarakat sudah pintar Pak. Bosen sama pencitraan dan dusta belaka.

    Posted by Masjid Berisik | 17 Januari 2013, 2:06 pm
  55. saya udah daftar sebulan yang lalu, blum dipasang jg pakk. oya dimasyarakat banyak yang g ngerti birokrasi pln maka mereka dapat dimanfaatkan, jd gmana itu pak,

    Posted by Frienqy Saputra | 7 Februari 2013, 1:22 pm
  56. apanya murah coba liat sekarang pasang listrik baru kena biaya 2200000. kalo mau cek jangan ke plnnya tanya ke masyarakat.

    Posted by oyek | 24 Juli 2013, 11:46 am
  57. Saya merasa ditipu dan dikerjain pihak PLN 123 dan kepala cabang bagian penyambungan yang berkantor di daerah komplek Grogol Permai, karena antara PLN 123 pusat dan kepala cabang mempunyai aturan berlawanan tentang aturan satu bangunan rumah mempunyai lebih dari satu Kwh meter. Pihak PLN 123 menjawab dengan tegas diperbolehkan satu bangunan mempunyai lebih dari satu Kwh meter, sedangkan pihak kepala cab penyambungan pak Agung melarang satu bangunan mempunyai lebih dari satu Kwh meter. Sedangkan pada saat pendaftaran harus melalui pusat informasi 123, setelah saya daftar dan mendapatkan nomor registrasi juga telah melakukan pembayaran melalui ATM BCA, serta mendapatkan sertifikat SLO, 3 hari kemudia datang dua orang petugas mengaku dari PLN mau melakukan Survei dan pemasangan, tetapi setelah mengetahui rumah saya sudah ada Kwh sebelumnya, petugas PLN ini menolak melakukan pemasangan dengan alasan mengikuti aturan atasannya, yaitu pak Agung.
    Pertanyaan saya bagaimana bisa antara kantor cabang dan pusat informasi pelayanan tidak ada kerja sama sama sekali mengenai informasi dan aturan masing-masing cabang tertentu?? Di satu pihak memperbolehkan penyambungan lebih dari satu Kwh meter, sedangkan di pihak cabang melarang penyambungan lebih dari satu Kwh meter? Sedangkan di cabang area pelayanan bandengan memperbolehkan lebih dari satu Kwh meter. Sebenarnya ada permainan apa?
    Saya bener-bener merasa dikerjain dan menghabiskan waktu saya dengan sia-sia, begitu juga uang saya yang sekarang tertahan di pihak PLN sejumlah 6 juta lebih.
    Perlu diketahui, tujuan saya memasang tambahan Kwh meter adalah untuk menciptakan lapangan kerja baru untuk para pengangguran di Jakarta. Kalau dihambat seperti ini, sampai kapan Jakarta bisa maju??

    Posted by Dedy | 23 Oktober 2013, 11:39 am
  58. PLN GA BENER…KOK UNTUK URUS SLO BIAYA NYA GA JELAS.GA ADA YANG BISA MEMBERI KETERANGAN SECARA JELAS,BERAPA BIAYA SLO ITU…SEMUA PEGAWAI PLN GA KALAU DI TANYA
    TIDAK TAHU,KATANYA ITU BUKAN KEWENANGAN KAMI..PENJELASAN NYA ABU2 SEMUA NYA…GA ADA YANG JELAS..

    Posted by MANTA KESA | 15 Januari 2014, 1:07 pm
  59. No registrasi penyambungan baru PLN 538712031700
    terhalang, dan ada oknum atau calo yang memeras.
    Apakah ini cara menyiasati, dengan mempersulit dan punya akses monopoli serta kerjasama dengan PLN?
    Terima kasih

    Posted by Nugroho | 21 Juni 2014, 7:20 pm
  60. Pilihlah wanita yang mampu bekerja keras di saat sulit Jangan pilih wanita yang hanya bisa menuntut

    Posted by NURHASANAH | 11 Februari 2015, 4:54 pm

Trackbacks/Pingbacks

  1. Ping-balik: Harapan untuk PLN, Harapan untuk Hidup yang Lebih Baik « Ety Abdoel - 15 Oktober 2012

Tinggalkan Balasan ke omuda Batalkan balasan